SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
DAFTAR PUSTAKA
   http://1.bp.blogspot.com/_RGGzHPOpcRk/SkeU0p6Jy1I/AAAAAAAAAdI/tDrG5


      I_KCjw/s320/style-sharimiki.jpg


  




                           BAB I
                       PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Bonsai merupakan seni mengkerdilkan pohon yang berasal dari Jepang. Seni ini
banyak sekali pengagumnya kearena bisa menghasilkan tanaman kerdil yang beraneka
ragam bentuk dan rangkaiannya.




1.2 Rumusan Masalah
1.2.1   Bagaimanakah Sejarah bonsai ?
1.2.2   Apa pengertian dari bonsai ?
1.2.3   Bagaimana cara menanam bonsai
1.2.4   Bagaimana cara pemeliharaan bonsai ?
1.2.5   Apa saja bagian tanaman, sifat dan fungsinya ?
1.2.6   Apa saja jenis-jenis bonsai ?




1.3 Tujuan
    Untuk memberikan tambahan wawasan pada pembaca tentang tanaman bonsai. Dan
    memeberikan sedikit informasi tentang tanaman bonsai, agar pembaca lebih
    mengetahui tentang bonsai.




                                Bab II
                             Pendahuluan

2.1 Sejarah Bonsai
Sikon yang serba sempit, nampaknya beberapa ratus tahun lalu sudah dapat teratasi
oleh bangsa-bangsa Cina dan Jepang. Mereka berusaha mendekatkan tanaman yang
berumur panjang dengan menanamnya di dalam pot.
       Tamanan yang dipelihara secara khusus di dalam pot puluhan tahun lamanya, tentu
tidak dapat tumbuh secara normal. Pohon-pohonan yang semula dapat tumbuh beberapa
meter tingginya dengan pemeliharaan khusus tersebut tumbuhnya kerdil. Tidak hanya
kerdil dalam arti kata tingginya mencapai tingkatan asalnya, namun juga diberinya bentuk
yang beraneka ragam.
       Membentuk tanaman yang kerdil dan memeliharanya hungga beberapa ratus tahun
lamanya. Merupakan suatu kesenian sendiri. Bentuk dan wajah pohon kerdil dipertahankan
dengan diwariskan kepada turunan pencipta pertamanya.
       Seni “pohon kerdil" ini yang semulanya banyak dikembangkan di Tiongkok sejak
abad ke 11 dan mulai masuk ke Jepang sejak abad ke 15. Di Jepang seni ini diberi nama
seni “bonsai”, dan gambar-ganbar bonsai ini banyak nampak sebagai hiasan barang
keramik yang cukup indah.


Seni bonsai dari Jepang ini setelah perang dunia ke II, menjalar ke dunia Barat dan


Amerika Serikat. Akhirnya Indonesia pun ketularan seni pengkerdilan pohon.




2.2 Pengertian bonsai
2.3 Bagian Tanaman, Sifat dan Fungsinya
Organ-organ tanaman dan sifatnya
       Hingga saat ini tanaman yang dikerdilkan pada umumnya termasuk keluarga besar
“Dicotyledon” atau tanaman yang bijinya berkeping dua, maka dari itu uraian tentang
tanaman di bawah ini khusus ditujukan kepda tanaman yang berkeping dua.
       Bagian tanaman yang dapat dibagi menjadi dua bagian :
1.Bagian vegetative (organum nutrivum)
       2.Bagian generative (reproductivum)


Bagian vegetative :
       Bagian vegetative dapat dibagu dalam 2 bagian :
   1. Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun), berada di dalam
       lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhu
   2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhya ke bawah atau ke
       dalam tanah dan menghindari sinar matahari.
       Bagian ini terdiri dari :
       -   Akar tunggang atau atua akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawa.
       -   Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar. Akar lateral
           ini disebut feeders. Akar ini pun beranting dan berakhir pada akar serabut yang
           fungsinya khusus untuk menghisap zat makanan yang larut dalam air.


Sifat dan fungsi bagian vegetative
      a. Batang pokok
       Dapat meningkat tingginya, karena dilengkapi titik tumbuh pada pucuknya. Dan
       dapat membesar lingkaran batangnya karena dilengkapi oleh jaringan khusus yang
       disebut cambium. Letak cambium di atas kayu dan dibawah kulit.
               Tinggi batang pokok dapat dihentikan dengan membuang titik tumbuh. Bila
       titik tumbuh hilang, sebagai reaksinya kuntum-kuntum dibagian bawah akan
       tumbuh. Terbaentuklah pucuk atau ujung batang baru.




   b. Dahan
       Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun dan batang pokok yang masih
       muda. Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurag dari 90º. Dengan
       adanya dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang klonis, piramidal,
       bulat telur, lonjong dan sebagainya.
               Perpanjangan dahan terbatas dan dapt dihentikan tingginya dengan
       memotong titik tumuhnya. Reaksinya kebanyakan mempercepat tumbuhnya
       ranting.
   c. Ranting
Tumbuh dari kuntum yang berasal dari ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah
yang beraneka raga, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan.
       Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk ranting-
ranting baru.
d. Kuntum
   Kuntum dapat tumbuh di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang tumbu
   terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sewaktu-waktu
   sebagai ranting atua dahan baru.
       Batang pokok, dahan maupun ranting dapat diubah arah pertumbuhannya
   bilamana masih muda, karena batangnya masih lemas (elastis).
e. Akar
       Akar sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut negative
       phototropis. Pertumbuhan akar tidak kaku, berarti dapat menyesuaiakan diri
       dengan ruang lingkup dimana mereka berada.


Fungsi bagian tanaman :
    Fungsi daun :
                Daun merupakan pabrik untuk penghasil zal karbohidrat, protein dan
       lemak. Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesis.
Budidaya Bonsai
       Budidaya Pada prinsipnya, Anda dapat membonsaikan tanaman apapun (APA PUN!)
selama tanaman tersebut berkayu. Bahkan pohon jeruk pun bisa jika Anda ingin. Namun
membentuk bibit bonsai dari biji memang memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu,
perkembangbiakan bonsai secara generatif tidak terlalu digemari para pebisnis bonsai.


       Beberapa teknik yang sering digunakan untuk memperbanyak bonsai adalah dengan
pemotongan bagian vegetatif dan layering. Kedua cara ini digemari para pebisnis bonsai
karena relatif cepat dan mudah. Anda bisa memotong percabangan bonsai, kemudian
menanamnya pada media tumbuh yang sesuai untuk menghasilkan bonsai baru.


       Ranting bonsai yang dipotong harus cukup tebal dan kokoh agar bisa menjadi anakan
baru yang cantik. Jika ranting yang Anda potong berasal dari bonsai yang telah cukup tua,
maka anakannya pun akan memiliki kesan setua induknya, dan ini merupakan nilai plus
tersendiri bagi bonsai Anda. Memang pemunculan akar dari ranting yang sudah tua lebih lama
jika dibandingkan dengan ranting yang masih muda. Namun, tidak ada salahnya mencoba
bukan? Anakan hasil potongan harus dibiarkan tumbuh sekitar 6 bulan terlebih dahulu, baru
Anda boleh mem-bonsainya.
Teknik perbanyakan bonsai yang kedua adalah dengan layering. Teknik ini mirip
dengan cangkok, yaitu membiarkan ranting membentuk akar selama masih menempel pada
induknya. Prosedurnya pun dapat dilakukan dengan cara cangkok biasa, yaitu mengupas kulit
kayu pada bagian yang ingin dijadikan anakan baru, menyelimutinya dengan media lalu
dibungkus plastik.Cangkokan ini disiram teratur hingga muncul akar.
Jika akar telah tumbuh, Anda boleh memindahkan anakan tersebut ke media yang terpisah dari
induknya. Biasanya bagian yang dicangkok adalah cabang yang cukup tebal agar anakan
bonsai tumbuh seindah bonsai induknya dengan kokoh. Anda juga dapat melakukan cangkok
bonsai pada bagian akar atau tunas.


Teknik lainnya yang cukup umum digunakan adalah menyambung beberapa jenis bonsai untuk
menghasilkan varian baru. Misalnya bonsai spesies A akan disambungkan dengan spesies B.
Ranting bonsai A dipotong, sementara kulit kayu bonsai B dikupas pada bagian yang ingin
disambungkan. Tempelkan potongan bonsai A pada bagian bonsai B yang telah dikupas,
bungkus dengan plastik yang telah diberi semprotan hormone agar kedua bagian cepat
menyatu.


Tips Dan Belajar Budidaya Tanaman Bonsai


usaha budidaya bonsai semakin eksklusif saat ini,tapi membutuhkan
kesabaran dan ketekunan dalam menjalankan usaha agro ini,mari kita
simak      bersama      artikel     sahabat        dibawah     ini

Dalam membuat bonsai ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan
yakni mengenai pertumbuhan alami dan pertumbuhan rekayasa sesuai
pembentukan. Bonsai dengan pertumbuhan alami jika di selidiki dengan
seksama ada beberapa bentuk atau gaya dalam membuat bonsai,
antara                                                           lain;

MODEL                        ATAU                      GAYA                     BONSAI

Model atau gaya bonsai paling dasar yang perlu dikuasi pemula adalah
berdasarkan gaya tumbuhnya, yakni formal dan menggantung.
Penjabaran lebih jelas kedua gaya ini adalah sebagai berikut:

a.                                                                formal
Model atau gaya formal mengikuti pertumbuhan normal dari tanaman
yang bersangkutan. Gaya ini terdiri dari tegak lurus, tegak berliku, dan
miring.

1.                           Tegak                            Lurus
Bonsai dengan gaya tegak lurus memiliki batang yang tegak lurus dari
pangkal akar sampai ke top mahkota atau puncak batang. Diameter
pangkal batang besar dan semakin ke atas batang semakin mengecil.
Demikian juga dengan cabang dan ranting pun semakin ke ujung
semakin mengecil. Diameter cabang dibagian bawah lebih besar
dibandingkan dengan bagian atas. Akar bonsai ini kuat dan menjalar ke
segala arah dipermukaan media tanam. Bonsai dengan gaya ini
memiliki jarak antar cabang yang tidak merata. Semakin ke atas jarak
antar cabangnya semakin rapat. Arah percabangan harus diperhatikan.

Pembentukkan bonsai dengan gaya tegak lurus diawali dengan
menentukan cabang yang akan dijadikan sebagai top mahkota. Setelah
cabang top mahkota ditentukan, batang yang terletak diatasnya
dipotong. Sebaiknya, pemotongan batang tersebut menghadap
kesamping atau kearah belakang agar bekas pemotongan tidak tampak
didepan.

2.                            Tegak                             Berliku
Bonsai dengan gaya tegak berliku memiliki batangyang tegak, tetapi
berlekuku-lekuk. Seperti halnya bonsai dengan gaya tegak lurus, bonsai
ini juga memiliki pangkal batang yang besar dan semakin ke top
mahkota mengecil. Cabang bagian bawah lebih besar dibandingkan
cabang dengan bagian atasnya. Namun, cabang bagian atas itu tampak
tumbuh di setiap lekukan batang. Cabang bagian bawah dibentuk
hingga tingginya sepertiga dari tinggi keseluruhan batang. Lekukan
sebaiknya selalu dibuat mengarah kekiri dan kekanan atau sebaliknya.
Agar terkesan alami, arah cabang perludibuat kedepan agak menyerong
kekiri atau kekanan, sehingga lekukannya tampak dari arah depan.

3.                             Gaya                           Miring
Bonsai dengan gaya miring mengesankan sebuah pohon yang tumbuh
di sebuah lereng atau tanah yang miring. Bonsai dengan gaya ini
memiliki pangkal batang yang lebih besar dari pada pucuk batangnya.
Akarnya harus terkesan kuat menahan tegaknya pohon. Pembentukan
bonsai bergaya miring diawali dengan pengawetan batang. Batang yang
tadinya tumbuh tegak diubah arah tumbuhnya ke samping dengan
melakukan pengawatan. Lama-kelamaan, batang yang dikawat akan
tumbuh              miring             dengan            sendirinya.

Arah percabangan sebaiknya dibuat sejajar dengan permukaan tanah
atau merunduk kea rah permukaan tanah, sehingga kesan miring bisa
terlihat                                                    jelas.

b.              Menggantung            atau            cascade
Gaya ini berlawanan dengan pertumbuhan normal tanaman. Gaya ini
ada dua, yakni semi menggantung dan murni menggantung

1.                       Setengah                        Menggantung
Bonsai dengan model setengah menggantung mengesankan pohon
yang tumbuh di tempat-tempat tandus, seperti tebing yang curam.
Pohon di sela-sela tebing pertumbuhannya akan membelok ke atas
mencari cahaya. Jika dipindahkan ke pot, pohon itu tampak miring dan
menggantung. Bonsai dengan gaya ini puncak atau top mahkotanya
tidak          boleh           melebihi           bibir          pot.

2.                                               menggantung
Gaya menggantung sama dengan gaya setengah menggantung, hanya
top mahkotanya melebihi atau jauh dibawah biir pot. Cara
pembentukannyajuga sama dengan pembentukan bonsai bergaya
setengah                                        menggantung.

C.                          TEKNIK                               MEMBONSAI

a. pemotongan dan pemangkasanprinsipnya, pemotongan dan
pemangkasan dilakukan hingga lukanya rata dengan permukaanpangkal
tumbuhannya. Pemotongan batang atau cabang yang kurang sehat
atau pertumbuhannya jelek harus mempertimbangkan pertumbuhan
cabang atau lainnya yang sehat. Pertumbuhan bisa diperbanyak dengan
cara     pemotongan        akar      mengarah       ke     samping.

b.                                                       pengawatan
Bertujuan membentuk batang, cabang, dan ranting agar tumbuh sesuai
dengan arah yang diinginkan. Pengawatan harus dilakukan dengan hati-
hati. Jangan terlalu kencang, tetapi jangan terlalu longgar.

c.              posisi           bonsai             di             pot
Posisi yang sempurna ditentukan oleh letak tanaman di pot yang
digunakan. Posisi bonsai tergantung pada gaya yang digunakan. Jadi,
bonsai tidak harus ditanam ditengah-tengah pot. Dipot persegi panjang,
lonjong, atau oval, atau pot memanjang, tanaman bisa diletakan
dengan      jarak      sepertiga  dari   sisi    pot.d.    penanaman

Langkah-langkah                       penanaman                         bonsai:

1.    siapkan     pot,     media      tanam,        dan     bakalan      bonsai

2.   kurangi   akar   bakalan    bonsai   agar    sesuai   denganukuran     pot

3.    masukkan        sebagian     media         tanam     ke    dalam      pot

4.    tanam      bakalan        dengan     posisi        tanam   yang      pas

5. masukkan kembali media tanam untuk menguatkan posisi tanam
tersebut, kemudian padatkan menggunakan ujung jari dan telapak
tangan
6. rawat bonsai dengan baike. Menciptakan kesan tuaBonsai akan lebih
bagus jika tanaman tersebut diberi kesan tua. Kesan tua ini biasanya
ditandai dengan pertumbuhan cabang yang rata-rata merunduk ke
bawah dan akar yang menjalar sampai permukaan tanah.
Semoga bermanfaat.
Jenis – jenis bonsai

JENIS SHARIMIKI




Shari gaya Bonsai

Seiring berlalunya waktu, beberapa pohon mengembangkan tempat botak atau barkless di
belalai mereka sebagai akibat dari kondisi cuaca yang keras

Bagian barkless biasanya dimulai di tempat di mana akar muncul dari tanah, dan tumbuh
semakin tipis seperti itu terus sampai bagasi. Sinar matahari yang intens akan pemutih bagian
ini, membentuk bagian yang sangat karakteristik dari pohon. Dengan Bonsai kulit akan
dihapus dengan pisau yang sangat tajam dan tempat barkless diperlakukan dengan kalsium
sulfat dalam rangka untuk mempercepat proses pemutihan


JENIS IKADABUKI
Rakit gaya Bonsai

Kadang-kadang pohon dapat bertahan hidup dengan retak cabang-cabangnya menunjuk ke
atas. Sistem akar tua dapat memberikan cabang dengan nutrisi yang cukup.

Setelah beberapa saat akar baru akan mulai tumbuh, akhirnya mengambil alih fungsi dari
sistem akar lama. Cabang-cabang tua yang sekarang menunjukkan ke udara berkembang
menjadi batang dengan beberapa branchings sebagai akibat dari masuknya peningkatan
nutrisi. Batang ini baru berkontribusi ke salah satu mahkota tunggal.


JENIS ISHISUKI




Tumbuh dalam gaya Bonsai batu

Dalam gaya ini akar pohon tumbuh di celah-celah dan lubang batu.


Ini berarti bahwa tidak ada banyak ruang untuk akar untuk mengembangkan dan menyerap
nutrisi. Pohon yang tumbuh di bebatuan tidak akan terlihat benar-benar sehat, sehingga harus
terlihat bahwa pohon telah berjuang untuk bertahan hidup. Hal ini penting untuk menyuburkan
dan air gaya ini sering, karena tidak ada banyak ruang yang tersedia untuk menyimpan air
dan nutrisi. Batu yang tumbuh Bonsai sering ditempatkan dalam panci yang sangat dangkal,
yang kadang-kadang diisi dengan air dari batu yang sangat halus.
JENIS SEKI JOJU




Tumbuh pada gaya Bonsai batu

Di medan berbatu, pohon harus mencari tanah yang kaya nurient dengan akar mereka,
yang sering dapat ditemukan di celah-celah dan lubang

Akar tidak terlindungi sebelum mereka mencapai tanah sehingga mereka harus
melindungi diri dari matahari: menyalak khusus tumbuh di sekitar mereka. Dengan
Bonsai akar tumbuh dari sebuah batu ke dalam panci, sehingga merawat pohon ini
tidak benar-benar berbeda dari merawat setiap gaya lainnya


JENIS YOSUE




Hutan Bonsai bergaya

Gaya hutan terlihat banyak seperti gaya multi-batang, tetapi perbedaannya adalah bahwa hal
itu terdiri dari beberapa pohon daripada satu batang pohon dengan beberapa

Pohon-pohon paling maju yang ditanam di tengah-tengah pot besar dan dangkal. Di sisi pot
pohon-pohon yang lebih kecil ditanam untuk berkontribusi ke salah satu mahkota
tunggal. Pohon-pohon yang ditanam tidak dalam garis lurus tapi dalam pola terhuyung-
huyung, karena cara ini hutan tampak alami.
JENIS KABUDACHI




Bonsai bergaya Multitrunk

Dalam teori gaya batang multi sama sebagai gaya batang ganda, tetapi dengan 3 atau lebih
batang

Semua batang tumbuh dari satu sistem akar, dan itu benar-benar adalah satu pohon
tunggal. Semua batang membentuk satu mahkota daun, di mana batang tebal dan paling
maju bentuk atas.


JENIS SOKAN




Batang ganda Gaya Bonsai

Gaya batang ganda adalah umum di alam, tetapi tidak benar-benar yang umum dalam seni
Bonsai

Biasanya kedua batang akan tumbuh dari satu sistem akar, tetapi juga mungkin bahwa batang
kecil tumbuh dari batang yang lebih besar di atas tanah. Dua batang akan bervariasi dalam
ketebalan dan panjang baik, batang lebih tebal dan lebih berkembang tumbuh hampir tegak,
sedangkan batang yang lebih kecil akan tumbuh sedikit miring. Kedua batang akan
memberikan kontribusi untuk sebuah mahkota daun tunggal.
JENIS FUKINAGASHI




Keanginan Bonsai bergaya

Gaya keanginan juga merupakan contoh yang baik dari pohon yang harus berjuang untuk
bertahan hidup.

Cabang-cabang serta batang tumbuh ke satu sisi seolah-olah angin telah meniup pohon
terus-menerus di satu arah. Cabang tumbuh di semua sisi bagasi tetapi semua akhirnya akan
menjadi bengkok ke satu sisi.


JENIS BUNJINGI




Bonsai sastrawan gaya

Di alam ini gaya pohon tumbuh di daerah padat penduduk oleh pohon-pohon lain dan
persaingan begitu sengit bahwa pohon hanya dapat bertahan hidup dengan tumbuh lebih
tinggi maka semua orang lain di sekitarnya

Batang tumbuh miring ke atas dan benar-benar tanpa percabangan karena matahari hanya
hits bagian atas pohon. Untuk memastikan bahwa hal itu tampak lebih berat, beberapa
cabang yang "Jinned" (tanpa kulit).Ketika kulit telah dihapus dari satu sisi bagasi, bagasi yang
disebut sebagai "Shari". Idenya adalah untuk menunjukkan bahwa pohon benar-benar telah
berjuang untuk bertahan hidup. Pohon-pohon ini sering ditempatkan di kecil, panci bulat.


JENIS HAN-KENGAI




Semi Bonsai bergaya cascade

Gaya kaskade semi, persis seperti gaya kaskade, ditemukan di alam di tebing dan di tepi
sungai dan danau

Batang tumbuh tegak untuk jarak kecil dan kemudian membungkuk ke bawah. Berbeda
dengan gaya kaskade, batang semi-kaskade tidak akan pernah tumbuh di bawah bagian
bawah pot. Mahkota biasanya di atas tepi panci sementara percabangan berikutnya terjadi di
bawah pinggirannya.


JENIS KENGAI




Bonsai Cascade gaya

Sebuah pohon hidup di alam pada tebing curam dapat menekuk ke bawah sebagai
akibat dari beberapa faktor, seperti salju atau batu jatuh

Faktor-faktor ini menyebabkan pohon tumbuh ke bawah. Dengan Bonsai bisa sulit untuk
mempertahankan pohon yang tumbuh ke bawah karena arah pertumbuhan menentang
kecenderungan alami pohon untuk tumbuh upright.Cascade Bonsai ditanam dalam pot
tinggi.Pohon itu harus tumbuh tegak untuk jarak kecil tapi kemudian menekuk ke
bawah.Mahkota pohon biasanya tumbuh di atas tepi pot, tetapi cabang-cabang berikutnya
alternatif kiri dan kanan pada kurva terluar batang berbentuk S. Branchings ini harus tumbuh
keluar horizontal dalam rangka untuk menjaga keseimbangan pohon.




JENIS SHAKKAN




Bonsai bergaya miring

Sebagai hasil dari angin bertiup dalam satu arah dominan atau ketika pohon adalah dalam
bayangan dan harus menekuk ke arah matahari, pohon akan ramping dalam satu arah

Dengan Bonsai, gaya bersandar harus tumbuh pada sudut sekitar 60 - 80 derajat relatif
terhadap tanah.Akar yang dikembangkan dengan baik di satu sisi untuk menjaga pohon
berdiri. Di sisi arah yang bersandar pohon, akar jelas tidak dikembangkan dengan
baik. Cabang pertama tumbuh berlawanan arah pohon, dalam rangka untuk
menyeimbangkannya. Bagasi dapat sedikit bengkok atau benar-benar lurus, tapi masih lebih
tebal di bagian bawah daripada di atas.


JENIS MOYOGI




Bonsai bergaya informal tegak
Gaya tegak informal umum pada alam dan dalam seni Bonsai

Batang tumbuh tegak kasar dalam bentuk huruf 'S' dan pada setiap gilirannya percabangan
terjadi.Meruncing dari bagasi harus terlihat jelas, dengan pangkal batang lebih tebal daripada
bagian yang lebih tinggi.


JENIS CHOKKAN




Formal Upright Gaya Bonsai

Gaya tegak formal adalah bentuk yang sangat umum Bonsai. Gaya ini sering terjadi di alam,
terutama ketika pohon terkena banyak cahaya dan tidak menghadapi masalah pohon
bersaing

Untuk gaya ini, meruncing dari batang tegak yang tumbuh harus jelas terlihat. Bagasi karena
itu harus lebih tebal di bagian bawah dan harus tumbuh semakin tipis dengan
ketinggian. Pada sekitar 1 / 4 dari total panjang batang, percabangan harus dimulai. Puncak
pohon harus dibentuk oleh cabang tunggal, bagasi tidak harus span seluruh ketinggian pohon.


JENIS-JENIS BONSAI




                                   http://1.bp.blogspot.com/_RGGzHPOpcRk/SkeU0p6Jy1I/A
AAAAAAAAdI/tDrG5I_KCjw/s320/style-sharimiki.jpg
1. Broom                       Gaya                      Bonsai                  Hokidachi
Batang lurus dan tegak dan tidak berlanjut ke atas pohon, tetapi cabang-cabang ke segala
arah sekitar 1 / 3 dari jalan sampai seluruh ketinggian pohon. Dengan cara ini, cabang dan
daun membentuk sebuah mahkota berbentuk bola yang juga dapat sangat indah selama
musim dingin

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Proposal pengembangan usaha budidaya jamur tiram
Proposal pengembangan usaha budidaya jamur tiramProposal pengembangan usaha budidaya jamur tiram
Proposal pengembangan usaha budidaya jamur tiram
Mbel Gedhez Gedhez
 
Jurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi PenelitianJurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi Penelitian
Jacka Adhiethama
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
edhie noegroho
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Arif nor fauzi
 

Mais procurados (20)

Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...
Penggunaan Zat Pengatur  Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...Penggunaan Zat Pengatur  Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...
 
PEMBUATAN KOMPOS
PEMBUATAN KOMPOSPEMBUATAN KOMPOS
PEMBUATAN KOMPOS
 
Rancangan Acak Lengkap Percobaan Satu Faktor
Rancangan Acak Lengkap Percobaan Satu FaktorRancangan Acak Lengkap Percobaan Satu Faktor
Rancangan Acak Lengkap Percobaan Satu Faktor
 
Tabulampot
Tabulampot Tabulampot
Tabulampot
 
Proposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahayaProposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahaya
 
PPT Pengelolaan sampah
PPT Pengelolaan sampahPPT Pengelolaan sampah
PPT Pengelolaan sampah
 
Proposal pengembangan usaha budidaya jamur tiram
Proposal pengembangan usaha budidaya jamur tiramProposal pengembangan usaha budidaya jamur tiram
Proposal pengembangan usaha budidaya jamur tiram
 
Jurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi PenelitianJurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi Penelitian
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
 
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPBJurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
 
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus BekasLaporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
 
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Budidaya Tanaman Hias
Budidaya Tanaman HiasBudidaya Tanaman Hias
Budidaya Tanaman Hias
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
W5D3 - KARAKTERISTIK BUAH
W5D3 - KARAKTERISTIK BUAHW5D3 - KARAKTERISTIK BUAH
W5D3 - KARAKTERISTIK BUAH
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 

Destaque (9)

Bonsai powerpoint
Bonsai powerpointBonsai powerpoint
Bonsai powerpoint
 
Finding the bonsai in the tree by Viky Petermann - revised
Finding the bonsai in the tree by Viky Petermann - revisedFinding the bonsai in the tree by Viky Petermann - revised
Finding the bonsai in the tree by Viky Petermann - revised
 
How to Take Care of Your Juniper Bonsai
How to Take Care of Your Juniper BonsaiHow to Take Care of Your Juniper Bonsai
How to Take Care of Your Juniper Bonsai
 
Kaktus
Kaktus Kaktus
Kaktus
 
pengaruh msg pada tanaman
pengaruh msg pada tanamanpengaruh msg pada tanaman
pengaruh msg pada tanaman
 
Bonsai Networking: pruning your professional learning network (VU Seminar)
Bonsai Networking: pruning your professional learning network (VU Seminar)Bonsai Networking: pruning your professional learning network (VU Seminar)
Bonsai Networking: pruning your professional learning network (VU Seminar)
 
Presentasi universitas sebelas maret 2014 edit
Presentasi universitas sebelas maret 2014 editPresentasi universitas sebelas maret 2014 edit
Presentasi universitas sebelas maret 2014 edit
 
Bonsai Basics
Bonsai BasicsBonsai Basics
Bonsai Basics
 
Types of Research
Types of ResearchTypes of Research
Types of Research
 

Semelhante a Budidaya bonsai

Struktur Dan Fungsi Bagian Bunga
Struktur Dan Fungsi Bagian BungaStruktur Dan Fungsi Bagian Bunga
Struktur Dan Fungsi Bagian Bunga
Firdika Arini
 

Semelhante a Budidaya bonsai (20)

Bonsai
BonsaiBonsai
Bonsai
 
presentasi teks prosedur kelas 8 kurikulum 2013 By (rais ilham)
presentasi teks prosedur kelas 8 kurikulum 2013 By (rais ilham)presentasi teks prosedur kelas 8 kurikulum 2013 By (rais ilham)
presentasi teks prosedur kelas 8 kurikulum 2013 By (rais ilham)
 
Kelompok 10 produk berbasis biologi (1)
Kelompok 10 produk berbasis biologi (1)Kelompok 10 produk berbasis biologi (1)
Kelompok 10 produk berbasis biologi (1)
 
Tugas makalah kajian biologi
Tugas makalah kajian biologiTugas makalah kajian biologi
Tugas makalah kajian biologi
 
Media ipa
Media ipaMedia ipa
Media ipa
 
Media ipa
Media ipaMedia ipa
Media ipa
 
Media ipa
Media ipaMedia ipa
Media ipa
 
Struktur tumbuhan
Struktur tumbuhanStruktur tumbuhan
Struktur tumbuhan
 
R2C Kelompok 1 Morfologi Tumbuhan new.pdf
R2C Kelompok 1 Morfologi Tumbuhan new.pdfR2C Kelompok 1 Morfologi Tumbuhan new.pdf
R2C Kelompok 1 Morfologi Tumbuhan new.pdf
 
PKL_Report body
PKL_Report bodyPKL_Report body
PKL_Report body
 
Makalah morfologi batang 3
Makalah morfologi batang 3Makalah morfologi batang 3
Makalah morfologi batang 3
 
MODUL 14 PEMANGKASAN.pptx
MODUL 14 PEMANGKASAN.pptxMODUL 14 PEMANGKASAN.pptx
MODUL 14 PEMANGKASAN.pptx
 
Makalah morfologi batang 3
Makalah morfologi batang 3Makalah morfologi batang 3
Makalah morfologi batang 3
 
Tugas etnobotanibali ningsih
Tugas etnobotanibali ningsihTugas etnobotanibali ningsih
Tugas etnobotanibali ningsih
 
Generatif dan Vegetatif
Generatif dan VegetatifGeneratif dan Vegetatif
Generatif dan Vegetatif
 
Kelompok merunduk
Kelompok merundukKelompok merunduk
Kelompok merunduk
 
media ppt ipaaaaaa.pptx
media ppt ipaaaaaa.pptxmedia ppt ipaaaaaa.pptx
media ppt ipaaaaaa.pptx
 
A
AA
A
 
Makalah morfologi batang 2
Makalah morfologi batang 2Makalah morfologi batang 2
Makalah morfologi batang 2
 
Struktur Dan Fungsi Bagian Bunga
Struktur Dan Fungsi Bagian BungaStruktur Dan Fungsi Bagian Bunga
Struktur Dan Fungsi Bagian Bunga
 

Budidaya bonsai

  • 1. DAFTAR PUSTAKA  http://1.bp.blogspot.com/_RGGzHPOpcRk/SkeU0p6Jy1I/AAAAAAAAAdI/tDrG5 I_KCjw/s320/style-sharimiki.jpg  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
  • 2. Bonsai merupakan seni mengkerdilkan pohon yang berasal dari Jepang. Seni ini banyak sekali pengagumnya kearena bisa menghasilkan tanaman kerdil yang beraneka ragam bentuk dan rangkaiannya. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah Sejarah bonsai ? 1.2.2 Apa pengertian dari bonsai ? 1.2.3 Bagaimana cara menanam bonsai 1.2.4 Bagaimana cara pemeliharaan bonsai ? 1.2.5 Apa saja bagian tanaman, sifat dan fungsinya ? 1.2.6 Apa saja jenis-jenis bonsai ? 1.3 Tujuan Untuk memberikan tambahan wawasan pada pembaca tentang tanaman bonsai. Dan memeberikan sedikit informasi tentang tanaman bonsai, agar pembaca lebih mengetahui tentang bonsai. Bab II Pendahuluan 2.1 Sejarah Bonsai
  • 3. Sikon yang serba sempit, nampaknya beberapa ratus tahun lalu sudah dapat teratasi oleh bangsa-bangsa Cina dan Jepang. Mereka berusaha mendekatkan tanaman yang berumur panjang dengan menanamnya di dalam pot. Tamanan yang dipelihara secara khusus di dalam pot puluhan tahun lamanya, tentu tidak dapat tumbuh secara normal. Pohon-pohonan yang semula dapat tumbuh beberapa meter tingginya dengan pemeliharaan khusus tersebut tumbuhnya kerdil. Tidak hanya kerdil dalam arti kata tingginya mencapai tingkatan asalnya, namun juga diberinya bentuk yang beraneka ragam. Membentuk tanaman yang kerdil dan memeliharanya hungga beberapa ratus tahun lamanya. Merupakan suatu kesenian sendiri. Bentuk dan wajah pohon kerdil dipertahankan dengan diwariskan kepada turunan pencipta pertamanya. Seni “pohon kerdil" ini yang semulanya banyak dikembangkan di Tiongkok sejak abad ke 11 dan mulai masuk ke Jepang sejak abad ke 15. Di Jepang seni ini diberi nama seni “bonsai”, dan gambar-ganbar bonsai ini banyak nampak sebagai hiasan barang keramik yang cukup indah. Seni bonsai dari Jepang ini setelah perang dunia ke II, menjalar ke dunia Barat dan Amerika Serikat. Akhirnya Indonesia pun ketularan seni pengkerdilan pohon. 2.2 Pengertian bonsai
  • 4. 2.3 Bagian Tanaman, Sifat dan Fungsinya Organ-organ tanaman dan sifatnya Hingga saat ini tanaman yang dikerdilkan pada umumnya termasuk keluarga besar “Dicotyledon” atau tanaman yang bijinya berkeping dua, maka dari itu uraian tentang tanaman di bawah ini khusus ditujukan kepda tanaman yang berkeping dua. Bagian tanaman yang dapat dibagi menjadi dua bagian :
  • 5. 1.Bagian vegetative (organum nutrivum) 2.Bagian generative (reproductivum) Bagian vegetative : Bagian vegetative dapat dibagu dalam 2 bagian : 1. Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun), berada di dalam lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhu 2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhya ke bawah atau ke dalam tanah dan menghindari sinar matahari. Bagian ini terdiri dari : - Akar tunggang atau atua akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawa. - Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar. Akar lateral ini disebut feeders. Akar ini pun beranting dan berakhir pada akar serabut yang fungsinya khusus untuk menghisap zat makanan yang larut dalam air. Sifat dan fungsi bagian vegetative a. Batang pokok Dapat meningkat tingginya, karena dilengkapi titik tumbuh pada pucuknya. Dan dapat membesar lingkaran batangnya karena dilengkapi oleh jaringan khusus yang disebut cambium. Letak cambium di atas kayu dan dibawah kulit. Tinggi batang pokok dapat dihentikan dengan membuang titik tumbuh. Bila titik tumbuh hilang, sebagai reaksinya kuntum-kuntum dibagian bawah akan tumbuh. Terbaentuklah pucuk atau ujung batang baru. b. Dahan Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun dan batang pokok yang masih muda. Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurag dari 90º. Dengan adanya dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang klonis, piramidal, bulat telur, lonjong dan sebagainya. Perpanjangan dahan terbatas dan dapt dihentikan tingginya dengan memotong titik tumuhnya. Reaksinya kebanyakan mempercepat tumbuhnya ranting. c. Ranting
  • 6. Tumbuh dari kuntum yang berasal dari ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah yang beraneka raga, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan. Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk ranting- ranting baru. d. Kuntum Kuntum dapat tumbuh di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang tumbu terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sewaktu-waktu sebagai ranting atua dahan baru. Batang pokok, dahan maupun ranting dapat diubah arah pertumbuhannya bilamana masih muda, karena batangnya masih lemas (elastis). e. Akar Akar sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut negative phototropis. Pertumbuhan akar tidak kaku, berarti dapat menyesuaiakan diri dengan ruang lingkup dimana mereka berada. Fungsi bagian tanaman :  Fungsi daun : Daun merupakan pabrik untuk penghasil zal karbohidrat, protein dan lemak. Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesis.
  • 7. Budidaya Bonsai Budidaya Pada prinsipnya, Anda dapat membonsaikan tanaman apapun (APA PUN!) selama tanaman tersebut berkayu. Bahkan pohon jeruk pun bisa jika Anda ingin. Namun membentuk bibit bonsai dari biji memang memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, perkembangbiakan bonsai secara generatif tidak terlalu digemari para pebisnis bonsai. Beberapa teknik yang sering digunakan untuk memperbanyak bonsai adalah dengan pemotongan bagian vegetatif dan layering. Kedua cara ini digemari para pebisnis bonsai karena relatif cepat dan mudah. Anda bisa memotong percabangan bonsai, kemudian menanamnya pada media tumbuh yang sesuai untuk menghasilkan bonsai baru. Ranting bonsai yang dipotong harus cukup tebal dan kokoh agar bisa menjadi anakan baru yang cantik. Jika ranting yang Anda potong berasal dari bonsai yang telah cukup tua, maka anakannya pun akan memiliki kesan setua induknya, dan ini merupakan nilai plus tersendiri bagi bonsai Anda. Memang pemunculan akar dari ranting yang sudah tua lebih lama jika dibandingkan dengan ranting yang masih muda. Namun, tidak ada salahnya mencoba bukan? Anakan hasil potongan harus dibiarkan tumbuh sekitar 6 bulan terlebih dahulu, baru Anda boleh mem-bonsainya.
  • 8. Teknik perbanyakan bonsai yang kedua adalah dengan layering. Teknik ini mirip dengan cangkok, yaitu membiarkan ranting membentuk akar selama masih menempel pada induknya. Prosedurnya pun dapat dilakukan dengan cara cangkok biasa, yaitu mengupas kulit kayu pada bagian yang ingin dijadikan anakan baru, menyelimutinya dengan media lalu dibungkus plastik.Cangkokan ini disiram teratur hingga muncul akar. Jika akar telah tumbuh, Anda boleh memindahkan anakan tersebut ke media yang terpisah dari induknya. Biasanya bagian yang dicangkok adalah cabang yang cukup tebal agar anakan bonsai tumbuh seindah bonsai induknya dengan kokoh. Anda juga dapat melakukan cangkok bonsai pada bagian akar atau tunas. Teknik lainnya yang cukup umum digunakan adalah menyambung beberapa jenis bonsai untuk menghasilkan varian baru. Misalnya bonsai spesies A akan disambungkan dengan spesies B. Ranting bonsai A dipotong, sementara kulit kayu bonsai B dikupas pada bagian yang ingin disambungkan. Tempelkan potongan bonsai A pada bagian bonsai B yang telah dikupas, bungkus dengan plastik yang telah diberi semprotan hormone agar kedua bagian cepat menyatu. Tips Dan Belajar Budidaya Tanaman Bonsai usaha budidaya bonsai semakin eksklusif saat ini,tapi membutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam menjalankan usaha agro ini,mari kita simak bersama artikel sahabat dibawah ini Dalam membuat bonsai ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan yakni mengenai pertumbuhan alami dan pertumbuhan rekayasa sesuai pembentukan. Bonsai dengan pertumbuhan alami jika di selidiki dengan seksama ada beberapa bentuk atau gaya dalam membuat bonsai, antara lain; MODEL ATAU GAYA BONSAI Model atau gaya bonsai paling dasar yang perlu dikuasi pemula adalah berdasarkan gaya tumbuhnya, yakni formal dan menggantung. Penjabaran lebih jelas kedua gaya ini adalah sebagai berikut: a. formal Model atau gaya formal mengikuti pertumbuhan normal dari tanaman yang bersangkutan. Gaya ini terdiri dari tegak lurus, tegak berliku, dan miring. 1. Tegak Lurus Bonsai dengan gaya tegak lurus memiliki batang yang tegak lurus dari
  • 9. pangkal akar sampai ke top mahkota atau puncak batang. Diameter pangkal batang besar dan semakin ke atas batang semakin mengecil. Demikian juga dengan cabang dan ranting pun semakin ke ujung semakin mengecil. Diameter cabang dibagian bawah lebih besar dibandingkan dengan bagian atas. Akar bonsai ini kuat dan menjalar ke segala arah dipermukaan media tanam. Bonsai dengan gaya ini memiliki jarak antar cabang yang tidak merata. Semakin ke atas jarak antar cabangnya semakin rapat. Arah percabangan harus diperhatikan. Pembentukkan bonsai dengan gaya tegak lurus diawali dengan menentukan cabang yang akan dijadikan sebagai top mahkota. Setelah cabang top mahkota ditentukan, batang yang terletak diatasnya dipotong. Sebaiknya, pemotongan batang tersebut menghadap kesamping atau kearah belakang agar bekas pemotongan tidak tampak didepan. 2. Tegak Berliku Bonsai dengan gaya tegak berliku memiliki batangyang tegak, tetapi berlekuku-lekuk. Seperti halnya bonsai dengan gaya tegak lurus, bonsai ini juga memiliki pangkal batang yang besar dan semakin ke top mahkota mengecil. Cabang bagian bawah lebih besar dibandingkan cabang dengan bagian atasnya. Namun, cabang bagian atas itu tampak tumbuh di setiap lekukan batang. Cabang bagian bawah dibentuk hingga tingginya sepertiga dari tinggi keseluruhan batang. Lekukan sebaiknya selalu dibuat mengarah kekiri dan kekanan atau sebaliknya. Agar terkesan alami, arah cabang perludibuat kedepan agak menyerong kekiri atau kekanan, sehingga lekukannya tampak dari arah depan. 3. Gaya Miring Bonsai dengan gaya miring mengesankan sebuah pohon yang tumbuh di sebuah lereng atau tanah yang miring. Bonsai dengan gaya ini memiliki pangkal batang yang lebih besar dari pada pucuk batangnya. Akarnya harus terkesan kuat menahan tegaknya pohon. Pembentukan bonsai bergaya miring diawali dengan pengawetan batang. Batang yang tadinya tumbuh tegak diubah arah tumbuhnya ke samping dengan melakukan pengawatan. Lama-kelamaan, batang yang dikawat akan tumbuh miring dengan sendirinya. Arah percabangan sebaiknya dibuat sejajar dengan permukaan tanah atau merunduk kea rah permukaan tanah, sehingga kesan miring bisa terlihat jelas. b. Menggantung atau cascade Gaya ini berlawanan dengan pertumbuhan normal tanaman. Gaya ini ada dua, yakni semi menggantung dan murni menggantung 1. Setengah Menggantung
  • 10. Bonsai dengan model setengah menggantung mengesankan pohon yang tumbuh di tempat-tempat tandus, seperti tebing yang curam. Pohon di sela-sela tebing pertumbuhannya akan membelok ke atas mencari cahaya. Jika dipindahkan ke pot, pohon itu tampak miring dan menggantung. Bonsai dengan gaya ini puncak atau top mahkotanya tidak boleh melebihi bibir pot. 2. menggantung Gaya menggantung sama dengan gaya setengah menggantung, hanya top mahkotanya melebihi atau jauh dibawah biir pot. Cara pembentukannyajuga sama dengan pembentukan bonsai bergaya setengah menggantung. C. TEKNIK MEMBONSAI a. pemotongan dan pemangkasanprinsipnya, pemotongan dan pemangkasan dilakukan hingga lukanya rata dengan permukaanpangkal tumbuhannya. Pemotongan batang atau cabang yang kurang sehat atau pertumbuhannya jelek harus mempertimbangkan pertumbuhan cabang atau lainnya yang sehat. Pertumbuhan bisa diperbanyak dengan cara pemotongan akar mengarah ke samping. b. pengawatan Bertujuan membentuk batang, cabang, dan ranting agar tumbuh sesuai dengan arah yang diinginkan. Pengawatan harus dilakukan dengan hati- hati. Jangan terlalu kencang, tetapi jangan terlalu longgar. c. posisi bonsai di pot Posisi yang sempurna ditentukan oleh letak tanaman di pot yang digunakan. Posisi bonsai tergantung pada gaya yang digunakan. Jadi, bonsai tidak harus ditanam ditengah-tengah pot. Dipot persegi panjang, lonjong, atau oval, atau pot memanjang, tanaman bisa diletakan dengan jarak sepertiga dari sisi pot.d. penanaman Langkah-langkah penanaman bonsai: 1. siapkan pot, media tanam, dan bakalan bonsai 2. kurangi akar bakalan bonsai agar sesuai denganukuran pot 3. masukkan sebagian media tanam ke dalam pot 4. tanam bakalan dengan posisi tanam yang pas 5. masukkan kembali media tanam untuk menguatkan posisi tanam tersebut, kemudian padatkan menggunakan ujung jari dan telapak tangan
  • 11. 6. rawat bonsai dengan baike. Menciptakan kesan tuaBonsai akan lebih bagus jika tanaman tersebut diberi kesan tua. Kesan tua ini biasanya ditandai dengan pertumbuhan cabang yang rata-rata merunduk ke bawah dan akar yang menjalar sampai permukaan tanah. Semoga bermanfaat. Jenis – jenis bonsai JENIS SHARIMIKI Shari gaya Bonsai Seiring berlalunya waktu, beberapa pohon mengembangkan tempat botak atau barkless di belalai mereka sebagai akibat dari kondisi cuaca yang keras Bagian barkless biasanya dimulai di tempat di mana akar muncul dari tanah, dan tumbuh semakin tipis seperti itu terus sampai bagasi. Sinar matahari yang intens akan pemutih bagian ini, membentuk bagian yang sangat karakteristik dari pohon. Dengan Bonsai kulit akan dihapus dengan pisau yang sangat tajam dan tempat barkless diperlakukan dengan kalsium sulfat dalam rangka untuk mempercepat proses pemutihan JENIS IKADABUKI
  • 12. Rakit gaya Bonsai Kadang-kadang pohon dapat bertahan hidup dengan retak cabang-cabangnya menunjuk ke atas. Sistem akar tua dapat memberikan cabang dengan nutrisi yang cukup. Setelah beberapa saat akar baru akan mulai tumbuh, akhirnya mengambil alih fungsi dari sistem akar lama. Cabang-cabang tua yang sekarang menunjukkan ke udara berkembang menjadi batang dengan beberapa branchings sebagai akibat dari masuknya peningkatan nutrisi. Batang ini baru berkontribusi ke salah satu mahkota tunggal. JENIS ISHISUKI Tumbuh dalam gaya Bonsai batu Dalam gaya ini akar pohon tumbuh di celah-celah dan lubang batu. Ini berarti bahwa tidak ada banyak ruang untuk akar untuk mengembangkan dan menyerap nutrisi. Pohon yang tumbuh di bebatuan tidak akan terlihat benar-benar sehat, sehingga harus terlihat bahwa pohon telah berjuang untuk bertahan hidup. Hal ini penting untuk menyuburkan dan air gaya ini sering, karena tidak ada banyak ruang yang tersedia untuk menyimpan air dan nutrisi. Batu yang tumbuh Bonsai sering ditempatkan dalam panci yang sangat dangkal, yang kadang-kadang diisi dengan air dari batu yang sangat halus.
  • 13. JENIS SEKI JOJU Tumbuh pada gaya Bonsai batu Di medan berbatu, pohon harus mencari tanah yang kaya nurient dengan akar mereka, yang sering dapat ditemukan di celah-celah dan lubang Akar tidak terlindungi sebelum mereka mencapai tanah sehingga mereka harus melindungi diri dari matahari: menyalak khusus tumbuh di sekitar mereka. Dengan Bonsai akar tumbuh dari sebuah batu ke dalam panci, sehingga merawat pohon ini tidak benar-benar berbeda dari merawat setiap gaya lainnya JENIS YOSUE Hutan Bonsai bergaya Gaya hutan terlihat banyak seperti gaya multi-batang, tetapi perbedaannya adalah bahwa hal itu terdiri dari beberapa pohon daripada satu batang pohon dengan beberapa Pohon-pohon paling maju yang ditanam di tengah-tengah pot besar dan dangkal. Di sisi pot pohon-pohon yang lebih kecil ditanam untuk berkontribusi ke salah satu mahkota tunggal. Pohon-pohon yang ditanam tidak dalam garis lurus tapi dalam pola terhuyung- huyung, karena cara ini hutan tampak alami.
  • 14. JENIS KABUDACHI Bonsai bergaya Multitrunk Dalam teori gaya batang multi sama sebagai gaya batang ganda, tetapi dengan 3 atau lebih batang Semua batang tumbuh dari satu sistem akar, dan itu benar-benar adalah satu pohon tunggal. Semua batang membentuk satu mahkota daun, di mana batang tebal dan paling maju bentuk atas. JENIS SOKAN Batang ganda Gaya Bonsai Gaya batang ganda adalah umum di alam, tetapi tidak benar-benar yang umum dalam seni Bonsai Biasanya kedua batang akan tumbuh dari satu sistem akar, tetapi juga mungkin bahwa batang kecil tumbuh dari batang yang lebih besar di atas tanah. Dua batang akan bervariasi dalam ketebalan dan panjang baik, batang lebih tebal dan lebih berkembang tumbuh hampir tegak, sedangkan batang yang lebih kecil akan tumbuh sedikit miring. Kedua batang akan memberikan kontribusi untuk sebuah mahkota daun tunggal.
  • 15. JENIS FUKINAGASHI Keanginan Bonsai bergaya Gaya keanginan juga merupakan contoh yang baik dari pohon yang harus berjuang untuk bertahan hidup. Cabang-cabang serta batang tumbuh ke satu sisi seolah-olah angin telah meniup pohon terus-menerus di satu arah. Cabang tumbuh di semua sisi bagasi tetapi semua akhirnya akan menjadi bengkok ke satu sisi. JENIS BUNJINGI Bonsai sastrawan gaya Di alam ini gaya pohon tumbuh di daerah padat penduduk oleh pohon-pohon lain dan persaingan begitu sengit bahwa pohon hanya dapat bertahan hidup dengan tumbuh lebih tinggi maka semua orang lain di sekitarnya Batang tumbuh miring ke atas dan benar-benar tanpa percabangan karena matahari hanya hits bagian atas pohon. Untuk memastikan bahwa hal itu tampak lebih berat, beberapa cabang yang "Jinned" (tanpa kulit).Ketika kulit telah dihapus dari satu sisi bagasi, bagasi yang
  • 16. disebut sebagai "Shari". Idenya adalah untuk menunjukkan bahwa pohon benar-benar telah berjuang untuk bertahan hidup. Pohon-pohon ini sering ditempatkan di kecil, panci bulat. JENIS HAN-KENGAI Semi Bonsai bergaya cascade Gaya kaskade semi, persis seperti gaya kaskade, ditemukan di alam di tebing dan di tepi sungai dan danau Batang tumbuh tegak untuk jarak kecil dan kemudian membungkuk ke bawah. Berbeda dengan gaya kaskade, batang semi-kaskade tidak akan pernah tumbuh di bawah bagian bawah pot. Mahkota biasanya di atas tepi panci sementara percabangan berikutnya terjadi di bawah pinggirannya. JENIS KENGAI Bonsai Cascade gaya Sebuah pohon hidup di alam pada tebing curam dapat menekuk ke bawah sebagai akibat dari beberapa faktor, seperti salju atau batu jatuh Faktor-faktor ini menyebabkan pohon tumbuh ke bawah. Dengan Bonsai bisa sulit untuk mempertahankan pohon yang tumbuh ke bawah karena arah pertumbuhan menentang
  • 17. kecenderungan alami pohon untuk tumbuh upright.Cascade Bonsai ditanam dalam pot tinggi.Pohon itu harus tumbuh tegak untuk jarak kecil tapi kemudian menekuk ke bawah.Mahkota pohon biasanya tumbuh di atas tepi pot, tetapi cabang-cabang berikutnya alternatif kiri dan kanan pada kurva terluar batang berbentuk S. Branchings ini harus tumbuh keluar horizontal dalam rangka untuk menjaga keseimbangan pohon. JENIS SHAKKAN Bonsai bergaya miring Sebagai hasil dari angin bertiup dalam satu arah dominan atau ketika pohon adalah dalam bayangan dan harus menekuk ke arah matahari, pohon akan ramping dalam satu arah Dengan Bonsai, gaya bersandar harus tumbuh pada sudut sekitar 60 - 80 derajat relatif terhadap tanah.Akar yang dikembangkan dengan baik di satu sisi untuk menjaga pohon berdiri. Di sisi arah yang bersandar pohon, akar jelas tidak dikembangkan dengan baik. Cabang pertama tumbuh berlawanan arah pohon, dalam rangka untuk menyeimbangkannya. Bagasi dapat sedikit bengkok atau benar-benar lurus, tapi masih lebih tebal di bagian bawah daripada di atas. JENIS MOYOGI Bonsai bergaya informal tegak
  • 18. Gaya tegak informal umum pada alam dan dalam seni Bonsai Batang tumbuh tegak kasar dalam bentuk huruf 'S' dan pada setiap gilirannya percabangan terjadi.Meruncing dari bagasi harus terlihat jelas, dengan pangkal batang lebih tebal daripada bagian yang lebih tinggi. JENIS CHOKKAN Formal Upright Gaya Bonsai Gaya tegak formal adalah bentuk yang sangat umum Bonsai. Gaya ini sering terjadi di alam, terutama ketika pohon terkena banyak cahaya dan tidak menghadapi masalah pohon bersaing Untuk gaya ini, meruncing dari batang tegak yang tumbuh harus jelas terlihat. Bagasi karena itu harus lebih tebal di bagian bawah dan harus tumbuh semakin tipis dengan ketinggian. Pada sekitar 1 / 4 dari total panjang batang, percabangan harus dimulai. Puncak pohon harus dibentuk oleh cabang tunggal, bagasi tidak harus span seluruh ketinggian pohon. JENIS-JENIS BONSAI http://1.bp.blogspot.com/_RGGzHPOpcRk/SkeU0p6Jy1I/A AAAAAAAAdI/tDrG5I_KCjw/s320/style-sharimiki.jpg 1. Broom Gaya Bonsai Hokidachi Batang lurus dan tegak dan tidak berlanjut ke atas pohon, tetapi cabang-cabang ke segala arah sekitar 1 / 3 dari jalan sampai seluruh ketinggian pohon. Dengan cara ini, cabang dan
  • 19. daun membentuk sebuah mahkota berbentuk bola yang juga dapat sangat indah selama musim dingin