SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 57
Pengajar:
              Drs. Affan Sulaeman, M.A
Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, M.A., Ph.D
     Neneng Yani Yuningsih, S.IP., M.Si
Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan
      Pokok Bahasan              Sub Pokok Bahasan           Metode Pengajaran
 Pengantar                    Silabus, Perkuliahan      Ceramah
                               dan Penilaian              Tanya Jawab

 Studi Kebijakan Publik       Latar Belakang Studi
                              Kebijakan Publik
                               Pengertian Kebijakan
                              Publik
                               Mengapa Kebijakan
                              Publik Penting?
                               Tipe-tipe Kebijakan
                              Publik
                               Pendekatan-pendekatan
                              dalam Studi Kebijakan
                              Publik

 Model, Teori, Aktor dan      Model & Teori Kebijakan
Instrument Kebijakan Publik   Publik
                              Lingkungan Kebijakan
                              Publik
                              Aktor dan Instrumen
                              Kebijakan Publik
Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan
      Pokok Bahasan                   Sub Pokok Bahasan                 Metode Pengajaran
 Policy Process dan Agenda        Pengertian Proses Kebijakan      Ceramah
Setting                            Agenda Setting                  Tanya Jawab
                                   Konsep Non Decisions             Tugas

 Policy Formulation dan Policy    Pengertian Policy
Adoption                          Formulation dan Policy Adoption
                                  Policy Communities dan
                                  Policy Networks
                                   Models of Decision-Making

                                   Pengertian Policy
 Policy Implementation           Implementation
                                   Kerangka Analisis
                                  Implementasi Kebijakan

 Policy Evaluation                Pengertian Policy Evaluation
                                   Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan
                                   Aspek Politik Evaluasi
                                  Kebijakan
 Riset Kebijakan                                                    Penelitian Lapangan
                                   Agenda Setting
                                  Policy Communities & Policy
                                  Networks
                                   Aktor & Instrumen Kebijakan
                                   Policy Implementation
                                   Policy Evaluation
Studi Kebijakan Publik

   Eksis sejak adanya Pemerintah dan
    pemerintahan
    - Keberadaan advisers yang memberikan
    masukan kepada penguasa tentang bagaimana
    mengatasi permasalahan-permasalahan publik
    - Intellectual founders dalam studi kebijakan:
    Plato dengan The Republic; Machiavelli dengan
    The Prince.
    -Political thinkers: Thomas Hobbes, John Lock,
    James Madison, Adam Smith, John Stuart Mill,
    dll.
 Fokus  intellectual founders dan
 political thinkers : apa yang
 dilakukan dan tidak dilakukan
 pemerintah; apa yang seharusnya
 dilakukan dan bagaimana
 melakukannya; menilai apa dampak
 tindakan pemerintah atas
 permasalahan yang terjadi di
 masyarakat.
Kebijakan Publik Sebagai Sebuah
Disiplin Ilmu
   Kajian kebijakan sebagai sebuah studi baru
    muncul pasca Perang Dunia II, ketika kajian
    Ilmu Politik mencari pemahaman-pemahaman
    baru tentang hubungan pemerintah/negara
    dengan warganya.
   Dimensi baru atas hubungan antara
    pemerintah dengan warganya terutama
    menyangkut apa yang secara actual dilakukan
    oleh pemerintah (Howlett & Ramesh 1995).
   Pelopor: Harold Lasswell, Aaron Wildavsky,
    Thomas R Dye
 Formal kajian diawali oleh karya Harold
  Laswell (1950s) yang memberikan dasar-
  dasar policy sciences
 Policy Sciences merupakan blended
  knowledge berbagai disiplin ilmu: politik dan
  ilmu sosial lain termasuk hukum,
  administrasi publik, dsb
 Dekade 60-an:
  Fokus para ahli Ilmu Politik:
  menggambarkan, menganalisa dan
  menjelaskan berbagai sebab dan akibat dari
  berbagai kebijakan.
Studi Kebijakan Publik
   Thomas R Dye
    This focus involves a description of the content of
    public policy; an analysis of the impact of social,
    economic, and political forces on the content of
    public policy; an inquiry into the effect of various
    institutional arrangements and political
    processes on public policy; and an evaluation of
    the consequences of public policies on society, in
    terms of both expected and unexpected
    consequences (dalam Anderson 1997: 6).
Studi Kebijakan Publik (lanjutan)

    Thomas R Dye:
    (Kajian utama [study kebijakan public] terdiri
    dari gambaran tentang isi kebijakan public;
    sebuah analisis atas pengaruh social, ekonomi
    dan kekuatan-keuatan politik terhadap isi
    kebijakan public; sebuah penelusuran tentang
    pengaruh berbagai penataan kelembagaan
    dan proses-proses politik terhadap kebijakan
    public; dan sebuah evaluasi atas beragam
    konsekuensi dari kebijakan public terhadap
    masyarakat, baik yang diharapkan maupun
    yang tidak diharapkan)
Pertanyaan-pertanyaan dalam studi Kebijakan Publik

   Apa efek dari urbanisasi dan insdustrialisasi terhadap
    kebijakan public tentang kesejahteraan masyarakat?
   Bagaimana peran lembaga legislative dalam merumuskan
    kebijakan pertanian atau kebijakan yang terkait dengan
    kesejahteraan masyarakat?
   Apa peran kelompok-kelopok kepentingan dalam membentuk
    kebijakan tentang lingkungan hidup?
   Apa isi dari kebijakan tentang antitrust policy?
   Siapa yang beruntung dan siapa yang merugi sebagai akibat
    diberlakukannya kebijakan perpajakan?
   Apa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program
    pemusnahan sampah-sampah berbahaya?
Karakteristik Ilmu Kebijakan Menurut Laswell
1.   Problem Oriented
     - Ilmu kebijakan diarahkan kepada berbagai
     permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah.
     - Orientasi utama dari para ilmuwan kebijakan
     bukanlah pada tahapan proses pembuatan
     kebijakan, tetapi kepada permasalahan yang
     dihadapi oleh pemerintah (what should we do
     to best address the problem? How should we
     do it? How do we know what we have done?)
2. Multidisciplinary
   - Ilmu kebijakan merupakan multidisiplin ilmu
   yang model-modelnya, metode-metdenya dan
   temuan-temuannya diarahkan kepada upaya
   mengatasi permasalahan yang diahadapi oleh
   pemerintah.
3. Methodologically sophisticated
   - Laswell melihat bahwa kontribusi berbagai
   ilmu social kepada kebijakan public ketika masa
   PD II merupakan refleksi dari metodologinya
   yang mumpuni. Kemajuan berbagai ilmu social
   telah membantu pemerintah dalam membuat
   beragam kebijakan yang efektif.
4. Theoretically sophisticated
   - Dalam upaya membantu pemerintah mengatasi
   berbagai persoalan, para ahli kebijakan dituntut untuk
   memiliki pengetahuan yang luas untuk dapat
   memahami dan menjelaskan berbagai fenomena
   kehidupan masyarakat. Dan untuk itu, ilmu kebijakan
   harus memiliki model-model teoretik yang mumpuni.
5. Value oriented
   -Yang terpenting, Laswell tidak hanya sekedar
   membangun ilmu kebijakan, tetapi membangun “policy
   sciences of democracy”. Maksudnya adalah bahwa ilmu
   kebijakan memiliki sebuah orientasi nilai: tujuan
   utamanya adalah untuk memaksimalkan nilai-nilai
   demokrasi. Dalam kata-kata Laswell “the special
   emphasis is on the policy sciences of democracy, in
   which the ultimate goal is the realization of human
   dignity in theory and fact”.
   Kritik atas visi Laswell:
    - kontradiktif, terutama menyangkut konsepsi
    “policy sciences of democracy”, namun
    penekanannya kepada kehadiran
    sekelompok ahli yang berperan dominan
    dalam pembuatan kebijakan mendukung
    elitism, bukan etos egalitarian dari
    demokrasi. Di mana kedudukan warga
    Negara dalam pembuatan kebijakan yang
    demokratis?
   Singkatnya, visi Laswell tentang ilmu
    kebijakan adalah sebuah ilmu social terapan,
    yang ditujukan untuk menjembatani
    pengetahuan akademik dan dunia politik dan
    permasalahan yang nyata. Tugas ahli
    kebijakan adalah mengdiagnosa penyakit-
    penyakit politis, memahami penyebab dan
    dampak dari penyakit tersebut,
    merekomendasi penanganan dan
    mengevaluasi dampak penanganan.
Mengapa Studi Kebijakan Publik?
   Kebijakan publik sangat berpengaruh dalam
    kehidupan warga negara, mengingat kebijakan
    publik adalah
    “a complex process involving a range of players
    with competing interests, facing an array of
    pressures. These players may be inside or outside
    of government, and inside or outside of the
    bureaucracy. They may come from industry, the not
    for profit non-government
    sector, unions, professional bodies or from
    academia. Understanding the way these players
    interact, what drives and informs them, how they
    think, and what they do, helps us all to understand
    and interpret the policies that these complex
    relationships eventually produce: policies that have
    implications for each of us in our daily lives
    (Maddison & Dennis 2009).
   [sebuah proses yang kompleks yang melibatkan
    sekelompok pemain dengan kepentingan-
    kepentingannya yang saling bersaing, serta penuh
    dengan tekanan-tekanan. Para pemain ini bisa
    berasal dari dalam atau luar pemerintah, dari dalam
    atau luar birokrasi. Mereka bisa dari kalangan
    industry, non-profit NGOs, serikat pekerja, lembaga-
    lembaga professional atau para akademisi.
    Memahami bagaimana para actor ini berinteraksi,
    apa yang mendorong dan memberikan informasi
    kepada mereka, bagaimana mereka berpikir dan
    apa yang mereka lakukan, membantu kita
    memahami dan menginterpretasikan kebijakan-
    kebijakan yang dihasilkan dari hubungan-hubungan
    yang kompleks ini: kebijakan-kebijakan yang
    memiliki konsekuensi tertentu dalam kehidupan
    sehari-hari kita]
   maka, memahami bagaimana kebijakan
    public itu dibuat akan memperkuat
    kapasitas kita untuk berpartisipasi dalam
    proses kebijakan, untuk menyuarakan
    kepentingan dan aspirasi serta
    mempengaruhi kebijakan-kebijakan
    yang dibuat.
Mengapa study tentang kebijakan public?

   Alasan-alasan Ilmiah (Scientific Reasons)
    - untuk memperoleh pemahaman yang lebih
    baik tentang asal mulanya, prosedur-prosedur
    perumusan dan pelaksanaanya, atau
    konsekuensi-konsekuensinya terhadap
    masyarakat.
    - study kebijakan public merupakan study
    tentang kebijakan public yang dilakukan dalam
    rangka memperoleh pemahaman yang lebih
    baik tentang perilaku politik dan proses
    pemerintahan.
   Alasan Profesional (Professional Reasons)
    - bermaksud menerapkan pengetahuan ilmiah
    tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan-
    persoalan social.
    - Digunakan oleh para analis kebijakan yang
    memiliki orientasi penerapan (applied orientation)
    atas berbagai pengetahuan tentang kebijakan public
    dan yang berupaya untuk menyusun kebijakan
    public alternative yang lebih efisien dalam
    mengatasi sebuah permasalahan social.
    - Dari perspektif ini, upaya memperoleh
    pengetahuan tentang perilaku dan proses politik
    merupakan sebuah secondary consideration.
   Alasan Politis (Political Reasons)
    - diarahkan pada upaya membantu pemerintah untuk
    mengadopsi kebijakan-kebijakan public dalam rangka
    mencapai tujuan-tujuan yang “benar”. Dengan demikian,
    study kebijakan tidak lagi netral atau value-free.
    - Para politisi mempelajari kebijakan public dalam
    rangka terlibat dalam proses advokasi sebuah kebijakan
    yang dianggap “benar” atau “tepat” untuk mengatasi
    persoalan-persoalan social kemasyarakatan.
    - Penelitian kebijakan yang didasarkan pada argument
    seperti ini biasanya diarahkan pada upaya untuk
    membangun bukti-bukti yang mendukung argument-
    argumen para politisi (partial policy research).
Study kita?
   didasarkan pada alasan ilmiah, yaitu
    bertujuan untuk membangun sebuah
    pemahaman mendasar tentang proses
    pembuatan kebijakan (policymaking
    process), yang dalam hal ini dipandang
    sebagai sebuah proses yang sangat politis
    yang melibatkan konflik dan perseteruan
    antara berbagai pihak yang memiliki
    kepentingan, nilai dan harapan yang
    berbeda atas beragam isu-isu kebijakan.
Pendekatan ilmiah dalam study kebijakan menurut
  Anderson (1997: 8) memiliki tiga tujuan
  utama, yaitu:

1. menjelaskan pengadopsian sebuah kebijakan ketimbang
   mengidentifikasi atau menyarankan sebuah kebijakan
   yang “baik” (proper policy). Analisis ketimbang
   advokasi, itulah gaya utama pendekatan ini;
2. mencari penyebab dan konsekuensi-konsekuensi dari
   berbagai kebijakan public dengan menggunakan
   metodologi ilmiah. Pada gilirannya, proses ini
   menghendaki peneliti yang rasional, empiric dan
   objektif;
3. membangun teori-teori yang reliable (dapat diandalkan)
   tentang kebijakan public dan proses-proses politiknya.
Pengertian Kebijakan Publik
   Kebijkan publik mempunyai banyak arti (multiple
    meanings), tergantung kepada siapa yang
    menggunakan istilah tersebut dan dalam konteks
    apa (Turner & Hulme 1997: 58).
   Kata “kebijakan” juga seringkali dipersamakan
    atau dipertukarkan dengan tujuan, program,
    keputusan, hukum, standar, proposal dan grand
    designs (Jones 1984)
   Turner (2005: 444): tidak ada definisi kebijakan
    yang universal, sebaliknya, study kebijakan
    dipenuhi oleh berbagai definisi yang begitu
    beragam;
Beragam Pemaknaan Kebijakan Publik
 (Turner & Hulme 1997: 59)

a) As a label for a field of activity (sebuah penamaan atas
   serangkaian aktivitas)
     e.g. kebijakan ekonomi, kebijakan industry, atau hokum
b) As an expression of general purpose or desired state of
   affairs (sebuah ekspresi tentang keinginan yang umum atau
   urusan tertentu yang diinginkan)
e.g. untuk meneyediakan lapangan pekerjaan yang sebayak-
   banyaknya, untuk mempromosikan demokratisasi melalui
   desentralisasi, untuk mengatasi akar dari kemiskinan.
c) As decisions of government (sebagai keputusan-keputusan
   pemerintah)
   e.g. Keputusan kebijakan sebagaimana diumumkan dalam
   lembaga legislative atau oleh Presiden
Beragam Pemaknaan Kebijakan Publik
 (Turner & Hulme 1997: 59)

d)   As formal authorization (sebagai otorisasi
formal)
     e.g. Tindakan parlemen
e)    As a program (sebagai sebuah program)
     e.g. Land reform program, program kesehatan
     perempuan
f)   As output (sebagai output)
     e.g. apa yang secara actual diberikan, seperti
     jumlah lahan yang dibagikan, jumlah uang yang
     dihasilkan.
g)   As outcome (sebagai outcome)
     e.g. apa yang sesungguhnya dicapai, seperti
     misalnya efek bantuan pemerintah terhadap
     kemandirian petani, standar hidup.
Beragam Pemaknaan Kebijakan Publik
(Turner & Hulme 1997: 59)

h)   As a theory or model (sebagai sebuah teori
atau model)
     e.g. if you do x then y will happen; jika
     pemerintah meningkatkan insentif kepada
para pedagang, maka output perdagangan akan
     meningkat
i)   As process (sebagai proses)
     E.g. sebuah rangkaian proses, mulai dari
sebuah      permasalahan, lalu berlanjut kepada
perumusan         tujuan, pembuatan keputusan,
dan selanjutnya pelaksanaan dan evaluasi
Definisi Kebijakan Publik Menurut Para Ahli
   Thomas R Dye: “Anything a government chooses to do
    or not to do”
   Howlett dan Ramesh: definisi Dye terlalu simpel dan
    tidak menjelaskan konsep kebijakan publik denga jelas.
   Dua aspek penting dalam definisi Dye:
    a) agen pembuatan kebijakan public adalah
    pemerintah, bukan institusi-institusi privat. Kebijakan
    publik merupakan aktivitas pemerintah.
    b) kebijakan public melibatkan sebuah pilihan yang
    mendasar oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak
    melakukan sesuatu (nondecisions: tidak melakukan
    tindakan apapun, tidak membuat program, atau
    mempertahankan status quo).
Definisi (lanjutan)
 William Jenkins (dalam Howlett & Ramesh
  1995): “a set of interrelated decisions taken by a
  political actor or group of actors concerning the
  selection of goals and the means of achieving
  them within a specified situation where those
  decisions should, in principle, be within the
  power of those actors to achieve.”
 Kebijakan publik sebagai sebuah proses;
  memerlukan kapasitas pemerintah untuk
  melaksanakan kebijakan yang dibuat;
  berorientasi kepada tujuan; menyangkut cara-
  cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Definisi (Lanjutan)
 James Anderson (1997): : “a purposive course of action
  or inaction undertaken by an actor or set of actors in
  dealing with a problem or matter of concern”
 Karakteristik kebijakan publik: kebijakan dibuat dgn
  sengaja dan berorientasi pada tujuan; dibuat oleh para
  pemegang kewenangan atau kekuasaan; terdiri dari
  pola-pola tindakan yang diambil dalam kurun waktu
  tertentu; merupakan sebuah hasil dari tuntutan, sebuah
  rangkaian tindakan dari pemerintah sebagai respon atas
  tekanan tentang permasalahan tertentu; dapat positif
  (yaitu sebuah tindakan yang disengaja) atau negative
  (sebuah keputusan yang dibuat untuk tidak melakukan
  suatu tindakan.
Definisi lainnya
Robert Eyestone (1971), kebijakan adalah “the relationship of
government unit to its environment”
Wilson (2006), kebijakan adalah “the actions, objectives, and
pronouncements of governments on particular matters, the steps they
take (or fail to take) to implement them, and the explanations they give
for what happens (or does not happen)”
Richard Rose (in Anderson 1997: 9) mendefinisikan kebijakan sebagai
“a long series of more-or-less related activities” dan “their
consequences for those concerned, rather than a discrete decision”
[serangkaian aktivitas yang panjang dan berkait satu sama lain beserta
komsekuensinya terhadap mereka yang terlibat, dan bukan merupakan
sebuah keputusan yang berdiri sendiri].
Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt (in Jones 1984: 26), yaitu “Policy is
defined as a ‘standing decision’ characterized by behavioral
consistency and repetitiveness on the part of both those who make it
and those who abide it” [kebijakan diartikan sebagai sebuah „keputusan
yang ajeg‟ yang ditandai oleh perilaku yang konsisten dan berulang
dari yang membuatnya maupun yang mematuhinya].
Definisi Lainnya
Carl J. Friedrich (dalam Anderson 1997: 9)
memandang kebijakan sebagai “a proposed course
of action of a person, group, or government within a
given environment providing obstacles and
opportunities which the policy was proposed to utilize
and to overcome in an effort to reach a goal or realize
an objective or purpose” [sebuah rangkaian tindakan
yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam sebuah lingkungan yang
menyediakan berbagai halangan dan kesempatan di
mana didalamnya sebuah kebijakan dibuat untuk
menggunakan (kesempatan) dan mengatasi
(persoalan) dalam rangka upaya mencapai sebuah
tujuan atau mewujudkan sebuah tujuan atau sebuah
maksud].
Implikasi Beragam Definisi Kebijakan Publik
1) Berkaitan dengan serangkaian tindakan
   yang disengaja dan berorientasi pada
   pencapaian tujuan ketimbang perilaku yang
   tidak beraturan.
2) Terdiri dari rangkaian tindakan yang
  berpola dalam waktu tertentu yang dilakukan
  oleh aparat pemerintah, dan bukan sebuah
  keputusan yang berdiri sendiri.
Implikasi Beragam Definisi Kebijakan
Publik (lanjutan)
3) dibuat sebagai respons terhadap adanya
   tuntutan public (public demands) atas
   permasalahan tertentu.
4) menyangkut apa yang secara actual
   dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
   melaksanakan berbagai keputusan atau
   peraturan (output & input yang
   terobservasi).
5) berdasarkan hukum dan bersifat mengikat
   (authoritative and legally coercive).
Intinya di sini adalah bahwa tidak ada definisi
yang pasti dan universal tentang kebijakan
public. Yang ada justru berupa kesepakatan
bahwa kebijakan public termasuk proses
pembuatan pilihan-pilihan dan outcomes atau
tindakan-tindakan dari keputusan-keputusan
tertentu; apa yang menjadikan kebijakan public
sebagai “public” adalah pilihan-pilihan atau
tindakan-tindakan ditunjang oleh kekuasaan
memaksa (coercive powers) dari Negara; dan
pada intinya, kebijakan public merupakan sebuah
respon atas sebuah persoalan (Birkland 2001).
Implikasi Lainnya
 Kata “publik” memiliki makna bahwa kebijakan
  dibuat oleh lembaga-lembaga public, yaitu oleh
  pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya yang
  memiliki kekuasaan konstitusional, yang
  tindakannya memiliki kekuatan hukum.
 kebijakan public merupakan “an exercise of
  sovereign, governmental power, which can call
  on public resources and legal coercion in ways
  that private corporations cannot” [penggunaan
  kedaulatan dan kekuasaan pemerintah, yang
  dapat menggunakan sumberdaya public dan
  kekuasaan memaksa yang legal, yang
  lembaga-lembaga privat tidak dapat
  melakukannya] (Maddison & Denniss 2009).
Mengapa Kebijakan Publik Penting?

 Pertama, karena kebijakan public itu
  menyangkut outcomes yang penting dan
  strategis, seperti penurunan tingkat
  kemiskinan, lingkungan yang lebih
  baik, turunnya tingkat pengangguran, proses
  ekonomi yang lebih prodcktif, dst.
 Kedua, kebijakan public menyangkut
  strategi-strategi dan alokasi sumber daya
  yang diperlukan untuk mencapai outcomes
  tertentu.
 Ketiga, kebijakan public menentukan
  efektivitas penggunaan sumber-sumber
  daya.
 Keempat, kebijakan public menentukan
  kemana investasi harus ditanamkan.
 Kelima, kebijakan public menentukan
  siapa yang diuntungkan (winners) dan
  siapa yang dirugikan (losers) dari proses
  pembangunan.
 Keenam, kebijakan public
  mempengaruhi kesuksesan Negara atau
  pemerintah dalam mencapai tujuan
  pembangunan (Stewart 1999).
Kebijakan juga penting karena kebijakan
menyangkut:
 kewajiban (obligation) untuk menggunkan
  kewenangan manajemen public (termasuk
  kewenangan pengaturan, keuangan,
  mempengaruhi, menginformasikan, dll) yang
  tersedia untuk lembaga-lembaga Negara
  yang berwenang secara konstitusional untuk
  mengatasi sebuah permasalahan.
 kesempatan (opportunity) untuk menciptakan
  nilai public (public value) dengan melakukan
  pemikiran-pemikiran strategis memecahkan
  permasalahan-permasalahan dengan
  memanfaatkan sumberdaya public sebaik-
  baiknya.
Kajian Studi Kebijakan Publik

   Palumbo (1981) misalnya, menyatakan bahwa lapangan
    kajian studi kebijakan adalah “ any research that relates to or
    promotes the public interest”.
   Berdasarkan pengertian studi kebijakan sebagai “[the]
    application of knowledge and rationality to perceived social
    problems” (Dror 1968) dan sebagai “an umbrella term
    describing a broad gauge intellectual approach applied to
    the examination of societally critical problems” (Peter
    deLeon 1988), maka dapat dinyatakan bahwa studi
    kebijakan adalah “identifying important societal problems
    that presumably require government action in order to be
    effectively addressed, formulating solutions to those
    problems, and assessing the impact of those solutions on
    the target problem (P. deLeon 2006).”
 Kajian studi kebijakan termasuk di
 dalamnya adalah beragam aktivitas
 (subfields), seperti
 1) policy evaluation
 2) policy analysis
 3) policy process.
Policy Evaluation
   Sub kajian ini bermaksud untuk secara
    sistematis menilai “the consequences of what
    government do and say” (Dubnick dan Bardes
    1983).
   Policy evaluation adalah sebuah aktivitas ex
    post yang menggunakan beragam metode
    untuk mengidentifikasi dan memilah hubungan
    kausal antara sebuah kebijakan atau sebuah
    program dan sebuah outcome (Mohr 1995).
    Pertanyaan empiric yang penting dalam policy
    evaluation adalah “what have we done?” (apa
    yang telah kita lakukan?)
Policy Analysis
   lebih bersifat normative.
   Policy analysis lebih memusatkan perhatian pada
    pertanyaan-pertanyaan ex ante.
   Pertanyaan fundamental dalam policy analysis adalah
    “what should we do?”.
   Kajian utama policy analysis adalah untuk menentukan
    kebijakan yang terbaik untuk aparat berwenang untuk
    diadopsi dalam rangka mengatasi sebuah
    permasalahan.
   Tantangan utama untuk policy analysis adalah
    menyusun beberapa alternative dalam rangka membuat
    sebuah keputusan yang terbaik
Policy Process
 membahas atau focus kepada “how and
  why of policymaking”.
 Mereka yang mengkaji policy process
  tertarik untuk mengetahui mengapa
  pemerintah memperhatikan permasalahan
  tertentu dan tidak yang lain (agenda
  setting),
 Mengkaji mengapa kebijakan berubah atau
  tetap stabil sepanjang kurun waktu
  tertentu, dan darimana kebijakan itu
  berasal.
Pertanyaan-pertanyaan riset dalam studi kebijakan
publik

   1.   How do public authorities decide what
        problems or issues to pay attention to?
   2.   How does government decide what to do about
        those problems? What values should be used
        to determine the “best” government response
        to a particular problem or matter of concern?
   3.   What do government actions intend to
        achieve?
   4.   Have those goals been achieved?
   5.   If so, to what extent? If not, why not?”
   Pertanyaan-pertanyaan tersebut secara
    sistematis membagi dan
    mengorganisasikan sub-kajian studi
    kebijakan, seperti policy process (dua
    pertanyaan pertama), policy analysis
    (pertanyaan tiga) dan policy process (dua
    pertanyaan terakhir). Pertanyaan-
    pertanyaan ini sekaligus juga menunjukkan
    bahwa studi kebijakan diarahkan kepada
    upaya untuk memperbaiki kehidupan
    masyarakat
Pendekatan dalam Studi Kebijakan Publik

 Pendekatan (approach) dalam studi
  kebijakan adalah “perspective from
  which processes of policy-making can
  be studied”(Leach and Stewart 1982).
 Beragam pendekatan dalam studi
  kebijakan digunakan untuk memahami
  “the processes by which policy is
  derived, maintained, analysed and
  justified”.
 The theoretical approaches…direct our
  attention to important political phenomena,
  help clarify and organize our thinking, and
  suggest explanations for political activity or, in
  our case, public policies [pendekatan-
  pendekatan teoretik mengarahkan perhatian
  kepada fenomena politik yang penting,
  membantu menjelaskan dan
  mengorganisasikan pemikiran kita, dan
  menyarankan penjelasan-penjelasan atas
  aktivitas politik, atau dalam hal ini, kebijakan-
  kebijakan publik]
Political Systems Theory Approach

   Kebijakan Publik adalah respon sistem politik terhadap tuntutan yang
    datang dari lingkungannya
                      A model of Political System

                           The Environment

           Inputs
 Outputs
                                Political
           Demands              System
 Laws


          Supports
 Decisions


                                            Feedback
Political Systems Theory Approach
   System Politik: lembaga-lembaga & aktivitas-aktivitas yang jelas &
    saling berkait dalam sebuah masyarakat, yang membuat alokasi-
    alokasi nilai atau keputusan yang otoritatif yang mengikat masyarakat;

   Lingkungan: system sosial, ekonomi, setting biologi, di luar system
    politik;

   Input: tuntutan (klaim individu atau kelompok untuk melakukan
    tindakan untuk memuaskan keinginanmereka) & dukungan (berupa
    kepatuhan individu atau kelompok atas berbagai keputusan dan
    kebijakan yang dibuat dalam sistem politik);

   Output: hukum, aturan, keputusan pengadilan, dsb;

   Feedback: indikasi bahwa public policies dapat berimplikasi pada
    perubahan, lingkungan, input, dan sistem politik. Policy output dapat
    menimbulkan tuntutan baru, yang akan menghasilkan output baru
    lagi, dst.
Political Systems Theory Approach

   Kelemahan: terlalu umum & abstrak; tidak menyebut bagaimana
    prosedur dan proses pembuatan keputusan dan kebijakan di dalam
    “black box”

   Hanya menggambarkan bagaimana pemerintah memberikan
    respon atas tuntutan dan hasil-hasilnya.

   Kegunaan: a) mengetahui proses formulasi kebijakan; b)
    mengetahui: bagaimana tuntutan dari lingkungan mempengaruhi isi
    dan implementasi kebijakan publik; bagaimana kebijakan
    mempengaruhi lingkungan & tuntutan selajutnya? Seberapa efektif
    sistem politik merespon tuntutan dan mengubahnya menjadi
    kebijakan publik?
Group Theory Approach
   Public Policy adalah hasil perjuangan kelompok;
   Public policy adalah hasil equilibrium yang dicapai dalam
    perjuangan kelompok; e.g. UMR, Subsidi Pertanian
   Didasarkan pada asumsi bahwa interaksi dan perjuangan antar
    kelompok merupakan fakta sentral kehidupan politik;
   Kelompok: kumpulan individu dengan interest yang sama dan
    mengajukan klaim atas kelompok lain dalam masyarakat;
   Kelompok ini menjadi kelompok kepentingan ketika membuat klaim
    melalui atau terhadap lembaga pemerintah;
   Konsep utama dari pendekatan ini adalah “akses”: a) untuk
    mengekspresikan pandangan kepada pembuat kebijakan; b)
    didapat dari status kelompok, leadership, uang; c) lobi sosial
    dengan para policymakers merupakan salah satu upaya memdapat
    akses.
   Public policies mencerminkan kepentingan kelompok yang
    mempunyai akses kuat dengan policymakers
Group Theory Approach
   Peran pemerintah (official group) dalam pembentukan policy:
    - Lembaga legislatif: mewasiti perjuangan kelompok, mengesahkan
    kemenangan kualisi yang berhasil, dan merekamnya dalam UU;
    - Lembaga atau agen administrative didirikan untuk melaksanakan
    pertauran yang dihasilkan.

   Kelemahan: a) hanya menyoroti aspek dinamis dari formulasi
    kebijakan; b) terlalu menekankan pentingnya kelompok dan
    kemandirian serta kreativitas aparat publik dalam policy process;
    mengabaikan faktor penting lainnya, seperti keberadaan lembaga
    lain.
Elite Theory Approach



   Public Policy dipandang sbegai refleksi dari nilai-nilai
    dan keinginan elit yang memerintah;
   Asumsi dasar: public policy tidak ditentukan oleh
    tuntutan dan dukungan masyarakat, tetapi oleh interests
    para elit yang direalisasikan oleh lembaga-lembaga
    pemerintah;
   Fokus: leadership dalam policy process.
   Asumsi dasar yang dibangun mengisyaratkan bahwa
    elitist policy process kemungkinan besar terjadi di
    developing countries, dimana kematangan hidup
    berdemokrasi masih rendah.
Institutionalism Approach



   Fokus: penggambaran aspek formal dan legal dari
    lembaga-lembaga pemerintah (struktur, kekuasaan,
    aturan prosedural, fungsi, aktivitas dan
    hubungannya dengan lembaga lain);
   Asumsi: aspek legal dan formal mempunyai
    konsekuensi signifikanuntuk pemilihan dan isi
    kebijakan;
   Aspek legal dan formal menyediakan konteks bagi
    policymaking yang perlu dipertimbangkan bersama
    dengan aspek dinamis lainnya, i.e. partai politik,
    interest groups dan opini publik.
Rational-Choice Theory


   Komponen utama : a) aktor politik, sebagaimana
    aktor ekonomi, akan bertindak secara rasional
    dalam mengejar kepentingan diri mereka,
    ketimbang komitmen ideal (altruistic commitment)
    seperti tujuan atau kepentingan nasional.; b) dalam
    proses kebijakan, self-interest akan mengarahkan
    meraka dan akan selalu berusaha memaksimalkan
    benefits yang mereka akan dapat; c) penelitian
    dengan pendekatan rational-choice akan berfokus
    kepada preferensi-preferensi individual
    policymakers, ketimbang nilai lain, seperti collective
    value dan social value.
Daftar Pustaka
   Anderson, J. 1997, Public Policy-Making, Third edn, Holt, Rinehart and Winston New York.
   Birkland, T. A. 2007, 'Agenda Setting in Public Policy ', in Handbook of Public Policy Analysis:
    Theory, Politics, and Methods, eds F. Fischer, G. J. Miller & M. S. Sidney, CRC Press, Boca
    Raton, pp. 63-78.
   deLeon, P. & Vogenbeck, D. M. 2007, 'The Policy Sciences at the Crossroads ', in Handbook of
    Public Policy Analysis: Theory, Politics, and Methods, eds F. Fischer, G. J. Miller & M. S.
    Sidney, CRC Press, Boca Raton, pp. 3-14 / edited by
   Howlett, M. & Ramesh, M. 1995, Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy
    Subsystem, Oxford University Press, Toronto.
   Jones, C. O. 1984, An Introduction to the Study of Public Policy, Third edn, Brooks/Cole
    Publishing Company, Monterey, California.
   Lasswell, H. 1951., 'The Immediate Future of Research Policy and Method in Political
    Science', American Political Science Review, vol. 45, pp. 133-142.
   Lasswell, H. 1956, 'The Political Science of Science: An Inquiry into the Possible Reconciliation
    of Mastery and Freedom', American Political Science Review, vol. 50, pp. 961-979.
   Maddison, S. & Denniss, R. 2009, An Introduction to Australian Public Policy Cambridge
    University Press New York.
   Smith, K. B. & Larimer, C. W. 2009, The Public Policy Theory Primer, Westview
    Press, Boulder, Colorado.
   Stewart, R. G. 1999, Australian Public Policy, Macmillan Publishers Australia Pty Ltd
   South Yarra.
   Turner, J. 2005, 'The Policy Process', in Politics: An Introduction, eds B. Axford, G. K.
    Browning, R. Huggins & B. Rosamond, Routledge, London and New York, pp. 322-349.
   Turner, M. & Hulme, D. 1997, Governance, Administration and Development, Macmillan Press
    LTD, London.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikMuh Firyal Akbar
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHarles Janang
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanNuzulul Putri
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESListiana Nurwati
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanNuzulul Putri
 
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikunitpublikasi
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policynurul khaiva
 
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Ibrahim Doru
 

Mais procurados (20)

Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosialPertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian Politik
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
 
New public Service
New public ServiceNew public Service
New public Service
 

Semelhante a Kebijakan publik

Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosTri Widodo W. UTOMO
 
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Kuliah 2 kp   manajemen kp editedKuliah 2 kp   manajemen kp edited
Kuliah 2 kp manajemen kp editedPosdaya Solok
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021WiandhariEsaBBPKCilo
 
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparYogi Suwarno
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktklailashare
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1hoyin rizmu
 
Tugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptx
Tugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptxTugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptx
Tugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptxnaila449385
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publikunitpublikasi
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisanurul khaiva
 
Stakeholder Analysis dalam tinjauan analisis kebijakan .pptx
Stakeholder Analysis dalam tinjauan analisis kebijakan .pptxStakeholder Analysis dalam tinjauan analisis kebijakan .pptx
Stakeholder Analysis dalam tinjauan analisis kebijakan .pptxssuser46b5df
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakanunitpublikasi
 
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)Raja Matridi Aeksalo
 
Analisis-Kebijakan-Publik.pptx
Analisis-Kebijakan-Publik.pptxAnalisis-Kebijakan-Publik.pptx
Analisis-Kebijakan-Publik.pptxAdrianHanda2
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 

Semelhante a Kebijakan publik (20)

Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
 
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Kuliah 2 kp   manajemen kp editedKuliah 2 kp   manajemen kp edited
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
 
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1
 
Tugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptx
Tugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptxTugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptx
Tugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptx
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Konsep & Studi Kebijakan Publik
Konsep & Studi Kebijakan PublikKonsep & Studi Kebijakan Publik
Konsep & Studi Kebijakan Publik
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
 
Stakeholder Analysis dalam tinjauan analisis kebijakan .pptx
Stakeholder Analysis dalam tinjauan analisis kebijakan .pptxStakeholder Analysis dalam tinjauan analisis kebijakan .pptx
Stakeholder Analysis dalam tinjauan analisis kebijakan .pptx
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
 
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Perumusan kebijakan
Perumusan kebijakanPerumusan kebijakan
Perumusan kebijakan
 
Analisis-Kebijakan-Publik.pptx
Analisis-Kebijakan-Publik.pptxAnalisis-Kebijakan-Publik.pptx
Analisis-Kebijakan-Publik.pptx
 
Policy research
Policy researchPolicy research
Policy research
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 

Kebijakan publik

  • 1. Pengajar: Drs. Affan Sulaeman, M.A Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, M.A., Ph.D Neneng Yani Yuningsih, S.IP., M.Si
  • 2. Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Pengajaran  Pengantar  Silabus, Perkuliahan Ceramah dan Penilaian Tanya Jawab  Studi Kebijakan Publik  Latar Belakang Studi Kebijakan Publik  Pengertian Kebijakan Publik  Mengapa Kebijakan Publik Penting?  Tipe-tipe Kebijakan Publik  Pendekatan-pendekatan dalam Studi Kebijakan Publik  Model, Teori, Aktor dan  Model & Teori Kebijakan Instrument Kebijakan Publik Publik Lingkungan Kebijakan Publik Aktor dan Instrumen Kebijakan Publik
  • 3. Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Pengajaran  Policy Process dan Agenda  Pengertian Proses Kebijakan  Ceramah Setting  Agenda Setting Tanya Jawab  Konsep Non Decisions  Tugas  Policy Formulation dan Policy  Pengertian Policy Adoption Formulation dan Policy Adoption Policy Communities dan Policy Networks  Models of Decision-Making  Pengertian Policy  Policy Implementation Implementation  Kerangka Analisis Implementasi Kebijakan  Policy Evaluation  Pengertian Policy Evaluation  Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan  Aspek Politik Evaluasi Kebijakan  Riset Kebijakan  Penelitian Lapangan  Agenda Setting Policy Communities & Policy Networks  Aktor & Instrumen Kebijakan  Policy Implementation  Policy Evaluation
  • 4. Studi Kebijakan Publik  Eksis sejak adanya Pemerintah dan pemerintahan - Keberadaan advisers yang memberikan masukan kepada penguasa tentang bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan publik - Intellectual founders dalam studi kebijakan: Plato dengan The Republic; Machiavelli dengan The Prince. -Political thinkers: Thomas Hobbes, John Lock, James Madison, Adam Smith, John Stuart Mill, dll.
  • 5.  Fokus intellectual founders dan political thinkers : apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pemerintah; apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana melakukannya; menilai apa dampak tindakan pemerintah atas permasalahan yang terjadi di masyarakat.
  • 6. Kebijakan Publik Sebagai Sebuah Disiplin Ilmu  Kajian kebijakan sebagai sebuah studi baru muncul pasca Perang Dunia II, ketika kajian Ilmu Politik mencari pemahaman-pemahaman baru tentang hubungan pemerintah/negara dengan warganya.  Dimensi baru atas hubungan antara pemerintah dengan warganya terutama menyangkut apa yang secara actual dilakukan oleh pemerintah (Howlett & Ramesh 1995).  Pelopor: Harold Lasswell, Aaron Wildavsky, Thomas R Dye
  • 7.  Formal kajian diawali oleh karya Harold Laswell (1950s) yang memberikan dasar- dasar policy sciences  Policy Sciences merupakan blended knowledge berbagai disiplin ilmu: politik dan ilmu sosial lain termasuk hukum, administrasi publik, dsb  Dekade 60-an: Fokus para ahli Ilmu Politik: menggambarkan, menganalisa dan menjelaskan berbagai sebab dan akibat dari berbagai kebijakan.
  • 8. Studi Kebijakan Publik  Thomas R Dye This focus involves a description of the content of public policy; an analysis of the impact of social, economic, and political forces on the content of public policy; an inquiry into the effect of various institutional arrangements and political processes on public policy; and an evaluation of the consequences of public policies on society, in terms of both expected and unexpected consequences (dalam Anderson 1997: 6).
  • 9. Studi Kebijakan Publik (lanjutan)  Thomas R Dye: (Kajian utama [study kebijakan public] terdiri dari gambaran tentang isi kebijakan public; sebuah analisis atas pengaruh social, ekonomi dan kekuatan-keuatan politik terhadap isi kebijakan public; sebuah penelusuran tentang pengaruh berbagai penataan kelembagaan dan proses-proses politik terhadap kebijakan public; dan sebuah evaluasi atas beragam konsekuensi dari kebijakan public terhadap masyarakat, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan)
  • 10. Pertanyaan-pertanyaan dalam studi Kebijakan Publik  Apa efek dari urbanisasi dan insdustrialisasi terhadap kebijakan public tentang kesejahteraan masyarakat?  Bagaimana peran lembaga legislative dalam merumuskan kebijakan pertanian atau kebijakan yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat?  Apa peran kelompok-kelopok kepentingan dalam membentuk kebijakan tentang lingkungan hidup?  Apa isi dari kebijakan tentang antitrust policy?  Siapa yang beruntung dan siapa yang merugi sebagai akibat diberlakukannya kebijakan perpajakan?  Apa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program pemusnahan sampah-sampah berbahaya?
  • 11. Karakteristik Ilmu Kebijakan Menurut Laswell 1. Problem Oriented - Ilmu kebijakan diarahkan kepada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. - Orientasi utama dari para ilmuwan kebijakan bukanlah pada tahapan proses pembuatan kebijakan, tetapi kepada permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah (what should we do to best address the problem? How should we do it? How do we know what we have done?)
  • 12. 2. Multidisciplinary - Ilmu kebijakan merupakan multidisiplin ilmu yang model-modelnya, metode-metdenya dan temuan-temuannya diarahkan kepada upaya mengatasi permasalahan yang diahadapi oleh pemerintah. 3. Methodologically sophisticated - Laswell melihat bahwa kontribusi berbagai ilmu social kepada kebijakan public ketika masa PD II merupakan refleksi dari metodologinya yang mumpuni. Kemajuan berbagai ilmu social telah membantu pemerintah dalam membuat beragam kebijakan yang efektif.
  • 13. 4. Theoretically sophisticated - Dalam upaya membantu pemerintah mengatasi berbagai persoalan, para ahli kebijakan dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas untuk dapat memahami dan menjelaskan berbagai fenomena kehidupan masyarakat. Dan untuk itu, ilmu kebijakan harus memiliki model-model teoretik yang mumpuni. 5. Value oriented -Yang terpenting, Laswell tidak hanya sekedar membangun ilmu kebijakan, tetapi membangun “policy sciences of democracy”. Maksudnya adalah bahwa ilmu kebijakan memiliki sebuah orientasi nilai: tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan nilai-nilai demokrasi. Dalam kata-kata Laswell “the special emphasis is on the policy sciences of democracy, in which the ultimate goal is the realization of human dignity in theory and fact”.
  • 14. Kritik atas visi Laswell: - kontradiktif, terutama menyangkut konsepsi “policy sciences of democracy”, namun penekanannya kepada kehadiran sekelompok ahli yang berperan dominan dalam pembuatan kebijakan mendukung elitism, bukan etos egalitarian dari demokrasi. Di mana kedudukan warga Negara dalam pembuatan kebijakan yang demokratis?
  • 15. Singkatnya, visi Laswell tentang ilmu kebijakan adalah sebuah ilmu social terapan, yang ditujukan untuk menjembatani pengetahuan akademik dan dunia politik dan permasalahan yang nyata. Tugas ahli kebijakan adalah mengdiagnosa penyakit- penyakit politis, memahami penyebab dan dampak dari penyakit tersebut, merekomendasi penanganan dan mengevaluasi dampak penanganan.
  • 16. Mengapa Studi Kebijakan Publik?  Kebijakan publik sangat berpengaruh dalam kehidupan warga negara, mengingat kebijakan publik adalah “a complex process involving a range of players with competing interests, facing an array of pressures. These players may be inside or outside of government, and inside or outside of the bureaucracy. They may come from industry, the not for profit non-government sector, unions, professional bodies or from academia. Understanding the way these players interact, what drives and informs them, how they think, and what they do, helps us all to understand and interpret the policies that these complex relationships eventually produce: policies that have implications for each of us in our daily lives (Maddison & Dennis 2009).
  • 17. [sebuah proses yang kompleks yang melibatkan sekelompok pemain dengan kepentingan- kepentingannya yang saling bersaing, serta penuh dengan tekanan-tekanan. Para pemain ini bisa berasal dari dalam atau luar pemerintah, dari dalam atau luar birokrasi. Mereka bisa dari kalangan industry, non-profit NGOs, serikat pekerja, lembaga- lembaga professional atau para akademisi. Memahami bagaimana para actor ini berinteraksi, apa yang mendorong dan memberikan informasi kepada mereka, bagaimana mereka berpikir dan apa yang mereka lakukan, membantu kita memahami dan menginterpretasikan kebijakan- kebijakan yang dihasilkan dari hubungan-hubungan yang kompleks ini: kebijakan-kebijakan yang memiliki konsekuensi tertentu dalam kehidupan sehari-hari kita]
  • 18. maka, memahami bagaimana kebijakan public itu dibuat akan memperkuat kapasitas kita untuk berpartisipasi dalam proses kebijakan, untuk menyuarakan kepentingan dan aspirasi serta mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang dibuat.
  • 19. Mengapa study tentang kebijakan public?  Alasan-alasan Ilmiah (Scientific Reasons) - untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang asal mulanya, prosedur-prosedur perumusan dan pelaksanaanya, atau konsekuensi-konsekuensinya terhadap masyarakat. - study kebijakan public merupakan study tentang kebijakan public yang dilakukan dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perilaku politik dan proses pemerintahan.
  • 20. Alasan Profesional (Professional Reasons) - bermaksud menerapkan pengetahuan ilmiah tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan- persoalan social. - Digunakan oleh para analis kebijakan yang memiliki orientasi penerapan (applied orientation) atas berbagai pengetahuan tentang kebijakan public dan yang berupaya untuk menyusun kebijakan public alternative yang lebih efisien dalam mengatasi sebuah permasalahan social. - Dari perspektif ini, upaya memperoleh pengetahuan tentang perilaku dan proses politik merupakan sebuah secondary consideration.
  • 21. Alasan Politis (Political Reasons) - diarahkan pada upaya membantu pemerintah untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan public dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang “benar”. Dengan demikian, study kebijakan tidak lagi netral atau value-free. - Para politisi mempelajari kebijakan public dalam rangka terlibat dalam proses advokasi sebuah kebijakan yang dianggap “benar” atau “tepat” untuk mengatasi persoalan-persoalan social kemasyarakatan. - Penelitian kebijakan yang didasarkan pada argument seperti ini biasanya diarahkan pada upaya untuk membangun bukti-bukti yang mendukung argument- argumen para politisi (partial policy research).
  • 22. Study kita?  didasarkan pada alasan ilmiah, yaitu bertujuan untuk membangun sebuah pemahaman mendasar tentang proses pembuatan kebijakan (policymaking process), yang dalam hal ini dipandang sebagai sebuah proses yang sangat politis yang melibatkan konflik dan perseteruan antara berbagai pihak yang memiliki kepentingan, nilai dan harapan yang berbeda atas beragam isu-isu kebijakan.
  • 23. Pendekatan ilmiah dalam study kebijakan menurut Anderson (1997: 8) memiliki tiga tujuan utama, yaitu: 1. menjelaskan pengadopsian sebuah kebijakan ketimbang mengidentifikasi atau menyarankan sebuah kebijakan yang “baik” (proper policy). Analisis ketimbang advokasi, itulah gaya utama pendekatan ini; 2. mencari penyebab dan konsekuensi-konsekuensi dari berbagai kebijakan public dengan menggunakan metodologi ilmiah. Pada gilirannya, proses ini menghendaki peneliti yang rasional, empiric dan objektif; 3. membangun teori-teori yang reliable (dapat diandalkan) tentang kebijakan public dan proses-proses politiknya.
  • 24. Pengertian Kebijakan Publik  Kebijkan publik mempunyai banyak arti (multiple meanings), tergantung kepada siapa yang menggunakan istilah tersebut dan dalam konteks apa (Turner & Hulme 1997: 58).  Kata “kebijakan” juga seringkali dipersamakan atau dipertukarkan dengan tujuan, program, keputusan, hukum, standar, proposal dan grand designs (Jones 1984)  Turner (2005: 444): tidak ada definisi kebijakan yang universal, sebaliknya, study kebijakan dipenuhi oleh berbagai definisi yang begitu beragam;
  • 25. Beragam Pemaknaan Kebijakan Publik (Turner & Hulme 1997: 59) a) As a label for a field of activity (sebuah penamaan atas serangkaian aktivitas) e.g. kebijakan ekonomi, kebijakan industry, atau hokum b) As an expression of general purpose or desired state of affairs (sebuah ekspresi tentang keinginan yang umum atau urusan tertentu yang diinginkan) e.g. untuk meneyediakan lapangan pekerjaan yang sebayak- banyaknya, untuk mempromosikan demokratisasi melalui desentralisasi, untuk mengatasi akar dari kemiskinan. c) As decisions of government (sebagai keputusan-keputusan pemerintah) e.g. Keputusan kebijakan sebagaimana diumumkan dalam lembaga legislative atau oleh Presiden
  • 26. Beragam Pemaknaan Kebijakan Publik (Turner & Hulme 1997: 59) d) As formal authorization (sebagai otorisasi formal) e.g. Tindakan parlemen e) As a program (sebagai sebuah program) e.g. Land reform program, program kesehatan perempuan f) As output (sebagai output) e.g. apa yang secara actual diberikan, seperti jumlah lahan yang dibagikan, jumlah uang yang dihasilkan. g) As outcome (sebagai outcome) e.g. apa yang sesungguhnya dicapai, seperti misalnya efek bantuan pemerintah terhadap kemandirian petani, standar hidup.
  • 27. Beragam Pemaknaan Kebijakan Publik (Turner & Hulme 1997: 59) h) As a theory or model (sebagai sebuah teori atau model) e.g. if you do x then y will happen; jika pemerintah meningkatkan insentif kepada para pedagang, maka output perdagangan akan meningkat i) As process (sebagai proses) E.g. sebuah rangkaian proses, mulai dari sebuah permasalahan, lalu berlanjut kepada perumusan tujuan, pembuatan keputusan, dan selanjutnya pelaksanaan dan evaluasi
  • 28. Definisi Kebijakan Publik Menurut Para Ahli  Thomas R Dye: “Anything a government chooses to do or not to do”  Howlett dan Ramesh: definisi Dye terlalu simpel dan tidak menjelaskan konsep kebijakan publik denga jelas.  Dua aspek penting dalam definisi Dye: a) agen pembuatan kebijakan public adalah pemerintah, bukan institusi-institusi privat. Kebijakan publik merupakan aktivitas pemerintah. b) kebijakan public melibatkan sebuah pilihan yang mendasar oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (nondecisions: tidak melakukan tindakan apapun, tidak membuat program, atau mempertahankan status quo).
  • 29. Definisi (lanjutan)  William Jenkins (dalam Howlett & Ramesh 1995): “a set of interrelated decisions taken by a political actor or group of actors concerning the selection of goals and the means of achieving them within a specified situation where those decisions should, in principle, be within the power of those actors to achieve.”  Kebijakan publik sebagai sebuah proses; memerlukan kapasitas pemerintah untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat; berorientasi kepada tujuan; menyangkut cara- cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
  • 30. Definisi (Lanjutan)  James Anderson (1997): : “a purposive course of action or inaction undertaken by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern”  Karakteristik kebijakan publik: kebijakan dibuat dgn sengaja dan berorientasi pada tujuan; dibuat oleh para pemegang kewenangan atau kekuasaan; terdiri dari pola-pola tindakan yang diambil dalam kurun waktu tertentu; merupakan sebuah hasil dari tuntutan, sebuah rangkaian tindakan dari pemerintah sebagai respon atas tekanan tentang permasalahan tertentu; dapat positif (yaitu sebuah tindakan yang disengaja) atau negative (sebuah keputusan yang dibuat untuk tidak melakukan suatu tindakan.
  • 31. Definisi lainnya Robert Eyestone (1971), kebijakan adalah “the relationship of government unit to its environment” Wilson (2006), kebijakan adalah “the actions, objectives, and pronouncements of governments on particular matters, the steps they take (or fail to take) to implement them, and the explanations they give for what happens (or does not happen)” Richard Rose (in Anderson 1997: 9) mendefinisikan kebijakan sebagai “a long series of more-or-less related activities” dan “their consequences for those concerned, rather than a discrete decision” [serangkaian aktivitas yang panjang dan berkait satu sama lain beserta komsekuensinya terhadap mereka yang terlibat, dan bukan merupakan sebuah keputusan yang berdiri sendiri]. Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt (in Jones 1984: 26), yaitu “Policy is defined as a ‘standing decision’ characterized by behavioral consistency and repetitiveness on the part of both those who make it and those who abide it” [kebijakan diartikan sebagai sebuah „keputusan yang ajeg‟ yang ditandai oleh perilaku yang konsisten dan berulang dari yang membuatnya maupun yang mematuhinya].
  • 32. Definisi Lainnya Carl J. Friedrich (dalam Anderson 1997: 9) memandang kebijakan sebagai “a proposed course of action of a person, group, or government within a given environment providing obstacles and opportunities which the policy was proposed to utilize and to overcome in an effort to reach a goal or realize an objective or purpose” [sebuah rangkaian tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam sebuah lingkungan yang menyediakan berbagai halangan dan kesempatan di mana didalamnya sebuah kebijakan dibuat untuk menggunakan (kesempatan) dan mengatasi (persoalan) dalam rangka upaya mencapai sebuah tujuan atau mewujudkan sebuah tujuan atau sebuah maksud].
  • 33. Implikasi Beragam Definisi Kebijakan Publik 1) Berkaitan dengan serangkaian tindakan yang disengaja dan berorientasi pada pencapaian tujuan ketimbang perilaku yang tidak beraturan. 2) Terdiri dari rangkaian tindakan yang berpola dalam waktu tertentu yang dilakukan oleh aparat pemerintah, dan bukan sebuah keputusan yang berdiri sendiri.
  • 34. Implikasi Beragam Definisi Kebijakan Publik (lanjutan) 3) dibuat sebagai respons terhadap adanya tuntutan public (public demands) atas permasalahan tertentu. 4) menyangkut apa yang secara actual dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melaksanakan berbagai keputusan atau peraturan (output & input yang terobservasi). 5) berdasarkan hukum dan bersifat mengikat (authoritative and legally coercive).
  • 35. Intinya di sini adalah bahwa tidak ada definisi yang pasti dan universal tentang kebijakan public. Yang ada justru berupa kesepakatan bahwa kebijakan public termasuk proses pembuatan pilihan-pilihan dan outcomes atau tindakan-tindakan dari keputusan-keputusan tertentu; apa yang menjadikan kebijakan public sebagai “public” adalah pilihan-pilihan atau tindakan-tindakan ditunjang oleh kekuasaan memaksa (coercive powers) dari Negara; dan pada intinya, kebijakan public merupakan sebuah respon atas sebuah persoalan (Birkland 2001).
  • 36. Implikasi Lainnya  Kata “publik” memiliki makna bahwa kebijakan dibuat oleh lembaga-lembaga public, yaitu oleh pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya yang memiliki kekuasaan konstitusional, yang tindakannya memiliki kekuatan hukum.  kebijakan public merupakan “an exercise of sovereign, governmental power, which can call on public resources and legal coercion in ways that private corporations cannot” [penggunaan kedaulatan dan kekuasaan pemerintah, yang dapat menggunakan sumberdaya public dan kekuasaan memaksa yang legal, yang lembaga-lembaga privat tidak dapat melakukannya] (Maddison & Denniss 2009).
  • 37. Mengapa Kebijakan Publik Penting?  Pertama, karena kebijakan public itu menyangkut outcomes yang penting dan strategis, seperti penurunan tingkat kemiskinan, lingkungan yang lebih baik, turunnya tingkat pengangguran, proses ekonomi yang lebih prodcktif, dst.  Kedua, kebijakan public menyangkut strategi-strategi dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai outcomes tertentu.  Ketiga, kebijakan public menentukan efektivitas penggunaan sumber-sumber daya.
  • 38.  Keempat, kebijakan public menentukan kemana investasi harus ditanamkan.  Kelima, kebijakan public menentukan siapa yang diuntungkan (winners) dan siapa yang dirugikan (losers) dari proses pembangunan.  Keenam, kebijakan public mempengaruhi kesuksesan Negara atau pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan (Stewart 1999).
  • 39. Kebijakan juga penting karena kebijakan menyangkut:  kewajiban (obligation) untuk menggunkan kewenangan manajemen public (termasuk kewenangan pengaturan, keuangan, mempengaruhi, menginformasikan, dll) yang tersedia untuk lembaga-lembaga Negara yang berwenang secara konstitusional untuk mengatasi sebuah permasalahan.  kesempatan (opportunity) untuk menciptakan nilai public (public value) dengan melakukan pemikiran-pemikiran strategis memecahkan permasalahan-permasalahan dengan memanfaatkan sumberdaya public sebaik- baiknya.
  • 40. Kajian Studi Kebijakan Publik  Palumbo (1981) misalnya, menyatakan bahwa lapangan kajian studi kebijakan adalah “ any research that relates to or promotes the public interest”.  Berdasarkan pengertian studi kebijakan sebagai “[the] application of knowledge and rationality to perceived social problems” (Dror 1968) dan sebagai “an umbrella term describing a broad gauge intellectual approach applied to the examination of societally critical problems” (Peter deLeon 1988), maka dapat dinyatakan bahwa studi kebijakan adalah “identifying important societal problems that presumably require government action in order to be effectively addressed, formulating solutions to those problems, and assessing the impact of those solutions on the target problem (P. deLeon 2006).”
  • 41.  Kajian studi kebijakan termasuk di dalamnya adalah beragam aktivitas (subfields), seperti 1) policy evaluation 2) policy analysis 3) policy process.
  • 42. Policy Evaluation  Sub kajian ini bermaksud untuk secara sistematis menilai “the consequences of what government do and say” (Dubnick dan Bardes 1983).  Policy evaluation adalah sebuah aktivitas ex post yang menggunakan beragam metode untuk mengidentifikasi dan memilah hubungan kausal antara sebuah kebijakan atau sebuah program dan sebuah outcome (Mohr 1995). Pertanyaan empiric yang penting dalam policy evaluation adalah “what have we done?” (apa yang telah kita lakukan?)
  • 43. Policy Analysis  lebih bersifat normative.  Policy analysis lebih memusatkan perhatian pada pertanyaan-pertanyaan ex ante.  Pertanyaan fundamental dalam policy analysis adalah “what should we do?”.  Kajian utama policy analysis adalah untuk menentukan kebijakan yang terbaik untuk aparat berwenang untuk diadopsi dalam rangka mengatasi sebuah permasalahan.  Tantangan utama untuk policy analysis adalah menyusun beberapa alternative dalam rangka membuat sebuah keputusan yang terbaik
  • 44. Policy Process  membahas atau focus kepada “how and why of policymaking”.  Mereka yang mengkaji policy process tertarik untuk mengetahui mengapa pemerintah memperhatikan permasalahan tertentu dan tidak yang lain (agenda setting),  Mengkaji mengapa kebijakan berubah atau tetap stabil sepanjang kurun waktu tertentu, dan darimana kebijakan itu berasal.
  • 45. Pertanyaan-pertanyaan riset dalam studi kebijakan publik 1. How do public authorities decide what problems or issues to pay attention to? 2. How does government decide what to do about those problems? What values should be used to determine the “best” government response to a particular problem or matter of concern? 3. What do government actions intend to achieve? 4. Have those goals been achieved? 5. If so, to what extent? If not, why not?”
  • 46. Pertanyaan-pertanyaan tersebut secara sistematis membagi dan mengorganisasikan sub-kajian studi kebijakan, seperti policy process (dua pertanyaan pertama), policy analysis (pertanyaan tiga) dan policy process (dua pertanyaan terakhir). Pertanyaan- pertanyaan ini sekaligus juga menunjukkan bahwa studi kebijakan diarahkan kepada upaya untuk memperbaiki kehidupan masyarakat
  • 47. Pendekatan dalam Studi Kebijakan Publik  Pendekatan (approach) dalam studi kebijakan adalah “perspective from which processes of policy-making can be studied”(Leach and Stewart 1982).  Beragam pendekatan dalam studi kebijakan digunakan untuk memahami “the processes by which policy is derived, maintained, analysed and justified”.
  • 48.  The theoretical approaches…direct our attention to important political phenomena, help clarify and organize our thinking, and suggest explanations for political activity or, in our case, public policies [pendekatan- pendekatan teoretik mengarahkan perhatian kepada fenomena politik yang penting, membantu menjelaskan dan mengorganisasikan pemikiran kita, dan menyarankan penjelasan-penjelasan atas aktivitas politik, atau dalam hal ini, kebijakan- kebijakan publik]
  • 49. Political Systems Theory Approach  Kebijakan Publik adalah respon sistem politik terhadap tuntutan yang datang dari lingkungannya A model of Political System The Environment Inputs Outputs Political Demands System Laws Supports Decisions Feedback
  • 50. Political Systems Theory Approach  System Politik: lembaga-lembaga & aktivitas-aktivitas yang jelas & saling berkait dalam sebuah masyarakat, yang membuat alokasi- alokasi nilai atau keputusan yang otoritatif yang mengikat masyarakat;  Lingkungan: system sosial, ekonomi, setting biologi, di luar system politik;  Input: tuntutan (klaim individu atau kelompok untuk melakukan tindakan untuk memuaskan keinginanmereka) & dukungan (berupa kepatuhan individu atau kelompok atas berbagai keputusan dan kebijakan yang dibuat dalam sistem politik);  Output: hukum, aturan, keputusan pengadilan, dsb;  Feedback: indikasi bahwa public policies dapat berimplikasi pada perubahan, lingkungan, input, dan sistem politik. Policy output dapat menimbulkan tuntutan baru, yang akan menghasilkan output baru lagi, dst.
  • 51. Political Systems Theory Approach  Kelemahan: terlalu umum & abstrak; tidak menyebut bagaimana prosedur dan proses pembuatan keputusan dan kebijakan di dalam “black box”  Hanya menggambarkan bagaimana pemerintah memberikan respon atas tuntutan dan hasil-hasilnya.  Kegunaan: a) mengetahui proses formulasi kebijakan; b) mengetahui: bagaimana tuntutan dari lingkungan mempengaruhi isi dan implementasi kebijakan publik; bagaimana kebijakan mempengaruhi lingkungan & tuntutan selajutnya? Seberapa efektif sistem politik merespon tuntutan dan mengubahnya menjadi kebijakan publik?
  • 52. Group Theory Approach  Public Policy adalah hasil perjuangan kelompok;  Public policy adalah hasil equilibrium yang dicapai dalam perjuangan kelompok; e.g. UMR, Subsidi Pertanian  Didasarkan pada asumsi bahwa interaksi dan perjuangan antar kelompok merupakan fakta sentral kehidupan politik;  Kelompok: kumpulan individu dengan interest yang sama dan mengajukan klaim atas kelompok lain dalam masyarakat;  Kelompok ini menjadi kelompok kepentingan ketika membuat klaim melalui atau terhadap lembaga pemerintah;  Konsep utama dari pendekatan ini adalah “akses”: a) untuk mengekspresikan pandangan kepada pembuat kebijakan; b) didapat dari status kelompok, leadership, uang; c) lobi sosial dengan para policymakers merupakan salah satu upaya memdapat akses.  Public policies mencerminkan kepentingan kelompok yang mempunyai akses kuat dengan policymakers
  • 53. Group Theory Approach  Peran pemerintah (official group) dalam pembentukan policy: - Lembaga legislatif: mewasiti perjuangan kelompok, mengesahkan kemenangan kualisi yang berhasil, dan merekamnya dalam UU; - Lembaga atau agen administrative didirikan untuk melaksanakan pertauran yang dihasilkan.  Kelemahan: a) hanya menyoroti aspek dinamis dari formulasi kebijakan; b) terlalu menekankan pentingnya kelompok dan kemandirian serta kreativitas aparat publik dalam policy process; mengabaikan faktor penting lainnya, seperti keberadaan lembaga lain.
  • 54. Elite Theory Approach  Public Policy dipandang sbegai refleksi dari nilai-nilai dan keinginan elit yang memerintah;  Asumsi dasar: public policy tidak ditentukan oleh tuntutan dan dukungan masyarakat, tetapi oleh interests para elit yang direalisasikan oleh lembaga-lembaga pemerintah;  Fokus: leadership dalam policy process.  Asumsi dasar yang dibangun mengisyaratkan bahwa elitist policy process kemungkinan besar terjadi di developing countries, dimana kematangan hidup berdemokrasi masih rendah.
  • 55. Institutionalism Approach  Fokus: penggambaran aspek formal dan legal dari lembaga-lembaga pemerintah (struktur, kekuasaan, aturan prosedural, fungsi, aktivitas dan hubungannya dengan lembaga lain);  Asumsi: aspek legal dan formal mempunyai konsekuensi signifikanuntuk pemilihan dan isi kebijakan;  Aspek legal dan formal menyediakan konteks bagi policymaking yang perlu dipertimbangkan bersama dengan aspek dinamis lainnya, i.e. partai politik, interest groups dan opini publik.
  • 56. Rational-Choice Theory  Komponen utama : a) aktor politik, sebagaimana aktor ekonomi, akan bertindak secara rasional dalam mengejar kepentingan diri mereka, ketimbang komitmen ideal (altruistic commitment) seperti tujuan atau kepentingan nasional.; b) dalam proses kebijakan, self-interest akan mengarahkan meraka dan akan selalu berusaha memaksimalkan benefits yang mereka akan dapat; c) penelitian dengan pendekatan rational-choice akan berfokus kepada preferensi-preferensi individual policymakers, ketimbang nilai lain, seperti collective value dan social value.
  • 57. Daftar Pustaka  Anderson, J. 1997, Public Policy-Making, Third edn, Holt, Rinehart and Winston New York.  Birkland, T. A. 2007, 'Agenda Setting in Public Policy ', in Handbook of Public Policy Analysis: Theory, Politics, and Methods, eds F. Fischer, G. J. Miller & M. S. Sidney, CRC Press, Boca Raton, pp. 63-78.  deLeon, P. & Vogenbeck, D. M. 2007, 'The Policy Sciences at the Crossroads ', in Handbook of Public Policy Analysis: Theory, Politics, and Methods, eds F. Fischer, G. J. Miller & M. S. Sidney, CRC Press, Boca Raton, pp. 3-14 / edited by  Howlett, M. & Ramesh, M. 1995, Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy Subsystem, Oxford University Press, Toronto.  Jones, C. O. 1984, An Introduction to the Study of Public Policy, Third edn, Brooks/Cole Publishing Company, Monterey, California.  Lasswell, H. 1951., 'The Immediate Future of Research Policy and Method in Political Science', American Political Science Review, vol. 45, pp. 133-142.  Lasswell, H. 1956, 'The Political Science of Science: An Inquiry into the Possible Reconciliation of Mastery and Freedom', American Political Science Review, vol. 50, pp. 961-979.  Maddison, S. & Denniss, R. 2009, An Introduction to Australian Public Policy Cambridge University Press New York.  Smith, K. B. & Larimer, C. W. 2009, The Public Policy Theory Primer, Westview Press, Boulder, Colorado.  Stewart, R. G. 1999, Australian Public Policy, Macmillan Publishers Australia Pty Ltd  South Yarra.  Turner, J. 2005, 'The Policy Process', in Politics: An Introduction, eds B. Axford, G. K. Browning, R. Huggins & B. Rosamond, Routledge, London and New York, pp. 322-349.  Turner, M. & Hulme, D. 1997, Governance, Administration and Development, Macmillan Press LTD, London.