SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap 
generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda 
ini disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyusuan diri 
dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan mempunyai 
masa depan yang baik daripada orang tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara lambat 
dan teratur (evolusi) 
Sebagian besar pemuda mengalami pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. 
Orang tua sebagai peer group yang memberikan bimbingan, pengarahan, karena 
merupakan norma-norma masyarakat, sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya. 
Banyak sekali masalah yang tidak terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka 
belum pernah dialami dan diuangkapkannya. 
Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan politis serta fisik 
seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang 
dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga, 
menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih 
tergantung kepada orang tuanya. 
B. Rumusan Masalah 
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang: 
1. Bagaimana Pengertian tentang pemuda. 
2. Bagaimana pengertian sosialiasi 
3. Bagaimana pengertian Internalisasi belajar dan sosialisasi 
4. Bagaimana gambaran pemuda dan identitasnya
C. Tujuan Penulisan 
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana 
pengertian dari pemuda, bagaimana pengertian dari sosialisasi dan Internalisasi pemuda. 
Dan bagaimana gambaran pemuda dengan identitas dirinya. 
D. Metode Penulisan 
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan 
metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah 
ini
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. PEMUDA DAN MASYARAKAT 
1. Pengertian Pemuda 
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan 
pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan 
mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini 
sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. 
Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan 
dan pengembangan generasi muda. 
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di 
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula 
dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut 
dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan 
terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi. 
jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan 
pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, 
maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan 
dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri 
dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu 
kadang membingungkan dirinya sendiri. 
2. Pemuda Indonesia 
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia 
ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda 
diperinci dan tersurat dengan pasti. 
Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
- Masa bayi : 0 – 1 tahun 
- Masa anak : 1 – 12 tahun 
- Masa Puber : 12 – 15 tahun 
- Masa Pemuda : 15 – 21 tahun 
- Masa dewasa : 21 tahun keatas 
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan 
dewasa, dengan perincian sebagia berikut : 
- Golongan anak : 0 – 12 tahun 
- Golongan remaja : 13 – 18 tahun 
- Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas 
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas 
dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yagn telah 
diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta 
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 
30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda 
berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 
katagori yaitu : 
1. siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah 
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi 
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang 
berusia 15 – 30 tahun keatas. 
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran 
itu dibedakan menjadi dua yaitu 
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan 
lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan 
jalan menaati tradisi yang berlaku
2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran 
pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda 
“pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah 
sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. 
Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan 
perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha 
memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan 
menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, 
pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan 
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner. 
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. 
Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan 
pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, 
dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup 
yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan 
sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap 
masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa. 
B. Sosialisasi Pemuda 
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan 
hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. 
Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di 
tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum 
tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui 
proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang 
membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan 
bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. 
Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan 
hubungannya degnan sistem sosial. 
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial 
yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma 
kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam 
kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi
melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk 
sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang 
lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau 
“saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian : 
1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah 
memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. 
Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida 
disayangi, baik budi dandapt dipercaya 
2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang 
bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar 
memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna 
dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial 
Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 
tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau 
informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda 
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar 
individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan 
masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan 
mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan 
lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru 
yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat 
C. Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi 
Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki 
pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. 
Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan 
norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai 
institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota 
masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur 
pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan 
pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki 
sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi 
tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan. 
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh 
seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama. 
D. Proses Sosialisasi. 
Melalui proses sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan 
hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. 
Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di 
tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum 
tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui 
proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang 
membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan 
bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam 
kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota 
masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial. 
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial 
yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma 
kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam 
kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi 
melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu produk 
sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang adanya pribadi orang 
lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau 
“saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian : 
1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan 
cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. 
2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan 
mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh 
penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan 
ketaatan anak terhadap norma-norma sosial.
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu 
untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan 
masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan 
mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan 
lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru 
yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat. 
E. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat. 
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain 
solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun 
solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan 
kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat 
penderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. 
Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril 
maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya. 
Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan 
warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan 
pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda 
pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan 
anak-anak. 
F. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda 
Maksud dari pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua 
pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan 
sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu. Serta dapat 
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud. 
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan : 
 Landasan idiil : Pancasila 
 Landasan konstitusional : UUD 1945 
 Landasan Strategis : Garis-garis besar haluan negara 
 Landasan historis : Sumpah pemuda tahun 1928 dan Proklamasi kemerdekaan 
 Landasan normatif : etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
BAB III 
KESIMPULAN 
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan 
bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu 
pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar 
social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu 
dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa 
lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai 
ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini 
akan maju aman dan sentosa. 
1. Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap 
generasi memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. 
Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh 
dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66, 
dengan masing-masing ciri khasnya. 
2. Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa Indonesia telah memiliki 
KNPI dan AMPI sebagai wadah forum komunikasi dan tempat penggembleng. 
Menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan bangsa yang tangguh dan 
merakyat. 
3. Generasi muda Indonesia mulai turut dalam peraturan aksi-aksi Tritura, 
Supersemar. 
Bidang pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga 
terampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang yaitu 
pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.
DAFTAR PUSTAKA 
Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit 
Gunadarma. 
http://jamalfirdaus.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html 
http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6385/ISD-OL.doc

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.atho7
 
PRILAKU ORGANISASI (Sikap dan kepuasan kerja)
PRILAKU ORGANISASI (Sikap dan kepuasan kerja)PRILAKU ORGANISASI (Sikap dan kepuasan kerja)
PRILAKU ORGANISASI (Sikap dan kepuasan kerja)Ganesha Aulia
 
Humanisme Theory from Rizki Faishal
Humanisme Theory from Rizki FaishalHumanisme Theory from Rizki Faishal
Humanisme Theory from Rizki FaishalFaiz Sujudi
 
Attachment Theory
Attachment TheoryAttachment Theory
Attachment Theorymankoma2012
 
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-25 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2muhamad nawawi
 
Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai Frans Dione
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANPSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANrara wibowo
 
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusiaAhmad Kurnia
 
Bab 5 membangun kapabilitas dan kompetensi sdm
Bab 5 membangun kapabilitas dan kompetensi sdmBab 5 membangun kapabilitas dan kompetensi sdm
Bab 5 membangun kapabilitas dan kompetensi sdmlaila_nurfaidzailah76
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
Aspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosialAspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosialSatrio Lintang
 

Mais procurados (20)

Psikologi Emosi
Psikologi EmosiPsikologi Emosi
Psikologi Emosi
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.
 
PRILAKU ORGANISASI (Sikap dan kepuasan kerja)
PRILAKU ORGANISASI (Sikap dan kepuasan kerja)PRILAKU ORGANISASI (Sikap dan kepuasan kerja)
PRILAKU ORGANISASI (Sikap dan kepuasan kerja)
 
Humanisme Theory from Rizki Faishal
Humanisme Theory from Rizki FaishalHumanisme Theory from Rizki Faishal
Humanisme Theory from Rizki Faishal
 
Attachment Theory
Attachment TheoryAttachment Theory
Attachment Theory
 
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-25 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
 
Sikap kerja
Sikap kerjaSikap kerja
Sikap kerja
 
Emotion and mood
Emotion and moodEmotion and mood
Emotion and mood
 
Belajar dan memory
Belajar dan memoryBelajar dan memory
Belajar dan memory
 
Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Pengukuran Psikologi
Pengukuran PsikologiPengukuran Psikologi
Pengukuran Psikologi
 
5S Training
5S Training5S Training
5S Training
 
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASANPSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
PSIKOLOGI FORENSIK, CONTOH KASUS PEMBAHASAN
 
Tes pauli
Tes pauliTes pauli
Tes pauli
 
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
 
Bab 5 membangun kapabilitas dan kompetensi sdm
Bab 5 membangun kapabilitas dan kompetensi sdmBab 5 membangun kapabilitas dan kompetensi sdm
Bab 5 membangun kapabilitas dan kompetensi sdm
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Aspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosialAspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosial
 

Semelhante a PEMUDA

TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)rgnaayu
 
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4sopiannudin
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiVinda Syakira
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiabelavier
 
Lembar kerja mandiri siswa
Lembar kerja mandiri siswaLembar kerja mandiri siswa
Lembar kerja mandiri siswaFathur Marah
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...agyana_nadian
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
Perkembangan hubungan sosial
Perkembangan hubungan sosialPerkembangan hubungan sosial
Perkembangan hubungan sosialmizwarsaputra69
 
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaanHubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaanambarpingki
 
pengaruh kelompok sebaya dalam perkembangan remaja
pengaruh kelompok sebaya dalam perkembangan remajapengaruh kelompok sebaya dalam perkembangan remaja
pengaruh kelompok sebaya dalam perkembangan remajaSalma Van Licht
 

Semelhante a PEMUDA (20)

TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
 
Tugas ISD Pertemuan ke-4
Tugas ISD Pertemuan ke-4Tugas ISD Pertemuan ke-4
Tugas ISD Pertemuan ke-4
 
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasi
 
Ilmu sosial dasar 1
Ilmu sosial dasar 1Ilmu sosial dasar 1
Ilmu sosial dasar 1
 
Pemuda & Sosialisasi
Pemuda & SosialisasiPemuda & Sosialisasi
Pemuda & Sosialisasi
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasi
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasi
 
Asigment
AsigmentAsigment
Asigment
 
Lembar kerja mandiri siswa
Lembar kerja mandiri siswaLembar kerja mandiri siswa
Lembar kerja mandiri siswa
 
Sos pend
Sos pendSos pend
Sos pend
 
Isd pert 4
Isd pert 4Isd pert 4
Isd pert 4
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
Perkembangan hubungan sosial
Perkembangan hubungan sosialPerkembangan hubungan sosial
Perkembangan hubungan sosial
 
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaanHubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
 
Presentasi kelompok 11
Presentasi kelompok 11Presentasi kelompok 11
Presentasi kelompok 11
 
pengaruh kelompok sebaya dalam perkembangan remaja
pengaruh kelompok sebaya dalam perkembangan remajapengaruh kelompok sebaya dalam perkembangan remaja
pengaruh kelompok sebaya dalam perkembangan remaja
 
Topik 7 sosialisasi
Topik 7 sosialisasiTopik 7 sosialisasi
Topik 7 sosialisasi
 
Bahaya pergaulan
Bahaya pergaulanBahaya pergaulan
Bahaya pergaulan
 

Último

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Último (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

PEMUDA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyusuan diri dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan mempunyai masa depan yang baik daripada orang tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur (evolusi) Sebagian besar pemuda mengalami pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. Orang tua sebagai peer group yang memberikan bimbingan, pengarahan, karena merupakan norma-norma masyarakat, sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami dan diuangkapkannya. Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan politis serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga, menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih tergantung kepada orang tuanya. B. Rumusan Masalah Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang: 1. Bagaimana Pengertian tentang pemuda. 2. Bagaimana pengertian sosialiasi 3. Bagaimana pengertian Internalisasi belajar dan sosialisasi 4. Bagaimana gambaran pemuda dan identitasnya
  • 2. C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana pengertian dari pemuda, bagaimana pengertian dari sosialisasi dan Internalisasi pemuda. Dan bagaimana gambaran pemuda dengan identitas dirinya. D. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. PEMUDA DAN MASYARAKAT 1. Pengertian Pemuda Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda. Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi. jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan dirinya sendiri. 2. Pemuda Indonesia Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
  • 4. - Masa bayi : 0 – 1 tahun - Masa anak : 1 – 12 tahun - Masa Puber : 12 – 15 tahun - Masa Pemuda : 15 – 21 tahun - Masa dewasa : 21 tahun keatas Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut : - Golongan anak : 0 – 12 tahun - Golongan remaja : 13 – 18 tahun - Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yagn telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu : 1. siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah 2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi 3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas. Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu 1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
  • 5. 2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner. Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa. B. Sosialisasi Pemuda Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi
  • 6. melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian : 1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya 2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat C. Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
  • 7. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan. Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama. D. Proses Sosialisasi. Melalui proses sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian : 1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. 2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial.
  • 8. Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat. E. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat. Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat penderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya. Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak. F. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda Maksud dari pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu. Serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud. Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :  Landasan idiil : Pancasila  Landasan konstitusional : UUD 1945  Landasan Strategis : Garis-garis besar haluan negara  Landasan historis : Sumpah pemuda tahun 1928 dan Proklamasi kemerdekaan  Landasan normatif : etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
  • 9. BAB III KESIMPULAN Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa. 1. Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri khasnya. 2. Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah forum komunikasi dan tempat penggembleng. Menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan bangsa yang tangguh dan merakyat. 3. Generasi muda Indonesia mulai turut dalam peraturan aksi-aksi Tritura, Supersemar. Bidang pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga terampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma. http://jamalfirdaus.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6385/ISD-OL.doc