Dokumen tersebut membahas tentang kerusakan di dunia yang disebabkan oleh perbuatan manusia yang bertentangan dengan syariat Islam. Dokumen tersebut menjelaskan penyebab utama kerusakan adalah kekufuran, kemusyrikan, dan berbagai maksiat lainnya. Solusi untuk menghentikan kerusakan adalah dengan meninggalkan segala bentuk maksiat dan kembali taat kepada seluruh hukum Islam secara total.
2. َو ِرَبْال يِف ُداَسَفْال َرَهَظَبَسَك اَمِب ِرْحَبْالْت
َب ْمُهَقيِذُيِل ِاسَّنال يِدْيَأواُلِمَع يِذَّال َضْع
َونُع ِج ْرَي ْمُهَّلَعَل
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum, 30:41)
3. AL-FASAD MENURUT ULAMA TAFSIR (1)
• Al-fasad (kerusakan) kebalikan dari
al-shalaah (kebaikan).
• Menurut al-Biqa’i, al-fasad adalah
berkurangnya semua yang
bermanfaat bagi makhluk.
• Menurut al-Baghawi dan al-Khazin,
al-fasad adalah kekurangan hujan
dan sedikitnya tanaman.
4. • Al-Nasafi memberikan contoh al-fasad berupa
terjadinya paceklik; minimnya hujan, hasil panen
dalam pertanian, dan keuntungan dalam
perdagangan; terjadinya kematian pada manusia dan
hewan; banyaknya peristiwa kebakaran dan
tenggelam; dan dicabutnya berkah dari segala
sesuatu.
• Al-Zamakhsyari dan al-Alusi menggambarkan al-fasad
dengan kegagalan para nelayan dan penyelam,
sedikitnya manfaat dan banyaknya mudharat.
AL-FASAD MENURUT ULAMA TAFSIR (2)
5. • Al-Syaukani menegaskan al-ta’rif (bentuk
ma’rifah) pada kata al-fasad , al-barr dan al-
bahr menunjukkan lil al-jins (untuk
menyatakan jenis). Sehingga kata tersebut
mencakup semua jenis kerusakan di seluruh
muka bumi, baik yang ada di daratan maupun
di lautan (perairan darat dan laut).
• Semua kerusakan dalam bidang politik,
ekonomi, pendidikan, kesehatan, moral,
alam dan sebagainya termasuk cakupan kata
al-fasad.
AL-FASAD MENURUT ULAMA TAFSIR (3)
7. PANGKAL PENYEBAB KERUSAKAN
• Pangkal penyebab semua
kerusakan di seluruh muka bumi
adalah karena ulah perbuatan
manusia.
• Para mufassir menjelaskan ulah
perbuatan yang dimaksud adalah
perbuatan dosa dan maksiyat,
yaitu pelanggaran dan
penyimpangan terhadap
ketentuan syariah-Nya.
8. PANGKAL PENYEBAB KERUSAKAN
• Menurut al-Jazairi karena kezaliman,
kekufuran, kefasikan dan kejahatan
mereka.
• Menurut al-Baghawi karena
keburukan dosa-dosa mereka.
• Menurut Ibnu Katsir karena
kemaksiyatan-kemaksiyatan.
• Menurut al-Zamakhsyari dan Abu
Hayyan karena perbuatan maksiyat
dan dosa mereka.
10. AL-FASAD: HUKUMAN DI DUNIA
• Ibnu Jarir at-Thabari menjelaskan: Agar Dia
menimpakan kepada mereka hukuman atas
sebagian perbuatan dan kemaksiyatan yang
mereka lakukan.
• Al-Baghawi mengatakan bahwa itu adalah
hukuman atas sebagian dosa yang telah
mereka kerjakan.
• Al-Hayyan al-Andalusi mengatakan kerusakan
yang timbul akibat kemaksiyatan dan
kemungkaran itu merupakan hukuman bagi
pelakunya di dunia sebelum mereka
mendapat hukuman di akhirat.
11. SEBAGIAN AZAB DUNIA DAN AZAB
SELURUHNYA DI AKHIRAT
• Menurut al-Baghawi, hukuman di
dunia itu betapapun dahsyatnya,
sesungguhnya masih baru sebagian.
• Sebab, kata ba’dha al-ladzii ‘aamiluu
menunjukkan azab yang mereka
rasakan saat ini belum seluruhnya.
• Azab secara keseluruhan akan
ditimpakan kepada pelakunya kelak
di akhirat.
13. TAUBAT, KEMBALI KE JALAN YANG
BENAR
• Menurut at-Thabari dan al-Syaukani,
kata yarji’una berarti bertaubat.
• Berbagai kerusakan yang kasat mata
seharusnya menyadarkan manusia
untuk bertaubat.
• Taubat dilakukan dengan menyesali
kesalahan, berhenti dari segala
kemaksiyatan, dan kembali taat
kepada ketentuan syariah-Nya.
14. KEMAKSIYATAN
TERBESAR
• Kekufuran dan kesyirikan
merupakan kemaksiyatan
terbesar.
• Kesesatan akidah ini melahirkan,
memproduksi dan membawa
berbagai kemaksiyatan lainnya.
• Kekufuran dan kesyirikan adalah
biang utama kerusakan.
15. KERUSAKAN KARENA
KEMUSYRIKAN DAN KEKUFURAN
اًّدِإ اًئْيَش ْمُتْئ ِج ْدَقَل.َّسال ُداَكَتَو ُهْنِم َن ْرَّطَفَتَي ُات َاوَمَُّقشْنَت
اًّدَه ُلاَب ِجْال ُّر ِخَت َو ُض ْرَ ْاْل.َد ْنَأًادَل َو ِن ََٰمْحَّلرِل ا ْوَع
“Sesungguhnya kamu telah
mendatangkan sesuatu perkara yang
sangat mungkar, hampir-hampir langit
pecah karena ucapan itu, dan bumi
belah, dan gunung-gunung runtuh,
karena mereka mendakwakan Allah
Yang Maha Pemurah mempunyai
anak.” (QS. Maryam, 19: 89-91)
16. ZINA DAN RIBA PENGHANCUR
MASYARAKAT
اَذِإِف اَب ِالر َو َان ِالز َرَهَظَأ ْدَقَف ،ٍةَي ْرَق ْيا ْوُّلَح
ِللا َابَذَع ْمِهِسُفْنَأِب
“Apabila zina dan riba telah nampak di suatu
kampung maka sesungguhnya mereka telah
menghalalkan diri mereka azab Allah.”
(HR. al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani)
17. MAKSIYAT DAN PENTINGNYA
PENEGAKKAN HUDUD
Abu al-Aliyah berkata:
Barangsiapa yang bermaksiyat kepada Allah di muka
bumi, sungguh dia telah melakukan kerusakan di muka
bumi. Sebab, baiknya bumi dan langit disebabkan karena
ketaatan. Oleh karena itu dalam hadist yang diriwayatkan
Abu Dawud, Rasulullah saw bersabda:
ُّبَحَأ ِض ْرَ ْاْل يِف ِهِب ُماَقُي ٌّدَحَلْنَأ ْنِم اَهِلْهَأ ىَلِإ
اًحاَبَص َْنيِعَب ْرَأ ا ْوُرَطْمُي
'Sungguh hukum hudud yang ditegakkan di muka bumi
lebih disukai penduduknya daripada mereka diguyur
hujan selama empat puluh pagi.'
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
18. Hal itu disebabkan karena apabila hudud ditegakkan
dapat membuat manusia -sebagian besar atau banyak
manusia- meninggalkan perbuatan yang diharamkan.
Sebaliknya, jika manusia melakukan maksiyat, maka itu
menjadi sebab lenyapnya berkah dari langit dan bumi.
(Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-'Azhim, vol 3, 1438)
MAKSIYAT DAN PENTINGNYA
PENEGAKKAN HUDUD
19. SOLUSI MENGATASI KERUSAKAN
Solusinya satu-satunya agar kerusakan di muka
bumi tidak berlanjut adalah berhenti dari
maksiyat selanjutnya berjalan sesuai tuntunan
syariah.
Selama kemaksiyatan terus berjalan, jangan
berharap kerusakan bisa berhenti.
20. PENTINGNYA TOTALITAS
• Berhenti dari maksiyat dan
kembali kepada syariah
Islam haruslah secara
total.
• Jika belum total, berarti
masih ada ruang dalam
maksiyat.
21. SEMUA HUKUM ISLAM
WAJIB DITERAPKAN
“Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab dan
ingkar kepada sebagian kepada sebagian (yang
lainnya)? Maka tidak ada balasan (yang pantas)
bagi orang yang berbuat demikian itu di antara
kalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia,
dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan
kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak
lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Baqarah, 2:85)
ُفْكَت َو ِباَتِكْال ِضْعَبِب َن ْوُنِمْؤُتَفَأَم ُءاَزَج اَمَف ، ٍضْعَبِب َن ْوُرُلَعْفَي ْن
ُّدال ِةاَيَحْال يِف ٌّي ْز ِخ ّلِإ ْمُكْنِم َكِلذُّدَرُي ِةَماَيِقْال َم ْوَي َو اَيْنىَلِإ َن ْو
اَّمَع ٍلِفَاغِب ُللا اَم َو ِباَذَعْال ِدَّشَّأَن ْوُلَمْعَت
22. SYARIAH ISLAM: SEMPURNA DAN
MENGATUR SELURUH ASPEK KEHIDUPAN
َأ َو ْمُكَنيِد ْمُكَل ُتْلَمْكَأ َم ْوَيْالِتَمْعِن ْمُكْيَلَع ُتْمَمْتي
اًنيِد َم ََلْسِ ْاْل ُمُكَل ُيت ِضَر َو
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-
Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
(QS. al-Maidah, 5:3)
23. SYARIAH ISLAM: SEMPURNA DAN
MENGATUR SELURUH ASPEK KEHIDUPAN
• Syariah Islam mengatur seluruh hubungan
manusia, baik dengan Tuhannya, dirinya,
maupun sesamanya.
• Disamping berisi hukum tentang ibadah,
makanan, pakaian dan akhlak, syariah juga
memberikan sistem pemerintahan, ekonomi,
politik luar negeri, pidana, dsb;.
24. IMAN DAN TAKWA
MEMBAWA BERKAH
ْوَقَّتا َو واُنَمآ َٰىَرُقْال َلْهَأ َّنَأ ْوَل َوَكَرَب ْمِهْيَلَع َانْحَتَفَل اَنِم ٍتا
َف واُبَّذَك ْنِكََٰل َو ِض ْرَ ْاْل َو ِاءَمَّسالْكَي واُناَك اَمِب ْمُهَانْذَخَأَونُبِس
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (QS. al-A'raf, 7:96)
25. SEKULERISME
BIANG KERUSAKAN
• Dalam penetapan baik-buruk,
ideologi ini mendasarkan
kepada asas manfaat material
(materialisme), bahkan oleh
selera dan kesenangan
(hedonisme).
• Ketika faham ini mendominasi,
apalagi diterapkan dalam
institusi negara, sudah pasti
menyebabkan kerusakan.
26. DEMOKRASI SISTEM SYIRIK
DAN KUFUR
• Kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat,
bukan Allah SWT.
• Dalam penetapan hukum, demokrasi
menempatkan manusia (wakil rakyat dan
pemerintah) sejajar, bahkan lebih tinggi dari
Allah SWT.
• Hukum (halal haram) ditetapkan berdasarkan
hawa nafsu, asas manfaat dan suara
terbanyak dengan tanpa mendasarkan kepada
al-Quran dan as-Sunnah.
• Syariat Islam dipandang sebagai pilihan yang
bisa diambil dan bisa juga ditinggalkan, bukan
kewajiban yang harus diterapkan.
27. BAHAYA MENURUTI HAWA NAFSU
ْمُهَءا َوْهَأ ُّقَحْال َعَبَّتا ِوَل َوُات َاوَمَّسال ِتَدَسَفَل
َّنِهيِف ْنَم َو ُض ْرَ ْاْل َو
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu
mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua
yang ada di dalamnya.”
(QS. al-Mu'minum, 23:71)
28. RUSAKNYA SISTEM PERGAULAN
• Dalam sistem pergaulan, sekulerisme
menuhankan kebebasan (freedom).
• Konsekuensinya pornografi, free sex,
dan homoseksual dianggap kewajaran.
Bukan kejahatan yang harus diberantas.
• Perilaku amoral itu pun memunculkan
aneka masalah, mulai dari merebaknya
penyakit kelamin, HIV/AIDS, aborsi
runtuhnya bangunan rumah tangga
hingga meningkatnya kriminalitas.
29. RUSAKNYA SISTEM EKONOMI
• Dalam ekonomi, sekulerisme melahirkan
sistem ekonomi kapitalisme.
• Sistem ekonomi ini menjadikan riba, pasar
saham, pemberlakukan mata uang kertas
tanpa backup emas dan perak, dan
kebebasan kepemilikan sebagai dasarnya,
yang semuanya melanggar syariah.
• Faktanya semua pilar itu menjadi penyebab
krisis ekonomi global.
• Ketamakan sistem ekonomi kapitalis juga
menyebabkan kerusakan alam yang amat
parah.
30. SOLUSI GLOBAL MENGATASI
KRISIS GLOBAL
• Kerusakan global tidak akan bisa
diatasi kecuali dengan mengubah
sistemnya secara total: dari
Sekulerisme-Kapitalisme menuju
Islam.
• Syariah Islam secara utuh dan
menyeluruh (kaffah) hanya bisa
diterapkan oleh negara yang
menerapkan sistem bernama
Khilafah Islamiyyah.