SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
KEPUASAN KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN
ORGANISASI
Eky Yohana 46113210002
Yunanda Budhi 46113210016
Daftar isi
 Pendahuluan
 Pengertian
 Teori-teori Kepuasan Kerja
 Faktor Penentu Kepuasan Kerja
 Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
 Kesimpulan
Pendahuluan
Saat individu menjadi tenaga kerja dan berada
disuatu lingkungan kerja, individu tersebut akan
menemukan berbagai faktor-faktor yang dapat
menunjang kenyamanan dalam bekerja dan merasa
senang dalam bekerja. Saat individu merasa senang
otomatis dari dalam diri individu tersebut merasa puas
atas pekerjaan yang selama ini ia tekuni. Tentu tidak
semua pekerja akan mendapat kepuasan dalam
kerjanya, tidak sedikit pekerja yang tidakpuas dan
memilih untuk keluar dari perusahaannya dan mencari
pekerjaan baru. Untuk lebih jelasnya kami jelaskan
dalam pembahasan yang selanjutnya.
Pengertian
Setiap tenaga kerja pasti pernah mempunyai kepuasan dan
merasa senang dengan pekerjaannya. Puas atau tidaknya
seorang tenaga kerja dapat diukur dari pengalaman-
pengalaman sebelumnya, yang dapat menentukan untuk massa
yang akan datang. Locke (1982) mengemukakan adanya dua
unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan
dan kebutuhan dasar sebagai berikut :
 Nilai-nilai pekerjaan → tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai adalah nilai
penting bagi individu. Contoh : kenaikan jabatan.
 Kebutuhan dasar → nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau
membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Contoh :
kenyamanan kerja.
 Howell dan Dipboye (1968) memandang kepuasan
kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka
atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai
aspek dari pekerjaannya.
 ”Tingkat kepuasan kerja seorang karyawan adalah
manifestasi dari perasaan positif dan negatif
mengenai tempat kerja dan pekerjaan itu sendiri (Arif
& Chohan, 2012)”.
 Porter-Lawler (1968) yang mengembangkan model
motivasi harapan dan Vroom melihat hubungan timbal
balik antar motivasi kerja dan kepuasan kerja. Dalam
model Porter-Lawler kepuasan kerja menentukan
tinggi rendahnya motivasi.
Value of
reward
Perceived
Effort—
Reward
Probability
Effort
Satificatio
n
Role
Percepti
on
Abilities
and Traits
Performan
ce
(Accomplis
hment)
Rewards
(fulfilment)
Perceived
Equitable
Rewards
Gambar II.1.
Pengembangan Model
Motivasi Harapan Vroom
oleh Porter-Lawker
(dalam:Dipboye, Smith,
Howell, 1994).
 Penentu kepuasan seseorang berbeda-beda
banyak faktor yang mempengaruhi seorang
pekerja puas atau tidak dengan pekerjaannya.
Pujian, perlakuan yang baik, lingkungan yang
nyaman, rekan kerja yang sepaham, pemimpin
yang baik, dan mendapat upah yang adil akan
menumbuhkan rasa kepuasan dalam pekerjaan.
 “Efek menguntungkan dari kepuasan kerja lebih
mungkin terjadi di antara rendah hati nurani
karyawan dari kalangan pegawai tinggi kesadaran
(Bowling, 2010)”.
Teori-teori Kepuasan Kerja
Ada 3 teori tentang kepuasan kerja (Munandar,
2001) sebagai berikut :
Teori pertentangan
(discrepancy theory).
• pertentangan yang
dipersepsikan antara apa yang
diinginkan dengan apa yang
diterima individu.
• pentingnya apa yang diinginkan
bagi individu.
• Kepuasan kerja bagi individu
merupakan jumlah dari
kepuasan kerja dari setiap
aspek pekerjaan dikalikan
dengan derajat pentingnya
aspek pekerjaan bagi individu.
Model dari kepuasan bidang
atau bagian (facet
satisfaction).
• Kepuasan merupakan
jumlah dari bidang yang
dipersepsikan
• Apa yang dipersepsikan
tentang hasil keluaran dan
yang diterima bersifat
aktual
• Lawler memberi nilai bobot
kepada setiap bidang
sesuai dengan pentingnya
baginya individu dan
dijadikan skor total.
Teori proses-bertentangan
(opponent-process theory).
• Kepuasan ataupun
ketidakkepuasan kerja secara
fisiologis memicu sistem pusat
saraf yang membuat aktif emosi
yang bertentangan atau
berlawanan
• Jika seseorang mendapatkan
reward pada pekerjaan maka ia
akan merasa senang, tetapi
tetap ada rasa tidak senang
yang lemah. Setelah beberapa
saat rasa senang akan
menurun, malah dapat menjadi
rasa sedih sebelum normal
kembali
Faktor Penentu Kepuasan
Kerja
Seorang pekerja pasti pernah merasa puas atas
kerjanya. Kepuasaan kerja biasanya ditentukan
oleh faktor-faktor tertentu yang telah di tinjau
dan diteliti, adapun faktor-faktor penentunya
menurut (Munandar, 2001) sebagai berikut :
 Ciri-ciri Intrinsik Pekerjaan
Menurut Locke ciri intrinsik yang menentukan
kepuasan kerja adalah keragaman, kesulitan,
jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi,
kendali terhadap metode kerja, kemajemukan
dan kreativitas.
Berdasarkan survei diagnostik pekerjaan diperoleh hasil
tentang lima ciri yang berkaitan dengan jepuasan kerja
untuk berbagai macam pekerjaan, yaitu sebagai berikut :
Keragaman keterampilan →
setiap pekerjaan memerlukan
ragam keterampilan, makin
banyak ragam keterampilan yang
digunakan, makin berkurang
kadar kebosanan di pekerjaan.
Jati diri tugas (task identity) →
tugas yang dirasakan sebagai
bagian dari pekerjaan yang lebih
besar dan yang dirasakan tidak
merupakan satu kelengkapan
tersendiri akan menimbulkan
rasa tidak puas.
Tugas yang penting (task
significance) → tugas dirasakan
penting bagi seorang tenaga
kerja, maka ia akan cenderung
memiliki kepuasan kerja.
Otonomi → pekerjaan
memberikan kebebasan kepada
para pekerjanya, dan pekerja
dapat mengambil keputusan
akan lebih cepat menimbulkan
rasa kepuasan kerja.
Pemberian balikan pada
pekerjaan akan membantu
meningkatkan tingkat kepuasan
kerja.
Berdasarkan ciri-ciri intrinsik pekerjaan diatas Hackman
dan Oldham (1976) menegembangkan model karakteristik
kerja dari motivasi kerja.
Gambar IV.A.2. Model Karakteristik Pekerjaan dari Motivasi
Kerja.
Model karakteristik
pekerjaan dari
motivasi kerja
menunjukkan
hubungan dengan
kepuasan kerja
yang bersamaan
dengan motivasi
internal yang tinggi.
Motivation Potential Score =
(Keragaman Keterampilan + jati diri tugas + signifikansi tugas) x otonomi x balikan
3
Berdasarkan ciri-ciri intrinsik pekerjaan atau
yang biasa disebut Core Job Dimensions,
Hackman dan Oldham (1976) membuat suatu
rumus untuk menegetahui skor potensi motivasi
(Motivation Potential Score = MPS) sebagai
berikut :
 Gaji Penghasilan, Imbalan yang Disarankan Adil (Equittable
Reward)
 Ternyata, menurut hasil penelitian Theriault, kepuasan kerja
merupakan fungsi mutlak dari gaji yang diterima, derajat sejauh
mana gaji dapat memenuhi harapan tenaga kerja, dan bagaimana
gaji itu diberikan. Uang mempunyai arti yang berbeda bagi individu
yang berbeda. Selain untuk memenuhi kebutuhan tingkat rendah,
uang juga merupakan simbol dari pencapaian, keberhasilan dan
pengakuan atau penghargaan
 Jika dianggap gajinya terlalu rendah, tenaga kerja akan merasa
tidak puas, namun jika dirasakan tinggi atau dirasakan sesuai
dengan harapan, maka istilah Herzberg adalah tenaga kerja tidak
lagi tidak puas yang berarti tidak ada dampak pada motivasi
kerjanya. Herzberg memasukan faktor gaji atau imbalan kedalam
faktor kelompok Hygiene. Uang atau imbalan sebenarnya akan
mempunyai dampak terhadap motivasi kerjanya jika besarnya
imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya.
 Penyeliaan
Locke memberikan teori kerangka kerja untuk
memahami kepuasan tenaga kerja dengan
penyeliaan. Ia menemukan dua jenis dari hubungan
atasan-bawahan sebagai berikut :
 Hubungan fungsional : sejauh mana penyelia
membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-
nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja.
 Hubungan keseluruhan : mempunyai
ketertarikan pribadi yang sama yang
mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang
serupa.
 Rekan-Rekan Sejawat yang Menunjang
Kepuasan kerja yang terjadi disini adalah ketika
kebutuhan sosialnya terpenuhi karena berda
disuatu ruangan kerja yang sama, sehingga
dapat saling berinteraksi satu sama lain.
Kepuasan kerja disini tidak meningkatkan
motivasi kerja. Dalam kelompok kerja tim,
kepuasan kerja dapat timbul saat kebutuhan
tingkat tinggi mereka dapat di penuhi
mencangkup kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.
 Kondisi Kerja yang Menunjang
Keadaan ruang kerja yang sempit, cahaya
lampu yang terlalu menyilaukan mata, ruangan
terasa pengap dan panas akan menimbulkan
keengganan untuk nekerja. Ketika perusahakan
memfasilitasi ruangan kerja yang lebih luas dan
nyaman, ruangan sejuk, cahaya lampu pas
dengan kebutuhan akan menimbulkan kepuasan
bagi tenaga kerja.
Adapula lima faktor yang mempengaruhi timbulnya
kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki (2005)
sebagai berikut :
 Need fufillment (pemenuhan kebutuhan)
Tingkatan karakteristik pekerjaan menentukan kepuasan dan
memungkinkan kesempatan untuk individu memenuhi kebutuhannya.
 Discrepancies (perbedaan)
Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang di
harapkan dan apa yang di terima oleh individu dari pekerjaannya. Apabila
harapan lebih besar daripada apa yang diperoleh, pekerja akan tidak
puas begitu juga sebaliknya, jika pekerja mendapatkan manfaat atas apa
yang diharapkannya.
 Value attaiment (pencapaian nilai)
Pekerjaan dapat memenuhi nilai kerja individu yang penting.
 Equity (keadilan)
Merupakan presepsi pekerja dari seberapa adil pekerja diperlakukan
ditempat kerja.
 Dispositional atau genetic components (komponen genetik)
Kepuasan pribadi merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik.
Beberapa pekerja puas terhadap variasi lingkungan kerja, sedangkan
beberapa pekerja lain terlihat tidak puas.
Dan yang terakhir menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja karyawan
di pengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
 Balas jasa yang adil dan layak
 Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian
 Berat ringannya pekerjaan
 Suasana dan lingkungan pekerjaan
 Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan
 Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya
 Sifat pekerjaan monoton atau tidak
“Dari hasil kajian komprehensif dari literatur, melihat bahwa faktor-
faktor yang membuat orang puas dengan pekerjaan mereka ternyata
berbeda dari faktor-faktor yang membuat orang bahagia dengan
pekerjaan mereka (Smucker, 2001)”
Dampak Kepuasan dan
Ketidakpuasan Kerja
Para ahli telah meneliti dampak perilaku dari kepuasan dan ketidak
puasan kerja. Berikut Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
menurut (Munandar, 2001) sebagai berikut :
 Dampak terhadap Produktivitas
Hubungan antara produktivitas dan kepuasan kerja sangat kecil.
Produktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor disamping kepuasan
kerja. Lawler dan Porter mengahrapkan produktivitas yang tinggi
menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya ketika
tenaga kerja mempresepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik
yang diterima kedua-duanya adil dan wajar untuk unjuk kerja yang
unggul.
 Dampak terhadap Ketidakhadiran (Absentisme) dan
Keluarnya Tenaga Kerja (Turnover)
Dari penelitian disimpulkan bahwa ketidakhadiran
tidak mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja.
Tetapi Streers dan Rhodes mengembangkan model
dari pengaruh kehadiran, mereka melihat dua faktor
yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk
hadir.
Terlihat bahwa motivasi hadir atau kemampuan untuk
hadir di pengaruhi oleh kepuasan kerja dan faktor
tekanan internal dan eksternal dalam lingkungan
Terlihat bahwa
motivasi hadir
atau
kemampuan
untuk hadir di
pengaruhi oleh
kepuasan kerja
dan faktor
tekanan internal
dan eksternal
dalam
lingkungan
pekerjaan.
Gambar VI.b.2. Pengaruh-Pengaruh Utama terhadap Kehadiran
Karyawan. Sumber : Steers & Rhodes, 1978
Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan melalui
berbagai cara, Robins dan Judge (2009) menerangkan ada empat respon
yang berbeda terhadap ketidakpuasan kerja sebagai berikut :
 Exit → ketidakpuasan ditunjukkan dengan perilaku meninggalka
organisasi, termasuk posisi baru atau mengundurkan diri.
 Voice → ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif seperti
menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan dan
berbagai bentuk aktivitas perserikatan.
 Loyality → ketidakpuasa ditunjukkan secara pasif tetapi optimis seperti
menunggu kondisi yang aman untuk memperbaiki masalah,
mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar.
 Neglect → ketidakpuasan ditunjukkan dengan tindakan pasif dan
membiarkan situasi memburuk, kemangkiran, mengurangi usaha dan
meningkatkan tingkat kesalahan.
 Dampak terhadap Kesehatan
Dari suatu kajian longitudinal disimpulkan bahwa ukuran kepuasan kerja
merupakan peramal baik bagi rentang kehidupan. Kepuasan kerja
menunjang tingkat dari fungsi fisik dan mental dan kepuasan itu sendiri
merupakan tanda dari kesehatan.
Kesimpulan
 Kepuasan kerja merupakan ekspresi dari apa yang
dirasakan seorang tenaga kerja. Seseorang bisa
dikatakan puas dengan pekerjaannya bila tenaga kerja
tersebut merasa senang dan merasa apa yang dia
butuhkan terpenuhi. Banyak faktor yang menunjang
puas atau tidakpuasnya sespaeorang dan pada
dasarnya standar kepuasan orang berbeda-beda. Dalam
suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan
melalui berbagai cara, tergantung faktor apa yang
mendasarinya.
 Penentu kepuasan kerja seseorang berbeda-beda
banyak faktor yang mempengaruhi seorang pekerja
puas atau tidak dengan pekerjaannya. Pujian, perlakuan
yang baik, lingkungan yang nyaman, rekan kerja yang
sepaham, pemimpin yang baik, dan mendapat upah
yang adil akan menumbuhkan rasa kepuasan dalam
Daftar Pustaka
Arif, A., & Chohan, A. (2012). " How Job Satisfaction Is Influencing
The Organizational Citizenship Behavior (Ocb): A Study On
Employees Working In Banking Sector Of Pakistan". Interdisciplinary
Journal Of Contemporary Research In Business , Vol 4.
Bowling, N. A. (2010). “Effects of Job Satisfaction and
Conscientiousness on Extra-Role behaviors”. Journal of Business and
Psychology , 119–130.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Smucker, M. K. (2001). “Job Satisfaction and Referent Selection”.
Physical Education .
https://www.google.com/search?q=job+satisfaction+facet+satisfaction
+theory+lawler+teori+kepuasan+kerja&es_sm=93&biw=1065&bih=576
&source=lnms&sa=X&ei=U_x-U_S-
N4PyrQf204GIBQ&ved=0CAUQ_AUoAA

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatanSiti Sahati
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerjaJuanda Ipan
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudVivia Maya Rafica
 
perencanaan dan pengembangan Karir
perencanaan dan pengembangan Karirperencanaan dan pengembangan Karir
perencanaan dan pengembangan KarirHome
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
 
Emosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiEmosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiYUSRA FERNANDO
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinanMeningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinanHasrul Azwar
 

Mais procurados (20)

Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatan
 
teori erik erikson
 teori erik erikson teori erik erikson
teori erik erikson
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerja
 
Analisis jabatan ppt
Analisis jabatan pptAnalisis jabatan ppt
Analisis jabatan ppt
 
Bab 9 motivasi kerja
Bab 9 motivasi kerjaBab 9 motivasi kerja
Bab 9 motivasi kerja
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
 
perencanaan dan pengembangan Karir
perencanaan dan pengembangan Karirperencanaan dan pengembangan Karir
perencanaan dan pengembangan Karir
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
Emosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiEmosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana Hati
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
 
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinanMeningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
 
Manajemen SDM - Kepemimpinan
Manajemen SDM - KepemimpinanManajemen SDM - Kepemimpinan
Manajemen SDM - Kepemimpinan
 
Loyalitas karyawan kepada perusahaan
Loyalitas karyawan kepada perusahaanLoyalitas karyawan kepada perusahaan
Loyalitas karyawan kepada perusahaan
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 

Semelhante a Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi

Kepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOKepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOEky Yohana
 
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxKepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxnopay2502
 
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfKepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfEulisTursiaSafira
 
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaPsikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaCutNoviraAzzahra
 
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaPsikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaDavina Maharani
 
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasiseokjinluvv
 
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfKepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfAnnisaQisty
 
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAPsikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAbellabunga_
 
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaChristi_Natasia
 
Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Syah Roni
 
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptKEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptMFadhilArRasyid1
 
Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1rika_nelvita
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasicutzurnali
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaIRAWANPERWANDA
 
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjahubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaSulistia Rini
 
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaSIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaSenLord
 

Semelhante a Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi (20)

Kepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOKepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIO
 
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxKepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
 
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfKepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
 
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaPsikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
 
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaPsikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
 
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
 
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfKepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
 
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAPsikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
 
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
 
Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010
 
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptKEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
 
Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
 
Dimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerjaDimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerja
 
Kepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawaiKepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawai
 
Pemahaman kepuasan kerja
Pemahaman kepuasan kerjaPemahaman kepuasan kerja
Pemahaman kepuasan kerja
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
 
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjahubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaSIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

Último

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Último (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi

  • 1. KEPUASAN KERJA PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI Eky Yohana 46113210002 Yunanda Budhi 46113210016
  • 2. Daftar isi  Pendahuluan  Pengertian  Teori-teori Kepuasan Kerja  Faktor Penentu Kepuasan Kerja  Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja  Kesimpulan
  • 3. Pendahuluan Saat individu menjadi tenaga kerja dan berada disuatu lingkungan kerja, individu tersebut akan menemukan berbagai faktor-faktor yang dapat menunjang kenyamanan dalam bekerja dan merasa senang dalam bekerja. Saat individu merasa senang otomatis dari dalam diri individu tersebut merasa puas atas pekerjaan yang selama ini ia tekuni. Tentu tidak semua pekerja akan mendapat kepuasan dalam kerjanya, tidak sedikit pekerja yang tidakpuas dan memilih untuk keluar dari perusahaannya dan mencari pekerjaan baru. Untuk lebih jelasnya kami jelaskan dalam pembahasan yang selanjutnya.
  • 4. Pengertian Setiap tenaga kerja pasti pernah mempunyai kepuasan dan merasa senang dengan pekerjaannya. Puas atau tidaknya seorang tenaga kerja dapat diukur dari pengalaman- pengalaman sebelumnya, yang dapat menentukan untuk massa yang akan datang. Locke (1982) mengemukakan adanya dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan dasar sebagai berikut :  Nilai-nilai pekerjaan → tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai adalah nilai penting bagi individu. Contoh : kenaikan jabatan.  Kebutuhan dasar → nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Contoh : kenyamanan kerja.
  • 5.  Howell dan Dipboye (1968) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya.  ”Tingkat kepuasan kerja seorang karyawan adalah manifestasi dari perasaan positif dan negatif mengenai tempat kerja dan pekerjaan itu sendiri (Arif & Chohan, 2012)”.  Porter-Lawler (1968) yang mengembangkan model motivasi harapan dan Vroom melihat hubungan timbal balik antar motivasi kerja dan kepuasan kerja. Dalam model Porter-Lawler kepuasan kerja menentukan tinggi rendahnya motivasi.
  • 7.  Penentu kepuasan seseorang berbeda-beda banyak faktor yang mempengaruhi seorang pekerja puas atau tidak dengan pekerjaannya. Pujian, perlakuan yang baik, lingkungan yang nyaman, rekan kerja yang sepaham, pemimpin yang baik, dan mendapat upah yang adil akan menumbuhkan rasa kepuasan dalam pekerjaan.  “Efek menguntungkan dari kepuasan kerja lebih mungkin terjadi di antara rendah hati nurani karyawan dari kalangan pegawai tinggi kesadaran (Bowling, 2010)”.
  • 8. Teori-teori Kepuasan Kerja Ada 3 teori tentang kepuasan kerja (Munandar, 2001) sebagai berikut : Teori pertentangan (discrepancy theory). • pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan dengan apa yang diterima individu. • pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. • Kepuasan kerja bagi individu merupakan jumlah dari kepuasan kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Model dari kepuasan bidang atau bagian (facet satisfaction). • Kepuasan merupakan jumlah dari bidang yang dipersepsikan • Apa yang dipersepsikan tentang hasil keluaran dan yang diterima bersifat aktual • Lawler memberi nilai bobot kepada setiap bidang sesuai dengan pentingnya baginya individu dan dijadikan skor total. Teori proses-bertentangan (opponent-process theory). • Kepuasan ataupun ketidakkepuasan kerja secara fisiologis memicu sistem pusat saraf yang membuat aktif emosi yang bertentangan atau berlawanan • Jika seseorang mendapatkan reward pada pekerjaan maka ia akan merasa senang, tetapi tetap ada rasa tidak senang yang lemah. Setelah beberapa saat rasa senang akan menurun, malah dapat menjadi rasa sedih sebelum normal kembali
  • 9. Faktor Penentu Kepuasan Kerja Seorang pekerja pasti pernah merasa puas atas kerjanya. Kepuasaan kerja biasanya ditentukan oleh faktor-faktor tertentu yang telah di tinjau dan diteliti, adapun faktor-faktor penentunya menurut (Munandar, 2001) sebagai berikut :  Ciri-ciri Intrinsik Pekerjaan Menurut Locke ciri intrinsik yang menentukan kepuasan kerja adalah keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan dan kreativitas.
  • 10. Berdasarkan survei diagnostik pekerjaan diperoleh hasil tentang lima ciri yang berkaitan dengan jepuasan kerja untuk berbagai macam pekerjaan, yaitu sebagai berikut : Keragaman keterampilan → setiap pekerjaan memerlukan ragam keterampilan, makin banyak ragam keterampilan yang digunakan, makin berkurang kadar kebosanan di pekerjaan. Jati diri tugas (task identity) → tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri akan menimbulkan rasa tidak puas. Tugas yang penting (task significance) → tugas dirasakan penting bagi seorang tenaga kerja, maka ia akan cenderung memiliki kepuasan kerja. Otonomi → pekerjaan memberikan kebebasan kepada para pekerjanya, dan pekerja dapat mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan rasa kepuasan kerja. Pemberian balikan pada pekerjaan akan membantu meningkatkan tingkat kepuasan kerja.
  • 11. Berdasarkan ciri-ciri intrinsik pekerjaan diatas Hackman dan Oldham (1976) menegembangkan model karakteristik kerja dari motivasi kerja. Gambar IV.A.2. Model Karakteristik Pekerjaan dari Motivasi Kerja. Model karakteristik pekerjaan dari motivasi kerja menunjukkan hubungan dengan kepuasan kerja yang bersamaan dengan motivasi internal yang tinggi.
  • 12. Motivation Potential Score = (Keragaman Keterampilan + jati diri tugas + signifikansi tugas) x otonomi x balikan 3 Berdasarkan ciri-ciri intrinsik pekerjaan atau yang biasa disebut Core Job Dimensions, Hackman dan Oldham (1976) membuat suatu rumus untuk menegetahui skor potensi motivasi (Motivation Potential Score = MPS) sebagai berikut :
  • 13.  Gaji Penghasilan, Imbalan yang Disarankan Adil (Equittable Reward)  Ternyata, menurut hasil penelitian Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi mutlak dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji dapat memenuhi harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji itu diberikan. Uang mempunyai arti yang berbeda bagi individu yang berbeda. Selain untuk memenuhi kebutuhan tingkat rendah, uang juga merupakan simbol dari pencapaian, keberhasilan dan pengakuan atau penghargaan  Jika dianggap gajinya terlalu rendah, tenaga kerja akan merasa tidak puas, namun jika dirasakan tinggi atau dirasakan sesuai dengan harapan, maka istilah Herzberg adalah tenaga kerja tidak lagi tidak puas yang berarti tidak ada dampak pada motivasi kerjanya. Herzberg memasukan faktor gaji atau imbalan kedalam faktor kelompok Hygiene. Uang atau imbalan sebenarnya akan mempunyai dampak terhadap motivasi kerjanya jika besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya.
  • 14.  Penyeliaan Locke memberikan teori kerangka kerja untuk memahami kepuasan tenaga kerja dengan penyeliaan. Ia menemukan dua jenis dari hubungan atasan-bawahan sebagai berikut :  Hubungan fungsional : sejauh mana penyelia membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai- nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja.  Hubungan keseluruhan : mempunyai ketertarikan pribadi yang sama yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa.
  • 15.  Rekan-Rekan Sejawat yang Menunjang Kepuasan kerja yang terjadi disini adalah ketika kebutuhan sosialnya terpenuhi karena berda disuatu ruangan kerja yang sama, sehingga dapat saling berinteraksi satu sama lain. Kepuasan kerja disini tidak meningkatkan motivasi kerja. Dalam kelompok kerja tim, kepuasan kerja dapat timbul saat kebutuhan tingkat tinggi mereka dapat di penuhi mencangkup kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
  • 16.  Kondisi Kerja yang Menunjang Keadaan ruang kerja yang sempit, cahaya lampu yang terlalu menyilaukan mata, ruangan terasa pengap dan panas akan menimbulkan keengganan untuk nekerja. Ketika perusahakan memfasilitasi ruangan kerja yang lebih luas dan nyaman, ruangan sejuk, cahaya lampu pas dengan kebutuhan akan menimbulkan kepuasan bagi tenaga kerja.
  • 17. Adapula lima faktor yang mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki (2005) sebagai berikut :  Need fufillment (pemenuhan kebutuhan) Tingkatan karakteristik pekerjaan menentukan kepuasan dan memungkinkan kesempatan untuk individu memenuhi kebutuhannya.  Discrepancies (perbedaan) Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang di harapkan dan apa yang di terima oleh individu dari pekerjaannya. Apabila harapan lebih besar daripada apa yang diperoleh, pekerja akan tidak puas begitu juga sebaliknya, jika pekerja mendapatkan manfaat atas apa yang diharapkannya.  Value attaiment (pencapaian nilai) Pekerjaan dapat memenuhi nilai kerja individu yang penting.  Equity (keadilan) Merupakan presepsi pekerja dari seberapa adil pekerja diperlakukan ditempat kerja.  Dispositional atau genetic components (komponen genetik) Kepuasan pribadi merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Beberapa pekerja puas terhadap variasi lingkungan kerja, sedangkan beberapa pekerja lain terlihat tidak puas.
  • 18. Dan yang terakhir menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja karyawan di pengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :  Balas jasa yang adil dan layak  Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian  Berat ringannya pekerjaan  Suasana dan lingkungan pekerjaan  Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan  Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya  Sifat pekerjaan monoton atau tidak “Dari hasil kajian komprehensif dari literatur, melihat bahwa faktor- faktor yang membuat orang puas dengan pekerjaan mereka ternyata berbeda dari faktor-faktor yang membuat orang bahagia dengan pekerjaan mereka (Smucker, 2001)”
  • 19. Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja Para ahli telah meneliti dampak perilaku dari kepuasan dan ketidak puasan kerja. Berikut Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja menurut (Munandar, 2001) sebagai berikut :  Dampak terhadap Produktivitas Hubungan antara produktivitas dan kepuasan kerja sangat kecil. Produktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor disamping kepuasan kerja. Lawler dan Porter mengahrapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya ketika tenaga kerja mempresepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar untuk unjuk kerja yang unggul.
  • 20.  Dampak terhadap Ketidakhadiran (Absentisme) dan Keluarnya Tenaga Kerja (Turnover) Dari penelitian disimpulkan bahwa ketidakhadiran tidak mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja. Tetapi Streers dan Rhodes mengembangkan model dari pengaruh kehadiran, mereka melihat dua faktor yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. Terlihat bahwa motivasi hadir atau kemampuan untuk hadir di pengaruhi oleh kepuasan kerja dan faktor tekanan internal dan eksternal dalam lingkungan
  • 21. Terlihat bahwa motivasi hadir atau kemampuan untuk hadir di pengaruhi oleh kepuasan kerja dan faktor tekanan internal dan eksternal dalam lingkungan pekerjaan. Gambar VI.b.2. Pengaruh-Pengaruh Utama terhadap Kehadiran Karyawan. Sumber : Steers & Rhodes, 1978
  • 22. Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan melalui berbagai cara, Robins dan Judge (2009) menerangkan ada empat respon yang berbeda terhadap ketidakpuasan kerja sebagai berikut :  Exit → ketidakpuasan ditunjukkan dengan perilaku meninggalka organisasi, termasuk posisi baru atau mengundurkan diri.  Voice → ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif seperti menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.  Loyality → ketidakpuasa ditunjukkan secara pasif tetapi optimis seperti menunggu kondisi yang aman untuk memperbaiki masalah, mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar.  Neglect → ketidakpuasan ditunjukkan dengan tindakan pasif dan membiarkan situasi memburuk, kemangkiran, mengurangi usaha dan meningkatkan tingkat kesalahan.  Dampak terhadap Kesehatan Dari suatu kajian longitudinal disimpulkan bahwa ukuran kepuasan kerja merupakan peramal baik bagi rentang kehidupan. Kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik dan mental dan kepuasan itu sendiri merupakan tanda dari kesehatan.
  • 23. Kesimpulan  Kepuasan kerja merupakan ekspresi dari apa yang dirasakan seorang tenaga kerja. Seseorang bisa dikatakan puas dengan pekerjaannya bila tenaga kerja tersebut merasa senang dan merasa apa yang dia butuhkan terpenuhi. Banyak faktor yang menunjang puas atau tidakpuasnya sespaeorang dan pada dasarnya standar kepuasan orang berbeda-beda. Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan melalui berbagai cara, tergantung faktor apa yang mendasarinya.  Penentu kepuasan kerja seseorang berbeda-beda banyak faktor yang mempengaruhi seorang pekerja puas atau tidak dengan pekerjaannya. Pujian, perlakuan yang baik, lingkungan yang nyaman, rekan kerja yang sepaham, pemimpin yang baik, dan mendapat upah yang adil akan menumbuhkan rasa kepuasan dalam
  • 24. Daftar Pustaka Arif, A., & Chohan, A. (2012). " How Job Satisfaction Is Influencing The Organizational Citizenship Behavior (Ocb): A Study On Employees Working In Banking Sector Of Pakistan". Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business , Vol 4. Bowling, N. A. (2010). “Effects of Job Satisfaction and Conscientiousness on Extra-Role behaviors”. Journal of Business and Psychology , 119–130. Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Smucker, M. K. (2001). “Job Satisfaction and Referent Selection”. Physical Education . https://www.google.com/search?q=job+satisfaction+facet+satisfaction +theory+lawler+teori+kepuasan+kerja&es_sm=93&biw=1065&bih=576 &source=lnms&sa=X&ei=U_x-U_S- N4PyrQf204GIBQ&ved=0CAUQ_AUoAA