SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
Pertemuan Ke 2
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
1. Subjek Hukum
Adalah setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki, memperoleh, dan
menggunakan hak serta kewajiban dalam lalu lintas hukum.
Subjek hukum terdiri atas dua :

a. Manusia (natuurlijke person)
Pasal 1 KUH perdata menyatakan bahwa menikmati hak kewarganegaraan tidak
bergantung pada hak-hak kenegaraan.
Pasal 2 KUH Perdata bahwa anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan,
dianggap telah dilahirkan bila kepentingan si anak menghendakinya dan apabila si anak
itu mati sewaktu dilahirkan dianggap ia tidak pernah ada.
Sebagai Negara hukum, Negara Indonesia mengakui setiap orang sebagai manusia
terhadap undang-undang, artinya bahwa setiap orang diakui sebagai subjek hukum oleh
undang-undang.
Pasal 27 UUD 1945 menetapkan setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sama
di dalam hukum serta pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
Oleh karena itu dalam hukum dapat dibedakan dari segi perbuatan hukum :
1. Cakap melakukan perbuatan hukum. Orang dewasa menurut hukum (telah berusia 21 tahun)
    dan berakal sehat
2. Tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Berdasarkan pasal 1330 KUH perdata tentang
    orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian :
     A. orang-orang yang belum dewasa
     B. orang yang ditaruh dibawah pengampunan, yang terjadi karena gangguan jiwa, pemabuk
dan pemboros
     C. wanita yang dalam perkawinan/berstatus sebagai istri.


b. Badan Hukum (rechts Persoon)
Adalah subjek hukum yang dapat bertindak hukum seperti manusia dan sebagai
pembawa hak dan tidak berjiwa dapat melakukan sebagai hak manusia.
Suatu perkumpulan dapat dimintakan pengesahan sebagai badan hukum dengan cara :
a. Didirikan dengan AKTA notaries
b. Didaftarkan di kantor panitera pengadilan negeri setempat
c. Dimintakan pengesahan anggaran dasar kepada Mentri Kehakiman dan HAM
d. Diumumkan dalam berita Negara
Badan hukum (rechts persoon) dibedakan dalam dua bentuk :
1. Badan hukum public (public rechts persoon)
Adalah badan hukum yang didirakan berdasarkan hukum public, yang
menyangkut kepentingan public, orang banyak dan Negara umumnya.
Contoh : eksekutif, pemerintahan.
2. Badan hukum privat (privat rechts persoon)
Adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipil atau perdata yang
menyangkut kepentingan pribadi orang di dalam badan hukum itu.
Contoh : PT, Koperasi, yayasan, dan badan amal.
2. Objek Hukum
Menurut system KUH perdata benda dpat dibedakan sebagai berikut :
1. Barang yang wujud (lichamelijk) dan barang yang tidak berwujud
    (onlichamelijk)
2. Barang yang bergerak dan barang yang tidak bergerak (yang paling penting)

Benda tidak bergerak Dapat dibedakan menjadi :
a. Benda tidak bergerak karena sifatnya, misalnya pohon, arca, dan patung.
b. Benda tidak bergerak karena tujuannya, yaitu alat-alat yang dipakai dalam pabrik.
c. Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang, berwujud atas benda-benda
yang tidak tidak bergerak. Misak hipotik.

Benda bergerak dapat dibedakan menjadi :
1. Benda bergerak karena sifatnya, yaitu benda yang dapat dipindahkan.
2. Benda bergerak karena ketentuan undang-undang, yaitu hak atas benda bergerak
   misalnya saham PT.
3. Barang yang dapat dipakai habis dan barang-barang yang dipakai tidak habis
4. Barang-barang yang sudah ada dan yang masih aka nada.
5. Barang-barang uang dalam perdagangan dan yang diluar perdagangan
6. Barang-barang yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi.
Pembedaan antara benda bergerak dan tidak bergerak berhubungan 4 hal yaitu:
1. Bezit (pemilikan), berlaku asa yang tercantum dalam Pasal 1977 KUHPerdata
sedangkan benda tidak bergerak tidak.
2. Levering (penyerahan), dapat dilakukan penyerahan secara nyata.
3. Verjaring (kadarluarwarsa), ada kadarluawarsanya sedang tidak bergerak tidak.
4. Bezwaring (pembebanan), dilakukan dengan pand (gadai), sedangkan tidak
bergerak tidak.


Secara garis besar benda terbagi dalam dua :
1. Benda yang bersifat kebendaan, yaitu benda yang sifatnya dapat dilihat,
    diraba dan dirasakan
2. Benda yang bersifat tidak kebendaan yaitu suatu benda yang hanya
    dirasakan oleh pancaindra saja.
Hak kebendaan adalah hak mutlak sedangkan lawannya adalah hak yang
nisbi/hak relative yang kedua merupakan bagian dalam hak perdata.
Hak Mutlak
1. Hak kepribadian, misalnya hak atas namanya, hidup, kemerdekaan
2. Hak yang terletak dalam hukum keluarga yaitu hak yang timbul karena
adanya hubungan suami istri
3. Hak mutlak atas suatu benda inilah disebut hak kebendaan.

Hak Nisbi
Yaitu semua hak yang timbul karena adanya hubungan
perutangan, sedangkan perutangan timbul dari perjanjian,
undang-undang.
Hak kebendaan didalam KUHP dibedakan menjadi dua :
1. Hak kebendaan yang sifatnya memberikan kenikmatan atas
    suatu benda.
2. Hak kebendaan yang sifatnya memberikan jaminan atas
    pelunasan hutang.
Cara memperoleh hak milik suatu benda :
1. Pelekatan
2. Kadarluwarsa
3. Pewarisan
4. Penyerahan (levering) berdasarkan suatu tittle
pemindahan hak yang berasal dari seseorang yang berhak
memindahkan hak milik.
Macaam-macm levering :
1. Levering atas benda bergerak, diatu dalam pasal 612 BW
2. Levering atas benda tak bergerak
3. Levering atas benda tak berwujud, diatur dalam pasal 613BW
4. HAK KEBENDAAN YANG BERSIFAT SEBAGAI PELUNASAN HUTANG (HAK
 JAMINAN)
 Merupakan hak yang melekat pada kreditor yang memberikan kewenangan
 kepadanya untuk melakukan eksekusi kepada benda yang dijadikan jaminan,
 apabila debitor melakukan wanprestasi.

 Macam-macam hak jaminan :
 a. Jaminan Umum
 Diatur pasal 1131 KUHP : segala kebendaan debitor, baik yang ada maupun yang akan
 ada, baik bergerak maupun yang tidak bergerak merupakan jaminan terhadap
 pelunasan hutang dibuatnya.
 Pasal 1132 KHUP : harta kekayaan debitor menjadi jaminan secara bersama-sama bagi
 semua kreditor yang memberikan utang kepadanya.
 Benda yang dapat dijadikan jaminan :
 1. Berda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan uang)
 2. Benda tersebut dapat dipindahtangankan haknya kepada pihak lain.
b. Jaminan Khusus
merupakan jaminan yang diberikan hak khusus, misalnya :
1. Gadai
Pasal 1150 : gadai adalah hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang bergerak yang
diberikan kepadanya oleh debitor untuk menjamin suatu hutang.
Sifat-sifat gadai :
1. Gadai adalah benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
2. Gadai bersifat accsoir, artinya merupakan tambahan dari perjanjian pokok yang dimaksudkan
untuk menjaga jangan sampai debitor itu lalai membayar hutangnya kembali.
3. Adanya sifat kebendaan
4. Syarat inbezitztelling, artinya benda gadai harus ke luar dari kekuasaan pemberi gadai atau
benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai.
5. Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri
6. Hak preferensi (hak untuk didahulukan), sesuai dengan pasal 1130 jo pasal 1150 KUHP
7. Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi, artinya sebagian hak gadai tidak akan menjadi
hapus dengan membayarnya sebgaian dari hutang.

Hak pemegang gadai :
1. Pemegang gadai berhak untuk menjual benda yang digadaikan atas kekuasaan sendiri.
2. Pemegang gadai berhak untuk mendapatkan ganti rugi yang berupa biaya-biaya yang
telah dikeluarkan utnuk menyelamatkan benda gadai.
3. Pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan benda gadai (hak retensi) sampai
ada pelunasan hutang dari debitur
4. Pemegang gadai mempunyai hak preferensi (hak untuk didahulukan) dari kreditur-
kreditur yang lain.
5. Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim
6. Atas izin hakim tetap menguasai benda gadai.
Kewajiban-kewajiban pemegang gadai :
1. Pasal 1157 ayat 1 KUHP, pemegang gadai bertanggung jawab atas hilangnya atau merosotnya
harga barang yang digadaikan
2. Pasal 1156 KUHP ayat 2, kewajiban untuk memberitahukan pemberi gadai jika barang gadai dijual
3. Pasal 1159 ayat 1 KUHP, bertanggung jawab terhadap hasil penjualan barang gadai
4. Kewajiban untuk mengembalikan benda gadai jika debitor melunasi hutangnya
5. Kewajiban untuk memelihara benda gadai.

Hapusnya gadai :
1. Hapusnya perjanjian pokok
2. Karena musnahnya benda gadai
3. Karena pelaksana eksekusi
4. Karena pemegang gadai telah melepaskan hak gadai secara sukarela
5. Karena pemegang gadai telah kehilangan kekuasanaan atas benda gadai
6. Karena penyalahgunaan benda gadai
2. Hipotik
Pasal 1162 KUHP adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak untuk
mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perutangan.
Sifat-sifat hipotik :
1. Bersifat accesoir, seperti halnya dengan gadai
2. Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit de suite) yaitu hak hipotik senantiasa mengikuti
    bendanya dalam tagihan tangan siapapun benda tersebut berada (pasal 1163 ayat
    KUHP)
3. Lebih didahulukan pemenuhannya dari piutang yang lain pasal (1133-1134 ayat2
    KUHP)
4. Objeknya benda-benda tetap.
5. Hipotik hanya digunakan untuk hipotik kapal laut dan pesawat udara yang
    mempunyai berat diatas 20 m3.
Perbedaan gadai dan hipotik :
1. Gadai harus disertai dengan penyerahan kekuasaan atas barang yang digadaikan,
   sedangkan hipotik tidak
2. Gadai hapus jika barang yang digadaikan berpindah ke tangan orang lain, sedangkan
   hipotik tidak.
3. Suatu barang tidak pernah dibebani lebih dari satu gadai, walaupun tidak dilarang,
   tetapi beberapa hipotik yang bersama-sama dibebankan di atas satu beda adalah
   sudah merupakan keadaan biasa.
4. Adanya gadai dibuktikan dengan segala macam pembuktian yang dapat dipakai untuk
   membuktikan perjanjian pokok, sedangkan adanya perjanjian hipotik dibuktikan dengan
   akta otentik.


Hak tanggunan
Berdasakan pasal 1 (1) UUHT, hak tanggunan merupakan hak jaminan atas
tanah yang dibebankan pada hak atas tanah berikut atau tidak berikut benda-
benda yang merupakan 1 kesatuan.
Benda-benda yang dapat dijadikan jaminan utang yang bersifat khusus dengan syarat :
1. Benda tersebut dapat bersifat ekonomis
2. Benda tersebut dapat dipndahtangankan haknya kepada pihak lain
3. Tanah yang dijadikan jaminan ditunjuk oleh undang-undang
4. Tanah-tanah tersebut sudah terdaftar dalam daftar umum berdasarkan PP
no.29 tahun 1997

Fungsi pendaftaran tanah adalah :
1. Sebagai syarat konstitutif lahirnya hak tanggungan
2. Sebagai pembuktian telah terjadi hak tanggungan.
3. Sebagai alat bukti bagi para debitor, kreditor maupun pihak ketiga, setiap pembebanan hak
tanggungan diberikan sertifikat hak tanggungan yang terdiri dari :
1. Salinan buku tanah hak tanggungan
2. Salinan akta pemberian hak tanggungan
3. Fidusia
Merupakan suatu perjanjian antara debitor dan kreditor yang
isinya penyerahan hak milik secara kepercayaan atas benda
bergerak milik debitor kepada kreditur.


Bentuk perjanjian Fidusia :
Pasal 5 ayat 1 UUJF, akta jaminan fidusia memuat :
1. Identitas pihak pemberi dan penerimaan fidusia
2. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia
3. Uraian benda yang menjadi objek jaminan fidusia
4. Nilai penjamin
Pendaftaran fidusia
Sebagai bukti kreditor sebagai pemegang jaminan fidusia diperoleh sertifikat
jaminan fidusia diperoleh 965060 sertifikat jaminan fidusia yang ditertibkan
oleh kantor pendaftaran fidusia pada tanggal yang sama.
Tujuan daripada pendaftaran adalah sebagai berikut :
1. Untuk melahirkan jaminan fidusia bagi penerimaan fidusia dan menjamin
pihak yang mempunyai kepentingan atas benda yang dijaminkan
2. Untuk memberikan perlindungan hukum dan kepastian hukum kepada
penerima dan pemberi fidusia serta pihak ketiga yang berkepentingan.
3. Memberikan hak yang didahulukan
4. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas
5. Member rasa aman kepada kreditur penerima jaminan fidusia dan
pihak ketiga yang berkepentingan.
Ekesekusi jaminan fidusia :
Diatur dalam pasal 29 s/d 34 UUJF, di mana pasal 39 UUJF dikatakan apabila debitor
cidera janji. Eksekusi dapat dilakukan dalam beberapa cara :
1. Pelaksanaan title eksekultoral sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (2) oleh
    kreditor
2. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan debitor sendiri
    melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil
    penjualan.
3. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan debitor
    dan kreditor, jika dengan cara demikian dapat diperoleh hasil tertinggi yang
    menguntungkan para pihak.


 Hapusnya jaminan fidusia :
 Pasal 25 UUJF, jaminan fidusia hapus karena :
 1. Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia
 2. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh debitor
 3. Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
  SEMOGA BERMANFAAT

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
Evirna Evirna
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Leks&Co
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
Rizki Gumilar
 

Mais procurados (20)

Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANG
 
Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Perlindungan konsumen
 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Subjek hukum
Subjek hukumSubjek hukum
Subjek hukum
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Tanggung renteng
Tanggung rentengTanggung renteng
Tanggung renteng
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Haki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektualHaki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektual
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
 
Asas asas hukum benda
Asas asas hukum bendaAsas asas hukum benda
Asas asas hukum benda
 

Destaque (18)

Klmpk 1 subjek hukum
Klmpk 1 subjek hukumKlmpk 1 subjek hukum
Klmpk 1 subjek hukum
 
Hukum benda
Hukum bendaHukum benda
Hukum benda
 
Contoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdataContoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdata
 
Hukum pajak
Hukum pajakHukum pajak
Hukum pajak
 
Hukum dan kontrak
Hukum dan kontrakHukum dan kontrak
Hukum dan kontrak
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Komunikasi kesehatan 2.2
Komunikasi kesehatan 2.2Komunikasi kesehatan 2.2
Komunikasi kesehatan 2.2
 
Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4
 
Ringkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdataRingkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdata
 
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
Makalah benda berwujud dan tidak berwujud
 
Hukum masyarakat 2014
Hukum masyarakat 2014Hukum masyarakat 2014
Hukum masyarakat 2014
 
Critical notes akta otentik
Critical notes akta otentikCritical notes akta otentik
Critical notes akta otentik
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukum
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Subyek hukum top
Subyek hukum topSubyek hukum top
Subyek hukum top
 
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
 

Semelhante a Subjek dan objek hukum

Kuliah makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
Kuliah   makalah bab ii materi subyek dan obyek hukumKuliah   makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
Kuliah makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
auditasastra
 
subye dan obyek hukum
subye dan obyek hukumsubye dan obyek hukum
subye dan obyek hukum
amanda lubis
 
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxMATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
winanti6
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Triwanto Hfiy
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
Puw Elroy
 
Hukum Pada Umumnya
Hukum Pada UmumnyaHukum Pada Umumnya
Hukum Pada Umumnya
Diarta
 

Semelhante a Subjek dan objek hukum (20)

Makalah ilmu hukum isman
Makalah ilmu hukum ismanMakalah ilmu hukum isman
Makalah ilmu hukum isman
 
Tugas struktur 1
Tugas struktur 1Tugas struktur 1
Tugas struktur 1
 
Objek hukum
Objek hukumObjek hukum
Objek hukum
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
 
Bahan 3
Bahan 3Bahan 3
Bahan 3
 
Kuliah makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
Kuliah   makalah bab ii materi subyek dan obyek hukumKuliah   makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
Kuliah makalah bab ii materi subyek dan obyek hukum
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
pengertian-dasar-ilmu-hukum
pengertian-dasar-ilmu-hukumpengertian-dasar-ilmu-hukum
pengertian-dasar-ilmu-hukum
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2
 
subyek obyek_hukum
subyek obyek_hukumsubyek obyek_hukum
subyek obyek_hukum
 
hukum perdata.pptx
hukum perdata.pptxhukum perdata.pptx
hukum perdata.pptx
 
subye dan obyek hukum
subye dan obyek hukumsubye dan obyek hukum
subye dan obyek hukum
 
Hukum. Benda kuh Perda ta.pdf
Hukum. Benda kuh Perda ta.pdfHukum. Benda kuh Perda ta.pdf
Hukum. Benda kuh Perda ta.pdf
 
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxMATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukum
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Hukum Pada Umumnya
Hukum Pada UmumnyaHukum Pada Umumnya
Hukum Pada Umumnya
 
Hukumpadaumumnya 090617152131-phpapp01
Hukumpadaumumnya 090617152131-phpapp01Hukumpadaumumnya 090617152131-phpapp01
Hukumpadaumumnya 090617152131-phpapp01
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukum
 

Mais de Ega Jalaludin

Mengelola budaya dan etika
Mengelola budaya dan etikaMengelola budaya dan etika
Mengelola budaya dan etika
Ega Jalaludin
 
Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3
Ega Jalaludin
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1
Ega Jalaludin
 
Pipc dll [autosaved]2
Pipc dll [autosaved]2Pipc dll [autosaved]2
Pipc dll [autosaved]2
Ega Jalaludin
 
Dispatching [autosaved]
Dispatching [autosaved]Dispatching [autosaved]
Dispatching [autosaved]
Ega Jalaludin
 
Presentasi kelompok 2
Presentasi kelompok 2Presentasi kelompok 2
Presentasi kelompok 2
Ega Jalaludin
 
Sejarah ilmu manajemen
Sejarah ilmu manajemenSejarah ilmu manajemen
Sejarah ilmu manajemen
Ega Jalaludin
 
Wewenang dan delegasi
Wewenang dan delegasiWewenang dan delegasi
Wewenang dan delegasi
Ega Jalaludin
 
Analisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternalAnalisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal
Ega Jalaludin
 
Hukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakaiHukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakai
Ega Jalaludin
 

Mais de Ega Jalaludin (20)

Tidak hanya Kecerdasan, Dunia Membutuhkan Kebijaksanaan.docx
Tidak hanya Kecerdasan, Dunia Membutuhkan Kebijaksanaan.docxTidak hanya Kecerdasan, Dunia Membutuhkan Kebijaksanaan.docx
Tidak hanya Kecerdasan, Dunia Membutuhkan Kebijaksanaan.docx
 
Mengelola budaya dan etika
Mengelola budaya dan etikaMengelola budaya dan etika
Mengelola budaya dan etika
 
Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1
 
Pipc dll [autosaved]2
Pipc dll [autosaved]2Pipc dll [autosaved]2
Pipc dll [autosaved]2
 
Dispatching [autosaved]
Dispatching [autosaved]Dispatching [autosaved]
Dispatching [autosaved]
 
Presentasi kelompok 2
Presentasi kelompok 2Presentasi kelompok 2
Presentasi kelompok 2
 
Manager stratejik
Manager stratejikManager stratejik
Manager stratejik
 
Tugas individu pra uts aspek hukum dlm ekonomi
Tugas individu pra uts aspek hukum dlm ekonomiTugas individu pra uts aspek hukum dlm ekonomi
Tugas individu pra uts aspek hukum dlm ekonomi
 
Organisasi dan manajemen
Organisasi dan manajemenOrganisasi dan manajemen
Organisasi dan manajemen
 
Mengelola budaya dan etika
Mengelola budaya dan etikaMengelola budaya dan etika
Mengelola budaya dan etika
 
Manajemen strategik
Manajemen strategikManajemen strategik
Manajemen strategik
 
Pertemuan kedua
Pertemuan keduaPertemuan kedua
Pertemuan kedua
 
Pertemuan pertama
Pertemuan pertamaPertemuan pertama
Pertemuan pertama
 
Sejarah ilmu manajemen
Sejarah ilmu manajemenSejarah ilmu manajemen
Sejarah ilmu manajemen
 
Wewenang dan delegasi
Wewenang dan delegasiWewenang dan delegasi
Wewenang dan delegasi
 
Analisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternalAnalisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal
 
Sap manajemen strategik
Sap manajemen strategikSap manajemen strategik
Sap manajemen strategik
 
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
 
Hukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakaiHukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakai
 

Subjek dan objek hukum

  • 1. Pertemuan Ke 2 Aspek Hukum Dalam Ekonomi
  • 2. 1. Subjek Hukum Adalah setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki, memperoleh, dan menggunakan hak serta kewajiban dalam lalu lintas hukum. Subjek hukum terdiri atas dua : a. Manusia (natuurlijke person) Pasal 1 KUH perdata menyatakan bahwa menikmati hak kewarganegaraan tidak bergantung pada hak-hak kenegaraan. Pasal 2 KUH Perdata bahwa anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap telah dilahirkan bila kepentingan si anak menghendakinya dan apabila si anak itu mati sewaktu dilahirkan dianggap ia tidak pernah ada. Sebagai Negara hukum, Negara Indonesia mengakui setiap orang sebagai manusia terhadap undang-undang, artinya bahwa setiap orang diakui sebagai subjek hukum oleh undang-undang. Pasal 27 UUD 1945 menetapkan setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam hukum serta pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
  • 3. Oleh karena itu dalam hukum dapat dibedakan dari segi perbuatan hukum : 1. Cakap melakukan perbuatan hukum. Orang dewasa menurut hukum (telah berusia 21 tahun) dan berakal sehat 2. Tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Berdasarkan pasal 1330 KUH perdata tentang orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian : A. orang-orang yang belum dewasa B. orang yang ditaruh dibawah pengampunan, yang terjadi karena gangguan jiwa, pemabuk dan pemboros C. wanita yang dalam perkawinan/berstatus sebagai istri. b. Badan Hukum (rechts Persoon) Adalah subjek hukum yang dapat bertindak hukum seperti manusia dan sebagai pembawa hak dan tidak berjiwa dapat melakukan sebagai hak manusia. Suatu perkumpulan dapat dimintakan pengesahan sebagai badan hukum dengan cara : a. Didirikan dengan AKTA notaries b. Didaftarkan di kantor panitera pengadilan negeri setempat c. Dimintakan pengesahan anggaran dasar kepada Mentri Kehakiman dan HAM d. Diumumkan dalam berita Negara
  • 4. Badan hukum (rechts persoon) dibedakan dalam dua bentuk : 1. Badan hukum public (public rechts persoon) Adalah badan hukum yang didirakan berdasarkan hukum public, yang menyangkut kepentingan public, orang banyak dan Negara umumnya. Contoh : eksekutif, pemerintahan. 2. Badan hukum privat (privat rechts persoon) Adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipil atau perdata yang menyangkut kepentingan pribadi orang di dalam badan hukum itu. Contoh : PT, Koperasi, yayasan, dan badan amal.
  • 5. 2. Objek Hukum Menurut system KUH perdata benda dpat dibedakan sebagai berikut : 1. Barang yang wujud (lichamelijk) dan barang yang tidak berwujud (onlichamelijk) 2. Barang yang bergerak dan barang yang tidak bergerak (yang paling penting) Benda tidak bergerak Dapat dibedakan menjadi : a. Benda tidak bergerak karena sifatnya, misalnya pohon, arca, dan patung. b. Benda tidak bergerak karena tujuannya, yaitu alat-alat yang dipakai dalam pabrik. c. Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang, berwujud atas benda-benda yang tidak tidak bergerak. Misak hipotik. Benda bergerak dapat dibedakan menjadi : 1. Benda bergerak karena sifatnya, yaitu benda yang dapat dipindahkan. 2. Benda bergerak karena ketentuan undang-undang, yaitu hak atas benda bergerak misalnya saham PT. 3. Barang yang dapat dipakai habis dan barang-barang yang dipakai tidak habis 4. Barang-barang yang sudah ada dan yang masih aka nada. 5. Barang-barang uang dalam perdagangan dan yang diluar perdagangan 6. Barang-barang yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi.
  • 6. Pembedaan antara benda bergerak dan tidak bergerak berhubungan 4 hal yaitu: 1. Bezit (pemilikan), berlaku asa yang tercantum dalam Pasal 1977 KUHPerdata sedangkan benda tidak bergerak tidak. 2. Levering (penyerahan), dapat dilakukan penyerahan secara nyata. 3. Verjaring (kadarluarwarsa), ada kadarluawarsanya sedang tidak bergerak tidak. 4. Bezwaring (pembebanan), dilakukan dengan pand (gadai), sedangkan tidak bergerak tidak. Secara garis besar benda terbagi dalam dua : 1. Benda yang bersifat kebendaan, yaitu benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba dan dirasakan 2. Benda yang bersifat tidak kebendaan yaitu suatu benda yang hanya dirasakan oleh pancaindra saja.
  • 7. Hak kebendaan adalah hak mutlak sedangkan lawannya adalah hak yang nisbi/hak relative yang kedua merupakan bagian dalam hak perdata. Hak Mutlak 1. Hak kepribadian, misalnya hak atas namanya, hidup, kemerdekaan 2. Hak yang terletak dalam hukum keluarga yaitu hak yang timbul karena adanya hubungan suami istri 3. Hak mutlak atas suatu benda inilah disebut hak kebendaan. Hak Nisbi Yaitu semua hak yang timbul karena adanya hubungan perutangan, sedangkan perutangan timbul dari perjanjian, undang-undang. Hak kebendaan didalam KUHP dibedakan menjadi dua : 1. Hak kebendaan yang sifatnya memberikan kenikmatan atas suatu benda. 2. Hak kebendaan yang sifatnya memberikan jaminan atas pelunasan hutang.
  • 8. Cara memperoleh hak milik suatu benda : 1. Pelekatan 2. Kadarluwarsa 3. Pewarisan 4. Penyerahan (levering) berdasarkan suatu tittle pemindahan hak yang berasal dari seseorang yang berhak memindahkan hak milik. Macaam-macm levering : 1. Levering atas benda bergerak, diatu dalam pasal 612 BW 2. Levering atas benda tak bergerak 3. Levering atas benda tak berwujud, diatur dalam pasal 613BW
  • 9. 4. HAK KEBENDAAN YANG BERSIFAT SEBAGAI PELUNASAN HUTANG (HAK JAMINAN) Merupakan hak yang melekat pada kreditor yang memberikan kewenangan kepadanya untuk melakukan eksekusi kepada benda yang dijadikan jaminan, apabila debitor melakukan wanprestasi. Macam-macam hak jaminan : a. Jaminan Umum Diatur pasal 1131 KUHP : segala kebendaan debitor, baik yang ada maupun yang akan ada, baik bergerak maupun yang tidak bergerak merupakan jaminan terhadap pelunasan hutang dibuatnya. Pasal 1132 KHUP : harta kekayaan debitor menjadi jaminan secara bersama-sama bagi semua kreditor yang memberikan utang kepadanya. Benda yang dapat dijadikan jaminan : 1. Berda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan uang) 2. Benda tersebut dapat dipindahtangankan haknya kepada pihak lain. b. Jaminan Khusus merupakan jaminan yang diberikan hak khusus, misalnya : 1. Gadai Pasal 1150 : gadai adalah hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitor untuk menjamin suatu hutang.
  • 10. Sifat-sifat gadai : 1. Gadai adalah benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. 2. Gadai bersifat accsoir, artinya merupakan tambahan dari perjanjian pokok yang dimaksudkan untuk menjaga jangan sampai debitor itu lalai membayar hutangnya kembali. 3. Adanya sifat kebendaan 4. Syarat inbezitztelling, artinya benda gadai harus ke luar dari kekuasaan pemberi gadai atau benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai. 5. Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri 6. Hak preferensi (hak untuk didahulukan), sesuai dengan pasal 1130 jo pasal 1150 KUHP 7. Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi, artinya sebagian hak gadai tidak akan menjadi hapus dengan membayarnya sebgaian dari hutang. Hak pemegang gadai : 1. Pemegang gadai berhak untuk menjual benda yang digadaikan atas kekuasaan sendiri. 2. Pemegang gadai berhak untuk mendapatkan ganti rugi yang berupa biaya-biaya yang telah dikeluarkan utnuk menyelamatkan benda gadai. 3. Pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan benda gadai (hak retensi) sampai ada pelunasan hutang dari debitur 4. Pemegang gadai mempunyai hak preferensi (hak untuk didahulukan) dari kreditur- kreditur yang lain. 5. Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim 6. Atas izin hakim tetap menguasai benda gadai.
  • 11. Kewajiban-kewajiban pemegang gadai : 1. Pasal 1157 ayat 1 KUHP, pemegang gadai bertanggung jawab atas hilangnya atau merosotnya harga barang yang digadaikan 2. Pasal 1156 KUHP ayat 2, kewajiban untuk memberitahukan pemberi gadai jika barang gadai dijual 3. Pasal 1159 ayat 1 KUHP, bertanggung jawab terhadap hasil penjualan barang gadai 4. Kewajiban untuk mengembalikan benda gadai jika debitor melunasi hutangnya 5. Kewajiban untuk memelihara benda gadai. Hapusnya gadai : 1. Hapusnya perjanjian pokok 2. Karena musnahnya benda gadai 3. Karena pelaksana eksekusi 4. Karena pemegang gadai telah melepaskan hak gadai secara sukarela 5. Karena pemegang gadai telah kehilangan kekuasanaan atas benda gadai 6. Karena penyalahgunaan benda gadai
  • 12. 2. Hipotik Pasal 1162 KUHP adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perutangan. Sifat-sifat hipotik : 1. Bersifat accesoir, seperti halnya dengan gadai 2. Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit de suite) yaitu hak hipotik senantiasa mengikuti bendanya dalam tagihan tangan siapapun benda tersebut berada (pasal 1163 ayat KUHP) 3. Lebih didahulukan pemenuhannya dari piutang yang lain pasal (1133-1134 ayat2 KUHP) 4. Objeknya benda-benda tetap. 5. Hipotik hanya digunakan untuk hipotik kapal laut dan pesawat udara yang mempunyai berat diatas 20 m3.
  • 13. Perbedaan gadai dan hipotik : 1. Gadai harus disertai dengan penyerahan kekuasaan atas barang yang digadaikan, sedangkan hipotik tidak 2. Gadai hapus jika barang yang digadaikan berpindah ke tangan orang lain, sedangkan hipotik tidak. 3. Suatu barang tidak pernah dibebani lebih dari satu gadai, walaupun tidak dilarang, tetapi beberapa hipotik yang bersama-sama dibebankan di atas satu beda adalah sudah merupakan keadaan biasa. 4. Adanya gadai dibuktikan dengan segala macam pembuktian yang dapat dipakai untuk membuktikan perjanjian pokok, sedangkan adanya perjanjian hipotik dibuktikan dengan akta otentik. Hak tanggunan Berdasakan pasal 1 (1) UUHT, hak tanggunan merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan pada hak atas tanah berikut atau tidak berikut benda- benda yang merupakan 1 kesatuan.
  • 14. Benda-benda yang dapat dijadikan jaminan utang yang bersifat khusus dengan syarat : 1. Benda tersebut dapat bersifat ekonomis 2. Benda tersebut dapat dipndahtangankan haknya kepada pihak lain 3. Tanah yang dijadikan jaminan ditunjuk oleh undang-undang 4. Tanah-tanah tersebut sudah terdaftar dalam daftar umum berdasarkan PP no.29 tahun 1997 Fungsi pendaftaran tanah adalah : 1. Sebagai syarat konstitutif lahirnya hak tanggungan 2. Sebagai pembuktian telah terjadi hak tanggungan. 3. Sebagai alat bukti bagi para debitor, kreditor maupun pihak ketiga, setiap pembebanan hak tanggungan diberikan sertifikat hak tanggungan yang terdiri dari : 1. Salinan buku tanah hak tanggungan 2. Salinan akta pemberian hak tanggungan
  • 15. 3. Fidusia Merupakan suatu perjanjian antara debitor dan kreditor yang isinya penyerahan hak milik secara kepercayaan atas benda bergerak milik debitor kepada kreditur. Bentuk perjanjian Fidusia : Pasal 5 ayat 1 UUJF, akta jaminan fidusia memuat : 1. Identitas pihak pemberi dan penerimaan fidusia 2. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia 3. Uraian benda yang menjadi objek jaminan fidusia 4. Nilai penjamin
  • 16. Pendaftaran fidusia Sebagai bukti kreditor sebagai pemegang jaminan fidusia diperoleh sertifikat jaminan fidusia diperoleh 965060 sertifikat jaminan fidusia yang ditertibkan oleh kantor pendaftaran fidusia pada tanggal yang sama. Tujuan daripada pendaftaran adalah sebagai berikut : 1. Untuk melahirkan jaminan fidusia bagi penerimaan fidusia dan menjamin pihak yang mempunyai kepentingan atas benda yang dijaminkan 2. Untuk memberikan perlindungan hukum dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberi fidusia serta pihak ketiga yang berkepentingan. 3. Memberikan hak yang didahulukan 4. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas 5. Member rasa aman kepada kreditur penerima jaminan fidusia dan pihak ketiga yang berkepentingan.
  • 17. Ekesekusi jaminan fidusia : Diatur dalam pasal 29 s/d 34 UUJF, di mana pasal 39 UUJF dikatakan apabila debitor cidera janji. Eksekusi dapat dilakukan dalam beberapa cara : 1. Pelaksanaan title eksekultoral sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (2) oleh kreditor 2. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan debitor sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan. 3. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan debitor dan kreditor, jika dengan cara demikian dapat diperoleh hasil tertinggi yang menguntungkan para pihak. Hapusnya jaminan fidusia : Pasal 25 UUJF, jaminan fidusia hapus karena : 1. Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia 2. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh debitor 3. Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia
  • 18. SEKIAN DAN TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT