Masterplan Transportasi Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 membahas rencana pengembangan transportasi perkotaan di Kota Tangerang Selatan untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas dan meningkatkan kualitas pelayanan transportasi umum. Rencananya meliputi pembangunan jaringan bus rapid transit, pengembangan terminal terpadu, serta peningkatan infrastruktur jalan.
2. 2
Penggunaan kendaraan pribadi sangat tinggi, terutama sepeda
motor. Berdasarkan proporsi kendaraan yang melalui 28 ruas jalan
utama yang ada di Tangerang Selatan, kendaraan pribadi sebesar
90,95%, kendaraan umum 3,60% dan kendaraan barang 5,45%.
Kinerja angkutan umum perkotaan (ANGKOT), berada dibawah
standar pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat antara lain
tidak ada kepastian, kendaraan tidak nyaman, rute trayek tidak
efisien.
Kemacetan lalu lintas semakin banyak. Data sampai dengan tahun
2012, terdapat 60 titik rawan macet di Kota Tangerang Selatan,
pada tahun 2014 masih terdapat 25 titik kemacetan.
Pergerakan komuter ke Jakarta sangat tinggi. Berdasarkan survey
dan pengolahan data O-D Nasional Tahun 2011, pergerakan 32.515
orang per hari.
Sebagai wilayah pemekaran baru, maka sistem jaringan jalan yang
terbentuk belum menunjukkan konsep hirarki yang tegas. Namun
demikian rencana kearah itu sudah ada dengan penetapan sistem
jaringan jalan “CIRCLE” dan “POROS” Kota Tangerang Selatan
dalam RTRW.
3. 3
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 65);
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWP, RTRWK;
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 96);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2010 Tentang RPJMN 2010 -2014;
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang Selatan
Tahun 2012-2031.
4. 4
MISI
1) Meningkatnya kualitas SDM yang mengelola transportasi di perkotaan Tangerang
Selatan.
2) Meningkatnya jaringan pelayanan transportasi perkotaan Tangerang Selatan.
3) Meningkatnya jaringan prasarana transportasi perkotaan Tangerang Selatan.
4) Tercapainya keseimbangan lalu lintas perkotaan menuju lalu lintas
di perkotaan Tangerang Selatan yang aman, tertib, dan lancar.
5) Terjangkaunya biaya perjalanan “user cost” di kawasan Perkotaan
Tangerang Selatan.
VISI
Jaringan transportasi perkotaan bertumbuh, merata dan terpadu, menuju
pembangunan transportasi perkotaan berkelanjutan berwawasan lingkungan
(enviromentally sustainable transport).
5. 5
- 10,000 20,000 30,000 40,000
DKIJakarta
Bogor
Bekasi
Kota Bogor
Kota Bekasi
Kota Depok
Tangerang
Kota Tangerang
ORANG/HARI
ORANG/HARI
TAHUN 2012
7. 7
Penerapan strategi atas kebijakan yang ditetapkan dalam
pengembangan jaringan transportasi perkotaan Tangerang Selatan
dan sekitarnya, terdiri atas 2 (dua) strategi yaitu :
1.Penguatan peran simpul transportasi perkotaan baik terminal -
stasiun KA dalam menopang kegiatan ekonomi perkotaan Tangerang
Selatan.
2.pengembangan inovasi pelayanan transportasi perkotaan berbasis
IT guna menjamin ketepatan waktu dan kenyamanan pengguna jasa
transportasi.
8. 8
1. Program pelatihan sumber daya manusia pengelola transportasi perkotaan.
2. Program pengembangan jaringan jalan perkotaan.
3. Program peningkatan pengendaliaan persimpangan.
4. Program pengembangan terminal terintegrasi.
5. Program peningkatan dan pengembangan layanan angkutan umum.
6. Program pengendaliaan penggunaan angkutan pribadi.
7. Program pengembangan fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan perkotaan.
8. Program pengelolaan dan pengendaliaan angkutan barang.
9. Program pengembangan teknologi informatika.
10. Program pengembangan kerjasama dengan pihak lain.
9. 10
Terminal Pondok Cabe - Jl. Agus Salim -
Jl. RE Martadinata-UIN Ciputat -
Jl.Ir. H Juanda (Integrated dengan APTB
Ciputat-Kota) - Jl. WR Supratman - Bintaro
Plasa Mixed Used - Terminal Intermoda
Pondok Ranji (integrated dengan KA ke
Jakarta) PP. (12,4 km)
Koridor 1
Terminal Pondok Cabe - Jl. Agus Salim -
Jl. RE Martadinata - Jl. Pajajaran -
Jl. Siliwangi - Kampus ITI - Jl. Raya
Puspiptek - Jalan Taman Tekno -
Jl.Buaran Rawa Buntu - Terminal
Intermoda Rawabuntu (integrated
dengan KA ke Jakarta) PP. (18,8 km)
Koridor 2
Penyelenggaraan angkutan umum massal (BRT CIRCLE LINE TANGSEL), yang meliputi
8 (delapan) koridor yaitu :
10. 11
Terminal Intermoda Rawabuntu - Jl.
Kapten Subiyanto - Jl. Pahlawan Seribu
- Jl. Raya Serpong - Jl. Boulevard Alam
Sutera - Mall Sogo Alam Sutera
(integrated rencana Bus Lane Sogo-
Bandara)PP, (12,4 km)
Koridor 3
Mall Sogo Alam Sutera - Jl. Bayangkara-
Jl. Graha Utama Raya - Jl. Boulevard
Bintaro ROW 50 - Bintaro Lifestyle-
Terminal Intermoda Jurang Mangu, PP.
(14,5 km)
Koridor 4
Penyelenggaraan angkutan umum massal (BRT CIRCLE LINE TANGSEL), yang meliputi
8 (delapan) koridor yaitu :
12. 14
POLA PERGERAKAN BRT THRUNK LINE TANGSEL PADA KORIDOR 5 S/D 8
Kota Depok
DKI Jakarta
Kota Tangerang
Kab. Tangerang
13. 15
JUMLAH KEBUTUHAN SHELTER / HALTE
CIRCLE TANGSEL
Koridor 1 : 13 unit
Koridor 2 : 19 unit
Koridor 3 : 10 unit
Koridor 4 : 14 unit
Total 56 unit
PENINGKATAN JALAN
Jalan "circle" Tangerang Selatan menjadi minimal 6/2 D (lebar jalur lalu
lintas 21,0 meter)
Jalan "poros" Tangerang Selatan menjadi minimal 4/2 D (lebar jalur lalu
lintas 14,0 meter)
14. 16
1) Koridor 1 : 13 unit
2) Koridor 2 : 19 unit
3) Koridor 3 : 10 unit
4) Koridor 4 : 14 unit
5) Koridor 5 : 8 unit
6) Koridor 6 : 16 unit
7) Koridor 7 : 12 unit
8) Koridor 8 : 12 unit
Total = 104 unit
Pembangunan Halte/Shelter BRT TANGSEL :
15. 19
Restrukturisasi trayek diwilayah Kota Tangerang Selatan dengan
sistem THRUNK LINE dan FEEDER LINE.
1) Rawabuntu-Bandara
2) Pamulang-Muncul-Rawabuntu
3) Lebakbulus-Ciputat-Pamulang (integrated rencana MRT Jakarta)
Pengembangan Monorail di Wilayah Kota Tangerang Selatan