SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
PROSEDUR PEMASANGAN
INSTALASI PENERANGAN
3 FASA SESUAI PUIL
Oleh ibu Dwi Hani Nurhayati
A. Mendeskripsikan pengertian PUIL untuk instalasi
penerangan
B. Mendeskripsikan fungsi dan tujuan dari PUIL untuk
instalasi penerangan
C. Mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan karena
instalasi penerangan tidak sesuai PUIL
D. Menganalisis perbedaan instalasi penerangan 1 fasa
dan 3 fasa
E. Mengidentifikasi ketentuan-ketentuan komponen-
instalasi penerangan 3 fasa yang sesuai dengan PUIL
F. Mendeskripsikan prosedur pemasangan instalsi
penerangan 3 fasa sesuai dengan PUIL
 BEBAN LISTRIK ADALAH SUATU PERALATAN YANG
TERKONEKSI DEGAN SISTEM DAYA SEHINGGA
MENGKONSUMSI ENERGI LISTRIK.
 BEBAN LISTRIK DAPAT BERUPA KOMPONEN-
KOMPONEN ELRKTRONIK (INDUKTOR, RESISTOR,
DSB), PESAWAT ELEKTRONIK (RADIO, TELEVISI,
DSB), ATAUPUN PESAWAT LISTRIK (LAMPU,
SETRIKA LISTRIK, POMPA AIR, DSB)
 INSTALASI 1 FASA instalasi listrik yang
menggunakan dua kawat penghantar yaitu 1
kawat phasa dan 1 kawat 0 (netral).
 INSTALASI 3 FASA
 Listrik 3 phasa adalah instalasi listrik yang
menggunakan tiga kawat phasa dan satu
kawat 0 (netral) atau kawat ground.
 listrik 3 phasa yang banyak digunakan
Industri atau pabrik bertegangan 380V.
 Ada 2 macam tegangan listrik dalam sistem
3 phasa ini, yaitu :
 Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to
phase atau ada juga yang menggunakan
istilah Voltage line to line).
 Tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage
phase to netral atau Voltage line to netral).
 Pada PUIL tahun1964, 1977 dan 1987
kepanjangan dari PUIL adalah
 Peraturan Umum Instalasi Listrik,
 2000, direvisi menjadi Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
 Standar Internasional;
 IEC (International Electrotechnical Commission)
 NEC (National Electric Code)
 VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker)
 SAA (Standards Association Australia).
 Bagian 1 dan Bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar
 Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan
 Bagian 4 tentang Perancangan instalasi listrik,
 Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik
 Bagian 6 tentang Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHB) serta
komponennya
 Bagian 7 tentang Penghantar dan pemasangannya
 Bagian 8 tentang Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi
khusus
 Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik
1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik.
2. Terjamin keselamatan manusia.
3. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta
perlengkapannya.
4. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap
kebakaran akibat listrik.
5. Terjamin perlindungan lingkungan.
6. Tercapai tujuan pencahayaan, yaitu terwujudnya
interior yang efisien dan nyama
1. Semua kabel yang digunakan harus dibuat dari bahan yang
memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya,
serta telah diperiksa dan diuji.
2. Kabel yang dipasang :
a. Harus memiliki standar atau tanda sertifikasi (SNI atau
standar lain yang diberlakukan) dan tanda pengenal lain
dipermukaannya, sepanjang kabel tersebut sesuai dengan
ketentuan standar.
b. Tidak cacat dan tidak rusak.
3. Jenis kabel yang dipilih dan dipasang harus sesuai dengan
penggunaannya, sebagaimana disebut dalamrancangan
instalasi dan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000 :
a. Kabel instalasi dalamgedung memiliki warna selubung
putih/
abu-abu.
b. Kabel tanah tegangan pengenal 600 sampai 1000 Volt,
memiliki warna selubung hitam.
c. Kabel udara tegangan pengenal 600 Volt sampai
1000Volt, memiliki warna selubung hitam.
d. Kabel tegangan menengah/ tinggi tegangan pengenal
di atas 1000 Volt, memiliki warna selubung merah.
4. Kabel yang dipilih dan dipasang harus memiliki ukuran
memenuhi persyaratan sesuai dengan beban,
sebagaimana tersebut dalam rancangan instalasi.
5. Kabel yang akan dipasang harus dipilih sedemikian,
sehingga jumlah dan warna isolasinya sesuai dengan
rancangan instalasi dan persyaratan PUIL 2000, yaitu :
a. Warna biru untuk penghantar netral.
b. Warna loreng untuk penghantar pembumian.
c. Warna merah untuk fasa R.
d. Warna kuning untuk fasa S.
e. Warna hitam untuk fasa T.
KETENTUAN PUIL UNTUK FITING
LAMPU:
FITING LAMPU DIPASANG
DENGAN CARA
MENGHUBUNGKAN KONTAK
DASARNYA PADA
PENGHNATAR FASA DAN
KONTAK LUARNYA PADA
PENGHANTAR NETRAL
KETENTUAN PUIL UNTUK KOTAK
KONTAK
1. Kotak kontak untuk fasa tunggal, baik
yang berkutub dua maupun tiga harus
dipasang sehingga kutub netralnya
ada disebelah kanan atau disebalah
bawah kutub tegangan
2. Tinggi pemasangan dari lantai yakni
berjarak 1,5 m dari lantai
1. Penataan PHB.
2. Ruang pelayanan. lorong, dan emper untuk lalu
lintas.
3. Penandaan.
4. Pemasangan sakelar masuk.
5. Pemasangan sakelar keluar pada sirkit keluar
PHB pada kondisi tertentu.
6. Pengelompokan perlengkapan sirkit.
7. Penempatan pengaman lebur, sakelar dan rel.
8. Pemasangan pemisah.
9. Jarak udara minimum.
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PEMASANGAN INSTALASI FASA
A. Urutan Fasa R, S, T dipasang tidak boleh
terbalik.
B. Pembagian Jumlah beban tiap fasa harus
seimbang
C. Pemasangan gawai pengaman tidak boleh
melebihi KHA kabel yang diamankan
1. Kabel SR 4x16 mm milik PLN memiliki ciri atau kode khusus
sebagai penentu RST dan N. Jika di raba dengan jari kabel SR
memiliki sirip/ garis halus di sepanjang kabel. Kabel SR (satu
garis adalah R, dengan ciri dua sirip adalah S, dengan ciri tiga
garis adalah T dan polos tanpa ada garis pada kulit kabel
adalah N)
2. Pasangkan sepatu kabel pada ke empat ujung kabel SR dan
bautkan ke masing masing Plat Konduktor pada Panel Listrik 3
phase.
3. Pasangkan kabel RSTN dari plat konduktor sebagai Input
arus listrik tiga phase ke stand meter atau meteran listrik.
4.Lubang Ganjil pada KWH 3 phasa adalah Input (Arus Masuk)
dan Lubang Genap adalah Output (Arus Keluar).
5. Kabel Output RST dari kwh di hubungkan pada MCB 3 Phase
sebelum akhirnya di aplikasikan ke instalasi gedung/Panel
Listrik dalam Gedung.
6. Output N (Netral) di hubungkan ke Plat Konduktor sebelum di
hubungkan ke panel dalam gedung.
7. Plate konduktor itu sendiri di fungsikan sebagai penghantar
arus listrik yang aman dan tahan terhadap panas.
8. Terakhir Pasangkan Modem kwh 3 phase sesuai petujuk
gambar yang tertera pada kotak pembungkus modem. Jenis
modem yang berbeda biasanya juga berbeda cara koneksinya.
Rangkaian modem kwh di atas hanya sebagi contoh saja.
Modem itu sendiri di fungsikan sebagai pembaca dan pengirim
data kinerja kwh ke kantor PLN.
A. Kabel
 Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda
(misalnya NYM) yang terdiri atas dua atau tiga inti
tembaga pejal dengan penampang tiap intinya
minimum 1,5 mm2.
 Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan
penyambungan yang baik.
 Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm2.
 Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi
PVC yang terpasang secara permanen di dalam
rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm2,
berapapun jumlah daya listrik yang terpasang dan
hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A
 Lampu
 Armatur penerangan, fiting lampu, lampu, dan roset harus dibuat
sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian yang
terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau penggantian lampu, atau
dalam keadaan lampu terpasang, teramankan dengan baik dari
kemungkinan sentuhan.
 Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu,
lembab, sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung
bahan korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang
sederajat. Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas, bagian
luar fiting lampu yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi, harus selalu
terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat.
 Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang mudah
terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian rupa sehingga
bagian yang bersuhu lebih dari 90 tidak berhubungan dengan bahan yang
mudah terbakar itu.
 Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang mudah
terbakar atau meledak harus dipasang dalam armatur penerangan yang
kedap debu.
 Lampu untuk penerangan luar dan dalam ruang dengan tetes air harus
kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang kedap
tetesan.
 Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang
dengan rapi. Diameter kawat harus minimum 0,75 mm2
dan sedemikian rupa sehingga kabel bebas dari gaya tarik
dan kerusakan mekanik yang mungkin terjadi. Perkawatan
yang berlebihan harus dihindarkan. Kabel harus dipasang
sedemikian rupa sehingga bebas dari pengaruh suhu yang
melebihi kemampuannya.
 Armatur harus terbuat dari logam, atau bahan lain yang
diizinkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga terjamin
kekuatan dan kekokohan mekaniknya. Pipa dan tempat
masuknya harus dibuat sedemikian rupa sehingga kabel
dapat dengan mudah dipasang dan dikeluarkan tanpa ada
kemungkinan terjadinya kerusakan pada bahan isolasi
atau putusnya hubungan kabel.
 Konstruksi rumah armatur yang tertanam tidak boleh
menggunakan solder.
 Lampu randah dan lampu lantai boleh dihubungkan
dengan kabel berselubung karet yang diizinkan
bila pengawatannya ditempatkan bebas dari panas lampu.
 Stop kontak
 Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai,
apabila kurang dari 150 cm harus dilengkapi
tutup.
 Mudah dicapai tangan.
 Di pasang sedemikian rupa, sehingga
penghantar netralnya berada disebelah kanan
atau di sebelah bawah.
 Saklar
 Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
 Dekat dengan pintu dan mudah dicapai
tangan/sesuai kondisi tempat.
 Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila
pemasangan lebih dari satu.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

7 latihan soal Instalasi Listrik
7 latihan soal Instalasi Listrik7 latihan soal Instalasi Listrik
7 latihan soal Instalasi ListrikSimon Patabang
 
12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arresteradiskurnia std
 
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduhKabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduhTrisakti University
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XIIKisi kisi soal ulangan TITL kelas XII
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XIIEko Supriyadi
 
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahAbdyGail
 
Proses bisnis menyeluruh di bidang industri ketenagalistrikan.pptx
Proses bisnis menyeluruh di bidang industri ketenagalistrikan.pptxProses bisnis menyeluruh di bidang industri ketenagalistrikan.pptx
Proses bisnis menyeluruh di bidang industri ketenagalistrikan.pptxAmirotusSholihati1
 
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhlaporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhsintaKikiAprilia
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombangayu purwati
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa TimurDANA KHOIRIL HUDA
 

Mais procurados (20)

GARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KVGARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
 
7 latihan soal Instalasi Listrik
7 latihan soal Instalasi Listrik7 latihan soal Instalasi Listrik
7 latihan soal Instalasi Listrik
 
Jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengahJaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
 
6 wiring diagram
6 wiring diagram6 wiring diagram
6 wiring diagram
 
12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester
 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
 
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduhKabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
 
Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
 
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLTSALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
 
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XIIKisi kisi soal ulangan TITL kelas XII
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII
 
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
 
Proses bisnis menyeluruh di bidang industri ketenagalistrikan.pptx
Proses bisnis menyeluruh di bidang industri ketenagalistrikan.pptxProses bisnis menyeluruh di bidang industri ketenagalistrikan.pptx
Proses bisnis menyeluruh di bidang industri ketenagalistrikan.pptx
 
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
 
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhlaporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
 
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
 

Semelhante a Ipl materi 1.2

03 bab iii_instalasi_pemanfaatan_listrik_sesuai_puil_2000
03 bab iii_instalasi_pemanfaatan_listrik_sesuai_puil_200003 bab iii_instalasi_pemanfaatan_listrik_sesuai_puil_2000
03 bab iii_instalasi_pemanfaatan_listrik_sesuai_puil_2000ibnu imron
 
Instalasi listrik domestik
Instalasi listrik domestikInstalasi listrik domestik
Instalasi listrik domestikUbud Alvian
 
Workshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdf
Workshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdfWorkshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdf
Workshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdfBaderGeti
 
Komponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikKomponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikErdhikapradigma
 
Metode instalasi listrik dasar
Metode instalasi listrik dasarMetode instalasi listrik dasar
Metode instalasi listrik dasardwihary
 
INSTALASI_LISTRIK_SEDERHANA.pptx
INSTALASI_LISTRIK_SEDERHANA.pptxINSTALASI_LISTRIK_SEDERHANA.pptx
INSTALASI_LISTRIK_SEDERHANA.pptxronald760926
 
Presentasi Mekanikal Elektrikal SKK Jenjang 8
Presentasi Mekanikal Elektrikal SKK Jenjang 8Presentasi Mekanikal Elektrikal SKK Jenjang 8
Presentasi Mekanikal Elektrikal SKK Jenjang 8ssuser13ac8a
 
Materi 2_Komponen Instalasi Tenaga Listrik 1 Phasa.pptx
Materi 2_Komponen Instalasi Tenaga Listrik 1 Phasa.pptxMateri 2_Komponen Instalasi Tenaga Listrik 1 Phasa.pptx
Materi 2_Komponen Instalasi Tenaga Listrik 1 Phasa.pptxvikyarya1
 
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptxfdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptxArturrrSebas
 
Materi 2 Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
Materi 2   Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTXMateri 2   Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
Materi 2 Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX5h4r3
 
materi-2trainingikr-gftthmitrapt-160318024706.pdf
materi-2trainingikr-gftthmitrapt-160318024706.pdfmateri-2trainingikr-gftthmitrapt-160318024706.pdf
materi-2trainingikr-gftthmitrapt-160318024706.pdfFadkhuliSholihFahmi
 
pedoman tes dan komisioning.pdf
pedoman tes dan komisioning.pdfpedoman tes dan komisioning.pdf
pedoman tes dan komisioning.pdfAryaHenang
 
5 Komponen Instalasi Listrik
5  Komponen Instalasi Listrik5  Komponen Instalasi Listrik
5 Komponen Instalasi ListrikSimon Patabang
 
Bagian 7 penghantar dan pemasangannya
Bagian 7 penghantar dan pemasangannyaBagian 7 penghantar dan pemasangannya
Bagian 7 penghantar dan pemasangannyaZeba Rofalyanto
 

Semelhante a Ipl materi 1.2 (20)

03 bab iii_instalasi_pemanfaatan_listrik_sesuai_puil_2000
03 bab iii_instalasi_pemanfaatan_listrik_sesuai_puil_200003 bab iii_instalasi_pemanfaatan_listrik_sesuai_puil_2000
03 bab iii_instalasi_pemanfaatan_listrik_sesuai_puil_2000
 
Instalasi listrik domestik
Instalasi listrik domestikInstalasi listrik domestik
Instalasi listrik domestik
 
Workshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdf
Workshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdfWorkshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdf
Workshop-Instalasi-Penerangan-Listrik-Jobsheet-4.pdf
 
KBM ITL 3.16.ppt
KBM ITL 3.16.pptKBM ITL 3.16.ppt
KBM ITL 3.16.ppt
 
Komponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikKomponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrik
 
Metode instalasi listrik dasar
Metode instalasi listrik dasarMetode instalasi listrik dasar
Metode instalasi listrik dasar
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
INSTALASI_LISTRIK_SEDERHANA.pptx
INSTALASI_LISTRIK_SEDERHANA.pptxINSTALASI_LISTRIK_SEDERHANA.pptx
INSTALASI_LISTRIK_SEDERHANA.pptx
 
Presentasi Mekanikal Elektrikal SKK Jenjang 8
Presentasi Mekanikal Elektrikal SKK Jenjang 8Presentasi Mekanikal Elektrikal SKK Jenjang 8
Presentasi Mekanikal Elektrikal SKK Jenjang 8
 
Materi 2_Komponen Instalasi Tenaga Listrik 1 Phasa.pptx
Materi 2_Komponen Instalasi Tenaga Listrik 1 Phasa.pptxMateri 2_Komponen Instalasi Tenaga Listrik 1 Phasa.pptx
Materi 2_Komponen Instalasi Tenaga Listrik 1 Phasa.pptx
 
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptxfdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
fdokumen.com_instalasi-penerangan-5685e91a60cff.pptx
 
Materi 2 Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
Materi 2   Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTXMateri 2   Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
Materi 2 Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
 
materi-2trainingikr-gftthmitrapt-160318024706.pdf
materi-2trainingikr-gftthmitrapt-160318024706.pdfmateri-2trainingikr-gftthmitrapt-160318024706.pdf
materi-2trainingikr-gftthmitrapt-160318024706.pdf
 
pedoman tes dan komisioning.pdf
pedoman tes dan komisioning.pdfpedoman tes dan komisioning.pdf
pedoman tes dan komisioning.pdf
 
Bab 5 word
Bab 5 wordBab 5 word
Bab 5 word
 
Wiring
WiringWiring
Wiring
 
Wiring
WiringWiring
Wiring
 
5 Komponen Instalasi Listrik
5  Komponen Instalasi Listrik5  Komponen Instalasi Listrik
5 Komponen Instalasi Listrik
 
Bagian 7 penghantar dan pemasangannya
Bagian 7 penghantar dan pemasangannyaBagian 7 penghantar dan pemasangannya
Bagian 7 penghantar dan pemasangannya
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT
JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLTJARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT
JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT
 

Último

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 

Último (20)

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Ipl materi 1.2

  • 1. PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN 3 FASA SESUAI PUIL Oleh ibu Dwi Hani Nurhayati
  • 2. A. Mendeskripsikan pengertian PUIL untuk instalasi penerangan B. Mendeskripsikan fungsi dan tujuan dari PUIL untuk instalasi penerangan C. Mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan karena instalasi penerangan tidak sesuai PUIL D. Menganalisis perbedaan instalasi penerangan 1 fasa dan 3 fasa E. Mengidentifikasi ketentuan-ketentuan komponen- instalasi penerangan 3 fasa yang sesuai dengan PUIL F. Mendeskripsikan prosedur pemasangan instalsi penerangan 3 fasa sesuai dengan PUIL
  • 3.  BEBAN LISTRIK ADALAH SUATU PERALATAN YANG TERKONEKSI DEGAN SISTEM DAYA SEHINGGA MENGKONSUMSI ENERGI LISTRIK.  BEBAN LISTRIK DAPAT BERUPA KOMPONEN- KOMPONEN ELRKTRONIK (INDUKTOR, RESISTOR, DSB), PESAWAT ELEKTRONIK (RADIO, TELEVISI, DSB), ATAUPUN PESAWAT LISTRIK (LAMPU, SETRIKA LISTRIK, POMPA AIR, DSB)
  • 4.  INSTALASI 1 FASA instalasi listrik yang menggunakan dua kawat penghantar yaitu 1 kawat phasa dan 1 kawat 0 (netral).  INSTALASI 3 FASA  Listrik 3 phasa adalah instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat phasa dan satu kawat 0 (netral) atau kawat ground.
  • 5.  listrik 3 phasa yang banyak digunakan Industri atau pabrik bertegangan 380V.  Ada 2 macam tegangan listrik dalam sistem 3 phasa ini, yaitu :  Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage line to line).  Tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to netral).
  • 6.  Pada PUIL tahun1964, 1977 dan 1987 kepanjangan dari PUIL adalah  Peraturan Umum Instalasi Listrik,  2000, direvisi menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik  Standar Internasional;  IEC (International Electrotechnical Commission)  NEC (National Electric Code)  VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker)  SAA (Standards Association Australia).
  • 7.  Bagian 1 dan Bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar  Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan  Bagian 4 tentang Perancangan instalasi listrik,  Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik  Bagian 6 tentang Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHB) serta komponennya  Bagian 7 tentang Penghantar dan pemasangannya  Bagian 8 tentang Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus  Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik
  • 8. 1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik. 2. Terjamin keselamatan manusia. 3. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya. 4. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik. 5. Terjamin perlindungan lingkungan. 6. Tercapai tujuan pencahayaan, yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyama
  • 9.
  • 10. 1. Semua kabel yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji. 2. Kabel yang dipasang : a. Harus memiliki standar atau tanda sertifikasi (SNI atau standar lain yang diberlakukan) dan tanda pengenal lain dipermukaannya, sepanjang kabel tersebut sesuai dengan ketentuan standar. b. Tidak cacat dan tidak rusak. 3. Jenis kabel yang dipilih dan dipasang harus sesuai dengan penggunaannya, sebagaimana disebut dalamrancangan instalasi dan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000 : a. Kabel instalasi dalamgedung memiliki warna selubung putih/ abu-abu. b. Kabel tanah tegangan pengenal 600 sampai 1000 Volt, memiliki warna selubung hitam.
  • 11. c. Kabel udara tegangan pengenal 600 Volt sampai 1000Volt, memiliki warna selubung hitam. d. Kabel tegangan menengah/ tinggi tegangan pengenal di atas 1000 Volt, memiliki warna selubung merah. 4. Kabel yang dipilih dan dipasang harus memiliki ukuran memenuhi persyaratan sesuai dengan beban, sebagaimana tersebut dalam rancangan instalasi. 5. Kabel yang akan dipasang harus dipilih sedemikian, sehingga jumlah dan warna isolasinya sesuai dengan rancangan instalasi dan persyaratan PUIL 2000, yaitu : a. Warna biru untuk penghantar netral. b. Warna loreng untuk penghantar pembumian. c. Warna merah untuk fasa R. d. Warna kuning untuk fasa S. e. Warna hitam untuk fasa T.
  • 12. KETENTUAN PUIL UNTUK FITING LAMPU: FITING LAMPU DIPASANG DENGAN CARA MENGHUBUNGKAN KONTAK DASARNYA PADA PENGHNATAR FASA DAN KONTAK LUARNYA PADA PENGHANTAR NETRAL
  • 13. KETENTUAN PUIL UNTUK KOTAK KONTAK 1. Kotak kontak untuk fasa tunggal, baik yang berkutub dua maupun tiga harus dipasang sehingga kutub netralnya ada disebelah kanan atau disebalah bawah kutub tegangan 2. Tinggi pemasangan dari lantai yakni berjarak 1,5 m dari lantai
  • 14.
  • 15. 1. Penataan PHB. 2. Ruang pelayanan. lorong, dan emper untuk lalu lintas. 3. Penandaan. 4. Pemasangan sakelar masuk. 5. Pemasangan sakelar keluar pada sirkit keluar PHB pada kondisi tertentu. 6. Pengelompokan perlengkapan sirkit. 7. Penempatan pengaman lebur, sakelar dan rel. 8. Pemasangan pemisah. 9. Jarak udara minimum.
  • 16. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMASANGAN INSTALASI FASA A. Urutan Fasa R, S, T dipasang tidak boleh terbalik. B. Pembagian Jumlah beban tiap fasa harus seimbang C. Pemasangan gawai pengaman tidak boleh melebihi KHA kabel yang diamankan
  • 17.
  • 18.
  • 19. 1. Kabel SR 4x16 mm milik PLN memiliki ciri atau kode khusus sebagai penentu RST dan N. Jika di raba dengan jari kabel SR memiliki sirip/ garis halus di sepanjang kabel. Kabel SR (satu garis adalah R, dengan ciri dua sirip adalah S, dengan ciri tiga garis adalah T dan polos tanpa ada garis pada kulit kabel adalah N) 2. Pasangkan sepatu kabel pada ke empat ujung kabel SR dan bautkan ke masing masing Plat Konduktor pada Panel Listrik 3 phase. 3. Pasangkan kabel RSTN dari plat konduktor sebagai Input arus listrik tiga phase ke stand meter atau meteran listrik. 4.Lubang Ganjil pada KWH 3 phasa adalah Input (Arus Masuk) dan Lubang Genap adalah Output (Arus Keluar).
  • 20. 5. Kabel Output RST dari kwh di hubungkan pada MCB 3 Phase sebelum akhirnya di aplikasikan ke instalasi gedung/Panel Listrik dalam Gedung. 6. Output N (Netral) di hubungkan ke Plat Konduktor sebelum di hubungkan ke panel dalam gedung. 7. Plate konduktor itu sendiri di fungsikan sebagai penghantar arus listrik yang aman dan tahan terhadap panas. 8. Terakhir Pasangkan Modem kwh 3 phase sesuai petujuk gambar yang tertera pada kotak pembungkus modem. Jenis modem yang berbeda biasanya juga berbeda cara koneksinya. Rangkaian modem kwh di atas hanya sebagi contoh saja. Modem itu sendiri di fungsikan sebagai pembaca dan pengirim data kinerja kwh ke kantor PLN.
  • 21. A. Kabel  Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda (misalnya NYM) yang terdiri atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan penampang tiap intinya minimum 1,5 mm2.  Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan penyambungan yang baik.  Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm2.  Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang secara permanen di dalam rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm2, berapapun jumlah daya listrik yang terpasang dan hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A
  • 22.  Lampu  Armatur penerangan, fiting lampu, lampu, dan roset harus dibuat sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian yang terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau penggantian lampu, atau dalam keadaan lampu terpasang, teramankan dengan baik dari kemungkinan sentuhan.  Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu, lembab, sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat. Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas, bagian luar fiting lampu yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi, harus selalu terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat.  Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang mudah terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian rupa sehingga bagian yang bersuhu lebih dari 90 tidak berhubungan dengan bahan yang mudah terbakar itu.  Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang mudah terbakar atau meledak harus dipasang dalam armatur penerangan yang kedap debu.  Lampu untuk penerangan luar dan dalam ruang dengan tetes air harus kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang kedap tetesan.
  • 23.  Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang dengan rapi. Diameter kawat harus minimum 0,75 mm2 dan sedemikian rupa sehingga kabel bebas dari gaya tarik dan kerusakan mekanik yang mungkin terjadi. Perkawatan yang berlebihan harus dihindarkan. Kabel harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari pengaruh suhu yang melebihi kemampuannya.  Armatur harus terbuat dari logam, atau bahan lain yang diizinkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga terjamin kekuatan dan kekokohan mekaniknya. Pipa dan tempat masuknya harus dibuat sedemikian rupa sehingga kabel dapat dengan mudah dipasang dan dikeluarkan tanpa ada kemungkinan terjadinya kerusakan pada bahan isolasi atau putusnya hubungan kabel.  Konstruksi rumah armatur yang tertanam tidak boleh menggunakan solder.  Lampu randah dan lampu lantai boleh dihubungkan dengan kabel berselubung karet yang diizinkan bila pengawatannya ditempatkan bebas dari panas lampu.
  • 24.  Stop kontak  Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus dilengkapi tutup.  Mudah dicapai tangan.  Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah kanan atau di sebelah bawah.
  • 25.  Saklar  Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.  Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.  Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.