1. Dokumen membahas tentang reaksi berkesudahan dan reaksi dapat balik, serta kondisi yang diperlukan agar suatu reaksi dapat mencapai keadaan setimbang seperti laju reaksi harus sama di kedua arah.
2. Pembahasan juga mencakup hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan untuk sistem gas dan sistem heterogen, serta hubungan antara tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) dengan
4. 1. Reaksi berkesudahan dan dapat balik
Berdasarkan arahnya reaksi dapat dibedakan menjasi reaksi
berkesudahan/irreversible dan reaksi dapat balik/reversible. Pada
reaksi berkesudahan, hasil reaksi tidak dapat diubah lagi menjadi zat
pereaksi. Sedangkan pada reaksi dapat balik yaitu, reaksii yang
berlangsung dalam dua arah, artinya zat-zathasil reaksi dapat
bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. Penulisan reaksi bolak
balik ditandai dengan dua panah yang arahnya berlawanan. Dengan
demikian, pada reaksi tersebut terjadi proses kesetimbangan dinamis,
yaitu proses bolak balik yang lajunya sama untuk kedua arah.
2. Keadaan Setimbang
Tidak semua reaksi dapat balik bisa menjadi reaksi setimbang. Agar
suatu reaksi dapat mencapai kondisi setimbang, diperlukan beberapa
syarat antara lain:
5.
6.
7. Tetapan Kesitimbangan
1. Hukum kesetimbangan
Kesetimbangan bergantung pada perbandingan mol pereaksinya.
Namun demikian, terdapat suatu hubungan yang tetap antara
konsentrasi kesetimbangan, yaitu nisbah hasil kali konsentrasi
setimbang zat-zat produk terhadap hasil kali konsentrasi
setimbang zat-zat preaksi, masing-masing dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya yang disebut hukum kesetimbangan. Nilai
dari hukum kesetimbangan disebut tetapan kesetimbangan dan
dinyatakan dengan lambang Kc.
Secara umum untuk reaksi:
mA + nB ↔ pC + qD
Persamaan tetapan kesetimbangannya adalah
Kc = [C]p[D]q
[A]m[B]n
9. 2. Tetapan kesetimbangan tekanan (Kp)
Tetapan kesetimbangan untuk sistem kesetimbangan gas dapat dinyatakan
berdasarkan tekanan parsial gas, disamping tetapan kesetimbangan yang
berdasarkan konsentrasi. Tetapan kesetimbangan yang berdasarkan tekanan
parsial disebut tetapan kesetimbangan tekanan dan dinyatakan dengan Kp
contoh :
N2 + 3H2 ↔ 2NH3(g) Kp = (PNH3)2 atm-2
(PSO2) X (PH2)3
3. Tetapan kesetimbangan untuk kesetimbangan heterogen
Persamaan tetapan kesetimbangan hanya mengandung komponen yang
konsentrasinya atau tekananya berubah selama reaksi berlangsung.
Hal seperti itu tidak terjadi pada zat padat murni maupun zat cair murni.
Oleh karena itu, zat padat murni maupun zat cair murni tidak disertai dalam
persamaan tetapan kesetimbangan.
Contoh :
BiCl3(aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
Kc = [HCl]2
[BiCl3]
BiOCl(s) dan H2O(l) tidak disetarakan dalam persamaan Kc
10. 4. Hubungan Kc dan Kp
Diketahui bahwa tekanan gas bergantung pada
konsentrasinya.
Dari persamaan gas ideal yaitu
PV = nRT
Maka tekanan gas
P = nRT
V
Dengan mengganti P pada persamaan Kp dengan
nRT/ V , maka dapat dapatditurunkan hubungan Kp
dengan Kc sebagai berikut:
Kp = Kc(RT)∆n
Dengan ∆n = selisih jumlah pangkat pembilang
dengan jumlah pangkat penyebut.
11. 1. Pengaruh konsentrasi
Jika konsentasi salah satu komponen diperbesar, maka reaksi sistem adalah
mengurangi konsentrasi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah
satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambahkan
konsentrasi komponen itu. Oleh karena itu, jika konsentrasi preaksi diperbesar,
setimbang akan bergeser ke kanan dan jika konsentrasi preaksi diperkecil,
setimbang akan bergeser ke kiri.
2. Pengaruh tekanan
Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volume akan memperbesar
konsentrasi semua komponen. Sebagai mana diketahui tekanan gas bergantung
pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas. Oleh karena itu,
untuk mengurangi tekanan, maka reaksi kesetimbangan akan berkeser ke arah
yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya jika tekanan dikurangi
dnegan cara memperbesar volume, maka reaksi sistem adalah menambah
tekanan dengan cara menambah jumlah molekul. Reaksi akan bergeser ke arah
yang jumlah koefisiennya yang lebih besar.