SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau
daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam
menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang
memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan,
seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-
temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.Hal ini pula yang
dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan
baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja
tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan
perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu
sendiri.Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara
meningkatkan motivasi kerja karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan
serta kenyataan seperti yang tersebut itulah yang membuat penulis memilih
topik mengenai cara meningkatkan motivasi kerja.
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan makalah yang akan dibahas dalam makalah ini
antara lain:
1. Apa Pengertian Motivasi Kerja ?
2. Bagaimana pentingnya Motivasi Kerja bagi para pegawai ?
3. Bagaimana Teori-teori Motivasi, Pola Motivasi dan Model Harapan dalam
motivasi pegawai ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Motivasi Kerja
2. Untuk mengetahui pentingnya motivasi kerja bagi para pegawai
3. Untuk mengetahui Teori-teori Motivasi, Pola Motivasi, dan Model
Harapan dalam Motivasi Pegawai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Motivasi
Apabila kita berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang
perilaku yang dimotivasi (Motivated Behaivor) maka kita mempersoalkan
perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam ciri khusus. Pertama:
perilaku yang dimotivasi berkelanjutan, maksudnya ia tetap ada untuk waktu
jangka yang relative lama. Kedua: perilaku yang dimotivasi diarahkan ke
arah pencapaian sesuatu tujuan, dan Ketiga: ia merupakan perilaku yang
muncul karena adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan. Ciri yang ketiga
yakni adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan mengintroduksi sebuah
konsep yang memerlukan keterangan lebih lanjut.Orang telah menggunakan
macam-macam istilah untuk melukiskan kekuatan yang memotivasi dari
perilaku manusia. Beberapa istilah tersebut adalah:
1. Kebutuhan (Need)
2. Aspirasi (Aspiration)
3. Keinginan (Desire)
Walaupun masing-masing istilah mempunnyai arti tepat dalam teori
psikologikal, mereka dapat disatukan menurut kebutuhan kita, karena masing-
masing hal tersebut dikenal oleh individu sebagai kekuatan yg
memotivasi.Akibat dirasakannya sesuatu kebutuhan maka timbullah perasaan
tegang atau ketidakseimbangan di dalam individu itu sendiri yang
menyebabkan timbulnya aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan yang timbul. Proses tersebut daapat digambarkan dalam bentuk
diagram sebagai berikut:
Agar upaya organisasi-organisasi untuk memotivasi karyawan mereka,
berhasil, maka pihak manajemen atau harus menciptakan kebutuhan-
kebutuhan yang dirasakan didalam individu, atau mereka harus menyediakan
alat-alat untuk memuaskan kebutuhan yang sudah ada pada individu yang
bersangkutan.Jadi agar memotivasi karyawan, kita perlu mengetahui sesuatu
tentang kebutuhan fundamental manusia.
B. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau
daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada
para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik
dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal
tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah mempersoalkan
bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau
bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya
untuk mewujudkan tujuan organisasi. Motif adalah apa yang menggerakkan
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya
mengembangkan suatu kecenderungan perilaku tertentu.
Dorongan untuk bertindak ini dapat dipicu (touched off) oleh suatu
rangsangan luar, atau lahir dari dalam diri orang itu sendiri dalam proses
fisiologis dan pemikiran individu itu. Definisi motivasi kerja menurut para
penulis sebagai berikut:
1. Ellen A Benowitz, “motivasi kerja adalah kekuatan yang menyebabkan
individu bertindak dengan cara tertentu. Orang punya motivasi tinggi
akan lebih giat bekerja, sementara yang rendah sebaliknya.”
2. John R. Schemerhorn, “motivasi kerja yaitu mengacu pada pendorong di
dalam individu yang berpengaruh atas tingkat, arah dan gigihnya upaya
seseorang dalam pekerjaannya.”
3. George R. Terry, “motivasi kerja adalah suatu keinginan dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu”.
4. Dr. Sondan P. Siagia, MPA, “motivasi kerja merupakan keseluruhan
proses pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga
mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien dan ekonomis”.
5. Wahjosumadjo, “motivasi kerja merupakan suatu proses psikologis yang
mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan persepsi dan kepuasan
yang terjadi pada diri seseorang
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan,
bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang,
baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya.
C. Pentingnya Motivasi Kerja
Motivasi kerja bisa naik turun bahkan tak jarang hilang sama sekali.
Kehilangan motivasi kerja bisa disebabkan karena kita kekurangan alasan
mengapa harus bekerja misalnya karena kita tidak ada lagi motivasi untuk
hidup. Hidup tentu mampunyai arti yang luas, bukan sekedar bernafas saja.
Hidup menjadi lebih hidup ketika seseorang hidup seleranya, cita-citanya,
semangatnya, tenaganya, visinya, bisnisnya, amalannya, kontribusinya pada
sesama dan banyak lagi.
Kehilangan motivasi kerja dalam arti luas berarti seperti kehilangan
motivasi hidup dalam arti luas pula, jika kehilangan motivasi kerja dalam
waktu yang lama maka resikonya dalam jangka panjang adalah mati. Kalau
sekali waktu kehilangan motivasi hidup dalam waktu pendek misalnya sejam
dua jam atau sehari dua hari itu normal saja, namun kehilangan motivasi
kerja tersebut tetaplah penyakit yang perlu disembuhkan.
D. Teori-teori Motivasi Kerja
1. Teori Tata Tingkat Kebutuhan
Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi
mengajar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung
kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Maslow mengajukan
bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan faali (fisiologikal),
rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Adapun uraian dari
kelima kebutuhan itu adalah sebagai berikut.
a. Kebutuhan fisik (physical needs) Yang meliputi kebutuhan sehari-hari
untuk makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berrumahtangga
dan sejenisnya.
b. Kebutuhan keamanan (safety needs)Yang meliputi kebutuhan untuk
memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari
ancaman-ancaman yang membahayakan kelangsungan hidupnya.
c. Kebutuhan Sosial (social need) Kebutuhan untuk disukai dan
menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, bermasyarakat dan
sejenisnya.
d. Kebutuhan pengakuan/haraga diri (the needs of esteems)Kebutuhan
untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan
dan pengakuan.
e. Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self
actualization)Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untk
menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya
secara penuh.
2. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai
singkatan dari Existence, Relatedness, dan Growth need, dikembangkan
oleh Alderfer, dan merupakan salah satu modifikasi dan reformulasi dari
teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan
kebutuhan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
Kebutuhan eksistensi (existence need), merupakan kebutuhan akan
substansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air,
perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan
fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow.
Kebutuhan hubungan (relatedness need), merupakan kebutuhan
untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan
mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini
mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan esteem
(penghargaan dari Maslow.
Kebutuhan pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan-
kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan
mereka secara penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga mencakup
bagian intrinsik dari kebutuhan harga diri dari Maslow.
3. Teori Dua Faktor
Teori dua faktor disebut juga teori hygiene-motivasi dikembangkan
oleh Herzberg. Dengan menggunakan metode insiden kritikal, ia
mengumpulkan data dari 203 akuntan dan sarjana teknik. Ia tanyakan
kepada mereka untuk mengingat kembali saat-saat mereka merasakan
sangat senang atau sangat tidak senang dengan pekerjaan mereka, apa saja
yang menentukan rasa demikian dan dampaknya terhadap unjuk kerjanya
dan rasa secara menyeluruh dan kesehatan.[8]Herzberg menyimpulkan
bahwa terdapat dua perangkat factor terpisah yang mempengaruhi
motivasi.
Sebelumnya orang-orang berasumsi bahwa motivasi dan kurangnya
motivasi hanya merupakan dua hal yang bertentangan dalam satu
kontinum. Herzberg menggoyahkan pandangan tradisional itu dengan
menyatakan bahwa factor pekerjaan tertentu hanya membuat pegawai
tidak puas apabila tidak ada kondisi tertentu. Factor yang dapat
menimbulkan ketidakpuasan ini diacu sebagai factor iklim baik (hygiene
factor) atau factor pemeliharaan (maintenance factor), karena factor itu
diperlukan untuk mempertahankan tingkat kepuasaan secukupnya dalam
diri pegawai.Kondisi kerja lainnya terutama berfungsi untuk menimbulkan
motivasi, tetapi ketiadaan hal itu jarang sangat mengecewakan. Kondisi ini
disebut sebagai factor motivasi (motivasional factors), motivator, atau
pemuas (satisfiers). Telah lama para manajer mempertanyakan mengapa
kebijaksaan kepegawaian dan tunjangan tambahan mereka yang kelihatan
begitu hebat tidak mampu mempertinggi para motivasi pegawai. Gagasan
tentang pemisahan factor motivasi dan factor pemeliharaan membentu
menjawab pertanyaan mereka, karena tunjangan tambahan dan kebijaksaan
kepegawaiaan hanya merupakan factor pemeliharaan menurut
Herzberg.Model herzberg hanya menunjukkan kecenderungan umum.
Factor pemeliharaan boleh jadi merupakan motivasi sebagian orang
yang menginginkan imbalan itu. Sebaliknya, beberapa motivator mungkin
hanya merupakan factor pemeliharaan bagi orang lain. Seperti halnya
dengan hampir seluruh situasi manusia lainnya, hanya ada kecenderungan
ke satu arah atau ke arah lain. Tidak ada perbedaan mutlak tidak satu
factor pun yang mempengaruhnya yang bersifat satu dimensi.[9]Faktor-
faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor
motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari
pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan, yaitu:
a. Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab
yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja.
b. Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja
dapat maju dalam pekerjaannya.
c. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga
kerja dari pekerjaannya.
d. Capaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja
mencapai prestasi kerja yang tinggi.
e. Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan
kepada tenaga kerja atas unjuk kerjanya.
Kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan berkaitan
dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari
pekerjaan dan meliputi faktor-faktor:
a. Administrasi dan kebijakan perusahaan.
b. Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima
oleh tenaga kerja.
c. Gaji
d. Hubungan antar pribadi.
e. Kondisi kerja
4. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
Orang termotivasi untuk mencapai tujuan yang jelas, sebaliknya
orang akan bermotivasi kerja rendah bila tujuan dari pekerjaannya tidak
jelas. Orang yang tugasnya jelas tujuannya dan lebih “menantang” akan
menunjukkan motivasi kerja yang lebih besar daripada orang yang tujuan
tugasnya kabur atau terlalu mudah untuk mencapainya. Pendapat tersebut
di atas dikemukakan oleh Locke.[10]Memberi tujuan yang jelas akan lebih
memorivasi daripada hanya sekedar mengatakan “kerjakan dengan sebaik-
baiknya” padahal tujuan yang harus dicapai tidak jelas. Penentuan tujuan
yang jelas merupakan kepemimpinan tersendiri. Oleh karena itu, rumuskan
tujuan setiap pekerjaan dengan jelas agar orang-orang yang akan
mengerjakan mengetahui dengan baik.
5. Teori Kesamaan atau Keseimbangan (Equity Theory)
Orang cenderung akan membandingkan insentif atau reward yang
diperolehnya dengan insentif yang diterima oleh orang lain yang
mempunyai beban kerja serupa. Bila besarnya insentif antara dua orang itu
sama, maka akan muncul motivasi kerja. Bila lebih kecil maka akan timbul
rasa kecewa yang kemudian mengurangi motivasinya untuk bekerja
dengan baik. Bila salah seorang menerima lebih banyak, maka dia akan
termotivasi lebih kuat. Teori keseimbangan ini menyatakan orang
cenderung untuk selalu melihat rasio antara beban kerja (effort) dengan
penghargaan yang diterimanya.
E. Pola Motivasi
Setiap orangg cenderung mengembangkan pola motivasi tertentu
sebagai hasil dari lingkungan budaya tempat orang itu hidup. Pola ini sikap
yang mempengaruhi cara orang-orang memandang pekerjaan dn menjalani
kehidupan mereka. Empat pola motivasi yang sangat penting adalah prestasi,
afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan
1. Prestasi : Doronga ntuk mengatasi tantangan, untuk maju dan
berkembang.
2. Afiliasi : Doongan untuk berhubungan dengan orang-orang secara
efektif
3. Kompetensi: Dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi
4. Kekuasaan: Dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan situasi
F. Model Harapan
Pendekataan motivasi yang diterima secara luas adalah model
harapan (expectancy model) juga dikenal sebagai teori harapan, yang
dikembangkan oleh Victor H. Vroomdan telah diperluas dan disempurnakan
oleh poster dan lawyer serta yang lain. Vroom menjelaskan bahwa motivasi
adalah hasil dari tiga factor: seberapa besar orang menginginkan imbalan
(valensi), perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang
dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan), dan perkiraan
bahw prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan (instrumentalitas)
hubungan ini dinyatakan dalam rumus berikut: Valensi x Harapan x
Instrumentalisasi = Motivasi
a. Valensi
Valensi mengacu pada kekuatan preferensi seseorang untuk
memperole imbalan. Ini merupakan umgkapan kadar keinginan seseorang
untuk mencapai suatu tujuan. Pegawai akan menemukan valensi intrinsik
dalam pekerjaan tu sendiri, terutama apabila mereka memegang teguh
etika kerja dan bermotivasi kompetensi. Mereka memperoleh kepuasan
langsung dari pekerjaan yang dilakukan melalui perasaan menyelesaikan
sesuatu, melakukan pekerjaan dengan benar, atau menciptakan sesuatu.
b. Harapan
Harapan adalah kadar kuatnya keyakinan bahwa upaya kerja akan
menghasilkan penyelesaian suatu tugas. Harapan dinyatakan sebagai
kemungkinan, perkiraan pegawai tentang kadar sejauh mana prestasi yang
dicapai ditentukan oleh upaya yang dilakukan. Karena harapan merupakan
hubungan antara upaya dan prestasi.
c. Instrumentalitas
Instrumentalitas menunjukkan keyakinan pegawai bahwa ia akan
memperoleh suatu imbalan apabila tugas dapat diselesaikan. Kemungkinan
bahwa organisasi menghargai prestasi itu dan akan memberikan imbalan
atas dasar kemungkinan.
G. Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Motivasi Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Hadji Kalla (AK-
54)
Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut
perusahaan untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Agar
dapat menjalankan atau mengoperasikan suatu organisasi yang besar dan
kompleks secara efisien, maka manajemen akan membutuhkan berbagai
informasi yang diperlukan sehubungan dengan aktivitas operasi perusahaan.
Pengendalian manajemen merupakan bagian dari satu siklus kejadian yang
berkesinambungan. Pengendalian juga adalah aktivitas terakhir setelah
pencapaian tingkat yang baru.
Penelitian mengenai penyusunan anggaran dan efektivitasnya dalam
peningkatan kinerja merupakan topik yang penting, karena anggaran
menjadi alat utama pengendalian setiap perusahaan. Selain menjadi alat
pengendalian, anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur
performance setiap manajer. Anggaran juga dapat menjadi alat untuk
memotivasi kinerja anggota organisasi, anggaran sebagai alat yang dapat
digunakan atasan untuk menyelaraskan, mengkoordinasikan dan memotivasi
bawahan, dan alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada bawahan
(Hofstede dalam Supomo, 1998).
Selain hal tersebut di atas, dalam pengertian anggaran yang lebih luas
juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur orang-orang dalam organisasi.
Dengan demikian, penyusunan anggaran menjadi kompleks karena akan
berdampak kepada fungsional atau disfungsional suatu sikap dan perilaku
anggota organisasi yang ditimbulkannya. Untuk menghindari terjadinya
disfungsional perilaku anggaran di dalam organisasi, perlu diikutsertakan
manajemen pada level yang lebih rendah dalam proses penyusunan
anggaran. Para bawahan yang ikut dilibatkan di dalam penyusunan anggaran
akan mempunyai tanggungjawab dan konsekuensi moral serta pengetahuan
mengenai usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja sesuai
dengan yang telah ditargetkan.
Menurut Kaplan (1988) dan Horngren dkk (2000) dalam Sultrayani
(2007:1) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen menyediakan
informasi kinerja karyawan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan
perusahaan, dengan demikian memungkinkan karyawan mencapai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Dalam proses manajemen
terdapat 4 (empat) fungsi umum dalam suatu organisasi yaitu, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (Amirullah, 2004:11). Pada
fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian, manajemen menggunakan
informasi dalam menetapkan rencana yang bersifat kuantitatif yang secara
formal disebut anggaran. Setiap akhir tahun perusahaan melakukan proses
pencatatan, pengukuran dan pelaporan hasil pelaksanaan apakah sesuai yang
di harapkan oleh perusahaan atau tidak. Hasil yang telah dicapai merupakan
rangkaian tindakan manusia yang berhubungan dengan pelaksanaan
anggaran. Jadi anggaran memiliki fungsi perencanaan dan pengendalian, di
sisi lain juga berhubungan dengan aspek perilaku karena dalam proses
penyusunan anggaran melibatkan para karyawan dalam proses tersebut.
Para manajer pada setiap departemen harus memiliki input yang
penting dalam menggambarkan pendapatan dan biaya, karena mereka
terlibat langsung dan sangat memahami setiap kegiatan dalam departemen
mereka. Anggaran dapat digunakan untuk memotivasi karyawan agar
memperbaiki perilaku dan sikap. Karyawan harus memberikan rekomendasi,
merevisi angka-angka dalam anggaran bila diperlukan dan menyetujui
ataupun tidak menyetujui item-item utama. Input karyawan diperlukan
karena mereka sangat memahami operasi tersebut (Siegel, 2001:3)
Supriyono (2001:95) menyatakan bahwa anggaran disusun untuk
membantu manajemen mengkomunikasikan tujuan organisasi pada semua
manajer pada unit organisasi dibawahnya. Untuk mengkoordinasikan
kegiatan dan untuk mengevaluasi prestasi para manajer, penyusunan
anggaran tidak boleh hanya dilakukan oleh manajer puncak tetapi harus
didukung dengan peran serta secara aktif para manajer tingkat menengah dan
bawah sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Hal inilah yang
dikenal dengan anggaran partisipatif. Anggaran partisipatif tidak berarti
bahwa setiap manajemen dapat memilih dengan bebas apa yang akan dituju
di dalam anggarannya, namun anggaran partisipatif berarti manajer setiap
pusat pertanggungjawaban mempunyai kesempatan untuk menjelaskan dan
memberikan alasan mengenai anggaran yang diusulkannya.
Keterlibatan manajer tingkat bawah dalam penyusunan anggaran
akan meningkatkan moral dan menimbulkan inisiatif yang sangat besar pada
semua tingkatan manajemen. Partisipasi juga meningkatkan rasa
kebersamaan yang akan cenderung meningkatkan kerjasama dalam
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, akan diperoleh
informasi yang lebih detail untuk menentukan target anggaran dengan
menambah keakuratan data serta informasi dalam proses penyusunan
anggaran.
Menurut Siegel dan Marconi (1989:125), menyatakan bahwa
karyawan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran ikut serta
bertanggungjawab dalam pelaksanaan anggaran tersebut sehingga para
karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya.dalam rangka
meningkatkan kinerja karyawan, maka hal lain yang perlu diperhatikan yaitu
faktor motivasi menurut Nursutan (2001:32). Dalam hal ini motivasi sangat
berperan penting dalam meningkatkan semangat kerja karyawan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Menurut Siagian (2001:128), pengertian motivasi adalah keseluruhan
proses pemberian motif bekerja pada bawahannya sedemikian rupa,
sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi terciptanya tujuan
organisasi dengan efektif dan efisien. Motivasi pada dasarnya suatu proses
untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi atau dorongan untuk bekerja
sangat penting artinya bagi perusahaan, adanya motivasi pada karyawan
untuk bekerjasama akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan
(Nursutan, 2001:33). Dengan adanya motivasi berarti telah memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kemampuannya.
Menurut Handoko (2001:252), motivasi merupakan keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pencapaian tertentu. Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi ada dua yaitu pertama motivasi internal,
menurut Nawawi (1998: 351), pendorong kerja yang bersumber dari dalam
diri pekerja sebagai individu. Berupa kesadaran mengenai pentingnya
pekerjaan yang dilaksanakan, seperti: minat, kemampuan dan harapan.
Kedua, motivasi eksternal menurut Nawawi (1998:351), yakni mendorong
kerja yang mengharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Seperti:
suasana kerja, gaji, fasilitas perusahaan dan kebijaksanaan perusahaan.
Dalam hubungannya dengan kinerja, motivasi mempunyai peranan
yang penting dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan, apabila
seorang karyawan termotivasi, maka senantiasa akan mempunyai gairah
kerja yang tinggi yang nantinya akan berpengaruh pada prestasi kerjanya.
Dengan pemberian motivasi yang tepat dan baik pada karyawan, hal ini
dapat mengubah perilaku karyawan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
yang diberikan kepadanya dengan semangat kerja yang tinggi sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan
kerja. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas-tugas
yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan sebagainya (Nitisemito,
2002:197).
Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu
kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan
yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu
perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab
karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan
menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak
nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat,
lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada
kenyamanan kerja karyawan. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja
antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti
kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi
udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Lingkungan kerja
dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang
ada di dalam lingkungannya (Nitisemito, 2002:183).
Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengindikasikan
bahwa partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran dan motivasi akan
mempengaruhi kinerja karyawan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh
Budiman (2008). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara variabel partisipasi karyawan dalam
penyusunan anggaran dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Demikian
halnya, penelitian mengenai pengaruh motivasi dan lingkungan kerja
karyawan terhadap kinerja karyawan yang dilakukan oleh Septianto (2010)
menunjukkan hasil adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
penulis merasa tertarik untuk mengkaji ulang beberapa variabel dengan cara
yang agak berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu ada 3 variabel bebas
yang digabungkan dengan satu variabel terikat (dependen) dalam hal ini
akan dikaji tentang sejauhmana pengaruh partisipasi karyawan dalam
penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja pada PT Hadji Kalla
akan mempengaruhi kinerja karyawan, di mana dalam penelitian ini
partisipasi dalam penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja
sebagai variabel bebas (independen) dan kinerja karyawan sebagai variabel
terikat (dependen).
PT Hadji Kalla merupakan salah satu perusahaan yang telah
menerapkan participate budgeting (penganggaran partisipatif) dengan
melibatkan manajer dari manajemen tingkat bawah. Dalam menyusun
anggaran, manajer dilibatkan oleh para kepala seksi yang bertanggungjawab
pada suatu unit bisnis. Untuk menyusun anggaran, masing-masing unit
bertanggungjawab mengajukan usulan anggaran kepada pimpinan tertinggi
berdasarkan pada pedoman penyusunan anggaran untuk dinilai dan
ditetapkan.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)coryditapratiwi
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyVivia Maya Rafica
 
Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia Eka Susi Utami
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)atone_lotus
 
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptxPPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptxFebyrikaAnggie1
 
Teori holland tentang karir
Teori holland tentang karirTeori holland tentang karir
Teori holland tentang karirSeta Wicaksana
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiKacung Abdullah
 
Rekrutmen, seleksi dan penempatan
Rekrutmen, seleksi dan penempatanRekrutmen, seleksi dan penempatan
Rekrutmen, seleksi dan penempatanLisna Satar
 
Kohesi dalam Kelompok
Kohesi dalam KelompokKohesi dalam Kelompok
Kohesi dalam KelompokTiti Imansari
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)TawonNakal
 
Pertanyaan observasi wawancara mpk ttg resiliensi
Pertanyaan observasi wawancara mpk ttg resiliensiPertanyaan observasi wawancara mpk ttg resiliensi
Pertanyaan observasi wawancara mpk ttg resiliensiPriyo Sudewo
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommNaeya Hasbi
 
Materi teori motivasi
Materi teori motivasiMateri teori motivasi
Materi teori motivasiArib Herzi
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompokChapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompokAndi Iswoyo
 
Definisi dan ciri kelompok sosial
Definisi dan ciri kelompok sosialDefinisi dan ciri kelompok sosial
Definisi dan ciri kelompok sosialMahmudaah Mahmudaah
 

Mais procurados (20)

Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
 
Teori motivasi
Teori motivasiTeori motivasi
Teori motivasi
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
 
Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
 
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptxPPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
 
Bab 9 motivasi kerja
Bab 9 motivasi kerjaBab 9 motivasi kerja
Bab 9 motivasi kerja
 
Teori holland tentang karir
Teori holland tentang karirTeori holland tentang karir
Teori holland tentang karir
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
 
Rekrutmen, seleksi dan penempatan
Rekrutmen, seleksi dan penempatanRekrutmen, seleksi dan penempatan
Rekrutmen, seleksi dan penempatan
 
Kohesi dalam Kelompok
Kohesi dalam KelompokKohesi dalam Kelompok
Kohesi dalam Kelompok
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
 
Pertanyaan observasi wawancara mpk ttg resiliensi
Pertanyaan observasi wawancara mpk ttg resiliensiPertanyaan observasi wawancara mpk ttg resiliensi
Pertanyaan observasi wawancara mpk ttg resiliensi
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 
Materi teori motivasi
Materi teori motivasiMateri teori motivasi
Materi teori motivasi
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompokChapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
 
Definisi dan ciri kelompok sosial
Definisi dan ciri kelompok sosialDefinisi dan ciri kelompok sosial
Definisi dan ciri kelompok sosial
 

Destaque

Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawanPeranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawanMela Roviani
 
Sumber peluang usaha 2
Sumber peluang usaha 2Sumber peluang usaha 2
Sumber peluang usaha 2Ana Ariana
 
Bab 8 pemberdayaan karyawan
Bab 8 pemberdayaan karyawanBab 8 pemberdayaan karyawan
Bab 8 pemberdayaan karyawanDian Hermawan
 
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerjaPengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerjadelila_89
 
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanLisna Satar
 
Contoh surat dalam Bahasa Inggris
Contoh surat dalam Bahasa InggrisContoh surat dalam Bahasa Inggris
Contoh surat dalam Bahasa InggrisRatih Aini
 
8 etos penggerak gairah kerja
8 etos penggerak gairah kerja8 etos penggerak gairah kerja
8 etos penggerak gairah kerjaPT. SASA
 
Reflective essay essay sample from assignmentsupport.com essay writing services
Reflective essay essay sample from assignmentsupport.com essay writing services Reflective essay essay sample from assignmentsupport.com essay writing services
Reflective essay essay sample from assignmentsupport.com essay writing services https://writeessayuk.com/
 
Final reflection paper
Final reflection paperFinal reflection paper
Final reflection paperAwesomeAbbie78
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Yodhia Antariksa
 
PENILAIAN AUTENTIK UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENILAIAN AUTENTIK UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAPENILAIAN AUTENTIK UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENILAIAN AUTENTIK UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKARinni Artiyani
 
Presentasi motivasi diri
Presentasi motivasi diriPresentasi motivasi diri
Presentasi motivasi diriRona Binham
 

Destaque (14)

Kompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guruKompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guru
 
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawanPeranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
 
Sumber peluang usaha 2
Sumber peluang usaha 2Sumber peluang usaha 2
Sumber peluang usaha 2
 
Bab 8 pemberdayaan karyawan
Bab 8 pemberdayaan karyawanBab 8 pemberdayaan karyawan
Bab 8 pemberdayaan karyawan
 
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerjaPengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
 
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
 
Contoh surat dalam Bahasa Inggris
Contoh surat dalam Bahasa InggrisContoh surat dalam Bahasa Inggris
Contoh surat dalam Bahasa Inggris
 
8 etos penggerak gairah kerja
8 etos penggerak gairah kerja8 etos penggerak gairah kerja
8 etos penggerak gairah kerja
 
Reflective Essay
Reflective EssayReflective Essay
Reflective Essay
 
Reflective essay essay sample from assignmentsupport.com essay writing services
Reflective essay essay sample from assignmentsupport.com essay writing services Reflective essay essay sample from assignmentsupport.com essay writing services
Reflective essay essay sample from assignmentsupport.com essay writing services
 
Final reflection paper
Final reflection paperFinal reflection paper
Final reflection paper
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
 
PENILAIAN AUTENTIK UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENILAIAN AUTENTIK UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAPENILAIAN AUTENTIK UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENILAIAN AUTENTIK UNJUK KERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
 
Presentasi motivasi diri
Presentasi motivasi diriPresentasi motivasi diri
Presentasi motivasi diri
 

Semelhante a Motivasi kerja

Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIAjeng Pipit
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerjaJuanda Ipan
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Mentengkel1psikosos
 
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptTeori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptRioAgungPrabowo
 
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar BisnisMemotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Teori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemenTeori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemennasutionnasril
 
Motivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiMotivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiGondo Madden
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenAl-waris Suarez
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...WidyaAyundaPutri
 

Semelhante a Motivasi kerja (20)

Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
 
Motivasi dalam pekerjaan
Motivasi dalam pekerjaanMotivasi dalam pekerjaan
Motivasi dalam pekerjaan
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerja
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptTeori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
 
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar BisnisMemotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Teori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemenTeori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemen
 
Motivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiMotivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasi
 
Mengintegrasikan teori
Mengintegrasikan teoriMengintegrasikan teori
Mengintegrasikan teori
 
Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasiMotivasi berprestasi
Motivasi berprestasi
 
PenKep ppt
PenKep pptPenKep ppt
PenKep ppt
 
Unit8 : pengarahan (motivasi)
Unit8 : pengarahan (motivasi)Unit8 : pengarahan (motivasi)
Unit8 : pengarahan (motivasi)
 
Teori abraham maslow
Teori abraham maslowTeori abraham maslow
Teori abraham maslow
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizen
 
Desi_Fitriani muach.ppt
Desi_Fitriani muach.pptDesi_Fitriani muach.ppt
Desi_Fitriani muach.ppt
 
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur MuspitaBab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
 
Manajemen bisnis
Manajemen bisnisManajemen bisnis
Manajemen bisnis
 

Motivasi kerja

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman- temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri.Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang tersebut itulah yang membuat penulis memilih topik mengenai cara meningkatkan motivasi kerja. B. Rumusan Masalah Beberapa rumusan makalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain: 1. Apa Pengertian Motivasi Kerja ? 2. Bagaimana pentingnya Motivasi Kerja bagi para pegawai ? 3. Bagaimana Teori-teori Motivasi, Pola Motivasi dan Model Harapan dalam motivasi pegawai ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Motivasi Kerja 2. Untuk mengetahui pentingnya motivasi kerja bagi para pegawai 3. Untuk mengetahui Teori-teori Motivasi, Pola Motivasi, dan Model Harapan dalam Motivasi Pegawai
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Motivasi Apabila kita berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang perilaku yang dimotivasi (Motivated Behaivor) maka kita mempersoalkan perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam ciri khusus. Pertama: perilaku yang dimotivasi berkelanjutan, maksudnya ia tetap ada untuk waktu jangka yang relative lama. Kedua: perilaku yang dimotivasi diarahkan ke arah pencapaian sesuatu tujuan, dan Ketiga: ia merupakan perilaku yang muncul karena adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan. Ciri yang ketiga yakni adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan mengintroduksi sebuah konsep yang memerlukan keterangan lebih lanjut.Orang telah menggunakan macam-macam istilah untuk melukiskan kekuatan yang memotivasi dari perilaku manusia. Beberapa istilah tersebut adalah: 1. Kebutuhan (Need) 2. Aspirasi (Aspiration) 3. Keinginan (Desire) Walaupun masing-masing istilah mempunnyai arti tepat dalam teori psikologikal, mereka dapat disatukan menurut kebutuhan kita, karena masing- masing hal tersebut dikenal oleh individu sebagai kekuatan yg memotivasi.Akibat dirasakannya sesuatu kebutuhan maka timbullah perasaan tegang atau ketidakseimbangan di dalam individu itu sendiri yang menyebabkan timbulnya aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan yang timbul. Proses tersebut daapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut: Agar upaya organisasi-organisasi untuk memotivasi karyawan mereka, berhasil, maka pihak manajemen atau harus menciptakan kebutuhan- kebutuhan yang dirasakan didalam individu, atau mereka harus menyediakan alat-alat untuk memuaskan kebutuhan yang sudah ada pada individu yang
  • 3. bersangkutan.Jadi agar memotivasi karyawan, kita perlu mengetahui sesuatu tentang kebutuhan fundamental manusia. B. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Motif adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan suatu kecenderungan perilaku tertentu. Dorongan untuk bertindak ini dapat dipicu (touched off) oleh suatu rangsangan luar, atau lahir dari dalam diri orang itu sendiri dalam proses fisiologis dan pemikiran individu itu. Definisi motivasi kerja menurut para penulis sebagai berikut: 1. Ellen A Benowitz, “motivasi kerja adalah kekuatan yang menyebabkan individu bertindak dengan cara tertentu. Orang punya motivasi tinggi akan lebih giat bekerja, sementara yang rendah sebaliknya.” 2. John R. Schemerhorn, “motivasi kerja yaitu mengacu pada pendorong di dalam individu yang berpengaruh atas tingkat, arah dan gigihnya upaya seseorang dalam pekerjaannya.” 3. George R. Terry, “motivasi kerja adalah suatu keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu”. 4. Dr. Sondan P. Siagia, MPA, “motivasi kerja merupakan keseluruhan proses pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis”.
  • 4. 5. Wahjosumadjo, “motivasi kerja merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan persepsi dan kepuasan yang terjadi pada diri seseorang Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. C. Pentingnya Motivasi Kerja Motivasi kerja bisa naik turun bahkan tak jarang hilang sama sekali. Kehilangan motivasi kerja bisa disebabkan karena kita kekurangan alasan mengapa harus bekerja misalnya karena kita tidak ada lagi motivasi untuk hidup. Hidup tentu mampunyai arti yang luas, bukan sekedar bernafas saja. Hidup menjadi lebih hidup ketika seseorang hidup seleranya, cita-citanya, semangatnya, tenaganya, visinya, bisnisnya, amalannya, kontribusinya pada sesama dan banyak lagi. Kehilangan motivasi kerja dalam arti luas berarti seperti kehilangan motivasi hidup dalam arti luas pula, jika kehilangan motivasi kerja dalam waktu yang lama maka resikonya dalam jangka panjang adalah mati. Kalau sekali waktu kehilangan motivasi hidup dalam waktu pendek misalnya sejam dua jam atau sehari dua hari itu normal saja, namun kehilangan motivasi kerja tersebut tetaplah penyakit yang perlu disembuhkan. D. Teori-teori Motivasi Kerja 1. Teori Tata Tingkat Kebutuhan Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengajar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Maslow mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan faali (fisiologikal),
  • 5. rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Adapun uraian dari kelima kebutuhan itu adalah sebagai berikut. a. Kebutuhan fisik (physical needs) Yang meliputi kebutuhan sehari-hari untuk makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berrumahtangga dan sejenisnya. b. Kebutuhan keamanan (safety needs)Yang meliputi kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari ancaman-ancaman yang membahayakan kelangsungan hidupnya. c. Kebutuhan Sosial (social need) Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, bermasyarakat dan sejenisnya. d. Kebutuhan pengakuan/haraga diri (the needs of esteems)Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan. e. Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self actualization)Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. 2. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Existence, Relatedness, dan Growth need, dikembangkan oleh Alderfer, dan merupakan salah satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok, yaitu: Kebutuhan eksistensi (existence need), merupakan kebutuhan akan substansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow. Kebutuhan hubungan (relatedness need), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan
  • 6. mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan esteem (penghargaan dari Maslow. Kebutuhan pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan- kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga mencakup bagian intrinsik dari kebutuhan harga diri dari Maslow. 3. Teori Dua Faktor Teori dua faktor disebut juga teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh Herzberg. Dengan menggunakan metode insiden kritikal, ia mengumpulkan data dari 203 akuntan dan sarjana teknik. Ia tanyakan kepada mereka untuk mengingat kembali saat-saat mereka merasakan sangat senang atau sangat tidak senang dengan pekerjaan mereka, apa saja yang menentukan rasa demikian dan dampaknya terhadap unjuk kerjanya dan rasa secara menyeluruh dan kesehatan.[8]Herzberg menyimpulkan bahwa terdapat dua perangkat factor terpisah yang mempengaruhi motivasi. Sebelumnya orang-orang berasumsi bahwa motivasi dan kurangnya motivasi hanya merupakan dua hal yang bertentangan dalam satu kontinum. Herzberg menggoyahkan pandangan tradisional itu dengan menyatakan bahwa factor pekerjaan tertentu hanya membuat pegawai tidak puas apabila tidak ada kondisi tertentu. Factor yang dapat menimbulkan ketidakpuasan ini diacu sebagai factor iklim baik (hygiene factor) atau factor pemeliharaan (maintenance factor), karena factor itu diperlukan untuk mempertahankan tingkat kepuasaan secukupnya dalam diri pegawai.Kondisi kerja lainnya terutama berfungsi untuk menimbulkan motivasi, tetapi ketiadaan hal itu jarang sangat mengecewakan. Kondisi ini disebut sebagai factor motivasi (motivasional factors), motivator, atau pemuas (satisfiers). Telah lama para manajer mempertanyakan mengapa kebijaksaan kepegawaian dan tunjangan tambahan mereka yang kelihatan begitu hebat tidak mampu mempertinggi para motivasi pegawai. Gagasan
  • 7. tentang pemisahan factor motivasi dan factor pemeliharaan membentu menjawab pertanyaan mereka, karena tunjangan tambahan dan kebijaksaan kepegawaiaan hanya merupakan factor pemeliharaan menurut Herzberg.Model herzberg hanya menunjukkan kecenderungan umum. Factor pemeliharaan boleh jadi merupakan motivasi sebagian orang yang menginginkan imbalan itu. Sebaliknya, beberapa motivator mungkin hanya merupakan factor pemeliharaan bagi orang lain. Seperti halnya dengan hampir seluruh situasi manusia lainnya, hanya ada kecenderungan ke satu arah atau ke arah lain. Tidak ada perbedaan mutlak tidak satu factor pun yang mempengaruhnya yang bersifat satu dimensi.[9]Faktor- faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan, yaitu: a. Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja. b. Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya. c. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya. d. Capaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi. e. Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas unjuk kerjanya. Kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan berkaitan dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan dan meliputi faktor-faktor: a. Administrasi dan kebijakan perusahaan. b. Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja. c. Gaji d. Hubungan antar pribadi.
  • 8. e. Kondisi kerja 4. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory) Orang termotivasi untuk mencapai tujuan yang jelas, sebaliknya orang akan bermotivasi kerja rendah bila tujuan dari pekerjaannya tidak jelas. Orang yang tugasnya jelas tujuannya dan lebih “menantang” akan menunjukkan motivasi kerja yang lebih besar daripada orang yang tujuan tugasnya kabur atau terlalu mudah untuk mencapainya. Pendapat tersebut di atas dikemukakan oleh Locke.[10]Memberi tujuan yang jelas akan lebih memorivasi daripada hanya sekedar mengatakan “kerjakan dengan sebaik- baiknya” padahal tujuan yang harus dicapai tidak jelas. Penentuan tujuan yang jelas merupakan kepemimpinan tersendiri. Oleh karena itu, rumuskan tujuan setiap pekerjaan dengan jelas agar orang-orang yang akan mengerjakan mengetahui dengan baik. 5. Teori Kesamaan atau Keseimbangan (Equity Theory) Orang cenderung akan membandingkan insentif atau reward yang diperolehnya dengan insentif yang diterima oleh orang lain yang mempunyai beban kerja serupa. Bila besarnya insentif antara dua orang itu sama, maka akan muncul motivasi kerja. Bila lebih kecil maka akan timbul rasa kecewa yang kemudian mengurangi motivasinya untuk bekerja dengan baik. Bila salah seorang menerima lebih banyak, maka dia akan termotivasi lebih kuat. Teori keseimbangan ini menyatakan orang cenderung untuk selalu melihat rasio antara beban kerja (effort) dengan penghargaan yang diterimanya. E. Pola Motivasi Setiap orangg cenderung mengembangkan pola motivasi tertentu sebagai hasil dari lingkungan budaya tempat orang itu hidup. Pola ini sikap yang mempengaruhi cara orang-orang memandang pekerjaan dn menjalani
  • 9. kehidupan mereka. Empat pola motivasi yang sangat penting adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan 1. Prestasi : Doronga ntuk mengatasi tantangan, untuk maju dan berkembang. 2. Afiliasi : Doongan untuk berhubungan dengan orang-orang secara efektif 3. Kompetensi: Dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi 4. Kekuasaan: Dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan situasi F. Model Harapan Pendekataan motivasi yang diterima secara luas adalah model harapan (expectancy model) juga dikenal sebagai teori harapan, yang dikembangkan oleh Victor H. Vroomdan telah diperluas dan disempurnakan oleh poster dan lawyer serta yang lain. Vroom menjelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga factor: seberapa besar orang menginginkan imbalan (valensi), perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan), dan perkiraan bahw prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan (instrumentalitas) hubungan ini dinyatakan dalam rumus berikut: Valensi x Harapan x Instrumentalisasi = Motivasi a. Valensi Valensi mengacu pada kekuatan preferensi seseorang untuk memperole imbalan. Ini merupakan umgkapan kadar keinginan seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Pegawai akan menemukan valensi intrinsik dalam pekerjaan tu sendiri, terutama apabila mereka memegang teguh etika kerja dan bermotivasi kompetensi. Mereka memperoleh kepuasan langsung dari pekerjaan yang dilakukan melalui perasaan menyelesaikan sesuatu, melakukan pekerjaan dengan benar, atau menciptakan sesuatu. b. Harapan Harapan adalah kadar kuatnya keyakinan bahwa upaya kerja akan menghasilkan penyelesaian suatu tugas. Harapan dinyatakan sebagai
  • 10. kemungkinan, perkiraan pegawai tentang kadar sejauh mana prestasi yang dicapai ditentukan oleh upaya yang dilakukan. Karena harapan merupakan hubungan antara upaya dan prestasi. c. Instrumentalitas Instrumentalitas menunjukkan keyakinan pegawai bahwa ia akan memperoleh suatu imbalan apabila tugas dapat diselesaikan. Kemungkinan bahwa organisasi menghargai prestasi itu dan akan memberikan imbalan atas dasar kemungkinan. G. Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Hadji Kalla (AK- 54) Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Agar dapat menjalankan atau mengoperasikan suatu organisasi yang besar dan kompleks secara efisien, maka manajemen akan membutuhkan berbagai informasi yang diperlukan sehubungan dengan aktivitas operasi perusahaan. Pengendalian manajemen merupakan bagian dari satu siklus kejadian yang berkesinambungan. Pengendalian juga adalah aktivitas terakhir setelah pencapaian tingkat yang baru. Penelitian mengenai penyusunan anggaran dan efektivitasnya dalam peningkatan kinerja merupakan topik yang penting, karena anggaran menjadi alat utama pengendalian setiap perusahaan. Selain menjadi alat pengendalian, anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur performance setiap manajer. Anggaran juga dapat menjadi alat untuk memotivasi kinerja anggota organisasi, anggaran sebagai alat yang dapat digunakan atasan untuk menyelaraskan, mengkoordinasikan dan memotivasi bawahan, dan alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada bawahan (Hofstede dalam Supomo, 1998). Selain hal tersebut di atas, dalam pengertian anggaran yang lebih luas juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur orang-orang dalam organisasi.
  • 11. Dengan demikian, penyusunan anggaran menjadi kompleks karena akan berdampak kepada fungsional atau disfungsional suatu sikap dan perilaku anggota organisasi yang ditimbulkannya. Untuk menghindari terjadinya disfungsional perilaku anggaran di dalam organisasi, perlu diikutsertakan manajemen pada level yang lebih rendah dalam proses penyusunan anggaran. Para bawahan yang ikut dilibatkan di dalam penyusunan anggaran akan mempunyai tanggungjawab dan konsekuensi moral serta pengetahuan mengenai usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan. Menurut Kaplan (1988) dan Horngren dkk (2000) dalam Sultrayani (2007:1) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi kinerja karyawan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan perusahaan, dengan demikian memungkinkan karyawan mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Dalam proses manajemen terdapat 4 (empat) fungsi umum dalam suatu organisasi yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (Amirullah, 2004:11). Pada fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian, manajemen menggunakan informasi dalam menetapkan rencana yang bersifat kuantitatif yang secara formal disebut anggaran. Setiap akhir tahun perusahaan melakukan proses pencatatan, pengukuran dan pelaporan hasil pelaksanaan apakah sesuai yang di harapkan oleh perusahaan atau tidak. Hasil yang telah dicapai merupakan rangkaian tindakan manusia yang berhubungan dengan pelaksanaan anggaran. Jadi anggaran memiliki fungsi perencanaan dan pengendalian, di sisi lain juga berhubungan dengan aspek perilaku karena dalam proses penyusunan anggaran melibatkan para karyawan dalam proses tersebut. Para manajer pada setiap departemen harus memiliki input yang penting dalam menggambarkan pendapatan dan biaya, karena mereka terlibat langsung dan sangat memahami setiap kegiatan dalam departemen mereka. Anggaran dapat digunakan untuk memotivasi karyawan agar memperbaiki perilaku dan sikap. Karyawan harus memberikan rekomendasi, merevisi angka-angka dalam anggaran bila diperlukan dan menyetujui
  • 12. ataupun tidak menyetujui item-item utama. Input karyawan diperlukan karena mereka sangat memahami operasi tersebut (Siegel, 2001:3) Supriyono (2001:95) menyatakan bahwa anggaran disusun untuk membantu manajemen mengkomunikasikan tujuan organisasi pada semua manajer pada unit organisasi dibawahnya. Untuk mengkoordinasikan kegiatan dan untuk mengevaluasi prestasi para manajer, penyusunan anggaran tidak boleh hanya dilakukan oleh manajer puncak tetapi harus didukung dengan peran serta secara aktif para manajer tingkat menengah dan bawah sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Hal inilah yang dikenal dengan anggaran partisipatif. Anggaran partisipatif tidak berarti bahwa setiap manajemen dapat memilih dengan bebas apa yang akan dituju di dalam anggarannya, namun anggaran partisipatif berarti manajer setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai kesempatan untuk menjelaskan dan memberikan alasan mengenai anggaran yang diusulkannya. Keterlibatan manajer tingkat bawah dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan moral dan menimbulkan inisiatif yang sangat besar pada semua tingkatan manajemen. Partisipasi juga meningkatkan rasa kebersamaan yang akan cenderung meningkatkan kerjasama dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, akan diperoleh informasi yang lebih detail untuk menentukan target anggaran dengan menambah keakuratan data serta informasi dalam proses penyusunan anggaran. Menurut Siegel dan Marconi (1989:125), menyatakan bahwa karyawan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran ikut serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan anggaran tersebut sehingga para karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya.dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, maka hal lain yang perlu diperhatikan yaitu faktor motivasi menurut Nursutan (2001:32). Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam meningkatkan semangat kerja karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
  • 13. Menurut Siagian (2001:128), pengertian motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja pada bawahannya sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Motivasi pada dasarnya suatu proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi atau dorongan untuk bekerja sangat penting artinya bagi perusahaan, adanya motivasi pada karyawan untuk bekerjasama akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan (Nursutan, 2001:33). Dengan adanya motivasi berarti telah memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kemampuannya. Menurut Handoko (2001:252), motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pencapaian tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ada dua yaitu pertama motivasi internal, menurut Nawawi (1998: 351), pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu. Berupa kesadaran mengenai pentingnya pekerjaan yang dilaksanakan, seperti: minat, kemampuan dan harapan. Kedua, motivasi eksternal menurut Nawawi (1998:351), yakni mendorong kerja yang mengharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Seperti: suasana kerja, gaji, fasilitas perusahaan dan kebijaksanaan perusahaan. Dalam hubungannya dengan kinerja, motivasi mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan, apabila seorang karyawan termotivasi, maka senantiasa akan mempunyai gairah kerja yang tinggi yang nantinya akan berpengaruh pada prestasi kerjanya. Dengan pemberian motivasi yang tepat dan baik pada karyawan, hal ini dapat mengubah perilaku karyawan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan semangat kerja yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas-tugas
  • 14. yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan sebagainya (Nitisemito, 2002:197). Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang ada di dalam lingkungannya (Nitisemito, 2002:183). Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengindikasikan bahwa partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran dan motivasi akan mempengaruhi kinerja karyawan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Budiman (2008). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Demikian halnya, penelitian mengenai pengaruh motivasi dan lingkungan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan yang dilakukan oleh Septianto (2010) menunjukkan hasil adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis merasa tertarik untuk mengkaji ulang beberapa variabel dengan cara yang agak berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu ada 3 variabel bebas yang digabungkan dengan satu variabel terikat (dependen) dalam hal ini akan dikaji tentang sejauhmana pengaruh partisipasi karyawan dalam
  • 15. penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja pada PT Hadji Kalla akan mempengaruhi kinerja karyawan, di mana dalam penelitian ini partisipasi dalam penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja sebagai variabel bebas (independen) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependen). PT Hadji Kalla merupakan salah satu perusahaan yang telah menerapkan participate budgeting (penganggaran partisipatif) dengan melibatkan manajer dari manajemen tingkat bawah. Dalam menyusun anggaran, manajer dilibatkan oleh para kepala seksi yang bertanggungjawab pada suatu unit bisnis. Untuk menyusun anggaran, masing-masing unit bertanggungjawab mengajukan usulan anggaran kepada pimpinan tertinggi berdasarkan pada pedoman penyusunan anggaran untuk dinilai dan ditetapkan.