SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci dan sumber ajaran Islam yang pertama dan
utama. Apabila diteliti dengan seksama, maka akan ditemukan bahwa Al-Qur’an
mengandung keunikan-keunikan makna yang tiada akan pernah habis untuk dikaji
dan memberi isyarat makna yang tak terbatas. Kedudukan Al-Qur’an sebagai
rujukan utama umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan mereka dan
terbukanya untuk interpretasi baru, merupakan motivasi tersendiri terhadap
lahirnya usaha-usaha untuk menafsirkan dan menggali kandungan maknanya.
Ketika berbicara mengenai ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an,
sebenarnya dari semua ayat yang ada tersebut tidak semuanya memberikan
arti/pemahaman yang jelas. Jika ditelusuri, ternyata banyak sekali ayat yang masih
butuh penjelasan yang lebih mendalam mengenai hukum yang tersimpan dalam
ayat tersebut. Ini menunjukkan bahwa ternyata ayat-ayat Al-Qur’an itu tidak
hanya memberikan pemahaman secara langsung dan jelas, tetapi juga terdapat
ayat yang maknanya tersirat di dalam ayat tersebut.
Petunjuk (dalalah) lafaz kepada makna adakalanya berdasarkan pada bunyi
(manthuq, arti tersurat) perkataan yang diucapkan itu, baik secara tegas maupun
mengandung kemungkinan makna lain, dengan takdir maupun tanpa takdir. Dan
adakalanya pula berdasarkan pada pemahaman (mafhum, arti tersirat)-nya, baik
hukum sesuai dengan hukum mantuq ataupun bertentangan. Inilah yang
dinamakan dengan manthuq dan mafhum.
Oleh karena itu, agar dapat memahami dan mengetahui hukum atau makna
yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, dalam makalah ini akan dipaparkan
sedikit penjelasan guna menambah pemahaman pembaca. Sebagian aspek tersebut
yaitu mengenai Mantuq dan Mafhum, meliputi pengertian dan pembagiannya
serta contoh ayatnya. Semoga dapat dipahami dengan mudah lagi bermanfaat.
2
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian manthuq dan macam-macamnya?
2. Apa pengertian mafhum dan macam-macamnya?
3. Apa pengertian mafhum muwafaqah dan bentuk-bentuknya?
4. Apa pengertian mafhum mukholafah dan jenis-jenisnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manthuq dan macam-macamnya,
2. Untuk mengetahui pengertian mafhum dan macam-macamnya,
3. Untuk mengetahui pengertian mafhum muwafaqah dan bentuk-bentuknya,
4. Untuk mengetahui pengertian mafhum mukholafah dan jenis-jenisnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manthuq dan Macam-macamnya
1. Pengertian Manthuq
Secara etimologi manthuq berasal bahasa Arab ( ‫نطق‬-‫ينطق‬ ) yang
artinya berbicara, ‫منطوق‬ (isim maf’ul) berarti yang dibicarakan. Manthuq
adalah arti yang diperlihatkan oleh lafaz yang diungkapkan (yakni, petunjuk
arti tidak keluar dari unsur-unsur huruf yang diucapkan)1. Menurut Syafi’i
Karim, mantuq ialah sesuatu yang ditunjuki lafal dan ucapan lafal itu
sendiri.2 Dan menurut Mudzakir, adalah suatu (makna) yang ditunjukkan
oleh lafaz menurut ucapannya, yakni penunjukkan makna berdasarkan
materi huruf-huruf yang diucapkan.3
Dari definisi ini diketahui bahwa apabila suatu makna yang ditunjukkan
oleh suatu lafaz menurut ucapan (makna tersurat), yakni menunjukkan
makna yang berdasarkan materi huruf-huruf yang diucapkan disebut
pemahaman secara manthuq. Misalnya, hukum yang dipahami langsung dari
teks firman Allah pada QS. Al-Isra’ ayat 23 yang berbunyi :
َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ٍّ‫ف‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ‫ر‬
Artinya : “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka”.
Dengan menggunakan pemahaman secara mantuq ayat ini menunjukkan
haramnya mengucapkan kata “ah” dan membentak kedua orang tua.
Larangan atau haramnya hal tersebut langsung tertulis dan ditunjukkan
dalam ayat ini.
2. Macam-macam Manthuq
Dalam kitab “Zubdah al-Itqan fi Ulum al-Qur’an” karya Prof. Dr.
Muhammad bin Alwi Al-Maliki membagi mantuq atas dua bagian, yaitu
1 Rosihon, Mutiara Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 233
2 Syafi’i Karim, Fiqih – Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 177
3 Mudzakir. AS, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Bogor: Litera AntarNusa,2007), h. 358
4
lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti yaitu nash, dan
lafaz yang memiliki kemungkinan lebih dari satu arti yaitu zahir dan
mu’awal.
a. Lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti.
lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti
atau nash, ialah lafaz yang bentuknya sendiri telah dapat menunjukkan
makna yang dimaksud secara tegas (sarih), tidak mengandung
kemungkinan makna lain.4 Pengertian nash yang lain yaitu merupakan
suatu lafadz yang bentuknya sendiri telah dapat menunjukan makna yang
dimaksud secara tegas, tidak mengandung kemungkinan makna lain.5
Misalnya firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 196:
ٍِّ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫َّام‬‫ي‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ص‬َ‫ف‬َ‫ك‬ْ‫ل‬ِ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬َ‫و‬‫ة‬َ‫ر‬َ‫ش‬َ‫ع‬‫ة‬َ‫ل‬ِ‫َام‬‫ك‬
Artinya : “Maka (wajib) berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh
hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang
sempurna”.
Penyipatan “sepuluh” dengan “sempurna” telah mematahkan
kemungkinan “sepuluh” ini diartikan lain secara majaz (metafora). Inilah
yang dimaksud dengan nash. Contoh lain dalam QS. Al-Baqarah ayat
175:
‫ا‬َ‫ب‬ٍِّ‫الر‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ َّ‫اَّلل‬ َّ‫ل‬َ‫ح‬َ‫أ‬َ‫و‬
Artinya : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
Ayat ini menunjukkan secara jelas dan tegas tentang kehalalan jual beli
dan keharaman riba.
b. Lafaz yang memiliki kemungkinan lebih dari satu arti.
1) Zahir
Zahir merupakan lafaz yang diberi pemahaman dengan arti yang
lebih diunggulkan. Zahir ialah lafaz yang menunjukkan sesuatu
makna yang segera dipahami ketika diucapkan tetapi disertai
4 Rosihon, Op. Cit., h. 233
5 Syaikh Manna’ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an , ( Pustaka Al –
Kautsar , Jakarta , 2012) , h.312
5
kemungkinan makna lain yang lemah (marjuh).6 Jadi, zahir itu sama
dengan nash dalam hal penunjukkannya kepada makna yang
berdasarkan pada ucapan. Namun dari segi lain ia berbeda dengannya
karena nash hanya menunjukkan satu makna secara tegas dan tidak
mengandung kemungkinan menerima makna lain, sedang zahir di
samping menunjukkan satu makna ketika diucapkanjuga disertai
kemungkinan menerima makna lain meskipun lemah. Misalnya
firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 173:
…َ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ َّ‫ر‬ُ‫ط‬ْ‫ض‬‫ا‬ ِ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬‫اغ‬َ‫ب‬‫اد‬َ‫ع‬ َ‫ال‬َ‫و‬…
Artinya : “… tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedangkan ia tidak menginginkan dan melewati
batas …”
Lafaz “bag” digunakan untuk makna ”al-Jahil” (bodoh,tidak
tahu) dan ”az-Zalim” (melampaui batas, zalim), tetapi kemungkinan
arti yang kedua lebih jelas dan lebih umum digunakan. Contoh lain
dalam QS. Al-Baqarah ayat 222 :
…‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ ْ‫ُو‬‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬َ‫ن‬ ْ‫ر‬ُ‫ه‬ْ‫ط‬َ‫ي‬…
Artinya : “…dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum suci …”
Lafaz “yathhurna” mempunyai kemungkinan arti “suci dengan
terhentinya haid” dan arti “suci dengan mandi janabah dan wudu”,
tetapi dari kedua arti tersebut, kemungkinan arti yang kedua lebih
jelas dan lebih umum digunakan. Kemungkinan arti yang pertama
dari contoh-contoh di atas disebut marjuh (tidak diunggulkan),
sementara kemungkinan arti kedua yang kedua
disebut rajih (diunggulkan).
2) Mu’awwal,
Mu’awwal merupakan Lafaz yang diberi pemahaman dengan
arti yang tidak diunggulkan (marjuh) karena terdapat indikasi ketidak-
mungkinan diberi pemahaman dengan arti yang diunggulkan
6 Mudzakir. AS, Op. Cit., h. 359
6
(rajih). Mu’awwal ialah lafaz yang diartikan dengan makna
marjuh karena ada suatu dalil yang menghalangi dimaksudkannya
makna yang rajih.7 Mu’awwal berbeda dengan zahir, zahir diartikan
dengan makna yang rajih sebab tidak ada dalil yang memalingkan
kepada yang marjuh Misalnya firman Allah dalam Al-Qur’an :
…َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬َ‫ع‬َ‫م‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬…
Artinya : “… Dia (Allah) akan selalu bersama kalian di mana pun
berada …”
Tidak mungkin memberikan kata “bersama” pada ayat itu
dengan “dekat” dalam pengertian tempat yang merupakan arti rajih.
Karenanya, kata itu harus diberi pemahaman dengan arti lain
yang marjuh. Yakni kekuasaan dan ilmu-Nya atau penjagaan dan
pemeliharaan yang diberikan-Nya. Contoh lain dalam QS. Al-Isra
ayat 24 :
َ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫َض‬‫ف‬ْ‫ح‬‫ا‬َ‫و‬ٍِّ‫ل‬ُّ‫ذ‬‫ال‬َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬…
Artinya : “dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kasih sayang …”
Tidak mungkin memberikan pemahaman kata “adz-dzulli”
pada ayat itu dengan pengertian “sayap” yang merupakan
arti rajih karena pada kenyataannya memang manusia tidak memiliki
sayap. Karenanya, kata itu harus diberi pemahaman dengan arti lain
yang marjuh, yakni perlakuan yang baik terhadap kedua orang tua.
B. Pengertian Mahfum dan Macam-macamnya
1. Pengertian Mahfum
Mafhum secara berasal bahasa Arab ( ‫فهم‬–‫يفهم‬ ) yang artinya
faham, ‫مفهوم‬ (isim maf’ul) berarti yang difahami. Mafhum (pemahaman)
adalah arti yang tidak diperlihatkan oleh lafaz yang diucapkan (yakni,
7 Ibid, h.360
7
petunjuk artinya keluar dari unsur-unsur huruf yang dicapkan).8 Menurut
Syafi’i Karim, mafhum adalah sesuatu yang ditunjuk oleh lafaz, tetapi bukan
dari ucapan lafaz itu sendiri.9 Dan menurut Mudzakir, ialah makna yang
ditunjukkan oleh lafaz tidak berdasarkan pada bunyi ucapan.10
Dari definisi ini diketahui bahwa apabila sesuatu yang ditunjukkan oleh
suatu lafaz tidak bersandar bunyi ucapan (makna tersirat) disebut
pamahaman secara mafhum. Dengan kata lain, mafhum ialah pengertian
yang ditunjukkan oleh suatu lafaz tidak dalam tempat pembicaraan, tetapi
dari pemahaman yang terdapat pada ucapan tersebut. Misalnya, hukum yang
dipahami langsung dari teks firman Allah pada QS. Al-Isra’ ayat 23 yang
berbunyi :
‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ‫ر‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ٍّ‫ف‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫ف‬
Artinya : “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka”.
Dengan menggunakan pemahaman secara mafhum, dimana melaluinya dapat
diketahui haram hukumnya memukul orang tua dan segala bentuk perbuatan
yang menyakiti keduanya.
2. Pembagian Mahfum
Mafhum juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Mafhum Muwafaqah
b. Mafhum Mukholafah
C. Pengertian Mahfum Muwafaqah dan Bentuk-bentuknya
1. Pengertian Mafhum Muwafaqah
Mafhum muwafaqah adalah suatu petunjuk kalimat yang menunjukkan
bahwa hukum yang tertulis pada kalimat itu berlaku pada masalah yang
tidak tertulis, karena ada persamaan dalam maknanya. Disebut mahfum
muwafaqah karena hukum yang tidak tertulis sesuai dengan hukum yang
8 Rosihan, Op. Cit., h. 235
9 Syafi’i Karim, Op. Cit., h.180
10 Mudzakir. AS, Op. Cit., h. 362
8
tertulis.11 Mafhum Muwafaqah merupakan pemahaman yang diberikan
kepada lafaz mafhum itu selaras dengan yang dimiliki oleh lafaz manthuq,
dengan kata lain makna yang hukumnya sesuai dengan manthuq.12
2. Pembagian Mafhum Muwafaqah
Mafhum Muwafaqah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Fatwa al-Khitab
Fatwa al-Khitab merupakan pemahaman yang diberikan kepada
lafaz mafhum lebih kuat daripada yang dimiliki oleh lafaz mantuq, yaitu
apabila hukum yang dipahami dari lafal lebih utama dari hukum yang
ditangkap langsung dari lafal itu.
Misalnya memukul, menghardik, dan meludahi orang tua yang
dipahami dari firman Allah SWT dalam surah al-Isra’(17) ayat 23 di atas,
berbeda kualitasnya dengan sekedar mengatakan “ah” atau “cis” kepada
orang tua. Dari segi akibat, memukul, menghardik dan meludahi orang
tua, lebih berat dibanding hanya sekedar mengatakan “ah” atau “cis”.
Oleh sebab itu hukum makna yang dipahami di luar lafal itu bisa lebih
utama (lebih tinggi kualitasnya) dari hukum yang dipahami dari lafal itu
sendiri.
b. Lahnu al-Khitab
Lahnu al-Khitab merupakan pemahaman yang diberikan kepada
lafaz mafhum itu sama tingkatannya dengan yang dimiliki oleh lafaz
mantuq. Misalnya firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 10 :
ِ‫إ‬َّ‫ن‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ي‬‫ا‬ً‫م‬ْ‫ل‬ُ‫ظ‬ ‫ى‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬…
Artinya : “sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim
secara zalim …”
Mafhum-nya, memakan harta anak yatim sama saja dengan
hukum melenyapkannya, membuang atau membakarnya. Karena pada
hakikatnya, makna-makna ini mengacu pada satu hal yaitu menghabiskan
harta anak yatim secara lalim.
11 Syafi’i Karim, Op. Cit., h.178
12 Rosihan, Op. Cit., h. 235
9
D.Pengertian Mahfum Mukholafah dan Macam-macamnya
1. Pengertian Mafhum Mukholafah
Mafhum Mukhalafah merupakan pemahaman yang diberikan kepada
lafaz mafhum itu tidak selaras dengan yang dimiliki oleh lafaz mantuq,
dengan kata lain makna yang berbeda hukumnya dengan mantuq.13 Mafhum
Mukhalafah adalah pengertian yang dipahami berbeda dengan ucapan, baik
dalam istinbat (menetapkan) maupun nafi (meniadakan). Oleh karena itu, hal
yang dipahami selalu kebalikannya daripada bunyi lafal yang diucapkan.
Seperti dalam firman Allah swt pada QS. al-Jum’ah ayat 9:
َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ذ‬َ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ع‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ة‬‫ال‬َّ‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ِي‬‫د‬‫و‬ُ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬
“Apabila kamu dipanggil untuk mengerjakan sholat pada hari jum’at, maka
bersegeralah kamu mengerjakan dan tinggalkan jual beli.”
Dapat dipahami dari ayat ini, bahwa boleh jual beli di hari jum’at sebelum
adzan si mu’adzin dan sesudah mengerjakan sholat.14
2. Pembagian Mafhum Mukholafah
Mafhum Muwafaqah dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Mafhum al-Washfi
Mafhum al-Washfi (pemahaman dengan sifat) adalah petunjuk
yang dibatasi oleh sifat, menghubungkan hukum sesuatu kepada salah
satu sifatnya. Dalam mafhum sifat terdapat tiga bagian, yaitu mushtaq,
hal (keterangan keadaan) dan ‘adad (bilangan). Misalnya pada sabda
Rasulullah saw.:
‫ي‬ِ‫ف‬ِ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫س‬‫ال‬ِ‫ة‬َ‫ا‬‫ك‬َ‫ز‬
“para binatang yang digembalakan itu ada kewajiban zakat”
Mafhum mukhalafahnya adalah binatang yang diberi makan, bukan yang
digembalakan.15
Mafhum sifat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
13 Rosihan, Op. Cit., h. 235
14 Rahmat syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) h.220
15 Ibid
10
1) Mustaq dalam ayat.
Contohnya dalam QS. Al-Hujarat ayat 6:
‫ا‬ً‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ‫ُوا‬‫ب‬‫ي‬ ِ‫ص‬ُ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َّ‫ي‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ‫إ‬َ‫ب‬َ‫ن‬ِ‫ب‬ ‫ق‬ِ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ‫ن‬‫ي‬ِ‫ِم‬‫د‬‫َا‬‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ِ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫ت‬َ‫ف‬ ‫ة‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ج‬ِ‫ب‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang-orang
fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.”
Dapat dipahami dari ungkapan kata ‘fasiq’ ialah orang yang tidak
wajib ditelliti beritanya. Ini berarti bahwa berita yang disampaikan
oleh seseorang yang adil wajib diterima.
2) Hal (keterangan keadaan)
Seperti fiman Allah, QS. Al-Maidah ayat 95:
‫ًا‬‫د‬ٍِّ‫م‬َ‫ع‬َ‫ت‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ت‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫م‬ُ‫ر‬ُ‫ح‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ َ‫د‬ْ‫ي‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ‫ب‬ ‫ًا‬‫ي‬ْ‫د‬َ‫ه‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ْل‬‫د‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ذ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ِ‫م‬َ‫ع‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬َ‫ت‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ‫اء‬َ‫ز‬َ‫ج‬َ‫ف‬َ‫غ‬ِ‫ل‬‫ا‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫و‬ َ‫ق‬‫و‬ُ‫ذ‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ص‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ُ‫ل‬ْ‫د‬َ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ن‬‫ي‬ِ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ط‬ ‫ة‬َ‫ار‬َّ‫ف‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬
‫ام‬َ‫ق‬ِ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ ‫يز‬ ِ‫ز‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ُ‫م‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫د‬‫ا‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ف‬َ‫ل‬َ‫س‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ‫َا‬‫ف‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh
binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa diantara
kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah
mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang
dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil diantara kamu
sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka’bah atau (dendanya)
membayar kaffarat dengan memberi makanan orang-orang miskin
atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu,
supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah
memaafkan apa yang telah lalu dan barangsiapa yang kembali
11
mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya, Allah Maha
Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.”
Ayat ini menunjukkan tiadanya hukum bagi orang yang
membunuhnya karena tak sengaja. Sebab penentuan “sengaja” dengan
kewajiban membayar denda dalam pembunuhan binatang buruan
tidak sengaja.
3) ‘Adad (bilangan)
Seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 197:
َ‫ق‬‫و‬ُ‫س‬ُ‫ف‬ ‫ال‬َ‫و‬ َ‫ث‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ ‫ال‬َ‫ف‬ َّ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ض‬َ‫ر‬َ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ‫ات‬َ‫م‬‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ‫ر‬ُ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ُّ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬
‫ال‬َ‫و‬َ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ُوا‬‫د‬َّ‫و‬َ‫َز‬‫ت‬َ‫و‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ُ‫ه‬ْ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ٍِّ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫د‬ ِ‫ج‬
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫األ‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ون‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ى‬َ‫و‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِ‫د‬‫ا‬َّ‫الز‬
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji,
maka tidak boleh rafats, berbuat fasikh dan berbantah-bantahan di
dalam masa mengerjakan haji dan apa yang kamu kerjakan berupa
kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah dan
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah
kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.”
Mafhumnya ialah melakukan ihram diluar bulan-bulan itu tidak syah.
b. Mafhum Illiat
Mafhum illat adalah menghubungksn hukum sesuatu karena illatnya atau
sebabnya. Mengharamkan minuman keras karena memabukkan.16
c. Mafhum ghayah
Mafhum ghayah (pemahaman dengan batas akhir) adalah lafal
yang menunjukkan hukum sampai pada ghayah (batasan,
hinggaan), hingga lafal ghayah ini ada kalanya dengan “illa” dan
dengan “hatta’. Seperti dalam firman Allah SWT dalam surat al-
Maidah ayat 6:
16 Syafi’i karim, Op. Cit., h. 183
12
....ِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ِلى‬‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ا‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬َ‫ا‬‫ف‬ ِ‫ة‬‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ِلى‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬
“bila kamu hendak nmengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai kepada siku”.
Mafhum mukhalafahnya adalah membasuh tangan sampai kepada siku.
d. Mahfum laqaab
Mahfum laqaab (pemahaman dengan julukan) adalah
menggantungkan hukum kepada isim alam atau isim fiil. Seperti firman
Allah SWT:
ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫م‬ٍِّ‫ر‬ُ‫ح‬
“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu.” Mafhum
mukhalafahnya adalah selain para ibu.17
e. Mafhum hasr
Mafhum hasr adalah pembatasan. Seperti dalam firman Allah swt.:
ُ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ َ‫ك‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫إ‬‫و‬ ُ‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ن‬ َ‫ك‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫إ‬
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan.”
Mafhum mukhalafahnya adalah bahwa selain Allah tidak disembah dan
tidak dimintai pertolongan. Oleh karrena itu, ayat tersebut menunjukkan
bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.
f. Mafhum syarat
Mafhum syarat adalah petunjuk lafadz yang memberi fadah adanya
hukum yang dihubungkan dengan syarat supaya dapat berlaku hukum
yang sebaliknya. Seperti dalam surat al-Thalaq ayat 6:
...َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ‫ل‬ْ‫م‬َ‫ح‬ ِ‫ت‬َ‫ال‬‫و‬ُ‫أ‬ َّ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫...و‬
“...Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil,
maka berikanlah kepada mererka nafkahnya.”
Mafhum mukhalafahnya adalah istri-istri tertalak itu tidak sedang hamil,
tidak wajib diberi nafkah.18
17 Ibid., h.184
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manthuq adalah petunjuk makna yang bersifat tekstual, yaitu petunjuk yang
telah jelas pada seluruh atau sebagian artinya berdasarkan tuturan lafadz itu
sendiri. Mantuq terbagi atas dua bagian, yaitu :
a. Lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti.
b. Lafaz yang memiliki kemungkinan lebih dari satu arti. Terbagi menjadi
dua bagian, yaitu Zahir dan Mu’awwal.
2. Mafhum adalah pemahaman terhadap makna yang tidak terdapat dalam
suatu lafadz. Mafhum juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Mafhum Muwafaqah.
b. Mafhum Mukholafah
3. Mafhum muwafaqah adalah suatu petunjuk kalimat yang menunjukkan
bahwa hukum yang tertulis pada kalimat itu berlaku pada masalah yang
tidak tertulis, karena ada persamaan dalam maknanya. Mafhum muwafaqah
terbagi atas dua bagian, yaitu :
a. Fatwa al-Khitab
b. Lahnu al-Khitab
4. Mafhum Mukhalafah merupakan pemahaman yang diberikan kepada lafaz
mafhum itu tidak selaras dengan yang dimiliki oleh lafaz mantuq, dengan
kata lain makna yang berbeda hukumnya dengan mantuq. Mafhum
Mukhalafah terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Mafhum al-washfhi
b. Mafhum illat
c. Mafhum ghayah
d. Mafhum laqaa,
e. Mafhum hasr
f. Mafhum syarat
18 Abdul Wahab Khalaf, Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 2003) h. 222
14
DAFTAR PUSTAKA
Karim Syafi’i, 1997, Fiqih – Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia
Khalaf Abdul Wahab, 2003, Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Amani
Mudzakir. AS, 2007, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Litera AntarNusa
Rosihon, 1999, Mutiara Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia
Syafe’i Rahmat, 2010, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: CV Pustaka Setia
Syaikh Manna’ Al-Qaththan , 2012, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an , Jakarta:
Pustaka Al – Kautsar

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)Fakhri Cool
 
Zhahir dan muawwal (takwil)
Zhahir dan muawwal (takwil)Zhahir dan muawwal (takwil)
Zhahir dan muawwal (takwil)agung prastio
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumLutfyHikmah
 
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahjuniska efendi
 
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11rejotangan
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Makalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiMakalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiilmanafia13
 
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YITAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YIMuhammad Rizaki
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilMohamad Bastomii
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabihqoida malik
 
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssTafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssarfian kurniawan
 

Mais procurados (19)

Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)
Homonimi (Al-Musytarak Al-Lafdzi)
 
Zhahir dan muawwal (takwil)
Zhahir dan muawwal (takwil)Zhahir dan muawwal (takwil)
Zhahir dan muawwal (takwil)
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
 
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
 
makalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakhmakalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakh
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Ma'ani al-quran
Ma'ani al-quranMa'ani al-quran
Ma'ani al-quran
 
Makalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiMakalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabi
 
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YITAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
 
Makalah isim..
Makalah isim..Makalah isim..
Makalah isim..
 
Al muhkam wa al mutasyabih
Al muhkam wa al mutasyabihAl muhkam wa al mutasyabih
Al muhkam wa al mutasyabih
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabih
 
Hukum Bacaan Tajwid
Hukum Bacaan Tajwid Hukum Bacaan Tajwid
Hukum Bacaan Tajwid
 
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssTafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
 

Destaque

New york and urbanization
New york and urbanizationNew york and urbanization
New york and urbanizationEricJames7
 
English colonies in north america
English colonies in north americaEnglish colonies in north america
English colonies in north americaEricJames7
 
Country report venezuela pt2
Country report venezuela pt2Country report venezuela pt2
Country report venezuela pt2EricJames7
 
OHDSI Symposium 2016 - ATLAS Demo loop
OHDSI Symposium 2016 - ATLAS Demo loopOHDSI Symposium 2016 - ATLAS Demo loop
OHDSI Symposium 2016 - ATLAS Demo loopjmbanda
 
International Guide to Milan EXPO 2015
International Guide to Milan EXPO 2015International Guide to Milan EXPO 2015
International Guide to Milan EXPO 2015Youth Moving
 
I pad 101 general
I pad 101 generalI pad 101 general
I pad 101 generalNina Diehl
 
Slideshare diferencias y semejanzas de los si
Slideshare diferencias y semejanzas de los siSlideshare diferencias y semejanzas de los si
Slideshare diferencias y semejanzas de los siNilda1411
 
I pad 101 2013
I pad 101 2013I pad 101 2013
I pad 101 2013Nina Diehl
 
Dau Khop Tay Sau Sinh
Dau Khop Tay Sau SinhDau Khop Tay Sau Sinh
Dau Khop Tay Sau Sinhnorman344
 
Beyond the Basics of Your iPhone and iPad
Beyond the Basics of Your iPhone and iPadBeyond the Basics of Your iPhone and iPad
Beyond the Basics of Your iPhone and iPadAARP Illinois
 
La suficiencia de cristo # 17
La suficiencia de cristo # 17La suficiencia de cristo # 17
La suficiencia de cristo # 17IBE Callao
 
Presentation introducing 'How to make a plant watering robot' activity
Presentation introducing 'How to make a plant watering robot' activityPresentation introducing 'How to make a plant watering robot' activity
Presentation introducing 'How to make a plant watering robot' activityNeil Winterburn
 
Country report venezuela
Country report venezuelaCountry report venezuela
Country report venezuelaEricJames7
 
How to make a robot that senses how close you are - One page
How to make a robot that senses how close you are - One pageHow to make a robot that senses how close you are - One page
How to make a robot that senses how close you are - One pageNeil Winterburn
 
المشتريات الالكترونية
المشتريات الالكترونيةالمشتريات الالكترونية
المشتريات الالكترونيةIbrahim Alhariri
 
Automatic Watering System in Greenhouse
Automatic Watering System in GreenhouseAutomatic Watering System in Greenhouse
Automatic Watering System in Greenhousemishu TheScareCrow
 

Destaque (20)

New york and urbanization
New york and urbanizationNew york and urbanization
New york and urbanization
 
Hyundai service certificate main
Hyundai service certificate mainHyundai service certificate main
Hyundai service certificate main
 
English colonies in north america
English colonies in north americaEnglish colonies in north america
English colonies in north america
 
Country report venezuela pt2
Country report venezuela pt2Country report venezuela pt2
Country report venezuela pt2
 
OHDSI Symposium 2016 - ATLAS Demo loop
OHDSI Symposium 2016 - ATLAS Demo loopOHDSI Symposium 2016 - ATLAS Demo loop
OHDSI Symposium 2016 - ATLAS Demo loop
 
International Guide to Milan EXPO 2015
International Guide to Milan EXPO 2015International Guide to Milan EXPO 2015
International Guide to Milan EXPO 2015
 
INT_ee_company profile 2012
INT_ee_company profile 2012INT_ee_company profile 2012
INT_ee_company profile 2012
 
INT_Group_company profile 2012
INT_Group_company profile 2012INT_Group_company profile 2012
INT_Group_company profile 2012
 
I pad 101 general
I pad 101 generalI pad 101 general
I pad 101 general
 
Slideshare diferencias y semejanzas de los si
Slideshare diferencias y semejanzas de los siSlideshare diferencias y semejanzas de los si
Slideshare diferencias y semejanzas de los si
 
I pad 101 2013
I pad 101 2013I pad 101 2013
I pad 101 2013
 
Dau Khop Tay Sau Sinh
Dau Khop Tay Sau SinhDau Khop Tay Sau Sinh
Dau Khop Tay Sau Sinh
 
Beyond the Basics of Your iPhone and iPad
Beyond the Basics of Your iPhone and iPadBeyond the Basics of Your iPhone and iPad
Beyond the Basics of Your iPhone and iPad
 
La suficiencia de cristo # 17
La suficiencia de cristo # 17La suficiencia de cristo # 17
La suficiencia de cristo # 17
 
Presentation introducing 'How to make a plant watering robot' activity
Presentation introducing 'How to make a plant watering robot' activityPresentation introducing 'How to make a plant watering robot' activity
Presentation introducing 'How to make a plant watering robot' activity
 
Country report venezuela
Country report venezuelaCountry report venezuela
Country report venezuela
 
How to make a robot that senses how close you are - One page
How to make a robot that senses how close you are - One pageHow to make a robot that senses how close you are - One page
How to make a robot that senses how close you are - One page
 
المشتريات الالكترونية
المشتريات الالكترونيةالمشتريات الالكترونية
المشتريات الالكترونية
 
Automatic Watering System in Greenhouse
Automatic Watering System in GreenhouseAutomatic Watering System in Greenhouse
Automatic Watering System in Greenhouse
 
Abrasive and polishing agents
Abrasive and polishing agentsAbrasive and polishing agents
Abrasive and polishing agents
 

Semelhante a Isi pembahasan copy

Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
Al haqiqotu Wal Majazi.pptx
Al haqiqotu Wal Majazi.pptxAl haqiqotu Wal Majazi.pptx
Al haqiqotu Wal Majazi.pptxikbal78
 
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassirKaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassirDarmansyaD
 
Kaedah pengambilan hukum a1
Kaedah pengambilan hukum a1Kaedah pengambilan hukum a1
Kaedah pengambilan hukum a1Kamarudin Jaafar
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxZukét Printing
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2andisalwa
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabihMarhamah Saleh
 
HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN INTELEKTUAL INDONESIA
HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN INTELEKTUAL INDONESIAHERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN INTELEKTUAL INDONESIA
HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN INTELEKTUAL INDONESIAIdrus Abidin
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhumrismariszki
 

Semelhante a Isi pembahasan copy (20)

Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Al haqiqotu Wal Majazi.pptx
Al haqiqotu Wal Majazi.pptxAl haqiqotu Wal Majazi.pptx
Al haqiqotu Wal Majazi.pptx
 
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassirKaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
 
Kaedah pengambilan hukum a1
Kaedah pengambilan hukum a1Kaedah pengambilan hukum a1
Kaedah pengambilan hukum a1
 
Makalah al quran hadist
Makalah al quran hadistMakalah al quran hadist
Makalah al quran hadist
 
Al-Mutaradif
Al-Mutaradif Al-Mutaradif
Al-Mutaradif
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
 
PPT Pengertian muhkam
PPT Pengertian muhkamPPT Pengertian muhkam
PPT Pengertian muhkam
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
Kaidah kaidah hukum islam
Kaidah kaidah hukum islamKaidah kaidah hukum islam
Kaidah kaidah hukum islam
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Kokoh Yeri Kustioro. SM II PMI-A FDK UINSU 20...
 
Jenis tafsir
Jenis tafsirJenis tafsir
Jenis tafsir
 
HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN INTELEKTUAL INDONESIA
HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN INTELEKTUAL INDONESIAHERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN INTELEKTUAL INDONESIA
HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN INTELEKTUAL INDONESIA
 
Pengertian ulumul qur
Pengertian ulumul  qurPengertian ulumul  qur
Pengertian ulumul qur
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Elvira Ariska. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhum
 
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASARALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
 

Último

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Último (20)

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Isi pembahasan copy

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur’an merupakan kitab suci dan sumber ajaran Islam yang pertama dan utama. Apabila diteliti dengan seksama, maka akan ditemukan bahwa Al-Qur’an mengandung keunikan-keunikan makna yang tiada akan pernah habis untuk dikaji dan memberi isyarat makna yang tak terbatas. Kedudukan Al-Qur’an sebagai rujukan utama umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan mereka dan terbukanya untuk interpretasi baru, merupakan motivasi tersendiri terhadap lahirnya usaha-usaha untuk menafsirkan dan menggali kandungan maknanya. Ketika berbicara mengenai ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an, sebenarnya dari semua ayat yang ada tersebut tidak semuanya memberikan arti/pemahaman yang jelas. Jika ditelusuri, ternyata banyak sekali ayat yang masih butuh penjelasan yang lebih mendalam mengenai hukum yang tersimpan dalam ayat tersebut. Ini menunjukkan bahwa ternyata ayat-ayat Al-Qur’an itu tidak hanya memberikan pemahaman secara langsung dan jelas, tetapi juga terdapat ayat yang maknanya tersirat di dalam ayat tersebut. Petunjuk (dalalah) lafaz kepada makna adakalanya berdasarkan pada bunyi (manthuq, arti tersurat) perkataan yang diucapkan itu, baik secara tegas maupun mengandung kemungkinan makna lain, dengan takdir maupun tanpa takdir. Dan adakalanya pula berdasarkan pada pemahaman (mafhum, arti tersirat)-nya, baik hukum sesuai dengan hukum mantuq ataupun bertentangan. Inilah yang dinamakan dengan manthuq dan mafhum. Oleh karena itu, agar dapat memahami dan mengetahui hukum atau makna yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, dalam makalah ini akan dipaparkan sedikit penjelasan guna menambah pemahaman pembaca. Sebagian aspek tersebut yaitu mengenai Mantuq dan Mafhum, meliputi pengertian dan pembagiannya serta contoh ayatnya. Semoga dapat dipahami dengan mudah lagi bermanfaat.
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian manthuq dan macam-macamnya? 2. Apa pengertian mafhum dan macam-macamnya? 3. Apa pengertian mafhum muwafaqah dan bentuk-bentuknya? 4. Apa pengertian mafhum mukholafah dan jenis-jenisnya? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian manthuq dan macam-macamnya, 2. Untuk mengetahui pengertian mafhum dan macam-macamnya, 3. Untuk mengetahui pengertian mafhum muwafaqah dan bentuk-bentuknya, 4. Untuk mengetahui pengertian mafhum mukholafah dan jenis-jenisnya.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manthuq dan Macam-macamnya 1. Pengertian Manthuq Secara etimologi manthuq berasal bahasa Arab ( ‫نطق‬-‫ينطق‬ ) yang artinya berbicara, ‫منطوق‬ (isim maf’ul) berarti yang dibicarakan. Manthuq adalah arti yang diperlihatkan oleh lafaz yang diungkapkan (yakni, petunjuk arti tidak keluar dari unsur-unsur huruf yang diucapkan)1. Menurut Syafi’i Karim, mantuq ialah sesuatu yang ditunjuki lafal dan ucapan lafal itu sendiri.2 Dan menurut Mudzakir, adalah suatu (makna) yang ditunjukkan oleh lafaz menurut ucapannya, yakni penunjukkan makna berdasarkan materi huruf-huruf yang diucapkan.3 Dari definisi ini diketahui bahwa apabila suatu makna yang ditunjukkan oleh suatu lafaz menurut ucapan (makna tersurat), yakni menunjukkan makna yang berdasarkan materi huruf-huruf yang diucapkan disebut pemahaman secara manthuq. Misalnya, hukum yang dipahami langsung dari teks firman Allah pada QS. Al-Isra’ ayat 23 yang berbunyi : َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ٍّ‫ف‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ‫ر‬ Artinya : “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka”. Dengan menggunakan pemahaman secara mantuq ayat ini menunjukkan haramnya mengucapkan kata “ah” dan membentak kedua orang tua. Larangan atau haramnya hal tersebut langsung tertulis dan ditunjukkan dalam ayat ini. 2. Macam-macam Manthuq Dalam kitab “Zubdah al-Itqan fi Ulum al-Qur’an” karya Prof. Dr. Muhammad bin Alwi Al-Maliki membagi mantuq atas dua bagian, yaitu 1 Rosihon, Mutiara Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 233 2 Syafi’i Karim, Fiqih – Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 177 3 Mudzakir. AS, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Bogor: Litera AntarNusa,2007), h. 358
  • 4. 4 lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti yaitu nash, dan lafaz yang memiliki kemungkinan lebih dari satu arti yaitu zahir dan mu’awal. a. Lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti. lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti atau nash, ialah lafaz yang bentuknya sendiri telah dapat menunjukkan makna yang dimaksud secara tegas (sarih), tidak mengandung kemungkinan makna lain.4 Pengertian nash yang lain yaitu merupakan suatu lafadz yang bentuknya sendiri telah dapat menunjukan makna yang dimaksud secara tegas, tidak mengandung kemungkinan makna lain.5 Misalnya firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 196: ٍِّ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫َّام‬‫ي‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ص‬َ‫ف‬َ‫ك‬ْ‫ل‬ِ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬َ‫و‬‫ة‬َ‫ر‬َ‫ش‬َ‫ع‬‫ة‬َ‫ل‬ِ‫َام‬‫ك‬ Artinya : “Maka (wajib) berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna”. Penyipatan “sepuluh” dengan “sempurna” telah mematahkan kemungkinan “sepuluh” ini diartikan lain secara majaz (metafora). Inilah yang dimaksud dengan nash. Contoh lain dalam QS. Al-Baqarah ayat 175: ‫ا‬َ‫ب‬ٍِّ‫الر‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ َّ‫اَّلل‬ َّ‫ل‬َ‫ح‬َ‫أ‬َ‫و‬ Artinya : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Ayat ini menunjukkan secara jelas dan tegas tentang kehalalan jual beli dan keharaman riba. b. Lafaz yang memiliki kemungkinan lebih dari satu arti. 1) Zahir Zahir merupakan lafaz yang diberi pemahaman dengan arti yang lebih diunggulkan. Zahir ialah lafaz yang menunjukkan sesuatu makna yang segera dipahami ketika diucapkan tetapi disertai 4 Rosihon, Op. Cit., h. 233 5 Syaikh Manna’ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an , ( Pustaka Al – Kautsar , Jakarta , 2012) , h.312
  • 5. 5 kemungkinan makna lain yang lemah (marjuh).6 Jadi, zahir itu sama dengan nash dalam hal penunjukkannya kepada makna yang berdasarkan pada ucapan. Namun dari segi lain ia berbeda dengannya karena nash hanya menunjukkan satu makna secara tegas dan tidak mengandung kemungkinan menerima makna lain, sedang zahir di samping menunjukkan satu makna ketika diucapkanjuga disertai kemungkinan menerima makna lain meskipun lemah. Misalnya firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 173: …َ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ َّ‫ر‬ُ‫ط‬ْ‫ض‬‫ا‬ ِ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬‫اغ‬َ‫ب‬‫اد‬َ‫ع‬ َ‫ال‬َ‫و‬… Artinya : “… tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedangkan ia tidak menginginkan dan melewati batas …” Lafaz “bag” digunakan untuk makna ”al-Jahil” (bodoh,tidak tahu) dan ”az-Zalim” (melampaui batas, zalim), tetapi kemungkinan arti yang kedua lebih jelas dan lebih umum digunakan. Contoh lain dalam QS. Al-Baqarah ayat 222 : …‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ ْ‫ُو‬‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬َ‫ن‬ ْ‫ر‬ُ‫ه‬ْ‫ط‬َ‫ي‬… Artinya : “…dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum suci …” Lafaz “yathhurna” mempunyai kemungkinan arti “suci dengan terhentinya haid” dan arti “suci dengan mandi janabah dan wudu”, tetapi dari kedua arti tersebut, kemungkinan arti yang kedua lebih jelas dan lebih umum digunakan. Kemungkinan arti yang pertama dari contoh-contoh di atas disebut marjuh (tidak diunggulkan), sementara kemungkinan arti kedua yang kedua disebut rajih (diunggulkan). 2) Mu’awwal, Mu’awwal merupakan Lafaz yang diberi pemahaman dengan arti yang tidak diunggulkan (marjuh) karena terdapat indikasi ketidak- mungkinan diberi pemahaman dengan arti yang diunggulkan 6 Mudzakir. AS, Op. Cit., h. 359
  • 6. 6 (rajih). Mu’awwal ialah lafaz yang diartikan dengan makna marjuh karena ada suatu dalil yang menghalangi dimaksudkannya makna yang rajih.7 Mu’awwal berbeda dengan zahir, zahir diartikan dengan makna yang rajih sebab tidak ada dalil yang memalingkan kepada yang marjuh Misalnya firman Allah dalam Al-Qur’an : …َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬َ‫ع‬َ‫م‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬… Artinya : “… Dia (Allah) akan selalu bersama kalian di mana pun berada …” Tidak mungkin memberikan kata “bersama” pada ayat itu dengan “dekat” dalam pengertian tempat yang merupakan arti rajih. Karenanya, kata itu harus diberi pemahaman dengan arti lain yang marjuh. Yakni kekuasaan dan ilmu-Nya atau penjagaan dan pemeliharaan yang diberikan-Nya. Contoh lain dalam QS. Al-Isra ayat 24 : َ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫َض‬‫ف‬ْ‫ح‬‫ا‬َ‫و‬ٍِّ‫ل‬ُّ‫ذ‬‫ال‬َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬… Artinya : “dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang …” Tidak mungkin memberikan pemahaman kata “adz-dzulli” pada ayat itu dengan pengertian “sayap” yang merupakan arti rajih karena pada kenyataannya memang manusia tidak memiliki sayap. Karenanya, kata itu harus diberi pemahaman dengan arti lain yang marjuh, yakni perlakuan yang baik terhadap kedua orang tua. B. Pengertian Mahfum dan Macam-macamnya 1. Pengertian Mahfum Mafhum secara berasal bahasa Arab ( ‫فهم‬–‫يفهم‬ ) yang artinya faham, ‫مفهوم‬ (isim maf’ul) berarti yang difahami. Mafhum (pemahaman) adalah arti yang tidak diperlihatkan oleh lafaz yang diucapkan (yakni, 7 Ibid, h.360
  • 7. 7 petunjuk artinya keluar dari unsur-unsur huruf yang dicapkan).8 Menurut Syafi’i Karim, mafhum adalah sesuatu yang ditunjuk oleh lafaz, tetapi bukan dari ucapan lafaz itu sendiri.9 Dan menurut Mudzakir, ialah makna yang ditunjukkan oleh lafaz tidak berdasarkan pada bunyi ucapan.10 Dari definisi ini diketahui bahwa apabila sesuatu yang ditunjukkan oleh suatu lafaz tidak bersandar bunyi ucapan (makna tersirat) disebut pamahaman secara mafhum. Dengan kata lain, mafhum ialah pengertian yang ditunjukkan oleh suatu lafaz tidak dalam tempat pembicaraan, tetapi dari pemahaman yang terdapat pada ucapan tersebut. Misalnya, hukum yang dipahami langsung dari teks firman Allah pada QS. Al-Isra’ ayat 23 yang berbunyi : ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ‫ر‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ٍّ‫ف‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫ف‬ Artinya : “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka”. Dengan menggunakan pemahaman secara mafhum, dimana melaluinya dapat diketahui haram hukumnya memukul orang tua dan segala bentuk perbuatan yang menyakiti keduanya. 2. Pembagian Mahfum Mafhum juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Mafhum Muwafaqah b. Mafhum Mukholafah C. Pengertian Mahfum Muwafaqah dan Bentuk-bentuknya 1. Pengertian Mafhum Muwafaqah Mafhum muwafaqah adalah suatu petunjuk kalimat yang menunjukkan bahwa hukum yang tertulis pada kalimat itu berlaku pada masalah yang tidak tertulis, karena ada persamaan dalam maknanya. Disebut mahfum muwafaqah karena hukum yang tidak tertulis sesuai dengan hukum yang 8 Rosihan, Op. Cit., h. 235 9 Syafi’i Karim, Op. Cit., h.180 10 Mudzakir. AS, Op. Cit., h. 362
  • 8. 8 tertulis.11 Mafhum Muwafaqah merupakan pemahaman yang diberikan kepada lafaz mafhum itu selaras dengan yang dimiliki oleh lafaz manthuq, dengan kata lain makna yang hukumnya sesuai dengan manthuq.12 2. Pembagian Mafhum Muwafaqah Mafhum Muwafaqah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Fatwa al-Khitab Fatwa al-Khitab merupakan pemahaman yang diberikan kepada lafaz mafhum lebih kuat daripada yang dimiliki oleh lafaz mantuq, yaitu apabila hukum yang dipahami dari lafal lebih utama dari hukum yang ditangkap langsung dari lafal itu. Misalnya memukul, menghardik, dan meludahi orang tua yang dipahami dari firman Allah SWT dalam surah al-Isra’(17) ayat 23 di atas, berbeda kualitasnya dengan sekedar mengatakan “ah” atau “cis” kepada orang tua. Dari segi akibat, memukul, menghardik dan meludahi orang tua, lebih berat dibanding hanya sekedar mengatakan “ah” atau “cis”. Oleh sebab itu hukum makna yang dipahami di luar lafal itu bisa lebih utama (lebih tinggi kualitasnya) dari hukum yang dipahami dari lafal itu sendiri. b. Lahnu al-Khitab Lahnu al-Khitab merupakan pemahaman yang diberikan kepada lafaz mafhum itu sama tingkatannya dengan yang dimiliki oleh lafaz mantuq. Misalnya firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 10 : ِ‫إ‬َّ‫ن‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ي‬‫ا‬ً‫م‬ْ‫ل‬ُ‫ظ‬ ‫ى‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬… Artinya : “sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim …” Mafhum-nya, memakan harta anak yatim sama saja dengan hukum melenyapkannya, membuang atau membakarnya. Karena pada hakikatnya, makna-makna ini mengacu pada satu hal yaitu menghabiskan harta anak yatim secara lalim. 11 Syafi’i Karim, Op. Cit., h.178 12 Rosihan, Op. Cit., h. 235
  • 9. 9 D.Pengertian Mahfum Mukholafah dan Macam-macamnya 1. Pengertian Mafhum Mukholafah Mafhum Mukhalafah merupakan pemahaman yang diberikan kepada lafaz mafhum itu tidak selaras dengan yang dimiliki oleh lafaz mantuq, dengan kata lain makna yang berbeda hukumnya dengan mantuq.13 Mafhum Mukhalafah adalah pengertian yang dipahami berbeda dengan ucapan, baik dalam istinbat (menetapkan) maupun nafi (meniadakan). Oleh karena itu, hal yang dipahami selalu kebalikannya daripada bunyi lafal yang diucapkan. Seperti dalam firman Allah swt pada QS. al-Jum’ah ayat 9: َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ذ‬َ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ع‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ة‬‫ال‬َّ‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ِي‬‫د‬‫و‬ُ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ “Apabila kamu dipanggil untuk mengerjakan sholat pada hari jum’at, maka bersegeralah kamu mengerjakan dan tinggalkan jual beli.” Dapat dipahami dari ayat ini, bahwa boleh jual beli di hari jum’at sebelum adzan si mu’adzin dan sesudah mengerjakan sholat.14 2. Pembagian Mafhum Mukholafah Mafhum Muwafaqah dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a. Mafhum al-Washfi Mafhum al-Washfi (pemahaman dengan sifat) adalah petunjuk yang dibatasi oleh sifat, menghubungkan hukum sesuatu kepada salah satu sifatnya. Dalam mafhum sifat terdapat tiga bagian, yaitu mushtaq, hal (keterangan keadaan) dan ‘adad (bilangan). Misalnya pada sabda Rasulullah saw.: ‫ي‬ِ‫ف‬ِ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫س‬‫ال‬ِ‫ة‬َ‫ا‬‫ك‬َ‫ز‬ “para binatang yang digembalakan itu ada kewajiban zakat” Mafhum mukhalafahnya adalah binatang yang diberi makan, bukan yang digembalakan.15 Mafhum sifat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 13 Rosihan, Op. Cit., h. 235 14 Rahmat syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) h.220 15 Ibid
  • 10. 10 1) Mustaq dalam ayat. Contohnya dalam QS. Al-Hujarat ayat 6: ‫ا‬ً‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ‫ُوا‬‫ب‬‫ي‬ ِ‫ص‬ُ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َّ‫ي‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ‫إ‬َ‫ب‬َ‫ن‬ِ‫ب‬ ‫ق‬ِ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ن‬‫ي‬ِ‫ِم‬‫د‬‫َا‬‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ِ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫ت‬َ‫ف‬ ‫ة‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ج‬ِ‫ب‬ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” Dapat dipahami dari ungkapan kata ‘fasiq’ ialah orang yang tidak wajib ditelliti beritanya. Ini berarti bahwa berita yang disampaikan oleh seseorang yang adil wajib diterima. 2) Hal (keterangan keadaan) Seperti fiman Allah, QS. Al-Maidah ayat 95: ‫ًا‬‫د‬ٍِّ‫م‬َ‫ع‬َ‫ت‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ت‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫م‬ُ‫ر‬ُ‫ح‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ َ‫د‬ْ‫ي‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ب‬ ‫ًا‬‫ي‬ْ‫د‬َ‫ه‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ْل‬‫د‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ذ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ِ‫م‬َ‫ع‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬َ‫ت‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ‫اء‬َ‫ز‬َ‫ج‬َ‫ف‬َ‫غ‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫و‬ َ‫ق‬‫و‬ُ‫ذ‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ص‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ُ‫ل‬ْ‫د‬َ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ن‬‫ي‬ِ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ط‬ ‫ة‬َ‫ار‬َّ‫ف‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ام‬َ‫ق‬ِ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ ‫يز‬ ِ‫ز‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ُ‫م‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫د‬‫ا‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ف‬َ‫ل‬َ‫س‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ‫َا‬‫ف‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa diantara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil diantara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka’bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makanan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu dan barangsiapa yang kembali
  • 11. 11 mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya, Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.” Ayat ini menunjukkan tiadanya hukum bagi orang yang membunuhnya karena tak sengaja. Sebab penentuan “sengaja” dengan kewajiban membayar denda dalam pembunuhan binatang buruan tidak sengaja. 3) ‘Adad (bilangan) Seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 197: َ‫ق‬‫و‬ُ‫س‬ُ‫ف‬ ‫ال‬َ‫و‬ َ‫ث‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ ‫ال‬َ‫ف‬ َّ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ض‬َ‫ر‬َ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ‫ات‬َ‫م‬‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ‫ر‬ُ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ُّ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ال‬َ‫و‬َ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ُوا‬‫د‬َّ‫و‬َ‫َز‬‫ت‬َ‫و‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ُ‫ه‬ْ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ٍِّ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫د‬ ِ‫ج‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫األ‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ون‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ى‬َ‫و‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِ‫د‬‫ا‬َّ‫الز‬ “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasikh dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” Mafhumnya ialah melakukan ihram diluar bulan-bulan itu tidak syah. b. Mafhum Illiat Mafhum illat adalah menghubungksn hukum sesuatu karena illatnya atau sebabnya. Mengharamkan minuman keras karena memabukkan.16 c. Mafhum ghayah Mafhum ghayah (pemahaman dengan batas akhir) adalah lafal yang menunjukkan hukum sampai pada ghayah (batasan, hinggaan), hingga lafal ghayah ini ada kalanya dengan “illa” dan dengan “hatta’. Seperti dalam firman Allah SWT dalam surat al- Maidah ayat 6: 16 Syafi’i karim, Op. Cit., h. 183
  • 12. 12 ....ِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ِلى‬‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ا‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬َ‫ا‬‫ف‬ ِ‫ة‬‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ِلى‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ “bila kamu hendak nmengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai kepada siku”. Mafhum mukhalafahnya adalah membasuh tangan sampai kepada siku. d. Mahfum laqaab Mahfum laqaab (pemahaman dengan julukan) adalah menggantungkan hukum kepada isim alam atau isim fiil. Seperti firman Allah SWT: ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫م‬ٍِّ‫ر‬ُ‫ح‬ “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu.” Mafhum mukhalafahnya adalah selain para ibu.17 e. Mafhum hasr Mafhum hasr adalah pembatasan. Seperti dalam firman Allah swt.: ُ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ َ‫ك‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫إ‬‫و‬ ُ‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ن‬ َ‫ك‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫إ‬ “Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” Mafhum mukhalafahnya adalah bahwa selain Allah tidak disembah dan tidak dimintai pertolongan. Oleh karrena itu, ayat tersebut menunjukkan bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah dan dimintai pertolongan. f. Mafhum syarat Mafhum syarat adalah petunjuk lafadz yang memberi fadah adanya hukum yang dihubungkan dengan syarat supaya dapat berlaku hukum yang sebaliknya. Seperti dalam surat al-Thalaq ayat 6: ...َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ‫ل‬ْ‫م‬َ‫ح‬ ِ‫ت‬َ‫ال‬‫و‬ُ‫أ‬ َّ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫...و‬ “...Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mererka nafkahnya.” Mafhum mukhalafahnya adalah istri-istri tertalak itu tidak sedang hamil, tidak wajib diberi nafkah.18 17 Ibid., h.184
  • 13. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Manthuq adalah petunjuk makna yang bersifat tekstual, yaitu petunjuk yang telah jelas pada seluruh atau sebagian artinya berdasarkan tuturan lafadz itu sendiri. Mantuq terbagi atas dua bagian, yaitu : a. Lafaz yang tidak memiliki kemungkinan lebih dari satu arti. b. Lafaz yang memiliki kemungkinan lebih dari satu arti. Terbagi menjadi dua bagian, yaitu Zahir dan Mu’awwal. 2. Mafhum adalah pemahaman terhadap makna yang tidak terdapat dalam suatu lafadz. Mafhum juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Mafhum Muwafaqah. b. Mafhum Mukholafah 3. Mafhum muwafaqah adalah suatu petunjuk kalimat yang menunjukkan bahwa hukum yang tertulis pada kalimat itu berlaku pada masalah yang tidak tertulis, karena ada persamaan dalam maknanya. Mafhum muwafaqah terbagi atas dua bagian, yaitu : a. Fatwa al-Khitab b. Lahnu al-Khitab 4. Mafhum Mukhalafah merupakan pemahaman yang diberikan kepada lafaz mafhum itu tidak selaras dengan yang dimiliki oleh lafaz mantuq, dengan kata lain makna yang berbeda hukumnya dengan mantuq. Mafhum Mukhalafah terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Mafhum al-washfhi b. Mafhum illat c. Mafhum ghayah d. Mafhum laqaa, e. Mafhum hasr f. Mafhum syarat 18 Abdul Wahab Khalaf, Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 2003) h. 222
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Karim Syafi’i, 1997, Fiqih – Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia Khalaf Abdul Wahab, 2003, Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Amani Mudzakir. AS, 2007, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Litera AntarNusa Rosihon, 1999, Mutiara Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia Syafe’i Rahmat, 2010, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: CV Pustaka Setia Syaikh Manna’ Al-Qaththan , 2012, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an , Jakarta: Pustaka Al – Kautsar