SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
GEMELI
( KEHAMILAN GANDA )
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Kehamilan dengan 2 janin atau lebih (Mochtar, 1998, Hal 259).
B. ETIOLOGI
- Bangsa, umur, paritas sering mempengaruhi kehamilan 2 telur.
- Faktor obat – obat induksi ovulasi : profertil, klomid dan hormon
gonado tropin dapat menyebabkan kehamilan di zigotik dan kembar lebih
dari dua.
- Faktor keturunan.
- Faktor lain belum diketahui. (Mochtar,1998)
C. PATOFISIOLOGI
Bukti - bukti yang ada sekarang mengisyaratkan bahwa pembelahan ovum
yang telah dibuahi dapat terjadi akibat tertundanya proses - proses
perkembangan normal. Karena obat progestogen dan kontrasepsi kombinasi
mengurangi motilitas tuba, diperkirakan bahwa tertundanya transportasi tuba
dan implantasi meningkatkan resiko terjadinya kembar pada kehamilan yang
pembuahannya terjadi dengan pemakaian kontrasepsi (Bresser dkk, 1987).
1
Trauma minor pada blastokista sewaktu tindakan reproduksi dengan bantuan
juga mungkin berperan meningkatkan insiden kembar monozigotik yang
dijumpai pada kehamilan dengan cara ini (Wenstrom dkk, 1993)
Hasil akhir proses pembentukan kembar bergantung pada kapan pembelahan
terjadi :
1) Apabila pembelahan terjadi sebelum massa sel dalam (morula) terbentuk
dan lapisan luar blastokista belum pasti menjadi korion, yaitu dalam 72
jam pertama setelah pembuahan, maka akan terbentuk 2 mudigah, 2
amnion dan 2 korion akan terjadi kembar monozigot, diamniotik dan
dikorionik. Jumlah plasenta mungkin 2 terpisah atau satu berfusi.
2) Apabila pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan, setelah
massa sel dalam terbentuk dan sel-sel yang ditakdirkan menjadi korion
sudah mulai berdiferensiasi tetapi sel-sel amnion belum, akan terbentuk 2
mudigah, masing-masing dengan kantung amnion terpisah. Dua kantong
amnion akhirnya akan ditutupi oleh sebuah korion bersama sehingga
dihasilkan kembar monozigot, diamniotik dan monokorionik.
3) Namun, apabila amnion sudah terbentuk yang terjadi sekitar 8 hari setelah
pembuahan, pembelahan akan menghasilkan 2 mudigah didalam 1 kantung
amnion bersama atau kembar monozigot, monoamnionik dan
monokorionik.
2
4) Apabila pembuahan dimulai lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng
embrionik terbentuk maka pemisahan tidak lengkap dan terbentuk kembar
siam. (Cuningham, Obstetri William,2006: hal 853-855)
D. TANDA DAN GEJALA
1. Uterus lebih besar melebihi amenore.
2. Uterus cepat membesar pada pemeriksaan ulang.
3. Teraba balotemen 2 atau lebih.
4. Terdengar 2 denyut jantung janin dengan perbedaan 10 atau lebih.
(Mochtar,1998)
E. PROGNOSIS
- Untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal
karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia,
pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum.
- Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps
tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetri karena kelainan letak
janin. (Mochtar,1998)
II. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
- Gerakan janin lebih banyak.
- Ibu merasakan sesak jika bernafas.
3
- Perut lebih cepat membesar.
- Ibu mengatakan ada keturunan kembar.
b. Data Obyektif
- Palpasi TFU lebih besar daripada umumnya.
- Bagian – bagian kecil teraba lebih banyak.
- Djj ada 2 tempat dengan perbedaan 10 denyut/menit.
III. PENATALAKSANAAN MEDIK
Prinsip – prinsip penanganan sebaiknya ditangani oleh penolong persalinan yang
terampil, agar mampu mengenali tanda – tanda komplikasi.
a) Persalinan Preterem.
b) Disfungsi uterus.
c) Presentasi abnormal
d) Prolaps tali pusat.
e) Solusio plasenta.
f) Perdarahan post partum.
Ibu harus didampingi atau diobservasi oleh nakes atau bidan. Siapkan instrumen
dan bahan untuk kondisi gawat darurat, pasang infus profilaksis.
Bayi I :
- Cek presentasi
1. Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan persalinan normal
dan lakukan monitoring dengan partograf.
4
2. Bila presentasi bokong lakukan pertolongan sama dengan bayi
tunggal presentasi bokong.
3. Bila lintang lakukan SC
- Monitor DJJ
- Pada kala 2 beri oksitosin 2,5 IU dalam 500ml RL atau D5% 10 tpm.
Bayi II :
a) Segera setelah kelahiran bayi ke satu
b) Lakukan vt untuk mengetahui ada tidaknya prolaps fenikulli, ketuban
pecah atau intak, presentasi bayi.
c) Bila presentasi verteks :
(1) Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara manual.
(2) Ketuban dipecahkan.
(3) Observasi djj.
(4) Bila tidak timbul kontraksi dalam 10 menit, oksitosin
dipercepat sampai his adekuat.
(5) Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut
persyaratan yang ada ( VE, Forsep, SC ). ( Sinopsis Obstetri jilid 1).
Kala III :
- Segera setelah anak ke dua lahir, berikan oksitosin 10 unit drip dan lakukan
pengosongan kandung kemih.
- Upayakan agar uterus berkontraksi.
5
- Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada tali pusat bila belum berhasil,
ditunggu hingga tampak tanda – tanda pelepasan plasenta.
- Setelah plasenta lahir periksa kelengkapannya, perhatikan kontraksi uterus dan
bila diperlukan beri uterotonika.
- Perhatikan perdarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan laserasi jalan
lahir.
- Lakukan penjahitan episiotomi, nilai kontraksi uterus.
- Rapihkan instrumen dalam rendaman klorin, mencuci tangan dengan sabun
dan air.
- Periksa dan catat tanda vital ibu kemudian cantumkan dalam status.
Kala IV :
1. Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan selama 2 jam post
partum.
2. Jika tanda vital dan hasil pemantauan menunjukkan nilai normal
kenakan pembalut dan pakaian kemudian bawa ibu ke rawat gabung
(Mochtar,1998)
6
- Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada tali pusat bila belum berhasil,
ditunggu hingga tampak tanda – tanda pelepasan plasenta.
- Setelah plasenta lahir periksa kelengkapannya, perhatikan kontraksi uterus dan
bila diperlukan beri uterotonika.
- Perhatikan perdarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan laserasi jalan
lahir.
- Lakukan penjahitan episiotomi, nilai kontraksi uterus.
- Rapihkan instrumen dalam rendaman klorin, mencuci tangan dengan sabun
dan air.
- Periksa dan catat tanda vital ibu kemudian cantumkan dalam status.
Kala IV :
1. Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan selama 2 jam post
partum.
2. Jika tanda vital dan hasil pemantauan menunjukkan nilai normal
kenakan pembalut dan pakaian kemudian bawa ibu ke rawat gabung
(Mochtar,1998)
6

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ketuban Pecah Dini dan Kehamilan Preterm
Ketuban Pecah Dini dan Kehamilan PretermKetuban Pecah Dini dan Kehamilan Preterm
Ketuban Pecah Dini dan Kehamilan Preterm
youngdoctorsnote
 
Presentasi dahi
Presentasi dahiPresentasi dahi
Presentasi dahi
pie-pien
 
Kb dalam pandangan agama
Kb dalam pandangan agamaKb dalam pandangan agama
Kb dalam pandangan agama
Ainur
 
distosia letak sungsang
distosia letak sungsangdistosia letak sungsang
distosia letak sungsang
sri wahyuni
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Yulia Fatma Nasution
 
KB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilanKB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilan
Uwes Chaeruman
 

Mais procurados (20)

ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Gawat janin
Gawat janinGawat janin
Gawat janin
 
Adaptasi bbl pw
Adaptasi bbl pwAdaptasi bbl pw
Adaptasi bbl pw
 
Ikterus
IkterusIkterus
Ikterus
 
Power point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis GravidarumPower point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis Gravidarum
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
 
Ketuban Pecah Dini dan Kehamilan Preterm
Ketuban Pecah Dini dan Kehamilan PretermKetuban Pecah Dini dan Kehamilan Preterm
Ketuban Pecah Dini dan Kehamilan Preterm
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
 
Solusio placenta
Solusio placentaSolusio placenta
Solusio placenta
 
Presentasi dahi
Presentasi dahiPresentasi dahi
Presentasi dahi
 
Kb dalam pandangan agama
Kb dalam pandangan agamaKb dalam pandangan agama
Kb dalam pandangan agama
 
Menentukan Diagnosa Kebidanan
Menentukan Diagnosa KebidananMenentukan Diagnosa Kebidanan
Menentukan Diagnosa Kebidanan
 
Panggul luar dan dalam
Panggul luar dan dalamPanggul luar dan dalam
Panggul luar dan dalam
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
distosia letak sungsang
distosia letak sungsangdistosia letak sungsang
distosia letak sungsang
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
 
KB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilanKB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilan
 
Ruptur uteri
Ruptur uteriRuptur uteri
Ruptur uteri
 

Destaque (8)

Gestation
GestationGestation
Gestation
 
KEHAMILAN BERGANDA
KEHAMILAN BERGANDAKEHAMILAN BERGANDA
KEHAMILAN BERGANDA
 
Referat gemelli
Referat gemelliReferat gemelli
Referat gemelli
 
Kehamilan kembar by umi fitri astutik
Kehamilan kembar by umi fitri astutikKehamilan kembar by umi fitri astutik
Kehamilan kembar by umi fitri astutik
 
118354188 lp-letak-sungsang
118354188 lp-letak-sungsang118354188 lp-letak-sungsang
118354188 lp-letak-sungsang
 
KEHAMILAN KEMBAR
KEHAMILAN KEMBARKEHAMILAN KEMBAR
KEHAMILAN KEMBAR
 
Pernikahan dini
Pernikahan diniPernikahan dini
Pernikahan dini
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)
 

Semelhante a Kehamilan ganda

262711979 laporan-kasus-kehamilan-posterm
262711979 laporan-kasus-kehamilan-posterm262711979 laporan-kasus-kehamilan-posterm
262711979 laporan-kasus-kehamilan-posterm
MariaUlfaini
 

Semelhante a Kehamilan ganda (20)

256898838 copy-of-askeb-bulin
256898838 copy-of-askeb-bulin256898838 copy-of-askeb-bulin
256898838 copy-of-askeb-bulin
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Proses persalinan
Proses persalinanProses persalinan
Proses persalinan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
 
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
 
Teknologi Reproduksi Berbantu
Teknologi Reproduksi BerbantuTeknologi Reproduksi Berbantu
Teknologi Reproduksi Berbantu
 
GMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabungGMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabung
 
Kesehatan
KesehatanKesehatan
Kesehatan
 
262711979 laporan-kasus-kehamilan-posterm
262711979 laporan-kasus-kehamilan-posterm262711979 laporan-kasus-kehamilan-posterm
262711979 laporan-kasus-kehamilan-posterm
 
PPT KET
PPT KETPPT KET
PPT KET
 
Tinjauan Teori Asfiksia
Tinjauan Teori AsfiksiaTinjauan Teori Asfiksia
Tinjauan Teori Asfiksia
 
Kehamilan ektopik AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ektopik AKPER PEMKAB MUNA Kehamilan ektopik AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ektopik AKPER PEMKAB MUNA
 
Kehamilan ektopik AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ektopik AKPER PEMKAB MUNAKehamilan ektopik AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ektopik AKPER PEMKAB MUNA
 
Bayi kembar dan penyakit yang menyerang
Bayi kembar dan penyakit yang menyerangBayi kembar dan penyakit yang menyerang
Bayi kembar dan penyakit yang menyerang
 
INTRANATAL KALA 3.pptx
INTRANATAL KALA 3.pptxINTRANATAL KALA 3.pptx
INTRANATAL KALA 3.pptx
 
BIOLOGI.pptx
BIOLOGI.pptxBIOLOGI.pptx
BIOLOGI.pptx
 
Kehamilan kembar-pres1
Kehamilan kembar-pres1Kehamilan kembar-pres1
Kehamilan kembar-pres1
 
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNASolusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 

Último

IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 

Último (17)

PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 

Kehamilan ganda

  • 1. GEMELI ( KEHAMILAN GANDA ) I. KONSEP DASAR A. DEFINISI Kehamilan dengan 2 janin atau lebih (Mochtar, 1998, Hal 259). B. ETIOLOGI - Bangsa, umur, paritas sering mempengaruhi kehamilan 2 telur. - Faktor obat – obat induksi ovulasi : profertil, klomid dan hormon gonado tropin dapat menyebabkan kehamilan di zigotik dan kembar lebih dari dua. - Faktor keturunan. - Faktor lain belum diketahui. (Mochtar,1998) C. PATOFISIOLOGI Bukti - bukti yang ada sekarang mengisyaratkan bahwa pembelahan ovum yang telah dibuahi dapat terjadi akibat tertundanya proses - proses perkembangan normal. Karena obat progestogen dan kontrasepsi kombinasi mengurangi motilitas tuba, diperkirakan bahwa tertundanya transportasi tuba dan implantasi meningkatkan resiko terjadinya kembar pada kehamilan yang pembuahannya terjadi dengan pemakaian kontrasepsi (Bresser dkk, 1987). 1
  • 2. Trauma minor pada blastokista sewaktu tindakan reproduksi dengan bantuan juga mungkin berperan meningkatkan insiden kembar monozigotik yang dijumpai pada kehamilan dengan cara ini (Wenstrom dkk, 1993) Hasil akhir proses pembentukan kembar bergantung pada kapan pembelahan terjadi : 1) Apabila pembelahan terjadi sebelum massa sel dalam (morula) terbentuk dan lapisan luar blastokista belum pasti menjadi korion, yaitu dalam 72 jam pertama setelah pembuahan, maka akan terbentuk 2 mudigah, 2 amnion dan 2 korion akan terjadi kembar monozigot, diamniotik dan dikorionik. Jumlah plasenta mungkin 2 terpisah atau satu berfusi. 2) Apabila pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan, setelah massa sel dalam terbentuk dan sel-sel yang ditakdirkan menjadi korion sudah mulai berdiferensiasi tetapi sel-sel amnion belum, akan terbentuk 2 mudigah, masing-masing dengan kantung amnion terpisah. Dua kantong amnion akhirnya akan ditutupi oleh sebuah korion bersama sehingga dihasilkan kembar monozigot, diamniotik dan monokorionik. 3) Namun, apabila amnion sudah terbentuk yang terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan, pembelahan akan menghasilkan 2 mudigah didalam 1 kantung amnion bersama atau kembar monozigot, monoamnionik dan monokorionik. 2
  • 3. 4) Apabila pembuahan dimulai lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik terbentuk maka pemisahan tidak lengkap dan terbentuk kembar siam. (Cuningham, Obstetri William,2006: hal 853-855) D. TANDA DAN GEJALA 1. Uterus lebih besar melebihi amenore. 2. Uterus cepat membesar pada pemeriksaan ulang. 3. Teraba balotemen 2 atau lebih. 4. Terdengar 2 denyut jantung janin dengan perbedaan 10 atau lebih. (Mochtar,1998) E. PROGNOSIS - Untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum. - Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetri karena kelainan letak janin. (Mochtar,1998) II. PENGKAJIAN a. Data Subyektif - Gerakan janin lebih banyak. - Ibu merasakan sesak jika bernafas. 3
  • 4. - Perut lebih cepat membesar. - Ibu mengatakan ada keturunan kembar. b. Data Obyektif - Palpasi TFU lebih besar daripada umumnya. - Bagian – bagian kecil teraba lebih banyak. - Djj ada 2 tempat dengan perbedaan 10 denyut/menit. III. PENATALAKSANAAN MEDIK Prinsip – prinsip penanganan sebaiknya ditangani oleh penolong persalinan yang terampil, agar mampu mengenali tanda – tanda komplikasi. a) Persalinan Preterem. b) Disfungsi uterus. c) Presentasi abnormal d) Prolaps tali pusat. e) Solusio plasenta. f) Perdarahan post partum. Ibu harus didampingi atau diobservasi oleh nakes atau bidan. Siapkan instrumen dan bahan untuk kondisi gawat darurat, pasang infus profilaksis. Bayi I : - Cek presentasi 1. Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan persalinan normal dan lakukan monitoring dengan partograf. 4
  • 5. 2. Bila presentasi bokong lakukan pertolongan sama dengan bayi tunggal presentasi bokong. 3. Bila lintang lakukan SC - Monitor DJJ - Pada kala 2 beri oksitosin 2,5 IU dalam 500ml RL atau D5% 10 tpm. Bayi II : a) Segera setelah kelahiran bayi ke satu b) Lakukan vt untuk mengetahui ada tidaknya prolaps fenikulli, ketuban pecah atau intak, presentasi bayi. c) Bila presentasi verteks : (1) Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara manual. (2) Ketuban dipecahkan. (3) Observasi djj. (4) Bila tidak timbul kontraksi dalam 10 menit, oksitosin dipercepat sampai his adekuat. (5) Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang ada ( VE, Forsep, SC ). ( Sinopsis Obstetri jilid 1). Kala III : - Segera setelah anak ke dua lahir, berikan oksitosin 10 unit drip dan lakukan pengosongan kandung kemih. - Upayakan agar uterus berkontraksi. 5
  • 6. - Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada tali pusat bila belum berhasil, ditunggu hingga tampak tanda – tanda pelepasan plasenta. - Setelah plasenta lahir periksa kelengkapannya, perhatikan kontraksi uterus dan bila diperlukan beri uterotonika. - Perhatikan perdarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan laserasi jalan lahir. - Lakukan penjahitan episiotomi, nilai kontraksi uterus. - Rapihkan instrumen dalam rendaman klorin, mencuci tangan dengan sabun dan air. - Periksa dan catat tanda vital ibu kemudian cantumkan dalam status. Kala IV : 1. Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan selama 2 jam post partum. 2. Jika tanda vital dan hasil pemantauan menunjukkan nilai normal kenakan pembalut dan pakaian kemudian bawa ibu ke rawat gabung (Mochtar,1998) 6
  • 7. - Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada tali pusat bila belum berhasil, ditunggu hingga tampak tanda – tanda pelepasan plasenta. - Setelah plasenta lahir periksa kelengkapannya, perhatikan kontraksi uterus dan bila diperlukan beri uterotonika. - Perhatikan perdarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan laserasi jalan lahir. - Lakukan penjahitan episiotomi, nilai kontraksi uterus. - Rapihkan instrumen dalam rendaman klorin, mencuci tangan dengan sabun dan air. - Periksa dan catat tanda vital ibu kemudian cantumkan dalam status. Kala IV : 1. Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan selama 2 jam post partum. 2. Jika tanda vital dan hasil pemantauan menunjukkan nilai normal kenakan pembalut dan pakaian kemudian bawa ibu ke rawat gabung (Mochtar,1998) 6