Proses Produksi sawdust briquette, briquette tandan kosong (efb briquette), dan sawdust charcoal briquette. Potensi limbah-limbah kayu terutama serbuk kayu-kayu keras dari berbagai industri perkayuan sangat potensial untuk produksi sawdust charcoal briquette dengan orientasi eksport. Tandan kosong sawit (EFB palm oil) yang umumnya belum dimanfaatkan sangat potensial dibriketkan untuk bioenergy. Serbuk kayu lunak potensial untuk dibuat sawdust briquette juga untuk bioenergy.
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
1. Proses Produksi Sawdust Briquette,
EFB Briquette, & Sawdust Charcoal
BriquetteBriquette
Eko SB Setyawan
2. Sekilas Tentang Briquette
Sawdust Briquette
EFB (Empty Fruit Bunch) Briquette
Sawdust Charcoal Briquette
EFB (Empty Fruit Bunch) Briquette
3. Sekilas Tentang Briquette
• Densified products can be found as briquettes or
as pellets
• The heating value, moisture content and chemical
characteristics are about the same for briquettes
and pellets.and pellets.
• Some application of sawdust/EFB briquette
(uncarbonised briquette) can be found here.
• Carbonised briquette is sawdust charcoal
briquette. Higher fixed carbon means higher
heating value.
4. Sekilas Tentang Briquette
• An increased bulk density (from 200kg/m3 for sawdust
to 1000-1400kg/m3 after densification), resulting in
lower transportation costs, reduced storage volume
and easier handling.
• A lower moisture content (MC <10%), allowing a longer
shelf life and minor losses of product during the
storage period.storage period.
• An increased energy density and more homogeneous
composition, resulting in better combustion control
possibilities and thereby higher energy efficiency
during combustion.
• Relatively high-energy cost for the briquetting process,
increasing the price of the end product.
5. Sekilas Tentang Briquette
• If the product exceeds 25 mm in diameter, it is called a
briquette.
• The small size for pellets makes them easy to be used
in fully automatic operations, from household
appliances to large-scale combined heat and power
(CHP) plants.
9. Sekilas Tentang Briquette
• Standard Sawdust Briquette atau EFB Briquette mengacu ke : European
Standard (CEN); Swedish Standards Institute, SIS-CEN/TS 14961:2005; DIN
51731; Austria ÖNORM M7135
• Sawdust from hard or soft wood, before and after extrusion (briquetting):
10. A. Teknologi Proses Produksi Sawdust
Briquette, EFB Briquette, & Sawdust
Charcoal BriquetteCharcoal Briquette
11. Esensi Proses Pembuatan Sawdust Briquette,
EFB Briquette & Sawdust Charcoal Briquette
Pembriketan adalah pemadatan biomasa
(biomass densification) sehingga
memudahkan handling pemanfaatan,
menghemat ongkos transportasi dan
memudahkan penyimpanan. Bagian
kulit luar briket yang terkarbonisasi
sebagian membuat penyalaan lebih
kulit luar briket yang terkarbonisasi
sebagian membuat penyalaan lebih
mudah, pembakaran dan memproteksi
dari uap air lingkungan sekitar. Lubang
ditengah juga membuat sirkulasi udara
lebih baik untuk pembakaran.
Pembriketan sawdust akan
menghasilkan sawdust briquette lalu
diikuti karbonisasi akan menghasilkan
sawdust charcoal briquette.
Sawdust briquette & Sawdust
Charcoal Briquette
12. Variabel-Variabel Proses
• Jenis Bahan Baku
• Ukuran Bahan Baku
• Kadar air
• Kekerasan
• Densitas
• Ukuran Produk
• Spesifikasi Produk• Spesifikasi Produk
• Kadar abu
• Single atau mixed material?
• Kimia Bahan Baku
• Kimia Abu
• Kontaminan
• Spesifikasi Die
• Operational Screw Press
These variables have tended to make
briquetting and its carbonisation more of an
“art” than a “science”, through significant
strides are being made in the sophistication of
this process, bringing these variables under
more control.
13. Teknologi Proses Produksi Sawdust Briquette, EFB
Briquette & Sawdust Charcoal Briquette
A. Diagram Alir Proses Produksi Sawdust Briquette
B. Diagram Alir Proses Produksi EFB Briquette (Briket Tandan Kosong Sawit)B. Diagram Alir Proses Produksi EFB Briquette (Briket Tandan Kosong Sawit)
C. Diagram Alir Proses Produksi Sawdust Charcoal Briquette
*Sawdust briquette adalah intermediate product pada produksi Sawdust Charcoal Briquette
16. Proses Pengeringan Bahan Baku
• Ditinjau dari penggunaannya ; kayu dibedakan menjadi : 1. kayu
pertukangan dan kerajinan; 2. kayu industri; 3. kayu bakar.
Semuanya membutuhkan pengeringan sebelum digunakan.
• Kayu memegang kelembaban dalam dua cara: sebagai air bebas
dalam rongga sel dan air terikat dalam cellwalls. Yang dimaksud air
bebas yaitu air yang terkandung didalam rongga sel, dimana air ini
mudah keluar masuk, ( higroskopis ).Sedangkan air terikat adalah
air yang terkandung didalam dinding sel, dimana air ini agak
lamban keluar dan masuk.
• Variabel-variabel yang berpengaruh pada proses pengeringan kayu:
1. Kayu, 2. kadar air, 3. panas, 4. media pembawa panas, 5.
sirkulasi udara, 6. suhu udara, 7. kelembaban udara, 8. alat
(mesin) pengering, 9. teknik pengeringan dan 10. waktu.(mesin) pengering, 9. teknik pengeringan dan 10. waktu.
• Proses pengeringan kayu akan berjalan semakin cepat apabila suhu udara semakin tinggi,
kelembaban udara semakin rendah dan kecepatan sirkulasi udara disekitar permukaan
kayu semakin cepat.
• Kayu yang lebih ringan pada umumnya akan mengering lebih cepat daripada kayu yang
lebih berat, karena porositas kayu ringan lebih tinggi daripada porusitas kayu berat.
• Teknik pengeringan yang dipakai akan mengoptimalkan variabel-variabel proses tersebut,
antara lain : menaikkan suhu udara, menurunkan kelembaban udara (menggunakan udara
kering), menaikkan kecepatan sirkulasi udara kering, memperluas kontak antara kayu yang
dikeringkan dengan udara kering, sehingga didapat kayu kering dengan waktu relatif cepat.
•Pengeringan dengan matahari dengan suhu relatif rendah (40-60 C) juga meminimalkan
emisi senyawa organik (VOC=Volatile Organic Compound) berbau dari kayu.
19. Karakteristik Perekatan Dalam Produksi
Sawdust Briquette & EFB Briquette
Pemadatan biomassa seperti
briquette dengan tekanan/
kompresi tinggi akan
meningkatkan mechanical
interlocking dan adhesi antar
partikel, sehingga membentukpartikel, sehingga membentuk
ikatan antar molekul pada area
kontak. Pada bahan baku
biomasa seperti kayu
mekanisme perekatan dapat
dibagi menjadi gaya adhesi dan
kohesi , gaya tarik antara
partikel dan interlocking bonds.
21. Sawdust Briquette
• Nilai kalor, kadar air, kadar abu, kimia abu dan ukuran dimensi
sawdust briquette menjadi parameter kualitasnya.
• Spesifikasi umum : L=490 mm; d=55 mm; w=1,1 kg
22. EFB Briquette
• EFB Briquette atau briket tankos sawit bisa digunakan sama seperti sawdust
briquette.briquette.
• Dapat dibuat dari 100% tandan kosong sawit atau dicampur dengan sawdust.
• Contoh analisa kualitas produk seperti tabel dibawah ini :
23. Sawdust Charcoal Briquette
Nilai kalor yang tinggi (>7500 kkal/kg) yang sebanding dengan
tingginya fixed carbon (>90%), kadar air rendah (<3%), kadar
abu yang rendah, dan ukuran dimensi tertentu sawdust
charcoal briquette adalah parameter kualitasnya. Pemilihan
bahan baku sawdust yang baik akan menentukan kualitas
tersebut.
25. Sawdust / EFB Briquette
Zone cooling pada sawdust / EFB briquette Zone cooling pada sawdust / EFB briquetteZone cooling pada sawdust / EFB briquette Zone cooling pada sawdust / EFB briquette
Sawdust / EFB Briquette ditumpuk diatas
pallet siap untuk eksport
Pengemasan dengan karung atau jumbo
bag untuk pasar lokal/dalam negri
26. Sawdust Charcoal Briquette
Sawdust charcoal briquette
dalam kemasan kardus.
Tumpukan Sawdust charcoal briquette
dalam kemasan kardus siap eksport.
28. Pasar Sawdust / EFB Briquette
• Sawdust / EFB Briquette bisa digunakan untuk
rumah tangga seperti pemanas ruangan
ataupun untuk industri hingga pembangkit
listrik.listrik.
• Karakteristik sawdust / EFB briquette akan
menentukan teknologi pemanfaataanya baik
pembakaran, gasifikasi atau pyrolysis.
29. Pasar Sawdust Charcoal Briquette
• Sawdust charcoal briquette terutama
digunakan secara eksklusif untuk BBQ atau
membakar/memanggang makanan. Sehingga
sawdust charcoal briquette ketika dibakarsawdust charcoal briquette ketika dibakar
harus tidak berasap dan tidak merusak
citarasa makanan.
30. Problem Solving
A. Eksport Palm Kernel Shell (PKS) Dalam bentuk
Curah
Eksport palm kernel shell atau cangkang sawit
dalam bentuk curah yang dilakukan selama ini,
tidak efisien karena mengakibatkan biaya
transportasi yang mahal. Pembriketan cangkang
tidak efisien karena mengakibatkan biaya
transportasi yang mahal. Pembriketan cangkang
sawit akan meningkatkan kepadatannya menjadi
2 kali lipat (600 kg/m3 cangkang -> 1200 kg/m3
briket), sehingga menjadi solusi. Biomass agri-
waste bisa digunakan untuk fluidised bed
combustion untuk produksi listrik.
31. • Korea is on track with its low-carbon strategy. The renewable portfolio standard (RPS)
to start in 2012 states that 2% of purchased electricity shall come from renewable
energy sources at the start of the scheme. The percentage of required renewable
energy will increase incrementally to reach 10% by 2022.