3. Teori Konveksi
Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi
ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental.
Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di
atasya. Aliran konveksi yang menghambat ke dalam kerak bumi
menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran
dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Salah seorang pegikut teori konveksi adalah Harry H.Hess dari
Princention University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History
of the Ocean Basin, Hess mengemukakan pendapatnya tentang
alirankonveksi yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic
ridge (punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic ridge
tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke
kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.
4. Teori pergeseran dasar laut
Robert Diesz, seorang Ahli Geologi dasar laut
Amerik Serikat mengembangkan teori konveksi
yang dikemukakan Hess. Penelitian topografi
dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-
bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar
laut dari arah punggung dasar laut ke kedua
sisinya.
Penyelidikan umur sedimen dasar laut
mendukung teori tersebut, yaitu mekin jauh dari
punggung dasr laut umurnya makin tua. Hal itu
berarti ada gerakan yang arahnya dari punggung
dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut
adalah East Pacific Rise, Mid Atlantic Ridge,
Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.
5. Teori lempeng tektonik dikemukakan
oleh ahli geofisika inggris, Mc Kenzie dan
TEORI
Robert Parker. Kedua ahli itu menyampaikan
teori yang menyempurnakan teori-teori
sebelumnya, seperti pergeseran dunia,
LEMPENG pergeseran dasar laut, dan teori konveksi
sebagai salah satu kesatuan konsep yang
TEKTONIK
sangat berharga dan diterima oleh para ahli
geologi.
Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics Theory) adalah teori dalam bidang
geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup
dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada
paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada
tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku
dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi
bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis
yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah.
Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi.
Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
6. lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates).
Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan
banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil.
Lempeng- lempeng litosfer ini menumpang di
atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu
dengan yang lainnya di batas-batas
lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen
(bertumbukan), ataupun transform
(menyamping). Gempa bumi, aktivitas
vulkanik, pembentukan gunung, dan
pembentukan palung samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas
lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya
7.
8. 1. Batas Sesar Mendatar
Batas sesar mendatar terjadi karena adanya
pergeseran dua lempeng dengan aarah berlawanan.
Pergeseran it u tidak menimbulkan penghilangan atau
pemunculankerak bumi, tetapi disepanjang jalan itu
ditandai adanya keretakan. Gerakan lempeng tektonik
menyebabkan terjadinya gempa bumi dan pembentukan
gunung.
Gunung atau pegunungan terbentuk apabila dua lempeng
tektonik bertabrakan dan salah satu lempeng itu menusuk
bagian bawah lempeng yang lain. Daerah perbatasan
kedua lempeng yang bertabrakan itu menjadi tempat
terbentuknya gunung dan pegunungan.
9. 2. Batas divergen/konstruktif
(divergent/constructive boundaries) terjadi
ketika dua lempeng bergerak menjauh satu
sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan
(rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen
10. • 3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive
boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati
satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah
satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan
benua (continental collision) jika kedua lempeng
mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya
berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang
terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung
air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan
terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan
pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh
kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika
Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc