Dokumen ini membahas alat-alat dari kebudayaan Tulang Sampung yang ditemukan di gua Abris Sous Roche di Sampung, Ponorogo, seperti kapak genggam, lukisan di dinding gua, dan pipisan. Dokumen ini juga menjelaskan penemuan gua tersebut oleh Van Stein Callenfels serta gaya hidup manusia purba yang mendiami gua tersebut.
6. Alat – alat dari kebudayaan Tulang
Sampung
• Abris Sous Roche adalah gua batu karang
atau ceruk yang digunakan sebagai
tempat tinggal manusia purba.
7. Alat – alat yang ditemukan di gua
Abris Sous Roche
8. Penemu Abris Sous Roche
Di gua tersebut juga ditemukan alat –alat
hasil kebudayaan manusia
purba,penyelidikan terhadap Abris Sous
Roche pertama kali dilakukan oleh Van Stein
Callenfels, di lakukan di gua Lawa dekat
Sampung ( Ponorogo)
9. Lukisan Di Dinding Gua
• Lukisan di dinding menggambarkan
hewan buruan dan cap tangan berwarna
merah, lukisan dinding tersebut di
temukan di Leang Leang ,sulawesi selatan
, Gua Raha .menggambar pada dinding –
dinding gua dilakukan oleh pendukung
kebudayaan mesolithikum ketika mereka
mulai menetap di gua.
13. C) Kebudayaan Kapak Genggam
1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah
Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat
penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat
tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak
bertangkai dan cara mempergunakannya
dengancara menggenggam. Pembuatan kapak
genggam dilakukan dengan cara memangkas salah
satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya
dibiarkan apa adanyasebagai tempat
menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali
umbi, memotong, dan menguliti binatang
15. • Kebudayaan sampah dapur.
Kjokkenmoddinger berasal dari Denmark. Kjokken =
dapur dan modding = sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger
adalah sampah dapur berupa kulit siput dan kerang yang
telah bertumpuk selama beribu-ribu tahun.
• Kapak Sumatera.
Yaitu, sejenis kapak genggam yang terbuat dari batu
kali yang dipecah dimana sisi luarnya tidak pengapakan,
sedangkan sisi dalamnya dikerjakan sesuai dengan
keperluan. Kapak ini ditemukan di sepanjang pantai timur
pulau Sumatera, antara Aceh dan Medan.
• Kapak Pendek.
Bentuknya setengah lingkaran. Kapak ini dibuat
dengan memukuli dan memecahkan batu tanpa diasah.
Tajamnya terdapat pada sisi yang lengkung. Kapak ini
ditemukan di pantai timur Sumatera.
16. • Pipisan.
Pipisan ini digunakan untuk menggiling makanan,
tetapi juga bisa untuk menghaluskan cat merah
sebagaimana ternyata dari bekas-bekasnya (Soekmono,
1973:40). Kemungkinan besar warna merah diidentikkan
dengan darah. Kebiasaan orang jaman dahulu melumuri
badan dengan darah untuk menambah daya tahan dan
kekuatan.
18. 3. Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan ini, manusia pendukung
kebudayaan Mesolitikum masih tetap berburu dan
mengumpulkan makanan. Tetapi sebagian besar
dari mereka sudah mempunyai tempat tinggal
tetap di gua-gua dan bercocok tanam secara
sederhana. Adapula pendukung kebudayaan batu
Madya yang hidup di daerah pesisir, mereka hidup
dengan menangkap ikan, siput dan kerang.
Mereka bercocok tanam masih berpindah-pindah
sesuai dengan keadaan kesuburan tanah.
Tanaman yang mereka tanam semacam umbi-umbian.