2. suatu masa, ada seekor kucing
yang sangat awas dan sigap
sehingga tikus-tikus takut
memperlihatkan dirinya karena
takut dimangsa oleh sang
Kucing. Kucing tersebut selalu
siap-siaga denga cakarnya, siap
untuk menerkam. Akhirnya
tikus-tikus tersebut tidak berani
berkeliaran terlalu jauh dari
sarang mereka, sehingga sang
Kucing harus menggunakan
akalnya untuk menangkap
mereka. Suatu hari sang Kucing
naik ke atas rak,
menggantungkan dirinya
dengan satu kakinya pada tali,
dengan kepala menghadap ke
bawah, seolah-olah telah
meninggal.
3. Saat tikus-tikus melihat posisi kucing seperti itu,
mereka menyangka bahwa sang Kucing di gantung
seperti itu karena melakukan kesalahan. Dengan
hati-hati, mereka mengeluarkan kepala mereka
dari sarang dan mengendus-endus kesana-kemari.
Karena tidak terjadi apa, mereka akhirnya
melompat keluar dari sarang dan menari-nari
dengan gembira untuk merayakan kebebasan
mereka.
Saat itulah sang Kucing tiba-tiba melepaskan
pegangannya pada tali, dan sebelum tikus-tikus
tersebut tersadar dari rasa terkejut mereka, sang
Kucing telah menangkap tiga sampai empat ekor
tikus.
Sekarang tikus-tikus makin berhati-hati. Tetapi
sang Kucing yang selalu ingin menangkap tikus,
membuat tipuan yang lain. Mengguling-gulingkan
tubuhnya ke tempat terigu hingga tubuhnya
tertutup sepenuhnya oleh terigu, lalu sang Kucing
berbaring diam-diam dengan satu mata terbuka.
4. Yakin bahwa keadaan aman, tikus-
tikus mulai keluar kembali dari sarang.
Saat sang Kucing yang berbaring diam,
telah siap-siap untuk menerkam tikus-
tikus tersebut, seekor tikus tua yang
berpengalaman dengan tipuan sang
Kucing, dan pernah kehilangan
ekornya akibat kecerobohannya di
masa muda, berdiri sambil menjaga
jarak di dekat sarang mereka.
"Hati-hati!" teriaknya. "Mungkin
terigu itu kelihatan seperti tumpukan
makanan yang lezat, tetapi sepertinya
itu adalah tipuan dari sang Kucing.
Apapun itu, lebih baik kalian semua
berhati-hati dan menjaga jarak yang
aman."