SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
BAGIAN 5
               PAJAK PENGHASILAN PASAL 22


PENGERTIAN

Merupakan pembayaran pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh :

•   Bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah,instansi atau lembaga
    pemerintah dan lembaga-lembaga Negara lainnya sehubungan dengan pembayaran
    atas penyerahan barang.

•   Badan- badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan
    kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.

PEMUNGUT PAJAK

Pemungut PPh Pasal 22 adalah :

1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang;
2. Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, yang
   melakukan pembayaran atas pembelian barang;
3. BUMN/D, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang dari belanja negara
   dan/atau belanja daerah;
4. Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri kertas,
   industri baja dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak,
   atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;
5. Pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar
   minyak jenis premix dan gas, atas penjualan hasil produksinya;
6. Badan Urusan Logistik (Bulog), atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu.
7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian,
   dan perikanan yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak,atas pembelian
   bahan-bahan untuk keperluan industry atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

OBJEK PEMUNGUTAN PPh Pasal 22

Yang merupakan objek pemungutan PPh pasal 22 adalah :

1. Impor barang
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat Jendral
   Anggaran,Bendaharawan Pemerintah baik ditingkat pusat maupun pemerintah daerah
3. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan BUMN/D yang dananya dari
   belanja Negara dan atau belanja daerah
4. Penjualan hasil produksi didalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yang
   bergerak dibidang industri semen, industri rokok,industri kertas, industri baja dan
   industri otomotif
5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan badan usaha selain
   pertamina yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix, dan gas
6. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan eksportir
   yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian,dan perikanan dari
   pedagang pengumpul.




Dikecualikan dari pemungutan PPh pasal 22 adalah :

 1. Impor barang-barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan
      peraturan perundang-undangan tidak terutang PPh.. Pengecualian tersebut, harus
      dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 yang diterbitkan oleh
      Direktur Jenderal Pajak.
 2.   Impor barang-barang yang dibebaskan dari bea masuk :
        a. Yang dilakukan ke dalam Kawasan Berikat dan Entrepot Produksi untuk
            Tujuan Ekspor (EPTE);
        b. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 PP Nomor 6 Tahun 1969
            tentang Pembebanan atas Impor sebagaimana diubah dan ditambah terakhir
            dengan PP Nomor 26 tahun 1988 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun
            1973;
        c. Berupa kiriman hadiah;
        d. Untuk tujuan keilmuan.
 3.   Pembayaran atas penyerahan barang yang dibebankan kepada belanja negara/daerah
      yang meliputi jumlah kurang dari Rp 500.000,00 (bukan merupakan jumlah yang
      dipecah-pecah).
 4.   Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM,
      benda-benda pos, dan telepon.
 5.   Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah) dan
      tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah
 6.   Pembayaran/pencairan dana Jaringan Pengaman Sosial (JPS) oleh kantor
      perbendaharaan dan kas Negara
 7.   Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh BULOG.

CARA MENGHITUNG PPh Pasal 22



Atas impor :

   1. Yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API), sebesar 2,5 % dari nilai
       impor;
   2. Yang tidak menggunakan API, sebesar 7,5 % dari nilai impor;
   3. Yang tidak dikuasai, sebesar 7,5 % dari harga jual lelang.




Catatan :
Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk yaitu
Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan bea masuk dan pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pabean di bidang impor.




Besarnya pungutan PPh Pasal 22 atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJA
dan Bendaharawan Pemerintah serta BUMN/ BUMD

Atas pembelian barang yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara /
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) sebesar 1,5 % dari harga
pembelian;

Besarnya pungutan PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi yang dilakukan
badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok kretek/ putih, kertas,
baja otomotif

Atas penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang :

1. industri semen sebesar 0,25 % dari dasar pengenaan pajak (DPP) Pajak Pertambahan
   Nilai (PPN);
2. industri rokok kretek/putih sebesar 0,1 % dari harga bandrol. dan bersifat final;
3. industri kertas sebesar 0,1 % dari DPP PPN;
4. industri baja sebesar 0,3% dari DPP PPN;
5. industri otomotif sebesar 0,45 % dari DPP PPN;

yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di
dalam negeri;

Besarnya pungutan PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi pertamina dan badan
usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix
dan gas

Atas penjualan hasil produksi Pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak
di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas kepada penyalur dan/atau agennya :

1. premium untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 2.100,00/KL,
   dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp 1.750,00/KL;
2. solar untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 1.140,00/KL dan
   untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp 950,00/KL;
3. premix untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan dan untuk SPBU
   Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan;
4. minyak tanah sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 912,00/KL;
5. gas LPG sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 2.250,00/KL;
6. pelumas sebesar 0,3 % dari penjualan.
Catatan :

PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi Pertamina dan badan lain yang bergerak
dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas, bersifat final.




Pungutan PPh Pasal 22 atas penyerahan barang yang dilakukan oleh Bulog

Atas penyerahan barang yang dilakukan oleh Bulog berupa :

a. Gula pasir kepada :
o Penyalur sebesar Rp 380,00/kuintal;
o Grosir sebesar Rp 270,00/kuintal;
o Pembeli lainnya sebesar Rp 650,00/kuintal




b. Tepung terigu kepada :
o Penyalur sebesar Rp 53,00/zak;
o Grosir sebesar Rp 38,00/zak;
o Pembeli lainnya sebesar Rp 91,00/zak

Catatan :

PPh Pasal 22 atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu oleh Bulog bersifat final.

Saat terutang dan pelunasan/ pemungutan PPh Pasal 22

1. PPh Pasal 22 atas impor terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea
   Masuk.
   Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, maka PPh Pasal 22
   terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Untuk
   Dipakai (PIUD).
2. PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan
   Pemerintah Pusat/ Daerah, BUMN/D, yang dibayar dari belanja negara dan/atau
   belanja daerah, terutang dan dipungut pada setiap dilakukan pembayaran.
3. PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi di dalam negeri oleh badan usaha yang
   bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja dan
   industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dipungut pada
   saat penjualan.
4. PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh Pertamina dan badan usaha selain
   Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas harus
   dilunasi sendiri oleh penyalur, agen, atau pembeli lainnya sebelum Surat Perintah
   Pengeluaran Barang (Delivery Order) ditebus;
5. PPh Pasal 22 atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu oleh Bulog harus dilunasi
   sendiri oleh penyalur, grosir,sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang (Delivery
   Order) ditebus.
Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 22

      1. Atas Impor
         a. Impor dilengkapi dengan LKP PPh Pasal 22 disetor oleh importir ke Bank Devisa
            dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang berlaku sebagai bukti
            pungutan pajak;
         b. Impor tidak dilengkapi dengan LKP PPh Pasal 22 dipungut dan disetor oleh
            Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

      Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22
      dalam rangkap 3 yaitu :

      o   Lembar pertama untuk pembeli;
      o   Lembar kedua untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai lampiran
          laporan bulanan;
      o   Lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang bersangkutan.

      Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus menyetorkan pemungutan PPh Pasal 22 atas
      impor dalam jangka waktu sehari setelah pemungutan pajak dilakukan ke Kantor Pos dan
      Giro atau bank-bank persepsi, dan harus melaporkan hasil pemungutannya tersebut ke
      Kantor Pelayanan Pajak secara mingguan selambat-lambatnya tujuh hari setelah batas
      waktu penyetoran pajak berakhir.

   2Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN/D, harus
   memungut dan menyetorkan pemungutan PPh Pasal 22 ke Kantor Pos dan Giro atau bank-
   bank persepsi, pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran, dengan menggunakan
   formulir Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah diisi oleh dan atas nama rekanan serta
   ditandatangani oleh Bendaharawan. SSP berlaku sebagai bukti pungutan pajak. Pelaporan
   harus disampaikan selambat-lambatnya empat belas hari setelah Masa Pajak berakhir.
   3Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok, kertas, baja dan otomotif yang
   ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus memungut PPh Pasal 22 atas penjualan
   hasil produksinya di dalam negeri dan wajib menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22
   dalam rangkap tiga, yaitu :
       o Lembar pertama untuk pembeli;
       o Lembar kedua untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai lampiran
           laporan bulanan;
       o Lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang bersangkutan.

      Badan usaha tersebut harus menyetorkan secara kolektif pemungutan PPh Pasal 22
      selambat-lambatnya tanggal lima belas bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak
      berakhir. Pelaporan dilakukan dengan cara menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya
      dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir.

   4PPh Pasal 22 dari penyerahan oleh Pertamina atas hasil produksinya, dari penyerahan bahan
   bakar minyak dan gas oleh badan usaha selain Pertamina, dan dari penyerahan gula pasir dan
   tepung terigu oleh Bulog, dipungut dengan cara dilunasi sendiri oleh Wajib Pajak ke bank
   persepsi atau Kantor Pos dan Giro sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang (Delivery
   Order) ditebus, dengan menggunakan SSP yang juga merupakan bukti pungutan pajak.
Pelaporan dilakukan dengan cara menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya dua
puluh hari setelah Masa Pajak berakhir.




Jatuh Tempo Pembayaran dan Pelaporan PPh Pasal 22


Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007, tanggal jatuh tempo
pembayaran PPh Pasal 22 adalah :
1. PPh Pasal 22 atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk
    dan dalam hal Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22 atas impor harus
    dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor.
2. PPh Pasal 22 atas impor yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, harus
    disetor dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak.
3. PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendahara harus disetor pada hari yang sama dengan
    pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara
    atau belanja Daerah, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama rekanan dan
    ditandatangani oleh bendahara.
4. PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/
    agen atau industri yang dipungut oleh Wajib Pajak badan yang bergerak dalam bidang
    produksi bahan bakar minyak, gas, dan pelumas, harus disetor paling lama tanggal 10
    (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari
libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya. Termasuk hari libur nasional adalah hari yang
diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Sementara itu, tanggal jatuh tempo pelaporan PPh Pasal 22 adalah :
1. Pemungut PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada
    penyalur/agen atau industri yang dipungut oleh Wajib Pajak badan yang bergerak
    dalam bidang produksi bahan bakar minyak, gas, dan pelumas, wajib menyampaikan
    Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak
    berakhir.
2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai pemungut PPh Pasal 22 atas impor barang
    wajib melaporkan hasil pemungutannya secara mingguan paling lama pada hari kerja
    terakhir minggu berikutnya.
3. Pemungut PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh Instansi Pemerintah wajib
    melaporkan hasil pemungutannya paling lama 14 (empat belas) hari setelah Masa
    Pajak berakhir.
Dalam hal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari
libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Termasuk hari libur
nasional adalah hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang
ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA


1. Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
   Ketentuan Pajak Penghasilan.
2.   http://www.pajak.net/info/PPh22.htm
3.   http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-penghasilan/objek-tarif-dan-
     pemungut-pph-pasal-22.html
4.   http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2010/04/pemungutan-pph-
     pasal-22-bagi.html
5.   http://www.scribd.com/doc/9495981/PPh-Pasal-22
6.   http://spt-pajak.com/tag/pph-pasal-22
7.   http://mekarwijaya.blogspot.com/2009/01/konsep-dan-perhitungan-
     pph-pasal-22_20.html
8.   http://www.scribd.com/doc/9495981/PPh-Pasal-22
PERPAJAKAN (PPh Pasal 22)
           D
            I
           S
           U
           S
           U
N


               OLEH :


             KELOMPOK 7

            NAMA               NPM
FITRI WULAN.HARIANJA        10510037
YOANA FRESCILLIA. NABABAN   10510012
SELVIANA . SINAGA           10510050




 FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh Kasus PPh Pasal 22
Contoh Kasus PPh Pasal 22Contoh Kasus PPh Pasal 22
Contoh Kasus PPh Pasal 22
Muhammad Amri
 
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Sidik Abdullah
 
Pengertian p ph pasal 15
Pengertian p ph pasal 15Pengertian p ph pasal 15
Pengertian p ph pasal 15
SilvaSandiarini
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Maiya Maiya
 
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Gredy Greddy
 
Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52
Gredy Greddy
 

Mais procurados (20)

Contoh Kasus PPh Pasal 22
Contoh Kasus PPh Pasal 22Contoh Kasus PPh Pasal 22
Contoh Kasus PPh Pasal 22
 
Pph pasal 22
Pph pasal 22Pph pasal 22
Pph pasal 22
 
P ph pasal 22
P ph pasal 22P ph pasal 22
P ph pasal 22
 
Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22
 
Pasal 22
Pasal 22Pasal 22
Pasal 22
 
Pphpasal22
Pphpasal22Pphpasal22
Pphpasal22
 
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
 
Pengertian p ph pasal 15
Pengertian p ph pasal 15Pengertian p ph pasal 15
Pengertian p ph pasal 15
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 
Pph psl 22
Pph psl 22Pph psl 22
Pph psl 22
 
P ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajakP ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajak
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Faktur
 
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
Materi sosialisasi e faktur pajak 27-06-2014
 
Spt masa p ph 22_2009
Spt masa p ph 22_2009Spt masa p ph 22_2009
Spt masa p ph 22_2009
 
Mat brev-a
Mat brev-aMat brev-a
Mat brev-a
 
Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52Bahan sosialisasi perubahan se 52
Bahan sosialisasi perubahan se 52
 
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNResume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
 
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 

Destaque

brl-cadgeometryviewer-131019202655-phpapp01
brl-cadgeometryviewer-131019202655-phpapp01brl-cadgeometryviewer-131019202655-phpapp01
brl-cadgeometryviewer-131019202655-phpapp01
Harmanpreet Singh
 
Honors Seminar Presentation Tuckel Torres
Honors Seminar Presentation Tuckel TorresHonors Seminar Presentation Tuckel Torres
Honors Seminar Presentation Tuckel Torres
bearclaw7
 
2012_Covenant: Instaurare Una Dialettica Improntata Alla Comprensione Dei Bis...
2012_Covenant: Instaurare Una Dialettica Improntata Alla Comprensione Dei Bis...2012_Covenant: Instaurare Una Dialettica Improntata Alla Comprensione Dei Bis...
2012_Covenant: Instaurare Una Dialettica Improntata Alla Comprensione Dei Bis...
budrigone
 
2012_Food&Beverage: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle ...
2012_Food&Beverage: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle ...2012_Food&Beverage: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle ...
2012_Food&Beverage: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle ...
budrigone
 
2012_Utilities: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettat...
2012_Utilities: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettat...2012_Utilities: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettat...
2012_Utilities: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettat...
budrigone
 
2012_Media: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettative ...
2012_Media: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettative ...2012_Media: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettative ...
2012_Media: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettative ...
budrigone
 

Destaque (18)

104 elluminate participant-orientation_slides
104 elluminate participant-orientation_slides104 elluminate participant-orientation_slides
104 elluminate participant-orientation_slides
 
информационный сборник о школе
информационный сборник о школеинформационный сборник о школе
информационный сборник о школе
 
Родительское собрание на тему "Роль домашнего задания в самообразовании школь...
Родительское собрание на тему "Роль домашнего задания в самообразовании школь...Родительское собрание на тему "Роль домашнего задания в самообразовании школь...
Родительское собрание на тему "Роль домашнего задания в самообразовании школь...
 
Wordpress plugin
Wordpress pluginWordpress plugin
Wordpress plugin
 
How to Start A Startup
How to Start A StartupHow to Start A Startup
How to Start A Startup
 
brl-cadgeometryviewer-131019202655-phpapp01
brl-cadgeometryviewer-131019202655-phpapp01brl-cadgeometryviewer-131019202655-phpapp01
brl-cadgeometryviewer-131019202655-phpapp01
 
Honors Seminar Presentation Tuckel Torres
Honors Seminar Presentation Tuckel TorresHonors Seminar Presentation Tuckel Torres
Honors Seminar Presentation Tuckel Torres
 
2012_Covenant: Instaurare Una Dialettica Improntata Alla Comprensione Dei Bis...
2012_Covenant: Instaurare Una Dialettica Improntata Alla Comprensione Dei Bis...2012_Covenant: Instaurare Una Dialettica Improntata Alla Comprensione Dei Bis...
2012_Covenant: Instaurare Una Dialettica Improntata Alla Comprensione Dei Bis...
 
t1_e1_barjau
t1_e1_barjaut1_e1_barjau
t1_e1_barjau
 
Fur406 : DEPARTMENTS IN FURNITURE INDUSTRY (LIVING ROOM)
Fur406 : DEPARTMENTS  IN  FURNITURE  INDUSTRY (LIVING ROOM)Fur406 : DEPARTMENTS  IN  FURNITURE  INDUSTRY (LIVING ROOM)
Fur406 : DEPARTMENTS IN FURNITURE INDUSTRY (LIVING ROOM)
 
2012_Food&Beverage: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle ...
2012_Food&Beverage: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle ...2012_Food&Beverage: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle ...
2012_Food&Beverage: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle ...
 
2012_Utilities: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettat...
2012_Utilities: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettat...2012_Utilities: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettat...
2012_Utilities: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettat...
 
Proposal FYP degree : Evaluating The Properties of Particleboard From Acacia ...
Proposal FYP degree : Evaluating The Properties of Particleboard From Acacia ...Proposal FYP degree : Evaluating The Properties of Particleboard From Acacia ...
Proposal FYP degree : Evaluating The Properties of Particleboard From Acacia ...
 
2012_Media: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettative ...
2012_Media: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettative ...2012_Media: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettative ...
2012_Media: Indagine A Livello Europeo Sul Valore Creato E Sulle Aspettative ...
 
Generatorul de unde cerebrale prezentare
Generatorul de unde cerebrale prezentareGeneratorul de unde cerebrale prezentare
Generatorul de unde cerebrale prezentare
 
Force system
Force systemForce system
Force system
 
Presentation FYP/TESIS : Properties Of Particleboard From Acacia Species Usin...
Presentation FYP/TESIS : Properties Of Particleboard From Acacia Species Usin...Presentation FYP/TESIS : Properties Of Particleboard From Acacia Species Usin...
Presentation FYP/TESIS : Properties Of Particleboard From Acacia Species Usin...
 
Presentation of project (Garden FURNITURE)
Presentation of project (Garden FURNITURE)Presentation of project (Garden FURNITURE)
Presentation of project (Garden FURNITURE)
 

Semelhante a Bagian 5 selvi

Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
tondok
 
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
yudhaerlianto
 
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdfUU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
OpoopoOraNgerti
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
puspa
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendahara
irmans36
 

Semelhante a Bagian 5 selvi (20)

Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22
 
PPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptxPPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptx
 
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
 
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxPPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
 
PPH 22.pptx
PPH 22.pptxPPH 22.pptx
PPH 22.pptx
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
 
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).pptPPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
 
3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final
 
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdfUU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
 
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
 
Tarif pajak penghasilan pasal 22 impor
Tarif pajak penghasilan pasal 22 imporTarif pajak penghasilan pasal 22 impor
Tarif pajak penghasilan pasal 22 impor
 
Sekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawanSekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawan
 
Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
 
PPN A_2023_Sesi 1.pptx
PPN A_2023_Sesi 1.pptxPPN A_2023_Sesi 1.pptx
PPN A_2023_Sesi 1.pptx
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendahara
 

Bagian 5 selvi

  • 1. BAGIAN 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 PENGERTIAN Merupakan pembayaran pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh : • Bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah,instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga Negara lainnya sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang. • Badan- badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. PEMUNGUT PAJAK Pemungut PPh Pasal 22 adalah : 1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang; 2. Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang; 3. BUMN/D, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang dari belanja negara dan/atau belanja daerah; 4. Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri; 5. Pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas, atas penjualan hasil produksinya; 6. Badan Urusan Logistik (Bulog), atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu. 7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak,atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industry atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul. OBJEK PEMUNGUTAN PPh Pasal 22 Yang merupakan objek pemungutan PPh pasal 22 adalah : 1. Impor barang 2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Anggaran,Bendaharawan Pemerintah baik ditingkat pusat maupun pemerintah daerah 3. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan BUMN/D yang dananya dari belanja Negara dan atau belanja daerah 4. Penjualan hasil produksi didalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak dibidang industri semen, industri rokok,industri kertas, industri baja dan industri otomotif 5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan badan usaha selain pertamina yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix, dan gas
  • 2. 6. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian,dan perikanan dari pedagang pengumpul. Dikecualikan dari pemungutan PPh pasal 22 adalah : 1. Impor barang-barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang PPh.. Pengecualian tersebut, harus dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak. 2. Impor barang-barang yang dibebaskan dari bea masuk : a. Yang dilakukan ke dalam Kawasan Berikat dan Entrepot Produksi untuk Tujuan Ekspor (EPTE); b. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 PP Nomor 6 Tahun 1969 tentang Pembebanan atas Impor sebagaimana diubah dan ditambah terakhir dengan PP Nomor 26 tahun 1988 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1973; c. Berupa kiriman hadiah; d. Untuk tujuan keilmuan. 3. Pembayaran atas penyerahan barang yang dibebankan kepada belanja negara/daerah yang meliputi jumlah kurang dari Rp 500.000,00 (bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah). 4. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, benda-benda pos, dan telepon. 5. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah 6. Pembayaran/pencairan dana Jaringan Pengaman Sosial (JPS) oleh kantor perbendaharaan dan kas Negara 7. Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh BULOG. CARA MENGHITUNG PPh Pasal 22 Atas impor : 1. Yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API), sebesar 2,5 % dari nilai impor; 2. Yang tidak menggunakan API, sebesar 7,5 % dari nilai impor; 3. Yang tidak dikuasai, sebesar 7,5 % dari harga jual lelang. Catatan :
  • 3. Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk yaitu Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan bea masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pabean di bidang impor. Besarnya pungutan PPh Pasal 22 atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJA dan Bendaharawan Pemerintah serta BUMN/ BUMD Atas pembelian barang yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara / Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) sebesar 1,5 % dari harga pembelian; Besarnya pungutan PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi yang dilakukan badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok kretek/ putih, kertas, baja otomotif Atas penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang : 1. industri semen sebesar 0,25 % dari dasar pengenaan pajak (DPP) Pajak Pertambahan Nilai (PPN); 2. industri rokok kretek/putih sebesar 0,1 % dari harga bandrol. dan bersifat final; 3. industri kertas sebesar 0,1 % dari DPP PPN; 4. industri baja sebesar 0,3% dari DPP PPN; 5. industri otomotif sebesar 0,45 % dari DPP PPN; yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri; Besarnya pungutan PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas Atas penjualan hasil produksi Pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas kepada penyalur dan/atau agennya : 1. premium untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 2.100,00/KL, dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp 1.750,00/KL; 2. solar untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 1.140,00/KL dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp 950,00/KL; 3. premix untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan; 4. minyak tanah sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 912,00/KL; 5. gas LPG sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 2.250,00/KL; 6. pelumas sebesar 0,3 % dari penjualan.
  • 4. Catatan : PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi Pertamina dan badan lain yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas, bersifat final. Pungutan PPh Pasal 22 atas penyerahan barang yang dilakukan oleh Bulog Atas penyerahan barang yang dilakukan oleh Bulog berupa : a. Gula pasir kepada : o Penyalur sebesar Rp 380,00/kuintal; o Grosir sebesar Rp 270,00/kuintal; o Pembeli lainnya sebesar Rp 650,00/kuintal b. Tepung terigu kepada : o Penyalur sebesar Rp 53,00/zak; o Grosir sebesar Rp 38,00/zak; o Pembeli lainnya sebesar Rp 91,00/zak Catatan : PPh Pasal 22 atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu oleh Bulog bersifat final. Saat terutang dan pelunasan/ pemungutan PPh Pasal 22 1. PPh Pasal 22 atas impor terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk. Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, maka PPh Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai (PIUD). 2. PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/ Daerah, BUMN/D, yang dibayar dari belanja negara dan/atau belanja daerah, terutang dan dipungut pada setiap dilakukan pembayaran. 3. PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi di dalam negeri oleh badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dipungut pada saat penjualan. 4. PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh Pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas harus dilunasi sendiri oleh penyalur, agen, atau pembeli lainnya sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang (Delivery Order) ditebus; 5. PPh Pasal 22 atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu oleh Bulog harus dilunasi sendiri oleh penyalur, grosir,sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang (Delivery Order) ditebus.
  • 5. Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 22 1. Atas Impor a. Impor dilengkapi dengan LKP PPh Pasal 22 disetor oleh importir ke Bank Devisa dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang berlaku sebagai bukti pungutan pajak; b. Impor tidak dilengkapi dengan LKP PPh Pasal 22 dipungut dan disetor oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dalam rangkap 3 yaitu : o Lembar pertama untuk pembeli; o Lembar kedua untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai lampiran laporan bulanan; o Lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang bersangkutan. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus menyetorkan pemungutan PPh Pasal 22 atas impor dalam jangka waktu sehari setelah pemungutan pajak dilakukan ke Kantor Pos dan Giro atau bank-bank persepsi, dan harus melaporkan hasil pemungutannya tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak secara mingguan selambat-lambatnya tujuh hari setelah batas waktu penyetoran pajak berakhir. 2Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN/D, harus memungut dan menyetorkan pemungutan PPh Pasal 22 ke Kantor Pos dan Giro atau bank- bank persepsi, pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran, dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah diisi oleh dan atas nama rekanan serta ditandatangani oleh Bendaharawan. SSP berlaku sebagai bukti pungutan pajak. Pelaporan harus disampaikan selambat-lambatnya empat belas hari setelah Masa Pajak berakhir. 3Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok, kertas, baja dan otomotif yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus memungut PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri dan wajib menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dalam rangkap tiga, yaitu : o Lembar pertama untuk pembeli; o Lembar kedua untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai lampiran laporan bulanan; o Lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang bersangkutan. Badan usaha tersebut harus menyetorkan secara kolektif pemungutan PPh Pasal 22 selambat-lambatnya tanggal lima belas bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Pelaporan dilakukan dengan cara menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir. 4PPh Pasal 22 dari penyerahan oleh Pertamina atas hasil produksinya, dari penyerahan bahan bakar minyak dan gas oleh badan usaha selain Pertamina, dan dari penyerahan gula pasir dan tepung terigu oleh Bulog, dipungut dengan cara dilunasi sendiri oleh Wajib Pajak ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang (Delivery Order) ditebus, dengan menggunakan SSP yang juga merupakan bukti pungutan pajak.
  • 6. Pelaporan dilakukan dengan cara menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir. Jatuh Tempo Pembayaran dan Pelaporan PPh Pasal 22 Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007, tanggal jatuh tempo pembayaran PPh Pasal 22 adalah : 1. PPh Pasal 22 atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22 atas impor harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor. 2. PPh Pasal 22 atas impor yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, harus disetor dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak. 3. PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendahara harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara. 4. PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/ agen atau industri yang dipungut oleh Wajib Pajak badan yang bergerak dalam bidang produksi bahan bakar minyak, gas, dan pelumas, harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Termasuk hari libur nasional adalah hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. Sementara itu, tanggal jatuh tempo pelaporan PPh Pasal 22 adalah : 1. Pemungut PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/agen atau industri yang dipungut oleh Wajib Pajak badan yang bergerak dalam bidang produksi bahan bakar minyak, gas, dan pelumas, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir. 2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai pemungut PPh Pasal 22 atas impor barang wajib melaporkan hasil pemungutannya secara mingguan paling lama pada hari kerja terakhir minggu berikutnya. 3. Pemungut PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh Instansi Pemerintah wajib melaporkan hasil pemungutannya paling lama 14 (empat belas) hari setelah Masa Pajak berakhir. Dalam hal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Termasuk hari libur nasional adalah hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA 1. Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Ketentuan Pajak Penghasilan. 2. http://www.pajak.net/info/PPh22.htm 3. http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-penghasilan/objek-tarif-dan- pemungut-pph-pasal-22.html 4. http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2010/04/pemungutan-pph- pasal-22-bagi.html 5. http://www.scribd.com/doc/9495981/PPh-Pasal-22 6. http://spt-pajak.com/tag/pph-pasal-22 7. http://mekarwijaya.blogspot.com/2009/01/konsep-dan-perhitungan- pph-pasal-22_20.html 8. http://www.scribd.com/doc/9495981/PPh-Pasal-22
  • 8. PERPAJAKAN (PPh Pasal 22) D I S U S U
  • 9. N OLEH : KELOMPOK 7 NAMA NPM FITRI WULAN.HARIANJA 10510037 YOANA FRESCILLIA. NABABAN 10510012 SELVIANA . SINAGA 10510050 FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
  • 10. MEDAN