SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
Baixar para ler offline
ABSES HATI
SKENARIO
Seorang pria berusia 36 thn diantar
oleh keluarganya ke UGD RS dgn
keluhan nyeri perut kanan atas
yang dialami pasien sejak 5 hari ini
Nyeri perut memberat dlm 2 hari ini. Nyeri
bersifat menetap dan seperti ditusuk-tusuk.
Nyeri tdk menjalar. Pasien juga mengeluhkan
demam sejak 5 hari yg bersifat terus menerus.
Pasien juga merasa perut kanannya
membesar dlm 2 hari ini. BAK (+) normal. BAB
(+) normal. Riwayat disentri dijumpai 2 bln
yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik dijumpai sensorium:CM lemah,TD 120/90 mmHg,FN
108 x/I reguler t/v cukup,FP 24 x/I, temperatur 38,70C. Pada pemeriksaan
fisik: hepar teraba membesar 3cm bac, nyeri (+), fluktuasi (+). Murphy sign (), ludwig sign (+). Hasil pemeriksaan darah:Hb 12,8 gr/dl, lekosit 16200 mm3,
trombosit 247000/mm3. LED 8 mm/jam. Foto toraks: gambaran dome
diafragma. Dokter merencanakan melakukan aspirasi abses pd hati
Abses
hati
Definisi abses hati
• Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati
yang disebabkan karena infeksi bakteri,
parasit, maupun jamur yang bersumber dari
sistem gastrointestinal yang ditandai dengan
adanya proses supurasi dengan pembentukan
pus di dalam parenkim hati.
REFERENSI
Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan
Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30
Maret – 6 Juni 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta
Etiologi abses hati
Abses hati amebik disebabkan oleh
strain virulen Entamoeba hystolitica yang
tinggi. Sebagai host definitif, individuindividu
yang
asimptomatis
mengeluarkan tropozoit dan kista
bersama kotoran mereka. Infeksi biasanya
terjadi setelah meminum air atau
memakan makanan yang terkontaminasi
kotoran yang mengandung tropozoit atau
kista tersebut. Dinding kista akan dicerna
oleh usus halus, keluarlah tropozoit
imatur.
REFERENSI
Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan Klinik Ilmu
Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30 Maret – 6 Juni 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta

Tropozoit dewasa tinggal di
usus besar terutama sekum.
Strain Entamoeba hystolitica
tertentu dapat menginvasi
dinding kolon. Strain ini
berbentuk tropozoit besar
yang
mana
di
bawah
mikroskop tampak menelan
sel darah merah dan sel PMN.
Pertahanan tubuh penderita
juga
berperan
dalam
terjadinya amubiasis invasif.
REFERENSI
Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan Klinik Ilmu
Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30 Maret – 6 Juni 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta

Abses piogenik disebabkan
oleh Enterobactericeae,
Microaerophilic streptococci,
Anaerobic streptococci, Klebsiella
pneumoniae, Bacteriodes,
Fusobacterium, Staphilococcus
aereus, Staphilococcus milleri,
Candida albicans, Aspergillus,
Eikenella corrodens, Yersinis
enterolitica, Salmonella thypii,
Brucella melitensis dan fungal.
Patogenesis
•
•
•
•

•
•
•
•

Bisa berbentuk soliter atau multipel
Penyebaran : Hematogen atau langsung
Sel kuppfer sbg pertahanan
Penyakit sist biliaris  obstruksi aliran empedu 
proliferasi bakteri  abses
Mikroabses  hematogen  bakteremia sistemik
Trauma tusuk  inokulasi bakteri  AHP
Trauma tumpul  nekrosis, pendarahan, kebocoran 
kerusakan kanalikuli  proliferasi bakteri  supurasi dan
pus  AHP
Paling sering mengenai lobus kanan
REFERENSI
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed V Jilid I
Patofisiologi
Gejala klinis
• Gejala awal berupa nyeri abdomen kanan disertai panas.
Nyeri menjalar ke bahu kanan dan skapula kanan akibat iritasi
diafragma dan bertambah batuk dan napas dalam. Tanda lokal
nyeri tekan didaerah lengkung iga dengan hati yang
membesar. Hepatomegali. Bila lobus kiri yang terkena akan
ditemukan massa didaerah epigastrium. Gejala khas adalah
suhu tubuh tidak lebih dari 38,50C.

REFERENSI
Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi
3. Jakarta:Penerbit EGC.
Faktor resiko
REFERENSI
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed V Jilid I
JENIS KELAMIN

USIA

TRAUMA TUSUK ATAU TUSUK

IMUNOSUPRESI (INFEKSI HIV, MALNUTRISI DENGAN
HIPOALBUMINEMIA, INFEKSI KRONIS, ALCOHOL)

KRIPTOGENIK
Cara menegakkan diagnosa
 Penegakan diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, laboratorium, serta pemeriksaan
penunjang. Pada beberapa pasien kadang sudah dapat
terlihat abses hepar secara inspeksi dikarenakan abses telah
menembus kulit sehingga terlihat dari luar. Terdapat nyeri
tekan pada kuadran kanan atas abdomen,serta demam yang
tidak begitu tinggi. selain itu didapatkan hepatomegali yang
teraba sebesar tiga jari sampai enam jari arcus-costarum.
Riwayat diare dan ditemukannya amuba dalam feses
membantu diagnosis.
 Jumlah leukosit berkisar antara 5000-30000,tetapi umumnya
antara 10000-12000. kadar fosfatase alkali serum meningkat
pada semua tingkat abses amuba. Tes serologi titer amuba
menunjukkan hasil diatas atau sama dengan 1:128. terjadi
peningkatan nilai bilirubin dan pemanjangan masa
protrombin.
 Pemeriksaan ELISA sangat sensitif dan menghasilkan diagnosis
yang cepat dan akurat. Deteksi E.histolytica dari tinja maupun
cairan aspirasi dengan basis DNA teknik PCR memberikan hasil
yang baik dan merupakan pemeriksaan standard abses hati
amuba.
 Pada foto rontgen terlihat kubah diafragma kanan meninggi,
efusi pleura dan atelektasis pleura kanan. Pemeriksaan
ultrasonografi merupakan pemeriksaan awal yang baik dgn
ketepatan mencapai 90% yang penting utk membantu
diagnosis serta menentukan lokasi dan besarnya abses. Abses
biasanya terletak ditepi hati, tunggal, dan terisi cairan
hipoekoik. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan CT scan
dan MRI jarang dibutuhkan.
CT scan
Hipoekoik
Massa oval dengan batas tegas
Non homogen

USG:
Bentuk bulat atau oval
 Tidak ada gema dinding yang berarti
Ekogenitas lebih rendah dari parenkim hati
normal.
Bersentuhan dengan kapsul hati
 Peninggian sonik distal (distal enhancement)
DIAGNOSA BANDING
Abses hati piogenik
Kolesistitis akut
Hepatitis virus akut
Hepatoma nekrotik
Karsinoma hati primer tipe febril
REFERENSI
Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi
3. Jakarta:Penerbit EGC.
Penatalaksanaan
• Drainase perkutaneus abses intraabdominal dg tuntunan
Ultrasound atau CT.
– Komplikasi prosedur : pendarahan, perforasi organ, kesalahan
penempatan

• AHP multipel : Reseksi Hati (jarang)
• Antibiotika : Spektrum Luas
– Penisilin, lalu + Ampisillin, aminoglikosida, sefalosporin 3rd gen, dan
klindamisin atau metronidazole
– Jika tidak membaik dalam 2-3 hari. Ganti antibiotika sesuai hasil kultur

• Dekompresi saluran biliaris jika ada obstruksi
REFERENSI
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed V Jilid I
KOMPLIKASI
 Komplikasi abses hati amoeba umumnya berupa perforasi
abses ke berbagai rongga tubuh dan ke kulit. Perforasi ke
kranial dapat terjadi ke pleura dan perikard. Insidens perforasi
ke rongga pleura adalah 10-20%. Akan terjadi efusi pleura
yang besar dan luas yang memperlihatkan cairan coklat pada
aspirasi. Perforasi dapat berlanjut ke paru sampai ke bronkus
sehingga didapat sputum yang berwarna khas coklat.
Perforasi ke perikard menyebabkan efusi perikard dan
tamponade jantung.
REFERENSI
Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi
3. Jakarta:Penerbit EGC.
 Komplikasi ke kaudal terjadi ke rongga peritoneum. Perforasi
akut menyebabkan peritonitis umum. Abses kronis, artinya
sebelum perforasi, omentum dan usus mempunyai
kesempatan
untuk
mengurung
proses
inflamasi,
menyebabkan peritonitis lokal. Perforasi ke depan atau ke sisi
terjadi ke arah kulit (seperti gambar di samping) sehingga
menimbulkan fistel yang dapat menyebabkan timbulnya
infeksi sekunder.

REFERENSI
Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi
3. Jakarta:Penerbit EGC.
PROGNOSA
• Prognosa abses hati tergantung dari investasi parasit, daya
tahan host, derajat dari infeksi, ada tidaknya infeksi sekunder,
komplikasi yang terjadi, dan terapi yang diberikan
• Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis
dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang memperlihatkan
penyebab bakterial organisme multipel, tidak dilakukan
drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia,
efusi pleura atau adanya penyakit lain.
REFERENSI
Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan
Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30
Maret – 6 Juni 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta
Pencegahan
• Pencegahan terutama di tujukan pada kebersihan perorangan
(personal hygiene) dan kebersihan lingkungan (environmental
sanitation). Kebersihan perorangan antara lain mencuci
tangan dengan bersih sesudah buang air besar dan sebelum
makan. Kebersihan lingkungan meliputi: masak air minum
sampai mendidih sebelum diminum, mencuci sayuran sampai
bersih atau memasaknya sebelum dimakan, buang iar besar
dijamban, tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk,
menutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk
menghindari kontaminasi oleh lalat atau lipas, membuang
sampah ditempat sampah yang tertutup untuk menghindari
lalat.
Referensi
Buku ajar Parasitologi Kedokteran.Edisi 4.2008.Jakarta:FK UI.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportPhil Adit R
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malariahersu12345
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)Farhan Hady Danuatmaja
 

Mais procurados (20)

SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 

Destaque

Entry level diagnosis of abdomen MRI
Entry level diagnosis of abdomen MRIEntry level diagnosis of abdomen MRI
Entry level diagnosis of abdomen MRIcty50961
 
Laporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsiaLaporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsiaIs Muhar
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiOperator Warnet Vast Raha
 
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)Irwan Affandi
 
Introduccion a SQL
Introduccion a SQLIntroduccion a SQL
Introduccion a SQLAaAaA88
 
Proyecto Ebano GCII
Proyecto Ebano GCIIProyecto Ebano GCII
Proyecto Ebano GCIIIrving1601
 
Propuesta Clubpoint branding planner
Propuesta Clubpoint branding plannerPropuesta Clubpoint branding planner
Propuesta Clubpoint branding plannerStudio WA!
 
Elizabeth tang hkctu disclourse of lobbying activities
Elizabeth tang   hkctu disclourse of lobbying activitiesElizabeth tang   hkctu disclourse of lobbying activities
Elizabeth tang hkctu disclourse of lobbying activitiesMongkok anonym
 
Bob's discount furniture and the american red cross to launch scholarship pro...
Bob's discount furniture and the american red cross to launch scholarship pro...Bob's discount furniture and the american red cross to launch scholarship pro...
Bob's discount furniture and the american red cross to launch scholarship pro...Bob Smith
 
Good and bad effect of television
Good and bad effect of televisionGood and bad effect of television
Good and bad effect of televisionshaikhbushra
 

Destaque (20)

Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Urolithiasis
UrolithiasisUrolithiasis
Urolithiasis
 
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Entry level diagnosis of abdomen MRI
Entry level diagnosis of abdomen MRIEntry level diagnosis of abdomen MRI
Entry level diagnosis of abdomen MRI
 
Laporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsiaLaporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsia
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)
 
Food and health
Food and healthFood and health
Food and health
 
Recetas rc001
Recetas rc001Recetas rc001
Recetas rc001
 
Introduccion a SQL
Introduccion a SQLIntroduccion a SQL
Introduccion a SQL
 
Elixir par
Elixir parElixir par
Elixir par
 
Proyecto Ebano GCII
Proyecto Ebano GCIIProyecto Ebano GCII
Proyecto Ebano GCII
 
Propuesta Clubpoint branding planner
Propuesta Clubpoint branding plannerPropuesta Clubpoint branding planner
Propuesta Clubpoint branding planner
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Elizabeth tang hkctu disclourse of lobbying activities
Elizabeth tang   hkctu disclourse of lobbying activitiesElizabeth tang   hkctu disclourse of lobbying activities
Elizabeth tang hkctu disclourse of lobbying activities
 
Bob's discount furniture and the american red cross to launch scholarship pro...
Bob's discount furniture and the american red cross to launch scholarship pro...Bob's discount furniture and the american red cross to launch scholarship pro...
Bob's discount furniture and the american red cross to launch scholarship pro...
 
PLANETA VIVO. INFORME 2016
PLANETA VIVO. INFORME 2016PLANETA VIVO. INFORME 2016
PLANETA VIVO. INFORME 2016
 
Good and bad effect of television
Good and bad effect of televisionGood and bad effect of television
Good and bad effect of television
 

Semelhante a Abses hati

[PDF] Abses hati.pptx
[PDF] Abses hati.pptx[PDF] Abses hati.pptx
[PDF] Abses hati.pptxHanyZevania
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRichard Leonardo
 
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxLaporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxrusmia5
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitisDavid Suhendra
 
abses hati presentasi untuk bidang kedokteran
abses hati presentasi untuk bidang kedokteranabses hati presentasi untuk bidang kedokteran
abses hati presentasi untuk bidang kedokteranmigel5
 
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisAsuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisArif Al-Amin
 
Rare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case Report
Rare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case ReportRare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case Report
Rare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case ReportNabilah Kusuma
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessSoroy Lardo
 
haemoptysis.pptx
haemoptysis.pptxhaemoptysis.pptx
haemoptysis.pptxCakFirman2
 
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxAdvances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxSombolayukPriska
 
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxDigestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxririaja1
 
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxnandananda776342
 
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptxEMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptxsisiliafitriapurnani
 

Semelhante a Abses hati (20)

[PDF] Abses hati.pptx
[PDF] Abses hati.pptx[PDF] Abses hati.pptx
[PDF] Abses hati.pptx
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxLaporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis
 
abses hati presentasi untuk bidang kedokteran
abses hati presentasi untuk bidang kedokteranabses hati presentasi untuk bidang kedokteran
abses hati presentasi untuk bidang kedokteran
 
usulan penelitian.docx
usulan penelitian.docxusulan penelitian.docx
usulan penelitian.docx
 
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisAsuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
 
Rare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case Report
Rare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case ReportRare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case Report
Rare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case Report
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
 
Haemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptxHaemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptx
 
haemoptysis.pptx
haemoptysis.pptxhaemoptysis.pptx
haemoptysis.pptx
 
Abses peritonselar
Abses peritonselarAbses peritonselar
Abses peritonselar
 
efusi pleura.pptx
efusi pleura.pptxefusi pleura.pptx
efusi pleura.pptx
 
Batuk darah-des
Batuk darah-desBatuk darah-des
Batuk darah-des
 
Appendititis
AppendititisAppendititis
Appendititis
 
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxAdvances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
 
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxDigestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
 
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptxEMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
 

Mais de Fionna Pohan

Mais de Fionna Pohan (12)

Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
Puskesmas
 
Puskesmas lengkap
Puskesmas lengkapPuskesmas lengkap
Puskesmas lengkap
 
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatanPelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan
 

Abses hati

  • 2. SKENARIO Seorang pria berusia 36 thn diantar oleh keluarganya ke UGD RS dgn keluhan nyeri perut kanan atas yang dialami pasien sejak 5 hari ini Nyeri perut memberat dlm 2 hari ini. Nyeri bersifat menetap dan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri tdk menjalar. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 5 hari yg bersifat terus menerus. Pasien juga merasa perut kanannya membesar dlm 2 hari ini. BAK (+) normal. BAB (+) normal. Riwayat disentri dijumpai 2 bln yang lalu.
  • 3. Dari pemeriksaan fisik dijumpai sensorium:CM lemah,TD 120/90 mmHg,FN 108 x/I reguler t/v cukup,FP 24 x/I, temperatur 38,70C. Pada pemeriksaan fisik: hepar teraba membesar 3cm bac, nyeri (+), fluktuasi (+). Murphy sign (), ludwig sign (+). Hasil pemeriksaan darah:Hb 12,8 gr/dl, lekosit 16200 mm3, trombosit 247000/mm3. LED 8 mm/jam. Foto toraks: gambaran dome diafragma. Dokter merencanakan melakukan aspirasi abses pd hati
  • 5. Definisi abses hati • Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. REFERENSI Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30 Maret – 6 Juni 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta
  • 6. Etiologi abses hati Abses hati amebik disebabkan oleh strain virulen Entamoeba hystolitica yang tinggi. Sebagai host definitif, individuindividu yang asimptomatis mengeluarkan tropozoit dan kista bersama kotoran mereka. Infeksi biasanya terjadi setelah meminum air atau memakan makanan yang terkontaminasi kotoran yang mengandung tropozoit atau kista tersebut. Dinding kista akan dicerna oleh usus halus, keluarlah tropozoit imatur.
  • 7. REFERENSI Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30 Maret – 6 Juni 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta Tropozoit dewasa tinggal di usus besar terutama sekum. Strain Entamoeba hystolitica tertentu dapat menginvasi dinding kolon. Strain ini berbentuk tropozoit besar yang mana di bawah mikroskop tampak menelan sel darah merah dan sel PMN. Pertahanan tubuh penderita juga berperan dalam terjadinya amubiasis invasif.
  • 8. REFERENSI Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30 Maret – 6 Juni 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta Abses piogenik disebabkan oleh Enterobactericeae, Microaerophilic streptococci, Anaerobic streptococci, Klebsiella pneumoniae, Bacteriodes, Fusobacterium, Staphilococcus aereus, Staphilococcus milleri, Candida albicans, Aspergillus, Eikenella corrodens, Yersinis enterolitica, Salmonella thypii, Brucella melitensis dan fungal.
  • 9. Patogenesis • • • • • • • • Bisa berbentuk soliter atau multipel Penyebaran : Hematogen atau langsung Sel kuppfer sbg pertahanan Penyakit sist biliaris  obstruksi aliran empedu  proliferasi bakteri  abses Mikroabses  hematogen  bakteremia sistemik Trauma tusuk  inokulasi bakteri  AHP Trauma tumpul  nekrosis, pendarahan, kebocoran  kerusakan kanalikuli  proliferasi bakteri  supurasi dan pus  AHP Paling sering mengenai lobus kanan REFERENSI Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed V Jilid I
  • 10.
  • 12. Gejala klinis • Gejala awal berupa nyeri abdomen kanan disertai panas. Nyeri menjalar ke bahu kanan dan skapula kanan akibat iritasi diafragma dan bertambah batuk dan napas dalam. Tanda lokal nyeri tekan didaerah lengkung iga dengan hati yang membesar. Hepatomegali. Bila lobus kiri yang terkena akan ditemukan massa didaerah epigastrium. Gejala khas adalah suhu tubuh tidak lebih dari 38,50C. REFERENSI Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3. Jakarta:Penerbit EGC.
  • 13. Faktor resiko REFERENSI Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed V Jilid I
  • 14. JENIS KELAMIN USIA TRAUMA TUSUK ATAU TUSUK IMUNOSUPRESI (INFEKSI HIV, MALNUTRISI DENGAN HIPOALBUMINEMIA, INFEKSI KRONIS, ALCOHOL) KRIPTOGENIK
  • 15. Cara menegakkan diagnosa  Penegakan diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, serta pemeriksaan penunjang. Pada beberapa pasien kadang sudah dapat terlihat abses hepar secara inspeksi dikarenakan abses telah menembus kulit sehingga terlihat dari luar. Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen,serta demam yang tidak begitu tinggi. selain itu didapatkan hepatomegali yang teraba sebesar tiga jari sampai enam jari arcus-costarum. Riwayat diare dan ditemukannya amuba dalam feses membantu diagnosis.
  • 16.  Jumlah leukosit berkisar antara 5000-30000,tetapi umumnya antara 10000-12000. kadar fosfatase alkali serum meningkat pada semua tingkat abses amuba. Tes serologi titer amuba menunjukkan hasil diatas atau sama dengan 1:128. terjadi peningkatan nilai bilirubin dan pemanjangan masa protrombin.  Pemeriksaan ELISA sangat sensitif dan menghasilkan diagnosis yang cepat dan akurat. Deteksi E.histolytica dari tinja maupun cairan aspirasi dengan basis DNA teknik PCR memberikan hasil yang baik dan merupakan pemeriksaan standard abses hati amuba.
  • 17.  Pada foto rontgen terlihat kubah diafragma kanan meninggi, efusi pleura dan atelektasis pleura kanan. Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan awal yang baik dgn ketepatan mencapai 90% yang penting utk membantu diagnosis serta menentukan lokasi dan besarnya abses. Abses biasanya terletak ditepi hati, tunggal, dan terisi cairan hipoekoik. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan CT scan dan MRI jarang dibutuhkan.
  • 18. CT scan Hipoekoik Massa oval dengan batas tegas Non homogen USG: Bentuk bulat atau oval  Tidak ada gema dinding yang berarti Ekogenitas lebih rendah dari parenkim hati normal. Bersentuhan dengan kapsul hati  Peninggian sonik distal (distal enhancement)
  • 19. DIAGNOSA BANDING Abses hati piogenik Kolesistitis akut Hepatitis virus akut Hepatoma nekrotik Karsinoma hati primer tipe febril REFERENSI Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3. Jakarta:Penerbit EGC.
  • 20. Penatalaksanaan • Drainase perkutaneus abses intraabdominal dg tuntunan Ultrasound atau CT. – Komplikasi prosedur : pendarahan, perforasi organ, kesalahan penempatan • AHP multipel : Reseksi Hati (jarang) • Antibiotika : Spektrum Luas – Penisilin, lalu + Ampisillin, aminoglikosida, sefalosporin 3rd gen, dan klindamisin atau metronidazole – Jika tidak membaik dalam 2-3 hari. Ganti antibiotika sesuai hasil kultur • Dekompresi saluran biliaris jika ada obstruksi REFERENSI Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed V Jilid I
  • 21. KOMPLIKASI  Komplikasi abses hati amoeba umumnya berupa perforasi abses ke berbagai rongga tubuh dan ke kulit. Perforasi ke kranial dapat terjadi ke pleura dan perikard. Insidens perforasi ke rongga pleura adalah 10-20%. Akan terjadi efusi pleura yang besar dan luas yang memperlihatkan cairan coklat pada aspirasi. Perforasi dapat berlanjut ke paru sampai ke bronkus sehingga didapat sputum yang berwarna khas coklat. Perforasi ke perikard menyebabkan efusi perikard dan tamponade jantung. REFERENSI Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3. Jakarta:Penerbit EGC.
  • 22.  Komplikasi ke kaudal terjadi ke rongga peritoneum. Perforasi akut menyebabkan peritonitis umum. Abses kronis, artinya sebelum perforasi, omentum dan usus mempunyai kesempatan untuk mengurung proses inflamasi, menyebabkan peritonitis lokal. Perforasi ke depan atau ke sisi terjadi ke arah kulit (seperti gambar di samping) sehingga menimbulkan fistel yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder. REFERENSI Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3. Jakarta:Penerbit EGC.
  • 23. PROGNOSA • Prognosa abses hati tergantung dari investasi parasit, daya tahan host, derajat dari infeksi, ada tidaknya infeksi sekunder, komplikasi yang terjadi, dan terapi yang diberikan • Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab bakterial organisme multipel, tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleura atau adanya penyakit lain. REFERENSI Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30 Maret – 6 Juni 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta
  • 24. Pencegahan • Pencegahan terutama di tujukan pada kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan (environmental sanitation). Kebersihan perorangan antara lain mencuci tangan dengan bersih sesudah buang air besar dan sebelum makan. Kebersihan lingkungan meliputi: masak air minum sampai mendidih sebelum diminum, mencuci sayuran sampai bersih atau memasaknya sebelum dimakan, buang iar besar dijamban, tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk, menutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk menghindari kontaminasi oleh lalat atau lipas, membuang sampah ditempat sampah yang tertutup untuk menghindari lalat. Referensi Buku ajar Parasitologi Kedokteran.Edisi 4.2008.Jakarta:FK UI.