SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
SEJARAH SOSIAL IMAM MALIK
                     MAKALAH
    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
  Mata Kuliah : Sejarah Sosial Hukum Islam (SSHI)
  Dosen : Prof. Dr. H. Adang Djumhur Salikin, M.Ag


                   Disusun Oleh :
                KELOMPOK IX

                Ahmad Fauzan
                M. Hudan M.F
                Sarifudin




    Fakultas/Jurusan/Semester : Syari’ah/AAS/IX


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
          SYEKH NURJATI
             CIREBON
               2012
BAB I
                                       PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            Kita lihat perkembangan hukum islam menimbulkan beberapa madzhab. Kata
   bahasa arab „Madzhab‟ adalah menurut lughot berarti jalan atau tempat yang dilalui,
   sedangkan menurut arti istilah Fiqh, dasar pedirian yang di turut 1. Sampai dewasa kini
   empat dari beberapa madzhab yang timbul di Bani Abbas yang masih bertahan dan
   yang dituruti oleh kebanyakan umat islam di selurug dunia. Ke-empat madzhab itu (
   Hanafi, Maliki, Syafi‟I dan Hambali) berdasarkan Al-Qur‟an dan sunnah Rosul;
   mereka berlain pendapat mengenai hadist yang boleh menjadi dalil hukum.
            Tegasnya, keempat pembangun madzhab tersebut sepakat mengenai dalil
   hukum, perbedaan hanya dalam pendapat yang mana lebih kuat dan harus didahulukan
   jika bertentangan. Keempat madzhab sependapat Al-Qur‟an dalil hukum yang pertama
   dan utama. Dalam pokok agama tidak ada perbedaan, semua madzhab itu sama, yaitu
   sama-sama bersatu Tuhan (Allah), bersatu Nabi (Muhammad s.a.w), bersatu Kitab
   (Qur‟an) bersatu Sunnah Rasul, bersatu Qiblat dan lima rukun Islam.
            Juga dalam ushul ad-din, semua madzhab itu berpegang pada kitab Al-Qur‟an
   dan sunnah Rasul. Hanya dalam mereka ber-ijma‟ dan ber-qiyas tentang hukum Islam
   dari ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits, masing-masing madzhab dari awal mulanya
   mempunyai pendapat sendiri-sendiri. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu cara
   menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an dan sunnah Rasul, cara-cara pemikiran atau
   pertimbanan hukum yang dipengaruhi oleh lingkungan an keadaan masyarakat, adat-
   istiadat dan lain-lain.2


B. Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah pada makalah ini dibatasi dengan pembahasan
   sebagai berikut, antara lain :
   1. Biografi Imam Maliki
   2. Kondisi Sosial dan Intelektual
   3. Pola Ijtihad
   4. Contoh Pendapat

        1
         . Abdulloh Shidiq, asas-asas hokum islam, Jakarta: PT. Bumi Restu, 1982, hal 234.
        2
          . ibid., Abdulloh Shidiq, hal 236.

                                                 1
C. Tujuan
         Pada pembahasan kali ini bertujuan, sebagai berikut:
  1. Mengetahui Biografi Imam Maliki
  2. Memahami Kondisi Sosial dan Intelektual
  3. Mengamati Pola Ijtihad
  4. Mengetahui Contoh Pendapat




                                         2
BAB II
                           SEJARAH SOSIAL IMAM MALIK


A. Biografi Imam Maliki 3
            Imam maliki dilahirkan di kota madinah daerah negeri hijaz-menurut riwayat
   yang mashur-pada tahun 93 Hujriyah (712 Masehi). Nama beliau dari mulai kecil
   ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al Ashbahy.
            Dengan riwayat ini teranglah bahwa beliau adalah seorang dari keturunan
   bangsa arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar dari jajahan negeri
   Yaman.
            Perlu dijelaskan, bahwa nama Anas bin Malik (Ayah Beliau) itu bukannya
   Anas bin Malik yang pernah menjadi sahabat dan khadam Nabi Muhammad SAW
   yang terkenal itu, karena Anas bin Malik ini adalah bin Nadhar bin Dhamdham bin
   Zaid Al Anshary Al Khazrajy. Adapun anas bin malik (ayah bagi Imam Malik) ini
   adalah bin Abi Amir bin Amr bin Al Harits bin Sa‟ad bin Auf bin Ady bin Malik bin
   Yazid. Ia (Anas) termasuk seorang Tabi‟iy (seorang Islam yang hidup di masa
   kemudian para sahabat Nabi), dan yang termasukdaripada sahabat Nabi adalah Abu
   Amir (Ayah Bagi datuk beliau).
            Abu Amir berasal dari kota Yaman, pindah ke Madinah di masa Nabi SAW
   dengan tujuan berhijrah dari negerinya, karena hendak mengikut seruan (dakwah)
   Islam di Madinah yang sedang berkembang. Abu Amir pada waktu mengikut (menjadi
   sahabat) Nabi SAW adalah termasuk seorang sahabat yang setia, dan sewaktu-waktu
   ia ikut serta menjadi tentara untuk bertempur melawan musuh.
            Sahabat Abu Amir di Madinah menurunkan beberapa orang anak, dari
   antaranya ialah Malik (datuk bagi Iamm Maliky), dan Malik lalu menurunkan
   beberapa anak yang dari antaranya ialah Anas (ayah bagi Iamm Maliky).
            Adapun nama bagi Ibu Imam Maliky ialah St. Al Aliyah binti Syuraik bin
   Abdurrahman bin Syuraik Al Azadiyah. Menurut beberapa riwayat yang termaktub
   dalam kitab-kitab tarikh: bahwa imam Maliky ketika dalam kandungan rahim Ibunya
   adalah tempo kurang-lebih dua tahun. Dalam riwayat yang lain dikatakan tiga tahun.
            Pada masa Imam Maliky dilahirkan, pemerintahan Islam ada ditangan
   kekuasaan Kepala Negara Sulaiman bin Abdul Malik (dari bani Umaiyah yang VII).

        3
         Moenawar Chalil, Biografi Emapat Serangkai Imam Mazhab, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1955,
  hlm. 84-84

                                                3
Imam Maliky yang sudah berputera beberapa orang putera, yang dari
   diantaranya ada yang dinamakan Abdullah, maka beliau lalu terkenal dengan gelar
   Abu Abdullah. Kemudian pada masa sesudah beliau menjadi seorang alim besar dan
   terkenal oleh orang banyak dengan sebutan “Mazhab Imam Maliky”.


B. Kondisi Sosial dan Intelektual Imam Maliki 4
            Imam Malik adalah seorang yang berbudi mulia, dengan pikiran yang cerdas ,
   pemberani dan teguh mempertahankan kebenaran yang diyakininya. Beliau seorang
   yang mempunyai sopan santun dan lemah lembut, suka menengok orang sakit,
   mengasihani orang miskin dan suka memberi bantuan kepada orang yang
   membutuhkannya. Beliau juga seorang yang sangat pendiam, kalau berbicara
   dipilihnya mana yang perlu dan berguna serta menjauhkan diri dari segala macam
   perbuatan yang tidak bermanfa‟at. Disamping itu, beliau juga seorang yang suka
   bergaul dengan handai taulan, orang-orang yang mengerti agama terutama para
   gurunya, bahkan bergaul dengan para pejabat pemerintah atau wakil-wakil
   pemerintahan serta kepala Negara. Beliau tidak pernah melanggar batasan agama.
            Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni
   pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah
   berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az
   Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin
   Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits,
   fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
            Imam Malik terdidik di kota Madinah pada masa pemerintahan Khalifah
   Sulaiman ibn Abd Malik dari Bani Umaiyah VII. Pada waktu itu di kota tersebut
   hidup beberapa golongan pendukung Islam, antara lain: golongan sahabat Anshar dan
   Muhajirin serta para cerdik pandai ahli hukum Islam. Dalam suasana itulah Imam
   malik tumbuh dan mendapat pendidikan dari beberapa guru yang terkenal. Pelajaran
   pertama yang diterimanya adalah Al-Qur`an, yakni bagaimana cara membaca,
   memahami makna dan tafsirnya. Dihafalnya al-Qur`an itu di luar kepala. Kemudian ia
   mempelajari Hadits Nabi SAW. dengan tekun dan rajin, sehingga mendapat julukan
   sebagai ahli hadits.


        4
            Huzaemah Tahido yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta: Logo Wacana Ilmu,
  cet.II, 1999, hlm. 103-104

                                               4
Setelah mencapai tingkat tinggi dalam bidang ilmu, beliau mulai mengajar dan
   menulis kitab Muwaththa‟ yang sangat populer, karena beliau merasa memiliki
   kewajiban untuk membagi pengetahuannya kepada orang lain yang membutuhkannya.
             Imam Malik selaku seorang mufti yang dipercaya oleh ummat di masa itu
   sering menghadapi kekejaman dan keganasan fisik yang berat dari penguasa, karena
   beliau tetap mempertahankan pendapatnya tentang masalah “paksaan talak itu tidak
   sah”. Beliau tetap tidak mencabut fatwanya yang bertentangan dengan Khalifah al-
   Manshur dari bani „Abbas di Baghdad, maka beliau disiksa dan dihukum penjara.
   Imam Malik sangat teguh dalam membela kebenaran dan berani menyampaikan apa
   yang diyakininya. Pada suatu ketiaka Harun Al-Rasyid mencegahnya dari mengatakan
   sepotong hadits tertentu, tetapi ia tidak menghiraukan larangan tersebut, lalu membaca
   al-Qur`an surat al-Baqarah ayat 159, yang menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-
   orang yang menyembunyikan apa-apa yang Allah turunkan berupa keterangan-
   keterangan dan petunjuk, akan dilaknat oleh Allah dan semua Makhluk.5


C. Pola Ijtihad Dan Contoh Ijtihad Imam Maliki
            Secara ringkas, manhaj yang ditempuh di dalam Mazhab Maliki ia mendasarkan
   pendapat fiqhiyyah pada al-Qur‟an; apabila tidak diperoleh informasi pasti dari al-
   Qur‟an, maka mereka menyandarkannya kepada Sunnah (yang termasuk sunnah di
   sini ialah Hadits Nabi, Fatawa Sahabat dan keputusan hukum mereka, dan „amal
   penduduk Madinah); kemudian bila masalah belum terlesaikan dengan berpegang
   kepada kedua di atas, maka mereka menyandarkan pendapat kepada qiyas (yaitu
   mencari kesamaan illat antara hukum yang sedang dicari pemecahan (furu‟) dengan




        5
            Redaksinya:
            
              
                 
       
               
        
        Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan
  berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada
  manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat
  mela'nati. (Q.S. Al-Baqarah: 159)

                                                  5
hukum yang dinashkan (ashl); di samping qiyas, terdapat juga al-mashlahah, sadd al-
 dzara‟i‟, al-„urf, dan al-„adat.6 Berikut penjelasannya pola ijtihad Imam Malik:


1. Kitab Allah (Al-Qur‟an)
                 Imam Malik menjadikan Kitab Allah (al-Qur‟an) sebagai dasar bagi hujjah
     dan dalil terhadap berbagai permasalahan hukum,7 dan sebagai sumber hukum
     primer yang digunakan tanpa pra-syarat dalam berbagai implikasinya.8
     Dia memahami nash secara sharih, tanpa ditakwil, kecuali ada dalil yang
     mewajibkannya untuk ditakwil. Di dalam memahami nash, ia menggunakan
     mafhum al-muwafaqah dengan fahw al-khithab, seperti dalam firman-Nya berikut:9



                 Larangan yang terdapat dalam nash dipahami secara fahw al-khithab, yaitu
     seperti merusaknya, dari pada hanya memakannya.10
     Mereka juga memperhatikan illat hukum, seperti dalam firman-Nya berikut:




     “Katakanlah: „Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,
     sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
     makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena
     sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang yang disembelih atas nama selain
     Allah‟.” (QS. Al-An’am/6: 145).
                 Illat pengharaman yang terdapat di dalam ayat di atas ialah kotor (rijs);
     yang diartikan sebagai yaitu makanan yang buruk dan sudah terserang wahab
     penyakit. Dengan demikian, setiap makanan yang termasuk dalam kategori rijs
     adalah haram juga.11



       6
         Thahir al-Azhar Khuzairi, al-Madkhal il al-Muwaththa‟ Imam Malik ibn Anas, cet. 1 (Kuwait:
Wizarah al-Awqaf wa al-Syu‟un al-Islamiyyah, Maktabah al-Syu‟un al-Fanniyyah, 1429H./2008M.),
hlm. 397.
       7
         Muhammad Abu Zahrah Syeikh, Tarikh al-Mazzahib al-Fiqhiyah al-Madany, Kairo., hlm. 397.
       8
         Abu Ameenah Bilal Philips, op.cit., hlm. 71; Yasin Dutton, hlm. 61; Zakariya al-Sibri, Mashadir
al-Ahkam al-Islamiyyah (Kairo: Dar al-Ittihad al-„Arabi, 1395H./1975M.), hlm. 16;
       9
          op.cit., Muhammad Abu Zahrah, hlm. 397; Yasin Dutton, op.cit., hlm. 114-115.

       10
            ibid., Muhammad Abu Zahrah, hlm. 397.
       11
             Ibid., hlm. 398.

                                                    6
2. Sunnah
          Sunnah di dalam mazhab Maliki – sebagaimana mazhab lainnya – dianggap
   sebagai sumber terpenting kedua di dalam hukum Islam Mazhab ini juga
   mengambil dari beberapa perkataan beberapa sahabat yang aman dari dusta, atau
   riwayat sekelompok tabiin yang tidak mungkin bersepakat dusta. Jelasnya, mazhab
   ini mengambil kemasyhuran sunnah dari masa tabi‟in dan tabi‟ tabi‟in. adapun
   setelah generasi ini tidak dianggap lagi, karena masa-masa tersebut tadi mendekati
   derajat tawatur dari segi kekuatan istidlal.12
          Diriwayatkan dari Qadhi „Iyadh dan Ibnu Rusyd di dalam al-Muqaddimat
   al-Mumahhidat, bahwa Imam Malik mendahulukan qiyas daripada Hadits Ahad,
   sebagaimana yang dilakukan Imam Malik, dan ia mendahulukan al-ra‟y,
   sebagaimana di dalam Hadits mengenai khiyar al-majlis, yang diriwayatkan oleh
   Ibnu Umar:13



          Hadits di atas menyatakan bahwa dua orang pelaku kontrak dapat
   membatalkan kontrak selama keduanya belum berpisah. Tetapi Hadits ini ditolak
   oleh Imam Malik dengan perkataannya:



   “Kita tidak memiliki batasan yang diketahui.” Alasan yang diberikannya ialah
   bahwa majlis tidak memiliki masa tertentu yang dimaklumi.14
          Contoh-contoh yang tersebut di atas banyak terdapat di dalam mazhab ini,
   terutama Imam Malik, di mana dia menolak Hadits Ahad dan beralih kepada qiyas
   atau maslahah. Di sini terlihat bahwa Imam Malik tidak hanya faqih Hadits, tetapi
   juga faqih al-ra‟y.15


3. Fatwa Sahabat
          Imam Malik menganggap fatwa Sahabat di sini sebagai perkataan yang
   wajib diamalkan. Karena itu terdapat riwayat yang mengenainya bahwa ia
   mengamalkan fatwa sebagian sahabat dalam manasik haji, dan meninggalkan
   amalan yang disandarkan pada Nabi SAW. dengan asumsi bahwa apa yang

    12
       op.cit., Muhammad Abu Zahrah, hlm. 399.
    13
       Ibid..
    14
       Ibid..
    15
       Ibid..

                                            7
dilakukan sahabat itu tidak sebagaimana anjuran Nabi SAW, dan juga, manasik itu
     tidak mungkin diketahui melainkan melalui jalan naql.16
              Imam Malik mengambil perkataan sahabat dalam suatu perkara yang tidak
     diketahui kecuali dengan jalan naql sebagai Hadits. Dengan demikian, apabila
     terdapat pertentangan antara dua ashl, maka ia memiliki di antara keduanya mana
     yang paling kuat sanadnya dan paling relevan dengan prinsip umum hukum
     Islam.17


4. Qiyas, Maslahah Mursalah, dan Istihsan
              Prinsip pemikiran fikih yang dikembangkan oleh Imam Malik ialah
     mempermudah,          dan     tidak    mempersusah,        hal    ini   sesuai     dengan      karya
     monumentalnya Al-Muwaththa‟, yang berarti mempermudah.18
     Imam Malik mengartikan qiyas sebagai:




     “Qiyas ialah menghubungkan hukum suatu perkara yang tidak dinashkan dengan
     hukum suatu perkara yang dinashkan karena kesamaannya dalam sifat illat
     hukum.”19



     “Istihsan ialah mentarjih hukum maslahat yang partikular atau hukum (yang
     dihasilkan) oleh qiyas.”20
              Imam Malik menyebut pengambilan al-mashalih ini sebagai al-istihsan,
     sebagaimana perkataannya:



     “Istihsan ini sembilan per sepuluh ilmu.”
              Berpegang teguh dengan qiyas tehadap hal-hal yang tidak ada dalilnya
     hanya mempersempit pandangan Islam, sehingga Ibnu al-Wahb berkata:

       16
         op.cit., Muhammad Abu Zahrah, hlm. 400; Zakariya al-Sibri, op.cit., hlm. 82-83.
       17
         Ibid..
      18
          Thahir al-Azhar Khuzairi, op.cit., hlm. 75. Al-muwaththa‟, yang berarti al-musahhil wa al-
muyassir (yang memberikan kemudahah). Lih. juga Abdul Halim al-Jundi, op.cit., hlm. 200.
       19
         Muhammad Abu Zahrah, op.cit., hlm. 401.
       20
         „Adil al-Syuyikh, Ta‟lil al-Ahkam fi al-Syari‟ah al-Islamiyyah, cet. 1 (Thantha: Dar al-Basyir li
al-Tsaqafah wa al-„Ulum, 1420H./2000M.), hlm. 223.

                                                   8
“Tenggelam dalam qiyas hampir dapat meninggalkan Sunnah.”
Imam al-Syathibi menyatakan:




“Imam Malik telah menguraikan dalil-dalil ashl dalam pemahaman makna yang
maslahat dnegan tetap memelihara maksud Syari‟, tidak lari darinya, dan tidak
(pula) menentangi ashl dari ushul-nya, sehingga banyak ulama memandang buruk
pada aspek penguraiannya (berkenaan dengan maslahat) dan mencurigai bahwa
dia (Imam Malik) hanya melepaskan kesulitan (dalam mengkaji dalil-dalil), dan
kemudian membukan pintu tasyrik (yang baru). Mustahil! Begitu terhindar beliau
dari hal demikian, bahkan fikihnya yang disukai untuk diikuti, di mana sebagian
manusia menyangka bahwa dia bertaklid pada orang-orang sebelumnya, bahkan
dia adalah shahib al-bashirah di dalam agama Allah.”21




 21
      Ibid.; Ibid..

                                   9
BAB III
KESIMPULAN




    10
DAFTAR PUSTAKA


Shidiq, Abdulloh. Asas-Asas Hukum Islam. Jakarta. PT. Bumi Restu.1982.

Chalil, Moenawar. Biografi Emapat Serangkai Imam Mazhab. Jakarta. PT. Bulan
   Bintang. 1955.

Yanggo, Huzaemah Tahido. Pengantar Perbandingan Mazhab.              Jakarta. Logo
   Wacana Ilmu. cet.II. 1999.

Khuzairi, Thahir al-Azhar. al-Madkhal il al-Muwaththa‟ Imam Malik ibn Anas, cet.
   1 (Kuwait: Wizarah al-Awqaf wa al-Syu‟un al-Islamiyyah, Maktabah al-Syu‟un
   al-Fanniyyah, 1429H./2008M.).

al-Syuyikh, Adil. Ta‟lil al-Ahkam fi al-Syari‟ah al-Islamiyyah, cet. 1 (Thantha: Dar
   al-Basyir li al-Tsaqafah wa al-„Ulum, 1420H./2000M.).




                                     11

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aS p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aLtfltf
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Ltfltf
 
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafieBab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafiewmkfirdaus
 
Makalah ilmu kalam
Makalah ilmu kalamMakalah ilmu kalam
Makalah ilmu kalamelmaryam
 
Tasyri' Era Sahabat generasi kedua
Tasyri' Era Sahabat generasi keduaTasyri' Era Sahabat generasi kedua
Tasyri' Era Sahabat generasi keduaMarhamah Saleh
 
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinahBab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinahhadisukmo
 
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islamBab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islamhadisukmo
 
- di antara aqidah syi'ah yang bercanngah dengan islam
 - di antara aqidah syi'ah yang bercanngah dengan islam - di antara aqidah syi'ah yang bercanngah dengan islam
- di antara aqidah syi'ah yang bercanngah dengan islamR&R Darulkautsar
 
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAAqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAMulia Fathan
 
Pentingnya menuntut ilmu
Pentingnya menuntut ilmuPentingnya menuntut ilmu
Pentingnya menuntut ilmuTohar Latif
 
Tasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijTasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijMarhamah Saleh
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSholiha Nurwulan
 
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu KalamMu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalamade orreo
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamoonx
 
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7NavenAbsurd
 
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islam
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islamPerkembangan pengajian islam di zaman awal islam
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islammzaidin
 
POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDINPOLA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDINDarussalam Win
 

Mais procurados (20)

S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aS p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
 
Imam syafi'i
Imam syafi'iImam syafi'i
Imam syafi'i
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
 
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafieBab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
 
Makalah ilmu kalam
Makalah ilmu kalamMakalah ilmu kalam
Makalah ilmu kalam
 
Tasyri' Era Sahabat generasi kedua
Tasyri' Era Sahabat generasi keduaTasyri' Era Sahabat generasi kedua
Tasyri' Era Sahabat generasi kedua
 
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinahBab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
 
Aliran asy'ariah
Aliran asy'ariahAliran asy'ariah
Aliran asy'ariah
 
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islamBab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
 
- di antara aqidah syi'ah yang bercanngah dengan islam
 - di antara aqidah syi'ah yang bercanngah dengan islam - di antara aqidah syi'ah yang bercanngah dengan islam
- di antara aqidah syi'ah yang bercanngah dengan islam
 
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAAqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
 
Pentingnya menuntut ilmu
Pentingnya menuntut ilmuPentingnya menuntut ilmu
Pentingnya menuntut ilmu
 
Mazhab fiqh
Mazhab fiqhMazhab fiqh
Mazhab fiqh
 
Tasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijTasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarij
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
 
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu KalamMu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
 
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
 
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islam
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islamPerkembangan pengajian islam di zaman awal islam
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islam
 
POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDINPOLA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
 

Destaque

B100 presentation
B100 presentationB100 presentation
B100 presentationashonk
 
Masa penjajahan belanda 2
Masa penjajahan belanda 2Masa penjajahan belanda 2
Masa penjajahan belanda 2Adzkia Asri
 
Maus András - Pr Cikk Tuning
Maus András - Pr Cikk TuningMaus András - Pr Cikk Tuning
Maus András - Pr Cikk TuningAgroinform.com
 
RadiciGroup for Sustainability Report - Key Elements 06 - Product Sustainabil...
RadiciGroup for Sustainability Report - Key Elements 06 - Product Sustainabil...RadiciGroup for Sustainability Report - Key Elements 06 - Product Sustainabil...
RadiciGroup for Sustainability Report - Key Elements 06 - Product Sustainabil...RadiciGroup
 
Why it’s hard to believe in failure
Why it’s hard to believe in failureWhy it’s hard to believe in failure
Why it’s hard to believe in failureSyed M Zeeshan
 
Tessiture Pietro Radici - Storia delle certificazioni
Tessiture Pietro Radici - Storia delle certificazioni Tessiture Pietro Radici - Storia delle certificazioni
Tessiture Pietro Radici - Storia delle certificazioni RadiciGroup
 
Presentation2a
Presentation2aPresentation2a
Presentation2aadambdytko
 
Día da Biblioteca 2013
Día da Biblioteca 2013Día da Biblioteca 2013
Día da Biblioteca 2013M Fe Nieto
 
Báo giá thùng rác các loại
Báo giá thùng rác các loạiBáo giá thùng rác các loại
Báo giá thùng rác các loạiLê Linh
 
UK accreditation framework
UK accreditation frameworkUK accreditation framework
UK accreditation frameworkcambridgeharry
 
International Business Management - Lecture No 08
International Business Management - Lecture No 08International Business Management - Lecture No 08
International Business Management - Lecture No 08Khurshid Swati
 
Photo Essay Zhao
Photo Essay ZhaoPhoto Essay Zhao
Photo Essay ZhaomLong99
 

Destaque (20)

B100 presentation
B100 presentationB100 presentation
B100 presentation
 
Crm unit 5
Crm unit 5Crm unit 5
Crm unit 5
 
Masa penjajahan belanda 2
Masa penjajahan belanda 2Masa penjajahan belanda 2
Masa penjajahan belanda 2
 
Slideshare ppt
Slideshare pptSlideshare ppt
Slideshare ppt
 
Maus András - Pr Cikk Tuning
Maus András - Pr Cikk TuningMaus András - Pr Cikk Tuning
Maus András - Pr Cikk Tuning
 
RadiciGroup for Sustainability Report - Key Elements 06 - Product Sustainabil...
RadiciGroup for Sustainability Report - Key Elements 06 - Product Sustainabil...RadiciGroup for Sustainability Report - Key Elements 06 - Product Sustainabil...
RadiciGroup for Sustainability Report - Key Elements 06 - Product Sustainabil...
 
Why it’s hard to believe in failure
Why it’s hard to believe in failureWhy it’s hard to believe in failure
Why it’s hard to believe in failure
 
Fisdas2
Fisdas2Fisdas2
Fisdas2
 
Tessiture Pietro Radici - Storia delle certificazioni
Tessiture Pietro Radici - Storia delle certificazioni Tessiture Pietro Radici - Storia delle certificazioni
Tessiture Pietro Radici - Storia delle certificazioni
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
Presentation2a
Presentation2aPresentation2a
Presentation2a
 
Día da Biblioteca 2013
Día da Biblioteca 2013Día da Biblioteca 2013
Día da Biblioteca 2013
 
Presentaion filtros
Presentaion filtrosPresentaion filtros
Presentaion filtros
 
London riots
London riots London riots
London riots
 
Actividad 5 - Matematica II
Actividad 5 - Matematica IIActividad 5 - Matematica II
Actividad 5 - Matematica II
 
Báo giá thùng rác các loại
Báo giá thùng rác các loạiBáo giá thùng rác các loại
Báo giá thùng rác các loại
 
UK accreditation framework
UK accreditation frameworkUK accreditation framework
UK accreditation framework
 
International Business Management - Lecture No 08
International Business Management - Lecture No 08International Business Management - Lecture No 08
International Business Management - Lecture No 08
 
Photo Essay Zhao
Photo Essay ZhaoPhoto Essay Zhao
Photo Essay Zhao
 
Tecnoincap
TecnoincapTecnoincap
Tecnoincap
 

Semelhante a Sshi

Buku fiqih 5 mazhab
Buku fiqih 5 mazhabBuku fiqih 5 mazhab
Buku fiqih 5 mazhabhusayn12
 
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal RahimahullahPend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal RahimahullahQhaiyum Shah
 
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan HambaliBiografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan HambaliAbdul Fauzan
 
PPT STUDI FIQH (Hanafi-Maliki).pptx
PPT STUDI FIQH (Hanafi-Maliki).pptxPPT STUDI FIQH (Hanafi-Maliki).pptx
PPT STUDI FIQH (Hanafi-Maliki).pptxOktavia Ningrum
 
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik .pdf
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik  .pdfTokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik  .pdf
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik .pdfZukét Printing
 
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik.docx
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik.docxTokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik.docx
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik.docxZukét Printing
 
fase perkembangan fiqih pada masa tabiin
fase perkembangan fiqih pada masa tabiinfase perkembangan fiqih pada masa tabiin
fase perkembangan fiqih pada masa tabiinrenoismanto1
 
Ilmu fiqih - Agama Islam kelas xi
Ilmu fiqih - Agama Islam kelas xiIlmu fiqih - Agama Islam kelas xi
Ilmu fiqih - Agama Islam kelas xiFathia Nurul M
 
Ushul Fiqh Perkembangan Hukum Islam.doc
Ushul Fiqh Perkembangan Hukum Islam.docUshul Fiqh Perkembangan Hukum Islam.doc
Ushul Fiqh Perkembangan Hukum Islam.docAndreaGilang
 
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)wmkfirdaus
 
Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...
Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...
Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...Nurul Safiqa
 
sejarah-singkat-munculnya-mazhab-dalam-islam..ppt
sejarah-singkat-munculnya-mazhab-dalam-islam..pptsejarah-singkat-munculnya-mazhab-dalam-islam..ppt
sejarah-singkat-munculnya-mazhab-dalam-islam..pptLukmanulHakim932851
 
Ulasan Kitab Fiqh al-Sirah (Farhan Jamil).pptx
Ulasan Kitab Fiqh al-Sirah (Farhan Jamil).pptxUlasan Kitab Fiqh al-Sirah (Farhan Jamil).pptx
Ulasan Kitab Fiqh al-Sirah (Farhan Jamil).pptxMuhdFarhanJamil
 
Benarkah muhammadiyah tidak bermahzab
Benarkah muhammadiyah tidak bermahzabBenarkah muhammadiyah tidak bermahzab
Benarkah muhammadiyah tidak bermahzabMuhsin Hariyanto
 

Semelhante a Sshi (20)

Untuk presentasi
Untuk presentasi Untuk presentasi
Untuk presentasi
 
Untuk presentasi
Untuk presentasi Untuk presentasi
Untuk presentasi
 
Iman malik lahir pada tahun 93
Iman malik lahir pada tahun 93Iman malik lahir pada tahun 93
Iman malik lahir pada tahun 93
 
Buku fiqih 5 mazhab
Buku fiqih 5 mazhabBuku fiqih 5 mazhab
Buku fiqih 5 mazhab
 
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal RahimahullahPend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
 
Untuk teman teman 2
Untuk teman   teman 2 Untuk teman   teman 2
Untuk teman teman 2
 
Untuk teman teman 2
Untuk teman   teman 2 Untuk teman   teman 2
Untuk teman teman 2
 
Biografi al makmun
Biografi al makmunBiografi al makmun
Biografi al makmun
 
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan HambaliBiografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
 
PPT STUDI FIQH (Hanafi-Maliki).pptx
PPT STUDI FIQH (Hanafi-Maliki).pptxPPT STUDI FIQH (Hanafi-Maliki).pptx
PPT STUDI FIQH (Hanafi-Maliki).pptx
 
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik .pdf
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik  .pdfTokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik  .pdf
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik .pdf
 
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik.docx
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik.docxTokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik.docx
Tokoh - Tokoh Aswaja Secara Holistik.docx
 
fase perkembangan fiqih pada masa tabiin
fase perkembangan fiqih pada masa tabiinfase perkembangan fiqih pada masa tabiin
fase perkembangan fiqih pada masa tabiin
 
Ilmu fiqih - Agama Islam kelas xi
Ilmu fiqih - Agama Islam kelas xiIlmu fiqih - Agama Islam kelas xi
Ilmu fiqih - Agama Islam kelas xi
 
Ushul Fiqh Perkembangan Hukum Islam.doc
Ushul Fiqh Perkembangan Hukum Islam.docUshul Fiqh Perkembangan Hukum Islam.doc
Ushul Fiqh Perkembangan Hukum Islam.doc
 
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
 
Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...
Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...
Biografi dan Pandangan Pendidikan Islam Imam Syafi'i serta Implikasinya Terha...
 
sejarah-singkat-munculnya-mazhab-dalam-islam..ppt
sejarah-singkat-munculnya-mazhab-dalam-islam..pptsejarah-singkat-munculnya-mazhab-dalam-islam..ppt
sejarah-singkat-munculnya-mazhab-dalam-islam..ppt
 
Ulasan Kitab Fiqh al-Sirah (Farhan Jamil).pptx
Ulasan Kitab Fiqh al-Sirah (Farhan Jamil).pptxUlasan Kitab Fiqh al-Sirah (Farhan Jamil).pptx
Ulasan Kitab Fiqh al-Sirah (Farhan Jamil).pptx
 
Benarkah muhammadiyah tidak bermahzab
Benarkah muhammadiyah tidak bermahzabBenarkah muhammadiyah tidak bermahzab
Benarkah muhammadiyah tidak bermahzab
 

Sshi

  • 1. SEJARAH SOSIAL IMAM MALIK MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Sejarah Sosial Hukum Islam (SSHI) Dosen : Prof. Dr. H. Adang Djumhur Salikin, M.Ag Disusun Oleh : KELOMPOK IX  Ahmad Fauzan  M. Hudan M.F  Sarifudin Fakultas/Jurusan/Semester : Syari’ah/AAS/IX INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita lihat perkembangan hukum islam menimbulkan beberapa madzhab. Kata bahasa arab „Madzhab‟ adalah menurut lughot berarti jalan atau tempat yang dilalui, sedangkan menurut arti istilah Fiqh, dasar pedirian yang di turut 1. Sampai dewasa kini empat dari beberapa madzhab yang timbul di Bani Abbas yang masih bertahan dan yang dituruti oleh kebanyakan umat islam di selurug dunia. Ke-empat madzhab itu ( Hanafi, Maliki, Syafi‟I dan Hambali) berdasarkan Al-Qur‟an dan sunnah Rosul; mereka berlain pendapat mengenai hadist yang boleh menjadi dalil hukum. Tegasnya, keempat pembangun madzhab tersebut sepakat mengenai dalil hukum, perbedaan hanya dalam pendapat yang mana lebih kuat dan harus didahulukan jika bertentangan. Keempat madzhab sependapat Al-Qur‟an dalil hukum yang pertama dan utama. Dalam pokok agama tidak ada perbedaan, semua madzhab itu sama, yaitu sama-sama bersatu Tuhan (Allah), bersatu Nabi (Muhammad s.a.w), bersatu Kitab (Qur‟an) bersatu Sunnah Rasul, bersatu Qiblat dan lima rukun Islam. Juga dalam ushul ad-din, semua madzhab itu berpegang pada kitab Al-Qur‟an dan sunnah Rasul. Hanya dalam mereka ber-ijma‟ dan ber-qiyas tentang hukum Islam dari ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits, masing-masing madzhab dari awal mulanya mempunyai pendapat sendiri-sendiri. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu cara menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an dan sunnah Rasul, cara-cara pemikiran atau pertimbanan hukum yang dipengaruhi oleh lingkungan an keadaan masyarakat, adat- istiadat dan lain-lain.2 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini dibatasi dengan pembahasan sebagai berikut, antara lain : 1. Biografi Imam Maliki 2. Kondisi Sosial dan Intelektual 3. Pola Ijtihad 4. Contoh Pendapat 1 . Abdulloh Shidiq, asas-asas hokum islam, Jakarta: PT. Bumi Restu, 1982, hal 234. 2 . ibid., Abdulloh Shidiq, hal 236. 1
  • 3. C. Tujuan Pada pembahasan kali ini bertujuan, sebagai berikut: 1. Mengetahui Biografi Imam Maliki 2. Memahami Kondisi Sosial dan Intelektual 3. Mengamati Pola Ijtihad 4. Mengetahui Contoh Pendapat 2
  • 4. BAB II SEJARAH SOSIAL IMAM MALIK A. Biografi Imam Maliki 3 Imam maliki dilahirkan di kota madinah daerah negeri hijaz-menurut riwayat yang mashur-pada tahun 93 Hujriyah (712 Masehi). Nama beliau dari mulai kecil ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al Ashbahy. Dengan riwayat ini teranglah bahwa beliau adalah seorang dari keturunan bangsa arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar dari jajahan negeri Yaman. Perlu dijelaskan, bahwa nama Anas bin Malik (Ayah Beliau) itu bukannya Anas bin Malik yang pernah menjadi sahabat dan khadam Nabi Muhammad SAW yang terkenal itu, karena Anas bin Malik ini adalah bin Nadhar bin Dhamdham bin Zaid Al Anshary Al Khazrajy. Adapun anas bin malik (ayah bagi Imam Malik) ini adalah bin Abi Amir bin Amr bin Al Harits bin Sa‟ad bin Auf bin Ady bin Malik bin Yazid. Ia (Anas) termasuk seorang Tabi‟iy (seorang Islam yang hidup di masa kemudian para sahabat Nabi), dan yang termasukdaripada sahabat Nabi adalah Abu Amir (Ayah Bagi datuk beliau). Abu Amir berasal dari kota Yaman, pindah ke Madinah di masa Nabi SAW dengan tujuan berhijrah dari negerinya, karena hendak mengikut seruan (dakwah) Islam di Madinah yang sedang berkembang. Abu Amir pada waktu mengikut (menjadi sahabat) Nabi SAW adalah termasuk seorang sahabat yang setia, dan sewaktu-waktu ia ikut serta menjadi tentara untuk bertempur melawan musuh. Sahabat Abu Amir di Madinah menurunkan beberapa orang anak, dari antaranya ialah Malik (datuk bagi Iamm Maliky), dan Malik lalu menurunkan beberapa anak yang dari antaranya ialah Anas (ayah bagi Iamm Maliky). Adapun nama bagi Ibu Imam Maliky ialah St. Al Aliyah binti Syuraik bin Abdurrahman bin Syuraik Al Azadiyah. Menurut beberapa riwayat yang termaktub dalam kitab-kitab tarikh: bahwa imam Maliky ketika dalam kandungan rahim Ibunya adalah tempo kurang-lebih dua tahun. Dalam riwayat yang lain dikatakan tiga tahun. Pada masa Imam Maliky dilahirkan, pemerintahan Islam ada ditangan kekuasaan Kepala Negara Sulaiman bin Abdul Malik (dari bani Umaiyah yang VII). 3 Moenawar Chalil, Biografi Emapat Serangkai Imam Mazhab, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1955, hlm. 84-84 3
  • 5. Imam Maliky yang sudah berputera beberapa orang putera, yang dari diantaranya ada yang dinamakan Abdullah, maka beliau lalu terkenal dengan gelar Abu Abdullah. Kemudian pada masa sesudah beliau menjadi seorang alim besar dan terkenal oleh orang banyak dengan sebutan “Mazhab Imam Maliky”. B. Kondisi Sosial dan Intelektual Imam Maliki 4 Imam Malik adalah seorang yang berbudi mulia, dengan pikiran yang cerdas , pemberani dan teguh mempertahankan kebenaran yang diyakininya. Beliau seorang yang mempunyai sopan santun dan lemah lembut, suka menengok orang sakit, mengasihani orang miskin dan suka memberi bantuan kepada orang yang membutuhkannya. Beliau juga seorang yang sangat pendiam, kalau berbicara dipilihnya mana yang perlu dan berguna serta menjauhkan diri dari segala macam perbuatan yang tidak bermanfa‟at. Disamping itu, beliau juga seorang yang suka bergaul dengan handai taulan, orang-orang yang mengerti agama terutama para gurunya, bahkan bergaul dengan para pejabat pemerintah atau wakil-wakil pemerintahan serta kepala Negara. Beliau tidak pernah melanggar batasan agama. Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi. Imam Malik terdidik di kota Madinah pada masa pemerintahan Khalifah Sulaiman ibn Abd Malik dari Bani Umaiyah VII. Pada waktu itu di kota tersebut hidup beberapa golongan pendukung Islam, antara lain: golongan sahabat Anshar dan Muhajirin serta para cerdik pandai ahli hukum Islam. Dalam suasana itulah Imam malik tumbuh dan mendapat pendidikan dari beberapa guru yang terkenal. Pelajaran pertama yang diterimanya adalah Al-Qur`an, yakni bagaimana cara membaca, memahami makna dan tafsirnya. Dihafalnya al-Qur`an itu di luar kepala. Kemudian ia mempelajari Hadits Nabi SAW. dengan tekun dan rajin, sehingga mendapat julukan sebagai ahli hadits. 4 Huzaemah Tahido yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta: Logo Wacana Ilmu, cet.II, 1999, hlm. 103-104 4
  • 6. Setelah mencapai tingkat tinggi dalam bidang ilmu, beliau mulai mengajar dan menulis kitab Muwaththa‟ yang sangat populer, karena beliau merasa memiliki kewajiban untuk membagi pengetahuannya kepada orang lain yang membutuhkannya. Imam Malik selaku seorang mufti yang dipercaya oleh ummat di masa itu sering menghadapi kekejaman dan keganasan fisik yang berat dari penguasa, karena beliau tetap mempertahankan pendapatnya tentang masalah “paksaan talak itu tidak sah”. Beliau tetap tidak mencabut fatwanya yang bertentangan dengan Khalifah al- Manshur dari bani „Abbas di Baghdad, maka beliau disiksa dan dihukum penjara. Imam Malik sangat teguh dalam membela kebenaran dan berani menyampaikan apa yang diyakininya. Pada suatu ketiaka Harun Al-Rasyid mencegahnya dari mengatakan sepotong hadits tertentu, tetapi ia tidak menghiraukan larangan tersebut, lalu membaca al-Qur`an surat al-Baqarah ayat 159, yang menjelaskan bahwa sesungguhnya orang- orang yang menyembunyikan apa-apa yang Allah turunkan berupa keterangan- keterangan dan petunjuk, akan dilaknat oleh Allah dan semua Makhluk.5 C. Pola Ijtihad Dan Contoh Ijtihad Imam Maliki Secara ringkas, manhaj yang ditempuh di dalam Mazhab Maliki ia mendasarkan pendapat fiqhiyyah pada al-Qur‟an; apabila tidak diperoleh informasi pasti dari al- Qur‟an, maka mereka menyandarkannya kepada Sunnah (yang termasuk sunnah di sini ialah Hadits Nabi, Fatawa Sahabat dan keputusan hukum mereka, dan „amal penduduk Madinah); kemudian bila masalah belum terlesaikan dengan berpegang kepada kedua di atas, maka mereka menyandarkan pendapat kepada qiyas (yaitu mencari kesamaan illat antara hukum yang sedang dicari pemecahan (furu‟) dengan 5 Redaksinya:                       Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati. (Q.S. Al-Baqarah: 159) 5
  • 7. hukum yang dinashkan (ashl); di samping qiyas, terdapat juga al-mashlahah, sadd al- dzara‟i‟, al-„urf, dan al-„adat.6 Berikut penjelasannya pola ijtihad Imam Malik: 1. Kitab Allah (Al-Qur‟an) Imam Malik menjadikan Kitab Allah (al-Qur‟an) sebagai dasar bagi hujjah dan dalil terhadap berbagai permasalahan hukum,7 dan sebagai sumber hukum primer yang digunakan tanpa pra-syarat dalam berbagai implikasinya.8 Dia memahami nash secara sharih, tanpa ditakwil, kecuali ada dalil yang mewajibkannya untuk ditakwil. Di dalam memahami nash, ia menggunakan mafhum al-muwafaqah dengan fahw al-khithab, seperti dalam firman-Nya berikut:9 Larangan yang terdapat dalam nash dipahami secara fahw al-khithab, yaitu seperti merusaknya, dari pada hanya memakannya.10 Mereka juga memperhatikan illat hukum, seperti dalam firman-Nya berikut: “Katakanlah: „Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah‟.” (QS. Al-An’am/6: 145). Illat pengharaman yang terdapat di dalam ayat di atas ialah kotor (rijs); yang diartikan sebagai yaitu makanan yang buruk dan sudah terserang wahab penyakit. Dengan demikian, setiap makanan yang termasuk dalam kategori rijs adalah haram juga.11 6 Thahir al-Azhar Khuzairi, al-Madkhal il al-Muwaththa‟ Imam Malik ibn Anas, cet. 1 (Kuwait: Wizarah al-Awqaf wa al-Syu‟un al-Islamiyyah, Maktabah al-Syu‟un al-Fanniyyah, 1429H./2008M.), hlm. 397. 7 Muhammad Abu Zahrah Syeikh, Tarikh al-Mazzahib al-Fiqhiyah al-Madany, Kairo., hlm. 397. 8 Abu Ameenah Bilal Philips, op.cit., hlm. 71; Yasin Dutton, hlm. 61; Zakariya al-Sibri, Mashadir al-Ahkam al-Islamiyyah (Kairo: Dar al-Ittihad al-„Arabi, 1395H./1975M.), hlm. 16; 9 op.cit., Muhammad Abu Zahrah, hlm. 397; Yasin Dutton, op.cit., hlm. 114-115. 10 ibid., Muhammad Abu Zahrah, hlm. 397. 11 Ibid., hlm. 398. 6
  • 8. 2. Sunnah Sunnah di dalam mazhab Maliki – sebagaimana mazhab lainnya – dianggap sebagai sumber terpenting kedua di dalam hukum Islam Mazhab ini juga mengambil dari beberapa perkataan beberapa sahabat yang aman dari dusta, atau riwayat sekelompok tabiin yang tidak mungkin bersepakat dusta. Jelasnya, mazhab ini mengambil kemasyhuran sunnah dari masa tabi‟in dan tabi‟ tabi‟in. adapun setelah generasi ini tidak dianggap lagi, karena masa-masa tersebut tadi mendekati derajat tawatur dari segi kekuatan istidlal.12 Diriwayatkan dari Qadhi „Iyadh dan Ibnu Rusyd di dalam al-Muqaddimat al-Mumahhidat, bahwa Imam Malik mendahulukan qiyas daripada Hadits Ahad, sebagaimana yang dilakukan Imam Malik, dan ia mendahulukan al-ra‟y, sebagaimana di dalam Hadits mengenai khiyar al-majlis, yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:13 Hadits di atas menyatakan bahwa dua orang pelaku kontrak dapat membatalkan kontrak selama keduanya belum berpisah. Tetapi Hadits ini ditolak oleh Imam Malik dengan perkataannya: “Kita tidak memiliki batasan yang diketahui.” Alasan yang diberikannya ialah bahwa majlis tidak memiliki masa tertentu yang dimaklumi.14 Contoh-contoh yang tersebut di atas banyak terdapat di dalam mazhab ini, terutama Imam Malik, di mana dia menolak Hadits Ahad dan beralih kepada qiyas atau maslahah. Di sini terlihat bahwa Imam Malik tidak hanya faqih Hadits, tetapi juga faqih al-ra‟y.15 3. Fatwa Sahabat Imam Malik menganggap fatwa Sahabat di sini sebagai perkataan yang wajib diamalkan. Karena itu terdapat riwayat yang mengenainya bahwa ia mengamalkan fatwa sebagian sahabat dalam manasik haji, dan meninggalkan amalan yang disandarkan pada Nabi SAW. dengan asumsi bahwa apa yang 12 op.cit., Muhammad Abu Zahrah, hlm. 399. 13 Ibid.. 14 Ibid.. 15 Ibid.. 7
  • 9. dilakukan sahabat itu tidak sebagaimana anjuran Nabi SAW, dan juga, manasik itu tidak mungkin diketahui melainkan melalui jalan naql.16 Imam Malik mengambil perkataan sahabat dalam suatu perkara yang tidak diketahui kecuali dengan jalan naql sebagai Hadits. Dengan demikian, apabila terdapat pertentangan antara dua ashl, maka ia memiliki di antara keduanya mana yang paling kuat sanadnya dan paling relevan dengan prinsip umum hukum Islam.17 4. Qiyas, Maslahah Mursalah, dan Istihsan Prinsip pemikiran fikih yang dikembangkan oleh Imam Malik ialah mempermudah, dan tidak mempersusah, hal ini sesuai dengan karya monumentalnya Al-Muwaththa‟, yang berarti mempermudah.18 Imam Malik mengartikan qiyas sebagai: “Qiyas ialah menghubungkan hukum suatu perkara yang tidak dinashkan dengan hukum suatu perkara yang dinashkan karena kesamaannya dalam sifat illat hukum.”19 “Istihsan ialah mentarjih hukum maslahat yang partikular atau hukum (yang dihasilkan) oleh qiyas.”20 Imam Malik menyebut pengambilan al-mashalih ini sebagai al-istihsan, sebagaimana perkataannya: “Istihsan ini sembilan per sepuluh ilmu.” Berpegang teguh dengan qiyas tehadap hal-hal yang tidak ada dalilnya hanya mempersempit pandangan Islam, sehingga Ibnu al-Wahb berkata: 16 op.cit., Muhammad Abu Zahrah, hlm. 400; Zakariya al-Sibri, op.cit., hlm. 82-83. 17 Ibid.. 18 Thahir al-Azhar Khuzairi, op.cit., hlm. 75. Al-muwaththa‟, yang berarti al-musahhil wa al- muyassir (yang memberikan kemudahah). Lih. juga Abdul Halim al-Jundi, op.cit., hlm. 200. 19 Muhammad Abu Zahrah, op.cit., hlm. 401. 20 „Adil al-Syuyikh, Ta‟lil al-Ahkam fi al-Syari‟ah al-Islamiyyah, cet. 1 (Thantha: Dar al-Basyir li al-Tsaqafah wa al-„Ulum, 1420H./2000M.), hlm. 223. 8
  • 10. “Tenggelam dalam qiyas hampir dapat meninggalkan Sunnah.” Imam al-Syathibi menyatakan: “Imam Malik telah menguraikan dalil-dalil ashl dalam pemahaman makna yang maslahat dnegan tetap memelihara maksud Syari‟, tidak lari darinya, dan tidak (pula) menentangi ashl dari ushul-nya, sehingga banyak ulama memandang buruk pada aspek penguraiannya (berkenaan dengan maslahat) dan mencurigai bahwa dia (Imam Malik) hanya melepaskan kesulitan (dalam mengkaji dalil-dalil), dan kemudian membukan pintu tasyrik (yang baru). Mustahil! Begitu terhindar beliau dari hal demikian, bahkan fikihnya yang disukai untuk diikuti, di mana sebagian manusia menyangka bahwa dia bertaklid pada orang-orang sebelumnya, bahkan dia adalah shahib al-bashirah di dalam agama Allah.”21 21 Ibid.; Ibid.. 9
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Shidiq, Abdulloh. Asas-Asas Hukum Islam. Jakarta. PT. Bumi Restu.1982. Chalil, Moenawar. Biografi Emapat Serangkai Imam Mazhab. Jakarta. PT. Bulan Bintang. 1955. Yanggo, Huzaemah Tahido. Pengantar Perbandingan Mazhab. Jakarta. Logo Wacana Ilmu. cet.II. 1999. Khuzairi, Thahir al-Azhar. al-Madkhal il al-Muwaththa‟ Imam Malik ibn Anas, cet. 1 (Kuwait: Wizarah al-Awqaf wa al-Syu‟un al-Islamiyyah, Maktabah al-Syu‟un al-Fanniyyah, 1429H./2008M.). al-Syuyikh, Adil. Ta‟lil al-Ahkam fi al-Syari‟ah al-Islamiyyah, cet. 1 (Thantha: Dar al-Basyir li al-Tsaqafah wa al-„Ulum, 1420H./2000M.). 11