Dokumen tersebut merangkum sejarah dan teori-teori utama feminisme, yaitu feminisme liberal dan feminisme radikal. Feminisme liberal berfokus pada kesetaraan hak dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan, sedangkan feminisme radikal menganggap sistem patriarki sebagai penyebab utama penindasan perempuan dan berupaya menghancurkannya. Kedua aliran tersebut berkembang sebagai respon terhadap kondisi sosial dan polit
1. JENIS DAN PENDEKATAN
TEORI FEMINISME
MATERI KULIAH
SEJARAH DAN TEORI GENDER
JURUSAN SOSIOLOGI FISIP UNPAR
GANJIL 2013
2. PENGANTAR
Feminisme
sebagai filsafat dan gerakan dapat dilacak
dalam sejarah = kelahiran Era Pencerahan di Eropa.
Feminisme ini sendiri dipelopori oleh Lady Mary
Wortley Montague dan Marquis de Condorcet,
dengan mendirikan perkumpulan Ilmiah untuk
pertama kali di Middelburg, sebuah kota di selatan
Belanda, tahun 1785.
Feminisme lahir menjadi gerakan yang cukup
mendapat perhatian, terutama dalam kalangan kulit
putih di Eropa (Perempuan-perempuan di negaranegara penjajahan Eropa) : universal sisterhood
(persaudaraan universal).
3. Kata
feminisme dikreasikan pertama kali
oleh aktifis sosialis utopis, Charles Fourier
tahun 1837.
Pergerakan Eropa ini berpindah ke Amerika
dan berkembang pesat sejak publikasi John
Stuart Mill, tentang The Subjection of Women
(1869).
Perjuangan mereka ini menandakan kelahiran
Feminisme Gelombang pertama.
5. SEJARAH PERKEMBANGAN
Awalnya,
gerakan ini diperlukan karena kondisi
di mana perempuan dipasung kebebasannya.
Sejarah dunia menunjukkan, secara umum kaum
perempuan (feminin): dirugikan dan dinomor
duakan dlm masyarakat yang bersifat patriarkhi
Misalnya: dlm bidang sosial, pekerjaan,
pendidikan dan politik =hak-hak kaum permpuan
lebih subordinat, apalagi dalam masyarakat
tradisional yang agraris, cenderung menempatkan
laki-laki di publik dan perempuan di domestik.
6. Hal
ini kemudian didukung pula oleh adanya
fundementalisme agama yang cenderung
melakukan tekanan terhadap perempuan.
(Lingkungan agama Kristen Eropa saat itu).
Misalnya, ada praktek-praktek dan khotbahkhotbah = fakta banyak gereja yang menolak
adanya pendeta perempuan; pejabat gereja pun
hanya di tempati oleh kaum laki-laki.
Banyak mimbar-mimbar yang dipakai untuk
menempatkan perempuan sebagai mahluk yang
harus „tunduk pada suami.‟
7. Situasi
ini mulai mengalami perubahan,
bersamaan dengan Era Liberalisme di Eropa
dan terjadinya Revolusi Prancis di abat ke18, yang gemanya kemudian melanda
Amerika Serikat dan seluruh dunia.
Dalam latar belakang yang demikianlah, di
Eropa berkembang gerakan untuk menaikan
derajat perempuan.
8. PENGERTIAN
Feminisme
Liberal ialah pandangan untuk
menempatkan perempuan yang memiliki
kebebasan secara penuh dan individual.
Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan
kesamaan berakar pada rasionalitas dan
pemisahan antara dunia privat dan publik.
Menurut aliran ini, pd dasarnya semua
manusia memiliki kualitas dan kapasitas untuk
berpikir dan bertindak rasional.
9. Sebab
akar ketertindasan dan
keterbelakangan perempuan ialah karena
kesalahan perempuan itu sendiri.
Oleh sebab itu, perempuan harus
mempersiapkan diri untuk bersaing di
dunia dalam kerangka “persaingan
bebas” dan mempunyai kedudukan yang
sama dengan kaum laki-laki.
10. Perempuan
harus memiliki kekuatan dari
segi pendidikan dan pendapatan, serta
perempuan harus terus menuntut persamaan
haknya dalam semua bidang dan terus
berjuang untuk bebas berkehendak tanpa
tergantung pada laki-laki.
Tokoh aliran ini ialah Naomi Wolf, dengan
slogan “feminisme kekuatan” sebagai solusi
dan Mary Wallstonescraft, dengan “A
Vindication of Rights Women”
11. PENDEKATAN YANG DIKEMBANGKAN
Feminisme
Liberal memahami bahwa
perbedaan jenis kelamin membuat banyak
kelompok sosial menetapkan aturan yang
menghambat keterlibatan perempuan dalam
lingkungan publik.
Hambatan ini otomatis menciptakan
subordinasi, karena alasan sistem
reproduksi perempuan (inilah yang menjadi
titik perhatian feminisme liberal).
12. Perspektif
liberal = paham rasionalisme
=hakikat manusia yg berbeda dari binatang.
Dalam rasionalitas itulah terletak konsep
liberalisme.
Karena itu, laki-laki dan perempuan memiliki
hak dan kesempatan yang sama dalam
mengembangkan dirinya.
Feminisme Liberal menyatakan bahwa
penindasan perempuan berakar dari tidak
adanya hak sipil dan peluang pendidikan
yang sama bagi perempuan.
13. Inti
keyakinan aliran ini, bahwa kehidupan
pribadi seseorang (perempuan) tidak
semestinya menjadi obyek peraturan
masyarakat.
Aliran ini dengan demikian menerima
dikotomi publik dan privat, ia berusaha untuk
memperbaiki status perempuan dalam sistem
tersebut.
Feminisme Liberal mendukung hak-hak
perempuan dalam hal kebutuhan
kesejahteraan, pendidikan universal dan
layanan kesehatan.
14. GERAKAN YANG DIHASILKAN
Cara
1.
2.
3.
4.
yang diupayakan kaum feminisme liberal:
Menyelenggarakan pendidikan yang setara
terhadap laki-laki dan perempuan.
Memanfaatkan sumber-sumber ekonomi dan
kebebasan sipil serta pelayanan kesehatan
yang setara.
Kaum perempuan tidak perlu mengorbankan
peran domestiknya.
Memperjuangkan kesempatan hak sipil dan
ekonomi bagi perempuan melalui organisasi.
15. Di
Indonesia hal ini terlihat dalam
gerakan yang dilakukan oleh R.A
Kartini dan Dewi Sartika, dengan
gerakan pendidikannya.
17. SEJARAH PERKEMBANGANNYA
Setelah
berakhirnya perang dunia kedua, dunia
ditandai dengan kelahiran negara-negara baru
yang bebas dari penjajahan Eropa.
Kemerdekaan memberikan peluang kepada
semua elemen masyarakat untuk terlibat dalam
pembangunan bangsa, termasuk perempuan.
Bersamaan dengan itu, lahirlah feminisme
gelombang kedua, tahun 1960.
18. Tahun
1960, awal perempuan mendapatkan
hak pilih dan selanjutnya ikut mendiami
ranah politik kenegaraan=
diikutsertakannya perempuan dalam hak
suara di parlemen.
Aliran ini menyatakan bahwa dunia ilmu dan
budaya digerakan oleh logosentrisme yang
banyak didominasi oleh nilai-nilai maskulin
Menolak pandangan esensialisme; yang
mengatakan bahwa pada dasarnya manusia
ini “berasal dari Adam.”
19. Pelopori
feminisme gelombang kedua ini: para
feminisme Prancis = Helene Cixous (Yahudi,
Algeria) dan Julia Kristeva (Bulgaria),
Bersamaan dengan lahirnya teori
dekonsruksionalis= Derrida dan Foucault.
Feminisme Radikal menyatakan bahwa
penindasan perempuan berasal dari
penempatan perempuan ke dalam kelas
inferior dibandingankan dengan kelas lakilaki.
20. Para
tokoh feminisime aliran ini meyakini bahwa
perempuan harus melakukan kontrol radikal
terhadap tubuh dan kehidupan mereka.
Sistem peran laki-laki terhadap perempuan,
secara politik menindas =Model penindasan
terhadap perempuan terutama terjadi secara
psikologis dan ekonomis.
Secara spesifik, aliran ini membicarakan
mengenai seksualitas dan sosialisasi pekerja
(menganalisis struktur psikis, seksual dan
ideologis) yang membedakan kedua jenis
kelamin
21. Tujuannya
untuk mengeluarkan perempuan
dari ketertindasan budaya-budaya.
Secara spesifik, kemudian gerakan
feminisme diarahkan pada penelitian
mengenai perempuan-perempuan di dunia
ketiga, seperti Afrika, Asia dan Amerika
Selatan =Eropa sedang “booming”, namun di
dunia ketiga belum tersentuh dengan isu
tersebut.
22. PENGERTIAN
Feminisme
Radikal ialah pandangan untuk
menempatkan perempuan sebagai pusat
basis masyarakat di masa depan.
Aliran ini menyatakan bahwa patriarkhi
adalah karakteristik yang terdapat dalam
hampir semua masyarakat.
Tujuan dari aliran ini ialah menghancurkan
sistem kelas jenis kelamin yang dibentuk
sistem patriaki.
23. Aliran
ini berkeyakinan bahwa dominasi
laki-laki dan klaim penindasan itu adalah
perpanjangan dari supremasi laki-laki.
Tesis sentral aliran ini ialah personal
adalah politik =perempuan sebagai
basis sentral masyarakat di masa
depan.
24. PENDEKATAN YANG DIKEMBANGKAN
Feminisme
Radikal memberikan perhatian
pada persoalan reproduksi dan seksualitas,
dengan rujukan utama sistem patriarkhi
=dominasi terhadap kaum perempuan.
Sistem reproduksi dan perbedaan
seksualitas =hubungan seks antara lakilaki dan perempuan= pengaruh atmosfer
politikis tertentu.
25. Untuk
membebaskan perempuan dari dominasi
itu, maka patriarkhi harus dihapuskan
dengan cara melenyapkan perbedaan status,
peran dan temparamen yang timbul
berdasarkan perbedaan biologis.
Status, peran dan temparamen itu sendiri
timbul akibat rekonstruksi ideologi patriarkhi.
Dalam prakteknya, kaum feminisme radikal
memusatkan perhatiannya untuk menangani
persoalan seksual (kekerasan) dan
pemerkosaan.
26. GERAKAN YANG DIHASILKAN
Tubuh
perempuan merupakan obyek utama
penindasan oleh kekuasaan laki-laki.
Kritik utama aliran ini ialah tubuh perempuan
dan hak reproduksinya, seksualitas
(lesbianisme), seksisme, relasi kekuasaan
antara lain laki-laki dan perempuan dan
dikotomi publik dan private.
Slogan utama dalam aliran ini ialah “The
Personal is Political”.
27. Mengangkat
persoalan perempuan di ranah
privat sebagai persoalan publik merupakan
sebuah usaha politik untuk mengeluarkan
perempuan dari penindasan budaya.
Aliran ini banyak bergerak dalam ranah
akademis dengan melakukan penelitian dalam
dunia ketiga.
Cara yang diupayakan oleh feminisme radikal
ialah dengan melakukan kampanye anti
aborsi dan anti kekerasan dalam rumah
tangga.
28. Di
Indonesia, gerakan ini baru tersentuh
pada abad ke-21, yakni dengan
ditetapkannya UU No.23 tahun 2004,
tentang penghapusan kekerasan dalam
Rumah Tangga (UU PKDRT).