SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 39
AKTIVITAS BISNIS
AGRIKULTUR
PENGERTIAN
Agrikultur, secara esensi didefinisikan sebagai pengelolaan yang dilakukan
oleh suatu entitas terhadap proses transformasi biologis yang terjadi pada
tanaman atau hewan, untuk menghasilkan suatu produk agrikultur yang
akan dikonsumsi atau untuk digunakan pada proses selanjutnya.
Terminologi agrikultur ini meliputi peternakan, kehutanan, tanaman
tahunan dan tanaman jangka panjang, perkebunan dan pertanian.
SEJARAH STANDAR AKUNTANSI UNTUK
AGRIKULTUR
Sebelumnya, perusahaan menggunakan standar umum akuntansi keuangan yaitu PSAK
1, PSAK 14:Persediaan, PSAK 16:Aset Tetap, PSAK 48:Penurunan Nilai Aktiva, PSAK
32:Kehutanan, SE Bapepam No. SE-02/PM/2002 yang pengukuran nya menggunakan
biaya perolehan.
Internasioanl Accounting Standards Committee (IASC) pada februari 2001 telah
mempublikasikan dalam IFRS, perlakuan akuntansi bagi aset biologis diatur dalam
Internasional Accounting Standard (IAS) 41 yang melingkupi tentang akuntansi bagi
sektor usaha agrikultur.
IAS 41 terakhir telah direvisi dan dikeluarkan tahun 2009
Indonesia mulai mengadopsi IAS 41 tahun 2014 dan berlaku efektif per 1 Januari 2016.
IAS 41 telah menggunakan nilai wajar untuk aset biologis
ASET BIOLOGIS
Hewan dan tanaman hidup
(IAI, PSAK 69: 2018, 5)
AKTIVITAS AGRIKULTUR
Proses Pertumbuhan -> menjadi lebih besar
Proses Penambahan -> berkembang biak
Proses Menghasilkan -> produk
Proses Pertumbuhan sampai pada titik tertentu
kemudian menghasilkan produk
Transformasi Biologis
PSAK 69 menetapkan 3 kriteria umum agar suatu
aktivitas dapat termasuk dalam aktivitas
agrikultur
Kemampuan
untuk
bertransformasi
Terdapat
manajemen
terhadap
perubahan
Pengukuran
perubahan
PSAK 69 diterapkan untuk mengatur
pencatatan terhadap:
Aset biologis, kecuali
untuk tanaman
produktif
(bearer plants)
Terhadap produk
agrikultural pada
titik panen
Terhadap hibah
pemerintah terkait
aset biologis
KLASIFIKASI ASET BIOLOGIS
Dalam PSAK 69 pada paragraf 45 juga dijelaskan bahwa aset biologis dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis atau golongan yaitu:
Aset biologis menghasilakan aset yang telah mencapai umur atau
spesifikasi untuk dipanen dapat juga dikatakan aset yang sudah
mampu menghasilkan panen berkelanjutan
Aset biologis belum menghasilkan yaitu aset biologis yang baru
disiapkan atau mulai dari pembibitan
Aset biologis bisa digunakan sebagai bahan
maknaan atau konsumsi: aset biologis yang
ditunjukan untuk dijual serta dikonsumsi.
Aset pembawa (aset biologis produktif): aset
biologis yang bukan termasuk dalam golongan aset
biologis konsumtif (produk agrikultur yang dapat
dijadikan bahan pangan).
Selain itu, aset biologis yang merupakan aset berupa
makhluk hidup ini dapat juga diklasifikasikan kedalam
beberapa jenis. Hal ini juga di jelaskan di dalam PSAK
69. Berikut ini merupakan klasifikasi aset biologis
berdasarkan ciri-cirinya:
Entitas mengendalikan asset biologis
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
PENGAKUAN
Pengakuan adalah salah satu
komponen dalam perlakuan
akuntansi
Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa
depan yang terkait dengan asset biologis
tersebut akan mengalir ke entitas
Nilai wajar atau biaya perolehan asset biologis
dapat diukur secara andal
DEFINISI HIBAH-PSAK 61
Hibah pemerintah bantuan oleh pemerintah dalam
bentuk pemindahan sumber daya kepada entitas
sebagai imbalan atas kepatuhan entitas di masa lalu
atau masa depan sesuai dengan kondisi tertentu yang
berkaitan dengan kegiatan operasi entitas tersebut,
tidak termasuk jenis bantuan pemerintah yang tidak
memiliki nilai yang memadai bagi entitas dan transaksi
dengan pemerintah yang tidak dapat dibedakan dari
transaksi perdagangan normal
PENGUNGKAPAN- HIBAH PEMERINTAH
Sifat dan cakupan hibah pemerintah
yang diakui dalam laporan keuangan;
Kondisi yang belum terpenuhi dan
kontinjensi lain yang melekat pada
hibah pemerintah;dan
penurunan signifikan yang diperkirakan
dalam jumlah hibah pemerintah
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan tahunan
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018.
Penerapan dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan
Pernyataan ini untuk periode yang dimulai sebelum
tanggal 1 Januari 2018, maka entitas mengungkapkan
fakta tersebut.
Pernyataan ini tidak menetapkan ketentuan transisi
tertentu. Penerapan Pernyataan ini dicatat sesuai dengan
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
CONTOH KASUS PENERAPAN
PSAK NO 69


PT Perkebunan Nusantara XIV-Pabrik Gula
Takalar merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang agribisnis dan agroindustri. Entitas ini
memiliki aset biologis berupa tanaman tebu yang
dipergunakan sebagai bahan baku utama dalam
memproduksi gula pasir. Pengelompokan dari
aset biologis tersebut dikelompokkan menjadi
dua kelompok berdasarkan umur dari aset
tersebut.
BAGAIMANA PENERAPAN
PSAK NO. 69 PADA PT
PERKEBUNAN
NUSANTARA XIV-PABRIK
GULA TAKALAR??
PT Perkebunan Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar mengelola tanaman tebu yang awalnya dibeli
pada masa bibit dari lembaga P3GI (Pusat Penelitian Pabrik Gula Indonesia) yang kemudian
melewati proses pertumbuhan dan pengelolaan hingga dapat dipanen. Tanaman tebu tersebut
akan dijadikan sebagai bahan baku utama dalam proses produksi gula pasir atau gula tetes oleh
perusahaan, penjualan dari gula pasir atau gula tetes nantinya dapat memberikan manfaat
ekonomi yang sangat besar terhadap perusahaan.
Mengukur nilai wajar atau biaya perolehan terkait aset biologis yang dikelola, PT Perkebunan
Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar melakukan pengukuran menggunakan biaya perolehan dari
tanaman tebu yang mereka kelola. Hal itu dilakukan perusahaan, disebabkan mereka tidak menjual
hasil panen dari tebu giling, melainkan sepenuhnya akan digiling di pabrik dan dijadikan sebagai
bahan baku untuk membuat gula pasir atau gula tetes, sehingga perhitungan nilai wajar dari aset
biologis tidak dapat diukur secara handal oleh perusahaan
PENGAKUAN AWAL
Pengakuan awal nilai dari aset biologis PT Perkebunan
Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar mengacu pada harga
pokok produksi bibit tebu yang ditanam di kebun
orientasi varietas dan termasuk jenis tebu baru, yaitu
sebesar XXX,- yang terdiri dari harga perolehan
pembelian bibit tebu sebesar XXX,- dan biaya aktivitas
perkebunan sebesar XXX-. Berikut jurnal pengakuan awal
dari aset biologis yang dikelola oleh PT Perkebunan
Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar:
TBM-Kebun Orientasi Varietas XXX
Kas XXX
(Harga Pokok Produksi Kebun Orientasi Varietas)
PENGAKUAN NILAI DARI ASET BIOLOGIS DI LAHAN PEMBIBITAN MENGACU PADA HASIL
PENGUKURAN ATAU PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DARI MASING-MASING JENIS TEBU
YANG DIKELOLA, HARGA POKOK PRODUKSI TERSEBUT TENTU SAJA AKAN MENAMBAH NILAI TANAMAN
TEBU MILIK PERUSAHAAN. SELURUH JENIS TEBU TERSEBUT MASIH DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI TBM
(TANAMAN BELUM MENGHASILKAN), DISEBABKAN TEBU TERSEBUT BELUM DAPAT DIPANEN DAN
DILAKUKAN PROSES PENGGILINGAN DI PABRIK. BERIKUT JURNAL UNTUK MENCATAT PENAMBAHAN
NILAI DARI ASET BIOLOGIS YANG DIMILIKI:
REKLASIFIKASI TBM-KEBUN ORIENTASI VARIETAS KE TBM-LAHAN PEMBIBITAN:
TBM-LAHAN PEMBIBITAN XXX
TBM-KEBUN ORIENTASI VARIETAS XXX
(REKLASIFIKASI HPP DARI KEBUN ORIENTASI VARIETAS KE LAHAN PEMBIBITAN)
MENCATAT BIAYA AKTIVITAS:
TBM-LAHAN PEMBIBITAN XXX
KAS XXX
(
PENGUKURAN
A. LAHAN PEMBIBITAN TEBU
ASET BIOLOGIS DI LAHAN TEBU GILING MENGACU PADA HASIL PENGUKURAN ATAU PERHITUNGAN
HARGA POKOK PRODUKSI DARI MASING-MASING JENIS TEBU YANG DIKELOLA, YAITU TEBU BARU
SEBESAR XXX DAN TEBU RATOON SEBESAR XXX HARGA POKOK PRODUKSI TERSEBUT TENTU SAJA
AKAN MENAMBAH NILAI TANAMAN TEBU MILIK PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV-PABRIK GULA
TAKALAR. SELURUH JENIS TEBU TERSEBUT MASIH DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI TM (TANAMAN
MENGHASILKAN), DISEBABKAN TEBU TERSEBUT TELAH DAPAT DIPANEN DAN DILAKUKAN PROSES
PENGGILINGAN DI PABRIK. BERIKUT JURNAL UNTUK MENCATAT PENAMBAHAN NILAI DARI ASET
BIOLOGIS YANG DIMILIKI:
REKLASIFIKASI TBM KE TM:
TM-LAHAN TEBU GILING XXX
TBM-LAHAN PEMBIBITAN XXX
(REKLASIFIKASI HPP DARI LAHAN PEMBIBITAN KE LAHAN TEBU GILING)
MENCATAT BIAYA AKTIVITAS:
TM-LAHAN TEBU GILING XXX
KAS XXX
B. LAHAN TEBU GILING
Berdasarkan PSAK 69: Agrikultur, perusahaan harus
menyajikan diskripsi untuk setiap aset biologis yang
terdapat pada laporan keuangannya. Aset biologis
disajikan dalam laporan posisi keuangan perusahaan pada
aset lancar dan aset tidak lancar, yaitu dengan
mengklasifikasikan jenis aset biologisnya. Aset tersebut
belum dapat dikategorikan sebagai persediaan, ia dapat
dikatakan sebagai persediaan ketika telah dipanen dan
telah siap dijadikan sebagai bahan baku utama dalam
proses produksi gula pasir dan gula tetes. Hal itu
dikarenakan, aset biologis masih mengalami transformasi
biologis hingga proses pemanenan dilakukan. Berikut
ilustrasi laporan posisi keuangan (neraca) PT Perkebunan
Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar berdasarkan PSAK 69:
Agrikultur:
PENYAJIAN
PENGUNGKAPAN
a) Operasi dan kegiatan
utama


PT Perkebunan
Nusantara XIV-Pabrik
Gula Takalar
mengungkapkan bidang
kegiatan perusahaan
yang dilakukan, berapa
jumlah pohon tebu yang
dimiliki sebagai aset
biologis, berapa banyak
hasil panen dari aset
biologis tersebut.
b) Kebijakan-kebijakan
perusahaan


Kebijakan-kebijakan
perusahaan yang
diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan
Keuangan
berisimengenai
pengukuran nilai wajar
atau harga pokok
produksi aset biologis.
c) Aset Biologis


Perusahaan juga
mengungkapkan
diperoleh dari manakah
aset biologis perusahaan
tersebut.Penyebab
adanya penurunan atau
peningkatan aset biologis
pada perusahaan dan
adanya kejadian-kejadian
luar biasa yang terjadi
pada aset biologis yang
dimiliki.
BAGAIMANA PENERAPAN
PSAK NO. 69 PADA PT
MALINDO FEEDMILL Tbk?
PENGAKUAN AWAL
Aset biologis yang dimiliki oleh perusahaan adalah aset biologis berupa hewan yaitu bibit ayam
broiler dan layer komersial, ayam pedaging dan ayam petelur. Standar akuntansi yang menjadi
acuan dalam memperlakukan aset biologis tersebut adalah PSAK 69 dan baru diterapkan pada
tahun 2018.


Pengakuan aset biologis pada PT Malindo Feedmill Tbk berupa hewan ternak. Akan tetapi, semua
hewan ternak dikategorikan ke dalam satu akun yaitu aset biologis dan diklasifikasikan sebagai aset
lancar. Perusahaan tidak mengungkapkan secara rinci kapan dan kriteria pengakuan aset biologis.
Perusahaan mengakui semua hewan ternak maupun hasil produk agrikultur sebagai aset biologis
pada laporan posisi keuangan.


Aset biologis pada PT Malindo Feedmill Tbk diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir
periode berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan perubahan nilai wajar akan
disajikan di laporan laba rugi. Penjelasan lanjutan mengenai nilai wajar yang digunakan untuk setiap
jenis aset biologis diungkapkan dalam CaLK.
PENGUKURAN
Aset biologis PT Malindo diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan perubahan nilai wajar atas aset biologis
diakui pada laba rugi. Biaya untuk menjual mencakup biaya tambahan berupa biaya penjualan dan
perkiraan biaya transportasi ke pasar tetapi tidak termasuk biaya keuangan dan pajak penghasilan.
Biaya yang dikeluarkan untuk aset biologis dibagi menjadi dua yaitu biaya yang dibebankan pada
saat terjadinya dan biaya yang dikapitalisasi sebagai bagian dari aset biologis. Biaya yang
dibebankan pada saat terjadinya adalah biaya pembiakan seperti pakan, biaya tenaga kerja, obat-
obatan, vaksin, dan biaya-biaya lainnya terkait aset biologis. Sedangkan biaya yang dikapitalisasi
sebagai bagian dari aset biologis mencakup biaya pembelian hewan ternak pembibit dan anak ayam
broiler usia sehari. Kebijakan yang diambil perusahaan sejalan dengan penjelasan mengenai
pengukuran pada PSAK 69 paragraf 12.
PENYAJIAN
Jika dilihat dari siklus operasi perusahaan yang berfokus pada penjualan hewan
ternak, perusahaan-perusahaan mengklasifikasikan semua aset biologis sebagai aset lancar
karena aset ditujukan untuk diperdagangkan. Selain itu, aset biologis seperti ayam biasanya
memiliki masa manfaat kurang dari satu tahun.
Dapat diakui sebagai persediaan jika bahan utama berupa ayam pedaging sudah diolah menjadi
bahan olahan berupa nuget dan kemudian dijual.
THANK YOU

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a PSAK 69.pdf

KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfKULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfFebriskaPutriZuhairi
 
Makalah kewirausahaan terbaru
Makalah kewirausahaan terbaruMakalah kewirausahaan terbaru
Makalah kewirausahaan terbaruVespa Koe
 
agropustaka.id_KADIN_Mitigasi-Outbreak-PMK-di-Indonesia.pdf
agropustaka.id_KADIN_Mitigasi-Outbreak-PMK-di-Indonesia.pdfagropustaka.id_KADIN_Mitigasi-Outbreak-PMK-di-Indonesia.pdf
agropustaka.id_KADIN_Mitigasi-Outbreak-PMK-di-Indonesia.pdfaanghasanudin3
 
Bahan presentasi umkm 2014
Bahan presentasi umkm 2014Bahan presentasi umkm 2014
Bahan presentasi umkm 2014agus_ibnu_hasan
 
Presenta si produksi by febri susanto
Presenta si produksi by febri susantoPresenta si produksi by febri susanto
Presenta si produksi by febri susantoFebry Badulu
 
DOC-20240116-WA0002..pptx
DOC-20240116-WA0002..pptxDOC-20240116-WA0002..pptx
DOC-20240116-WA0002..pptxrahmatalfandi2
 
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaParadigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaRenaYunita2
 

Semelhante a PSAK 69.pdf (8)

KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfKULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
 
Makalah kewirausahaan terbaru
Makalah kewirausahaan terbaruMakalah kewirausahaan terbaru
Makalah kewirausahaan terbaru
 
agropustaka.id_KADIN_Mitigasi-Outbreak-PMK-di-Indonesia.pdf
agropustaka.id_KADIN_Mitigasi-Outbreak-PMK-di-Indonesia.pdfagropustaka.id_KADIN_Mitigasi-Outbreak-PMK-di-Indonesia.pdf
agropustaka.id_KADIN_Mitigasi-Outbreak-PMK-di-Indonesia.pdf
 
Bahan presentasi umkm 2014
Bahan presentasi umkm 2014Bahan presentasi umkm 2014
Bahan presentasi umkm 2014
 
Presenta si produksi by febri susanto
Presenta si produksi by febri susantoPresenta si produksi by febri susanto
Presenta si produksi by febri susanto
 
DOC-20240116-WA0002..pptx
DOC-20240116-WA0002..pptxDOC-20240116-WA0002..pptx
DOC-20240116-WA0002..pptx
 
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaParadigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
 

Último

uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 

Último (20)

uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 

PSAK 69.pdf

  • 1.
  • 2.
  • 4. PENGERTIAN Agrikultur, secara esensi didefinisikan sebagai pengelolaan yang dilakukan oleh suatu entitas terhadap proses transformasi biologis yang terjadi pada tanaman atau hewan, untuk menghasilkan suatu produk agrikultur yang akan dikonsumsi atau untuk digunakan pada proses selanjutnya. Terminologi agrikultur ini meliputi peternakan, kehutanan, tanaman tahunan dan tanaman jangka panjang, perkebunan dan pertanian.
  • 5. SEJARAH STANDAR AKUNTANSI UNTUK AGRIKULTUR Sebelumnya, perusahaan menggunakan standar umum akuntansi keuangan yaitu PSAK 1, PSAK 14:Persediaan, PSAK 16:Aset Tetap, PSAK 48:Penurunan Nilai Aktiva, PSAK 32:Kehutanan, SE Bapepam No. SE-02/PM/2002 yang pengukuran nya menggunakan biaya perolehan. Internasioanl Accounting Standards Committee (IASC) pada februari 2001 telah mempublikasikan dalam IFRS, perlakuan akuntansi bagi aset biologis diatur dalam Internasional Accounting Standard (IAS) 41 yang melingkupi tentang akuntansi bagi sektor usaha agrikultur. IAS 41 terakhir telah direvisi dan dikeluarkan tahun 2009 Indonesia mulai mengadopsi IAS 41 tahun 2014 dan berlaku efektif per 1 Januari 2016. IAS 41 telah menggunakan nilai wajar untuk aset biologis
  • 6. ASET BIOLOGIS Hewan dan tanaman hidup (IAI, PSAK 69: 2018, 5)
  • 7. AKTIVITAS AGRIKULTUR Proses Pertumbuhan -> menjadi lebih besar Proses Penambahan -> berkembang biak Proses Menghasilkan -> produk Proses Pertumbuhan sampai pada titik tertentu kemudian menghasilkan produk Transformasi Biologis
  • 8. PSAK 69 menetapkan 3 kriteria umum agar suatu aktivitas dapat termasuk dalam aktivitas agrikultur Kemampuan untuk bertransformasi Terdapat manajemen terhadap perubahan Pengukuran perubahan
  • 9. PSAK 69 diterapkan untuk mengatur pencatatan terhadap: Aset biologis, kecuali untuk tanaman produktif (bearer plants) Terhadap produk agrikultural pada titik panen Terhadap hibah pemerintah terkait aset biologis
  • 10. KLASIFIKASI ASET BIOLOGIS Dalam PSAK 69 pada paragraf 45 juga dijelaskan bahwa aset biologis dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis atau golongan yaitu: Aset biologis menghasilakan aset yang telah mencapai umur atau spesifikasi untuk dipanen dapat juga dikatakan aset yang sudah mampu menghasilkan panen berkelanjutan Aset biologis belum menghasilkan yaitu aset biologis yang baru disiapkan atau mulai dari pembibitan
  • 11. Aset biologis bisa digunakan sebagai bahan maknaan atau konsumsi: aset biologis yang ditunjukan untuk dijual serta dikonsumsi. Aset pembawa (aset biologis produktif): aset biologis yang bukan termasuk dalam golongan aset biologis konsumtif (produk agrikultur yang dapat dijadikan bahan pangan). Selain itu, aset biologis yang merupakan aset berupa makhluk hidup ini dapat juga diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Hal ini juga di jelaskan di dalam PSAK 69. Berikut ini merupakan klasifikasi aset biologis berdasarkan ciri-cirinya:
  • 12. Entitas mengendalikan asset biologis sebagai akibat dari peristiwa masa lalu PENGAKUAN Pengakuan adalah salah satu komponen dalam perlakuan akuntansi Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan asset biologis tersebut akan mengalir ke entitas Nilai wajar atau biaya perolehan asset biologis dapat diukur secara andal
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20. DEFINISI HIBAH-PSAK 61 Hibah pemerintah bantuan oleh pemerintah dalam bentuk pemindahan sumber daya kepada entitas sebagai imbalan atas kepatuhan entitas di masa lalu atau masa depan sesuai dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan operasi entitas tersebut, tidak termasuk jenis bantuan pemerintah yang tidak memiliki nilai yang memadai bagi entitas dan transaksi dengan pemerintah yang tidak dapat dibedakan dari transaksi perdagangan normal
  • 21. PENGUNGKAPAN- HIBAH PEMERINTAH Sifat dan cakupan hibah pemerintah yang diakui dalam laporan keuangan; Kondisi yang belum terpenuhi dan kontinjensi lain yang melekat pada hibah pemerintah;dan penurunan signifikan yang diperkirakan dalam jumlah hibah pemerintah
  • 22. Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018. Penerapan dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode yang dimulai sebelum tanggal 1 Januari 2018, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut. Pernyataan ini tidak menetapkan ketentuan transisi tertentu. Penerapan Pernyataan ini dicatat sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
  • 23. CONTOH KASUS PENERAPAN PSAK NO 69 PT Perkebunan Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis dan agroindustri. Entitas ini memiliki aset biologis berupa tanaman tebu yang dipergunakan sebagai bahan baku utama dalam memproduksi gula pasir. Pengelompokan dari aset biologis tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan umur dari aset tersebut.
  • 24. BAGAIMANA PENERAPAN PSAK NO. 69 PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV-PABRIK GULA TAKALAR??
  • 25. PT Perkebunan Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar mengelola tanaman tebu yang awalnya dibeli pada masa bibit dari lembaga P3GI (Pusat Penelitian Pabrik Gula Indonesia) yang kemudian melewati proses pertumbuhan dan pengelolaan hingga dapat dipanen. Tanaman tebu tersebut akan dijadikan sebagai bahan baku utama dalam proses produksi gula pasir atau gula tetes oleh perusahaan, penjualan dari gula pasir atau gula tetes nantinya dapat memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar terhadap perusahaan. Mengukur nilai wajar atau biaya perolehan terkait aset biologis yang dikelola, PT Perkebunan Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar melakukan pengukuran menggunakan biaya perolehan dari tanaman tebu yang mereka kelola. Hal itu dilakukan perusahaan, disebabkan mereka tidak menjual hasil panen dari tebu giling, melainkan sepenuhnya akan digiling di pabrik dan dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat gula pasir atau gula tetes, sehingga perhitungan nilai wajar dari aset biologis tidak dapat diukur secara handal oleh perusahaan PENGAKUAN AWAL
  • 26. Pengakuan awal nilai dari aset biologis PT Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar mengacu pada harga pokok produksi bibit tebu yang ditanam di kebun orientasi varietas dan termasuk jenis tebu baru, yaitu sebesar XXX,- yang terdiri dari harga perolehan pembelian bibit tebu sebesar XXX,- dan biaya aktivitas perkebunan sebesar XXX-. Berikut jurnal pengakuan awal dari aset biologis yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar: TBM-Kebun Orientasi Varietas XXX Kas XXX (Harga Pokok Produksi Kebun Orientasi Varietas)
  • 27. PENGAKUAN NILAI DARI ASET BIOLOGIS DI LAHAN PEMBIBITAN MENGACU PADA HASIL PENGUKURAN ATAU PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DARI MASING-MASING JENIS TEBU YANG DIKELOLA, HARGA POKOK PRODUKSI TERSEBUT TENTU SAJA AKAN MENAMBAH NILAI TANAMAN TEBU MILIK PERUSAHAAN. SELURUH JENIS TEBU TERSEBUT MASIH DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI TBM (TANAMAN BELUM MENGHASILKAN), DISEBABKAN TEBU TERSEBUT BELUM DAPAT DIPANEN DAN DILAKUKAN PROSES PENGGILINGAN DI PABRIK. BERIKUT JURNAL UNTUK MENCATAT PENAMBAHAN NILAI DARI ASET BIOLOGIS YANG DIMILIKI: REKLASIFIKASI TBM-KEBUN ORIENTASI VARIETAS KE TBM-LAHAN PEMBIBITAN: TBM-LAHAN PEMBIBITAN XXX TBM-KEBUN ORIENTASI VARIETAS XXX (REKLASIFIKASI HPP DARI KEBUN ORIENTASI VARIETAS KE LAHAN PEMBIBITAN) MENCATAT BIAYA AKTIVITAS: TBM-LAHAN PEMBIBITAN XXX KAS XXX ( PENGUKURAN A. LAHAN PEMBIBITAN TEBU
  • 28. ASET BIOLOGIS DI LAHAN TEBU GILING MENGACU PADA HASIL PENGUKURAN ATAU PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DARI MASING-MASING JENIS TEBU YANG DIKELOLA, YAITU TEBU BARU SEBESAR XXX DAN TEBU RATOON SEBESAR XXX HARGA POKOK PRODUKSI TERSEBUT TENTU SAJA AKAN MENAMBAH NILAI TANAMAN TEBU MILIK PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV-PABRIK GULA TAKALAR. SELURUH JENIS TEBU TERSEBUT MASIH DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI TM (TANAMAN MENGHASILKAN), DISEBABKAN TEBU TERSEBUT TELAH DAPAT DIPANEN DAN DILAKUKAN PROSES PENGGILINGAN DI PABRIK. BERIKUT JURNAL UNTUK MENCATAT PENAMBAHAN NILAI DARI ASET BIOLOGIS YANG DIMILIKI: REKLASIFIKASI TBM KE TM: TM-LAHAN TEBU GILING XXX TBM-LAHAN PEMBIBITAN XXX (REKLASIFIKASI HPP DARI LAHAN PEMBIBITAN KE LAHAN TEBU GILING) MENCATAT BIAYA AKTIVITAS: TM-LAHAN TEBU GILING XXX KAS XXX B. LAHAN TEBU GILING
  • 29. Berdasarkan PSAK 69: Agrikultur, perusahaan harus menyajikan diskripsi untuk setiap aset biologis yang terdapat pada laporan keuangannya. Aset biologis disajikan dalam laporan posisi keuangan perusahaan pada aset lancar dan aset tidak lancar, yaitu dengan mengklasifikasikan jenis aset biologisnya. Aset tersebut belum dapat dikategorikan sebagai persediaan, ia dapat dikatakan sebagai persediaan ketika telah dipanen dan telah siap dijadikan sebagai bahan baku utama dalam proses produksi gula pasir dan gula tetes. Hal itu dikarenakan, aset biologis masih mengalami transformasi biologis hingga proses pemanenan dilakukan. Berikut ilustrasi laporan posisi keuangan (neraca) PT Perkebunan Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar berdasarkan PSAK 69: Agrikultur: PENYAJIAN
  • 30.
  • 31.
  • 32. PENGUNGKAPAN a) Operasi dan kegiatan utama PT Perkebunan Nusantara XIV-Pabrik Gula Takalar mengungkapkan bidang kegiatan perusahaan yang dilakukan, berapa jumlah pohon tebu yang dimiliki sebagai aset biologis, berapa banyak hasil panen dari aset biologis tersebut. b) Kebijakan-kebijakan perusahaan Kebijakan-kebijakan perusahaan yang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan berisimengenai pengukuran nilai wajar atau harga pokok produksi aset biologis. c) Aset Biologis Perusahaan juga mengungkapkan diperoleh dari manakah aset biologis perusahaan tersebut.Penyebab adanya penurunan atau peningkatan aset biologis pada perusahaan dan adanya kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi pada aset biologis yang dimiliki.
  • 33. BAGAIMANA PENERAPAN PSAK NO. 69 PADA PT MALINDO FEEDMILL Tbk?
  • 34. PENGAKUAN AWAL Aset biologis yang dimiliki oleh perusahaan adalah aset biologis berupa hewan yaitu bibit ayam broiler dan layer komersial, ayam pedaging dan ayam petelur. Standar akuntansi yang menjadi acuan dalam memperlakukan aset biologis tersebut adalah PSAK 69 dan baru diterapkan pada tahun 2018. Pengakuan aset biologis pada PT Malindo Feedmill Tbk berupa hewan ternak. Akan tetapi, semua hewan ternak dikategorikan ke dalam satu akun yaitu aset biologis dan diklasifikasikan sebagai aset lancar. Perusahaan tidak mengungkapkan secara rinci kapan dan kriteria pengakuan aset biologis. Perusahaan mengakui semua hewan ternak maupun hasil produk agrikultur sebagai aset biologis pada laporan posisi keuangan. Aset biologis pada PT Malindo Feedmill Tbk diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan perubahan nilai wajar akan disajikan di laporan laba rugi. Penjelasan lanjutan mengenai nilai wajar yang digunakan untuk setiap jenis aset biologis diungkapkan dalam CaLK.
  • 35. PENGUKURAN Aset biologis PT Malindo diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan perubahan nilai wajar atas aset biologis diakui pada laba rugi. Biaya untuk menjual mencakup biaya tambahan berupa biaya penjualan dan perkiraan biaya transportasi ke pasar tetapi tidak termasuk biaya keuangan dan pajak penghasilan. Biaya yang dikeluarkan untuk aset biologis dibagi menjadi dua yaitu biaya yang dibebankan pada saat terjadinya dan biaya yang dikapitalisasi sebagai bagian dari aset biologis. Biaya yang dibebankan pada saat terjadinya adalah biaya pembiakan seperti pakan, biaya tenaga kerja, obat- obatan, vaksin, dan biaya-biaya lainnya terkait aset biologis. Sedangkan biaya yang dikapitalisasi sebagai bagian dari aset biologis mencakup biaya pembelian hewan ternak pembibit dan anak ayam broiler usia sehari. Kebijakan yang diambil perusahaan sejalan dengan penjelasan mengenai pengukuran pada PSAK 69 paragraf 12.
  • 36. PENYAJIAN Jika dilihat dari siklus operasi perusahaan yang berfokus pada penjualan hewan ternak, perusahaan-perusahaan mengklasifikasikan semua aset biologis sebagai aset lancar karena aset ditujukan untuk diperdagangkan. Selain itu, aset biologis seperti ayam biasanya memiliki masa manfaat kurang dari satu tahun. Dapat diakui sebagai persediaan jika bahan utama berupa ayam pedaging sudah diolah menjadi bahan olahan berupa nuget dan kemudian dijual.
  • 37.
  • 38.