SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 57
BENDA TEGAR
DINAMIKA
ROTASI
BENDA
TEGAR
KESETIMBAN
GAN BENDA
TEGAR
TITIK BERAT
BENDA
TORSI
MOMEN
INERSIA
MOMENTU
M SUDUT
ENERGI
KINETIK
SYARAT
DAN
PENGERTI
AN
JENIS-
JENIS
KESETIMB
ANGAN
PENGERTIAN
LETAK TITIK
BERAT
BENDA
HOMOGEN
2. GAYA YANG TIDAK MENYEBABKAN GERAK ROTASI.
F F
Gaya F tidak dapat menyebabkan roda berputar.
Syarat agar dapat menghasilkan rotasi, Garis kerja gaya tidak
melalui pusat rotasi.
Gaya diatas tidak menghasilkan torsi ( Momen gaya)
Torsi (τ) merupakan hasil perkalian vektor (
cross product) antara vektor jarak dan gaya F.
Secara matematis ditulis :
τ = r x F atau τ = r.F sin θ
Dengan θ adalah sudut antara r dan F.
Arah torsi ( momen gaya ).
Positif jika benda cenderung berlawanan
arah dengan putaran jarum jam.
Negatif jika cenderung berputar searah
dengan putaran jarum jam.
Lengan momen (ℓ) adalah jarak tegak lurus yang
ditarik dari sumbu putar ke garis kerja gaya.
Garis kerja gaya
lengan momen (ℓ) F
θ
O r
Lengan momen( ℓ ) = r. sin θ
Maka untuk Torsi (τ) = ( r.sin θ).F
atau τ = F . ℓ
Hitunglah besarnya Torsi yang disebabkan gaya-gaya seperti
pada gambar, jika gaya yg diberikan 10 N dan panjang batang
2 m.
ℓ 60⁰ ℓ 30⁰
a. F c.
F
b. 90⁰ d.
F ℓ= 0 F
Clue:
Lengan momen (ℓ) = r. sin θ
Torsi ( Momen gaya) τ = F. ℓ
NO F r θ Sin θ ℓ = r. sin θ
(m)
τ = F . ℓ
(+/-) N.m
A 10 N 2 m 60⁰ 0,8660 1,732 - 17,32
B 10 N 2 m 90⁰ 1 2 - 20
C 10 N 2 m 30⁰ 0,5 1 10
D 10 N 2 m 180⁰ 0 0 0
Kecederungan yang dimiliki oleh suatu benda untuk selalu
mempertahankan keadaannya, untuk tetap diam atau
bergerak lurus beraturan.
Kecenderungan ini disebut INERSIA.
Dan ukuran yang menyatakan kecenderungan ini dinamakan
MASSA.
Dalam gerak rotasi tiap-tiap benda mempunyai
kecenderungan untuk mempertahankan posisi atau
keadaannya. Misalnya rotasi bumi. “ Apa yg terjadi jika bumi
berhenti berotasi “ ?
Kecenderungan seperti ini dinamakan inersia rotasi, ukuran
untuk menyatakan kecenderungan ini disebut momen inersia.
Momen inersia tergantung pada :
1. Jumlah kandungan zat
2. Bagaimana zat-zat atau massa itu terdistribusi.
Semakin jauh distribusi massa dari pusat putaran, maka semakin
besar momen inersianya.
a. b.
Maka selinder a mempunyai momen inersia
lebih besar dari selinder b.
Momen inersia ( I ) suatu benda titik ( partikel) terhadap suatu
sumbu putar didefinisikan sebagai perkalian massa partikel
(m) dengan kuadrat jarak partikel r dari sumbu putar.
o m
r
I = m.r²
Momen inersia dari sistem beberapa partikel dapat dihitung
dengan menjumlahkan momen inersia tiap-tiap partikel.
I = ∑ m r²
Contoh kasus :
Sebuah benda terdiri dari 4 buah partikel dengan massa :
m1,m2,m3 dan m4 yang berada pada jarak r1,r2,r3 dan r4 dari
sumbu putar (titik o)
m2
m1 r2
r1 r3 m3
o
r4 m4
Maka momen inersia sistem diatas : I = ∑ m r²
I = m1r1² + m2r2² + m3r3² +m4r4²
Hubungan antara Momen gaya dan Momen Inersia
m F
o
r
Gaya yang bekerja pada benda bermassa m yang bergerak melingkar dengan jari-
jari r.
Besar percepatan tangensial benda itu adalah : a = α.r.
Menurut Hukum Newton F = m.a
F = m.α.r
Jika kedua ruas dikalikan dengan r
F.r = m.α.r.r
F.r = m.α.r²
Karena :
F.r = τ ( Momen gaya ) dan m.r² = I ( Momen Inersia )
Maka : τ = I. α Ini merupakan bentuk hukum Newton II pada
gerak melingkar.
QUIZ
1. Sebuah selinder massanya 20 kg dan memiliki panjang 0,5 m.
diputar dari pusat sumbu putarnya. Hitung Momen
inersianya. ( key. I = 0,41 kgm² )
2. Soal seperti no 1 tetapi diputar melalui ujung selinder. Hitung
momen inersianya. ( key. I = 1,67 kg.m²)
3. Sebuah kulit selinder massanya 2 kg, memiliki jejari 60 cm.
diputar melalui poros sumbu putarnya. Hitung momen
inersianya. ( key. I = 0,72kg.m² )
4. Sebuah selinder pejal masanya 5 kg, berjejari 80 cm. Jika
diputar melalui poros sumbu putarnya, tentukan momen
inersianya. (key. I = 1,6 kg.m²)
5. Sebuah bola pejal bermassa 10 kg, jejarinya 40 cm. diputar
melalui poros sumbu putar. Hitung momen inersianya. (key. I
=0,64 kg.m² )
1. I= 1/12𝑚𝑙2
I= 1/12.20.0,5.0,5
I= 1/12.5
I= 0,41kgm2
2. I=1/3 𝑚𝑙2
I=1/3.20.0,52
I=1/3.5
I= 1,67 𝑘𝑔𝑚2
3. I= 𝑚𝑟2
I= 2.0,62
I= 0,72
4. I=1/2 𝑚𝑟2
I= 1/2.5.0,82
I= 1/2.5.0,64m2
I= 1,6 𝑘𝑔𝑚2
5. I=2/5 𝑚𝑟2
I= 2/5.10.0,42
I= 2/5.1,6
I= 0,64 𝑘𝑔𝑚2
y
v
r x
Andaikan partikel bermassa m berotasi dengan
kecepatan v. Partikel tsb mempunyai momentum
linear p = m.v. Dan vektor posisi partikel adalah r,
maka momentum sudut partikel itu dirumuskan
dengan ;
L = r.p atau L = r. mv.
Dalam bentuk skalar, momentum sudut dapat dinyatakan :
L = r.p. sinθ atau L = r.m.v. Sinθ
dengan θ adalah sudut antara vektor posisi r dengan
kecepatan v.
Jika r tegak lurus dengan v ( θ = 90⁰) sin 90⁰ = 1, maka L = r.m.v
Karena v = ω.r
L = r.m.ω.r
L = (m.r²).ω Karena mr² = I (momen inersia)
L = I.ω
Jika momen gaya yang bekerja pada sistem = 0,
Maka berlaku hukum kekekalan momentum sudut :
L1 = L2 atau I1 ω1 = I2 ω2
Dari persamaan diatas : Momen inersia akan semakin kecil jika
kecepatan sudutnya makin besar dan sebaliknya.
1. Suatu partikel bergerak melingkar dengan
kecepatan 10 rad/s. Jejari lingkaran 2 cm. Hitung
momentum sudut partikel ini terhadap pusat
lingkaran. Jika massa partikel 2 gram.
Diket : ω = 10 rad/s
m = 2 gr = 2.10-3 kg
R = 2 cm = 2.10-2 m
Ditanya L = ?
Clue : L = I.ω
2. Sebuah telur matang diputar diatas sebua meja
dengan kecepatan 4 putaran per detik. Hitung
momentum suduttelur terhadap sumbu putarnya.
Anggap massa telur 60 gram dan telur sebagai bola
dengan jejari 2,5 cm. ( key L = 3,77.10-4 kg.m²/s )
3. Sebuah benda bermassa 100 kg bergerak pada
ketinggian 4.107m dari pusat bumi. Benda ini
bergerak dari timur ke barat dengan kecepatan 500
m/s. Hitung momentum sudut benda itu terhadap
pusat bumi. ( key. L = 2.1012 kg.m2/s)
BERGULIR TANPA SLIP
Bergulir tanpa slip artinya benda bergulir tapi
tidak terpeleset. Dalam hal ini jarak translasi
yang ditempuh sama dengan panjang tali
busur yang ditempuh.
Syarat benda bergerak tanpa slip :
v = R.ω
a. Gerak rotasi murni, kecepatan linear roda
bagian atas dan bagian bawah berlawanan
arah.
v = ω.r
v = ω.r ω
b. Roda bergerak translasi murni, setiap titik
pada roda memiliki kecepatan linear yang
sama.
v = ω.r
v = ω.r
v = ω.r
c. Sebuah roda mengalami rotasi dan translasi
sekaligus. Kecepatan linear di bagian bawah roda
bernilai nol, kecepatan linear roda dipusat rotasi
adalah v = ω.r, sedangkan di bagian atas roda
kecepatannya v = 2.ω.r.
v= 2.ω.r
v = ω.r
v = 0 ω
V = ω.r
r
Anggap suatu partikel bergerak melingkar dengan kecepatan sudut ω. Kecepatan
singgung partikel adalah v = ω.r. Energi kinetik partikel Ek = ½ mv2. Dengan
mensubstitusikan v, kita peroleh rumus energi kinetik partikel : Ek = ½ m.v2
Ek = ½ m.(ω.r)2 = ½ m.ω2.r2
Karena mr2 merupakan momen inersia partikel ( I )
Maka :
EK = ½ I. ω²
Dalam kasus ini partikel hanya bergerak melingkar saja, sehingga rumus diatas
adalah rumus energi kinetik untuk gerak rotasi. Satuannya Joulle.
RR
Hukum kekekalan energi mekanik ( translasi)
Ema = Emb
Eka + Epa = Ekb + Epb
½ mava² + m.g.ha = ½ mbvb² + m.g.hb
Untuk benda yang bertranlasi juga melakukan
rotasi maka hukum kekekalan energi
mekaniknya adalah :
Ektrans1 + Ekrot1 + Ep1 = Ektrans2+Ekrot2 + Ep2 atau
½ mv1² + ½ Iω1² + m.g.h1 = ½ mv2² + ½ Iω2² + m.g.h2
1. Sebuah compact disc berputar 33 rpm dan
mempunyai massa 100 gram. Jika jejari cd 5 cm,
hitung berapa energi kinetik rotasi cd.
Solution :
Diket : m = 100 gram = ……..kg
r = 5 cm =………..m
ω = 33 rpm = ………..rad/s
Ditanyakan : Ek = …………….Joulle
Clue : I = mr²
1. Sebuah partikel berputar dengan kecepatan sudut
50 rad/s. Hitung energi kinetik rotasi partikel ini jika
momen inersia partikel ini I = 20 kg.m².
2. Energi kinetik suatu partikel yang berputar 10
Joulle. Hitung berapa kecepatan sudut itu jika
momen inersianya I = 3 kg.m².
3. Hitung momen inersia suatu benda yang berputar
dengan kecepatan sudut 10 rad/s dan mempunyai
energi kinetik 5 Joulle.
4. Momen inersia suatu ban yang berputar dengan
laju 600 rpm adalah 70 kg.m². Hitung energi kinetik
rotasi ban itu.
Sebuah benda adalah terdiri dari bagian-bagian kecil
( partikel) yang masing-masing memiliki berat. Berat
benda adalah resultan dari semua gaya grafitasi yang
dialami partikel-partikel penyusun benda.
w6
w2 w5
w1 w3 w4
Resultan gaya berat partikel-partikel penyusun benda
berada pada titik tertentu. Titik tersebut merupakan
titik tangkap resultan gaya berat yang selanjutnya
disebut titik berat atau titik pusat massa.
Koordinat titik berat benda ( xo,yo). Untuk partikel
yang banyak dengan titik berat
(x1,y1),(x2,y2),(x3,y3),(x4,y4)………..,(xn,yn). Dan memiliki
berat berturut-turut : w1,w2,w3,w4……..wn.
xo dan yo dapat ditentukan sbb :
xo = ∑xi.wi dan yo = ∑ yi.wi
∑ wi ∑ wi
Karena w =m.g.
Sehingga w1 = m1.g, w2 = m2.g , w3 = m3.g dst.
Dan persamaan berubah menjadi sbb :
xo = ∑ xi.mi dan yo = ∑ yi.mi
∑ mi ∑ mi
W3
W1 W2 W4
Maka koordinat titik berat benda diatas :
xo = ∑ xi.mi. = x1.m1 + x2.m2+x3.m3+x4m4
∑ mi m1 + m2 + m3 + m4
Dan:
yo = ∑ yi.mi = y1.m1+y2.m2+y3.m3+y4.m4
∑ mi m1 + m2 + m3 + m4
Sehingga koordinat titik berat benda yang terdiri dari
4 buah partikel :
(xo;yo ) = ( ……..; ……..)
Koordinat titik berat untuk benda yang
memiliki panjang:
xo = ∑ xi.ℓi = x1.ℓ1 + x2.ℓ2 +……….
∑ ℓi ℓ1 + ℓ2 +…….
yo = ∑ yi.ℓi = y1.ℓ1+y2.ℓ2 +………
∑ ℓi ℓ1 + ℓ2 + ………
Sehinga koordinat titik beratnya :
(xo;yo) = ( …….;…….)
Untuk benda yang memiliki luas (A):
xo = ∑ xi.Ai = x1.A1+x2.A2 + x3.A3 +……
∑ Ai A1 + A2 + A3 +……….
yo = ∑ yi.Ai = y1.A1+y2.A2+ y3.A3 +……
∑ Ai A1 + A2 + A3 +…….
Sehingga koordinat titik berat benda yang memiliki
Luas (A) :
( xo;yo) = (……….;……….)
Koordinat titik berat untuk benda yang memiliki
Volume
xo = ∑ xi.Vi = x1.V1 + x2.V2 +x3.V3……..
∑ Vi V1 + V2 + V3 +……..
yo = ∑ yi.Vi = y1.V1 +y2.V2 + y3.V3 +…….
∑ Vi V1 + V2 + V3 +…………..
Sehingga koordinat titik berat benda yang
mempunyai Volume :
( xo ; yo ) = ( ………;……….)
1. Benda berbentuk L ditempatkan pada suatu
sumbu koordinat. Tentukan titik berat benda.
8 (Y)
2
0 2 6 (X)
solution
8
y1
2
y2
0 x1 2 x2 6
Diketahui :
x1 = 1 A1 = 2.8 = 16
y1 = 4 A2 = 2.4 = 8
x2 = 4
y2 = 1
xo = ∑ xi.Ai = x1.A1 + x2.A2 = 1.16+4.8 = 2
∑ Ai A1 + A2 16 + 8
yo = ∑ yi.Ai = y1.A1 + y2.A2 = 4.16 + 1.8 = 3
∑ Ai A1 + A2 16 + 8
(xo;yo) = ( 2;3)
Benda tegar dikatakan dalam keadaan setimbang
statik jika jumlah gaya yang bekerja pada benda itu
sama dengan nol dan jumlah torsi terhadap
sembarang titik pada benda tegar itu sama dengan
nol.
Syarat benda dalam keadaan setimbang :
1. ∑ F = 0
a. ∑ Fx = 0
b. ∑ Fy = 0
2. ∑ τ = 0
1. Kesetimbangan Statik, yaitu
kesetimbangan ketika benda diam.
2. Kesetimbangan Dinamik, yaitu
kesetimbangan ketika benda bergerak
dengan kecepatan tetap.
Kesetimbangan Statik terdiri dari :
a. Kesetimbangan Stabil.
b. Kesetimbangan Labil
c. Kesetimbangan Indiferen ( Netral)
Adalah kesetimbangan yang dialami benda,
dimana setelah gangguan kecil yang dialami
benda dibebaskan, maka benda akan kembali
ke posisi kesetimbangan semula.
( Menaikan titik berat benda atau energi potensialnya)
Adalah kesetimbangan yang dialami benda,
dimana setelah gangguan kecil yang dialami
benda dibebaskan maka benda tidak kembali
ke posisi kesetimbangan semula, tetapi
bahkan meningkatkan gangguan tersebut.
( Menurunkan titik berat atau energi potensialnya)
Adalah kesetimbangan yang dialami benda,
dimana gangguan kecil yang dialami benda
tidak mengubah posisi benda.
( Tidak menyebabkan perubahan letak titik
beratnya atau energi potensialnya)
1.Suatu benda titik dipengaruhi 3 buah gaya yang besarnya
masing-masing 6N,4N dan 8N seperti pada gambar. Hitung
besar dan arah gaya R agar benda ini berada dalam
kesetimbangan.
F1 = 6N
F2=4N 135o
45o
225o
F3= 8N
Uraikan dahulu tiap gaya pada komponen sumbux dan sumbu y.
Agar titik itu setimbang :
a. ∑ Fx = 0
b. ∑ Fy = 0
NO GAYA (F) SUDUT(θ) FX = F COS θ FY = F SIN θ
1 F1 = 6 N 45O F1X = F1Y =
2 F2 = 4 N 135O F2X = F2Y =
3 F3 = 8 N 225O F3X = F3Y =
4 R θ R COS θ R SIN θ
TOTAL (∑) R.Cos θ+F1x+F2x+F3x R.Sinθ+F1y+F2y+F3y
2.Hitung tegangan tali T1,T2 dan T3dari gambar dibawah, jika
benda titik A berada dalam keadaan setimbang. W adalah
berat benda.
30o 60o
T1 T2
T3
W = 20 N
Y
30o 60o
T1y T2y
T
1
T
2
X
T1x T2x
T3
3. Hitung tegangan T1,T2,T3 dan W agar sistem pada gambar
dibawah berada dalam kesetimbangan.
A
T1
30o 60o
150o
B T2 T3
C
1000 N W
4. Sebuah batang BC dipasang seperti pada gambar. Hitung :
a. Gaya di B agar batang setimbang.
b. Gaya tekan bidang tumpu di A
c. Momen gaya (τ) di titik C.
A
B C
4 m 6m
FB = ? 80 N
5. Untuk batang AB dengan berat 50 N seperti gambar,
Berapa besar tegangan kabel pendukung (T).
T
37o
100 cm 40 cm
100 N
C
6. Bila batang AB panjang 5 m dan massanya 5 kg disandarkan
pada dinding vertikal. Titik A terletak pada dinding dan titik B
pada lantai. Jika A terletak 4 m diatas lantai dan dinding licin,
hitung koefisien gesek lantai dengan ujung B agar batang
setimbang ( Hampir bergerak). Jika g = 10 m/s2 .
NA A
5 m 4 m
NB
W
B fB
Ket:
NA dan NB Adalah gaya reaksi dinding dan lantai terhadap tangga. W adalah
berat tangga yang titik tangkapnya terletak pada tengah-tengah tangga. fB
adalah gaya gesek antara tangga dan lantai.
Syarat setimbang : ∑ Fx =0 ; ∑ Fy =0 dan ∑ τ = 0. ( Analisa di titik B)
∑ Fx =0 ∑ τ = 0
fB – NA = 0 - W. 1,5 + NA . 4 =0
µB.NB – NA = 0 - 50 . 1,5 + NA.4 =0
NA = µB.NB NA = 18,75
∑ Fy = 0 Benda setimbang jika fB = NA
NB – W = 0 µB. NB = NA
NB = W = 50 N µB.50 = 18,75
µB = 18,75/50 = 0,375
Koefisien gesek (µ) di titik B supaya tangga setimbang = 0,375.
40o 40o
T1 T2
m = 10 kg
Tentukan : Tegangan Tali T1 dan T2 ?
8. Pada sistem dibawah, abaikan massa katrol. Hitung tegangan
tali AB, BC dan BD jika sistem berada dalam kesetimbangan.
A
30o
B D
60o
C W2=30N W1=40N
9. Hitung besarnya gaya F yang bekerja pada benda A agar sistem
setimbang.
T T
θ
B=50 N
A F
WA = 40 N
10. Pada sistem dibawah, hitung gaya F agar sistem setimbang.
30o
T1 T2
60o
WA = 300 N
F

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTMAFIA '11
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarSuta Pinatih
 
Gerak translasi dan gerak rotasi
Gerak translasi dan gerak rotasi Gerak translasi dan gerak rotasi
Gerak translasi dan gerak rotasi Annisa Wakhidathus
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaAhmad Yansah
 
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hookeIlham Mubarak
 
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisikaBab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisikaayikputri1
 
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN IIIPOWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN IIIikasaputri
 
Gerak rotasi dan momentum sudut
Gerak rotasi dan momentum sudutGerak rotasi dan momentum sudut
Gerak rotasi dan momentum sudutFKIP UHO
 
Gaya gesek..............
Gaya gesek..............Gaya gesek..............
Gaya gesek..............wijayanie
 
Hukum hooke dan elastisitas
Hukum hooke dan elastisitasHukum hooke dan elastisitas
Hukum hooke dan elastisitasAdam Zuhelsya
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Rezki Amaliah
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak MenggelindingEni Dahlia
 

Mais procurados (20)

BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
 
Ppt gerak lurus
Ppt gerak lurusPpt gerak lurus
Ppt gerak lurus
 
Gerak translasi dan gerak rotasi
Gerak translasi dan gerak rotasi Gerak translasi dan gerak rotasi
Gerak translasi dan gerak rotasi
 
Getaran pegas
Getaran pegasGetaran pegas
Getaran pegas
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)
 
Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisikaBab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
 
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN IIIPOWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
 
Gerak rotasi dan momentum sudut
Gerak rotasi dan momentum sudutGerak rotasi dan momentum sudut
Gerak rotasi dan momentum sudut
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhana
 
Gaya gesek..............
Gaya gesek..............Gaya gesek..............
Gaya gesek..............
 
Hukum hooke dan elastisitas
Hukum hooke dan elastisitasHukum hooke dan elastisitas
Hukum hooke dan elastisitas
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
Fisika TERMODINAMIKA
Fisika TERMODINAMIKAFisika TERMODINAMIKA
Fisika TERMODINAMIKA
 
GLB dan GLBB
GLB dan GLBBGLB dan GLBB
GLB dan GLBB
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
 

Destaque

Dinamika rotasi dan benda tegar(mind map)
Dinamika rotasi dan benda tegar(mind map)Dinamika rotasi dan benda tegar(mind map)
Dinamika rotasi dan benda tegar(mind map)Fajar Ilham Rosi
 
PENGAYAAN FISIKA XII IPA
PENGAYAAN FISIKA XII IPAPENGAYAAN FISIKA XII IPA
PENGAYAAN FISIKA XII IPAohmed
 
Dinamika partikel-1 ganda
Dinamika partikel-1 gandaDinamika partikel-1 ganda
Dinamika partikel-1 gandaarif musthofa
 
peta konsep lengkaptentang benda tegar
peta konsep lengkaptentang  benda tegarpeta konsep lengkaptentang  benda tegar
peta konsep lengkaptentang benda tegarSiti Khoirunika
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gaslarash 13
 
Peta konsep fisek momentum n impuls
Peta konsep fisek momentum n impulsPeta konsep fisek momentum n impuls
Peta konsep fisek momentum n impulsakmal_zaida
 
Konsep momentum dan impuls
Konsep momentum dan impulsKonsep momentum dan impuls
Konsep momentum dan impulsMohammad Mj
 
konsep impuls dan momentum
konsep impuls dan momentumkonsep impuls dan momentum
konsep impuls dan momentumRosa Lj
 
Peta konsep fisek usaha dan energi
Peta konsep fisek usaha dan energiPeta konsep fisek usaha dan energi
Peta konsep fisek usaha dan energiakmal_zaida
 
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarEmanuel Manek
 
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarDinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarRizka A. Hutami
 
Daya dan energi workshop
Daya dan energi workshopDaya dan energi workshop
Daya dan energi workshopsmp 4 bae kudus
 
Fisika - Momen Gaya & Momen Inersia
Fisika - Momen Gaya & Momen InersiaFisika - Momen Gaya & Momen Inersia
Fisika - Momen Gaya & Momen InersiaRamadhani Sardiman
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarBayulibels
 
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratKesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratdwika Dz
 

Destaque (19)

Dinamika rotasi dan benda tegar(mind map)
Dinamika rotasi dan benda tegar(mind map)Dinamika rotasi dan benda tegar(mind map)
Dinamika rotasi dan benda tegar(mind map)
 
Torsi
TorsiTorsi
Torsi
 
PENGAYAAN FISIKA XII IPA
PENGAYAAN FISIKA XII IPAPENGAYAAN FISIKA XII IPA
PENGAYAAN FISIKA XII IPA
 
Dinamika partikel-1 ganda
Dinamika partikel-1 gandaDinamika partikel-1 ganda
Dinamika partikel-1 ganda
 
peta konsep lengkaptentang benda tegar
peta konsep lengkaptentang  benda tegarpeta konsep lengkaptentang  benda tegar
peta konsep lengkaptentang benda tegar
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Soal fin
Soal finSoal fin
Soal fin
 
Benda tegar
Benda tegarBenda tegar
Benda tegar
 
Peta konsep fisek momentum n impuls
Peta konsep fisek momentum n impulsPeta konsep fisek momentum n impuls
Peta konsep fisek momentum n impuls
 
Konsep momentum dan impuls
Konsep momentum dan impulsKonsep momentum dan impuls
Konsep momentum dan impuls
 
konsep impuls dan momentum
konsep impuls dan momentumkonsep impuls dan momentum
konsep impuls dan momentum
 
Peta konsep fisek usaha dan energi
Peta konsep fisek usaha dan energiPeta konsep fisek usaha dan energi
Peta konsep fisek usaha dan energi
 
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
 
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarDinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
 
Daya dan energi workshop
Daya dan energi workshopDaya dan energi workshop
Daya dan energi workshop
 
Fisika - Momen Gaya & Momen Inersia
Fisika - Momen Gaya & Momen InersiaFisika - Momen Gaya & Momen Inersia
Fisika - Momen Gaya & Momen Inersia
 
5. transformasi geometri
5. transformasi geometri5. transformasi geometri
5. transformasi geometri
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratKesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
 

Semelhante a MENGHITUNG TITIK BERAT BENDA

Dinamaika rotasi
Dinamaika rotasiDinamaika rotasi
Dinamaika rotasirizki arya
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
FISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIFISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIVini Dewi
 
2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkarAgus Purnomo
 
Pokok bahasan rotasi benda tegar
Pokok bahasan rotasi benda tegarPokok bahasan rotasi benda tegar
Pokok bahasan rotasi benda tegarpak gunawan saja
 
Gerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarGerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarAzmy Chubbiezzt
 
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARKESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARNesha Mutiara
 
Tugas fisika kelompok x gerak melingkar
Tugas fisika kelompok x gerak melingkarTugas fisika kelompok x gerak melingkar
Tugas fisika kelompok x gerak melingkarhutami mawdy
 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANMOSES HADUN
 
Fisika sma kelas 11
Fisika sma kelas 11 Fisika sma kelas 11
Fisika sma kelas 11 radar radius
 
Gerak melingkar
Gerak melingkarGerak melingkar
Gerak melingkarauliarika
 
Gerak melingkar
Gerak melingkarGerak melingkar
Gerak melingkarauliarika
 
Modul kelas x unit 4 gmb
Modul kelas x unit 4 gmbModul kelas x unit 4 gmb
Modul kelas x unit 4 gmbEko Supriyadi
 

Semelhante a MENGHITUNG TITIK BERAT BENDA (20)

DINAMIKA ROTASI.pptx
DINAMIKA ROTASI.pptxDINAMIKA ROTASI.pptx
DINAMIKA ROTASI.pptx
 
Dinamaika rotasi
Dinamaika rotasiDinamaika rotasi
Dinamaika rotasi
 
Dinamaika rotasi
Dinamaika rotasiDinamaika rotasi
Dinamaika rotasi
 
Dinamika rotasi
Dinamika rotasiDinamika rotasi
Dinamika rotasi
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1
 
FISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIFISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWI
 
2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar
 
Pokok bahasan rotasi benda tegar
Pokok bahasan rotasi benda tegarPokok bahasan rotasi benda tegar
Pokok bahasan rotasi benda tegar
 
Gerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarGerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegar
 
F10 - Gerak Melingkar.pdf
F10 - Gerak Melingkar.pdfF10 - Gerak Melingkar.pdf
F10 - Gerak Melingkar.pdf
 
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARKESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
 
Tugas fisika kelompok x gerak melingkar
Tugas fisika kelompok x gerak melingkarTugas fisika kelompok x gerak melingkar
Tugas fisika kelompok x gerak melingkar
 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
 
Fisika sma kelas 11
Fisika sma kelas 11 Fisika sma kelas 11
Fisika sma kelas 11
 
PPT FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PPT FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPPT FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PPT FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
 
Gerak melingkar
Gerak melingkarGerak melingkar
Gerak melingkar
 
Gerak Melingkar
Gerak MelingkarGerak Melingkar
Gerak Melingkar
 
Gerak melingkar
Gerak melingkarGerak melingkar
Gerak melingkar
 
Modul kelas x unit 4 gmb
Modul kelas x unit 4 gmbModul kelas x unit 4 gmb
Modul kelas x unit 4 gmb
 

Mais de Dzikri Fauzi

Kepemimpinan pendiidkan
Kepemimpinan pendiidkanKepemimpinan pendiidkan
Kepemimpinan pendiidkanDzikri Fauzi
 
Aljabar matriks kofaktor
Aljabar matriks kofaktorAljabar matriks kofaktor
Aljabar matriks kofaktorDzikri Fauzi
 
Media Pembelajaran Matematika
Media Pembelajaran MatematikaMedia Pembelajaran Matematika
Media Pembelajaran MatematikaDzikri Fauzi
 
PC BOX (Perkalian Cara Kotak)
PC BOX (Perkalian Cara Kotak)PC BOX (Perkalian Cara Kotak)
PC BOX (Perkalian Cara Kotak)Dzikri Fauzi
 
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauziXii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauziDzikri Fauzi
 
Macam macam sayuran
Macam macam sayuranMacam macam sayuran
Macam macam sayuranDzikri Fauzi
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaDzikri Fauzi
 
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewan
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewanSistem reproduksi tumbuhan dan hewan
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewanDzikri Fauzi
 
9a sistem-reproduksi
9a sistem-reproduksi9a sistem-reproduksi
9a sistem-reproduksiDzikri Fauzi
 
Biologi ppt nds reproduksi2
Biologi ppt nds reproduksi2Biologi ppt nds reproduksi2
Biologi ppt nds reproduksi2Dzikri Fauzi
 
Exercise about thermodynamics
Exercise about thermodynamicsExercise about thermodynamics
Exercise about thermodynamicsDzikri Fauzi
 
Engine cycle ( siklus mesin)
Engine cycle ( siklus mesin)Engine cycle ( siklus mesin)
Engine cycle ( siklus mesin)Dzikri Fauzi
 
Sistem pemerintahan republik_rakyat_cina_(rrc)
Sistem pemerintahan republik_rakyat_cina_(rrc)Sistem pemerintahan republik_rakyat_cina_(rrc)
Sistem pemerintahan republik_rakyat_cina_(rrc)Dzikri Fauzi
 

Mais de Dzikri Fauzi (20)

Program
ProgramProgram
Program
 
Kepada yth
Kepada ythKepada yth
Kepada yth
 
Kepada yt1
Kepada yt1Kepada yt1
Kepada yt1
 
Mpm animasi
Mpm animasiMpm animasi
Mpm animasi
 
Kepemimpinan pendiidkan
Kepemimpinan pendiidkanKepemimpinan pendiidkan
Kepemimpinan pendiidkan
 
Aljabar matriks kofaktor
Aljabar matriks kofaktorAljabar matriks kofaktor
Aljabar matriks kofaktor
 
Media Pembelajaran Matematika
Media Pembelajaran MatematikaMedia Pembelajaran Matematika
Media Pembelajaran Matematika
 
PC BOX (Perkalian Cara Kotak)
PC BOX (Perkalian Cara Kotak)PC BOX (Perkalian Cara Kotak)
PC BOX (Perkalian Cara Kotak)
 
Sistem numerasi
Sistem numerasiSistem numerasi
Sistem numerasi
 
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauziXii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
 
Macam macam sayuran
Macam macam sayuranMacam macam sayuran
Macam macam sayuran
 
Jerman
JermanJerman
Jerman
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewan
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewanSistem reproduksi tumbuhan dan hewan
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewan
 
Pkn broh
Pkn brohPkn broh
Pkn broh
 
9a sistem-reproduksi
9a sistem-reproduksi9a sistem-reproduksi
9a sistem-reproduksi
 
Biologi ppt nds reproduksi2
Biologi ppt nds reproduksi2Biologi ppt nds reproduksi2
Biologi ppt nds reproduksi2
 
Exercise about thermodynamics
Exercise about thermodynamicsExercise about thermodynamics
Exercise about thermodynamics
 
Engine cycle ( siklus mesin)
Engine cycle ( siklus mesin)Engine cycle ( siklus mesin)
Engine cycle ( siklus mesin)
 
Sistem pemerintahan republik_rakyat_cina_(rrc)
Sistem pemerintahan republik_rakyat_cina_(rrc)Sistem pemerintahan republik_rakyat_cina_(rrc)
Sistem pemerintahan republik_rakyat_cina_(rrc)
 

Último

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Último (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

MENGHITUNG TITIK BERAT BENDA

  • 1. BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI BENDA TEGAR KESETIMBAN GAN BENDA TEGAR TITIK BERAT BENDA TORSI MOMEN INERSIA MOMENTU M SUDUT ENERGI KINETIK SYARAT DAN PENGERTI AN JENIS- JENIS KESETIMB ANGAN PENGERTIAN LETAK TITIK BERAT BENDA HOMOGEN
  • 2.
  • 3.
  • 4. 2. GAYA YANG TIDAK MENYEBABKAN GERAK ROTASI. F F Gaya F tidak dapat menyebabkan roda berputar. Syarat agar dapat menghasilkan rotasi, Garis kerja gaya tidak melalui pusat rotasi. Gaya diatas tidak menghasilkan torsi ( Momen gaya)
  • 5. Torsi (τ) merupakan hasil perkalian vektor ( cross product) antara vektor jarak dan gaya F. Secara matematis ditulis : τ = r x F atau τ = r.F sin θ Dengan θ adalah sudut antara r dan F. Arah torsi ( momen gaya ). Positif jika benda cenderung berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Negatif jika cenderung berputar searah dengan putaran jarum jam.
  • 6. Lengan momen (ℓ) adalah jarak tegak lurus yang ditarik dari sumbu putar ke garis kerja gaya. Garis kerja gaya lengan momen (ℓ) F θ O r Lengan momen( ℓ ) = r. sin θ Maka untuk Torsi (τ) = ( r.sin θ).F atau τ = F . ℓ
  • 7. Hitunglah besarnya Torsi yang disebabkan gaya-gaya seperti pada gambar, jika gaya yg diberikan 10 N dan panjang batang 2 m. ℓ 60⁰ ℓ 30⁰ a. F c. F b. 90⁰ d. F ℓ= 0 F
  • 8. Clue: Lengan momen (ℓ) = r. sin θ Torsi ( Momen gaya) τ = F. ℓ NO F r θ Sin θ ℓ = r. sin θ (m) τ = F . ℓ (+/-) N.m A 10 N 2 m 60⁰ 0,8660 1,732 - 17,32 B 10 N 2 m 90⁰ 1 2 - 20 C 10 N 2 m 30⁰ 0,5 1 10 D 10 N 2 m 180⁰ 0 0 0
  • 9. Kecederungan yang dimiliki oleh suatu benda untuk selalu mempertahankan keadaannya, untuk tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Kecenderungan ini disebut INERSIA. Dan ukuran yang menyatakan kecenderungan ini dinamakan MASSA. Dalam gerak rotasi tiap-tiap benda mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan posisi atau keadaannya. Misalnya rotasi bumi. “ Apa yg terjadi jika bumi berhenti berotasi “ ? Kecenderungan seperti ini dinamakan inersia rotasi, ukuran untuk menyatakan kecenderungan ini disebut momen inersia.
  • 10. Momen inersia tergantung pada : 1. Jumlah kandungan zat 2. Bagaimana zat-zat atau massa itu terdistribusi. Semakin jauh distribusi massa dari pusat putaran, maka semakin besar momen inersianya. a. b. Maka selinder a mempunyai momen inersia lebih besar dari selinder b.
  • 11. Momen inersia ( I ) suatu benda titik ( partikel) terhadap suatu sumbu putar didefinisikan sebagai perkalian massa partikel (m) dengan kuadrat jarak partikel r dari sumbu putar. o m r I = m.r² Momen inersia dari sistem beberapa partikel dapat dihitung dengan menjumlahkan momen inersia tiap-tiap partikel. I = ∑ m r²
  • 12. Contoh kasus : Sebuah benda terdiri dari 4 buah partikel dengan massa : m1,m2,m3 dan m4 yang berada pada jarak r1,r2,r3 dan r4 dari sumbu putar (titik o) m2 m1 r2 r1 r3 m3 o r4 m4 Maka momen inersia sistem diatas : I = ∑ m r² I = m1r1² + m2r2² + m3r3² +m4r4²
  • 13.
  • 14. Hubungan antara Momen gaya dan Momen Inersia m F o r Gaya yang bekerja pada benda bermassa m yang bergerak melingkar dengan jari- jari r. Besar percepatan tangensial benda itu adalah : a = α.r. Menurut Hukum Newton F = m.a F = m.α.r Jika kedua ruas dikalikan dengan r F.r = m.α.r.r F.r = m.α.r² Karena : F.r = τ ( Momen gaya ) dan m.r² = I ( Momen Inersia ) Maka : τ = I. α Ini merupakan bentuk hukum Newton II pada gerak melingkar.
  • 15. QUIZ 1. Sebuah selinder massanya 20 kg dan memiliki panjang 0,5 m. diputar dari pusat sumbu putarnya. Hitung Momen inersianya. ( key. I = 0,41 kgm² ) 2. Soal seperti no 1 tetapi diputar melalui ujung selinder. Hitung momen inersianya. ( key. I = 1,67 kg.m²) 3. Sebuah kulit selinder massanya 2 kg, memiliki jejari 60 cm. diputar melalui poros sumbu putarnya. Hitung momen inersianya. ( key. I = 0,72kg.m² ) 4. Sebuah selinder pejal masanya 5 kg, berjejari 80 cm. Jika diputar melalui poros sumbu putarnya, tentukan momen inersianya. (key. I = 1,6 kg.m²) 5. Sebuah bola pejal bermassa 10 kg, jejarinya 40 cm. diputar melalui poros sumbu putar. Hitung momen inersianya. (key. I =0,64 kg.m² )
  • 16. 1. I= 1/12𝑚𝑙2 I= 1/12.20.0,5.0,5 I= 1/12.5 I= 0,41kgm2 2. I=1/3 𝑚𝑙2 I=1/3.20.0,52 I=1/3.5 I= 1,67 𝑘𝑔𝑚2 3. I= 𝑚𝑟2 I= 2.0,62 I= 0,72 4. I=1/2 𝑚𝑟2 I= 1/2.5.0,82 I= 1/2.5.0,64m2 I= 1,6 𝑘𝑔𝑚2 5. I=2/5 𝑚𝑟2 I= 2/5.10.0,42 I= 2/5.1,6 I= 0,64 𝑘𝑔𝑚2
  • 17. y v r x Andaikan partikel bermassa m berotasi dengan kecepatan v. Partikel tsb mempunyai momentum linear p = m.v. Dan vektor posisi partikel adalah r, maka momentum sudut partikel itu dirumuskan dengan ; L = r.p atau L = r. mv.
  • 18. Dalam bentuk skalar, momentum sudut dapat dinyatakan : L = r.p. sinθ atau L = r.m.v. Sinθ dengan θ adalah sudut antara vektor posisi r dengan kecepatan v. Jika r tegak lurus dengan v ( θ = 90⁰) sin 90⁰ = 1, maka L = r.m.v Karena v = ω.r L = r.m.ω.r L = (m.r²).ω Karena mr² = I (momen inersia) L = I.ω Jika momen gaya yang bekerja pada sistem = 0, Maka berlaku hukum kekekalan momentum sudut : L1 = L2 atau I1 ω1 = I2 ω2 Dari persamaan diatas : Momen inersia akan semakin kecil jika kecepatan sudutnya makin besar dan sebaliknya.
  • 19. 1. Suatu partikel bergerak melingkar dengan kecepatan 10 rad/s. Jejari lingkaran 2 cm. Hitung momentum sudut partikel ini terhadap pusat lingkaran. Jika massa partikel 2 gram. Diket : ω = 10 rad/s m = 2 gr = 2.10-3 kg R = 2 cm = 2.10-2 m Ditanya L = ? Clue : L = I.ω
  • 20. 2. Sebuah telur matang diputar diatas sebua meja dengan kecepatan 4 putaran per detik. Hitung momentum suduttelur terhadap sumbu putarnya. Anggap massa telur 60 gram dan telur sebagai bola dengan jejari 2,5 cm. ( key L = 3,77.10-4 kg.m²/s ) 3. Sebuah benda bermassa 100 kg bergerak pada ketinggian 4.107m dari pusat bumi. Benda ini bergerak dari timur ke barat dengan kecepatan 500 m/s. Hitung momentum sudut benda itu terhadap pusat bumi. ( key. L = 2.1012 kg.m2/s)
  • 21. BERGULIR TANPA SLIP Bergulir tanpa slip artinya benda bergulir tapi tidak terpeleset. Dalam hal ini jarak translasi yang ditempuh sama dengan panjang tali busur yang ditempuh. Syarat benda bergerak tanpa slip : v = R.ω
  • 22. a. Gerak rotasi murni, kecepatan linear roda bagian atas dan bagian bawah berlawanan arah. v = ω.r v = ω.r ω
  • 23. b. Roda bergerak translasi murni, setiap titik pada roda memiliki kecepatan linear yang sama. v = ω.r v = ω.r v = ω.r
  • 24. c. Sebuah roda mengalami rotasi dan translasi sekaligus. Kecepatan linear di bagian bawah roda bernilai nol, kecepatan linear roda dipusat rotasi adalah v = ω.r, sedangkan di bagian atas roda kecepatannya v = 2.ω.r. v= 2.ω.r v = ω.r v = 0 ω
  • 25. V = ω.r r Anggap suatu partikel bergerak melingkar dengan kecepatan sudut ω. Kecepatan singgung partikel adalah v = ω.r. Energi kinetik partikel Ek = ½ mv2. Dengan mensubstitusikan v, kita peroleh rumus energi kinetik partikel : Ek = ½ m.v2 Ek = ½ m.(ω.r)2 = ½ m.ω2.r2 Karena mr2 merupakan momen inersia partikel ( I ) Maka : EK = ½ I. ω² Dalam kasus ini partikel hanya bergerak melingkar saja, sehingga rumus diatas adalah rumus energi kinetik untuk gerak rotasi. Satuannya Joulle. RR
  • 26. Hukum kekekalan energi mekanik ( translasi) Ema = Emb Eka + Epa = Ekb + Epb ½ mava² + m.g.ha = ½ mbvb² + m.g.hb Untuk benda yang bertranlasi juga melakukan rotasi maka hukum kekekalan energi mekaniknya adalah : Ektrans1 + Ekrot1 + Ep1 = Ektrans2+Ekrot2 + Ep2 atau ½ mv1² + ½ Iω1² + m.g.h1 = ½ mv2² + ½ Iω2² + m.g.h2
  • 27. 1. Sebuah compact disc berputar 33 rpm dan mempunyai massa 100 gram. Jika jejari cd 5 cm, hitung berapa energi kinetik rotasi cd. Solution : Diket : m = 100 gram = ……..kg r = 5 cm =………..m ω = 33 rpm = ………..rad/s Ditanyakan : Ek = …………….Joulle Clue : I = mr²
  • 28. 1. Sebuah partikel berputar dengan kecepatan sudut 50 rad/s. Hitung energi kinetik rotasi partikel ini jika momen inersia partikel ini I = 20 kg.m². 2. Energi kinetik suatu partikel yang berputar 10 Joulle. Hitung berapa kecepatan sudut itu jika momen inersianya I = 3 kg.m². 3. Hitung momen inersia suatu benda yang berputar dengan kecepatan sudut 10 rad/s dan mempunyai energi kinetik 5 Joulle. 4. Momen inersia suatu ban yang berputar dengan laju 600 rpm adalah 70 kg.m². Hitung energi kinetik rotasi ban itu.
  • 29. Sebuah benda adalah terdiri dari bagian-bagian kecil ( partikel) yang masing-masing memiliki berat. Berat benda adalah resultan dari semua gaya grafitasi yang dialami partikel-partikel penyusun benda. w6 w2 w5 w1 w3 w4
  • 30. Resultan gaya berat partikel-partikel penyusun benda berada pada titik tertentu. Titik tersebut merupakan titik tangkap resultan gaya berat yang selanjutnya disebut titik berat atau titik pusat massa. Koordinat titik berat benda ( xo,yo). Untuk partikel yang banyak dengan titik berat (x1,y1),(x2,y2),(x3,y3),(x4,y4)………..,(xn,yn). Dan memiliki berat berturut-turut : w1,w2,w3,w4……..wn. xo dan yo dapat ditentukan sbb : xo = ∑xi.wi dan yo = ∑ yi.wi ∑ wi ∑ wi
  • 31. Karena w =m.g. Sehingga w1 = m1.g, w2 = m2.g , w3 = m3.g dst. Dan persamaan berubah menjadi sbb : xo = ∑ xi.mi dan yo = ∑ yi.mi ∑ mi ∑ mi
  • 32. W3 W1 W2 W4 Maka koordinat titik berat benda diatas : xo = ∑ xi.mi. = x1.m1 + x2.m2+x3.m3+x4m4 ∑ mi m1 + m2 + m3 + m4
  • 33. Dan: yo = ∑ yi.mi = y1.m1+y2.m2+y3.m3+y4.m4 ∑ mi m1 + m2 + m3 + m4 Sehingga koordinat titik berat benda yang terdiri dari 4 buah partikel : (xo;yo ) = ( ……..; ……..)
  • 34. Koordinat titik berat untuk benda yang memiliki panjang: xo = ∑ xi.ℓi = x1.ℓ1 + x2.ℓ2 +………. ∑ ℓi ℓ1 + ℓ2 +……. yo = ∑ yi.ℓi = y1.ℓ1+y2.ℓ2 +……… ∑ ℓi ℓ1 + ℓ2 + ……… Sehinga koordinat titik beratnya : (xo;yo) = ( …….;…….)
  • 35. Untuk benda yang memiliki luas (A): xo = ∑ xi.Ai = x1.A1+x2.A2 + x3.A3 +…… ∑ Ai A1 + A2 + A3 +………. yo = ∑ yi.Ai = y1.A1+y2.A2+ y3.A3 +…… ∑ Ai A1 + A2 + A3 +……. Sehingga koordinat titik berat benda yang memiliki Luas (A) : ( xo;yo) = (……….;……….)
  • 36. Koordinat titik berat untuk benda yang memiliki Volume xo = ∑ xi.Vi = x1.V1 + x2.V2 +x3.V3…….. ∑ Vi V1 + V2 + V3 +…….. yo = ∑ yi.Vi = y1.V1 +y2.V2 + y3.V3 +……. ∑ Vi V1 + V2 + V3 +………….. Sehingga koordinat titik berat benda yang mempunyai Volume : ( xo ; yo ) = ( ………;……….)
  • 37. 1. Benda berbentuk L ditempatkan pada suatu sumbu koordinat. Tentukan titik berat benda. 8 (Y) 2 0 2 6 (X)
  • 39. Diketahui : x1 = 1 A1 = 2.8 = 16 y1 = 4 A2 = 2.4 = 8 x2 = 4 y2 = 1 xo = ∑ xi.Ai = x1.A1 + x2.A2 = 1.16+4.8 = 2 ∑ Ai A1 + A2 16 + 8 yo = ∑ yi.Ai = y1.A1 + y2.A2 = 4.16 + 1.8 = 3 ∑ Ai A1 + A2 16 + 8 (xo;yo) = ( 2;3)
  • 40. Benda tegar dikatakan dalam keadaan setimbang statik jika jumlah gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhadap sembarang titik pada benda tegar itu sama dengan nol. Syarat benda dalam keadaan setimbang : 1. ∑ F = 0 a. ∑ Fx = 0 b. ∑ Fy = 0 2. ∑ τ = 0
  • 41. 1. Kesetimbangan Statik, yaitu kesetimbangan ketika benda diam. 2. Kesetimbangan Dinamik, yaitu kesetimbangan ketika benda bergerak dengan kecepatan tetap. Kesetimbangan Statik terdiri dari : a. Kesetimbangan Stabil. b. Kesetimbangan Labil c. Kesetimbangan Indiferen ( Netral)
  • 42. Adalah kesetimbangan yang dialami benda, dimana setelah gangguan kecil yang dialami benda dibebaskan, maka benda akan kembali ke posisi kesetimbangan semula. ( Menaikan titik berat benda atau energi potensialnya)
  • 43. Adalah kesetimbangan yang dialami benda, dimana setelah gangguan kecil yang dialami benda dibebaskan maka benda tidak kembali ke posisi kesetimbangan semula, tetapi bahkan meningkatkan gangguan tersebut. ( Menurunkan titik berat atau energi potensialnya)
  • 44. Adalah kesetimbangan yang dialami benda, dimana gangguan kecil yang dialami benda tidak mengubah posisi benda. ( Tidak menyebabkan perubahan letak titik beratnya atau energi potensialnya)
  • 45. 1.Suatu benda titik dipengaruhi 3 buah gaya yang besarnya masing-masing 6N,4N dan 8N seperti pada gambar. Hitung besar dan arah gaya R agar benda ini berada dalam kesetimbangan. F1 = 6N F2=4N 135o 45o 225o F3= 8N
  • 46. Uraikan dahulu tiap gaya pada komponen sumbux dan sumbu y. Agar titik itu setimbang : a. ∑ Fx = 0 b. ∑ Fy = 0 NO GAYA (F) SUDUT(θ) FX = F COS θ FY = F SIN θ 1 F1 = 6 N 45O F1X = F1Y = 2 F2 = 4 N 135O F2X = F2Y = 3 F3 = 8 N 225O F3X = F3Y = 4 R θ R COS θ R SIN θ TOTAL (∑) R.Cos θ+F1x+F2x+F3x R.Sinθ+F1y+F2y+F3y
  • 47. 2.Hitung tegangan tali T1,T2 dan T3dari gambar dibawah, jika benda titik A berada dalam keadaan setimbang. W adalah berat benda. 30o 60o T1 T2 T3 W = 20 N
  • 49. 3. Hitung tegangan T1,T2,T3 dan W agar sistem pada gambar dibawah berada dalam kesetimbangan. A T1 30o 60o 150o B T2 T3 C 1000 N W
  • 50. 4. Sebuah batang BC dipasang seperti pada gambar. Hitung : a. Gaya di B agar batang setimbang. b. Gaya tekan bidang tumpu di A c. Momen gaya (τ) di titik C. A B C 4 m 6m FB = ? 80 N
  • 51. 5. Untuk batang AB dengan berat 50 N seperti gambar, Berapa besar tegangan kabel pendukung (T). T 37o 100 cm 40 cm 100 N C
  • 52. 6. Bila batang AB panjang 5 m dan massanya 5 kg disandarkan pada dinding vertikal. Titik A terletak pada dinding dan titik B pada lantai. Jika A terletak 4 m diatas lantai dan dinding licin, hitung koefisien gesek lantai dengan ujung B agar batang setimbang ( Hampir bergerak). Jika g = 10 m/s2 . NA A 5 m 4 m NB W B fB
  • 53. Ket: NA dan NB Adalah gaya reaksi dinding dan lantai terhadap tangga. W adalah berat tangga yang titik tangkapnya terletak pada tengah-tengah tangga. fB adalah gaya gesek antara tangga dan lantai. Syarat setimbang : ∑ Fx =0 ; ∑ Fy =0 dan ∑ τ = 0. ( Analisa di titik B) ∑ Fx =0 ∑ τ = 0 fB – NA = 0 - W. 1,5 + NA . 4 =0 µB.NB – NA = 0 - 50 . 1,5 + NA.4 =0 NA = µB.NB NA = 18,75 ∑ Fy = 0 Benda setimbang jika fB = NA NB – W = 0 µB. NB = NA NB = W = 50 N µB.50 = 18,75 µB = 18,75/50 = 0,375 Koefisien gesek (µ) di titik B supaya tangga setimbang = 0,375.
  • 54. 40o 40o T1 T2 m = 10 kg Tentukan : Tegangan Tali T1 dan T2 ?
  • 55. 8. Pada sistem dibawah, abaikan massa katrol. Hitung tegangan tali AB, BC dan BD jika sistem berada dalam kesetimbangan. A 30o B D 60o C W2=30N W1=40N
  • 56. 9. Hitung besarnya gaya F yang bekerja pada benda A agar sistem setimbang. T T θ B=50 N A F WA = 40 N
  • 57. 10. Pada sistem dibawah, hitung gaya F agar sistem setimbang. 30o T1 T2 60o WA = 300 N F