2. SISTEMATIKA
DASAR KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDMK :
1. REGULASI / DASAR HUKUM
2. ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN ASN
3. TANTANGAN GLOBAL SDMK
KEBIJAKAN PELATIHAN
PELATIHAN JABFUNG ADMINKES
3. UU NO.36 TAHUN 2009 Tentang Kesehatan
UU NO. 5 TAHUN 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN)
UU NO.36 TAHUN 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan
PP NO.67 TAHUN 2019 Tentang
Pengelolaan Tenaga Kesehatan
PP NO.17 TAHUN 2020 Tentang Perubahan
Atas PP NO. 11 TAHUN 2017 Tentang
Manajemen PNS
KEPMENPAN NO: 42/KEP/M.PAN/12/2000
Tentang Jabatan Fungsional Administrator
Kesehatan Dan Angka Kreditnya
1. Regulasi/ Dasar Hukum
4. UU No 5 Thn 2014
ttg Aparatur Sipil
Negara
Setiap pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi
Dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus, dan penataran
Dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang (PyB)
dan digunakan sbg salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karier
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
rencana pengembangan kompetensi
tahunan yang tertuang dalam rencana kerja
kerja anggaran tahunan instansi masing-masing
Pasal 70 UU ASN ayat (1) – (6)
4
5. KOMPETENSIASN
diterapkan untuk menjadi role model
KOMPETENSI
MANAJERIAL
Diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan
structural atau
manajemen, dan
pengalaman
kepemimpinan
KOMPETENSI SOSIAL
KULTURAL
Diukur dari pengalaman
kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku, dan
budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.
KOMPETENSI
TEKNIS
Diukur dari tingkat
dan spesialisasi
pendidikan,
pelatihan teknis
fungsional
dan pengalaman
bekerja secara
teknis;
INTEGRITAS
KOMUNIKASI
ORIENTASI
PADA HASIL
MENGELOLA
PERUBAHAN
PEREKAT
BANGSA
11
6. Kebijakan Pelatihan
UU No. 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
Pasal 30
Pengembangan Nakes bertujuan untuk meningkatkan mutu dan karier
Nakes
Pengembangan Nakes dilakukan melaui Pendidikan dan Pelatihan
serta kesinambungan dlm menjalankan praktik
Dalam rangka pengembangan Nakes, Kepala Daerah dan Pimpinan
Fasyankes bertanggung jawab atas pemberian kesempatan yang sama
kepada Nakes
Pasal 31
Pelatihan Nakes dapat diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
Pelatihan harus memenuhi program pelatihan dan tenaga
pelatih yang sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Kompetensi serta diselenggarakan oleh Institusi
penyelenggara pelatihan yang terakreditasi
8. PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005 – 2025
(UU 17/ 2007 ttg Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional th 2005 – 2025)
RPJMN 3
(2015 - 2019
RPJMN 4
(2020 – 2025)
Mewujdkan
masyarakat
Indonesia yang
mandiri, maju,
adil dan
makmur melalui
percepatan
pembangunan
disegala bidang
dgn struktur
perekonomian
yg kokoh
berlandaskan
keunggulan
kompetitif
Memantapkan
pembangunan
secara menye-
luruh dgn
menekankan
pembangunan
keunggulan
kompetitif
perekonomian
yang berbasis
SDA yang
tersedia, SDM
yg berkualitas,
serta kemam-
puan IPTEK
RPJMN 2
(2010 - 2014
Memantapkan
penataan
kembali NKRI,
meningkatkan
kualitas SDM,
membangun
kemampuan
IPTEK,
memperkuat
daya saing
perekonomian
RPJMN 1
(2005 - 2009
Menata kembali
NKRI,
membangun
Indonesia yang
aman, damai,
yang adil dan
demokratis,
dengan tingkat
kesejahteraan
yang lebih baik
9. ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
Arah pembangunan upaya kesehatan dan kuratif bergerak kearah
promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
KURATIF - REHABILITATIF
UPAYA PROMOTIF - PREVENTIF
Bangkes
diarahkan
untuk
meningkat-
kan akses
dan mutu
yankes
Akses
masyarakat
thdp yankes
yg berkualitas
telah lebih
berkembang
dan
meningkat
Akses
masyarakat
thdp yankes
yg
berkualitas
telah mulai
mantap
Kesmas thdp
yankes yg
berkualitas
telah
menjangkau &
merata di
seluruh wilyah
Indonesia
VISI:
Masyarakat
sehat yang
mandiri dan
berkeadilan
RPJMN I
(2005-2009)
RPJMN II
(2010-2014
RPJMN III
(2015-2019)
RPJMN IV
(2020-2025)
10. SMART ASN
Memiliki /Kuasai :
Nasionalisme
Integritas
Wawasan Global
Hospitality
Networking
Teknologi Informasi
Bahasa Asing
Entrepreneurship
12. 3. TANTANGAN GLOBAL SDM KESEHATAN
DISRUPTION
ERA
Volatile,
Uncertain,
Complex,
Ambiguous
DIGITAL
TRANSFORMATION
Entreprise
Architecture
INDUSTRY 4.0
Artificial
intelligence,
Internet of things
Advance Robotics
Big Data - Digital life
MILLENIALS
Confidence,
connectivity,
creativity
Social Media
E-Commerce
Competitive -
Adaptive Human
Capital
Digital Leadership
Source : PriME
What We Need?
13. STRATEGI PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN
Penguatan
regulasi
Peningkatan
Perencanaan
SDMK
Peningkatan
Pendidikan dan
Pelatihan SDMK
Peningkatan
Pendayagunaan
SDMK
Pembinaan &
pengawasan mutu
SDMK
Penguatan
sumber daya
STRATEGI
Setiap penduduk memperoleh akses terhadap tenaga
kesehatan yang berkualitas
14. TUGAS BPPSDMK
Mengawal jenis
Mengawal jumlah
Mengawal mutu
Mengawal penyebaran
TENAGA KESEHATAN
berbagai regulasi, pembagian urusan
kewenangan, peningkatan peran pemda dan
dukungan kelembagaan lainnya
Peningkatan akses pelayanan kesehatan
yang bermutu
17. Kebijakan
Pelatihan
KEBIJAKAN PELATIHAN BIDANG KESEHATAN
Pelatihan memiliki alokasi waktu minimal 30 JP @ 45 menit
Peserta pelatihan adalah PNS yang akan atau telah menduduki
jabatan dan/atau membutuhkan peningkatan kompetensi teknis
dalam pelaksanaan tugas
Kurikulum pelatihan mengacu kepada standar kompetensi
jabatan atau hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan di Organisasi
Metode pelatihan disusun sesuai dengan tujuan dan program
pelatihan bagi orang dewasa
Pelatihan dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non
klasikal
Pelatihan dilaksanakan oleh lembaga/institusi pelatihan yang
terakreditasi
18. Kebijakan
Pelatihan
KEBIJAKAN PELATIHAN BIDANG KESEHATAN
Sarana dan prasarana pelatihan ditetapkan sesuai dengan jenis
pelatihan dan jumlah peserta pelatihan
Manajemen pelatihan diselenggarakan melalui proses TNA,
penetapan tujuan pelatihan, merancang program pelatihan,
penyelenggaraan pelatihan, evaluasi pelatihan dan pengendalian
mutu
Dalam menjaga mutu pelatihan, Kementerian Kesehatan
menetapkan akreditasi pelatihan dan akreditasi institusi pelatihan
Pelatihan diselenggarakan setelah terakreditasi oleh Kementerian
Kesehatan cq Pusat Pelatihan SDM Kesehatan
Sertifikat diberikan utk penyelenggaraan pelatihan yang telah
terakreditasi serta memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
kurikulum
19. PP No. 17 tahun 2020 tentang
Perubahan atas PP No. 11 tahun 2017
tentang Manajemen PNS Pasal 206
Peraturan LAN No.8 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Bangkom PNS
melalui e-Learning
Juklak Pelatihan SDM Kesehatan
Masa Pandemi
KEBIJAKAN PELATIHAN
MASA PANDEMI
20. Kebijakan-Kebijakan
Pelatihan Bidang Kesehatan
Pada Masa Pandemi Covid-19
KEPPRES
SK
KA
BADAN
PPSDMK
INPRES
Nomor: HK.02.02/IV/1081/2020
tentang PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK)
PELATIHAN BIDANG KESEHATAN PADA MASA
PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
21. • PerLAN Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kompetensi PNS melalui e- learning
• PerLAN Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kompetensi PNS
• SK Ka. Badan PPSDMK Nomor: HK.02.02/IV/1081/2020
tentang petunjuk pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan
pada masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19
Pelaksanaan PELATIHAN pada masa Covid-19
• Kebijakan Pelatihan dimasa
pendemi Covid 19
Blended
Klasikal
(masa covid-19)
Distance learning
full online
• Manajemen Pelatihan
• Skenario pembelajaran
• Metoda dan Media pembelajaran
• Sistem evaluasi
• Penyiapan SDM penyelenggara
Pelatihan
• Penyiapan fasilitator
• Penyiapan sarpras
Dituangkan dalam suatu panduan penyelenggaraan untuk setiap
program pelatihan.
Standar
mutu
Kontrol
mutu
Penjaminan mutu
Ruang LINGKUP
22. Kebijakan
Pelatihan
PELAKSANAAN PELATIHAN MASA PANDEMI
Praktik lapangan dilaksanakan secara praktik mandiri
Disarankan full daring
Apabila dilaksanakan blended,
- ada ijin dari Ketua Satgas setempat / pernyataan
Kepala Institusi untuk menerapkan protokol kesehatan
- Kapasitas kelas maksimal 50% atau jarak antar kursi
peserta minimal 1 m
- Konsumsi box
- Kapasitas kamar maksimal 50%
Laksanakan sesuai Juklak Pelatihan Masa Pandemi
25. Unit Pembina Jabfung Kesehatan
No Unit Pembina No Jabatan Fungsional
1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Sekretariat
Jenderal
1 Administrator Kesehatan
2 Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
2
3
Apoteker
Asisten Apoteker
3 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen
Yankes
4 Dokter
5 Dokter Gigi
6 Dokter Pendidik Klinis
7 Fisioterapis
8 Okupasi Terapis
9 Ortotis Prostetis
10 Perawat
11 Perawat Gigi/ TGM
12 Perekam Medis
13 Teknisi Gigi
14 Refraksionis Optisien
15 Terapis Wicara
4 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen
Yankes
16 Bidan
17 Teknisi Transfusi Darah
5 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ditjen
Yankes
18 Fisikawan Medis
19 Pranata Labkes
20 Radiografer
26. Unit Pembina Jabfung Kesehatan
NO UNIT PEMBINA NO JABATAN FUNGSIONAL
6 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tular Vektor &
Zoonotik, Ditjen P2P
22 Entomolog Kesehatan
7 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa
& NAPZA, Ditjen P2P
23 Psikolog Klinis
8 Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P 24 Epidemiolog Kesehatan
9 Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesmas 25 Sanitarian
10 Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Kesmas 26 Nutrisionis
11 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Ditjen Kesmas 27 Pembimbing Kesehatan Kerja
12 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Ditjen Kesmas
28 Penyuluh Kesehatan
Masyarakat
27. KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Melaksanakan tugas
pokok
Mencatat dan
menginventarisir
Mengumpulkan bukti
fisik hasil pelaksanaan
kegiatan
pelayanan/pekerjaan
sehari-hari sebagai dasar
untuk pengumpulan
angka kredit
MENGIKUTI
KETENTUAN
LAINNYA
Tugas lain
yang
diperintahkan
oleh atasan
KEWAJIBAN
JABFUNG
KEWAJIBAN JABFUNG
28. INSTANSI PEMBINA JABFUNG DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
(PMK No.60 THN 2016)
Kemenkes
Puskat
Mutu
Unit
pembina
Unit
kepegawaian
UNIT
PELATIHAN
1. Menyusun naskah akademik
dan matriks butir kegiatan;
2. Mensosialisasikan jabfungkes;
3. Melakukan pembinaan;
4. memfasilitasiukom;
5. Memutakhirkan data
jabfungkes;
6. Memonev JabatanFungsional
yang menjadi binaannya;
1. Menyusun & melaksanakan kebijakan
teknis jabfungkes
2. Memonev pengembangan
jabfungkes;
3. Mengoordinasikanhasil binwasJFK
1. Merencanakan kebutuhan
pelatihan dan pengembangan
program pelatihan Jabfungkes;
2. Menyusun kurikulum dan modul
pelatihan
jabfungkes
3. Mengevaluasi pasca pelatihan
jabfungkes
1. Usul formasiCASN;
2. Usul & Tetapkan ASN dalam Jabfungke
3. Susun usul mutasi Jabfung
kes;
4. Susun usulan jenis dan jumlah kebutuhan
jabfungkes
5. Sharingdata
30. Administrator Kesehatan
berperan sebagai PELAKSANA
TEKNIS FUNGSIONAL DI BIDANG
ADMINISTRASI PELAYANAN,
PERIJINAN, AKREDITASI DAN
SERTIFIKASI PEAKSANAAN
PROGRAM-PROGRAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN
di lingkungan Kementerian
Kesehatan dan atau instansi di
luar Kementerian Kesehatan
PERAN
32. Setelah mengikuti pelatihan, peserta
mampu melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pejabat fungsional
Administrator Kesehatan.
TUJUAN :
PELATIHAN JABFUNG ADMINKES
(87 jpl)
33. 1. Melaksanakan persiapan pelayanan
administrasi kesehatan;
2. Menyusun kebijakan program
kesehatan;
3. Mengorganisasikan pelaksanaan
kebijakan program-program kesehatan;
4. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan
program-program kesehatan;
5. Memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan program-
program kesehatan;
6. Melaksanakan perijinan institusi dan
sertifikasi produkproduk yang terkait
dengan bidang kesehatan;
KOMPETENSI yang dimiliki setelah
mengikuti pelatihan, mampu:
34. 7. Melaksanakan akreditasi institusi dan
program-program kesehatan;
8. Melaksanakan sertifikasi tenaga
kesehatan dan perijinan pemberi jasa
di bidang kesehatan;
9. Menyusun laporan;
10. Membuat karya tulis/karya ilmiah di
bidang kesehatan;
11. Membuat buku pedoman/petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang
kesehatan;
12. Menghitung angka kredit dan
mengajukan DUPAK
KOMPETENSI yang dimiliki setelah
mengikuti pelatihan, mampu:
35. STRUKTUR KURIKULUM
No MATA PELATIHAN
WAKTU
T P PL JML
A MATA PELATIHAN DASAR
1. Kebijakan diklat aparatur 2 0 0 2
2. Dasar-dasar administrasi kesehatan 2 0 0 2
3. Jabatan fungsional administrasi kesehatan 2 0 0 2
B MATA PELAJARAN INTI
1. Persiapan pelayanan adminstrasi kesehatan 2 3 0 5
2. Penyusunan kebijakan program kesehatan 2 0 0 2
3. Pengorganisasian pelaksanaan kebijakan
program-program kesehatan
2 0 0 2
4. Fasilitasi pelaksanaan kebijakan program
program kesehatan
2 0 0 2
5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan program program kesehatan
2 0 0 2
6. Perijinan institusi dan sertifikasi produk-produk
yang terkait dengan bidang kesehatan
3 4 4 11
7. Akreditasi institusi dan program-program
kesehatan
2 3 4 9
8. Sertifikasi tenaga kesehatan dan perijinan
pemberi jasa di bidang
2 3 4 9
9. Penyusunan laporan 2 3 0 5
10. Karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan 2 6 0 8
11. Pembuatan buku pedoman/ juklak/petunjuk
teknis dibidang kesehatan
2 2 0 4
12. Penghitungan angka kredit dan pengajuan
DUPAK
5 12 0 17
C MATERI PELATIHAN PENUNJANG
1. Membangun Komitmen Belajar 0 3 0 3
2. Rencana Tindak Lanjut 0 2 0 2
Total 34 41 12 87
36. Kriteria:
a. Berijazah serendah-rendahnya
Sarjana/Diploma IV di bidang adminkes atau
Sarjana/Diploma IV kesehatan;
b. Pangkat serendah-rendahnya gol.ruang III/a;
c. Memiliki pengalaman dalam kegiatan
adminkes minimal 2 (dua) tahun;
d. Usia setinggi-tingginya 8 (delapan) tahun
sebelum mencapai batas usia pensiun dari
jabatan terakhir yang didudukinya.
e. Telah mengikuti diklat prajabatan dan
mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan
dan Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat
PESERTA PELATIHAN
Jumlah peserta dalam 1 kelas maksimal
30 orang
37. 1. Telah mengikuti pelatihan calon
widyaiswara atau AKTA/Pekerti atau
Training of Trainer (TOT) atau pelatihan
bagi Tenaga Pelatih Kesehatan (TPK)
2. Pendidikan S1 atau minimal setara
dengan kriteria peserta dengan
tambahan keahlian di bidang materi
yang diajarkan.
3. Memahami kurikulum pelatihan
jabatan fungsional Administrator
Kesehatan Ahli yang telah
distandarisasi.
4. Menguasai materi yang disampaikan
sesuai dengan Rancang Bangun
Pembelajaran Mata Pelatihan yang
ditetapkan dalam kurikulum pelatihan.
PELATIH/FASILITATOR
38. 1. Institusi atau lembaga pelatihan yang TERAKREDITASI
2. Mempunyai pengendali pelatihan atau seseorang yang ditunjuk
sebagai pengendali proses pembelajaran yang menguasai materi
pelatihan dan memiliki sertifikat pelatihan pengendali pelatihan
3. Mempunyai minimal 1 orang tenaga SDM yang pernah
mengikuti Training Officer Course (TOC).
PENYELENGGARA
39. peserta telah menyelesaikan proses pembelajaran selama
87 Jpl
kehadiran minimal 95 % dari keseluruhan jumlah jam
pembelajaran
Diberikan sertifikat dari Kemenkes dengan angka kredit 2 (dua).
SURAT KETERANGAN
Peserta yang mengikuti proses pembelajaran < 95 % dari
jumlah jam pelajaran akan mendapatkan Surat Keterangan
telah mengikuti Pelatihan yang ditandatangani oleh Ketua
Panitia Penyelenggara.
SERTIFIKAT
Notas do Editor
Penjelasan mengenai roadmap menuju birokrasi kelas dunia dengan tantangan harus sudah terlaksananya penerapan merit sistem di instansi pemerintah
----- Meeting Notes (8/22/13 14:05) -----
1. Rule base:
activity base
2. Performance:
Output base, outcome base
3. Dynamic:
Sensitif dengan perubahan lingkungan, memiliki pemikiran 10th
capability,
thinking ahead, thinking cross, thinking again