SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
BAB I
                                 PENDAHULUAN




A. Latar Belakang

   Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen.
Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya.
Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya
tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh
disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya
tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang
dibentuk.



Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang
kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh.
Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.

       Jadi   pada   dasarnya    reaksi     pertama   tubuh   anak     untuk    membentuk
antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai
“pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya,
tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi
antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen
atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.

   Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar
dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.

   Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan
terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin
akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi,
setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga
imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali
oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.



                                                                                        1
B. Rumusan Masalah
   a. Apa saja definisi dari imunisasi?
   b. Reaksi apa saja yang akan timbul?
   c. Apa saja jenis vaksin?
   d. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif?
   e. Penyakit apa saja yang harus dicega dengan vaksin?
   f. Bagaimana cara pemberian imunisasi?
   g. Apa saja efek samping dari imunisasi?




C. Tujuan
   a. Untuk mengetahui apa saja definisi dari imunisasi.
   b. Untuk mengetahui reaksiapa saja pada imunisasi.
   c. Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi.
   d. Untuk mengetahui perbedaan imunisasi akti dan pasif.




                                                             2
BAB II

                                  PEMBAHASAN




A. Definisi

         Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah
dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga
melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh
memproduksi antibodi. "Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam
tubuh," ujarnya.

         Imunisasi merupakan salah satu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak
dengan cara vaksin ke dalam tubuh. Tujuan imunisasi sendiri adalah agar tubuh
terlindung dari beberapa penyakit berbahaya. Jikapun bayi dan anak sakit, dapat
menghindarkan dari perkembangan penyakit yang menyebabkan cacat atau meninggal
dunia.

         Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi
terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga
membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

         Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan
vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya
vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah
jarang ditemukan.

B. Reaksi aantigen-antibodi

         Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai
antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein
racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai
reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat
tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil


                                                                                     3
tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti
yang dibentuk.

       Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat.
Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal
oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.

       Jadi   pada    dasarnya   reaksi   pertama   tubuh    anak     untuk   membentuk
antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai
“pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya,
tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi
antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen
atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.

       Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda
terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.

       Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi
perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang
mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan
tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang,
sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan
kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.



Sebagai ringkasan mengenai pengertian dasar Imunologi ialah:

       1) Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman) memasuki tubuh,
maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya. Tubuh membuat zat anti yang berupa
antibodi atau antitoksin

       2) Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen, berlangsung lambat dan lemah,
sehingga tidak cukup banyak antibodi terbentuk.

       3) Pada reaksi atau respons yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah lebih
mengenal jenis antigen tersebut. Tubuh sudah lebih pandai membuat zat anti, sehingga
dalam waktu yang lebih singkat akan dibentuk zat anti cukup banyak.


                                                                                        4
4) Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk
mempertahankan agar tubuh tetap kebal, perlu diberikan antigen/ suntikan/imunisasi
ulang. Ini merupakan rangsangan bagi tubuh untuk membuat zat anti kembali.

       Di manakah zat anti tersebut dibentuk tubuhyaitu pada tempat-tempat yang
strategis terdapat alat tubuh yang dapat memproduksi zat anti. Tempat itu adalah hati,
limpa , kelenjar timus dan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening misalnya,
tersebar luas di seluruh jaringan tubuh, seperti di sekitar rongga hidung dan mulut, leher,
ketiak, selangkangan, rongga perut.

       “Amandel” atau tonil merupakan kelenjar getah bening yang terdapat pada rongga
mulut sebelah dalam. Berbagai alat tubuh yang disebutkan tadi merupakan pusat jaringan
terbentuknya kekebalan pada manusia. Kerusakan pada alat ini akan menyebabkan
seringnya anak terserang berbagai jenis infeksi: lazimnya dikatakan “daya tahan tubuh
anak merendah”.

C. Jenis vaksin

       Ada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak,dapat dilakukan
dengan pemberian imunisasi. Diantara penyakit berbahaya tersebut termasuk penyakit
cacar, tbc, difteri, tetanus, batuk rejan, poliomielitis, kolera, tifus, para tifus campak,
hepatitis B dan demam kuning terhadap penyakit tersebut telah dapat dibuat vaksinnya
dalam jumlah besar, sehingga harganya terjangkau oleh masyarakat luas. Di negara yang
sudah berkembang beberapa vaksin khusus telah pula diproduksi, misalnya terhadap
penyakit radang otak, penyakit gondok, campak Jerman (rubela) dan sebagainya. Bahkan
beberapa vaksin yang sangat khusus dapat pula dibuat, tetapi harganya akan sangat mahal
karena penggunaan yang terbatas. Untuk kepentingan masyarakat luas, di beberapa
negara sedang dijajagi kemungkinan pembuatan vaksin berbahaya dan merugikan,
misalnya vaksin terhadap malaria dan demam berdarah.

       Karena penyakit tersebut di atas sangat berbahaya, pemberian imunisasi dengan
cara penyuntikan kuman/antigen murni akan menyebabkan anak anda benar-benar
menjadi sakit. Maka untuk itu diperlukan pembuatan suatu jenis vaksin dari kuman yang
telah dilemahkan atau dimatikan terlebih dahulu, sehingga tidak membahayakan dan tidak
akan menimbulkan penyakit. Bahkan sebaliknya, kuman penyakit yang sudah dilemahkan
itu merupakan rangsangan bagi tubuh anak untuk membuat zat anti terhadap penyakit


                                                                                         5
tersebut. Akibat suntikan imunisasi dengan jenis kuman tersebut reaksi tubuh anak pun
hanya berupa demam ringan yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.

D. Imunisasi aktif dan pasif

       Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi :a. Imunisasi pasif (passive
immunization)Imunisasi pasif ini adalah “Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat
mencegah penyakitcampak (measles pada anak-anak). b. Imunisasi aktif (active
immunization)Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :1. BCG, untuk mencegah
penyakit TBC2. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus3.
Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis4. Campak, untuk mencegah penyakit
campak (measles)5. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B



Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:
a. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus
meningkat; pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat
zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif.

b. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun),
sedangkan    pada   imunisasi     pasif   hanya     berlangsung   untuk   1   –   2   bulan.
• Imunisasi aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama
bertahun-tahun.
• Imunisasi pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari
luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti.
• Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.
Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan,
misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi
kuman tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan.
Saat itu belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif
dengan penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang langgeng,
saat itu juga sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid
tetanus. Kekebalan pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya
berlangsung selama 1 – 2 bulan.




                                                                                          6
Secara alamiah imunisasi aktif mungkin terjadi, sehingga tanpa disadari sebenarnya tubuh
si anak telah menjadi kebal. Keadaan demikian pada umumnya hanya terjadi pada
penyakit yang tergolong ringan, tetapi jarang sekali pada penyakit yang berat. Misalnya
penyakit tifus, yang pada anak tidak tergolong penyakit berat. Tanpa disadari seorang
anak dapat menjadi kebal terhadap penyakit tifus secara alamiah. Mungkin ia telah
mendapat kuman tifus tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit, misalnya dari makanan
yang kurang bersih, jajan dan sebagainya. Akan tetapi kekebalan yang diperoleh secara
alamiah ini sukar diramalkan, karena seandainya jumlah kuman tifus yang masuk dalam
tubuh itu cukup banyak, maka penting pula untuk diperhatikan bahwa jaminan imunisasi
terhadap tertundanya anjak dari suatu penyakit, tidaklah mutlak 100%. Dengan demikian
mungkin saja anak anda terjangkit difteria, meskipun ia telah mendapat imunisasi difteria.
Akan tetapi penyakit difteria yang diderita oleh anak anda yang telah mendapat imunisasi
akan berlangsung sangat ringan dan tidak membahayakan jiwanya. Namun demikian
tetap dianjurkan: “Meskipun bayi/anak anda telah mendapat imunisasi, hindarkanlah ia
dari hubungan dengan anak lain yang sedang sakit”.




E. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
a. TBC
   Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG.
   Imunisasi BCGadalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Nama ini diambil dari
   nama penemu kumanyaitu Calmotto dan Guenin yang digunakan tersebut sejak tahun
   1920 dibiakkan sampai 230 kaliselama 13 tahunDi Negara yang telah maju, imunisasi
   BCG diberikan kepada mereka yang mempunyai resikokontak dengan penderita TBC
   dan uji tuberkulinya masih negative, misalnya dokter, mahasiswakedokteran, dan
   perawat. Uji tuberculin adalah suatu tes (uji) untuk mengetahui apakahseseorang telah
   memiliki zat anti terhadap penyakit TBC atau belum.Di Indonesia pemberian
   imunisasi BCG tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki resikotinggi
   mengingat tingginya kemungkinan infeksi kuman TBC. Imunisasi BCG diberikan
   padasemua      bayi   baru    lahir   sampai      usia   kurang   dari   dua    bulan.
   Penyuntikan biasanya dilakukandibagian atas lengan kanan (region deltoid) dengan
   dosis 0,05 ml reaksi yang mungkin timbulsetelah penyuntikan adalah :Kemerah-
   merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah
   suntikan,dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan (biasanya di

                                                                                        7
daerah ketiak).Bila terjadi hal tersebut di atas yang penting adalah menjaga
kebersihan terutama daerah sekitar luka dan segera bawa ke dokter.


b. Difteri, Pertusis dan Tetanus
Penderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang
memadaimaka berakibat fatal. Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah ketiga
penyakit tersebut diatas. Imunisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali bersama
dengan BCG dan polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masing-masing
4 minggu (1 bulan). Imunisasi ulangan dapatdilakukan 1 tahun setelah imunisasi
ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar (5-6 tahun).Imunisasi selanjutnya
dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi DT (tanpa pertusis).




c. Poliomyelitis
Penderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita
kecacatansehingga imunisasi sebagai usaha pencegahan sangat dianjurkan.Imunisasi
polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes
dimulut. Pertama kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan.
Kemudiandiulang dengan jarak 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan
dilakukan satu tahun, setelahimunisasi dasar ke-4 dan saat masuk SD (6-7 tahun).
Imunisasi tambahan dapat diberikan apabilaada resiko kontak dengan virus ganas.




d. Hepatitis B
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksin hepatitis B yang dipakai untuk
program pemerintah di Indonesia adalah vaksin buatan Korean Green Cross yang
dibuat dari plasmadarah penderita hepatitis B. Adapula vaksin yang dibuat secara
sintetis. Vaksin ini dibuat dari selragi, misalnya H-B Vak II yang dikembangkan oleh
MSD (Merck Sharp dan Dohme). Adapuncara pemakaiannya (vaksin dari Koerean
Green Cross) sebagai berikut :1.Imunisasi dasar dilakukan tiga kali. Dua kali pertama
untuk merangsang tubuhmenghasilkan zat anti dan yang ketiga untuk meningkatkan
jumlah zat anti yang sudahada2.Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah untuk bayi
baru lahir (0 – 11 bulan) dengan satukali suntikan dosis 0,5 ml satu bulan kemudian

                                                                                      8
mendapat satu kali lagi. Setelah itu,imunisasi ketiga diberikan pada saat bayi berusia 6
bulan, mengenai waktu pemberiansuntikan yang ketiga ada beberapa pendapat. Untuk
pelaksanaan program diberikan 1 bulan setelah suntikan kedua. Hal ini semata-mata
untuk kemudahan dalam pelaksanaan,tetapi kekebalan yang didapat tidaklah berbeda.
Imunisasi hepatitis B ulangan dilakukansetiap 5 tahun sekali.


e. Campak
Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi campak
dilakukanketika bayi berumur sekitar 9 bulan. Imunisasi campak hanya dilakukan satu
kali dankekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. Imunisasi campak bisa
diberikan sendiri atau bersama dalam imunisasi MMR (Sudarmanto, 1997 : 22).




F. Cara pemberian
  BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
o Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-1 bulan.
o Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul bebjolan putih pada lengan bekas
suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas. Jangan dipecahkan.


  DPT + Hb (Kombo)
o Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan.
o Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri obat
penurun panas ¼ tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut tebal.


  Polio
o Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulan
o Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita kelumpuhan setelah
imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus polio.




                                                                                      9
Campak
o         Dosis    pemberian        1     kali     pada      usia      9      bulan.
o Setelah 1 minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul kemerahan.
Cukup beri ¼ tablet penurun panas.


G. Efeksampingdan penataklasanaan


    BCG
Pembengkakan kelenjar regional menjadi pecah; ulkus, luka dibiarkan (tidak perlu
diinsisiataupun kompres).


    DPT
Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi DPT adalah sebagai berikut:1. Demam
ringan berikan kompres dan anti piretik,2. Rasa sakit di daerah suntikan (1-2) hari
kapan perlu berikan analgetik,3. Jarang demam tinggi atau kejang,4. Penanganan
kejang positif, berikan anti convulsan.


    Polio
Efek samping imunisasi polio adalah sebagai berikut :1. Sangat jarang; bila terjadi
kelumpuhan ekstremitas segera konsul,2. Diare,3. Dehidrasi (tergantung derajat diare,
biasanya hanya diare ringan).


    Hepatitis B
Tidak ada efek sampingnya.


    Campak
Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi campak adalah sebagai berikut :1.
Demam ringan berikan kompres dan obat antipiretik,2. Nampak sedikit bercak merah
pada pipi dan bawah telinga pada hari 7-8 setelah penyuntikantidak berbahaya
lakukan observasi.(Dick. George, 1992 : 37)




                                                                                  10
BAB III

                                        PENUTUP




A. Kesimpulan

       Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin
membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap
penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi
penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

       Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin
jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka
banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.

       Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin
terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk
mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai
membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan
kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah
menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.

       Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar
dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan



B. Saran

       Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.




                                                                                          11
DAFTAR PUSTAKA




http://landasanteori.blogspot.com/2010/10/makalah-imunisasi.html yang dikases pada 1 Oktober
2012

http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/makalah-imunisasi.htmlyang dikases pada 1 Oktober
2012

http://muhsakirmsg.blogspot.com/2011/06/makalah-imunisasi.htmlyang dikases pada 1 Oktober
2012

Aguslina, S., 1997, Hepatitis B Ditinjau dari kesehatan Masyrakat dan Upaya Pencegahan. Fakultas
          Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Depkes RI, 2002, Imunisasi Hepatitis B, Jakarta.

_______,2001, Penanggulangan Penyakit Hepatitis B, Jakarta

http://www.dokteranak.net/arti-dari-imunisasi-23.htmlyang dikases pada 1 Oktober 2012




                                                                                             12

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
Warnet Raha
 
Peredaran darah janin
Peredaran darah janinPeredaran darah janin
Peredaran darah janin
Ns. Lutfi
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Yafet Geu
 

Mais procurados (20)

Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
kanker ovarium
kanker ovariumkanker ovarium
kanker ovarium
 
Makalah imunisasi dpt
Makalah imunisasi dptMakalah imunisasi dpt
Makalah imunisasi dpt
 
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusia
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusiaMakalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusia
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusia
 
Peredaran darah janin
Peredaran darah janinPeredaran darah janin
Peredaran darah janin
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Paradigma sehat
Paradigma sehatParadigma sehat
Paradigma sehat
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Gizi dan Fertilitas
Gizi dan FertilitasGizi dan Fertilitas
Gizi dan Fertilitas
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
 
INFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFASINFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFAS
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaPenyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
 
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
 
Sistem rujukan
Sistem rujukanSistem rujukan
Sistem rujukan
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 

Destaque

Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Zelitania
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
resiy
 
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah leadership Steve Jobs oleh teguhn
Makalah leadership Steve Jobs oleh teguhnMakalah leadership Steve Jobs oleh teguhn
Makalah leadership Steve Jobs oleh teguhn
Teguh Nugraha
 
Makalah diare
Makalah diareMakalah diare
Makalah diare
Diana Ary
 
makalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokokmakalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokok
novatri sifu
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
Warnet Raha
 
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TBPenimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
Health
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
Joni Iswanto
 

Destaque (20)

Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 
Lp ckr
Lp ckrLp ckr
Lp ckr
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
 
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
 
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...
 
Makalah leadership Steve Jobs oleh teguhn
Makalah leadership Steve Jobs oleh teguhnMakalah leadership Steve Jobs oleh teguhn
Makalah leadership Steve Jobs oleh teguhn
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih
Makalah pola hidup sehat  dan bersihMakalah pola hidup sehat  dan bersih
Makalah pola hidup sehat dan bersih
 
Tugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimahTugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimah
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Makalah diare
Makalah diareMakalah diare
Makalah diare
 
Leaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASILeaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASI
 
makalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokokmakalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokok
 
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi KorbanKB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih ilawati
Makalah pola hidup sehat  dan bersih ilawatiMakalah pola hidup sehat  dan bersih ilawati
Makalah pola hidup sehat dan bersih ilawati
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TBPenimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
 
Proposal hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-hctps-2012
Proposal hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-hctps-2012Proposal hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-hctps-2012
Proposal hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-hctps-2012
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 

Semelhante a Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
diana diana
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
Azmi Yunita
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
Klinik Atlanta
 

Semelhante a Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764 (20)

Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kia
 
Pemetaan
PemetaanPemetaan
Pemetaan
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Makalah imunisasi dpt
Makalah imunisasi dptMakalah imunisasi dpt
Makalah imunisasi dpt
 
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
 
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotikvaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
 
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxIMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
 
Modul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisasModul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisas
 
Imunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologiImunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologi
 
ppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptxppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptx
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Makalah imunologi2
Makalah imunologi2Makalah imunologi2
Makalah imunologi2
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
Pentingnya Imunisasi
Pentingnya ImunisasiPentingnya Imunisasi
Pentingnya Imunisasi
 
Keimunan
KeimunanKeimunan
Keimunan
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 

Mais de Pramudito Hutomo

Aplikasi metode metode dalam pembelajaran sepak bola
Aplikasi metode metode dalam pembelajaran sepak bolaAplikasi metode metode dalam pembelajaran sepak bola
Aplikasi metode metode dalam pembelajaran sepak bola
Pramudito Hutomo
 
Tugas penjasorkes (1) xii ips ma al falah klender
Tugas penjasorkes (1) xii ips ma al falah klenderTugas penjasorkes (1) xii ips ma al falah klender
Tugas penjasorkes (1) xii ips ma al falah klender
Pramudito Hutomo
 
Senam xii ips ma al falah klender
Senam xii ips ma al falah klenderSenam xii ips ma al falah klender
Senam xii ips ma al falah klender
Pramudito Hutomo
 
Pencak silat xii ips ma al falah klender
Pencak silat xii ips ma al falah klenderPencak silat xii ips ma al falah klender
Pencak silat xii ips ma al falah klender
Pramudito Hutomo
 
Renang xii ips ma al falah klender
Renang xii ips ma al falah klenderRenang xii ips ma al falah klender
Renang xii ips ma al falah klender
Pramudito Hutomo
 
Laporan observasi tempat fitness (GOLD'S GYM MOI)
Laporan observasi tempat fitness (GOLD'S GYM MOI)Laporan observasi tempat fitness (GOLD'S GYM MOI)
Laporan observasi tempat fitness (GOLD'S GYM MOI)
Pramudito Hutomo
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
Pramudito Hutomo
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
Pramudito Hutomo
 

Mais de Pramudito Hutomo (20)

RPP Penjas daring SMP
RPP Penjas daring SMP RPP Penjas daring SMP
RPP Penjas daring SMP
 
RPP daring SMP materi Covid 19
RPP daring SMP materi Covid 19RPP daring SMP materi Covid 19
RPP daring SMP materi Covid 19
 
Pengelolaan Organisasi Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Pengelolaan Organisasi Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Jasmani dan OlahragaPengelolaan Organisasi Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Pengelolaan Organisasi Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
 
Pembelajaran berbasis komputer dan jaringan
Pembelajaran berbasis komputer dan jaringanPembelajaran berbasis komputer dan jaringan
Pembelajaran berbasis komputer dan jaringan
 
Biomekanika
BiomekanikaBiomekanika
Biomekanika
 
Cognitive neuroscinece
Cognitive neuroscineceCognitive neuroscinece
Cognitive neuroscinece
 
Aplikasi metode metode dalam pembelajaran sepak bola
Aplikasi metode metode dalam pembelajaran sepak bolaAplikasi metode metode dalam pembelajaran sepak bola
Aplikasi metode metode dalam pembelajaran sepak bola
 
Tugas penjasorkes (1) xii ips ma al falah klender
Tugas penjasorkes (1) xii ips ma al falah klenderTugas penjasorkes (1) xii ips ma al falah klender
Tugas penjasorkes (1) xii ips ma al falah klender
 
Senam xii ips ma al falah klender
Senam xii ips ma al falah klenderSenam xii ips ma al falah klender
Senam xii ips ma al falah klender
 
Pencak silat xii ips ma al falah klender
Pencak silat xii ips ma al falah klenderPencak silat xii ips ma al falah klender
Pencak silat xii ips ma al falah klender
 
Renang xii ips ma al falah klender
Renang xii ips ma al falah klenderRenang xii ips ma al falah klender
Renang xii ips ma al falah klender
 
Kepramukaan
KepramukaanKepramukaan
Kepramukaan
 
Laporan observasi tempat fitness (GOLD'S GYM MOI)
Laporan observasi tempat fitness (GOLD'S GYM MOI)Laporan observasi tempat fitness (GOLD'S GYM MOI)
Laporan observasi tempat fitness (GOLD'S GYM MOI)
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
 
BACK EXERCISE
BACK EXERCISEBACK EXERCISE
BACK EXERCISE
 
Back excercise new
Back excercise newBack excercise new
Back excercise new
 
Tugas presentasi rpp
Tugas presentasi rppTugas presentasi rpp
Tugas presentasi rpp
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Cover tegak
Cover tegakCover tegak
Cover tegak
 

Último

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 

Último (20)

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 

Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk. Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas. Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut. Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan. Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan. 1
  • 2. B. Rumusan Masalah a. Apa saja definisi dari imunisasi? b. Reaksi apa saja yang akan timbul? c. Apa saja jenis vaksin? d. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif? e. Penyakit apa saja yang harus dicega dengan vaksin? f. Bagaimana cara pemberian imunisasi? g. Apa saja efek samping dari imunisasi? C. Tujuan a. Untuk mengetahui apa saja definisi dari imunisasi. b. Untuk mengetahui reaksiapa saja pada imunisasi. c. Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi. d. Untuk mengetahui perbedaan imunisasi akti dan pasif. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. "Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh," ujarnya. Imunisasi merupakan salah satu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan cara vaksin ke dalam tubuh. Tujuan imunisasi sendiri adalah agar tubuh terlindung dari beberapa penyakit berbahaya. Jikapun bayi dan anak sakit, dapat menghindarkan dari perkembangan penyakit yang menyebabkan cacat atau meninggal dunia. Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. B. Reaksi aantigen-antibodi Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil 3
  • 4. tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk. Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas. Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut. Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan. Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan. Sebagai ringkasan mengenai pengertian dasar Imunologi ialah: 1) Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman) memasuki tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya. Tubuh membuat zat anti yang berupa antibodi atau antitoksin 2) Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen, berlangsung lambat dan lemah, sehingga tidak cukup banyak antibodi terbentuk. 3) Pada reaksi atau respons yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah lebih mengenal jenis antigen tersebut. Tubuh sudah lebih pandai membuat zat anti, sehingga dalam waktu yang lebih singkat akan dibentuk zat anti cukup banyak. 4
  • 5. 4) Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar tubuh tetap kebal, perlu diberikan antigen/ suntikan/imunisasi ulang. Ini merupakan rangsangan bagi tubuh untuk membuat zat anti kembali. Di manakah zat anti tersebut dibentuk tubuhyaitu pada tempat-tempat yang strategis terdapat alat tubuh yang dapat memproduksi zat anti. Tempat itu adalah hati, limpa , kelenjar timus dan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening misalnya, tersebar luas di seluruh jaringan tubuh, seperti di sekitar rongga hidung dan mulut, leher, ketiak, selangkangan, rongga perut. “Amandel” atau tonil merupakan kelenjar getah bening yang terdapat pada rongga mulut sebelah dalam. Berbagai alat tubuh yang disebutkan tadi merupakan pusat jaringan terbentuknya kekebalan pada manusia. Kerusakan pada alat ini akan menyebabkan seringnya anak terserang berbagai jenis infeksi: lazimnya dikatakan “daya tahan tubuh anak merendah”. C. Jenis vaksin Ada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak,dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi. Diantara penyakit berbahaya tersebut termasuk penyakit cacar, tbc, difteri, tetanus, batuk rejan, poliomielitis, kolera, tifus, para tifus campak, hepatitis B dan demam kuning terhadap penyakit tersebut telah dapat dibuat vaksinnya dalam jumlah besar, sehingga harganya terjangkau oleh masyarakat luas. Di negara yang sudah berkembang beberapa vaksin khusus telah pula diproduksi, misalnya terhadap penyakit radang otak, penyakit gondok, campak Jerman (rubela) dan sebagainya. Bahkan beberapa vaksin yang sangat khusus dapat pula dibuat, tetapi harganya akan sangat mahal karena penggunaan yang terbatas. Untuk kepentingan masyarakat luas, di beberapa negara sedang dijajagi kemungkinan pembuatan vaksin berbahaya dan merugikan, misalnya vaksin terhadap malaria dan demam berdarah. Karena penyakit tersebut di atas sangat berbahaya, pemberian imunisasi dengan cara penyuntikan kuman/antigen murni akan menyebabkan anak anda benar-benar menjadi sakit. Maka untuk itu diperlukan pembuatan suatu jenis vaksin dari kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan terlebih dahulu, sehingga tidak membahayakan dan tidak akan menimbulkan penyakit. Bahkan sebaliknya, kuman penyakit yang sudah dilemahkan itu merupakan rangsangan bagi tubuh anak untuk membuat zat anti terhadap penyakit 5
  • 6. tersebut. Akibat suntikan imunisasi dengan jenis kuman tersebut reaksi tubuh anak pun hanya berupa demam ringan yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari. D. Imunisasi aktif dan pasif Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi :a. Imunisasi pasif (passive immunization)Imunisasi pasif ini adalah “Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakitcampak (measles pada anak-anak). b. Imunisasi aktif (active immunization)Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :1. BCG, untuk mencegah penyakit TBC2. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus3. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis4. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)5. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah: a. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat; pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif. b. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun), sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1 – 2 bulan. • Imunisasi aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun. • Imunisasi pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti. • Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama. Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi kuman tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan. Saat itu belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif dengan penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang langgeng, saat itu juga sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid tetanus. Kekebalan pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya berlangsung selama 1 – 2 bulan. 6
  • 7. Secara alamiah imunisasi aktif mungkin terjadi, sehingga tanpa disadari sebenarnya tubuh si anak telah menjadi kebal. Keadaan demikian pada umumnya hanya terjadi pada penyakit yang tergolong ringan, tetapi jarang sekali pada penyakit yang berat. Misalnya penyakit tifus, yang pada anak tidak tergolong penyakit berat. Tanpa disadari seorang anak dapat menjadi kebal terhadap penyakit tifus secara alamiah. Mungkin ia telah mendapat kuman tifus tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit, misalnya dari makanan yang kurang bersih, jajan dan sebagainya. Akan tetapi kekebalan yang diperoleh secara alamiah ini sukar diramalkan, karena seandainya jumlah kuman tifus yang masuk dalam tubuh itu cukup banyak, maka penting pula untuk diperhatikan bahwa jaminan imunisasi terhadap tertundanya anjak dari suatu penyakit, tidaklah mutlak 100%. Dengan demikian mungkin saja anak anda terjangkit difteria, meskipun ia telah mendapat imunisasi difteria. Akan tetapi penyakit difteria yang diderita oleh anak anda yang telah mendapat imunisasi akan berlangsung sangat ringan dan tidak membahayakan jiwanya. Namun demikian tetap dianjurkan: “Meskipun bayi/anak anda telah mendapat imunisasi, hindarkanlah ia dari hubungan dengan anak lain yang sedang sakit”. E. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi a. TBC Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCGadalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Nama ini diambil dari nama penemu kumanyaitu Calmotto dan Guenin yang digunakan tersebut sejak tahun 1920 dibiakkan sampai 230 kaliselama 13 tahunDi Negara yang telah maju, imunisasi BCG diberikan kepada mereka yang mempunyai resikokontak dengan penderita TBC dan uji tuberkulinya masih negative, misalnya dokter, mahasiswakedokteran, dan perawat. Uji tuberculin adalah suatu tes (uji) untuk mengetahui apakahseseorang telah memiliki zat anti terhadap penyakit TBC atau belum.Di Indonesia pemberian imunisasi BCG tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki resikotinggi mengingat tingginya kemungkinan infeksi kuman TBC. Imunisasi BCG diberikan padasemua bayi baru lahir sampai usia kurang dari dua bulan. Penyuntikan biasanya dilakukandibagian atas lengan kanan (region deltoid) dengan dosis 0,05 ml reaksi yang mungkin timbulsetelah penyuntikan adalah :Kemerah- merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah suntikan,dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan (biasanya di 7
  • 8. daerah ketiak).Bila terjadi hal tersebut di atas yang penting adalah menjaga kebersihan terutama daerah sekitar luka dan segera bawa ke dokter. b. Difteri, Pertusis dan Tetanus Penderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang memadaimaka berakibat fatal. Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah ketiga penyakit tersebut diatas. Imunisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali bersama dengan BCG dan polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masing-masing 4 minggu (1 bulan). Imunisasi ulangan dapatdilakukan 1 tahun setelah imunisasi ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar (5-6 tahun).Imunisasi selanjutnya dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi DT (tanpa pertusis). c. Poliomyelitis Penderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita kecacatansehingga imunisasi sebagai usaha pencegahan sangat dianjurkan.Imunisasi polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes dimulut. Pertama kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan. Kemudiandiulang dengan jarak 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan dilakukan satu tahun, setelahimunisasi dasar ke-4 dan saat masuk SD (6-7 tahun). Imunisasi tambahan dapat diberikan apabilaada resiko kontak dengan virus ganas. d. Hepatitis B Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksin hepatitis B yang dipakai untuk program pemerintah di Indonesia adalah vaksin buatan Korean Green Cross yang dibuat dari plasmadarah penderita hepatitis B. Adapula vaksin yang dibuat secara sintetis. Vaksin ini dibuat dari selragi, misalnya H-B Vak II yang dikembangkan oleh MSD (Merck Sharp dan Dohme). Adapuncara pemakaiannya (vaksin dari Koerean Green Cross) sebagai berikut :1.Imunisasi dasar dilakukan tiga kali. Dua kali pertama untuk merangsang tubuhmenghasilkan zat anti dan yang ketiga untuk meningkatkan jumlah zat anti yang sudahada2.Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah untuk bayi baru lahir (0 – 11 bulan) dengan satukali suntikan dosis 0,5 ml satu bulan kemudian 8
  • 9. mendapat satu kali lagi. Setelah itu,imunisasi ketiga diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan, mengenai waktu pemberiansuntikan yang ketiga ada beberapa pendapat. Untuk pelaksanaan program diberikan 1 bulan setelah suntikan kedua. Hal ini semata-mata untuk kemudahan dalam pelaksanaan,tetapi kekebalan yang didapat tidaklah berbeda. Imunisasi hepatitis B ulangan dilakukansetiap 5 tahun sekali. e. Campak Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi campak dilakukanketika bayi berumur sekitar 9 bulan. Imunisasi campak hanya dilakukan satu kali dankekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. Imunisasi campak bisa diberikan sendiri atau bersama dalam imunisasi MMR (Sudarmanto, 1997 : 22). F. Cara pemberian BCG (Bacillus Calmatte Guerin) o Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-1 bulan. o Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul bebjolan putih pada lengan bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas. Jangan dipecahkan. DPT + Hb (Kombo) o Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan. o Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri obat penurun panas ¼ tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut tebal. Polio o Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulan o Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita kelumpuhan setelah imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus polio. 9
  • 10. Campak o Dosis pemberian 1 kali pada usia 9 bulan. o Setelah 1 minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul kemerahan. Cukup beri ¼ tablet penurun panas. G. Efeksampingdan penataklasanaan BCG Pembengkakan kelenjar regional menjadi pecah; ulkus, luka dibiarkan (tidak perlu diinsisiataupun kompres). DPT Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi DPT adalah sebagai berikut:1. Demam ringan berikan kompres dan anti piretik,2. Rasa sakit di daerah suntikan (1-2) hari kapan perlu berikan analgetik,3. Jarang demam tinggi atau kejang,4. Penanganan kejang positif, berikan anti convulsan. Polio Efek samping imunisasi polio adalah sebagai berikut :1. Sangat jarang; bila terjadi kelumpuhan ekstremitas segera konsul,2. Diare,3. Dehidrasi (tergantung derajat diare, biasanya hanya diare ringan). Hepatitis B Tidak ada efek sampingnya. Campak Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi campak adalah sebagai berikut :1. Demam ringan berikan kompres dan obat antipiretik,2. Nampak sedikit bercak merah pada pipi dan bawah telinga pada hari 7-8 setelah penyuntikantidak berbahaya lakukan observasi.(Dick. George, 1992 : 37) 10
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut. Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan B. Saran Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari. 11
  • 12. DAFTAR PUSTAKA http://landasanteori.blogspot.com/2010/10/makalah-imunisasi.html yang dikases pada 1 Oktober 2012 http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/makalah-imunisasi.htmlyang dikases pada 1 Oktober 2012 http://muhsakirmsg.blogspot.com/2011/06/makalah-imunisasi.htmlyang dikases pada 1 Oktober 2012 Aguslina, S., 1997, Hepatitis B Ditinjau dari kesehatan Masyrakat dan Upaya Pencegahan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Depkes RI, 2002, Imunisasi Hepatitis B, Jakarta. _______,2001, Penanggulangan Penyakit Hepatitis B, Jakarta http://www.dokteranak.net/arti-dari-imunisasi-23.htmlyang dikases pada 1 Oktober 2012 12