Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Hbl,11, fariz satiano, hapzi ali,implikasi etis dari teknologi informasi, universitas mercu buana
1. MODULPERKULIAHAN
HUKUM BISNIS
DAN LINGKUNGAN
HUKUM BISNIS DAN
LINGKUNGAN
Fakultas Program Studi Tatap Muka Ruangan Disusun Oleh
Ekonomi & Bisnis Akuntasi
11
B 204 FARIZ SATIANO
(43216010094)
Abstract
Implikasi Etis Dari Teknologi
Informasi
2. 2 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat Rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menyelesaikan tugasHukum Bisnis dan Lingkungan ,Selain itu juga untuk
meningkatkan pemahaman saya mengenai materi .
Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-teman serta
pembaca dapat memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan pembaca. Walaupun
penulis telah berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis yakin bahwa manusia itu
tak ada yang sempurna. Seandainya dalam penulisan makalah ini ada yang kurang, maka
itulah bagian dari kelemahan penulis.Mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yang akan
membawa kesadaran kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dan kepada pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca makalah ini.Untuk itu saya selalu menantikan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi perbaikan penyusunan makalah ini.
Jakarta, 9 Juli 2018
Fariz Satiano
3. 3 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
MODUL 11
HUKUM BISNIS DAN LINGKUNGAN
Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika komputer dirasa
sangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian
yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer amat penting karena masyarakat memiliki
persepsi dan ketakutan tertentu dengan penggunaan komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer
yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk
melakukan apa saja, fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari dan fakta bahwa
apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban. Masyarakat
secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat
mengganggu hak privasi individual, properti dan akses. Sedangkan dalam dunia bisnis salah satu
alasan utama perhatian tersebut adalah masalah pembajakan perangkat alat lunak yang dapat
mengurangi pendapatan penjual perangkat lunak cukup signifikan. Namun subyek etika komputer
lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan.
Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau mengganggu
masyarakat dengan banyak cara yang semuanya itu tergantung pada cara penggunaannya.
Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang mengenai komputer telah
diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses data,
hak akan privasi.
MORAL, ETIKA DAN HUKUM
Sebagai warga masyarakat yang berkesadaran sosial, kita ingin melakukan apa yang benar
secara moral,etika dan menurut hukum.
1. Definisi Moral, etika dan hukum
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku benar dan salah. Moral adalah institusi
sosial dengan suatu sejarah dan daftar peraturan. Kita mulai mempelajari peraturan-
peraturan dari prilaku moral sejak kecil atau anak-anak. Walau berbagai masyarakat tidak
mengikuti satu set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yg mendasar. ”Melakukan
apa yang benar secara moral” merupakan landasan prilaku sosial kita.
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos, yang berarti karakter. Etika adalah satu set
kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau
masyarakat. Semua individu bertanggung jawab kepada masyarakat atas prilaku mereka.
Masyarakat dapat berupa suatu kota,negara atau profesi. Tindakan kita juga diarahkan oleh
etika.
Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kita melihat
perbedaan ini di bidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan (perangkat lunak yang
digandakan secara illegal lalu digunakan atau dijual). Pada tahun 1994 diperkirakan 35 % perangkat
lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak, dan angka ini melonjak menjadi 92 % di
Jepang dan 99 % di Tailand.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa para pemakai komputer di Jepang dan Tailand kurang
etis dibandingkan pemakai Amerika Serikat. Namun tidak pasti demikian. Beberapa kebudayaan,
terutama di negara-negara Timur yang menganjurkan sikap berbagi.
Hukum adalah peraturan prilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti
Pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yg
mengatur penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan penemuan baru dan
sistem hukum kesulitan mengikutinya.
4. 4 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
2. Etika Komputer di Indonesia
Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, Indonesia pun
tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Mengadopsi pemikir dunia di
atas, etika di bidang komputer berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan hampir semua
perguruan tinggi di bidang komputer di Indonesia.
a. ETIKA dan TEKNOLOGI INFORMASI
Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti revolusi yang memberikan
banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik dalam usaha pemecahan masalah,
perencanaan, maupun dalam pengambilan keputusan.
Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan
cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang biasanya
berinteraksi secara fisik, melakukan komunikasi secara langsung dengan orang lain, karena
perkembangan teknologi internet dan email maka interaksi tersebut menjadi berkurang.
Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk menjawab tantangan hidup. Jadi,
faktor manusia dalam teknologi sangat penting. Ketika manusia membiarkan dirinya dikuasai
teknologi maka manusia yang lain akan mengalahkannya. Oleh karena itu, pendidikan manusiawi
termasuk pelaksanaan norma dan etika kemanusiaan tetap harus berada pada peringkat teratas,
serta tidak hanya melakukan pemujaan terhadap teknologi belaka.
Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu :
Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi manusia sebagai pekerja
Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani secara manual
Pengangguran dan pemindahan kerja
Kurangnya tanggung jawab profesi
Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi informasi
Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan :
Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia
Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat ditangani dengan Teknologi Informasi
Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi sehingga dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi.
Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan balik dan imbalan yang diberikan oleh
suatu organisasi
Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun hal ini harus di sesuaikan dengan hukum
yang berlaku sehingga etika dalam berprofesi di bidang teknologi informasi dapat berjalan dengan
baik.
b. Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi
1) Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat berminat untuk menggunakan
komputer yaitu;
5. 5 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
a) Kelenturan logika (logical malleability),
Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang diinginkan oleh
programmer untuk penggunannya.
b) Faktor Transformasi (transformation factors)
Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju ke suatu
tempat.
c) Faktor tak kasat mata (invisibility factors).
Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer sehingga tidak ada
peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut di atas maka terdapat implikasi etis terhadap penggunaan
teknologi informasi meliputi moral, etika dan hukum. Sebelum di bahas mengenai hukum yang
berlaku, ada hak sosial dan komputer (Deborah Johnson) dan hak atas informasi (Richard O.
Masson) yang harus dijabarkan:
2) Hak Sosial dan Komputer (Deborah Johnson)
a) Hak atas akses computer
Setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus memilikinya.
b) Hak atas keahlian computer
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan terjadinya
pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan
keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak;
c) Hak atas spesialis komputer,
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer yang begitu
banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang komputer,
d) Hak atas pengambilan keputusan computer
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana
komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.
3) Hak atas Informasi (Richard O. Masson)
a) Hak atas privasi,
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupun dalam suatu organisasi
mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya;
b) Hak atas Akurasi.
Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh sistem
nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai;
c) Hak atas kepemilikan.
6. 6 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program computer
yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin
secara ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan;
d) Hak atas akses.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus melakukan account atau
izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut. Sebagai contoh kita dapat membaca data-data
penelitian atau buku-buku online di Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.
Kedua hak tersebut tidak dapat diambil oleh siapapun, namun sebagai pengguna teknologi ini,
pengguna harus belajar bagaimana mempunyai etika yang baik dalam berkomputer.
Berikut etika berkomputer, yang nantinya akan mengurangi dampak negatif dari penggunaan
komputer, yaitu
Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya
Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
Jangan menduplikasi atau menggunakan software tanpa membayar
Jangan menggunakan sumberdaya komputer orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan
Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer yang dirancang
Selalu mempertimbangkan dan menaruh respek terhadap sesama saat menggunakan Komputer.
c. Peranan Etika
Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu:
Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku
manusia.
Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa.
Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi
sekarang.
Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas
kemahasiswaanya.
Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di
cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
3. HUKUM PADA TEKNOLOGI INFORMASI
7. 7 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk mengikuti
aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan
ketentraman, yang secara umum disebut Hukum.
Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan hukum yang ada, baik
materi hukum tertulis ( tertuang dalam perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang
dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of
law berbanding lurus dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan kesadaran hukum
masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan perundang-undangan yang
baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu kajian yang mendalam mengenai sejauh mana
sistem hukum yang berlaku dapat dioptimalkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat
maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. teknologi informasi saat
ini memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia,
sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.. Perkembangan teknologi ini
menyebabkan munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau cyber law.
a. Hukum Telematika
Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui jaringan sistem komputer
dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet), dimana permasalahan
hukum seringkali dihadapi ketika terkait dengan adanya penyampaian informasi, komunikasi,
dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan
perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik, untuk mengakomodasi
permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum yaitu hukum informatika, hukum
telekomunikasi dan hukum media yang saat ini dikenal dengan hukum telematika.
Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak lagi dibatasi oleh
teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun. Salah satu contoh yaitu kerugian
dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan
transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping itu,
pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi elektronik bukan saja belum
terakomodasi dalam sistem hukum secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan
untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik.
Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit, sehingga
perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi,
media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga
pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek
teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa
kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.
b. Relevansi Etika dan Teknologi
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan
pekerjaannya. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dan pergeseran yang cepat
dalam suatu kehidupan tanpa batas. Pemanfaatan teknologi tersebut telah mendorong
pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai informasi dapat disajikan melalui
hubungan jarak jauh dan mereka yang ingin mengadakan transaksi tidak harus bertemu
muka, akan tetapi cukup melalui peralatan komputer dan telekomunikasi. Namun, dengan
kemajuan teknologi informasi, harus tetap memiliki peraturan, etika dan sopan santun yang
harus dipahami. Maka dari itu, seseorang harus berhati-hati dalam menulis di blog,
8. 8 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
mengirimkan suatu pesan dari email atau mengirimkan gambar, video tanpa memperhatikan
etika, cara orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa perubahan signifikan,
dalam sapaan/tutur kata.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah sebagai
berikut :
Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki
budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia
anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi informasi
memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga pengguna yang
suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu bertambah setiap saat
dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika
dalam dunia usaha bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan
yang sering kali terjadi secara revolusioner :
Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang begitu cepat
dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan “tekanan”
bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut.
Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan apa yang
disebut lingkungan verikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pemain yang
harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang.
Tantangan pergaulan internasional. Sering terjadi bahwa perusahaan internasional
mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara.
Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi cepat, memberikan tantangan penegakan nilai – nilai etika dan
moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi
kemanusiaan.
Tantangan pengembangan sumber daya manusia sebuah institusi bisnis, tidak hanya
memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna
bagi pengembangan bisnis tersebut.
4. Menetapkan Moral, Etika, dan Hukum dalam Perspektif
Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai
moral dan etika seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang
berlaku. Hukum paling mudah diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika
tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat.
Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.
9. 9 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
a. PERLUNYA BUDAYA ETIKA
Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan kepribadian pemimpinnya.
Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan harus
etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen
puncak memimpin dengan memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika.
1) Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh
organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Hal tersebut dicapai melalui
metode tiga lapis yaitu :
a) Menetapkan credo perusahaan;
Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan, yang
diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
b) Menetapkan program etika;
Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam
melaksanakan lapis pertama. Misalnya pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.
c) Menetapkan kode etik perusahaan
Setiap perusahaan memiliki kode etiknya masing-masing. Kadang-kadang kode etik tersebut
diadaptasi dari kode etik industri tertentu.
2) Etika Dan Jasa Informasi
Etika komputer, menurut James H. Moor merupakan analisis mengenai sifat dan dampak
sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi
tersebut secara etis. Oleh karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu :
Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat;
Memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara
tepat.
3) Kontrak sosial jasa informasi
Guna memecahkan permasalahan etika komputer, Mason menyarankan bahwa jasa informasi harus
msuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk
kebaikan sosial. Kontrak tersebut menyatakan bahwa :
Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi seseorang.
Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer.
Hak milik intelektual akan dilindungi.
Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari ketidaktahuan
informasi.
Dengan demikian, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas kontrak sosial
yang timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya.
10. 10 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
4) KODE ETIK
Ada empat asosiasi profesional komputer AS telah membuat kode etik sebagai panduan
bagi para anggotanya, yaitu :
a) Kode etik ACM (Association for Computing Machinery - 1947)
Kode perilaku profesionalnya menyatakan bahwa seorang anggota ACM selalu bertindak dengan
integritas, berusaha meningkatkan kemampuannya serta kemampuan dan prestise profesinya,
bertanggung jawab atas pekerjaannya, bertindak dengan tanggung jawa profesional, dan
menggunakan pengetahuan dan keahlian khususnya untuk kesejahteraan umat manusia.
b) Kode etik DPMA (Data Processing Management Association – 1951)
Misi dari DPMA adalah menjunjung manajemen informasi yang efektif dan bertanggung jawab untuk
kebaikan para anggotanya, para pemberi kerja, dan masyarakat bisnis. Kode etik DPMA terdiri dari
standar prilaku yang menguraikan kewajiban manajer pengolahan data pada manajemen
perusahaan, rekan anggota DPMA dan profesi, masyarakat dan pemberi kerja.
c) Kode etik ICCP (Institute for Certification of Komputer Professionals – 1973)
Maksud dari ICCP adalah memberi sertifikasi kepada para profesional komputer, yang
meliputi certified computer programmer (CCP), certified in data processing (CDP). Hal tersebut harus
ditempuh dengan ujian dan harus setuju dengan kode etik ICCP. Kode etik ICCP ada yang bersifat
permanen dan dapat diperbaharui secara berkala. Kode etik ICCP yang menyatakan bahwa para
anggotanya bertanggung pada pprofesi, pemberi kerja dan kliennya. Bile terjadi pelanggaran maka
dapat mengakibatkan sertifikasinya dicabut.
d) Kode etik ITAA (Information Technology Association America – 1961)
ITAA merupakan suatu asosiasi bagi organisasi-organisasi yang memasarkan perangkat lunak dan
jasa yang berkaitan dengan komputer. Kode etik ITAA terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mengatur
penilaian, komunikasi, dan kualitas jasa dengan klien. Perusahaan dan pegawai diharapkan
menegakkan integritas profesional industri komputer.
5) ETIKA DAN CIO (Chief Information Officer)
Perilaku CIO dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu hukum, budaya etika perusahaan, kode etik
profesional, tekanan sosial (orang atau kelompok di luar perusahaan) dan tekanan pribadi (mungkin
berala dari dalam perusahaan). Berdasarkan hasil survey oleh Scott J. Vitell dan Donald L. Davis,
diperoleh hasil :
CIO tidak bertindak yang tidak etis, walaupun kesempatan untuk berbuat yang tidak ada.
CIO yang berhasil senantiasan berbuat etis.
Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawa sosial.
Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan.
11. 11 FARIZ SATIANO FARIZ SATIANO
(43216010094) https://www.slideshare.net/farizsatiano32
DAFTAR PUSTAKA
1. O’Brien, James. A. (2005). Introduction to Information System. 12th Edition. McGraw-Hill. Singapore.
2. Whiteley, David. (2000). E-Commrece: Strategy, Technologies and Applictions. International Edition.
McGraw-Hill. Singapore
3. Glover, Steven M., Liddle, Stephen W., Prowitt, Douglas F. (2003). E-Business: Principles and
Strategies for Accountants. 2nd Edition. Prentice Hall. New Jersey
4. Gordon B. Davis, Management Information Systems, Conceptual Foundatioan, Structure, and
Development, Second Edition, New York McGraw-Hill Book Company, 1998
5. Tuban, McLean, Etherbe, Information Technology for Manajement, Fourth Edition, John Wiley &
Sons.Inc., New York, 2007.