SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
Baixar para ler offline
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi


                          GANGGUAN HAID
                                dr. Nasrudin AM, SpOG
                       Divisi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi
                            Bagian Obstetri dan Ginekologi
                          Fakultas Kedokteran UNHAS / UMI


PENDAHULUAN 1,2,3,4,5
         Gangguan haid seringkali terjadi pada sebagian wanita. Haid bisa datang dua kali
dalam sebulan, namun di bulan-bulan berikutnya tidak haid. Dapat juga haid normal
namun menderita sakit yang luar biasa. Padahal seharusnya haid dating tanpa
mengganggu.
         Haid adalah darah kotor dan selaput lendir rongga rahim yang terlepas dengan
sendirinya akibat perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron, yang akan keluar
dari rahim melalui liang vagina. Selaput lendir yang lepas tersebut akan diubah oleh zat
yang terkandung di dalamnya menjadi lendir. Pembuluh darah di bagian dasarpun akan
terkelupas sehingga terbuka, dan darah mengalir ke luar. Kadang-kadang karena sesuatu,
selaput lendir belum sempurna menjadi lendir karena misalnya selaput lendir yang terlalu
tebal, sehingga darah haid yang keluar akan bergumpal-gumpal. Setelah haid selesai,
akan tumbuh selaput lendir baru yang akan terus berkembang hingga mencapai tingkat
ketebalan tertentu. Haid akan berlangsung selama beberapa hari, berhenti selama
beberapa minggu, dan kembali lagi seterusnya sampai wanita mengalami menopause.
         Siklus haid yang normal adalah jika seorang wanita memiliki jarak haid yang
setiap bulannya relatif tetap yaitu selama 28 hari. Jika meleset pun, perbedaan waktunya
juga tidak terlalu jauh berbeda, tetap pada kisaran 20 hingga 35 hari , dihitung dari hari
pertama haid sampai bulan berikutnya. Lama haid dilihat dari darah keluar sampai bersih,
antara 2 – 10 hari. Darah yang keluar dalam waktu sehari belum dapat dikatakan sebagai
haid. Namun bila telah lebih dari 10 hari, dapat dikategorikan sebagai gangguan. Jumlah
darah haid yang keluar perhari adalah 60–80 cc, atau tidak lebih dari 5 pembalut yang
penuh.
         Ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh,
atau bisa juga terjadi karena penyakit di dalam organ reproduksi, contohnya tumor rahim,
tumor di indung telur. Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya
seperti stres, kelelahan,dan penggunaan kontrasepsi.
         Tingkat kesuburan seorang wanita dapat dilihat dari ada tidaknya produksi sel
telur dalam tubuh. Seorang wanita dikatakan subur jika ia mampu memproduksi sel telur
sebulan sekali, mematangkan telur, dan mengeluarkan telur yang masih setengah matang
dari indung telur. Pematangan sel telur dan keluarnya sel telur dari indungnya merupakan
kerjasama dari otak, indung telur, dan kelenjar buntu di otak yang disebut sebagai
hipofisis. Hipofisis mengeluarkan hormon gonadoptropin yang terdiri dari hormon FSH
(follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). Hormon FSH memiliki
fungsi mempercepat pematangan telur, sedangkan LH menyempurnakan proses
pematangan telur hingga dapat mendekati permukaan indung telur untuk dilepas. Jika
tidak terjadi pembuahan dalam waktu 24 jam, sel telur ini akan mati.
         Setiap gangguan pada hormon FSH dan LH tidak akan menyebabkan


                                            1
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

terbentuknya sel telur. Jika demikian, hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan
terbentuk sebagaimana seperti seharusnya.
        Siklus haid yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal. Seorang
wanita yang memiliki hormon estrogen dan progesterone secara berlebihan
memungkinkan terjadinya haid dalam waktu yang lebih cepat. Jika gangguan haid
dikarenakan oleh faktor hormonal, maka dapat dipastikan wanita tersebut mengalami
gangguan kesuburan. Dan dapat diatasi dengan suntikan untuk mempercepat pematangan
sel telur. Menstruasi merupakan siklus yang kompleks karena melibatkan berbagai unsur
dalam tubuh perempuan, diantaranya panca indera, korteks serebri, hipotalamus, aksis
hipofisis-ovarium, dan organ tujuan (uterus, endometrium, organ seks sekunder).

HORMON-HORMON REPRODUKSI6,7

GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
        Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin
(FSH / LH ).




           Tabel 1. Hormon-Hormon Reproduksi (dikutip dari kepustakaan 6)

FSH (Follicle Stimulating Hormone)
        Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium
wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik /
pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam
darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui
mekanisme feedback negatif.

LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
        Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah
bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja


                                           2
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

sangat cepat dan singkat.(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig
testis).




                Gambar 1. Hormon-hormon Reproduksi (LH atau CSH)
                          (dikutip dari kepustakaan 6)
Estrogen
       Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama
kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus :
menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks
dan pengentalan lendir serviks.
       Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara :
menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang,
estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang.
Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat
diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

Progesteron
       Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan
yang optimal jika terjadi implantasi.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
        Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai
sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml),
kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga

                                           3
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai
tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
       Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu atau meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada
kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental
Lactogen).Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi /
pasca persalinan.Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus,
sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan
pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.



PROSES SIKLUS MENSTRUASI 8,9
       Menars adalah menstruasi pertama perempuan yang umumnya terjadi pada usia
10-11 tahun. Kini usia menars pada anak perempuan makin rendah seiring dengan
derasnya arus informasi melalui media massa, TV, dan lainnya meningkatkan rangsangan
pancaindra. Menstruasi sesungguhnya yang disertai dengan ovulasi sebagian besar
dicapai pada umur sekitar 17-18 tahun.
        Proses menstruasi mempunyai sistem yang kompleks karena terdapat beberapa
komponen penting yang terlibat, diantaranya :
        Hipotalamus menerima rangsangan dari pancaindera melalui korteks serebri.
Hipotalamus berfungsi untuk mengalirkan rangsangan menuju ke hipofisis anterior
melalui sistem portal dan sistem serat saraf. Melalui sistem portal, perangsangan pada
hipofisis anterior dengan pengeluaran GnRH (gonadotropin releasing hormone),
sehingga hipofisisis mengeluarkan FSH (follicle stimulating hormone) yang nantinya
merangsang folikel primer untuk bertumbuh kembang sampai matang menjadi folikel de
graaf.
        Hipofisis dianggap sebagai mother of gland , yang menerima rangsangan tunggal
dari hipotalamus. Pars anterior fungsinya menerima rangsangan melalui sistem portal satu
arah dan mengeluarkan dua bentuk releasing hormon (factor) yaitu FSH (follicle
stimulating hormone dan gonodotrhopin luteinizing hormone.
        Ovarium, setiap perempuan dewasa diperkirakan membawa sekitar 100.000
folikel primordial dalam berbagai stadia. Selama kurun waktu reproduksi aktif,
perempuan dapat melepaskan ovumnya sekitar 500 buah sehingga kesempatan untuk
terjadinya konsepsi adalah selama 1.500 hari (tiga hari masa subur setelah ovulasi).
        Primodial folikel ovarium akan dirangsang oleh FSH (follicle stimulating
hormone) sehingga mengalami perubahan pematangan menjadi folikel de graaf yang
sudah matang. Kapsul folikel yang telah matang mendekati permukaan ovarium dan
mendesak pembuluh darah di sekitarnya sehinggga seolah-olah terjadi devaskularisasi.
Situasi demikian akan memudahkan pelepasan ovum pada saat ovulasi. Setelah ovulasi,
ovum dilepaskan. Segera setelah ovulasi , seolah-olah terjadi tekanan negatif di dalam
bekas folikel de graaf. Sel granulose masuk ke dalam folikel de graaf, untuk membentuk
korpus rubrum. Penurunan drastis pengeluaran estrogen, estradiol 17β, menimbulkan

                                           4
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

rangsangan pada nukleus paraventikular (ventromedial), sebagai pusat tonic
gonodhotropin relesing faktor, sehingga mengeluarkan tonic luteinizing hormone. Fungsi
luteinizing hormone ini adalah mengubah korpus rubrum menjadi korpus luteum untuk
mengeluarkan dua hormon dasar yaitu hormon estrogen serta progesteron. Kedua
hormone ini mengubah status endometrium dari fase proliferasi menjadi fase sekresi,
sebagai persiapan untuk menerima “nidasi atau implantasi”, dan terjadilah proses
menstruasi yaitu postmenstruasi, fase proliferasi, fase sekresi.




           Gambar 1. Proses Siklus Menstruasi (dikutip dari kepustakaan 6)

GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA
       Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat
digolongkan dalam masa reproduksi dapat digolongkan atas : 10,11
      I. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya berdasarkan perdarahan :
              1) Hipermenorea atau menoragia
              2) Hipomenorea
     II. Kelainan siklus
              1) Polimenorea
              2) Oligomenorea
              3) Amenorea
    III. Perdarahan di luar haid : Metroragia
                                          5
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

    IV. Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid :
            1) Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
            2) Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi)
            3) Dismenorea

PENJELASAN
I. 1. Hipermenorea atau Menoragia 10.11.12,13,14
       I.1.1. Defenisi
               Hipermenorea atau menoragia merupakan perdarahan haid yang lebih
           banyak dari normal, ganti pembalut 5-6 kali perhari atau lebih lama dari
           normal (lebih dari 8 hari).
       I.1.2. Etiologi
               Yang biasanya disebabkan oleh kelainan kondisi uterus, misalnya pada
           mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dan dengan
           kontraktilitas terganggu, polip endometrium, gangguan endometrium pada
           waktu haid, kelainan darah, dan gangguan fungsional. Seperti pada kelainan
           organik seperti mioma uteri, polip endometrium dan infeksi genitalia interna,
           kelainan darah, kelainan fungsional (endokrinologi).
       I.1.3. Kausa
               Bisa disebabkan oleh karena kelainan organik seperti mioma uteri, polip
           endometrium dan infeksi genetalia interna. Penyebab lain kerena kelainan
           darah, maupun kelainan fungsional (endokrinologi). Dan masih banyak juga
           faktor penyebab lain yang belum diketahui.
       I.1.4. Diagnosis
               Diagnosis hipermenorea atau menoragia dapat ditegakkan dari anamnesis,
           pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis, pada
           umumnya pasien datang dengan siklus haid yang lebih lama dari biasanya,
           dan didapatkan banyak perdarahan. Dari umur biasanya pada dewasa tua
           30-50 tahun, dicurigai mengalami kelainan struktur atau organik. Adapun
           nyeri pelvis, riwayat abortus, keluar darah setelah koitus, ataupun penggunaan
           kontraseptif dapat dikeluhkan sebagai salah satu penyebab pasien datang ke
           dokter.
               Pada pemeriksaan fisik umumnya pasien didapati gejala anemis, obesitas,
           ekimosis purpura, evaluasi tiroid.
               Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan pemeriksaan jumlah CBC, TBC,
           faktor koagulasi dan HCG, dan pada pemeriksaan radiologi endometrial
           biopsi, ultrasound pelvis.
       I.1.5. Diagnosis Banding
               Untuk diagnosis banding pada hipermenorea atau menoragia dapat dibagi
           dalam beberapa kelompok, yaitu :
           a. Komplikasi kehamilan:
                    Kehamilan ektopik
                    Aborsi inkomplit
                    Aborsi iminens
           b. Pendarahan non-uterus:

                                            6
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

                     Erosi servikal
                     Polip servikal
                     Kondilomata
                     Vaginitis atropik
           c. Pelvic inflammatory disease (PID):
                     Endometritis
                     Tuberculosis
           d. Hipotiroidisme
       I.1.6. Terapi
               Adapun terapi yang dapat dilakukan pada hipermenorea pada kelainan
           organik dan darah ditangani sesuai kausa. Kelainan endokrin dengan hormon
           progesterone, estrogen dan progesterone, pil KB dan obat induksi ovulasi
           untuk wanita yang ingin anak. Sedangkan terapi hipermenorea pada mioma
           uteri tergantung dari penanganan mioma uterinya, sedang diagnosis dan terapi
           polip endometrium terdiri atas kerokan.

I.2. Hipomenore 10,11,12
       I.2.1. Defenisi
               Hipomenorea merupakan perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti
           pembalut 1-2 kali perhari, dan lamanya lebih pendek dan atau lebih kurang
           dari biasa (1-2 hari).
       I.2.2. Etiologi
               Penyebabnya bisa terletak pada konstitusi penderita, pada uterus,
           kekurangan estrogen dan progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri,
           sindrom Asherman.

II.1 Polimenore 5,10
       II.1.1. Defenisi
                Polimenorea, terjadinya perdarahan yang lebih banyak dari volume
           perdarahan menstruasi , siklus menstruasi kurang dari 21 hari per siklus,
           gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan atau memendeknya fase
           luteal dari siklus haid, yang disebabkan oleh proses peradangan atau infeksi.
       II.1.2. Etiologi
                Yang terjadi oleh karena gangguan hormonal, kongesti ovarian dan
           sebagainya, seperti anovulasi karena gangguan hormonal, insufisiensi korpus
           luteum (fase luteal memendek), fase folikuler memendek.
       II.1.3. Diagnosis
                Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan anamnesa, pemeriksaan
           fisik, serta pemeriksaan laboratorium dapat mempersempit diagnosis banding
           amenorea.
                Pada anamnesis, didapatkan riwayat penyakit seperti sakit kepala,
           penglihatan sering kabur, riwayat perkembangan puberitas secara detail,
           riwayat keluarga menars, penurunan berat badan , stress, pemakaian
           kontrasepsi, riwayat penyakit kronis.



                                           7
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

                Dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan lapangan penglihatan, pemeriksaan
           neurologik, penyakit tiroid, dan kronik serta kehamilan.
       II.1.4. Terapi
                Penanganan yang biasanya dilakukan untuk pada kausa anovulasi
           diberikan induksi ovulasi, pada infusiensi korpus luteum diberikan
           progesteron pada hari 16-25, dan pada fase folikuler pendek diberikan
           estrogen pada hari 3-8.

II.2. Oligomenorea 10,15
       II.2.1. Defenisi
                Oligomenorea, siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, kesehatan dan
           fertilitas tidak terganggu serta siklus haidnya ovuatoar dengan masa profilerasi
           lebih panjang dari biasanya seperti fase folikuler memanjang dan fase sekresi
           memanjang.
       II.2.2. Etiologi
                Oligomenorea terjadi pada dewasa muda yang sering disebabkan oleh
           kerusakan atau kehilangan sikronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituitari
           dan ovarium. Pada seorang atlit, model, artis, dancer, dan wanita dengan
           anorexia nervosa, oligomenorea terjadi oleh karena menurunnya lemak tubuh
           yang cukup rendah dibandingkan dengan berat badan.
                Faktor fisik dan emosionalpun ikut berpengaruh menyebabkan pada
           wanita terjadi oligomenorea, seperti :
            Stress emosional
            Penyakit kronik
            Nutrisi yang tidak baik
            Kelainan pada struktur uterus atau serviks dengan obstruksi aliran cairan
                menstruasi
       II.2.3. Patofisiologi
                Oligomenorea dapat didefenisikan ulang sebagai amenorea, jika stop
           menstruasi selama 6 bulan atau lebih. Hal ini sering cepat untuk wanita pada
           permulaan dan akhir reproduktif mereka atau mengalami interval irreguler.
           Variasi ini normal dan biasanya akibat koordinasi yang tidak sempurna antara
           hipotalamus, kelenjar pituitari dan ovarium.
       II.2.4. Diagnosis
                Biasanya pasien datang dengan keluhan haidnya jarang. Disini seorang
           Dokter bisa menganamnesa pasien dengan menanyakan frekuensi lama,
           kuantitas perdarahan, mengenai diet pasien, aktivitas seksual, penggunaan
           kontrasepsi, obat-obatan.
                Pada pemeriksaan fisik dengan mengevaluasi berat badan pasien dengan
           tinggi badan, mengecek tanda perkembangan seksual normal, dan melakukan
           palpasi untuk mengetahui adanya kelainan.
                Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan pelvis
           dan papsmear, tes kehamilan, serta tes darah untuk mengecek kadar hormon
           tiroid, sedangkan pemeriksaan penunjang lainnya ultrasound, sinar X, dan
           MRI.
       II.2.5. Terapi
                                            8
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

               Untuk penanganan, tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
           atau induksi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang.

II.3. Amenorea 10,16,17
       II.3.1. Defenisi
                Amenorea yakni keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3
           bulan berturut-turut. Terbagi atas : amenorea primer (usia 18 tahun ke atas
           tidak dapat haid) dan amenorea sekunder (penderita pernah dapat haid dan
           kemudian tidak dapat haid lagi).
       II.3.2. Etiologi
                Untuk penyebabnya sendiri bisa bermacam-macam sesuai dengan asal
           penyebab gangguan tersebut, seperti :
                     i. Gangguan organik pusat
                    ii. Gangguan kejiwaan
                         Syok emosional
                         Psikosis
                         Anoreksia nervosa
                         Pseudosiesis
                   iii. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis
                         Sindrom amenorea-galaktorea
                         Sindrom Stein-Leventhal
                         Amenorea hipotalamik
                   iv. Gangguan hipofisis
                         Sindrom Sheehan dan penyakit Simmonds
                         Tumor
                    v. Gangguan gonad
                         Kelainan kongenital
                         Menopause premature
                         The intensive ovary
                         Penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang
                         Tumor sel-granulosa, sel teka, sel-hilus, adrenal, arenoblastoma
                   vi. Gangguan glandula suprarenalis
                         Sindrom adrenoganital
                         Sindrom crushing
                         Penyakit Addison
                  vii. Gangguan glandula tiroidea
                         Hipotiroidea
                         Hipertiroidea
                         Kretinisme
                 viii. Gangguan prankreas
                   ix. Gangguan uterus dan vagina
                    x. 10.Penyakit-penyakit umum
       II.3.3. Terapi
                Untuk terapinya sendiri, pada anamnesis yang perlu dicari adalah usia
           menars, pertumbuhan badan, adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan
           obat penenang, peningkatan atau penurunan berat badan yang mencolok.

                                            9
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

           Pemeriksaan ginekologi yang dilakukan adalah pemeriksaan genetalia
           interna/eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji
           progesteron.
               Tindakan pengobatan amenore bergantung kepada penyebab dan kepada
           keinginan pasien. Terapi harus diarahkan kepada latar belakang penyebab.
           Bila didapati ada latar belakang penyakit-penyakit medik, penyakit tersebut
           harus ditangani. Bilamana tidak ditemui latar belakang penyebab yang bisa
           ditangani, maka tindakan pengobatan bergantung kepada keinginan pasien
           atau kesuburannya.

III.1 Metroragi 19,20
       III.1.1. Defenisi
                Perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
            Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai spotting dan
            dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
       III.1.2. Etiologi
                Penyebabnya bisa berasal dari kelainan organik (polip endometrium,
            karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan
            penggunaan estrogen eksogen.
       III.1.3. Diagnosis
                Dari pemeriksaan anamnesa didapati pasien mengeluhkan keluarnya darah
            bukan pada waktu siklus haidnya, untuk lebih memastikan seorang Dokter
            melakukan pemeriksaan penunjang, yaitu histeroskopi dan biopsi endometium
            atau kuretase diagnostik.
       III.1.4. Terapi
                Dengan mengobati penyebabnya secara langsung, atau tindakan yang
            dapat dilakukan histerektomi.




IV.1. Premenstrual Tension 21,22,23
       IV.1.1. Defenisi
               Premenstrual tension (ketegangan prahaid), merupakan keluhan-keluhan
          yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya
          haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang
          berlangsung terus sampai haid berhenti.
       IV.1.2. Etiologi
               Mungkin disebabkan oleh ketidakseimbangan antara estrogen dan
          progesterone dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat
          badan, dan kadang-kadang edema. Kekurangan asupan vitamin B, kalsium.
          Yang mudah terkena premenstual tension ialah wanita yang lebih peka
          terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid, dan terhadap faktor-faktor
          psikologis.

                                         10
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

              Faktor peningkat resiko premenstrual tension yakni wanita yang pernah
         melahirkan, usia, stres, terlalu banyak mengkonsumsi gula, garam, serta
         makanan olahan, kekurangan zat-zat gizi vitamin B, vitamin C, magnesium,
         zat besi. Kebiasaan merokok dan minum alkohol, kurang olahraga dan
         aktivitas fisik, obesitas.
      IV.1.3. Patofisiologi
              Teori yang pernah didapati meliputi kelebihan estrogen, penarikan
         estrogen, defesiensi piridoksin (Vitamin B-6), perubahan metabolisme
         glukosa, ketidakseimbangan cairan elektrolit. Penelitian selanjutnya
         menjelaskan :
               Gejala-gejala PMS dapat merespon selective serotonin reuptake
                 inhibitors (SSRIs), seperti pada pengobatan yang meningkatkan
                 jumlah sirkulasi serotonin.
               Defesiensi magnesium dan kalsium
               Wanita dengan PMS sering mengalami respon yang berlebihan untuk
                 perubahan hormone yang normal
               Peningkatan endorphin, perubahan sistem gamma-aminobutirik
                 (GABA), dan hipoprolaktinemia
      IV.1.4. Diagnosis
              Seorang dokter biasanya membuat diagnosis berdasarkan keluhan pasien
         dengan gejala-gejala yang dialami oleh pasien tersebut.
      IV.1.5. Terapi
              Terapi untuk mengurangi retensi cairan, maka selama 7-10 hari sebelum
         haid pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari agak dikurangi.
         Pemberian diuretik untuk kurang lebih dari 5 hari dapat bermanfaat.

IV.2. Mittelschmerz 10
      IV.2.1. Defenisi
              Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi), merupakan nyeri haid yang terjadi
         kira-kira sekitar pertengahan siklus haid/ pada saat ovulasi. Lamanya mungkin
         beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus mungkin sampai 2-3 hari.
      IV.2.2. Etiologi
              Penyebab pasti belum diketahui. Selama ovulasi, sel telur dihubungkan
         dengan folikel, pada waktu folikel pecahakan mengluarkan cairan dan darah.
         Cairan dan darah inilah yang dapat mengiritasi bagian abdomen sehingga bisa
         menimbulkan nyeri. Atau bisa juga oleh pertumbuhan folikel ovarium, yang
         dapat meregangkan permukaan ovarium sehingga menyebabkan terjadi nyeri.
      IV.2.3. Diagnosis
              Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyeri
         tidak mengejang, tidak menjalar dan tidak disertai mual dan muntah.
      IV.2.4. Terapi
              Pada umumnya wanita menggunakan ibuprofen, asetaminofen, dan
         narproksen untuk membantu menghilangkan rasa kram ataupun nyeri.




                                         11
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi




IV.3. Dismenore 10,15
       IV.3.1. Defenisi
               Nyeri haid yang merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan
          wanita-wanita muda pergi konsultasi untuk pengobatan ke dokter . Keadaan
          ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi.
          Terbagi atas :
                  Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik) tidak terdapat
               hubungan dengan kelainan ginekologik. Didapati sejak remaja. Keadaan
               ini disebabkan kelebihan produksi prostaglandin oleh endometrium fase
               sekresi, menyebabkan perangsangan pada otot-otot polos, dan bukan
               disebabkan oleh penyebab-penyebab organik.
                    Gejala-gejalanya dapat berupa kram pada bagan perut bawah terutama
               selama 2 hari pertama haid, dan yang bisa menjalar ke punggung. Rasa
               mual, muntah, diare, lesu, dan sakit kepala adalah gejala-gejala yang
               menyertainya.
                  Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh) disebabkan oleh
               kelainan ginekologik ataupun oleh penyebab organik yang bisa
               diidentifikasi. Dismenorea bisa disebabkan juga oleh leiomioma,
               adenomiosis, polip, endometriosis, AKDR, atau infeksi.
                   Gejala-gejalanya bergantung pada penyebab. Gejala-gejalanya biasa
               dimulai pada tahun-tahun usia reproduksi pertengahan atau lewat (setelah
               berusia 20 tahun). Dispareunia, menoragia, dan demam adalah gejala-
               gejala yang meyertainya. Tanda-tanda bergantung kepada latar belakang
               penyebab. Massa dalam rongga panggul, uterus yang tidak bisa
               digerakkan, ligamentum uterosacralis yang berbenjol-benjol, atau lendir
               serviks yang bernanah bisa memberikan kesan tentang etiologi yang
               spesifik.
                    Pemeriksaan dilakukan untuk mengevaluasi suatu pembesaran pada
               uterus, tumor-tumor adneksa, dan anomali pada serviks. Pemeriksaan
               laboratorium dituntun oleh riwayat dan kecurigaan terhadap sembarang
               latar belakang patologi.
       IV.3.2. Terapi
               Terapi yang dapat dilakukan secara umum yaitu :
                Penerangan dan nasehat, menerangkan bahwa dismenore merupakan
                   gangguan yang tidak berbahaya
                Pemberian obat analgetik, biasanya diberikan aspirin, fenasetin, kafein
                Terapi hormonal, tujuannya untuk menekan ovulasi
                Terapi dengan obat nonsteroid dan antiprostaglandin, termasuk disini
                   indometasin, ibuprofen, dan naproksen
                Dilatasi kanalis servikalis, dapat memberikan keringanan karena
                   memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin didalamnya


                                          12
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi




                                DAFTAR PUSTAKA

1. Rofiq Ahmad. Gangguan Haid/Menstruasi. [on line] 2008 February 8th [cited 2008
   February 8th]: [4 screen]. Available from: URL : Ahmadrofiq.htm
2. Sindrom Prahaid. . [on line] 2004 May 10th [cited 2004 May 10th]: [2 screen].
   Available from: URL : www.Keluarga sehat.com.
3. Harsari Paramitha.Fisiologi Haid. [on line] 2008 June 28th [cited 2008 June 28th]: [9
   screen]. Available from: URL : www.Keluarga sehat.com.
4. Siklus Menstruasi. . [on line] 2000 July 21th [cited 2000 July 28th]: [2 screen].
   Available from: URL : www.Siklus Menstruasi pada wanita.htm.
5. Elvia P, Hendrik.H. Menstruasi dan Keseimbangan Hormon. . [on line] 2002 January
   [cited 2000 January]: [4 screen]. Available from: URL : www.FEMONA.com
6. Soepardiman M, Jacoeb T.Z, Junizaf. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi
   Wanita. [on line] 1999. [4 screen]. Available from: URL : www.Anatomi dan
   fisiologi haid.htm
7. Menstruasi [on line] 2003 February 21th [cited 2003 February 21th]: [2 screen].
   Available from: URL : www.medicastire.co.id.
8. Wiknjosastro Hanifa,Saifuddin Abdul Bari,editors. Fisiologi Haid in Ilmu
              th
   Kebidanan.3 edition Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
   2002.p46-50
9. Manuaba I.B.G,Manuaba Chandranita,Manuaba Fajar,editors.Anatomi dan Fisiologi
   Reproduksi in Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta;EGC, 2007.p78-84


                                          13
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi

10. Rayburn Wiliam F, Carey J.Christhoper, editors.Menstruasi Normal dan Abnormal in
    Obstetri dan Ginekologi.Jakarta;Widya Medika.p 302-28
11. Suhaemi H.K. Gangguan Haid dan Siklusnya. [on line] 2008 June 23th [cited 2008
    June 23th]: [14 screen]. Available from: http://minangs.com
12. Manuaba I.B.G,editors. Gangguan Menstruasi in Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
    Ginekologi.Jakarta ;EGC.2002.p 236-41
13. Putra.Perdarahan Uterus Abnormal. [on line] 2008 June 26th [cited 2008 June 26th]:
    [7screen]. Available from: http://OGGIX.org
14. Menorrhagia. [on line] 2007 June [cited 2007 June ]: [9 screen]. Available from:
    http://en.wikipedia.org/wiki/menorrhagia.
15. A Sahaw Julia. Menorrhagia. [on line] 2007 January 12th [cited 2007 January 12th ]:
    [11screen]. Available from: http://www.Emedicine.com
16. Davidson Tisa. Oligomerrhea. [on line] 2004 September 24th [cited 2004 September
    24th ]: [9screen]. Available from: http:// wikipedia.org/wiki/.com
17. Amenore. [on line] 2007 September 19th [cited 2007 September 19th ]: [2 screen].
    Available from: http:info penyakit.com
18. Amenorrhoea. [on line] 2007 June [cited 2007 June ]: [21 screen]. Available from:
    http://en.wikipedia.org/wiki/menorrhagia
19. Farah.A Lisa,Blackwell Richard.Amenorhea In:Speroff Leon,editors.Clinical
    Gynecologi Endocrinologi and Infertility.7th edition.Philadelphia USA 2005.p 551-9
20. Sokol Eric.R dkk,editors.Menstrual Disorders.In Sokol Andrew I editors.General
    Ginecology.California:Stanford University School of Medicine.
21. Jones Derek Llwellyn Jones.editors Disorders of menstruation InObstetrics and
    Gynaecology. Philadelphia USA 2005p 219-43
22. Pernoll Martin L.editorsMenstrual Abnormalities and Complication In Obstetrics &
    Gynecology 10th edition.Kansas:Kansas University School of Medicine.p707-26
23. Premenstrual Syndrome. [on line] 2006 May 22th [cited 2006 May 22th ]: [13 screen].
    Available from: http://healthinfo@bupa.com
24. Moreno Megan A. Premenstrual Synrome. [on line] 2007 August [cited 2007 august
    ] : [5 screen]. Available from: http://healthinfo@bupa.com
25. Ransom Scoot B,editors.Menstrual Disorders In Practical Strategies in Obstetrics and
    Gynecology.United State:Wayne State University School of Medicine.2000.
26. Ransom Scoot B,editors.Dysmenorrhea and Pelvic Pain. In Practical Strategies in
    Obstetrics and Gynecology.United State:Wayne State University School of
    Medicine.2000




                                          14
Nasrudin AM, Sistem Reproduksi




15

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
 
post partum bues
post partum buespost partum bues
post partum bues
 
Hormon Reproduksi pada Pria
Hormon Reproduksi pada PriaHormon Reproduksi pada Pria
Hormon Reproduksi pada Pria
 
Siklus Hormonal (Askeb I)
Siklus Hormonal (Askeb I)Siklus Hormonal (Askeb I)
Siklus Hormonal (Askeb I)
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
5. tanda tanda kehamilan--
5. tanda tanda kehamilan--5. tanda tanda kehamilan--
5. tanda tanda kehamilan--
 
Askeb komunitas pembimbing
Askeb komunitas pembimbingAskeb komunitas pembimbing
Askeb komunitas pembimbing
 
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilanPemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
 
INFERTILITAS
INFERTILITASINFERTILITAS
INFERTILITAS
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiamakalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
 
Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 
Endokrinologi Fetus
Endokrinologi FetusEndokrinologi Fetus
Endokrinologi Fetus
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
 

Destaque

Artikel Penyakit & Kelainan Pada Sistem Produksi
Artikel Penyakit & Kelainan Pada Sistem ProduksiArtikel Penyakit & Kelainan Pada Sistem Produksi
Artikel Penyakit & Kelainan Pada Sistem ProduksiDoris Agusnita
 
Tata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haidTata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haidSuharti Wairagya
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH Yondy Arion
 
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologiSakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologiZarah Dzulhijjah
 
Powerpoint ipa Siklus Mentruasi Wanita
Powerpoint ipa Siklus Mentruasi WanitaPowerpoint ipa Siklus Mentruasi Wanita
Powerpoint ipa Siklus Mentruasi WanitaKaori Miyazono
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...pjj_kemenkes
 

Destaque (11)

Artikel Penyakit & Kelainan Pada Sistem Produksi
Artikel Penyakit & Kelainan Pada Sistem ProduksiArtikel Penyakit & Kelainan Pada Sistem Produksi
Artikel Penyakit & Kelainan Pada Sistem Produksi
 
Tata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haidTata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haid
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH
 
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologiSakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
 
Makalah haid dalam pandangan islam
Makalah haid dalam pandangan islamMakalah haid dalam pandangan islam
Makalah haid dalam pandangan islam
 
gangguan haid
gangguan haidgangguan haid
gangguan haid
 
menstruasi
menstruasimenstruasi
menstruasi
 
Leukore
LeukoreLeukore
Leukore
 
5.siklus haid dan gangguan haid
5.siklus haid dan gangguan haid5.siklus haid dan gangguan haid
5.siklus haid dan gangguan haid
 
Powerpoint ipa Siklus Mentruasi Wanita
Powerpoint ipa Siklus Mentruasi WanitaPowerpoint ipa Siklus Mentruasi Wanita
Powerpoint ipa Siklus Mentruasi Wanita
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 

Semelhante a 2. gangguan haid

Hormon dan mekanisme menstruasi
Hormon dan mekanisme menstruasiHormon dan mekanisme menstruasi
Hormon dan mekanisme menstruasiFitri Meliani
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 
Powerpoint fisiologi dan gangguan haid.ppt
Powerpoint fisiologi dan gangguan haid.pptPowerpoint fisiologi dan gangguan haid.ppt
Powerpoint fisiologi dan gangguan haid.pptveronicasilalahi3
 
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2ayikputri1
 
Siklus menstruasi dan hormon kelas 11 Science
Siklus menstruasi dan hormon kelas 11 ScienceSiklus menstruasi dan hormon kelas 11 Science
Siklus menstruasi dan hormon kelas 11 ScienceYuan Yuanita
 
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21ikhwan215
 
Siklus menstruasi
Siklus menstruasiSiklus menstruasi
Siklus menstruasiSulton Gaza
 
Hormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanitaHormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanitaSulistia Rini
 
25530455 kuliah-menstruasi
25530455 kuliah-menstruasi25530455 kuliah-menstruasi
25530455 kuliah-menstruasishafhandustur
 
Materi Menstruasi dan Fertilisasi.pptx
Materi Menstruasi dan Fertilisasi.pptxMateri Menstruasi dan Fertilisasi.pptx
Materi Menstruasi dan Fertilisasi.pptxAhmadMiftahulKhair
 
1 BUS FISOLOGI MENSTRUASI.ppt
1 BUS FISOLOGI MENSTRUASI.ppt1 BUS FISOLOGI MENSTRUASI.ppt
1 BUS FISOLOGI MENSTRUASI.pptandrekesuma1
 
Sistem endokrin (kerja kursus)
Sistem endokrin (kerja kursus)Sistem endokrin (kerja kursus)
Sistem endokrin (kerja kursus)Ahmad Lili
 

Semelhante a 2. gangguan haid (20)

Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Hormon dan mekanisme menstruasi
Hormon dan mekanisme menstruasiHormon dan mekanisme menstruasi
Hormon dan mekanisme menstruasi
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMASISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
 
Powerpoint fisiologi dan gangguan haid.ppt
Powerpoint fisiologi dan gangguan haid.pptPowerpoint fisiologi dan gangguan haid.ppt
Powerpoint fisiologi dan gangguan haid.ppt
 
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
 
Siklus menstruasi dan hormon kelas 11 Science
Siklus menstruasi dan hormon kelas 11 ScienceSiklus menstruasi dan hormon kelas 11 Science
Siklus menstruasi dan hormon kelas 11 Science
 
Ovulasi
OvulasiOvulasi
Ovulasi
 
HORMON PADA WANITA.pptx
HORMON PADA WANITA.pptxHORMON PADA WANITA.pptx
HORMON PADA WANITA.pptx
 
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
 
5.hormon
5.hormon5.hormon
5.hormon
 
Siklus menstruasi
Siklus menstruasiSiklus menstruasi
Siklus menstruasi
 
Hormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanitaHormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanita
 
25530455 kuliah-menstruasi
25530455 kuliah-menstruasi25530455 kuliah-menstruasi
25530455 kuliah-menstruasi
 
Menstruasi (Materi Biologi)
Menstruasi (Materi Biologi)Menstruasi (Materi Biologi)
Menstruasi (Materi Biologi)
 
Materi Menstruasi dan Fertilisasi.pptx
Materi Menstruasi dan Fertilisasi.pptxMateri Menstruasi dan Fertilisasi.pptx
Materi Menstruasi dan Fertilisasi.pptx
 
1 BUS FISOLOGI MENSTRUASI.ppt
1 BUS FISOLOGI MENSTRUASI.ppt1 BUS FISOLOGI MENSTRUASI.ppt
1 BUS FISOLOGI MENSTRUASI.ppt
 
Sistem endokrin (kerja kursus)
Sistem endokrin (kerja kursus)Sistem endokrin (kerja kursus)
Sistem endokrin (kerja kursus)
 

2. gangguan haid

  • 1. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi GANGGUAN HAID dr. Nasrudin AM, SpOG Divisi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNHAS / UMI PENDAHULUAN 1,2,3,4,5 Gangguan haid seringkali terjadi pada sebagian wanita. Haid bisa datang dua kali dalam sebulan, namun di bulan-bulan berikutnya tidak haid. Dapat juga haid normal namun menderita sakit yang luar biasa. Padahal seharusnya haid dating tanpa mengganggu. Haid adalah darah kotor dan selaput lendir rongga rahim yang terlepas dengan sendirinya akibat perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron, yang akan keluar dari rahim melalui liang vagina. Selaput lendir yang lepas tersebut akan diubah oleh zat yang terkandung di dalamnya menjadi lendir. Pembuluh darah di bagian dasarpun akan terkelupas sehingga terbuka, dan darah mengalir ke luar. Kadang-kadang karena sesuatu, selaput lendir belum sempurna menjadi lendir karena misalnya selaput lendir yang terlalu tebal, sehingga darah haid yang keluar akan bergumpal-gumpal. Setelah haid selesai, akan tumbuh selaput lendir baru yang akan terus berkembang hingga mencapai tingkat ketebalan tertentu. Haid akan berlangsung selama beberapa hari, berhenti selama beberapa minggu, dan kembali lagi seterusnya sampai wanita mengalami menopause. Siklus haid yang normal adalah jika seorang wanita memiliki jarak haid yang setiap bulannya relatif tetap yaitu selama 28 hari. Jika meleset pun, perbedaan waktunya juga tidak terlalu jauh berbeda, tetap pada kisaran 20 hingga 35 hari , dihitung dari hari pertama haid sampai bulan berikutnya. Lama haid dilihat dari darah keluar sampai bersih, antara 2 – 10 hari. Darah yang keluar dalam waktu sehari belum dapat dikatakan sebagai haid. Namun bila telah lebih dari 10 hari, dapat dikategorikan sebagai gangguan. Jumlah darah haid yang keluar perhari adalah 60–80 cc, atau tidak lebih dari 5 pembalut yang penuh. Ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh, atau bisa juga terjadi karena penyakit di dalam organ reproduksi, contohnya tumor rahim, tumor di indung telur. Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya seperti stres, kelelahan,dan penggunaan kontrasepsi. Tingkat kesuburan seorang wanita dapat dilihat dari ada tidaknya produksi sel telur dalam tubuh. Seorang wanita dikatakan subur jika ia mampu memproduksi sel telur sebulan sekali, mematangkan telur, dan mengeluarkan telur yang masih setengah matang dari indung telur. Pematangan sel telur dan keluarnya sel telur dari indungnya merupakan kerjasama dari otak, indung telur, dan kelenjar buntu di otak yang disebut sebagai hipofisis. Hipofisis mengeluarkan hormon gonadoptropin yang terdiri dari hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). Hormon FSH memiliki fungsi mempercepat pematangan telur, sedangkan LH menyempurnakan proses pematangan telur hingga dapat mendekati permukaan indung telur untuk dilepas. Jika tidak terjadi pembuahan dalam waktu 24 jam, sel telur ini akan mati. Setiap gangguan pada hormon FSH dan LH tidak akan menyebabkan 1
  • 2. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi terbentuknya sel telur. Jika demikian, hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk sebagaimana seperti seharusnya. Siklus haid yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal. Seorang wanita yang memiliki hormon estrogen dan progesterone secara berlebihan memungkinkan terjadinya haid dalam waktu yang lebih cepat. Jika gangguan haid dikarenakan oleh faktor hormonal, maka dapat dipastikan wanita tersebut mengalami gangguan kesuburan. Dan dapat diatasi dengan suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur. Menstruasi merupakan siklus yang kompleks karena melibatkan berbagai unsur dalam tubuh perempuan, diantaranya panca indera, korteks serebri, hipotalamus, aksis hipofisis-ovarium, dan organ tujuan (uterus, endometrium, organ seks sekunder). HORMON-HORMON REPRODUKSI6,7 GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ). Tabel 1. Hormon-Hormon Reproduksi (dikutip dari kepustakaan 6) FSH (Follicle Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja 2
  • 3. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi sangat cepat dan singkat.(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis). Gambar 1. Hormon-hormon Reproduksi (LH atau CSH) (dikutip dari kepustakaan 6) Estrogen Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti. Progesteron Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga 3
  • 4. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb). LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu atau meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pasca persalinan.Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea. PROSES SIKLUS MENSTRUASI 8,9 Menars adalah menstruasi pertama perempuan yang umumnya terjadi pada usia 10-11 tahun. Kini usia menars pada anak perempuan makin rendah seiring dengan derasnya arus informasi melalui media massa, TV, dan lainnya meningkatkan rangsangan pancaindra. Menstruasi sesungguhnya yang disertai dengan ovulasi sebagian besar dicapai pada umur sekitar 17-18 tahun. Proses menstruasi mempunyai sistem yang kompleks karena terdapat beberapa komponen penting yang terlibat, diantaranya : Hipotalamus menerima rangsangan dari pancaindera melalui korteks serebri. Hipotalamus berfungsi untuk mengalirkan rangsangan menuju ke hipofisis anterior melalui sistem portal dan sistem serat saraf. Melalui sistem portal, perangsangan pada hipofisis anterior dengan pengeluaran GnRH (gonadotropin releasing hormone), sehingga hipofisisis mengeluarkan FSH (follicle stimulating hormone) yang nantinya merangsang folikel primer untuk bertumbuh kembang sampai matang menjadi folikel de graaf. Hipofisis dianggap sebagai mother of gland , yang menerima rangsangan tunggal dari hipotalamus. Pars anterior fungsinya menerima rangsangan melalui sistem portal satu arah dan mengeluarkan dua bentuk releasing hormon (factor) yaitu FSH (follicle stimulating hormone dan gonodotrhopin luteinizing hormone. Ovarium, setiap perempuan dewasa diperkirakan membawa sekitar 100.000 folikel primordial dalam berbagai stadia. Selama kurun waktu reproduksi aktif, perempuan dapat melepaskan ovumnya sekitar 500 buah sehingga kesempatan untuk terjadinya konsepsi adalah selama 1.500 hari (tiga hari masa subur setelah ovulasi). Primodial folikel ovarium akan dirangsang oleh FSH (follicle stimulating hormone) sehingga mengalami perubahan pematangan menjadi folikel de graaf yang sudah matang. Kapsul folikel yang telah matang mendekati permukaan ovarium dan mendesak pembuluh darah di sekitarnya sehinggga seolah-olah terjadi devaskularisasi. Situasi demikian akan memudahkan pelepasan ovum pada saat ovulasi. Setelah ovulasi, ovum dilepaskan. Segera setelah ovulasi , seolah-olah terjadi tekanan negatif di dalam bekas folikel de graaf. Sel granulose masuk ke dalam folikel de graaf, untuk membentuk korpus rubrum. Penurunan drastis pengeluaran estrogen, estradiol 17β, menimbulkan 4
  • 5. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi rangsangan pada nukleus paraventikular (ventromedial), sebagai pusat tonic gonodhotropin relesing faktor, sehingga mengeluarkan tonic luteinizing hormone. Fungsi luteinizing hormone ini adalah mengubah korpus rubrum menjadi korpus luteum untuk mengeluarkan dua hormon dasar yaitu hormon estrogen serta progesteron. Kedua hormone ini mengubah status endometrium dari fase proliferasi menjadi fase sekresi, sebagai persiapan untuk menerima “nidasi atau implantasi”, dan terjadilah proses menstruasi yaitu postmenstruasi, fase proliferasi, fase sekresi. Gambar 1. Proses Siklus Menstruasi (dikutip dari kepustakaan 6) GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam masa reproduksi dapat digolongkan atas : 10,11 I. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya berdasarkan perdarahan : 1) Hipermenorea atau menoragia 2) Hipomenorea II. Kelainan siklus 1) Polimenorea 2) Oligomenorea 3) Amenorea III. Perdarahan di luar haid : Metroragia 5
  • 6. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi IV. Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid : 1) Premenstrual tension (ketegangan prahaid) 2) Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi) 3) Dismenorea PENJELASAN I. 1. Hipermenorea atau Menoragia 10.11.12,13,14 I.1.1. Defenisi Hipermenorea atau menoragia merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, ganti pembalut 5-6 kali perhari atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). I.1.2. Etiologi Yang biasanya disebabkan oleh kelainan kondisi uterus, misalnya pada mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dan dengan kontraktilitas terganggu, polip endometrium, gangguan endometrium pada waktu haid, kelainan darah, dan gangguan fungsional. Seperti pada kelainan organik seperti mioma uteri, polip endometrium dan infeksi genitalia interna, kelainan darah, kelainan fungsional (endokrinologi). I.1.3. Kausa Bisa disebabkan oleh karena kelainan organik seperti mioma uteri, polip endometrium dan infeksi genetalia interna. Penyebab lain kerena kelainan darah, maupun kelainan fungsional (endokrinologi). Dan masih banyak juga faktor penyebab lain yang belum diketahui. I.1.4. Diagnosis Diagnosis hipermenorea atau menoragia dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis, pada umumnya pasien datang dengan siklus haid yang lebih lama dari biasanya, dan didapatkan banyak perdarahan. Dari umur biasanya pada dewasa tua 30-50 tahun, dicurigai mengalami kelainan struktur atau organik. Adapun nyeri pelvis, riwayat abortus, keluar darah setelah koitus, ataupun penggunaan kontraseptif dapat dikeluhkan sebagai salah satu penyebab pasien datang ke dokter. Pada pemeriksaan fisik umumnya pasien didapati gejala anemis, obesitas, ekimosis purpura, evaluasi tiroid. Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan pemeriksaan jumlah CBC, TBC, faktor koagulasi dan HCG, dan pada pemeriksaan radiologi endometrial biopsi, ultrasound pelvis. I.1.5. Diagnosis Banding Untuk diagnosis banding pada hipermenorea atau menoragia dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu : a. Komplikasi kehamilan:  Kehamilan ektopik  Aborsi inkomplit  Aborsi iminens b. Pendarahan non-uterus: 6
  • 7. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi  Erosi servikal  Polip servikal  Kondilomata  Vaginitis atropik c. Pelvic inflammatory disease (PID):  Endometritis  Tuberculosis d. Hipotiroidisme I.1.6. Terapi Adapun terapi yang dapat dilakukan pada hipermenorea pada kelainan organik dan darah ditangani sesuai kausa. Kelainan endokrin dengan hormon progesterone, estrogen dan progesterone, pil KB dan obat induksi ovulasi untuk wanita yang ingin anak. Sedangkan terapi hipermenorea pada mioma uteri tergantung dari penanganan mioma uterinya, sedang diagnosis dan terapi polip endometrium terdiri atas kerokan. I.2. Hipomenore 10,11,12 I.2.1. Defenisi Hipomenorea merupakan perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali perhari, dan lamanya lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa (1-2 hari). I.2.2. Etiologi Penyebabnya bisa terletak pada konstitusi penderita, pada uterus, kekurangan estrogen dan progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sindrom Asherman. II.1 Polimenore 5,10 II.1.1. Defenisi Polimenorea, terjadinya perdarahan yang lebih banyak dari volume perdarahan menstruasi , siklus menstruasi kurang dari 21 hari per siklus, gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan atau memendeknya fase luteal dari siklus haid, yang disebabkan oleh proses peradangan atau infeksi. II.1.2. Etiologi Yang terjadi oleh karena gangguan hormonal, kongesti ovarian dan sebagainya, seperti anovulasi karena gangguan hormonal, insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek), fase folikuler memendek. II.1.3. Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan anamnesa, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium dapat mempersempit diagnosis banding amenorea. Pada anamnesis, didapatkan riwayat penyakit seperti sakit kepala, penglihatan sering kabur, riwayat perkembangan puberitas secara detail, riwayat keluarga menars, penurunan berat badan , stress, pemakaian kontrasepsi, riwayat penyakit kronis. 7
  • 8. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi Dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan lapangan penglihatan, pemeriksaan neurologik, penyakit tiroid, dan kronik serta kehamilan. II.1.4. Terapi Penanganan yang biasanya dilakukan untuk pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi, pada infusiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hari 16-25, dan pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8. II.2. Oligomenorea 10,15 II.2.1. Defenisi Oligomenorea, siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, kesehatan dan fertilitas tidak terganggu serta siklus haidnya ovuatoar dengan masa profilerasi lebih panjang dari biasanya seperti fase folikuler memanjang dan fase sekresi memanjang. II.2.2. Etiologi Oligomenorea terjadi pada dewasa muda yang sering disebabkan oleh kerusakan atau kehilangan sikronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituitari dan ovarium. Pada seorang atlit, model, artis, dancer, dan wanita dengan anorexia nervosa, oligomenorea terjadi oleh karena menurunnya lemak tubuh yang cukup rendah dibandingkan dengan berat badan. Faktor fisik dan emosionalpun ikut berpengaruh menyebabkan pada wanita terjadi oligomenorea, seperti :  Stress emosional  Penyakit kronik  Nutrisi yang tidak baik  Kelainan pada struktur uterus atau serviks dengan obstruksi aliran cairan menstruasi II.2.3. Patofisiologi Oligomenorea dapat didefenisikan ulang sebagai amenorea, jika stop menstruasi selama 6 bulan atau lebih. Hal ini sering cepat untuk wanita pada permulaan dan akhir reproduktif mereka atau mengalami interval irreguler. Variasi ini normal dan biasanya akibat koordinasi yang tidak sempurna antara hipotalamus, kelenjar pituitari dan ovarium. II.2.4. Diagnosis Biasanya pasien datang dengan keluhan haidnya jarang. Disini seorang Dokter bisa menganamnesa pasien dengan menanyakan frekuensi lama, kuantitas perdarahan, mengenai diet pasien, aktivitas seksual, penggunaan kontrasepsi, obat-obatan. Pada pemeriksaan fisik dengan mengevaluasi berat badan pasien dengan tinggi badan, mengecek tanda perkembangan seksual normal, dan melakukan palpasi untuk mengetahui adanya kelainan. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan pelvis dan papsmear, tes kehamilan, serta tes darah untuk mengecek kadar hormon tiroid, sedangkan pemeriksaan penunjang lainnya ultrasound, sinar X, dan MRI. II.2.5. Terapi 8
  • 9. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi Untuk penanganan, tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur atau induksi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang. II.3. Amenorea 10,16,17 II.3.1. Defenisi Amenorea yakni keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Terbagi atas : amenorea primer (usia 18 tahun ke atas tidak dapat haid) dan amenorea sekunder (penderita pernah dapat haid dan kemudian tidak dapat haid lagi). II.3.2. Etiologi Untuk penyebabnya sendiri bisa bermacam-macam sesuai dengan asal penyebab gangguan tersebut, seperti : i. Gangguan organik pusat ii. Gangguan kejiwaan  Syok emosional  Psikosis  Anoreksia nervosa  Pseudosiesis iii. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis  Sindrom amenorea-galaktorea  Sindrom Stein-Leventhal  Amenorea hipotalamik iv. Gangguan hipofisis  Sindrom Sheehan dan penyakit Simmonds  Tumor v. Gangguan gonad  Kelainan kongenital  Menopause premature  The intensive ovary  Penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang  Tumor sel-granulosa, sel teka, sel-hilus, adrenal, arenoblastoma vi. Gangguan glandula suprarenalis  Sindrom adrenoganital  Sindrom crushing  Penyakit Addison vii. Gangguan glandula tiroidea  Hipotiroidea  Hipertiroidea  Kretinisme viii. Gangguan prankreas ix. Gangguan uterus dan vagina x. 10.Penyakit-penyakit umum II.3.3. Terapi Untuk terapinya sendiri, pada anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan, adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan atau penurunan berat badan yang mencolok. 9
  • 10. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi Pemeriksaan ginekologi yang dilakukan adalah pemeriksaan genetalia interna/eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji progesteron. Tindakan pengobatan amenore bergantung kepada penyebab dan kepada keinginan pasien. Terapi harus diarahkan kepada latar belakang penyebab. Bila didapati ada latar belakang penyakit-penyakit medik, penyakit tersebut harus ditangani. Bilamana tidak ditemui latar belakang penyebab yang bisa ditangani, maka tindakan pengobatan bergantung kepada keinginan pasien atau kesuburannya. III.1 Metroragi 19,20 III.1.1. Defenisi Perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. III.1.2. Etiologi Penyebabnya bisa berasal dari kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen. III.1.3. Diagnosis Dari pemeriksaan anamnesa didapati pasien mengeluhkan keluarnya darah bukan pada waktu siklus haidnya, untuk lebih memastikan seorang Dokter melakukan pemeriksaan penunjang, yaitu histeroskopi dan biopsi endometium atau kuretase diagnostik. III.1.4. Terapi Dengan mengobati penyebabnya secara langsung, atau tindakan yang dapat dilakukan histerektomi. IV.1. Premenstrual Tension 21,22,23 IV.1.1. Defenisi Premenstrual tension (ketegangan prahaid), merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. IV.1.2. Etiologi Mungkin disebabkan oleh ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Kekurangan asupan vitamin B, kalsium. Yang mudah terkena premenstual tension ialah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid, dan terhadap faktor-faktor psikologis. 10
  • 11. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi Faktor peningkat resiko premenstrual tension yakni wanita yang pernah melahirkan, usia, stres, terlalu banyak mengkonsumsi gula, garam, serta makanan olahan, kekurangan zat-zat gizi vitamin B, vitamin C, magnesium, zat besi. Kebiasaan merokok dan minum alkohol, kurang olahraga dan aktivitas fisik, obesitas. IV.1.3. Patofisiologi Teori yang pernah didapati meliputi kelebihan estrogen, penarikan estrogen, defesiensi piridoksin (Vitamin B-6), perubahan metabolisme glukosa, ketidakseimbangan cairan elektrolit. Penelitian selanjutnya menjelaskan :  Gejala-gejala PMS dapat merespon selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti pada pengobatan yang meningkatkan jumlah sirkulasi serotonin.  Defesiensi magnesium dan kalsium  Wanita dengan PMS sering mengalami respon yang berlebihan untuk perubahan hormone yang normal  Peningkatan endorphin, perubahan sistem gamma-aminobutirik (GABA), dan hipoprolaktinemia IV.1.4. Diagnosis Seorang dokter biasanya membuat diagnosis berdasarkan keluhan pasien dengan gejala-gejala yang dialami oleh pasien tersebut. IV.1.5. Terapi Terapi untuk mengurangi retensi cairan, maka selama 7-10 hari sebelum haid pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari agak dikurangi. Pemberian diuretik untuk kurang lebih dari 5 hari dapat bermanfaat. IV.2. Mittelschmerz 10 IV.2.1. Defenisi Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi), merupakan nyeri haid yang terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid/ pada saat ovulasi. Lamanya mungkin beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus mungkin sampai 2-3 hari. IV.2.2. Etiologi Penyebab pasti belum diketahui. Selama ovulasi, sel telur dihubungkan dengan folikel, pada waktu folikel pecahakan mengluarkan cairan dan darah. Cairan dan darah inilah yang dapat mengiritasi bagian abdomen sehingga bisa menimbulkan nyeri. Atau bisa juga oleh pertumbuhan folikel ovarium, yang dapat meregangkan permukaan ovarium sehingga menyebabkan terjadi nyeri. IV.2.3. Diagnosis Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyeri tidak mengejang, tidak menjalar dan tidak disertai mual dan muntah. IV.2.4. Terapi Pada umumnya wanita menggunakan ibuprofen, asetaminofen, dan narproksen untuk membantu menghilangkan rasa kram ataupun nyeri. 11
  • 12. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi IV.3. Dismenore 10,15 IV.3.1. Defenisi Nyeri haid yang merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi konsultasi untuk pengobatan ke dokter . Keadaan ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi. Terbagi atas :  Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik) tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik. Didapati sejak remaja. Keadaan ini disebabkan kelebihan produksi prostaglandin oleh endometrium fase sekresi, menyebabkan perangsangan pada otot-otot polos, dan bukan disebabkan oleh penyebab-penyebab organik. Gejala-gejalanya dapat berupa kram pada bagan perut bawah terutama selama 2 hari pertama haid, dan yang bisa menjalar ke punggung. Rasa mual, muntah, diare, lesu, dan sakit kepala adalah gejala-gejala yang menyertainya.  Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh) disebabkan oleh kelainan ginekologik ataupun oleh penyebab organik yang bisa diidentifikasi. Dismenorea bisa disebabkan juga oleh leiomioma, adenomiosis, polip, endometriosis, AKDR, atau infeksi. Gejala-gejalanya bergantung pada penyebab. Gejala-gejalanya biasa dimulai pada tahun-tahun usia reproduksi pertengahan atau lewat (setelah berusia 20 tahun). Dispareunia, menoragia, dan demam adalah gejala- gejala yang meyertainya. Tanda-tanda bergantung kepada latar belakang penyebab. Massa dalam rongga panggul, uterus yang tidak bisa digerakkan, ligamentum uterosacralis yang berbenjol-benjol, atau lendir serviks yang bernanah bisa memberikan kesan tentang etiologi yang spesifik. Pemeriksaan dilakukan untuk mengevaluasi suatu pembesaran pada uterus, tumor-tumor adneksa, dan anomali pada serviks. Pemeriksaan laboratorium dituntun oleh riwayat dan kecurigaan terhadap sembarang latar belakang patologi. IV.3.2. Terapi Terapi yang dapat dilakukan secara umum yaitu :  Penerangan dan nasehat, menerangkan bahwa dismenore merupakan gangguan yang tidak berbahaya  Pemberian obat analgetik, biasanya diberikan aspirin, fenasetin, kafein  Terapi hormonal, tujuannya untuk menekan ovulasi  Terapi dengan obat nonsteroid dan antiprostaglandin, termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen  Dilatasi kanalis servikalis, dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin didalamnya 12
  • 13. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi DAFTAR PUSTAKA 1. Rofiq Ahmad. Gangguan Haid/Menstruasi. [on line] 2008 February 8th [cited 2008 February 8th]: [4 screen]. Available from: URL : Ahmadrofiq.htm 2. Sindrom Prahaid. . [on line] 2004 May 10th [cited 2004 May 10th]: [2 screen]. Available from: URL : www.Keluarga sehat.com. 3. Harsari Paramitha.Fisiologi Haid. [on line] 2008 June 28th [cited 2008 June 28th]: [9 screen]. Available from: URL : www.Keluarga sehat.com. 4. Siklus Menstruasi. . [on line] 2000 July 21th [cited 2000 July 28th]: [2 screen]. Available from: URL : www.Siklus Menstruasi pada wanita.htm. 5. Elvia P, Hendrik.H. Menstruasi dan Keseimbangan Hormon. . [on line] 2002 January [cited 2000 January]: [4 screen]. Available from: URL : www.FEMONA.com 6. Soepardiman M, Jacoeb T.Z, Junizaf. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita. [on line] 1999. [4 screen]. Available from: URL : www.Anatomi dan fisiologi haid.htm 7. Menstruasi [on line] 2003 February 21th [cited 2003 February 21th]: [2 screen]. Available from: URL : www.medicastire.co.id. 8. Wiknjosastro Hanifa,Saifuddin Abdul Bari,editors. Fisiologi Haid in Ilmu th Kebidanan.3 edition Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2002.p46-50 9. Manuaba I.B.G,Manuaba Chandranita,Manuaba Fajar,editors.Anatomi dan Fisiologi Reproduksi in Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta;EGC, 2007.p78-84 13
  • 14. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi 10. Rayburn Wiliam F, Carey J.Christhoper, editors.Menstruasi Normal dan Abnormal in Obstetri dan Ginekologi.Jakarta;Widya Medika.p 302-28 11. Suhaemi H.K. Gangguan Haid dan Siklusnya. [on line] 2008 June 23th [cited 2008 June 23th]: [14 screen]. Available from: http://minangs.com 12. Manuaba I.B.G,editors. Gangguan Menstruasi in Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.Jakarta ;EGC.2002.p 236-41 13. Putra.Perdarahan Uterus Abnormal. [on line] 2008 June 26th [cited 2008 June 26th]: [7screen]. Available from: http://OGGIX.org 14. Menorrhagia. [on line] 2007 June [cited 2007 June ]: [9 screen]. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/menorrhagia. 15. A Sahaw Julia. Menorrhagia. [on line] 2007 January 12th [cited 2007 January 12th ]: [11screen]. Available from: http://www.Emedicine.com 16. Davidson Tisa. Oligomerrhea. [on line] 2004 September 24th [cited 2004 September 24th ]: [9screen]. Available from: http:// wikipedia.org/wiki/.com 17. Amenore. [on line] 2007 September 19th [cited 2007 September 19th ]: [2 screen]. Available from: http:info penyakit.com 18. Amenorrhoea. [on line] 2007 June [cited 2007 June ]: [21 screen]. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/menorrhagia 19. Farah.A Lisa,Blackwell Richard.Amenorhea In:Speroff Leon,editors.Clinical Gynecologi Endocrinologi and Infertility.7th edition.Philadelphia USA 2005.p 551-9 20. Sokol Eric.R dkk,editors.Menstrual Disorders.In Sokol Andrew I editors.General Ginecology.California:Stanford University School of Medicine. 21. Jones Derek Llwellyn Jones.editors Disorders of menstruation InObstetrics and Gynaecology. Philadelphia USA 2005p 219-43 22. Pernoll Martin L.editorsMenstrual Abnormalities and Complication In Obstetrics & Gynecology 10th edition.Kansas:Kansas University School of Medicine.p707-26 23. Premenstrual Syndrome. [on line] 2006 May 22th [cited 2006 May 22th ]: [13 screen]. Available from: http://healthinfo@bupa.com 24. Moreno Megan A. Premenstrual Synrome. [on line] 2007 August [cited 2007 august ] : [5 screen]. Available from: http://healthinfo@bupa.com 25. Ransom Scoot B,editors.Menstrual Disorders In Practical Strategies in Obstetrics and Gynecology.United State:Wayne State University School of Medicine.2000. 26. Ransom Scoot B,editors.Dysmenorrhea and Pelvic Pain. In Practical Strategies in Obstetrics and Gynecology.United State:Wayne State University School of Medicine.2000 14
  • 15. Nasrudin AM, Sistem Reproduksi 15