1. II. MENGUKUR MASSA JENIS BAHAN PANGAN DAN HASIL
PERTANIAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita selalu
berhubungan dengan berbagai macam benda yang menunjang aktivitas kita
sehari-hari. Setiap benda yang kita jumpai memiliki massa jenis yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Massa jenis atau disebut juga dengan
istilah rapat massa adalah perbandingan antara massa suatu zat dengan
volumenya.
Untuk menentukan massa benda dapat dilakukan dengan menimbang
benda tersebut dengan timbangan yang sesuai . Untuk menentukan volume
benda dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan bentuk bendanya.
untuk benda yang beraturan bentuknya dapat dilakukan dengan rumusan
yang sesuai, misal untuk bentuk kubus maka yang harus dilakukan adalah
mengukur panjang sisi kubus, kemudian menghitungnya dengan rumusan
sisi pangkat tiga. Sedangkan untuk benda tidak beraturan pengukuran
volume dilakukan dengan cara memasukkan benda tersebut kedalam gelas
ukur yang di isi dengan air dengan volume tertentu, kemudian diamati selisih
volumenya. Selisih volume tersebut adalah volume benda yang dimasukkan
ke dalam gelas ukur. Setelah itu dapat dihitung berapa massa jenis benda
dengan rumusan massa benda dibagi volume benda.
Massa jenis merupakan ciri khas setiap zat. Oleh karena itu zat yang
berbeda jenisnya pasti memiliki massa jenis yang berbeda pula. Massa jenis
zat tidak dipengaruhi oleh bentuk dan volume. Jika ukuran dan bentuk benda
diubah massa jenis benda tidak berubah. Misalnya, ukuran diperbesar
sehingga baik massa benda maupun volume benda makin besar tetapi massa
2. jenisnya tetap. Hal ini disebabkan oleh kenaikan massa benda atau
sebaliknya kenaikan volume benda diikuti secara linier dengan kenaikan
volume benda atau massa benda.
Dalam bidang pertanian, mengukur massa jenis dari hasil pertanian
sangat penting. Setiap hasil pertanian, baik buah maupun sayur mempunyai
volume dan berat yang tidak sama antara satu dengan yang lain, karena
itulah massa jenisnya juga berbeda-beda. Untuk dapat mengetahui cara
terbaik dalam pengolahan hasil pertanian, kita harus mengukur terlebih
dahulu volum, berat, bahkan massa jenisnya.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Topik 2 Mengukur Massa Jenis Bahan Pangan
dan Hasil Pertanian ini adalah mengukur massa jenis hasil – hasil pertanian,
seperti padi, jagung, telur, susu, madu dst.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Topik 2 Mengukur Massa Jenis Bahan Pangan dan Hasil
Pertanian dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Oktober 2011 bertempat di
Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Massa jenis (ρ) suatu bahan adalah massa per satuan volume:
ρ = massa benda = m
volume benda V
satuan massa jenis adalah kg/m3
meskipun g/cm3
juga digunakan:
1000 kg/m3
= 1 g/cm3
(Bueche, 2006).
Kerapatan tumpukan merupakan perbandingan berat bahan dengan
volume ruang yang ditempatinya setelah terlebih dahulu dilakukan
pemadatan. Peubah yang lain yaitu kerapatan pemadatan tumpukan adalah
3. perbandingan berat bahan dengan volume ruang yang ditempatinya setelah
terlebih dahulu dilakukan pemadatan. Kedua sifat ini berguna diketahui untuk
menduga kebutuhan ruang (penyimpanan, pengolahan dan penanganan)
(Khalil, 2006).
Setelah sampel diuji kemudian ditimbang dan diukur tinggi serta
diameter masing-masing sampel untuk mengetahui volumenya. Penentuan
berat dan volume sampel ini digunakan untuk mengetahui massa jenis sampel
yang akan digunakan untuk menyelidiki pengarauh massa jenis sampel
terhadap besarnya koefisien serapan. Peningkatan massa jenis sampel yang
dihasilkan dari bahan dengan berat komposisi yang sama dan jenis perekat yang
sama menyebabkan kenaikan penyerapan pada frekuensi rendah (Khuriati, 2006).
Massa jenis (density), Error! Reference source not found., sebuah
benda (Error! Reference source not found. adalah huruf kecil dari abjad
Yunani “rho”) didefinisikan sebagai massa per satuan volume : ρ = Error!
Reference source not found., dimana m adalah massa benda dan V
merupakan volumenya. Massa jenis merupakan sifat khas dari suatu zat
murni. Satuan SI untuk massa jenis adalah kg/m3
. Kadang-kadang massa jenis
dinyatakan dalam g/cm3
(Giancoli, 2001).
Massa jenis pada tanaman atau kayu dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti umur tanaman, sifat genetis selnya, tebal dinding serat, ukuran
serat dan jumlah serta tipe. Tebal dinding dan sel pembuluh (vessel)
merupakanfaktor paling dominan yang dapat mempengaruhi massa jenis
kayu, terutama pada kelompok Angiospermae jenis kayu daun lebar
(hardwood) (Haroen, 2006).
Rapat ρ suatu adalah nisbah massa m zat itu trhadap volume V. Rapat
adalah sifat khas suatu zat, tak gayut pada volume atau massanya. Rapat
diukur pada tekanan sebesar 1 atm (760 mm Hg = 1,01 x 103
N/m2
) dan pada
suhu yang ditunjukkan. Rapat suatu padatan atau zair hanya berubah sedikit
4. dengan perubahan-perubahan dalam suhu dan tekanan, sedangkat rapat suatu
gas adalah sangat kuat gayut suhu dan tekanan (Cromer, 1994).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Timbangan.
b. Gelas ukur.
2. Bahan
a. Wortel
b. Belimbing
c. Tomat
3. Cara Kerja
a. Mengukur massa dan volume dari bahan yang digunakan.
b. Mengukur massa dengan menimbang bahan yang digunakan sedangkan
mengukur volume dengan mencelupkan ke dalam zat cair dan diukur
penambahan volumenya.
c. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk tiap satuan sampel.
5. DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Erlangga. Jakarta
Cromer, Allan A. 1994. Fisika Untuk Ilmu-Ilmu Hayati Edisi Kedua. Untuk Gajah
Mada University
Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika. Jakarta. Erlangga
Haroen, Wawan. 2006. Variabilitas Massa Jenis Kayu Daun Lebar Tropis Terhadap
Karakter Serat. Jurnal Ilmu & Teknologi Kayu Tropis Vol.4 No.2
Khalil. 2006. Pengaruh Penggilingan dan Pembakaran terhadap Kandungan Mineral
dan Sifat Fisik Kulit Pensi (Corbiculla sp) untuk Pakan. Media Peternakan.
Vol 29. No.2. Hal 73
Khuriati et al. 2006. Disain Peredam Suara Berbahan Dasar Sabut Kelapa dan
Pengukuran Koefisien Penyerapan Bunyinya. Berkala Fisika.
Vol.9, No.1. Hal 15