SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
1




                          Latar Belakang Masalah

       Belakangan ini, kegunaan teknologi telah diimplementasikan pada sistem
presensi menggantikan sistem manual yang kurang efisien. Misalnya magnetic card
dan barcode card. Akan tetapi, masih ditemukan beberapa kekurangan pada kedua
teknologi tersebut.   Misalnya, tidak tahannya barcode card pada goresan, tidak
tahannya magnetic card pada medan magnet, dan mudahnya duplikasi pada barcode
card. Sehingga mendorong dilakukannya penyempurnaan pada sistem presensi. Hal
ini diperkuat oleh pendapat Harry Stockman (1948) "...riset dan pengembangan yang
lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam
komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari
teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh." (p. 1196–1204). Sedangkan sejarah RFID
menurut Henlia (2006) “…sejarah perkembangan         radio frequency identification
dimulai sejak tahun 1920, tetapi berkembang menjadi IFF transponder pada tahun
1939. Yang waktu itu berfungsi sebagai alat identifikasi pesawat musuh, dipakai oleh
militer Inggris pada perang dunia II. Sejak tahun 1945 beberapa orang berfikir bahwa
perangkat pertama RFID ditemukan oleh Leon Theremin sebagai suatu tool spionase
untuk pemerintahan Rusia.” (p.1). Selain itu melihat kurangnya kedisiplinan pekerja
yang ada di Indonesia dengan masalah waktu sehingga diperlukan sebuah sistem
untuk mempermudah proses presensi yang lebih efektif serta efisien agar dapat
meningkatkan kesadaran dari pekerja akan pentingnya disiplin waktu.

        Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem presensi
yang ada, digunakan sistem RFID. Hal ini disebabkan karena kartu (disebut juga tag)
pada sistem RFID mempunyai banyak kelebihan.           Antara lain, tahan terhadap
goresan, air, medan magnet, panas, dan tidak dapat diduplikasi.          Selain itu
pendeteksian tag oleh sensor RFID dapat dilakukan tanpa terjadi persinggungan
walaupun terhalang oleh benda berbahan non-metal. Untuk menunjukkan kelebihan
sistem RFID, sebuah prototype mesin presensi diimplementasikan yaitu “PRESENSI
2




BERSISTEM RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) DENGAN RTC
1307”. Kemudian dilakukan pengujian pada mesin presensi dan juga ketahanan dari
tag. Sensor RFID dapat mendeteksi tag dengan jarak maksimum sekitar 7,5 cm dari
arah atas sensor. Kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada sistem presensi yang
telah ada dapat teratasi. Akan tetapi, pada aplikasi sesungguhnya dibutuhkan mesin
presensi lebih dari satu untuk menangani jumlah pekerja yang besar. Pada akhirnya
dapat ditarik kesimpulan bahwa mesin presensi menggunakan RFID dapat digunakan
sebagai alternatif sistem presensi yang ada, baik yang secara manual maupun yang
menggunakan teknologi.




                               Batasan Masalah

       Dikarenakan ada beberapa keterbatasan dalam pembuatan alat ini, maka kami
membatasi beberapa aspek dalam melakukan percobaan: Jarak pembacaan kartu
dibuat dengan jarak ± 12 cm, sistem rekap data presensi tidak disiapkan untuk jangka
waktu lama.




                             Perumusan Masalah

       Ada beberapa permasalahan yang dihadapi ketika menggunakan sistem
absensi dengan model lama:

a) Apakah daftar kehadiran dapat didata dan dikumpulkan dengan waktu yang
   cepat?

b) Apakah ada alat yang dapat meningkatkan efisiensi waktu untuk melakukan
   presensi?

c) Bagaimana mengatasi kekurangan dari sistem presensi secara manual?
3




                                     Tujuan

       Tujuan dari pembuatan alat ini adalah untuk memecahkan permasalahan yang
timbul dari sistem presensi model lama:

a) Pembuatan presensi bersistem RFID sebagai syarat dari lembaga sebagai tugas
   akhir.

b) Presensi bersistem RFID diciptakan agar dapat mengumpulkan data dengan waktu
   yang cepat.

c) Presensi bersistem RFID dapat meningkatkan efisiensi waktu untuk melakukan
   presensi.

d) Presensi bersistem RFID dapat mengurangi kekurangan dari sistem presensi
   manual.




                                  Landasan Teori

Dalam pembuatan alat ini, perancangan sistem meliputi :


       Perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang
stand alone dengan menggunakan ID-12 sebagai IC pembaca, mikrokontroler
AT89S8252 sebagai pengontrol dan MMC sebagai memori penyimpan database.


       Perancangan perangkat lunak (software) dengan membuat program yang akan
digunakan sebagai pengontrol dengan menggunakan mikrokontroler AT89S8252.
Secara keseluruhan, blok diagram sistem stand alone RFID reader ini dapat dilihat
seperti Gambar 1 di bawah ini :
4




              Gambar 1 Blok Diagram Stand alone RFID Reader


       Reader RFID menggunakan IC ID-12 yang secara otomatis akan
memancarkan gelombang elektromagnetik dan kemudian sebuah tag dengan
frekuensi yang sama akan aktif sehingga memancarkan gelombang elektromagnetik
juga. Dalam hubungan seperti itu terjadi pengiriman data dari tag ke reader. Data
tersebut berupa identitas dari tag. Kemudian data akan dilanjutkan ke mikrokontroler
yang kemudian akan diproses di dalam mikrokontroler tersebut. Di samping itu,
antara mikrokontroler dengan MMC juga terjadi pengiriman data secara serial dan
terus menerus. Data dari MMC juga akan diproses dan dibandingkan dengan data
yang diterima dari reader.    Apabila data tersebut sama atau cocok maka akan
mengaktifkan kunci solenoid yang artinya bahwa pintu dapat dibuka.



Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

       Dalam penelitian ini terdapat beberapa perangkat keras yang akan digunakan
sebagai sistem stand alone RFID reader antara lain reader RFID, mikrokontroler
AT89S8252, catu daya, RS232 Converter, relay.
5




Reader RFID
       Pembuatan reader RFID memanfaatkan IC ID-12. Rangkaian RFID dapat
dilihat seperti Gambar 3.2 di bawah ini. Keluaran pada rangkaian tersebut akan
dihubungkan dengan sistem mikrokontroler AT89S8252 dengan memanfaatkan pin 8
(D0) sebagai keluaran dari rangkaian RFID. Pin ini akan digunakan sebagai jalur
pengiriman data yang terbaca dari tag. Cara komunikasi rangkaian RFID dengan
mikrokontroler adalah secara serial, artinya pengiriman bit demi bit data dilakukan
secara bergantian mengikuti siklus clock tertentu.


Mikrokontroler ATMEGA 8
       Dalam     penelitian   ini,   yang   digunakan   sebagai   pengontrol   adalah
mikrokontroler ATMEGA 8 yang merupakan mikrokontroler terbaru dan relatif lebih
murah. Selain itu memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan mikrokontroler
seri sebelumnya. Gambar di atas merupakan gambar rangkaian sistem minimum
ATMEGA 8 dengan frekuensi kristal yang digunakan sebesar 11,0592 MHz dan dua
buah kapasitor masing-masing sebesar 30pF. Fungsi kapasitor di sini adalah untuk
menstabilkan osilasi yang dihasilkan oleh kristal.      Penempatan antara kapasitor
dengan kristal diusahakan sedekat mungkin untuk menghindari terjadinya noise.
Rangkaian yang tersusun atas kristal dan dua kapasitor tersebut disebut rangkaian
osilator yang merupakan subsistem dari mikrokontroler yang berfungsi untuk
membangkitkan clock pada mikrokontroler.             Clock tersebut diperlukan oleh
mikrokoktroler untuk mensinkronkan proses yang sedang berlangsung dalam
mikrokontroler tersebut.



Rangkaian Komunikasi SPI pada MMC

       MMC digunakan sebagai media penyimpanan database. MMC ini
dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S8252 secara Serial Peripheral Interface
7




yang akan digunakan untuk menerima data yang terkirim oleh RFID reader.
Kemudian apabila port tersebut mendapat masukan dari reader, maka program akan
mengambil data yang masuk dan menyimpannya pada SBUF (Serial Buffer). Setelah
itu progam akan mengambil data yang tersimpan pada MMC secara berulang dan
kemudian mencocokkan data tersebut dengan data masukan serial tadi. Apabila data
serial dengan data MMC tidak cocok, maka program akan mengulang langkah
tersebut hingga data serial cocok dengan data yang tersimpan pada MMC.
Selanjutnya jika data serial sama dengan data yang ada pada MMC, maka rangkaian
relay akan aktif sehingga kunci solenoid akan terbuka untuk beberapa saat.




                        Gambar 3 Flowchart Program Utama
6




(SPI).    MMC akan mengirimkan data yang ada ke dalam mikrokontroler yang
kemudian akan diproses oleh mikrokontroler tersebut.       Supply tegangan yang
dibutuhkan adalah 3,3 volt DC.      Gambar 3.4 di bawah ini merupakan gambar
rangkaian MMC dengan mikrokontroler AT89S8252.




                        Gambar 2 Rangkaian MMC/ SD Card


Perancangan Perangkat Lunak (Software)

         Komunikasi mikrokontroler dengan rangkaian lain dilakukan secara hardware
maupun software. Untuk dapat beroperasi maka mikrokontroler harus diprogram
terlebih dahulu sesuai dengan sistem yang akan digunakan. Pembuatan perangkat
lunak dalam sistem ini digunakan sebagai protokol antara mikrokontroler dengan
MMC.       Selain itu, perangkat lunak juga digunakan untuk mengolah data dan
mengendalikan keluaran untuk rangkaian lainnya.


Program Utama
         Program utama menunjukkan proses dari mikrokontroler secara global.
Proses mikrokontroler secara global tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.8 di bawah.
Ketika program dijalankan, maka mikrokontroler akan menginisialisai port serial
5




Reader RFID
       Pembuatan reader RFID memanfaatkan IC ID-12. Rangkaian RFID dapat
dilihat seperti Gambar 3.2 di bawah ini. Keluaran pada rangkaian tersebut akan
dihubungkan dengan sistem mikrokontroler AT89S8252 dengan memanfaatkan pin 8
(D0) sebagai keluaran dari rangkaian RFID. Pin ini akan digunakan sebagai jalur
pengiriman data yang terbaca dari tag. Cara komunikasi rangkaian RFID dengan
mikrokontroler adalah secara serial, artinya pengiriman bit demi bit data dilakukan
secara bergantian mengikuti siklus clock tertentu.


Mikrokontroler ATMEGA 8
       Dalam     penelitian   ini,   yang   digunakan   sebagai   pengontrol   adalah
mikrokontroler ATMEGA 8 yang merupakan mikrokontroler terbaru dan relatif lebih
murah. Selain itu memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan mikrokontroler
seri sebelumnya. Gambar di atas merupakan gambar rangkaian sistem minimum
ATMEGA 8 dengan frekuensi kristal yang digunakan sebesar 11,0592 MHz dan dua
buah kapasitor masing-masing sebesar 30pF. Fungsi kapasitor di sini adalah untuk
menstabilkan osilasi yang dihasilkan oleh kristal.      Penempatan antara kapasitor
dengan kristal diusahakan sedekat mungkin untuk menghindari terjadinya noise.
Rangkaian yang tersusun atas kristal dan dua kapasitor tersebut disebut rangkaian
osilator yang merupakan subsistem dari mikrokontroler yang berfungsi untuk
membangkitkan clock pada mikrokontroler.             Clock tersebut diperlukan oleh
mikrokoktroler untuk mensinkronkan proses yang sedang berlangsung dalam
mikrokontroler tersebut.



Rangkaian Komunikasi SPI pada MMC

       MMC digunakan sebagai media penyimpanan database. MMC ini
dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S8252 secara Serial Peripheral Interface

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kepemimpinan kelompok
Kepemimpinan kelompokKepemimpinan kelompok
Kepemimpinan kelompokSiti Rubayati
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Tri Widodo W. UTOMO
 
Kerangka kebijakan 1
Kerangka kebijakan 1Kerangka kebijakan 1
Kerangka kebijakan 1Agus Candra
 
Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL93220872
 
Good Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikGood Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikDian Herdiana
 
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1Ade Iskandar
 
E-Government Collaboration
E-Government CollaborationE-Government Collaboration
E-Government CollaborationRizki Malinda
 
Politik dan Strategi Nasional
Politik dan Strategi NasionalPolitik dan Strategi Nasional
Politik dan Strategi NasionalGian Angelo
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politikNina Muhaemin
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiataufin
 
9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasiendahmustika
 
Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismeLestari Moerdijat
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik76meonk
 

Mais procurados (20)

Kepemimpinan kelompok
Kepemimpinan kelompokKepemimpinan kelompok
Kepemimpinan kelompok
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Kerangka kebijakan 1
Kerangka kebijakan 1Kerangka kebijakan 1
Kerangka kebijakan 1
 
Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL
 
Administrasi pembangunan
Administrasi pembangunanAdministrasi pembangunan
Administrasi pembangunan
 
Perspektif Sistem
Perspektif SistemPerspektif Sistem
Perspektif Sistem
 
Good Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikGood Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan Publik
 
Organisasi Pemerintahan di Indonesia
Organisasi Pemerintahan di IndonesiaOrganisasi Pemerintahan di Indonesia
Organisasi Pemerintahan di Indonesia
 
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
 
E-Government Collaboration
E-Government CollaborationE-Government Collaboration
E-Government Collaboration
 
Politik dan Strategi Nasional
Politik dan Strategi NasionalPolitik dan Strategi Nasional
Politik dan Strategi Nasional
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politik
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
 
9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi
 
Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan Nasionalisme
 
NILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASINILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASI
 
Politik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publikPolitik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publik
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 

Destaque

The Avalon Media System: Open Source Audio and Video Access for Libraries and...
The Avalon Media System: Open Source Audio and Video Access for Libraries and...The Avalon Media System: Open Source Audio and Video Access for Libraries and...
The Avalon Media System: Open Source Audio and Video Access for Libraries and...Avalon Media System
 
Czech.soto_fall2012_mobilecommerce
Czech.soto_fall2012_mobilecommerceCzech.soto_fall2012_mobilecommerce
Czech.soto_fall2012_mobilecommerceSimone Czech
 
Avalon at Northwestern University
Avalon at Northwestern UniversityAvalon at Northwestern University
Avalon at Northwestern UniversityAvalon Media System
 
X science !st grading
X science !st gradingX science !st grading
X science !st gradingJm Olaybar
 
American fantasy drama
American fantasy dramaAmerican fantasy drama
American fantasy dramatimeclarke94
 
WPF DATA BINDING CHEATSHEET V1.1
WPF DATA BINDING CHEATSHEET V1.1WPF DATA BINDING CHEATSHEET V1.1
WPF DATA BINDING CHEATSHEET V1.1Vikas Pandey
 
American fantasy drama
American fantasy dramaAmerican fantasy drama
American fantasy dramatimeclarke94
 
Hybrid air conditioner
Hybrid air conditioner Hybrid air conditioner
Hybrid air conditioner Amr Badra
 
Power alfabet.digital
Power alfabet.digitalPower alfabet.digital
Power alfabet.digitalester889
 

Destaque (20)

The Avalon Media System: Open Source Audio and Video Access for Libraries and...
The Avalon Media System: Open Source Audio and Video Access for Libraries and...The Avalon Media System: Open Source Audio and Video Access for Libraries and...
The Avalon Media System: Open Source Audio and Video Access for Libraries and...
 
Modelo OSI
Modelo OSIModelo OSI
Modelo OSI
 
Czech.soto_fall2012_mobilecommerce
Czech.soto_fall2012_mobilecommerceCzech.soto_fall2012_mobilecommerce
Czech.soto_fall2012_mobilecommerce
 
Avalon at Northwestern University
Avalon at Northwestern UniversityAvalon at Northwestern University
Avalon at Northwestern University
 
X science !st grading
X science !st gradingX science !st grading
X science !st grading
 
American fantasy drama
American fantasy dramaAmerican fantasy drama
American fantasy drama
 
Test item bank 2
Test item bank 2Test item bank 2
Test item bank 2
 
Auditoria y PED
Auditoria y PEDAuditoria y PED
Auditoria y PED
 
Investigacion internet
Investigacion internetInvestigacion internet
Investigacion internet
 
WPF DATA BINDING CHEATSHEET V1.1
WPF DATA BINDING CHEATSHEET V1.1WPF DATA BINDING CHEATSHEET V1.1
WPF DATA BINDING CHEATSHEET V1.1
 
Eord rotines
Eord rotinesEord rotines
Eord rotines
 
American fantasy drama
American fantasy dramaAmerican fantasy drama
American fantasy drama
 
Voki
VokiVoki
Voki
 
Evaluation Question 3
Evaluation Question 3Evaluation Question 3
Evaluation Question 3
 
Avalon 2016 Overview
Avalon 2016 OverviewAvalon 2016 Overview
Avalon 2016 Overview
 
Ajeesh-CV
Ajeesh-CVAjeesh-CV
Ajeesh-CV
 
Hybrid air conditioner
Hybrid air conditioner Hybrid air conditioner
Hybrid air conditioner
 
Presentasi kk 2
Presentasi kk 2Presentasi kk 2
Presentasi kk 2
 
Delor
DelorDelor
Delor
 
Power alfabet.digital
Power alfabet.digitalPower alfabet.digital
Power alfabet.digital
 

Semelhante a Proposal presensi bersistem rfid

Semelhante a Proposal presensi bersistem rfid (20)

Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4
Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4
Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4
 
Jarkom yos pradika 1401020032
Jarkom yos pradika 1401020032Jarkom yos pradika 1401020032
Jarkom yos pradika 1401020032
 
Laporan Joystick
Laporan JoystickLaporan Joystick
Laporan Joystick
 
Kertas penerangan c02 Microprcessor
Kertas penerangan c02 MicroprcessorKertas penerangan c02 Microprcessor
Kertas penerangan c02 Microprcessor
 
Slide RFID
Slide RFIDSlide RFID
Slide RFID
 
Radio frequency
Radio frequencyRadio frequency
Radio frequency
 
arsitektur mikrokontroler oertemuan ke 7
arsitektur mikrokontroler oertemuan ke 7arsitektur mikrokontroler oertemuan ke 7
arsitektur mikrokontroler oertemuan ke 7
 
Tugas pti rfid
Tugas pti   rfidTugas pti   rfid
Tugas pti rfid
 
A
AA
A
 
Makalah jarkom
Makalah jarkom Makalah jarkom
Makalah jarkom
 
Tugas pk2015
Tugas pk2015Tugas pk2015
Tugas pk2015
 
Pertemuan 15 (Mikrokontroler).pdf
Pertemuan 15 (Mikrokontroler).pdfPertemuan 15 (Mikrokontroler).pdf
Pertemuan 15 (Mikrokontroler).pdf
 
Radio Frequency Identification
Radio Frequency IdentificationRadio Frequency Identification
Radio Frequency Identification
 
PPT
PPTPPT
PPT
 
Paper ta
Paper taPaper ta
Paper ta
 
Penuntun_Praktikum_Sistem_Tertanam_2020.pdf
Penuntun_Praktikum_Sistem_Tertanam_2020.pdfPenuntun_Praktikum_Sistem_Tertanam_2020.pdf
Penuntun_Praktikum_Sistem_Tertanam_2020.pdf
 
Makalah lan2
Makalah lan2Makalah lan2
Makalah lan2
 
Makalah lan2
Makalah lan2Makalah lan2
Makalah lan2
 
Project Orkom.pptx
Project Orkom.pptxProject Orkom.pptx
Project Orkom.pptx
 
Sistem Absensi RFID
Sistem Absensi RFIDSistem Absensi RFID
Sistem Absensi RFID
 

Proposal presensi bersistem rfid

  • 1. 1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini, kegunaan teknologi telah diimplementasikan pada sistem presensi menggantikan sistem manual yang kurang efisien. Misalnya magnetic card dan barcode card. Akan tetapi, masih ditemukan beberapa kekurangan pada kedua teknologi tersebut. Misalnya, tidak tahannya barcode card pada goresan, tidak tahannya magnetic card pada medan magnet, dan mudahnya duplikasi pada barcode card. Sehingga mendorong dilakukannya penyempurnaan pada sistem presensi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Harry Stockman (1948) "...riset dan pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh." (p. 1196–1204). Sedangkan sejarah RFID menurut Henlia (2006) “…sejarah perkembangan radio frequency identification dimulai sejak tahun 1920, tetapi berkembang menjadi IFF transponder pada tahun 1939. Yang waktu itu berfungsi sebagai alat identifikasi pesawat musuh, dipakai oleh militer Inggris pada perang dunia II. Sejak tahun 1945 beberapa orang berfikir bahwa perangkat pertama RFID ditemukan oleh Leon Theremin sebagai suatu tool spionase untuk pemerintahan Rusia.” (p.1). Selain itu melihat kurangnya kedisiplinan pekerja yang ada di Indonesia dengan masalah waktu sehingga diperlukan sebuah sistem untuk mempermudah proses presensi yang lebih efektif serta efisien agar dapat meningkatkan kesadaran dari pekerja akan pentingnya disiplin waktu. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem presensi yang ada, digunakan sistem RFID. Hal ini disebabkan karena kartu (disebut juga tag) pada sistem RFID mempunyai banyak kelebihan. Antara lain, tahan terhadap goresan, air, medan magnet, panas, dan tidak dapat diduplikasi. Selain itu pendeteksian tag oleh sensor RFID dapat dilakukan tanpa terjadi persinggungan walaupun terhalang oleh benda berbahan non-metal. Untuk menunjukkan kelebihan sistem RFID, sebuah prototype mesin presensi diimplementasikan yaitu “PRESENSI
  • 2. 2 BERSISTEM RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) DENGAN RTC 1307”. Kemudian dilakukan pengujian pada mesin presensi dan juga ketahanan dari tag. Sensor RFID dapat mendeteksi tag dengan jarak maksimum sekitar 7,5 cm dari arah atas sensor. Kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada sistem presensi yang telah ada dapat teratasi. Akan tetapi, pada aplikasi sesungguhnya dibutuhkan mesin presensi lebih dari satu untuk menangani jumlah pekerja yang besar. Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa mesin presensi menggunakan RFID dapat digunakan sebagai alternatif sistem presensi yang ada, baik yang secara manual maupun yang menggunakan teknologi. Batasan Masalah Dikarenakan ada beberapa keterbatasan dalam pembuatan alat ini, maka kami membatasi beberapa aspek dalam melakukan percobaan: Jarak pembacaan kartu dibuat dengan jarak ± 12 cm, sistem rekap data presensi tidak disiapkan untuk jangka waktu lama. Perumusan Masalah Ada beberapa permasalahan yang dihadapi ketika menggunakan sistem absensi dengan model lama: a) Apakah daftar kehadiran dapat didata dan dikumpulkan dengan waktu yang cepat? b) Apakah ada alat yang dapat meningkatkan efisiensi waktu untuk melakukan presensi? c) Bagaimana mengatasi kekurangan dari sistem presensi secara manual?
  • 3. 3 Tujuan Tujuan dari pembuatan alat ini adalah untuk memecahkan permasalahan yang timbul dari sistem presensi model lama: a) Pembuatan presensi bersistem RFID sebagai syarat dari lembaga sebagai tugas akhir. b) Presensi bersistem RFID diciptakan agar dapat mengumpulkan data dengan waktu yang cepat. c) Presensi bersistem RFID dapat meningkatkan efisiensi waktu untuk melakukan presensi. d) Presensi bersistem RFID dapat mengurangi kekurangan dari sistem presensi manual. Landasan Teori Dalam pembuatan alat ini, perancangan sistem meliputi : Perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone dengan menggunakan ID-12 sebagai IC pembaca, mikrokontroler AT89S8252 sebagai pengontrol dan MMC sebagai memori penyimpan database. Perancangan perangkat lunak (software) dengan membuat program yang akan digunakan sebagai pengontrol dengan menggunakan mikrokontroler AT89S8252. Secara keseluruhan, blok diagram sistem stand alone RFID reader ini dapat dilihat seperti Gambar 1 di bawah ini :
  • 4. 4 Gambar 1 Blok Diagram Stand alone RFID Reader Reader RFID menggunakan IC ID-12 yang secara otomatis akan memancarkan gelombang elektromagnetik dan kemudian sebuah tag dengan frekuensi yang sama akan aktif sehingga memancarkan gelombang elektromagnetik juga. Dalam hubungan seperti itu terjadi pengiriman data dari tag ke reader. Data tersebut berupa identitas dari tag. Kemudian data akan dilanjutkan ke mikrokontroler yang kemudian akan diproses di dalam mikrokontroler tersebut. Di samping itu, antara mikrokontroler dengan MMC juga terjadi pengiriman data secara serial dan terus menerus. Data dari MMC juga akan diproses dan dibandingkan dengan data yang diterima dari reader. Apabila data tersebut sama atau cocok maka akan mengaktifkan kunci solenoid yang artinya bahwa pintu dapat dibuka. Perancangan Perangkat Keras (Hardware) Dalam penelitian ini terdapat beberapa perangkat keras yang akan digunakan sebagai sistem stand alone RFID reader antara lain reader RFID, mikrokontroler AT89S8252, catu daya, RS232 Converter, relay.
  • 5. 5 Reader RFID Pembuatan reader RFID memanfaatkan IC ID-12. Rangkaian RFID dapat dilihat seperti Gambar 3.2 di bawah ini. Keluaran pada rangkaian tersebut akan dihubungkan dengan sistem mikrokontroler AT89S8252 dengan memanfaatkan pin 8 (D0) sebagai keluaran dari rangkaian RFID. Pin ini akan digunakan sebagai jalur pengiriman data yang terbaca dari tag. Cara komunikasi rangkaian RFID dengan mikrokontroler adalah secara serial, artinya pengiriman bit demi bit data dilakukan secara bergantian mengikuti siklus clock tertentu. Mikrokontroler ATMEGA 8 Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai pengontrol adalah mikrokontroler ATMEGA 8 yang merupakan mikrokontroler terbaru dan relatif lebih murah. Selain itu memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan mikrokontroler seri sebelumnya. Gambar di atas merupakan gambar rangkaian sistem minimum ATMEGA 8 dengan frekuensi kristal yang digunakan sebesar 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor masing-masing sebesar 30pF. Fungsi kapasitor di sini adalah untuk menstabilkan osilasi yang dihasilkan oleh kristal. Penempatan antara kapasitor dengan kristal diusahakan sedekat mungkin untuk menghindari terjadinya noise. Rangkaian yang tersusun atas kristal dan dua kapasitor tersebut disebut rangkaian osilator yang merupakan subsistem dari mikrokontroler yang berfungsi untuk membangkitkan clock pada mikrokontroler. Clock tersebut diperlukan oleh mikrokoktroler untuk mensinkronkan proses yang sedang berlangsung dalam mikrokontroler tersebut. Rangkaian Komunikasi SPI pada MMC MMC digunakan sebagai media penyimpanan database. MMC ini dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S8252 secara Serial Peripheral Interface
  • 6. 7 yang akan digunakan untuk menerima data yang terkirim oleh RFID reader. Kemudian apabila port tersebut mendapat masukan dari reader, maka program akan mengambil data yang masuk dan menyimpannya pada SBUF (Serial Buffer). Setelah itu progam akan mengambil data yang tersimpan pada MMC secara berulang dan kemudian mencocokkan data tersebut dengan data masukan serial tadi. Apabila data serial dengan data MMC tidak cocok, maka program akan mengulang langkah tersebut hingga data serial cocok dengan data yang tersimpan pada MMC. Selanjutnya jika data serial sama dengan data yang ada pada MMC, maka rangkaian relay akan aktif sehingga kunci solenoid akan terbuka untuk beberapa saat. Gambar 3 Flowchart Program Utama
  • 7. 6 (SPI). MMC akan mengirimkan data yang ada ke dalam mikrokontroler yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler tersebut. Supply tegangan yang dibutuhkan adalah 3,3 volt DC. Gambar 3.4 di bawah ini merupakan gambar rangkaian MMC dengan mikrokontroler AT89S8252. Gambar 2 Rangkaian MMC/ SD Card Perancangan Perangkat Lunak (Software) Komunikasi mikrokontroler dengan rangkaian lain dilakukan secara hardware maupun software. Untuk dapat beroperasi maka mikrokontroler harus diprogram terlebih dahulu sesuai dengan sistem yang akan digunakan. Pembuatan perangkat lunak dalam sistem ini digunakan sebagai protokol antara mikrokontroler dengan MMC. Selain itu, perangkat lunak juga digunakan untuk mengolah data dan mengendalikan keluaran untuk rangkaian lainnya. Program Utama Program utama menunjukkan proses dari mikrokontroler secara global. Proses mikrokontroler secara global tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.8 di bawah. Ketika program dijalankan, maka mikrokontroler akan menginisialisai port serial
  • 8. 5 Reader RFID Pembuatan reader RFID memanfaatkan IC ID-12. Rangkaian RFID dapat dilihat seperti Gambar 3.2 di bawah ini. Keluaran pada rangkaian tersebut akan dihubungkan dengan sistem mikrokontroler AT89S8252 dengan memanfaatkan pin 8 (D0) sebagai keluaran dari rangkaian RFID. Pin ini akan digunakan sebagai jalur pengiriman data yang terbaca dari tag. Cara komunikasi rangkaian RFID dengan mikrokontroler adalah secara serial, artinya pengiriman bit demi bit data dilakukan secara bergantian mengikuti siklus clock tertentu. Mikrokontroler ATMEGA 8 Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai pengontrol adalah mikrokontroler ATMEGA 8 yang merupakan mikrokontroler terbaru dan relatif lebih murah. Selain itu memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan mikrokontroler seri sebelumnya. Gambar di atas merupakan gambar rangkaian sistem minimum ATMEGA 8 dengan frekuensi kristal yang digunakan sebesar 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor masing-masing sebesar 30pF. Fungsi kapasitor di sini adalah untuk menstabilkan osilasi yang dihasilkan oleh kristal. Penempatan antara kapasitor dengan kristal diusahakan sedekat mungkin untuk menghindari terjadinya noise. Rangkaian yang tersusun atas kristal dan dua kapasitor tersebut disebut rangkaian osilator yang merupakan subsistem dari mikrokontroler yang berfungsi untuk membangkitkan clock pada mikrokontroler. Clock tersebut diperlukan oleh mikrokoktroler untuk mensinkronkan proses yang sedang berlangsung dalam mikrokontroler tersebut. Rangkaian Komunikasi SPI pada MMC MMC digunakan sebagai media penyimpanan database. MMC ini dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S8252 secara Serial Peripheral Interface