1. LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA KADAR AIR dan KADAR VITAMIN C
DALAM SAYURAN INDIGENOUS (KENIKIR, KEMANGI)
Oleh
GALIH NOVIAR PRATAMA 15222
FAJAR RIYANTI 15214
2017
PROGRAM KEAHLIAN KIMIAANALISIS
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK
SLEMAN
4. LATAR BELAKANG
Tanaman lokal di Indonesia banyak yang belum terjamah untuk dikonsumsi
sebagai bahan pangan yang kaya akan zat - zat yang bermanfaat bagi tubuh
dan kesehatan. Jenis sayuran lokal tersebut sering disebut dan dikenal dengan
sayuran indigenous.
kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.) kemangi (Ocimum sanctum Linn.)
5. ANALISIS KADAR AIR
Pengukuran kandungan air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam
berbagai bidang. Kandungan air dalam bahan pangan sangat
mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari pangan tersebut. Oleh
karena itu, penentuan kandungan air dari suatu bahan pangan sangat
penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat
penanganan yang tepat. Dengan diketahuinya kandungan air dari suatu
bahan pangan, maka dapat diketahui berat kering dari bahan tersebut
yang biasanya diperoleh secara konstan.
6. ANALISIS KADAR VITAMIN C
Di dalam bahan pangan hanya terdapat kandungan vitamin dalam jumlah
yang relative sangat kecil, dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda.
Kebutuhan vitamin dalam tubuh harus terpenuhi. Dalam aktivitas sehari-
hari tubuh sangat memerlukan vitamin yang digunakan sebagai pengatur
metabolisme dalam tubuh terutama vitamin c (asam askorbat).
7. RUMUSAN MASALAH
Berapa kandungan air dalam tanaman
kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.), kemangi
(Ocimum sanctum Linn.) ?
Berapa kandungan vitamin C dalam
tanaman kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.),
kemangi (Ocimum sanctum Linn) ?
8. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan air dan
vitamin C dalam tanaman kenikir
(Cosmos caudatus H.B.K.),
kemangi (Ocimum sanctum Linn.).
9. MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan kandungan air dan kandungan vitamin C
dalam sayuran kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.), kemangi (Ocimum sanctum Linn.). Sehingga,
dalam proses pengolahan maupun pendistribusian sayuran-sayuran tersebut mendapat
penanganan yang tepat dan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
10. Kenikir (Cosmos caudatus H.B.K)
Kenikir merupakan tanaman perdu dengan tinggi sekitar 75-100 cm. Ciri-ciri
daunnya adalah majemuk, bersilang berhadapan, berbagi menyirip, ujung
runcing, tepi rata, panjang 15-25 cm, dan berwarna hijau. Bagian tanaman
yang biasa dikonsumsi adalah daun mudanya. Daun sayuran kenikir memiliki
kandungan saponin, flavonoid, dan polifenol. Khasiat daunnya adalah sebagai
penambah nafsu makan, obat lemah lambung, dan untuk mengusir serangga.
Kenikir memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi, yaitu setara dengan
sekitar 2400 mg asam askorbat per 100 gram sampel segar. Komponen
antioksidan utama yang diidentifikasikan merupakan senyawa polar, yaitu
golongan dari proantosianidin yang berbentuk sebagai dimer hingga heksamer,
quercetin glikosida, klorogenik, neo-klorogenik, dan asam kriptoklorogenik.
11. Kemangi (Ocimum sanctum Linn.)
Kemangi merupakan tumbuhan perdu yang bercabang banyak dan memiliki
tinggi 0.3-1.5 meter. Bagian yang dikonsumsi dari tanaman ini adalah
daunnya. Daun kemangi memiliki ciri-ciri yaitu merupakan daun tunggal,
berbentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip,
panjang 14-16 mm, lebar 3-6 mm, memiliki tangkai daun yang panjang
(sekitar 1 cm), dan berwarna hijau (Anonim, 2005 f). Daun kemangi memiliki
bau yang sangat khas. Menurut Novary (1999) yang dikutip oleh Kharisma
(2002), daun kemangi banyak mengandung vitamin A dan C, serta mineral P,
Ca, dan Fe.
12. IDENTIFIKASI KADAR AIR
Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur banyaknya air yang
terdapat di dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar air dilakukan pada
sampel sayuran segar (awal) dan pada sampel sayuran setelah freeze drying.
Penentuan kadar air ini dilakukan dengan menggunakan metode pengeringan
dengan oven biasa. Prinsip dari metode ini adalah air dikeluarkan dari sampel
dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam bahan pangan.
13. IDENTIFIKASI VITAMIN C
Pada penetapan kadar vitamin C dilakukan dengan metode iodimetri.
Indikator yang digunakan adalah indikator kanji. Kanji digunakan karena akan
membentuk kompleks iod amilum yang berwarna biru tua meskipun
konsentrasi I2 sangat kecil dan molekul iod terikat kuat pada permukaan beta
amilosa seperti amilum.
14. METODOLOGI PENELITIAN
TEMPAT PENELITIAN
Laboratorium Kimia Analisis SMK NEGERI 2 DEPOK
WAKTU PENELITIAN
- Identifikasi Kadar Air
Jumat 20 januari 2017 dan kamis 26 Januari 2017
- Identifikasi kandungan vitamin C
Jumat, 28 april 2017
15. TEKHNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu pengambilan secara Random
Sampling.
Teknik random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan
memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk
menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan
sampel yang representatif.
Bagian tanaman yang diambil
Kenikir : daun yang masih muda (daun yang dekat pucuk)
Kemangi : daun yang masih muda (daun yang dekat pucuk)
Tempat pengambilan sampel
Kenikir : kebun di daerah Purwomartani, Kalasan
Kemangi : kebun di daerah Purwomartani, Kalasan
16. Tahap persiapan sampel yang akan
dianalisis:
1. Pertama-tama mencuci tanaman
sampai bersih, kemudian
meneriskan.
2. Setelah itu membekukan sayuran
di dalam freezer selama satu
malam untuk memudahkan
proses pengeringan
17. Memotong sampel kecil-kecil. Melakukan pengambilan sampel
secara Coning dan siap untuk
dianalisis kandungan airnya
18. ALAT DAN BAHAN
IDENTIFIKASI KADAR AIR
Bahan
Bahan yang digunakan adalah daun
kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.),
dan daun kemangi (Ocimum
sanctum)
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
Cawan
Oven
Desikator/Eksikator
Timbangan/neraca analitik
Jenis alat pendukung diantaranya:
krustang/penjepit , sarung tangan,
gunting pemotong, baskom.
19. Identifikasi Kandungan Vitamin C
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah
Daun kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.), dan
daun kemangi (Ocimum sanctum) hasil
pengeringan
Pereaksi Benedict
Amylum 1%
I2
Akuades
Natrium Tiosulfat
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Pipet tetes
Tabung reaksi
Pemanas spritus
Penjepit tabung reaksi
Neraca Analitik
Gelas arloji
Erlenmeyer
Corong
Gelas kimia
Pipet volum
Buret
Klem + statif
Pengaduk
Labu ukur
Gelas ukur
20. METODE ANALISIS
Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu secara sistematis. Metode sistematis yaitu
proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis.
21. Identifikasi Kadar Air
1. Mengeringkan cawan porselin yang akan digunakan dalam oven pada suhu 100°-105oC selama 15 menit. Dan
mendinginkan dalam desikator selama 10 menit.
2. Menimbang cawan dengan menggunakan neraca analitik.
3. Menimbang sampel sebanyak kurang lebih 5 gram
4. Mengeringkan sampel dalam oven selama kurang lebih 3 jam.
5. Mengeringkan sampel dalam desikator 30 menit, kemudian menimbang.
6. Mengeringkan kembali sampel dalam oven selama 30 menit lalu menimbang kembali sampai berat relatif
konstan (berat dianggap konstan jika selisih berat sampel kering yang ditimbang ≤0,0003 gram).
22. Identifikasi Kandungan Vitamin C
Uji Kualitatif
1. Memasukkan 5 tetes larutan sampel ke dalam tabung reaksi
2. Menambahkan 15 tetes pereaksi benedict
3. Memanaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2 menit
4. Mengamati adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuning-kuningan sampai merah bata
menandakan Vitamin C positif
23. Uji kuantitatif
1. Menumbuk sampel hasil pengeringan sampai halus
2. Menimbang sampel yang akan digunakan
3. Memanaskan air 100mL untuk merendam sampel
4. Merendam sampel dalam akuades yang telah dipaskan kurang lebih 15 menit
5. Menyaring hasil rendaman untuk memisahkan dengan filtratnya
6. Memipet 10 ml larutan dan memasukkan ke dalam erlenmeyer, dan menambah 2 ml amylum
1% dan menitrasi dengan larutan baku I2 yang sudah distandarisasi sampai larutan tepat
menjadi biru. Mencatat Volume I2.
7. Mengulang titrasi 2-5 kali dan menghitung kandunga vitamin C
26. Identifikasi Kandungan Vitamin C
Standarisasi tiosulfat
14,9 mL
15 mL
15 mL
Rata rata = 14, 9667 mL
Standarisasi I2
1. 12,7 mL
2. 12,8 mL
3. 12,8 mL
Rata rata = 12, 7667 mL
Titrasi Vitamin c
Kemangi
Massa sampel =
0,8100 gram = 810 mg
1. 0,9 mL
2. 0,8 mL
3. 0,9 mL
4. 0,8 mL
5. 0,9 mL
Rata rata = 0,86 mL
Kenikir
Massa sampel = 0,8491
gram = 849,1 mg
1. 1,6 mL
2. 1,5 mL
3. 1,6 mL
4. 1,4 mL
5. 1,5 mL
Rata rata = 1,52 mL
36. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. KANDUNGAN AIR DALAM
TANAMAN INDIGENOUS
Hasil penelitian mengenai kandungan air dalam
tanaman indigenous sangat beragam sesuai
dengan karakteristik dari jenis tanaman
tersebut. Tanaman ini memiliki kandungan air
berkisar antara 82%-93%.
Untuk tanaman kemangi memiliki kandungan air
sebesar 86, 64 % dalam 10, 0067 gram sampel,
sedangkan untuk kenikir memiliki kandungan air
sebesar 85,1624 % dalam 10, 0067 gram sampel.
B. KANDUNGAN VITAMIN C DALAM
TANAMAN INDIGENOUS
Hasil penelitian mengenai kandungan vitamin C
dalam tanaman indigenous yang sudah
dilakukan pengeringan sangat kecil, hal ini
berbeda dari kandungan vitamin C jika masih
segar. Hal ini ditunjukkan dengan timbulnya
waran hijau kekuningan pada uji kualitatif.
Untuk tanaman kemangi memiliki kandungan
vitamin C sebesar 0,7941 % dalam 0,8100 gram
sampel, sedangkan untuk kenikir memiliki
kandugan vitamin C sebesar 1,339% dalam
0,8491 gram sampel.
37. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sayuran indigenous dalam hal ini kemangi dan
kenikir telah terbukti banyak mengandung
kadar air yang berkisar antara 82%-93%. Dan
mengandung 0-5% kandungan vitamin C dalam
sampel hasil pengeringan.
B. SARAN
Pemanfaatan tanaman indigenous seperti
kemangi dan kenikir sebagai bahan pangan
sebaiknya semakin ditingkatkan, karena jenis
tanaman ini sangat banyak manfaatnya, salah
satunya yaitu sebagai antioksidan
38. DAFTAR PUSTAKA
ANonim. 2006b. Cosmos Caudatus, H.B.K. http:// iptek.apjii.or.id/ artikel/
ttg_tanaman_obat/depkes/ buku1/1-087.pdf. [1 Februari 2007].
Anonim. 2007i. Pokok kenikir. http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_Kernikir. [25
Juli 2007].
Anonim. 2007e. Kemangi. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemangi. [20 Februari
2007].
Anonim. 2007f. Kemangi. http://ms.wikipedia.org/wiki/Kemangi. [20 Februari
2007].
Kharisma, D. P. 2002. Potensi Aktivitas Antiagregasi Platelet Lalap-lalapan dan
Pemanfaatannya pada Jeli Agar : Pohpohan (Pilea trinervia), Kemangi (Ocinum
americanum), dan Daun Kemang (Mangifera kemanga).
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Skripsi Ratna Batari Mahasiswi Fakultas Tekhnik Pertanian, IPB.