Dokumen tersebut membahas tentang konsekuensi dari iman terhadap Al-Quran. Ada dua konsekuensi utama yaitu: 1) Mengimani seluruh isi Al-Quran, dan 2) Tunduk dan patuh terhadap seluruh perintah Allah dan Rasulullah saw. Alasan untuk mengimani seluruh isi Al-Quran dijelaskan karena iman hanya terhadap sebagian akan dianggap kafir, dan orang kafir akan mendapat balasan di akhir
5. Iman adalah pembenaran yang
pasti sesuai dengan fakta berdasarkan
dalil (at-tashdîq al-jâzim muthâbiq li al-
wâqi’ ‘an dalîl)
6. TENTANG IMAN
• Pembenaran yang pasti (at-
tashdîq al-jâzim) berarti
keyakinan yang pasti yang
tidak
mengandung rayb (keraguan)
dan tidak dimasuki syakk
(kebimbangan).
• Sesuai dengan fakta artinya
bahwa fakta-fakta yang
terindera membenarkannya
dan tidak menentangnya.
7. TENTANG IMAN
Dan hingga pembenaran yang pasti itu sesuai
fakta maka harus berangkat dari dalil yang
dipastikan kebenarannya baik apakah dalil ini:
• Berupa dalil aqli (rasional) yakni hasil
pembahasan rasional (aqliy) pada fakta-
fakta yang terindera seperti pembahasan
pada makhluk-makhluk yang terindera
untuk berargumentasi bahwa Allah SWT
adalah Penciptanya.
• Atau dengan membahas kalamullah yang
telah diturunkan –al-Quran al-karim- untuk
berargumentasi bahwa al-Quran itu adalah
kalamullah SWT dan bukan ucapan
manusia.
8. • Dan berikutnya berargumentasi
bahwa Muhammad yang datang
membawa kalamullah itu
adalah rasul dari sisi Allah.
• Atau dalil itu berupa dalil naqli
yakni melalui penukilan yang
dipastikan berasal dari Allah
SWT di dalam kitab-Nya yang
mulia atau berasal dari Rasul-
Nya saw dalam haditsnya yang
mutawatir berasal dari beliau
saw.
TENTANG IMAN
9. IMAN ITU LAWAN DARI KUFUR
SELAIN ORANG MUKMIN ADALAH ORANG
KAFIR SECARA PASTI DAN TIDAK ADA
SETENGAH MUKMIN SETENGAH KAFIR
11. • Perkara-perkara ghaib adalah perkara-perkara
yang tidak bisa diindera
• Perkara-perkara ghaib yang diinformasikan oleh Al
Quran, wajib bagi kita untuk mengimaninya
12. PERKARA-PERKARA GHAIB
YANG WAJIB DIIMANI:
• ‘Asma wa sifat Allah
• Keberadaan para nabi dan rasul
sebelum Muhammad saw beserta
kitab suci mereka
• Keberadaan malaikat-malaikat Allah
SWT, juga keberadaan jin
• Taqdir, yaitu catatan (ilmu Allah)
yang menyeluruh tentang segala
sesuatu
• Keberadaan Hari Akhir (Hari Kiamat,
Hari Kebangkitan, Hari Perhitungan,
Surga, Neraka dan lain sebagainya)
13. اَيَو ِ َّاَّللِب واُنِآم واُنَمآ َينِذَّلا اَهُّيَأِذَّلا ِباَتِكْلاَو ِهِلوُسَرىَلَع َلَّزَن ي
َق ْنِم َلَزْنَأ يِذَّلا ِباَتِكْلاَو ِهِلوُسَرِ َّاَّللِب ْرُفْكَي ْنَمَو ُلْبِهِتَكِئ ََلَمَو
َف ِر ِخ ْاْل ِم ْوَيْلاَو ِهِلُسُرَو ِهِبُتُكَو ااْيَِِب اً ََلََ َّلََ ََْْق
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan
kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
(QS an-Nisa’, 4:136)
15. ُفْكَت َو ِباَتِكْال ِضْعَبِب َن ْوُنِمْؤُتَفَأْنَم ُءاَزَج اَمَف ، ٍضْعَبِب َن ْوُرُلَعْفَي
ْنُّدال ِةاَيَحْال يِف ٌّي ْز ِخ اّلِإ ْمُكْنِم َكِلذْوُّدَرُي ِةَماَيِقْال َم ْوَي َو اَيىَلِإ َن
َت اَّمَع ٍلِفَاغِب ُهللا اَم َو ِباَذَعْال اِدَّشَّأَن ْوَُُمْع
“Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab dan ingkar terhadap
sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian di
antaramu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak
lengah dari apa yang kamu perbuat.” (QS al-Baqarah [2]: 85)
16. ِخَ ْاْل ِاءَقِل َو َانِتاَيَآِب واُبَّذَك َينِذَّال َوْجُي ْلَه ْمُهُلاَمْعَأ ْتَطِبَح ِةَرَن ْوَز
َونَُُمْعَي واُناَك اَم َّّلِإ
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan (amal-
amal baik) mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang
telah mereka kerjakan (mendustakan ayat-ayat Kami dan maksiyat).”
(QS al-A’raf [7]: 147)
17. ِرُي َو ِهُُِسُر َو ِ َّاَّللِب َونُرُفْكَي َينِذَّال َّنِإُر َو ِ َّاَّلل َْنيَب واُق ِارَفُي ْنَأ َُونديِهُُِس
ٍضْعَبِب ُرُفْكَن َو ٍضْعَبِب ُنِمْؤُن َونُلوُقَي َوَذ َْنيَب واُذ ِخَّتَي ْنَأ َُوندي ِرُي َوايًلِبَس َكِل
.ُِْل َانْدَتْعَأ َو ۚ اًّقَح َونُرِفاَكْال ُمُه َكِئَلوُأاانيِهُم ااباَذَع َين ِرِفاَك
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya,
dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-
rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian
dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan
perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman
atau kafir) merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami
telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang
menghinakan.” (QS al-Nisa' [4]: 150-152)
18. Ayat yang mewajibkan hukuman jilid
bagi pezina, (QS al-Nur [24]: 2),
potong tangan bagi pencuri (QS al-
Maidah [5]: 38), dan qishash bagi
pembunuh (QS al-Baqarah [2]: 178),
harus diimani sebagaimana ayat yang
memerintahkan shalat, zakat, (QS al-
Baqarah [2]: 43), dan puasa (QS al-
Baqarah [2]: 183). Demikian juga
dengan ayat yang mewajibkan jihad
(QS al-Baqarah [2[: 216), menerapkan
hukum Allah (QS al-Maidah [5]: 49),
dan menaati ulil amri yang Muslim
(QS al-Nisa' [4]: 59)
AYAT-AYAT AL QURAN HARUS
DIIMANI SEMUANYA
21. َمَتَاخ َو ِ َّاَّلل َلوُسَر ْنِكَل َو ْمُكِلاَج ِر ْنِم ٍدَحَأ اَبَأ ٌدَّمَحُم َانَك اَم
ۗ َينِايِبَّنال
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-
laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi.” (TQS.al-Ahzab [33]: 40)
22. َطُيِل َّّلِإ ٍل ْوُسَر ْنِم َانَُْس ْرَأ اَم َوِهللا ِنْذِإِب َعا
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun
melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.”
(TQS an-Nisa’ [4]: 64)
23. ُكاَهَن اَم َو ُهوُذُخَف ُلوُسَّالر ُمُكاَتآ اَم َوواُهَتانَف ُهْنَع ْم
“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan
apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”
(QS. Al-Hasyr [59]: 7)
24. ْح َو َّّلِإ َوُه ْنِإ ى َوَهْال ِنَع ُقِنطَي اَم َوىَحوُي ٌي
“Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa
nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah
wahyu yang disampaikan kepadanya.”
(QS. An Najm [53]: 3-4)
25. ِاكَحُي ىَّتَح َونُنِمْؤُي َّل َكِابَر َو ًَلَفَّمُث ْمُهَنْيَب َرَجَش اَميِف َوكُمَّل
َْتيَضَق اَّمِم ااجَرَح ْمِهِسُفْنَأ يِف ُواد ِجَيااميُِْسَت واُمِاَُسُي َو
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan
yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(QS An-Nisa’[4]: 65)
26. Umar ibnul Khattab memenggal kepala orang yang menolak
keputusan Nabi saw
ASBABUN NUZUL AN-NISA’ AYAT 65
27. KENAPA HARUS TUNDUK DAN PATUH TERHADAP
SELURUH PERINTAH ALLAH DAN
RASULULLAH SAW?
28. ِاسال يِف واُُُخْدا واُنَمَآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيِبَّتَت َّل َو اةَّفاَك ِمُْواُع
ٌُّودَع ْمُكَل ُهَّنِإ ِانَطْيَّشال ِتا َوُطُخٌينِبُم
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.” (QS. Al Baqarah [2]: 208)
29. َو ُ َّاَّلل ىَضَق اَذِإ ٍةَنِمْؤُم َّل َو ٍنِمْؤُمِل َانَك اَم َوُمُهَل َونُكَي نَأ اارْمَأ ُهُلوُس َر
َلوُس َر َو َ َّاَّلل ِصْعَي نَم َو ْمِه ِرْمَأ ْنِم ُة َرَي ِخْالااينِبُّم اّل ًَلَض َّلَض ْدَقَف ُه
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”
(QS. Al Ahzab [33]: 36)
30. َلِإ واُعُد اَذِإ َينِنِمْؤُمْال َل ْوَق َانَك اَمَّنِإَب َمُكْحَيِل ِهِلوُسَر َو ِ َّاَّلل ىْمُهَنْي
ُه َكِئَل ْوُأ َو َانْعَطَأ َو َانْعِمَس واُلوُقَي نَأَونُحُِْفُمْال ُم
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk
kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan
keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan,
“Kami mendengar dan kami taat.” Dan hanya merekalah orang-orang
yang berbahagia.” (QS an-Nur [21]: 51)
32. • Ittiba’ adalah menempuh jalan orang yang (wajib)
diikuti dan melakukan apa yang dia lakukan. [I’Iamul
Muwaqqi’in 2/171]
• Seorang muslim wajib ittiba’ kepada Rasulullah saw
dengan menempuh jalan yang beliau tempuh dan
melakukan apa yang beliau lakukan.
TENTANG ITTIBA’
33. ْلُقَ َّاَّلل َُّونب ِحُت ْمُتْنُك ْنِإُي يِنوُعِبَّتاَفُمُكْبِبْح
َبوُنُذ ْمُكَل ْرِفْغَي َو ُ َّاَّللٌورُفََ ُ َّاَّلل َو ۗ ْمُكٌمي ِحَر
"Katakanlah jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.“
(QS. Ali Imran, 3:31)
34. ْلُقَف ۖ َلوُسَّالر َو َ َّاَّلل واُعيِطَأَّنِإَف ا ْوَّل َوَت نِإَّل َ َّاَّلل
َين ِرِفاَكْال ُّب ِحُي
Katakanlah : “Taatilah Allah dan RasulNya. Jika kalian
berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak suka
kepada orang-orang yang kafir’’.
(QS. Ali Imran, 3:32)
35. • Ayat ini mengandung makna, jika
seseorang menyalahi perintah Rasul-
Nya atau tidak berittiba’ kepada
Rasulullah saw, maka dia telah kufur;
dan Allah tidak menyukai orang yang
memiliki sifat demikian, meskipun dia
mengaku dan mendakwahkan
kecintaannya kepada Allah, sampai ia
mengikuti Rasulullah saw.
• Ketika Umar bin Khaththab ra
memegang dan membaca lembaran
Taurat, maka Rasulullah saw bersabda:
“Apakah engkau merasa ragu, wahai
Umar bin Khaththab? Demi yang diri
Muhammad berada di tanganNya,
seandainya Nabi Musa itu hidup, maka
tidak boleh bagi dia, melainkan harus
mengikuti aku”. (HR Ahmad, ad Darimi
dan Ibnu Abi ‘Ashim)
36. BAGAIMANA KALAU MENYALAHI
PERINTAH RASULULLAH SAW?
Allah Azza wa Jalla berfirman:
َونُفِلَاخُي َينِذَّال ِرَذْحَيَُْفُهَبي ِصُت نَأ ِه ِرْمَأ ْنَعْم
َأ ٌابَذَع ْمُهَبي ِصُي ْوَأ ٌَةنْتِفٌميِل
Maka hendaklah (berhati-hati) orang-orang
yang menyalahi perintah Rasulullah, takut akan
ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
(Qs. An-Nuur, 24:63)
37. • Orang yang tidak berittiba’ kepada
Rasulullah saw, mengingkarinya
dan menolaknya, akan terjatuh
pada kekufuran, baik kufur yang
besar (akbar) ataupun kufur yang
kecil (ashghar), atau kemunafikan,
atau bid’ah;
• Dan ini merupakan pengaruh dari
perbuatan dosa dan maksiat;
maksiat kepada Rasulullah saw
memiliki pengaruh yang besar
terhadap hati manusia, berupa
kekufuran, kemunafikan, bid’ah;
atau fitnah yang besar di dunia,
yaitu berupa ancaman dibunuh,
diberi hukuman had ataupun di
penjara oleh Ulil Amri. [Tafsir Ibnu
Katsir, III/338]
39. TUJUAN HIDUP MANUSIA
َسْنِ ْاْل َو َّن ِجْال ُتْقََُخ اَم َوَّّلِإُِوندُبْعَيِل
“Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Ad-Dzariyat, 51:56)
40. • Imam Ibnu Katsir dalam
tafsirnya mengatakan, maksud
Allah dalam firman-Nya itu
adalah: “Sesungguhnya Aku
ciptakan mereka hanyalah
untuk Aku perintahkan mereka
beribadah kepada-Ku, bukan
karena Aku butuh mereka.
• Ibnu Katsir mengutip Ali bin
Tholhah yang mengatakan: illa
liya’ buduuni artinya adalah
kecuali agar mereka mengakui
peribadatan kepada-Ku,
dengan pilihan maupun
terpaksa.
41. TUJUAN HIDUP
MANUSIA DI DUNIA
Allah SWT menciptakan jin dan
manusia hanya untuk satu tujuan,
yakni beribadah kepada -Nya
dalam segala bentuknya, baik yang
bersifat khusus (ibadah mahdloh)
maupun ibadah secara umum, yakni
ketataan dan ketundukan kepada-
Nya, serta keterikatan (iltizam)
dengan seluruh apa yang Dia
syariatkan di dalam agama Islam
dalam seluruh aspek kehidupan,
baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan publik.
42. VISI MUSLIM
Visi orang-orang Islam yang
memiliki tujuan hidup hanya
untuk beribadah kepada
Allah SWT adalah menjadi
ahli ibadah yang terbaik,
yang dalam bahasa Al-
Quran disebut
ibadurrahman, para hamba
Allah yang Mahapengasih.
43. • Shalat subuh 2 rakat, duhur 4
rakaat, ashar 4 rakaat, maghrib
3 rakaat dan isya 4 rakaat?
• Bulan Ramadhan berpuasa?
• Haji ke Baitullah?
• Babi tidak dimakan?
• Kalau kentut yang dibasuh
dalam wudhu bukan tempat
keluar kentut?
• Mencari nafkah dengan jalan
yang halal?
• Menikah dengan orang yang
dihalalkan oleh syariah?
JADI, KENAPA:
47. 1. Iman terhadap Al Quran harus totalitas
2. Pengingkaran terhadap satu ayat dapat menyebabkan
pelakunya jatuh kepada kekufuran dan hukuman yang
berat
3. Tunduk dan patuh terhadap seluruh perintah Allah
dan Rasulullah saw adalah sebuah kewajiban
Notas do Editor
Siap tidak siap harus siap!
Iman terhadap Al Quran tidak boleh sebagian-sebagian
Abu Hurairah berkata, "Tatkala Rasululah saw wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sesudahnya, serta beberapa orang Arab kembali kafir, Umar berujar kepada Abu Bakar, "Bagaimana engkau memerangi manusia padahal Rasulullah saw telah bersabda 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa-ilaaha-illallah, barangsiapa mengucapkan Laa-ilaaha ilallah, berarti ia telah menjaga darah dan jiwanya dariku kecuali karena alasan yang dibenarkan, dan hisabnya ada pada Allah, ' Lantas Abu Bakar berkata, "Demi Allah, sungguh akan aku perangi siapa saja yang memisahkan antara shalat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak harta, demi Allah, kalaulah mereka mencegahku dari membayar unta yang pernah mereka bayarkan kepada Rasulullah saw, niscaya kuperangi karena mencegahnya." Lantas Umar berkata, "Demi Allah, tiba-tiba tak ada pendapat lain selain aku melihat bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi, aku sadar bahwa dia adalah benar." (HR Bukhari No. 6741)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir diceritakan bahwa ada dua orang lelaki melaporkan persengketaan yang terjadi di antara keduanya kepada Rasulullah Saw. Maka Rasulullah saw memutuskan perkara untuk kemenangan orang (pihak) yang benar dan mengalahkan pihak yang salah. Maka orang yang dikalahkan berkata, "Aku kurang puas." Lalu lawannya berkata, "Apa lagi kemauanmu?" ia menjawab, "Mari kita berangkat menuju Abu Bakar As-Siddiq," lalu keduanya pergi menghadap Abu Bakar. Maka berkatalah orang yang menang, "Sesungguhnya kami telah mengadukan perkara kami kepada Nabi Saw., dan Nabi Saw. memutuskan untuk kemenanganku." Abu Bakar menjawab, "Kamu berdua harus mengikuti apa yang telah diputuskan oleh Rasulullah Saw." Tetapi orang yang dikalahkan menolak dan masih kurang puas. Maka Abu Bakar ra memberikan sarannya agar keduanya pergi kepada Umar ibnul Khattab. Sesampainya di tempat Umar ibnul Khattab, orang yang menang mengatakan, "Sesungguhnya kami telah mengadukan perkara kami kepada Nabi saw, dan beliau memutuskan untuk kemenanganku atas dia, tetapi dia ini menolak dan kurang puas." Lalu Umar bertanya kepada pihak yang kalah, "Apakah memang benar demikian?" Dan pihak yang kalah mengatakan hal yang sama. Maka Umar masuk ke dalam rumahnya, lalu keluar lagi seraya membawa sebilah pedang di tangannya yang dalam keadaan terhunus, lalu ia langsung memenggal kepala pihak yang menolak lagi tidak puas dengan keputusan Nabi saw hingga mati seketika itu juga. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman…”