1. RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN LANJUTAN
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SULAWESI SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2017
1.1. SYARAT-SYARAT TEKNIK UMUM
1. Umum
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus mempelajari dengan benar dan berpedoman
kepada ketentuan-ketetuan yang tertulis pada gambar-gambar
kerja dan RKS ini beserta lampiran perubahannya.
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan melapor kepada
Direksi/Konsultan Pengawas setiap akan melakukan kegiatan
pekerjaan di lapangan.
c. Apabila terdapat perbedanaan dan kelainan-kelainan antara
gambar kerja dan RKS serta kesesuaiannya di lapangan maka
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diharuskan melaporkan
kepada direksi/konsultan pengawas untuk segera mendapatkan
keputusan. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi tidak dibenarkan
memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari
kelalaian Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi.
d. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi selama waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing) dan dianggap bahwa Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi telah benar-benar mengetahui tentang :
- Letak bangunan yang akan didirikan;
- Batas persil/Lahan maupun kondisi pada saat itu;
- Keadaan Permukaan/Kontur tanah.
2. e. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan sekurang-
kurangnya 1 (satu) set lengkap gambar-gambar kerja dan RKS di
tempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap
saat oleh Direksi/konsultan pengawas.
f. Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi diminta untuk membuat gambar-gambar
penjelasan (shop drawing) berikut perincian bagian–bagian khusus
(detail) yang biaya pembuatan gambarnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi. Gambar tersebut
menjadi gambar perlengkapan dari gambar-gambar kerja yang
ada.
2. Jadwal pelaksanaan
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) pekan setelah Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dinyatakan sebagai pemenang lelang, atau
dengan cara lain ditunjuk oleh pemberi tugas sebagai pelaksanaan
pembangunan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus segera
membuat :
a. Jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan secara rinci yang
digambarkan secara Diagram panah (Network planning) dan
diagram balok (barchart);
b. Jadwal pengadaan tenaga kerja;
c. Jadwal pengadaan bahan/material bangunan;
d. Jadwal pengadaan dan pemakaian peralatan;
e. Diagram cash-flow (arus tunai).
3. Gambar-gambar Kerja
Yang dimaksudkan dengan gambar-gambar Kerja adalah :
a. Gambar-gambar meliputi gambar arsitektur, gambar konstruksi,
gambar instalasi listrik, gambar perpipaan, serta gambar-gambar
perubahannya yang telah disetujui oleh direksi/konsultan
pengawas. Gambar-gambar ini selain dari gambar-gambar yang
dibuat oleh konsultan perencana juga gambar-gambar yang dibuat
oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi (shop drawing) yang
3. telah disetujui Direksi/konsultan pengawas dan konsultan
perancana.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau
ketidak sesuaian antara gambar yang berlainan jenis dan
lingkupnya maka yang dapat dipakai pedoman sebagai berikut :
- Secara fungsi, pedoman yang digunakan adalah Gambar
Arsitektur;
- Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan
perhitungan, pedoman yang digunakan adalah gambar yang
sesuai jenis/lingkupnya diantaranya adalah : gambar struktur,
gambar elektrikal, gambar mekanikal/plumbing, dan gambar
lain dengan spesifikasi sesuai jenisnya.
c. Gambar pelaksanaan (shop drawing) harus dibuat oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pembuatannya berdasarkan Gambar kerja dan disampaikan
kepada Direksi/konsultan pengawas untuk mendapat
persetujuan;
- Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar
pelaksanaan tersebut disetujui oleh Direksi/konsultan
pengawas;
- Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti
menghilangkan tanggung jawab Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Keterlambatan atas proses pembuatan shop drawing ini tidak
berarti Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi mendapat
perpanjangan waktu pelaksanaan.
d. Perubahan gambar kerja/perencanaan hanya dapat dilakukan atas
dasar perintah tertulis Direksi/Pemberi Tugas berdasarkan
pertimbangan konsultan pengawas, konsultan perencana dengan
ketentuan sebagai berikut :
- Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang
diperintahkan Pemberi Tugas/Direksi dengan pengarahan
konsultan perencana dan jelas diperlihatkan perbedaan antara
gambar pelaksanaan dan gambar perubahan rencana;
4. - Gambar perubahan dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi atas pengarahan konsultan perencana dan disetujui
oleh Pemberi Tugas kemudian dilampirkan dalam Berita Acara
Pekerjaan Tambah Kurang.
e. Gambar sesuai terlaksana (As-Built Drawings), harus dibuat oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dengan ketentuan berikut :
- Gambar sesuai terlaksana (As-Built Drawings) dibuat dan
diserahkan pada akhir pekerjaan dan harus sesuai dengan
hasil pekerjaan terpasang;
- Gambar sesuai terlaksana (As-Built Drawings) harus disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan diserahkan sejumlah 3
(tiga) rangkap beserta aslinya dengan biaya keseluruhan
ditanggung oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
4. Petunjuk-petunjuk/Instruksi Direksi/Konsultan Pengawas
a. Semua instruksi Direksi/Konsultan Pengawas harus dilaksanakan
secara baik oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, jika
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi berkeberatan menerima
petunjuk/instruksi Direksi/Konsultan Pengawas tersebut, maka
harus mengajukannya secara tertulis kepada Direksi/Konsultan
pengawas dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender.
b. Apabila dalam batas waktu tersebut di atas Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi tidak mengajukan keberatan maka dianggap
telah menyetujui dan menerima petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas untuk segera dilaksanakan. Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi diharuskan merekam atau dengan kata lain mencatat
setiap petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas dalam buku harian
lapangan/pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau
sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Hasil Pekerjaan
Untuk menjamin mutu kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan,maka Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
diharuskan menyediakan :
5. a. Pelaksanaan atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman
tentang gambar kerja dan cara-cara pelaksanaan.
b. Alat bantu kerja pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat
ukur waterpass, penyekat tegak dan alat bantu pekerjaan lainnya.
c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat
kerja, maka sebelum melakukan pekerjaan pembersihan,
pembongkaran maupun pelaksanaan pembangunan,Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan memasang alat-alat
pengaman/pelindung/penyangga seperti jaringan/lori/katrol.
6. Penetapan Ukuran
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi bertanggung jawab atas
tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh merubah
ukuran tanpa seizin Direksi/Konsultan Pegawas. Setiap ada
perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera
memberitahukan kepada Direksi/Konsultan pengawas untuk
segera ditetapkan sebagaimana mestinya.
b. Sebelum mulai pekerjaan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
wajib memberitahukan Diresi/Konsultan Pengawas, bagian
pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu
ketetapan ukuran-ukurannya.
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan senantiasa
mencocokkan ukuran satu dengan lain dalam setiap bagian
pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/Konsultan
Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk
diberikan keputusan pembetulannya.
d. Mengingat setiap kesalahan ukuran akan selalu mempengaruhi
bagian-bagian pekerjaan yang lainnya maka, ketetapan akan
ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
Kelalaian Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi terhadap hal ini
tidak dapat diterima dan Direksi/Konsultan pengawas berhak untuk
membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menempati
ukuran sesuai ketentuan.
6. e. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
7. Buku Harian Lapangan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan menyediakan dan
mengisi buku harian lapangan yang berisi laporan tentang jumlah
tenaga/pekerja, bahan bangunan dan pekerjaan dilaksanakan,
keadaan cuaca, peralatan yang dipakai serta hal lain-lain yang
dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan Direksi/konsultan
Pengawas.
b. Buku harian lapangan harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi sesuai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi dan diketahui Direksi/Konsultan
pengawas.
c. Konsultan pengawas mencatat instruksi-instruksi dan petunjuk
pelaksanaan yang dianggap perlu pada buku harian lapangan dan
merupakan petunjuk yang harus diperhatikan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi.
d. Buku harian lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga) rangkap.
8. Kebersihan dan Ketertiban
a. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung,
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memelihara kebersihan
lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama jalan-jalan
di lokasi proyek, direksi-kit, gudang, los kerja, dan bagian dalam
bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas,
tumpukan tanah, dan lain-lain.
b. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar proyek
yang harus dibersihkan adalah noda dan kotoran yang diakibatkan
oleh keluar masuknya kendaraan proyek. Kelainan dalam hal ini
dapat membuat pemberi tugas memberi perintah penghentian
7. pekerjaan yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
c. Penimbuhan bahan/material yang ada dalam gudang maupun
halaman luar gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran dan keamanan untuk umum serta
memudahkan pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh
Direksi/Konsultan pengawas.
d. Pada penyerahan pekerjaan, situasi bangunan serta halamannya
harus bersih dari sisa-sisa kotoran kerja.
9. Alat Kerja
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyediakan alat-alat
yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara sempurna dan effisien, seperti : truck, dump
truck, fork lift, beton molen, koral, Eskavator, mesin-mesin dan alat-
alat lain sesuai kegunaannya.
b. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan
tidak lagi memerlukan peralatan yang dimaksud, Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi diwajibkan untuk menyingkirkan alat-alat
tersebut dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
oleh pemakaian peralatan tersebut serta membersihkan bekas-
bekasnya.
c. Disamping menyediakan alat-alat seperti tersebut di atas,
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus pula menyediakan alat
bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun
pekerjaan tidak terganggu, misalnya tenda-tenda, kelengkapan
pekerja, dan lain sebagainya.
10. Kecelakaan dan Kebakaran
a. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan
menimpa pekerja maupun orang yang terlibat dalam pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi.
8. b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diharuskan untuk
menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh dengan
obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan
seorang petugas yang mengerti dalam soal-soal penyelamatan
pertama dan kesehatan.
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan menyediakan alat-
alat pemadam kebakaran jenis ABC (untuk segala jenis api), pasir
dalam bak, galah-galah, dan alat penyelamat kebakaran yang lain.
d. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi harus mengikuti semua ketentuan umum
yang berlaku dan dikeluarkan oleh instansi pemerintah terutama
undang-undang keselamatan kerja termasuk segala kelengkapan
dan perubahannya.
11. Keamanan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi bertanggung jawab penuh
atas segala sesuatu yang terjadi di daerah kerjanya terutama
mengenai :
- Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat
kelalaian/kecerobohan baik disengaja maupun tidak disengaja;
- Penggunaan suatu bahan dan peralatan yang keliru/salah;
- Kehilangan-kehilangan bahan dan peralatan kerja;
- Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lain.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut di atas, Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi harus melaporkan kepada
Direksi/Konsultan pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam
untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
c. Tenaga kerja tidak diperkenankan menginap dalam lingkungan
LPMP Sulawesi Selatan.
d. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut di atas,
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyediakan
pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan yang cukup di
malam hari, pemagaran sementara lokasi kerja, dan lainnya.
9. 12. Penyediaan Bahan/Material Bangunan
a. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuat
bahan/material, maka hal ini dimaksudkan menunjukkan standar
minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini.
b. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan
kepada Direksi/Konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan.
Waktu penyimpanan contoh bahan harus sedemikian rupa
sehingga Direksi/Konsultan pengawas dapat menilainya.
c. Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan atas
tanggungan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, setelah disetujui
oleh Direksi/Konsultan pengawas maka bahan/material tersebut
harus ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan
nantinya.
d. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan contoh.
Dalam pengajuan harga penawaran, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus menyertakan sejauh keperluan biaya untuk
pengujian berbagai bahan/material.
e. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi tetap bertanggungjawab pula atas biaya pengujian
bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas perintah
Direksi/Konsultan Pengawas.
f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum
dalam RKS ini atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata
dalam pengadaannya tidak mencukupi dalam jumlahnya
(persediaan terbatas) maka penggantian bahan/material hanya
dapat diberikan dengan izin dari Direksi/Konsultan Pengawas.
g. Apabila Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dalam penggunaan
bahan/material tidak sesuai dengan ketentuan tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas maka Direksi/Konsultan Pengawas
berhak untuk meminta mengganti/membongkar bagian pekerjaan
yang menggunakan bahan/material tersebut untuk diganti dengan
10. yang sesuai ketentuan, kecuali terdapat alasan tertentu yang
diketahui dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
13. Serah Terima Hasil Pekerjaan
Pada akhir pekerjaan menjelang penyerahan hasil pekerjaan tahap
pertama :
a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan
bekas-bekasnya.
b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh
tanpa cacat.
c. Semua bagian yang bergerak harus dijaga kelancaran jalannya,
misalnya : pintu, jendela, pintu pagar, dan lain-lain.
d. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberi tempat yang baik
dengan gambar penjelasan dan masing-masing posisi diberi tanda
yang jelas dan mudah dimengerti.
e. Barang/peralatan sanitair harus dijaga kebersihannya. Bilamana
terdapat cacat dan kerusakan pada bagian yang telah selesai,
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memperbaiki/mengganti
agar dapat berfungsi dengan baik dan dapat diterima oleh pemberi
tugas.
f. Semua instalasi harus dapat berfungsi dengan baik dan benar.
Untuk hal tersebut sebelum masa penyerahan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi bersama-sama dengan Direksi/Konsultan
Pengawas harus melakukan uji coba / test pada peralatan tersebut,
hingga dapat diketahui bagian mana yang masih belum dapat
berfungsi dan apabila ditemukan hal yang demikian Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi harus segera membetulkan / mengganti agar
peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai ketentuan.
g. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan menyerahkan
kepada Direksi / Konsultan Pengawas berupa :
- 3 (tiga) set gambar instalasi terpasang;
- 3 (tiga) set buku petunjuk sistem operasi (operation handbook)
dan buku petunjuk sistem;
11. - 3 (tiga) set Gambar sesuai terlaksana (As-Built Drawings) dari
seluruh pekerjaan yang dilaksanakan termasuk Gambar
perubahannya;
- 3 (tiga) Album Foto Proyek.
h. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus membersihkan noda
dan membuang sisa-sisa bahan / material sampah kotoran bekas
kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat dari pelaksanaan
pekerjaan.
14. Foto Proyek
1. Foto Proyek dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
sesuai pengarahan dari Direksi / Konsultan Pengawas dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 15%
(papan nama proyek, kondisi lokasi, pekerjaan persiapan, dan
pondasi).
b. Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50%
(pekerjaan struktur)
c. Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 75%
(pekerjaan arsitektur, utilitas, dan detail yang penting)
d. Tahap IV pada saat bobot pekerjaan 75% - 100%
(pekerjaan finishing dan pengujian / percobaan serta
penyerahan)
2. Foto proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga)
set dan dilampirkan bersama dengan laporan bulanan sesuai
pencapaian bobot pekerjaan dan penagihannya termin.
3. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dan setiap
tahap dan sesuai dengan pengarahan dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
4. Foto setiap ditempelkan pada album / map dengan keterangan
singkat dan penempelnya dalam album ditentukan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
5. Untuk foto kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.
12. 1.2. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pondasi
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Dinding
e. Pekerjaan Lantai
f. Pekerjaan Kusen
g. Pekerjaan Atap
h. Pekerjaan Plafond
i. Pekerjaan Pengecatan
j. Pekerjaan Sanitair
k. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
l. Pekerjaan Akhir
2. Lokasi Pekerjaan
Lingkup pekerjaan seperti tersebut di atas harus dilakukan untuk lokasi
yang ditunjukkan sesuai kontrak.
3. Jenis Paket Pekerjaan
Yang dimaksudkan dengan jenis paket pekerjaan adalah
pengelompokan Lingkup Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan menjadi kewenangan
Pemberi tugas untuk menunjuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
dalam melaksanakan pekerjaan.
Pasal 1
UMUM
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar –
gambar rencana (design) adalah merupakan satuan dengan RKS ini.
1.2. Adapun standar yang digunakan untuk pekerjaan tersebut di atas
berdasarkan :
Dewan Normalisasi Indonesia
ASTM (American Society for Testing & Materials)
ASSHO (American Association of State Highway Officials)
13. 1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
harus mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat-koordinat, dan
apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan
harus mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
PASAL 2
Syarat-syarat Umum
1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk-beluk
pekerjaan ini, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan mempelajari
secara seksama seluruh gambar pelaksana beserta uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksana seperti yang di uraikan didalam buku ini. Bila
terdapat ke-tidak jelasan dan/atau perbedaan dengan gambar dalam
gambar dan uraian ini, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada perencanaan untuk mendapatkan
penyelesaian.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
Penyelesain tenaga, bahan-bahan, dan alat-alat kerja yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan
memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat
selesai dengan sempurna.
1.3. SARANA KERJA
1.3.1. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memasukan jadwal kerja.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi juga wajib memasukan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-
masing. Anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan
yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
1.3.2. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan tempat
penyimpanan bahan /material di lokasi yang aman dari segala
14. kerusakan, kehilangan, dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga
kelancaran dan memudahkan kerja di lokasi dapat tercapai.
1.3.3. Segala kerusakan dan kehilangan yang diakibatkan oleh pekerjaan
ini menjadi tanggungjawab pelaksana pekerjaan
1.3.4. Direksi-kit hanya diperuntukkan untuk penyimpanan barang bukan
untuk tempat tinggal pekerja.
1.3.5. Tidak diperkenankan menggunakan listrik dan air kecuali atas
kesepakatan dengan pihak direksi.
1.4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN
1.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan/atau pertentangan dalam gambar-
gambar yang ada (AR, ST, dan ME) dalam buku uraian pekerjaan
ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan di lokasi,
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Direksi/konsultan pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan di lokasi setelah Direksi dan Konsultan
Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan pekerjaan.
1.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi,
dalam keadaan selesai ataupun terpasang.
1.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi diwajibkan memperhatikan dan meneliti
terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil,
ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang, dan lain-lainnya
sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan maka Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib berunding terlebih dahulu dengan
Direksi, Konsultan Pengawas, dan Konsultan Perencana.
1.4.4. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi tidak dibenarkan mengubah
dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar
15. pelaksanaan tanpa sepengatahuan Direksi, Konsultan Pengawas,
dan Konsultan Perencana.
1.4.5. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyediakan dengan
lengkap masing-masing dua salinan, seluruh gambar, spesifikasi
teknis, agenda, berita acara perubahan dan gambar pelaksanaan
yang telah disetujui di lokasi pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus
dapat dilihat oleh Direksi dan Konsultan Pengawas setiap saat
sampai dengan serah terima pertama. Setelah serah terima
pertama, maka dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan
oleh Pemberi Tugas.
1.5. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH
1.5.1. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-
gambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang disiapkan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi atau sub Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi, supplier atau produsen yang menjelaskan
bahan-bahan atau sebagai pekerjaan.
1.5.2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi untuk menunjukkan bahan, kelengkapan dan
kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk
menilai dahulu. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi akan
memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan segera
semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
diisyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan
Pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-
tanda sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi harus melampirkan keterangan tertulis
menganai setiap perbedaan dengan Dokumen kontrak jika ada hal-
hal demikian.
1.5.3. Dengan mnyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan
atau contoh-contoh dianggap Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
telah meneliti dan menyusaikan setiap gambar atau contoh tersebut
dengan Dokumen kontrak.
16. 1.5.4. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak
atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh
dalam waktu singkat-singkatnya, sehingga tidak menggangu
jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat
keindahan.
1.5.5. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi akan melakukan perbaikan-
perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan menyerahkan
kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh
sampai disetujui.
1.5.6. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh tidak membebaskan Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi dari tanggung jawabnya atas perbedaan
tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas.
1.5.7. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan
atau contoh-contoh yang harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak
boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari konsultan
Pengawas.
1.5.8. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus
disampaikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam dua
salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencamtumkan
tanda-tanda “telah diperiksa tanpa perubahan“ atau “telah diperiksa
dengan perubahan“ atau “ditolak“. Satu salinan ditahan oleh
Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada sub Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi atau
yang bersangkutan lainnya.
1.5.9. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan
apabila menurut Konsultan Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan
dalam katalog atau barang cetakan tesebut sudah jelas dan tidak
perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk
masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.
1.5.10. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
17. 1.5.11. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh,
katalog-katalog kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana menjadi tanggungan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi.
1.5.12. Papan Nama Proyek
- Perletakan papan nama proyek di tempat yang mudah dilihat
oleh pihak umum dan diletakkan pada saat dimulainya
pekerjaan serta harus dicabut kembali pada saat pekerjaan
selesai.
- Ukuran, Warna, Isi Tulisan, dan bentuk akan ditentukan
kemudian berdasarkan arahan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
1.5.13. Pagar pengaman
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi membuat pagar sementara
pada tempat tertentu untuk menjaga keselamatan dan keamanan
kegiatan pembangunan, gudang bahan beserta alat selama kontrak
pelaksanaan. Pembuatan pagar sementara harus disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
1.5.14. Jalan Masuk ke tempat Pekerjaan
Selama pekerjaan pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi harus menyediakan dan atau memelihara
seluruh jalan sementara atau jalan yang sudah ada yang diperlukan
untuk memasuki lokasi pekerjaan. Pada waktu penyelesaian
pekerjaan, jalan-jalan tersebut harus disingkirkan/dibersihkan dari
kotoran akibat pelaksanaan proyek dan dikembalikan sesuai
keadaan semula.
1.5.15. Pekerjaan pembersihan Lokasi dan Pembongkaran
- Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan
dengan penebasan/pembabatan yang harus dilaksanakan
terhadap semua belukar/semak, sampah yang tertanam dan
material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang
akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun, atau dibuang
dengan cara-cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
18. - Semua sisa-sisa tanaman ataupun kotoran seperti akar-akar,
rumput-rumput di bawah tanah dasar/permukaan tanah tempat
bangunan yang akan dibangun harus dibersihkan dan kotoran
yang ditentukan harus dibongkar dan dibuang.
- Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah
ada maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus
bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat
menimbulkan pelapukan di kemudian hari.
Pasal 3
Pekerjaan Persiapan
Persyaratan teknis untuk pekerjaan persiapan dan pendahuluan adalah
membuat shop drawing menyangkut rencana rehabilitasi pada bagian
yang spesifik. Pengukuran harus dilakukan dengan akurat dengan
menggunakan alat ukur. Gambar shop drawing harus disetujui
Direksi/konsultan pengawas sebelum dilaksanakan.
2.1. Pekerjaan Bouwplank
2.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat - alat bantu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik .
a. Pemasangan Bouwplank
Pekerjaan pemasangan bouwplank dilaksanakan yaitu
dimulainya pekerjaan penggalian dalam pasangan bouwplank
kiranya diperhatikan permukaan atau bentangan dari tali
(benang) agar keadaan sama rata yang ditentukan oleh alat
ukur waterpass dari satu titik ke titik yang lain.
b. Peil Nol (± 0,00) ditetapkan ± 50 cm dari tanah sekitar site atau
ditentukan oleh direksi atau minimal sama dengan bangunan
yang ada.
c. Patok-patok bouwplank dari kayu klas II (kayu ex samarinda),
ukuran 5/7.
19. d. Papan bouwplank dari kayu klas II (kayu ex samarinda), ukuran
2/20 cm.
e. Paku biasa 5 cm dan 7 cm.
2.1.2. Pelaksanaan
Papan bouwplank diserut rata pada bagian atasnya dan
menggunakan waterpass, hubungan patok bouwplank dan papan
diperkuat dengan paku biasa, dan pemasangannya harus kokoh
agar selama pekerjaan berlangsung, titik patok tetap tidak
bergeser.
2.2. Shop Drawing dan As-Built Drawings
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar,
diagram, ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang disiapkan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi atau sub Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi,
supplier atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagai
pekerjaan.
2.3. Pek. Direksi-Kit
- Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus membuat kantor Direksi
atau disebut Direksi-Kit berukuran minimal ± 24 m2
atau petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas dengan segala kelengkapannya atas
biaya Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi yang minimal terdiri dari
ruang-ruang untuk :
Direksi / Konsultan pengawas
Site Manager/Ahli dan Staff dari pihak Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi
Ruang Penyimpanan Peralatan
- Pembuatan gudang harus sedemikian rupa agar bahan-
bahan/material dapat tersimpan secara baik dan tidak rusak oleh
hujan, panas, apabila akan digunakan.
- Tata Letak Layout Gudang dan Los Kerja harus mendapat
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
20. Pasal 4
Pekerjaan Pondasi
2.4. Pekerjaan Galian Tanah
2.4.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat - alat bantu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan galian tanah ini meliputi :
Galian pondasi garis batu gunung
Galian tanah pekerjaan saluran air hujan
Pondasi Poer
2.4.2. Syarat – Syarat Pelaksanaan
Galian tanah untuk semua pekerjaan tanah harus mencapai
kedalaman yang tercantum dalam gambar kerja.
Kecuali hal lain seperti tidak tercantum dalam gambar, maka
kedalaman galian harus mencapai tanah keras yang disetujui
oleh konsultan pengawas.
Lebar dasar galian pondasi minimum ±20 cm lebih besar dari
dasar pondasi.
Tebing galian harus cukup landai, sehingga tidak mudah
longsor (miring) dengan kemiringan berbanding 1:5.
2.5. Pasangan pondasi batu kali
2.5.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan
pondasi batu gunung ini meliputi:
Pondasi bangunan pada semua gedung.
dan lain-lain yang ditunjuk dalam detail gambar kerja.
21. 2.5.2. Bahan
Batu Gunung
Semen Portland (Tonasa/Bosowa)
Pasir pasangan yang sesuai syarat teknik
Air yang sesuai syarat teknik bahan yang disesuaikan pada
pasal diatas.
2.5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Batu gunung yang dipasang ukurannya tidak boleh lebih besar
dari 30 cm.
Komposisi adukan adalah 1 semen, 4 pasir pasangan,
ditambahkan air secukupnya.
Perlu diperhatikan dimana nantinya pondasi akan dilalui
saluran supplay air bersih dan pembuangan air cuci/padat,
maka perlu dipersiapkan lubang-lubang untuk kebutuhan
tersebut.
Semua gedung yang akan dibangun ke dalam pondasinya
disesuaikan dengan gambar bestek.
2.6. Pekerjaan Penimbunan Tanah Serta Pemadatan
2.6.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan
timbunan tanah ini meliputi:
Timbunan kembali galian pondasi batu gunung
Timbunan bawah lantai.
2.6.2. Bahan
Tanah bekas galian untuk timbunan kembali
Tanah yang berwarna kekuning-kuningan atau kemerah-
merahan untuk penimbunan di bawah lantai.
22. 2.6.3. Syarat-syarat Bahan
Tanah timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran tumbuh-
tumbuhan, batu-batuan, atau batu lain yang dapat merusak
pekerjaan.
Kepadatan yang harus dicapai untuk urugan tanah adalah
sampai 95 % dari kepadatan kering.
2.6.4. Pelaksanaan
Penimbunan harus dilakukan dalam bentuk lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal ±20 cm, dan pada bangunan
dipadatkan dengan alat pemadatan berupa stamper tangan
yang berkuatan minimal 1/8 ton atau sesuai dengan Direksi.
Ketebalan dan ketinggian timbunan lahan harus sesuai dengan
yang tercantum pada gambar rencana penimbunan lahan.
2.7. Pekerjaan Timbunan Pasir
2.7.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan timbunan pasir ini meliputi:
Alas batu kosong
Alas lantai bangunan
Alas pasangan rabat beton
Alas saluran air hujan
dan lain-lain yang ditunjuk dalam gambar detail
2.7.2. Bahan
Pasir yang sesuai dengan syarat-syarat teknik bahan.
2.7.3. Pelaksanaan
Di bawah lantai kerja pondasi garis diberi lapisan urug tebal
minimal ±10 cm padat.
23. Di bawah lantai bangunan diberi lapisan pasir urug setebal ±25
cm padat.
2.8. Pekerjaan Pondasi Poer
2.8.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2.8.2. Bahan
Semen (Tonasa/Bosowa)
Pasir
Kerikil
Besi
2.8.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
Galian tanah untuk semua pekerjaan tanah harus mencapai
kedalaman yang tercantum dalam gambar kerja.
Kecuali hal lain seperti tidak tercantum dalam gambar, maka
kedalaman galian harus mencapai tanah keras yang disetujui
oleh konsultan pengawas.
Lebar dasar galian pondasi minimum ±20 cm lebih besar dari
dasar pondasi.
Tebing galian harus cukup landai, sehingga tidak mudah
longsor (miring) dengan kemiringan berbanding 1:5.
Pekerjaan pabrikasi pembesian pondasi poer dilaksanakan
pada saat pekerjaan galian tanah dilakukan, sehingga begitu
proses penggalian dan lantai kerja sudah dilakukan, maka
tulangan poer juga sudah siap diturunkan ke posisinya.
Pasal 5
Pekerjaan Beton
5.1. Lingkup Pekerjaan
24. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton praktis untuk praktis untuk sloof,
kolom, ringbalk, neut kusen, angkur beton setempat, plat/sirip beton,
konsol serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam Gambar kerja atau
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
5.2. Mutu Beton
Mutu beton yang dibenarkan untuk dipakai untuk pekerjaan Beton Non
Struktural tersebut adalah beton dengan mutu K 225 dan K 300 (sesuai
BoQ).
5.3. Persyaratan Bahan
5.3.1. Semen Portland
Jenis semen Portland yang digunakan harus memenuhi
ketentuan dan syarat seperti yang ditentukan dalam NI-8.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
dibenarkan untuk dipakai.
Merk semen yang dianjurkan adalah setara mutu semen merk
Semen Tonasa atau Semen Bosowa.
Tidak dibenarkan mengganti merk semen yang telah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas tanpa alasan yang jelas.
Penggantian semen dengan merk lain harus seizin
Direksi/Konsultan Pengawas.
Tempat penyimpanan bahan beton terutama semen dan besi
harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban bebas dari air dan harus memenuhi syarat
penumpukan semen pada lantai dengan diangkat dan diberi
landasan agar tidak berhubungan langsung dengan permukaan
tanah atau lantai serta ditata/ditumpuk sesuai dengan petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas.
5.3.2. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan-bahan organis, campuran lumpur, tanah liat dan sebagainya
25. dan harus memenuhi persyaratan komposisi butir pasir serta
kekerasan yang sesuai dengan yang disyaratkan.
5.3.3. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta
mempunyai ukuran bongkaran dan gradasi.
Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton sebelum
bahan dicampurkan harus dipisahkan satu sama lainnya,
sehingga dapat dijamin dan diketahui kedua bahan tersebut
tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton
yang tepat.
5.3.4. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis
lainnya yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3
pasal 10.
Apabila dipandang perlu Direksi/Konsultan Pengawas dapat
meminta kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi supaya
air yang dipakai adalah air yang telah diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi.
5.3.5. Besi Beton
Digunakan besi beton mutu U–39, besi harus bersih dari lapisan
minyak/lemak, bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan kotoran
lainnya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi persyaratan
baik ukuran maupun mutunya.
5.3.6. Syarat PBI 1971
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan untuk memenuhi
ketentuan-ketentuan tentang Pekerjaan Beton seperti yang
tercantum dalam PBI 1971 dan bila dipandang perlu untuk
memeriksa mutu bahan-bahan yang akan dipakai ke laboratorium
26. pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas biaya Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi.
5.3.7. Pedoman Pelaksanaan
Peraturan Standart setempat yang biasa dipakai
Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 ; NI-2
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
Ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Umum tentang
Pelaksanaan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi Pekerjaan
Umum (A.V) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No. 14571
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun
tertulis yang diberikan Direksi/Konsultan Pengawas
Standard normalisasi Jerman (DIN)
American Society for Testing and Material (ASTM)
American Concrete Institute (ACI).
5.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
5.4.1. Penulangan
Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar
Kerja.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus
bebas dari papan acuan dengan memasang beton decking.
Bahan besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5.4.2. Cara Pengadukan
Cara pengadukan beton harus dengan menggunakan peralatan
pencampur beton atau beton molen.
27. Takaran/perbandingan untuk bahan semen Portland, pasir dank
oral harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan
Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan
dalam uraian dan syarat-syarat.
Selama pengadukan bahan, kekentalan adukan beton harus
diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran
baru. Pengujian slump minimal 5 cm dan maksimal 10 cm.
5.4.3. Pengecoran Beton
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan untuk
melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan
jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
Pengecoran beton harus dikerjakan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup
padat, harus dihindarkan terjadinya koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
Apabila dalam pelaksanaan pengecoran beton akan dihentikan
dan akan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian pengecoran tersebut harus diketahui dan disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Bila mutu beton tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan maka konsultan pengawas dan pihak direksi berhak
menghentikan dan membongkar pekrjaan tersebut dan merubah
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali ditanggung oleh
pihak Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
Untuk pengecoran semua plat beton atap dilapisi zat aditif
waterproof untuk menghindari kebocoran.
28. 5.4.4. Pekerjaan Acuan / Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk ukuran-ukuran
yang ditetapkan/diperlukan sesuai Gambar Kerja. Bahan dari
jenis papan kayu setara Meranti yang memenuhi persyaratan
NI-2 pasal 51.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan sehingga cukup kuat kedudukannya selama
pengecoran.
Acuan harus rapat tidak terdapat celah, tidak bocor,
permukaannya licin bebas dari kotoran, seperti tahi gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak hasil pengecoran.
Tiang-tiang acuan harus diletakkan/didasari di atas papan atau
baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang
tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dibuat dari
kayu semutu kayu dolken diameter 8 – 10 cm atau kaso 5/7 cm.
Tiang-tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan
palang papan/balok secara cross/menyilang.
Permukaan acuan baru dilakukan setelah memenuhi syarat-
syarat yang dicantuPengawasan dalam PBI 1971.
Kayu yang dipakai adalah papan/multiplex dengan ukuran tebal
2,5 cm.
Penggunaan Bekisting Formwork/Scafolding harus sesuai
dengan petunjuk/spesifikasi pabrik.
5.4.5. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau
sama dengan 0,40 mm. kawat pengikat besi beton/ rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
tahun 1971).
29. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh
dilaksanakan dengan izin tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas, setelah acuan dibuka tidak diizinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus memberikan contoh-contoh material : besi,
koral, pasir, PC untuk memperoleh persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Bila terjadi kerusakan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan
harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu)
pekan atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI-1971).
5.4.6. Sparing Conduit dan Pipa-pipa
Letak sparing harus diatur agar supaya tidak mengurangi
kekuatan struktur.
Tempat-tempat sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan bila ada dalam gambar kerja, maka Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi harus mengusulkan dan minta
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan
dengan tulang besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau
dipindahkan tanpa persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dengan perkuatan hingga tidak akan bergeser pada
saat pengecoran beton.
Sparing-sparing harus dilindungi hingga tidak akan terisi adukan
beton waktu pengecoran.
30. 5.4.7. Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)
Lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas
jalan kerja sewaktu pembetonan harus diisi dengan beton,
digunakan seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.
Pasal 6
Pekerjaan Pasangan Dinding
7.1. Pekerjaan Batu Bata
7.1.1. Lingkup Pekerjaan
- Meliputi pembuatan pasangan Batu Bata Keliling Bangunan
- Dinding bangunan menggunakan bata ringan
7.1.2. Persyaratan Bahan
a. Material
Batu bata yang digunakan adalah jenis bata ringan, ukuran
60x20x20 dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir
(finish) yang disyaratkan dalam gambar (15 cm).
Semen Perekat menggunakan MU-380
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memberikan
contoh pada Pemberi tugas, Perencana, Pengawas untuk
diminta persetujuannya.
Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi
syarat oleh Pemberi Tugas, Perencana, Pengawas, maka
Pemberi Tugas, Perencana, Pengawas berhak menolak
bahan-bahan tersebut dan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi wajib untuk segera mengganti.
7.1.3. Pelaksanaan Pembuatan Pas. Bata ringan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus melakukan
pengukuran bangunan (uit-zet) serta letak-letak dinding bata
yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan
gambar.
31. b. Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpass (horizontal)
dengan menggunakan benang dan tiap kali lantai diteliti
kerataannya. Pemasangan benang terhadap pasangan
dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
c. Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus
terdapat pengikatan yang sempurna.
Pada pasangan satu bata dan pasangan yang lebih tebal (kalau
ada), maka pelaksanaan harus sesuai petunjuk/peraturan yang
disyaratkan (NI-3).
d. Sebelum di mulai pemasangan bata harus direndam lebih
dahulu di dalam air dan permukaan yang akan dipasang pun
harus basah.
Tebal siar pasangan bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm)
dan siarnya harus benar-benar terisi adukan.
e. Gunakan alat roskan (trowel) bergigi yang sesuai dengan
ketebalan blok yang ditentukan dalam gambar.
f. Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang
dapat mengurangi efektifitas perekatan.
g. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata
ataupun batu bata yang cacat atau tidak sempurna, Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menggantinya.
h. Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam
di dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan
kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum
diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangny pipa/alat-alat,
harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh dinding.
i. Sesudah pasangan bata selesai dikerjakan dan sudah kering,
baru pekerjaan plesteran dimulai.
j. Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan
untuk pasangan.
k. Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding, hendaknya dibuat
dengan sudut tumpul.
32. Pasal 7
Pekerjaan Plesteran dan Acian
7.1. Pekerjaan Plesteran
7.1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan plesteran,
penyiapan dinding/bidang yang akan diplester, serta pelaksanaan
pekerjaan pemplesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan
diselesaikan dengan cat, sesuai yang tertera dalam gambar.
Seluruh dinding pasangan bata baik yang terlihat maupun tidak
terlihat harus tetap diplester.
7.1.2. Bahan
7.1.2.1. Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang,
a. Untuk plasteran menggunakan Semen MU-100
b. Untuk acian menggunakan MU-200
7.1.3. Jenis Plesteran
Jenis-jenis plesteran dan adukan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Plesteran Dinding Biasa
Jika menggunakan adukan semen Instant :
- Menggunakan jenis MU 200 atau MU 100 dengan aturan
penggunaan sesuai petunjuk pabrik pembuat.
7.1.4. Persiapan Dinding yang akan diplester
a. Semua siar di permukaan dinding dikerok sedalam ± 1 cm agar
bahan plesteran dapat lebih merekat.
b. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan
disiram air (permukaan dinding harus basah pada waktu
diplester).
33. c. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama
sepekan sejak penempelan plesterannya (dengan jalan
menyiramnya dengan air).
d. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton
harus dikasarkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan plesteran di
mulai.
7.1.5. Persiapan Dinding yang akan diplester
Antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau
dengan tangan sesuai persyaratan Pemberi tugas, Perencana,
Pengawas dan apabila dipandang perlu dan sesuai dengan
rencana, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diperkenankan
menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran. Hanya
semen yang baik yang boleh dipergunakan.
b. Contoh-Contoh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus membuat contoh-
contoh bidang plesteran dari setiap macam pekerjaan plesteran
sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macam pekerjaan
tersebut dapat diterima oleh Pemberi tugas, Konsultan
Pengawas, dan Konsultan Perencana.
Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya
diadakan pemeriksaan secara silang oleh pelaksana dengan
menggunakan garis panjang yang digerakkan secara vertikal
dan horizontal (silang) dan atau dengan alat bantu lainnnya.
Tebal plesteran harus diukur supaya mendapatkan letebalan
yang sama pada kedua permukaan dinding dan hasil akhir dari
dinding tembok setelah diplester adalah 15 cm kecuali
ditentukan lain. Setelah itu dilakukan pengacian.
c. Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus
dikerjakan secara sempurna, tegak dan siku.
34. d. Perbaikan Bidang Plesteran
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata)
harus diperbaiki secara sempurna. Bagian-bagian yang akan
diperbaiki hendaknya dibobol secara teratur (dibuat bobolan
yang berbentuk segi empat) dan plesteran harus rata dengan
sekitarnya.
e. Naad Plesteran
Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar rencana.
Besarnya naad akan ditentukan kemudian.
Pembuatan naad harus lurus dan rata baik horizontal maupun
vertikal, dan kedalamannya harus sama.
Pembuatan naad harus menggunakan list kayu (sesuai
ukuran naad) dan tali untuk mengukur kelurusan
horizontal/vertikal agar rapi.
7.2. Pekerjaan Plesteran Beton
7.2.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran beton dalam dan
bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
7.2.2. Persyaratan Bahan
Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk mutu
kelas I dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, serta
ditentukan dalam NI-8.
Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 PUBI 1982.
Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih dan benar-
benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran dan melalui
ayakan ukuran 1,6 – 2,0 mm.
7.2.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Seluruh permukaan pada beton sebelum diplester harus dibuat
kasar terlebih dahulu dengan cara dipahat atau pada saat
setelah acuan dibuka, diplester merata dengan adukan 1 Pc : 3
35. Ps atau dengan cara lain yang disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton
disiram/dibasahi dengan air semen.
Plesteran untuk beton, dipasang dengan adukan kedap air,
campuran adukan 1 Pc : 3 Ps.
Pasir pasang yang akan dipergunakan untuk campuran harus
diayak lebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
disyaratkan.
Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Tebal lapis plesteran maksimal 1,00 cm. tebal plesteran yang
melebihi 1,00 cm harus diberi kawat ayam yang galvanis untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.
Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain
(kusen dan sebagainya), dibuat naat (tali air) lebar minimum 7
mm dan kedalaman 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
7.3. Pekerjaan Acian
7.3.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan acian ini meliputi:
Semua dinding tembok yang telah diplester kecuali yang
tertanam dalam tanah.
Semua permukaan beton yang telah diplester.
7.3.2. Bahan
Semen MU-200
Air sesuai dengan syarat teknis bahan yang disebutkan dalam
persyaratan bahan.
36. 7.3.3. Pelaksanaan
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air, dengan cara air
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam tempat yang telah
disediakan untuk membuat acian sampai kira-kira ¾ kapasitas
setempat, baru kemudian semen dimasukkan sesuai dengan
kebutuhan dan dibiarkan sampai mendidih kira-kira 15 menit
setelah itu air kelebihannya boleh dibuang tanpa membuang
semennya itu sendiri.
tebal acian 1,5 mm.
Pasal 8
Pekerjaan Lantai
8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan sub lantai dilakukan di bawah lapisan finishing lantai pada
seluruh detail disebutkan atau ditunjukkan dalam gambar kerja.
8.2. Persyaratan Bahan
Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 001381 dan ASTM
C15078A.
Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.
Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82, AFNOR P 18-303
dan NZS-3121/1974.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
PUBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
Lantai ruangan menggunakan Granit setara Granito Ukuran 60 x 60
Lantai Kamar mandi menggunakan keramik Setara Roman Ukuran 30
x 30
Dinding Kamar mandi menggunakan keramik Setara Roman Ukuran 30
x 60
Keramik Tangga menggunakan keramik Setara Roman Ukuran 30 x 30
37. 8.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Untuk pemasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka
lapisan pasir urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan
sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya
dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, Pasir beton,
dan kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dan khusus untuk
lantai dasar diperkuat dengan tulangan wiremesh.
Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar.
Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass. Kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu,
supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Pasal 9
Pekerjaan Kusen, Pintu Jendela & Penggantung
9.1. Pekerjaan Kusen Aluminium
9.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kusen untuk pintu dan jendela
yang disebutkan atau ditunjukkan dalam gambar kerja.
9.1.2. Persyaratan Bahan
Kusen aluminium dan daun jendela menggunakan YKK
Supplier/pedagang yang mengirim bahan aluminium ke
pekerjaan harus menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memberikan contoh
pada Pemberi tugas, Perencana, Pengawas untuk diminta
persetujuannya.
9.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
38. Sebelum pemasangan aluminium dimulai Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi, harus memberikan contoh-contoh bahan
terlebih dahulu untuk disetujui oleh Direksi/konsultan pengawas.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
sebagaimana yang ditentukan oleh pabrik.
Kusen dan bingkai pintu/jendela aluminium harus dipasang
dengan baik sesuai dengan petunjuk pabrik.
Semua ukuran harus sesuai gambar kerja dan merupakan
ukuran jadi, pemotongan dan pembuatan profil alluminium
dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.
Detail pada kusen dan sambungan-sambungannya dengan
material/bahan lain harus disesuaikan dengan tipe pintu/jendela
yang akan dipasang.
Harus memperhatikan semua sambungan dalam pemasangan
klos-klos, baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan
hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga
kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak, tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
9.2. Pekerjaan Daun Pintu & Daun Jendela Panil
9.2.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan daun pintu dan jendela meliputi seluruh pekerjaan yang
tercantum dalam gambar kerja.
9.2.2. Persyaratan Bahan
Kaca yang dipergunakan harus memenuhi standar dan telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Pintu Panil, digunakan Pintu setara dengan Daiken lengkap
assesories.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memberikan contoh
pada Pemberi tugas, Perencana, Pengawas untuk diminta
persetujuannya.
39. Kaca tebal 8 mm digunakan untuk semua jendela kaca, semua
pintu kaca, atau semua yang ditunjuk dalam detail gambar kerja.
9.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum pemasangan kaca dimulai, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus memberikan contoh-contoh bahan terlebih
dahulu untuk disetujui oleh konsultan pengawas.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
sebagaimana yang ditentukan oleh gambar kerja
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang.
Kaca yang digunakan harus bebas dari kotoran yang
mengganggu pandangan.
Kaca tidak boleh dipasang bila terjadi retak-retak sebahagian.
Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran-kotoran dan bekas
minyak –minyak harus dibersihkan.
Kaca harus dipasang rata dan tegak lurus pada kusen-
kusennya.
9.3. Jenis dan ukuran kusen
Menggunakan bahan aluminium yang berkualitas baik digunakan untuk
pekerjaan:
o Kusen jendela 4‟‟x1 3/4‟‟ (Setara YKK)
o Bingkai pintu kaca 4‟‟x1 ½‟‟ (untuk bingkai bagian samping
atas)
o Bingkai pintu kaca 3‟‟x1 ½‟‟ (untung bingkai bagian bawah)
o Bingkai jendela kaca 2‟‟x1‟‟
o Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus meneliti peralatan
dan bukaan-bukaan pintu / jendela pada gambar kerja
sebelum melaksanakan pekerjaan baik perakitan/pengadaan
maupun pemasangan kosen tersebut dan bila terdapat
kelainankesalahan seperti kesalahan perletakan, bukaan,
serta ukuran-ukuran segera dikonsultasikan dengan
direksi/pengawas lapangan. Atas kelalain Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
diwajibkan memperbaiki/mengganti sesuai dengan gambar
kerja atau kebutuhan.
40. o Tipe dan jenis daun pintu/jendela sesuai dengan gambar
kerja (gambar detail).
o Semua hasil produk dau pintu/jendela harus rata, licin dan
sambungan rapat.
o Untuk pintu menggunakan engsel kuningan 4‟‟ penggantung
sebanyak 4 (empat) buah keculi pada pintu Km/WC sebanyak
3 (tiga) buah dan daun jendela menggunakan engsel 3‟‟
sebanyak 2 (dua) buah. Dan semua daun jendela
menggunakan hak angina.
o Jenis kaca yang digunakan adalah: Kaca Panashap berwarna
dengan ketebalan 9 mm, tidak bergelombang dan harus
produksi pabrik yang disetujui direksi, penempatan sesuai
petunjuk gambar detail.
o Untuk pekerjaan daun pintu aluminium atau berbingkai
aluminium, accessories atau kelengkapan pintu tersebut
sudah termasuk di dalamnya seperti tarikan kecuali
disebutkan lain.
o Ukuran tebal jadi daun pintu, sesuai dengan standar pabrik
a. Pintu kaca tempered
o Kaca tempered yang digunakan adalah kaca tempered
reflective dengan ketebalan 12 mm lengkap dengan
accesories seperti frame-steel, engsel, door-holder (setara
impor) dan lain-lain serta automatic sensor sistem seperti
yang tunjukkan dalam gambar rencana.
1.1. Pelaksanaan
1.1.1. ALUMINIUM
a. Pengerjaan Aluminium
o Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela
sedikit pun.
o Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis),
halus dan rata, bersih dari goresan-goresan serta
cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan
aluminium.
o Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar
dan persyaratan teknis ini.
o Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi “sealant”
o Tanda-tanda dan cacat akibat proses coating yang
timbul dipermukaan aluminium harus dihilangkan.
41. o Konstruksi rangka aluminium yang dikerjakan seperti
yang ditunjukkan dalam detail termasuk bentuk dan
ukurannya.
o Bahan-bahan yang akan diproses pabrikasi harus
diselesaikan terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan
dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
o Untuk kesejatraan warna disyaratkan, sebelum proses
fabririkasi warna profil-profil harus diseleksi secermat
mungkin, kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit,
jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksilagi
warnanya sehingga dalam iap unit didapatkan warna
yang sama.
o Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill,
sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk partisi mempunyai toleransi ukuran
sebagai berikut :
o Untuk tinggi dan lebar 1 mm
o Untuk diagonal 2 mm
o Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil
lubang dan membuat contoh jadi dengan skala gambar
1:1, untuk sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh
Direksi/konsultan pengawas.
o Proses pabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan
dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop
drawing dengan petunjuk konsultan pengawas meliputi
gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, dan
ukuran.
o Semua rangka dikerjakan secara pabrikasi dengan
teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
o Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari
mata besi untuk menghindarkan penempelan debu
besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-
hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
o Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated
gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata.
o Akhir bagian rangka harus disambung dengan kuat
dan teliti dengan sekrup, rivet, stap, dan harus cocok.
42. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
o Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat
dari steel plat setebal minimal 2 mm dan ditempatkan
pada interval 600 mm.
o Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar
dengan sekrup anti karat / stainless steel, sedemikian
rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 100 kg/m2
. Celah antara kaca sistem kosen
aluminium harus ditutup oleh sealant.
o Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang
mana rangka aluminium akan kontak dengan besi,
tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk
menghindari kontak korosi.
o Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi
dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan
beton ringan / grout.
o Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar
diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang.
Permukaan bidang dinding horizontal (pelubang
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas
harus waterpass.
o Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran
udara terutama pada ruang yang dikondisikan
hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber.
o Sekeliling tepi rangka yang terlihat berbatasan dengan
dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan
suara.
o Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi
flashing untuk penahan air hujan.
o Terkait dengan pekerjaan kusen, pemasangan kaca
pada kusen harus dibuat sedemikian rupa baik dari
cara pemotongan sampai pemasangan.
o Kaca yang dipasang sebagai kaca mati harus diberikan
toleransi untuk menghindari pecahnya kaca bila terjadi
pemuaian
o Toleransi kesalahan pemotongan kaca maksimal 1 mm
b. Perlindungan Aluminium
o Semua aluminium harus dilindungi dengan „‟Lacquer
Film‟‟, atau bahan yang lain yang disetujui direksi
43. lapangan ketika dibawa kelapangan dan lolos inspeksi
material oleh direksi lapangan.
o Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagin
tertentu dimana diperlukan, ketika aluminium akan
dikerjakan dan ditutup kembali setelah pengerjaan
selesai.
o Kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc
chromate primer pernis transparent ketika pekerjaan
plesster dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap
dilindungi denga „‟Lacquer Film‟‟ sampai pekerjaan
selesai
o Pengunaan pernis pada permukaan yang akan
diberikan caulking atau sealant tidak diperkenangkan
c. Weather seal
Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan wether seal
sealant produksi shinetsu, GE atau setara dan backing strip
dari busa didalam dan diluar sebagai lapisan pengisi,
sebelum sealant dipasang.
1.2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini,
sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya
kepada direksi pengawas untuk mendapat persetujuan.
Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu direksi pengawas dapat meminta untuk
mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap
contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan
seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi sepenuhnya.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi
diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini harus kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
oleh direksi pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah
disetujui oleh direksi pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil /ahli
dengan hasil yang baik dan sempurna.
f. Pembersihan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus melakukan pembersihan
terhadap sambungan-sambungan, serta hubungan antara aluminium
44. dengan tembok sehingga campuran yang melekat pada kusen harus
dibersihkan.
1.3. Pembersihan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diharuskan melakukan
pembersihan terhadap sambungan-sambungan, serta hubungan
antara aluminium dengan tembok sehingga campuran yang melekat
pada kusen harus kubersihkan.
2. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
2.1. Lingkup Pekerjaan
Berkaitan dengan
a. Pemasangan kunci-kunci
b. Pemasangan engsel dan kelengkapan jendela
c. Pemasangan kaca
2.2. Jenis bahan
a. Untuk pintu menggunakan engsel kuningan 4‟‟ penggantung
sebanyak 4 buah sesuai petunjuk gambar detail tiap kunci harus
mempunyai 3 buah anak kunci, penguncian harus 2 kali putar
sebagai petunjuk kualitas kunci yang dimaksud adalah setara
DORMA. SES, atau lainnya.
b. Gantungan/engsel daun pintu panil menggunakan engsel yang
berukuran 10 cm dan mengggunakan 3 buah untuk setiap pintu.
Dan khusus untuk daun pintu PVC menggunakan 2 buah engsel
khusus (plastic anti karat) pada setiap daunnya
c. Gantungan/engsel daun jendela kaca menggunakan engsel anti
karat dengan jumlah 2 buah setiap jendela
d. Kait/hak angin dan tarikan digunakan untuk daun jendela kaca
dengan bahan berkualitas baik (kuningan)
e. Grendel dan tarikan berkualitas baik dari kuningan digunakan
untuk daun jendela kaca.
f. Kunci pintu bulat khusus dipakai pada pintu PVC setaraSes /
Dorma / alpha.
g. Kunci pintu tanam 2x putar dipakai setara Ses / Dorma / Alpha
h. Kunci selot tanam 2x putar dipakai setara Ses / Dorma / Alpha
beserta dengan door holder dari marmer atau kuningan.
i. Khusus penggunaan pintu utama menggunakan engsel otomatis
yang ditanam dalam lantai dan ambang kosen aluminium
(SetaraDorma, SES).
j. Expanyolet / Door Closer digunakan pada pintu sebagaimana
yang tertera dalam gambar detail.
45. k. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memperhatikan
contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan pemberi
tugas / Arsitek
2.3. Cara pelaksanaan
a. Syarat-syarat besi harus sesuai dengan yang tertera dalam
gambar, harus dihasilkan dari pabrik yang terkenal dan disetujui,
dipilih atau yang selaras dengan dikehendaki yang dikehendaki
oleh pemberi tugas.
b. Pegangan-pegengan dan engsel-engsel harus dari baja yang
galvanis/kuningan dengan memakai ring nylon. Engsel-engsel
menerus / piano dan engsel sendok untuk pekerjaan halus harus
dari kuningan (beras) pemakaian jenis engsel untuk satu daun
pintu menggunakan 3 buah engsel, sedangkan daun jendela
menggunakan 2 buah engsel jendela atau sesuai dengan tertera
dalam gambar. Pintu-pintu harus diberi closer kecuali pada daun
pintu PVC dan daun stopper dari karet yang ditanam pada lantai,
kalau keadaan tidak mengizinkan, door stopper ditanam pada
dinding.
c. Pemasangan dan penggantungan tidak boleh kandas baik
terhadap ambang atas maupun terhadap lantai keramik, sehingga
daun dapat dengan leluasa dibuka dan ditutup tanpa ada
halangan sedikitpun.
d. Kunci-kunci, engsel-engsel dan sebagainya yang tertera dalam
gambar, rongga pada rangka vertikal pada kunci dan
penggantung dan diatas rel tidak boleh melebihi 3 mm. semua
ujung-ujung yang runcing dibulatkan dan rangka vertikal pada
kunci harus dimiringkan sedikit.
2.4. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini,
sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya
kepada direksi pengawas untuk mendapat persetujuan.
Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan
b. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi
diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini harus kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
oleh direksi pengawas.
c. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah
disetujui oleh direksi pengawas.
d. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli
dengan hasil yang baik dan sempurna
46. 2.5. Memperbaiki Pekerjaan Yang tidak Sempurna
a. Semua pintu dapat ditutup dan dibuka tapi tidak longsor, tanpa
macet atau terlambat, dan semua kunci-kunci dan engsel-engsel
cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
b. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi
melengkung atau bengkok atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya
pada pekerjaan aluminium sebelum masa pemeliharaan berakhir,
maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti
hingga pemberi tugas merasa puas dan pekerjaan-pekerjaan
lainnya yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus
dibetulkan atas biaya Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
c. Perapian dan penyempurnaan pada semua pertemuan antara
tembok dan kozen aluminum harus dilakukan secara berhati-hati
agar tidak mengganggu atau merusak lapisan permukaan
aluminium.
d. Semua pengujian kusen, daun pintu, daun jendela, kaca mati,
penggantung harus dipastikan berfungsi dengan baik dan kokoh
sebelum pekerjaan dianggap selesai.
Catatan :
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Request-sheet) untuk
mendapat persetujuan dari pengawas
Pasal 10
Pekerjaan Atap dan Rangka Atap
10.1. Pekerjaan Rangka Atap
10.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini
juga meliputi seluruh bangunan dan overstek yang dikerjakan.
10.1.2. Persyaratan Bahan
Menggunakan Baja Ringan TS C.75.100 Tebal 1,00 mm (Setara
Taso).
Reng Taso R40.60 (Setara Taso)
Melakukan pengecetan dasar dan dilanjutkan dengan anti karat
47. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memberikan contoh
pada Pemberi tugas, Perencana, Pengawas untuk diminta
persetujuannya.
Sekrup yang digunakan harus diperlihatkan kepada
Direksi/konsultan Pengawas.
Instalasi dan ereksi dilakukan oleh installer yang terlatih dan
berpengalaman serta sudah mendapat sertifikat pemasang.
10.1.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
Konstruksi kuda-kuda di bangunan menggunakan baja ringan
Pemasangan rangka Baja Ringan dipasang dengan mengikuti
gambar kerja.
Pekerjaan pemotongan material Baja Ringan harus
menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan
gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
Alat potong harus dalam kondisi baik.
Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib meneliti kebenaran
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada
gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.
Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja
ringan dipabrikasi di workshop, baik workshop permanen atau
sementara. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi bertanggung
jawab atas semua kesalahan detail, pabrikasi dan ketetapan
pemasangan semua komponen struktur kontruksi baja ringan.
10.2. Pekerjaan Atap
10.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
48. pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini
juga meliputi seluruh bangunan dan overstek yang dikerjakan.
10.2.2. Persyaratan Bahan
Menggunakan Atap genteng metal Multi roof
Menggunakan Nok genteng metal Multi roof.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memberikan contoh
pada Pemberi tugas, Perencana, Pengawas untuk diminta
persetujuannya.
10.2.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
Hubungan antara atap dengan yang lainnya harus saling tindih
arah vertikal maupun horizontal.
Pertemuan atap pada puncak dipasang bubungan. Hubungan
atap dengan bubungan diperkuat dengan sistem pemakuan.
Pertemuan bidang atap yang berlainan arah dibuat jurai yang
dilapisi dengan karet.
Pemotongan atap pada jurai dibuat serapi mungkin.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib meneliti kebenaran
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada
gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.
Pasal 11
Pekerjaan Plafond dan Rangka
10.1. Pekerjaan Rangka dan Penutup Plafond
10.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini
juga meliputi semua plafond di dalam dan di luar bangunan pada
semua bangunan harus dikerjakan dengan rapi.
49. 10.1.2. Persyaratan Bahan
Menggunakan Besi hollow ketebalan 0,3 mm (setara Indomax).
Gypsum ukuran 120 x 240 cm, plafond dipasang polos tanpa
naad pembatas.
Gypsumboard Tebal 9 mm setara Jayaboard
Sekrup dan paku biasa.
10.1.2 Syarat-syarat Pelaksanaan
Penempatan jenis plafond disesuaikan dengan yang tertera
pada gambar kerja.
Pada daerah tertentu dibuat mainhole di langit-langit yang bisa
dibuka tanpa merusak yang lain, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan Mekanikal & Elektrikal.
Pasal 12
Pekerjaan Pengecetan
15.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini meliputi :
Pengecatan semua dinding bangunan
Pengecatan semua beton kolom, balok, kuda-kuda beton dan plat yang
nampak
Pengecatan plafond dan waterproofing
dan lain-lain yang ditunjuk dalam gambar detail atau petunjuk dari
Direksi.
15.2. Persyaratan Bahan
Cat tembok menggunakan cat tembok setara Mowilex
Cat Plafond Menngunakan cat setara Mowilex
Cat waterproofing setara No Drop
15.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pengecatan dinding tembok dan beton.
50. Pengecatan dinding tembok dan beton dimulai setelah plesteran
nampak sudah rata dan tidak retak-retak, sudah diaci.
Cat dasar berupa plamur dipakai produksi sesuai yang disetujui
direksi.
Pengecatan akhir dilakukan sebanyak dua kali lapis.
b. Cat plafond
Pengecatan semua plafond dilakukan setelah plafond sudah
terpasang dan tidak terdapat lagi lubang-lubang dan retak-retak.
Cat dasar berupa plamur dipakai produksi sesuai yang disetujui
Direksi.
Pengecatan akhir dilakukan sebanyak dua kali lapis.
51. RENCANA KERJA
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
BAB I
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI PIPA UTILITY
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pemasangan Instalasi pipa terdiri dari :
1. Instalasi pipa Air Bersih (Fresh Water) dengan menggunakan pipa PPR
PN-10SDR11/S5 dan PPR PN-20SDR11/S5 untuk pipa air panas.
2. Instalasi Pipa Air Kotor (Waste & Solid Water) dengan menggunakan
pipa PVC AW dan PVC tipe D untuk pipa Vent.
Lingkup pekerjaan ini mencakup sebagai berikut :
1. Menyediakan tenaga kerja yang terampil dalam jumlah yang cukup
untuk dapat melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
2. Menyediakan peralatan kerja dan transportasi yang memenuhi syarat
dan fungsi penggunaannya, baik kualitas maupun jumlahnya.
3. Setiap keterlambatan dari kegiatan tersebut diatas yang dapat
menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
4. Menyediakan material yang diperlukan sesuai dengan Bill of Material
atau gambar perencanaan pada lampiran dokumen ini.
5. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menjamin ketersediaan
material sesuai dengan waktu, jumlah dan mutu yang disyaratkan.
6. Jika terdapat alat atau material pekerjaan yang tidak ada dalam
gambar yang menunjang pekerjaan atau ada perlengkapan yang
sifatnya sementara sehingga dapat memperlancar pekerjaan sampai
siap untuk dioperasikan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
hendaknya harus menyediakan dan memasangnya tanpa meminta
biaya tambahan.
7. Melaksanakan pekerjaan pemasangan dan pengujian hasil pekerjaan
pemasangan untuk jalur pemipaan yang sesuai dengan spesifikasi,
gambar dan petunjuk teknis pelaksanaan mulai dari pekerjaan
persiapan dan pemasangannya sampai dengan pekerjaan finishing,
serta menjamin hasil pekerjaan sebagaimana yang diklasifikasikan
pada standard dan/atau code yang digunakan.
52. 2. KETENTUAN UMUM
Pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan spesifikasi gambar
pelaksanaan, dan standar/code yang digunakan di bawah ini :
PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
ANSI : American National Standards Institute
ASME : The American Society of Mechanical Engineer
ASTM : American Society for Testing Material
API : American Petrolium Institute
AWWA : American Water Works Association
MSS : Manufacturer Standarizatioin Society of the Valves and
Fittings
SSPC : Steel Structure Painting Manual of Steel Structure
Painting Council.
3. PETUNJUK PELAKSANAAN
1. Transportasi
Pengangkutan, pengangkatan dan penyimpanan pipa harus
menggunakan peralatan yang sesuai dengan penggunaannya, sehingga
seluruh material yang akan digunakan aman terhadap cacat.
2. Gambar
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus membuat gambar
pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus diwajibkan membuat “As
Built Drawings” untuk setiap perubahan atas gambar pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
3. Penyambungan
Penyambungan pipa dilakukan pada keliling pipa dengan diameter
bervariasi sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi diharuskan membuat langkah-langkah
pelaksanaan setiap tapping dan harus mendapatkan persetujuan
53. terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan yang ditunjuk oleh Owner sebelum
melaksanakan penyambungan tersebut.
4. Washdown
1. Semua sistem pemipaan harus dibersihkan dan diflushing dengan
air yang bersih atau udara yang dikompressikan ke dalam instalasi
pemipaan, sehingga semua kotoran yang tertinggal di dalam
instalasi pemipaan dapat dikeluarkan.
2. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memflushing hingga
bersih semua pipe spool sebelum dipasang di lapangan.
3. Semua pipe spool harus bebas dari kotoran-kotoran pasir atau
material kotor lainnya yang bisa masuk ke dalam
5. Pengetesan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajibkan melaksanakan
pengujian, pengawasan dan Prosedur Pengendalian Mutu sesuai
dengan yang disyaratkan dalam standar peraturan, baik yang tercantum
didalam dokumen Kontrak maupun tidak, untuk setiap pekerjaan yang
dilaksanakan dan mencakup semua pengawasan dan pengujian dari
bahan dan peralatan yang lain untuk menyakinkan bahwa bahan-bahan
tersebut sesuai dengan gambar, spesifikasi, standard internasional yang
disetujui penerapannya oleh Perencana.
1. Pengujian tekan dan kebocoran dilaksanakan sebagaimana yang
diklasifikasikan pada API 598 edisi dan revisi terakhir.
2. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memberikan perincian
bahan, peralatan dan prosedur pengujian dari program pengetesan
kepada Direksi Pekerjaan sebelum pengujian pengetesan tersebut
dilaksanakan.
3. Pelaksanaan pengujian harus disaksikan langsung oleh Direksi
Pekerjaan.
4. Semua sistem pemipaan harus diproteksi selama melaksanakan
pengujian dengan relief valve yang diset lebih besar 5% dari
pressure test yang diizinkan.
5. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus membuat dan
menyerahkan sertifikat hasil pengujian tersebut diatas dan ditanda
tangani oleh masing-masing pelaksana dan pengawas (Direksi
Pekerjaan).
6. Semua sambungan antara flange dan valve yang rusak saat
pengujian, gasketnya harus diganti dengan gasket yang baru.
54. 7. External Protection Test (Painting atau Insulation) dilaksanakan
dengan menggunakan alat Holiday Detector atau yang setara.
8. NDT (Non Destructive Test) dilakukan terhadap semua sambungan
las.
55. BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK
1. UMUM
Pekerjaan-pekerjaan listrik yang termasuk didalam paket pekerjaan ini
diantaranya adalah
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan
2. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan dan penangkal petir.
3. Pengadaan dan penarikan kabel tegangan rendah.
4. Pengadaan dan pemasangan panel distribusi tegangan rendah.
5. Pengadaan dan pemasangan substation.
6. Pengadaan dan pemasangan power supply
7. Pengadaan dan membuat as built drawing.
1. SPESIFIKASI MATERIAL DAN STANDAR
1. Standar
Kecuali jika disebutkan secara khusus didalam gambar rencana, maka
semua material, metode pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan harus
sesuai dengan peraturan di Indonesia atau peraturan lain (jika tersedia),
adapun standar atau peraturan di Indonesia yang dimaksud antara lain
adalah :
1. P.U.I.L : Peraturan Umum Instalasi Listrik
2. L.M.K : Lembaga Masalah Ketenagaan
3. S.I.I : Standard Perusahaan Listrik Negara
4. S.L.I : Standar Listrik Indonesia
5. S.K.B.I : Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
Untuk kasus dimana standar Indonesia tidak tersedia, maka peraturan
yang sama atau minimal sama dapat dipergunakan, seperti :
1. B.S : British Standard
56. 2. J.I.S : Japanese Industrial Standard
3. D.I.N : Deutsch Industries fur Normung
4. V.D.E : verband Deutscher Elektrotechniker
5. I.E.C : International Electrotechnical Commission
Untuk material yang tidak dispesifikasikan dengan jelas dan tidak ada
spesifikasinya dalam Standard Industri Indonesia, I.E.C, J.I.S atau
peraturan yang lainnya, maka penggunaan material yang dimaksud
harus mendapatkan persetujuan secara spesifik terlebih dahulu dari
Pemilik Proyek atau Direksi Pekerjaan .
1. Pemeriksaan dan Pengujian
1. Semua material yang disediakan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan serta mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan.
2. Material-material yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipasang
dan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
3. Jika Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dengan sengaja atau
tidak, memasang material atau peralatan yang tidak sesuai dengan
ketentuan, Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan
pembongkaran terhadap material atau peralatan yang telah
dipasang dan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib
melaksanakannya.
4. Jika ada material yang diusulkan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi untuk digunakan dalam pekerjaan ini, maka Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib melampirkan sertifikat pengujian
yang material tersebut yang dilakukan oleh pabrik pembuatnya
dengan biaya sendiri apabila Direksi Pekerjaan memintanya.
5. Pengujian material atau hasil pelaksanaan pekerjaan harus
dilakukan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan disaksikan
oleh Direksi Pekerjaan atau petugas yang ditunjuk oleh Direksi
Pekerjaan, untuk diperlihatkan bahwa material atau hasil pekerjaan
tersebut sudah memenuhi semua spesifikasi yang relevan.
6. Kehilangan dan/atau kerusakan material atau tanggung jawab
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
7. Direksi Pekerjaan berhak menolak sebagian atau semua material
yang akan digunakan pada pelaksanaan pekerjaan ini yang tidak
memenuhi mutu yang sesuai dengan contoh yang disetujui dan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus segera mengganti
material tersebut.
57. 8. Alat-alat untuk menguji material yang akan dipasang pada proyek
ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
1. Panel Tegangan Rendah
1. Standard
P.U.I.L. BAB 6 : Perangkat hubung bagi dan komponennya.
- Pasal 601/1987 : Ketentuan Umum.
- Pasal 601/1987 : Perangkat hubung bagi tertutup
- Pasal 630/1987 : Komponen yang dipasang pada perangkat
hubung bagi.
2. Spesifikasi Panel
2. Main Distribution Panel
Pabrik/merk : Sarel – MG, AEG, Siemens, & Setara
Tipe/jenis : Outbouw/Indoor, floor mounted
Tegangan kerja : 380/220 volt
Tingkat keamanan: IP-54
Material : Steel sheet
Ukuran : Sesuai kebutuhan
Warna : RAL-7032
Komponen : Merlin Gerin, AEG, Siemens
Accessories : Pilot lamp 220 V – (Merah, HIjau, Kuning)
3. Sub Distribution Panel
Pabrik/merk : Sarel – MG, AEG, Siemens, & Setara
Tipe/jenis : Inbouw/Indoor, wall mounted
Tegangan kerja : 380/220 volt
Tingkat keamanan: IP-54
Material : Steel sheet
Ukuran : Sesuai kebutuhan
58. Warna : RAL-7032
Komponen : Merlin Gerin, AEG, Siemens
Accessories : Pilot lamp 220 V – (Merah, HIjau, Kuning)
4. Substation Distribution Panel
Pabrik/merk : Sarel – MG, AEG, Siemens, & Setara
Tipe/jenis : Inbouw/Indoor, wall mounted
Tegangan kerja : 380/220 volt
Tingkat keamanan : IP-54
Material : Steel sheet
Tipe pintu : 2 (dua)
Ukuran : 2.2 m H x 0.8 m W x 0.4 m T
Warna : RAL-7032
Komponen : Merlin Gerin, AEG, Siemens
Accessories : Pilot lamp 220 V – (Merah, HIjau, Kuning),
Ameter, Volt meter, kWH meter, frekwensi
meter, kV Arh meter Load monitoring
control (LMC).
5.Junction Box
Pabrik/merk : Luca sistem, MK, Legrand, Clipsal, &
Setara
Tipe/jenis : Outbouw/Indoor
Tegangan kerja : 380/220 volt
Tingkat keamanan: IP-44
Material : PVC
Ukuran : Sesuai kebutuhan
Warna : RAL-7032
Komponen : Merlin Gerin, AEG, Siemens
Untuk panel & junction box lain yang belum tertulis dalam
spesifikasi ini. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diwajikan
59. mengirimkan spesifikasinya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
6. Lampu, Saklar, dan Stop Kontak
1. Standar
P.U.I.L. BAB 5 : Perlengkapan listrik
- Pasal 510 / 1987 : Armature penerangan, fiting lampu, lampu
& roset.
- Pasal 511/1987 : Kontak tusuk
P.U.I.L. BAB 7 : Penghantar dan pemasangannya
- Pasal 742/1987 : Instalasi dalam bangunan.
P.U.I.L. BAB 8 : Ruang dan instalasi khusus.
- Pasal 850/1987 : Instalasi ruang terbuka.
- Pasal 852/1977 : Instalasi lampu tabung gas.
- Pasal 860/1987 : Fasilitas pelayanan kesehatan.
S.L.I. 014/1984 : Tusuk kontak dan kontak tusuk (bentuk
dan ukuran).
S.K.B.I – 3.4.53.1987 : Pandungan pemasangan sistem deteksi
dan alarm kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah
dan gedung.
2. Spesifikasi Lampu, Saklar, Stop Kontak
1. Lampu :
1. Pabrik/merk : Philips &Setara
Tipe armature : Down Light
Jenis lampu : PLC
Kapasitas daya : 7 Watt
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,8
60. Housing material : Alluminium
Sistim Penerangan : Indoor/Outbow
Aplikasi : Lampu penerangan koridor,
ruangan umum.
2. Pabrik/merk : Philips &Setara
Jenis lampu : Fluorescent (tipe TL)
Aplikasi : Penerangan ruangan.
Kapasitas daya : 2 x 28 Watt ballast elektronik/Louvren
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,75
Sistim Penerangan : Inbouw/Indoor
3. Pabrik/merk : Philips& Setara
Tipe armature : RM 300 ACR
Jenis lampu : Fluorescent (tipe TL)
Aplikasi : Lampu penerangan ruangan khusus
Kapasitas daya : 1 x 28 Watt TS Balast Electronik/GMS
+
Battere
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,8
Sistim Penerangan : Inbouw/Indoor
2. Saklar :
1. Pabrik/merk : Clipsal, Panasonic, & Setara
Pipa Condulit : Legrand & Clipsal
Tipe : Flush
61. Sistem pemasangan : Inbouw (wall mounted)
Jumlah gang : 1 gang, one way
Kapasitas arus : 10 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Exclusive
Bahan housing : PVC
3. Stop Kontak / Socket :
1. Pabrik/merk : Clipsal & Panasonik
Order No. : -
Tipe jenis : Standar
Sistem pemasangan : Inbouw / Indoor (wall mounted)
Jumlah pole : 3 (1 P + N + E)
Rated current : 16 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Power supply peralatan listrik
perkantoran
Bahan housing : PVC
Warna housing : Putih
7. Kabel, Rak Kabel dan Konduit
1. Standar
P.U.I.L. BAB 2 : Peraturan dasar
- Pasal 213 / 1987 : Resistans isolasi
P.U.I.L. BAB 7 : Penghantaran dan pemasangannya
- Pasal 700/1987 : Umum
- Pasal 701/1987 : Identifikasi penghantar dengan warna
- Pasal 710/1987 : Pembebanan penghantar.
62. - Pasal 730/1987 : Isolator, pipa instalasi dan
kelengkapannya.
- Pasal 740/1987 : Syarat umum pemasangan penghantar
(sampai dengan 1000 volt)
- Pasal 741/1987 : Sambungan dan hubungan
- Pasal 742/1987 : Instalasi dalam bangunan
- Pasal 743/1987 : Pemasangan penghantar dalam pipa
instalasi.
- Pasal 750/1987 : Pemasangan kabel tanah.
P.U.I.L. BAB 8 : Ruang dan instalasi khusus
- Pasal 860 B/1987: Cara perawatan dan perlengkapan
S.L.I. 015/1984 : Pedoman pengujian kabel
S.L.I. 055/1986 : Persyaratan komponen PVC untuk isolasi
dan selubung kabel listrik.
S.P.L.N.40/1981 : Tanda-tanda pengenal untuk kawat dan
kabel listrik berisolasi.
S.P.L.N. 56/1984 : Sambungan listrik.
Untuk pemakaian Rak kabel digunakan jenis TSA Tray cable dan Pipa
conduit yang digunakan adalah pipa jenis ex clipsal.
2. Spesifikasi Kabel, Rak Kabel
1. Kabel
1. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal,
Supreme
Tipe/jenis : NYY
Luas penampang kabel : 50 mm2
Jumlah inti kabel : 1 (Sau kabel parallel)
63. Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 245 A pada 300
C di udara
Aplikasi : Incoming feeder panel P-1.1
2. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal,
Supreme
Tipe/jenis : NYM
Luas penampang kabel : 2,5 mm2
Jumlah inti kabel : 3
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 25 A pada 300
C di udara
Aplikasi : Kabel suplai stop kontak
2. Cable Rack/Trangking Kabel
Untuk kabel rak harus disesuaikan dengan gambar rencana besar
dan modelnya rak kabel sesuai dengan gambar kerja, yang telah
disetujui oleh pemilik proyek dan mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan, adapun tipe rack yang digunakan merk TSA atau yang
setara dan untuk pipa menggunakan pipa conduit ex clipsal dan
atau setara.
Untuk kabel, rak kabel dan konduit lain serta accessoriesnya yang
belum tertulis dalam spesifikasi ini, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi diwajibkan mengirimkan spesifikasinya untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
2. SPESIFIKASI PEKERJAAN
3. Umum
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus memperhatikan semua spesifikasi dan gambar-
gambar kerja sampai mengerti dan semua perangkat listrik atau
instalasi listrik harus diuji sampai siap untuk dioperasikan.
Jika ada alat, material atau pekerjaan yang tidak ada dalam
gambar yang menunjang pada pekerjaan listik atau ada
64. perlengkapan yang sifatnya insidentil tetapi diperlukan untuk
kelancaran pada pekerjaan sampai siap untuk dioperasikan, maka
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyediakan dan
memasangnya tanpa meminta biaya atau ongkos kepada Pemilik
Pekerjaan.
Langkah-langkah yang sifatnya khusus dan tidak ada dalam
spesifikasi ini, tetapi diperlukan untuk pelaksanaan instalasi dan
operasi diserahkan kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
untuk menyelesaikannya, asalkan dapat membuktikan sama atau
lebih baik dari peraturan ini.
Gambar-gambar listrik diantaranya secara diagramatik dan
menunjukkan rencana peletakan secara global. Gambar-gambar
dan / atau uraian-uraian untuk peletakan material secara terperinci
dapat dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan atau Perencana.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus mengikuti gambar-
gambar kerja dalam melaksanakan semua pekerjaannya.
Semua perlengkapan dan alat-alat kerja menjadi tanggungan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
Untuk kamar-kamar menggunakan sistem khusus yaitu sistem key
log dimana sistem ini menggunakan kontaktor dan MCB khusus
yang berada dalam suatu panel kecil yang diletakkan di atas pintu
masuk kamar dan berguna untuk mengamankan peralatan yg
berada dalam kamar-kamar.
Biaya pengangkutan semua material-material dan perlengkapan
kerja ke lokasi pekerjaan adalah tanggungan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi, termasuk juga pengangkutan material-
material yang disediakan oleh Pemilik Proyek (jika ada).
4. Instalasi Penerangan
Yang dimaksud pada pekerjaan ini ialah semua pengadaan dan
pemasangan material yang berhubungan dengan instalasi penerangan
berikut dengan instalasi fasilitas penunjang lainnya, seperti conduit,
boks, terminal kabel, dan lain-lain.
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam paket pekerjaan instalasi penerangan ini
diantaranya adalah:
65. 1. Pengadaan dan pemasangan semua lampu pada bangunan berikut
dengan fasilitas penunjangnya.
2. Pengadaan dan pemasangan semua saklar lampu berikut dengan
fasilitas penunjangnya.
3. Pengadaan dan pemasangan semua stop kontak berikut dengan
fasilitas penunjangnya.
4. Pengadaan dan penarikan kabel lampu dari masing-masing panel akhir
ke setiap titik lampu sebagaimana yang terlihat dalam gambar rencana
berikut dengan fasilitas penunjangnya.
5. Pengadaan dan penarikan kabel stop kontak dari masing-masing panel
akhir ke setiap titik stop kontak sebagaimana yang terlihat dalam
gambar rencana berikut dengan fasilitas penunjangnya.
6. Pengadaan dan pemasangan rak kabel untuk di atas langit-langit
berikut dengan fasilitas penunjangnya.
2. Syarat-syarat Pemasangan
1. Jika digunakan pipa conduit, maka di dalam pipa tersebut tidak
boleh ada sambungan kabel, sambungan harus dilaksanakan
dalam kotak sambung atau kotak cabang yang diperuntukkan bagi
maksud tersebut.
2. Kotak sambung dan kotak hubung dari kabel instalasi yang
mempunyai lapisan pelindung harus dibuat sedemikian rupa
sehingga cukup memberi jaminan bahwa kelembaban tidak dapat
masuk sehingga inti kabel tidak menjadi rusak.
3. Armature penerangan, fitting lampu dan lampu harus dibuat
sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan
bagian yang terbuat dari logam pada waktu pemasangan atau
penggantian lampu atau dalam keadaan terpasang, teramankan
dengan baik dari kemungkinan sentuhan.
4. Central distribution circuit, distribution boards dan tiang
penerangan harus terbebas dari bagian yang bertegangan dan
harus ditanahkan.
3. Pemasangan Pentanahan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pemasangan pentanahan disini ialah
pengadaan dan pemasangan semua material yang berhubungan
dengan sistem pentanahan netral pada panel distribusi listrik berikut
dengan fasilitas penunjangnya.
66. Semua sistem pentanahan panel distribusi tenaga listrik harus saling
dihubungkan menjadi sebuah sistem pentanahan terpadu dan
dihubungkan juga dengan sistem pentanahan yang telah ada.
Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pemasangan inspection pit (brick) di sekeliling luar
bangunan dengan posisi seperti yang terlihat dalam gambar rencana
berikut dengan fasilitas penunjangnya.
2. Pengadaan dan pemasangan electrode pentanahan di setiap
inspection pit berikut dengan fasilitas penunjangnya.
3. Pengadaan dan penarikan grounding line untuk pentanahan netral
sistem tenaga dengan jalur seperti yang terlihat dalam gambar rencana
berikut dengan fasilitas penunjangnya.
4. Penggalian dan pengurugan kembali saluran konduktor pentanahan
(grunding line).
Syarat-syarat Pemasangan
1. Ketika memilih dan menyusun suatu elektroda tanah harus
diperhatikan kondisi setempat, sifat tanah dan tahanan pentanahan
yang diperkenankan.
2. Permukaan elektroda harus berhubungan baik dengan tanah
sekitarnya. Batu dan kerikil yang langsung mengenai elektroda dapat
memperbesar tahanan pentanahannya, oleh karenanya hal ini harus
dihindarkan.
3. Elektroda batang pentanahan harus dimasukkan ke dalam tanah
setegak mungkin.
4. Hantaran pentanahan harus tahan terhadap kekuatan-kekuatan
mekanis yang mengenainya.
5. Ditempat penembusan langit-langit atau dinding dan ditempat yang ada
bahaya kerusakan mekanis, maka hantaran pentanahan harus diberi
pelindung.
6. Hantaran pengaman harus diberi tanda warna hijau-kuning.
7. Pada hantaran pentanahan harus dipasang sambungan yang dapat
dilepas untuk pengujian tahanan pentanahan dan ditempatkan pada
tempat yang mudah dicapai.
8. Sambungan antara hantaran pentanahan dan elektroda harus kuat
secara mekanis dan dapat menghantarkan listrik dengan baik,
misalnya dengan sambungan las atau dengan sambungan baut yang
67. tidak mudah lepas sendiri. Pada penggunaan klem, misalnya pada
elektroda pipa harus digunakan baut dengan diameter yang sesuai.
9. Sambungan dalam tanah jika perlu harus dilindungi terhadap korosi.
Pekerjaan Penarikan Kabel
Yang dimaksud dengan pekerjaan penarikan kabel di sini adalah
pengadaan dan penarikan semua kabel yang berhubungan dengan
instalasi distribusi tenaga listrik dari substation ke setiap panel distribusi
dan kabel untuk instalasi penerangan luar bangunan (instalasi
penerangan taman dan jalan), berikut dengan instalasi fasilitas
penunjangnya.
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini diantaranya adalah :
1. Pengadaan dan penarikan semua kabel outgoing feeder substation ke
masing-masing panel distribusi seperti yang terlihat dalam gambar
rencana lay out cable, berikut dengan fasilitas penunjangnya.
2. Pengadaan dan penarikan kabel untuk instalasi penerangan jalan dan
taman berikut dengan fasilitas penunjangnya.
3. Pengadaan dan pemasangan dak kabel untuk saluran distribusi dari
substation ke shaft listrik dalam bangunan berikut dengan fasilitas
penunjangnya.
4. Pengadaan dan pemasangan semua conduit yang diperlukan untuk
proteksi kabel distribusi dan kabel penerangan taman dan jalan dengan
posisi seperti yang terlihat pada gambar rencana, berikut dengan
fasilitas penunjangnya.
5. Penggalian dan pengurugan kembali galian semua saluran kabel
bawah tanah, berikut dengan fasilitas penunjangnya.
1. Syarat-syarat Penarikan Kabel
1. Semua kabel-kabel yang dipasang pada tempat-tempat tertentu
yang kemungkinan kabel tersebut akan rusak karena beban
mekanis ataupun karena kena panas, maka kabel tersebut harus
diberi conduit atau pelindung dari bahaya-bahaya mekanis
tersebut.
2. Semua kabel-kabel yang kemungkinan terendam dalam air, juga
harus diberi conduit dan diberi seal.
3. Semua conduit yang digunakan harus terbuat dari pipa PVC.