Awal munculnya Orientalis ialah sebelum perang Salib. Dipelopori Paus Silvester II dari Roma (w. 1003 M). Ia sempat menuntut ilmu di Cordoba dan Sisilia yang saat itu di bawah kekuasaan Khalifah Hakam II
1. Disampaikan Pada Pertemuan ke 2
Mata Pelajaran: SKI
MA Muhammadiyah 2 kota Malang (Kelas XII)
Imperalisme model baru:
Orientalisme di Dunia
Islam
Oleh: Fadh Ahmad Arifan
2. - Sarjana/Ilmuwan non Muslim yang mengkaji segala hal
tentang Islam dan pemeluknya dengan Metodologi dan
Motif Tertentu
- Awal munculnya Orientalis ialah sebelum perang Salib.
Dipelopori Paus Silvester II dari Roma (w. 1003 M). Ia
sempat menuntut ilmu di Cordoba dan Sisilia yang saat
itu di bawah kekuasaan Khalifah Hakam II (Sumber:
http://nl.wikipedia.org/wiki/Paus_Silvester_II).
- Ruang lingkup kajian Orientalis: al-Quran, Hadist,
Sirah Nabi saw, Aqidah, Fiqh, Filsafat, Khilafah, hingga
Tasawuf
3. - Oksidentalisme ialah Sarjana timur (khususnya
Islam) yang mengkaji Peradaban dan Pemikiran
Barat. Dewasa ini dipopulerkan oleh Hassan Hanafi.
- Oksidentalis lebih dahulu muncul ketimbang
Orientalis. Ia muncul pada era Daulah Umayyah dan
Abbasiyah (Moh. Nasir mahmud, hal 155). Pertama
kali yang dipelajari yaitu Filsafat.
- Memunculkan 2 kubu: kubu Ibnu Rusyd yang
memadukan agama dan filsafat Barat. Lalu kubu al-
Ghazali yang bersifat mengkritisi para Filosof.
4. - Metodologi: Filologi, Fenomenologi, Sosiologis, dll
- Tiga motivasi Orientalis dalam mengkaji Islam:
Ilmu Pengetahuan (era sebelum perang salib): Di era ini,
bahasa Arab wajib di ajarkan di sejumlah Universitas
Eropa (Harian Republika edisi 12 Juni 2011)
Misionaris : Samuel Zwemmer (lihat buku Qasim
Assamurai, hal 67-70)
Imperialisme: mempelajari adat, ekonomi & melakukan
spionase di daerah jajahan (Snouck Hurgronje, Raffles, dll)
5. - Pendekatan Orientalis dalam Studi islam ada 2
macam: Literatur dan Studi kasus (empiris). Literatur
biasanya memakai metode filologi & Historis,
sedangkan empiris bisa dengan fenomenologi, Sosiologi
Interpretatif dll
-Contoh: di Tasawuf, Ibn arabi dan Rumi banyak
mendapat perhatian para Orientalis. Mengapa? karena
dua figur ini dianggap sebagai sufi yang toleran,
inklusif sekaligus eksentrik (Syamsuddin Arif, hal 68).
Namun, ada juga orientalis yang mencatut nama besar
Ibn Arabi untuk melegitimasi paham "perennial“.
6. Kajian Orientalis dari abad 19 hingga sekarang:
Annemarie Schimmel (Jerman): Tasawuf
Marshal G Hodgson (Amerika): Sejarah Islam
Snouck Hourgronje (Belanda): Islam indonesia
Ignaz goldziher (Hungaria): Hadits Nabi
Sachiko Murata (Jepang): Sufi-sufi di Cina
Julia Day Howell (Australia): Fenomena Urban
Sufism/Sufisme Kontemporer
7. Edward Said, Orientalisme, (Pustaka pelajar, 2011)
Moh Nasir Mahmud, Orientalisme: Berbagai
Pendekatan Barat Dalam Studi Islam, (Maseifa,
2012)
Harian Republika edisi 12 Juni 2011
http://nl.wikipedia.org/wiki/Paus_Silvester_II
Qasim Assamurai, Bukti-Bukti Kebohongan
Orientalis, (Gema Insani, 1996)
Syamsuddin Arif, Orientalisme dan Diabolisme
Pemikiran, (Gema insani, 2008)