SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 93
Baixar para ler offline
SEDIAAN SUSPENSI




            Oleh :
    Tristiana Erawati M.
            2007
PUSTAKA :
1. Remington,2000, The Science and Practice of Pharmacy,
   28th ed, Philadelphia, pp 316 -322, 335 – 355
2. Lieberman H.A., Rieger M.M., Banker G.S., 1989,
   Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System, Vol. 2,
   Marcel Dekker Inc., New York, pp 231- 261, 265 – 314 ,
   317 - 333
3. Lieberman H.A., Rieger M.M., Banker G.S., 1996,
   Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System, Vol. 1,
   Marcel Dekker Inc., New York, pp 17-50, 153-207, 211-
   281, 287-312
4. Aulton M.E., 1996, Pharmaceutics: The Science of
   Dosage Form Design, Churchill Livingstone, New York.
   pp 269-281
DEFINISI

SUSPENSI

Sistim dua fase, satu fase terdistribusi/ terdispersi sebagai
partikel (padat) didalam fase kedua atau fase kontinyu
(cair). Fase terdispersi disebut sebagai fase dalam
sedangkan fase kontinyu disebut sebagai fase luar (ukuran
partikel fase terdispersi 0,5 μm atau lebih)



                SEDIAAN SUSPENSI ?
Pembagian Sed. Suspensi Berdasarkan cara Penggunaan

1. Oral Aqueous Suspensions
2. Dry Syrup/For Oral Suspensions/Reconstituable Suspensions
3. Topical Suspensions


   Beberapa alasan bahan aktif diformulasi bentuk Suspensi
   1. Beberapa orang sulit menelan obat bentuk tablet atau
      kapsul
   2. Sukar larut dalam air
   3. Dalam bentuk terlarut berasa pahit
   4. Lebih stabil secara kimia daripada bentuk terlarut
   5. Lebih siap secara bioavailabilitas daripada bentuk
      tablet atau kapsul
Karakteristik fisik suspensi yang baik
  1. Suspensi harus tetap homogen sampai batas waktu
     tertentu minimal antara waktu pengocokan dalam wadah
     sampai dituang untuk sejumlah dosis yang diperlukan
  2. Endapan yang terbentuk pada saat penyimpanan harus
     mudah diredispersi dengan pengocokan yang tidak
     terlalu kuat
  3. Suspensi kemungkinan memerlukan pengental untuk
     mengurangi kecepatan pengendapan dari partikel.
     Viskositas tidak boleh terlalu tinggi sehingga sulit
     dipindahkan dari wadah ke alat penakar (sendok dll)
  4. Partikel yang tersuspensi harus kecil dan uniform untuk
     mendapatkan sediaan yang hasul, aseptabel dan bebas
     dari gritty texture (berpasir)
PREFORMULATION

Pada tahap awal formulator harus mengetahui sifat
fisikokimia dari bahan aktif

      Organoleptis, kemurnian, ukuran partikel,
      bentuk dan surface area, muatan static,
      kelarutan, kecepatan melarut, koefisien
      partisi, konstanta ionisasi, sifat kristal dan
      polimorf, stabilitas kimia dan fisika,
      stabilitas padat dan dalam air, densitas
      absolut dan bulk, hygraskopisitas, flow
      ability, excipient compatibility
FORMULASI SUSPENSI
A. Kontrol ukuran partikel
     Ukuran partikel bahan aktif harus halus, bila
     ukuran partikel > 5μm gritty texture
     Ukuran partikel suspensi dapat berubah/
     bertambah besar dari pada saat produksi/
     fabrikasi karena adanya perubahan kelarutan
     bahan aktif akibat suhu.
     Parasetamol, makin meningkat suhu maka
     kelarutan makin tinggi sedangkan pada
     penurunan suhu terjadi rekristalisasi tumbuh
     kristal
B. Bahan Tambahan

Pertimbangan pemilihan bahan tambahan
              1.   Compatibility with the drug
              2.   Stability at a specific pH and temperature
              3.   Compatibility with other adjuvant
              4.   Cost


Jenis bahan tambahan

1. DISPERSING AGENT :
  wetting agent, deflocculating or true dispersing
  agent, protective colloid, inorganic electrolyte
1.1. Wetting agent
 • Solvent     : (dapat sbg wetting agent alkohol), gliserin,
                 propilen glikol, polietilen glikol

 • Surfaktan :
    Anionik : sodium lauryl sulphate (SLS), dioctyl sodium
                sulphosuccinate (docusate sodium)
    Non ionik : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span)

   Penggunaan surfaktan sbg wetting agent sampai 0,1%

    oral       : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span)
    topikal    : sodium lauryl sulphate, dioctyl sodium
                 sulphosuccinate

   Kerugian surfaktan :    foam, deflocculated system
LANDASAN TEORI WETTING:


Tahap kritis pembuatan sediaan suspensi adalah
pencampuran partikel padat kedalam pembawa yaitu
pembasahan partikel padat untuk mendapatkan dispersi
yang stabil



      Pembasahan (wetting) partikel padat adalah
      pengusiran udara pada permukaan partikel
      oleh cairan
a. Proses pembasahan melibatkan surfaces and interfaces


      Umumnya serbuk yang sedikit
      lyophobic/hydrophobic tidak menimbulkan
      banyak masalah dan mudah dibasahi


      Sedangkan serbuk yang sangat lyophobic/
      hydrophobic dapat mengambang dipermukaan
      pembawa air karena besarnya energi interfasial
      antara serbuk dan pembawa
Spreading wetting
     Cairan yang kontak dengan substrat/zat padat menyebar
     dan menggantikan udara di permukaan substrat/zat padat.
     Bila cairan menggantikan kedudukan seluruh udara dari
     permukaan, maka dikatakan cairan membasahi permukaan
     dengan sempurna



Spreading coefficient :

         SL/S = ‫ץ‬SA - ( ‫ץ‬SL + ‫ץ‬LA )

        Cairan menyebar secara spontan bila nilai SL/S positif
‫ץ‬LA
                  Udara (A)
                                                 Cairan
                                                 (L)
        ‫ץ‬SA                                               ‫ץ‬SL
                        B        C

                       Substrat (S)
                  Gambar : Spreading wetting

(L) cairan, menyebar dari C ke B menutupi area A

‫ץ‬SA : energi bebas interfacial per unit area dari substrat dlm
      keseimbangan dgn cairan-udara jenuh diatasnya
‫ץ‬LA : energi bebas interfacial per unit area dari cairan dlm
      keseimbangan dgn cairan-udara jenuh
‫ץ‬SL : energi bebas interfacial per unit area dari interface
      cairan/substrat
Hubungan antara energi bebas permukaan vs energi
bebas dari sistem


Energi bebas permukaan dari sistem berkurang,
sejalan dengan berkurangnya area intarface substrat/udara
= A X ‫ץ‬SA


Pada saat yang sama energi bebas dari sistem bertambah
karena bertambahnya interface cairan/substrat dan cairan/udara
= A X ‫ץ‬SL
b. Critical Surface Tension :
Umumnya surface tension cairan sama atau lebih kecil dari
critical surface tension partikel padat spreads readily
Dengan diketahuinya critical surface tension dari partikel padat
  membantu pemilihan wetting agent.
Bahan yang memiliki CST dibawah 30 dynes/cm2 memerlukan
wetting agent

                  CST beberapa serbuk :
                       Sulfadiasin          33
                       Aspirin              32
                       Asam salisilat       31
                       Sulfur               30
                       Magnesium stearat    22
c. Contact angle
     Contact angle (sudut kontak), adalah sudut
     yang terbentuk oleh cairan bila berada pada
     keseimbangan dengan fase lain.
     Tetesan cairan pada saat berhenti diatas
     bahan padat adalah bentuk yang dihasilkan
     oleh kontrol tiga gaya yaitu, surface
     tension dari cairan, surface tension dari zat
     padat dan interfacial tension antara cairan
     dan zat padat.

     Nilai sudut kontak digunakan untuk
     mengevaluasi wetting properties
Efek Surfaktan Terhadap Tegangan Permukaan
              Dan Sudut Kontak

     Concentration
                     γ SL          θ
       (m X 106)
          1.0        60.1        120o
          3.0        49.8        113o
          5.0        45.1        104o
          8.0        40.6         89o
         10.0        38.6         80o
         12.0        37.9         71 o
         15.0        35.0         63o
         20.0        32.4         54o
         25.0        29.5         50o
Rumus Young :

        ‫ץ‬S = ‫ץ‬L/S + ‫ץ‬L cos θ

                ‫ץ‬S : surface tension of solid
                ‫ץ‬L/S : interfacial tension of liquid/solid
                ‫ץ‬L : surface tension of liquid
                θ   : contact angle

                                  ‫ץ‬S - ‫ץ‬L/S
                      Cos θ = -------------
                                       ‫ץ‬L
                    Cos θ = 1         pembasahan sempurna
Pada proses pembasahan terjadi :
       - penurunan tegangan permukaan cairan
       - penurunan tegangan interfacial cairan/zat padat


                 Modifikasi pembasahan dengan surfaktan
                 Penambahan surfaktan ke dalam air akan
                 menurunkan tegangan permukaan air dan
                 tegangan interfasial air/zat padat sehingga
                 menghasilkan nilai koefisien penyebaran
                 yang positif

                 Bila zat padat porus atau bila surfaktan ter
                 adsorpsi pada interface zat padat/cairan
                    penurunan wetting
Untuk mempercepat pemilihan surfaktan (1940)

         Hydrophile-lipophile-Balance (HLB) system

            Surfaktan dengan HLB rendah lebih larut dlm minyak
            Surfaktan dengan HLB tinggi lebih larut dlm air


            Surfaktan yg menurunkan tengangan permukaan air
            dibawah 30 dyne/cm2    pembasahan spontan



            untuk wetting agent surfaktan yang
            sesuai dengan HLB 7-9
Perhatian pada pemilihan surfaktan
1. Compatible
2. Should be used in minimum amount necessary
3. Excessive amount may lead to foaming, solubilization,
   unpleasant taste and odor


• Hydrophilic colloids sebagai pembasah:
   Acasia, bentonite, tragacanth, alginate, cellulose derivate
   protective colloids, membungkus partikel padat hydrophobic
   dengan cara multimolecular layer

   Kerugian :   deflocculated system terutama pada
                konsentrasi rendah
                                                     Hal 12 bawah
1.2. Deflocculating or true dispersing agent

      Polymerized organic salts of sulfonic acid (aryl-alkyl)
         polyelectrolyte
      (kurang aman untuk penggunaan internal)

      Yang banyak digunakan : lecithin


1.3. Protective colloid
   Increase strength of double layer through hydrogen
   bounding, reduce molecular interaction     aid in dispersion

                                                        Hal 14 atas
2. ZETA POTENTIAL

  Electrical charges, terbentuk pada partikel yang tersuspensi
  oleh karena ionisasi pada permukaan zat padat, adsopsi
  molekul surfaktan pada permukaan zat padat atau adsorpsi
  elektrolit yang terlarut oleh permukaan zat padat



 Muatan partikel akan meningkatkan potensial permukaan,
 Potensial permukaan akan turun menjadi nol bila ada counter
 ions dalam fase luar. Lokasi muatan permukaan disebut
 electrical double layer, dimana lapisan pertama terikat kuat
 pada permukaan zat padat dan lapisan kedua lebih bebas
a          b                    c                           d
          +     -             -       -           -       -       -
          +
          +          - -          +           -       +       +
          +    -                                  -       -       -
          +      -            -
          +    -          +               - -         +       +
          a’         b’                   c’                          d’
Gambar : electrical double layer pada permukaan antara dua
          fase, memperlihatkan distribusi ion-ion. Sistem
          keseluruhan adalah electro-neutral.



 Zeta potential adalah perbedaan potensial antara permukaan
 lapisan ion-ion yang terikat kuat pada permukaan zat padat
 dan bagian electroneutral dari larutan
Bila zeta potential relative tinggi 25 mV atau lebih,
  partikel terdispersi deflocculated
  Sebaliknya bila zeta potential relativ rendah dibawah
  25 mV, partikel bergabung flocculated



3. AGGREGATION and CAKING

Suspensi adalah sistem yang secara termodinamik tidak
stabil, bila tidak dikocok dalam waktu yang lama,
partikel-partikel mengalami agregasi, penghendapan
kadang-kadang caking
Caking merupakan salah satu masalah yang sangat
sulit yang harus diatasi pada saat formulasi suspensi


   Caking tidak dapat diatasi hanya dengan pengecilan
   ukuran partikel dan peningkatan viskositas medium


   Caking dapat diatasi dengan flokulasi, yaitu apabila
   partikel bergabung dengan ikatan yang lemah dan
   longgar.
   Partikel yang terflokulasi cepat mengendap,
   membentuk volume endapan yang besar tetapi mudah
   diredispersi
Teori DLVO (Derjaguin, Landau, Verwey, Overbeek)


     VT = VR + VA

                VT : total energy interactions
                VR : total repulsive force
                VA : total attractive force

Over-flocculation tidak dikehendaki karena, tumbuh partikel
yang sangat besar, menggangu uniformity, viskositas dan
penampilan sediaan controlled flocculation
4. FLOCCULANT
   Fungsi flokulan adalah menurunkan electrostatic repulsive
   force atau menambah interparticle attraction

   Bahan flukolan : elektrolit, surfaktan atau polymer

Elektrolit
    Efisiensi agregasi meningkat dgn meningkatnya valensi ion,
    efisiensi agregasi ion trivalen > divalen > monovalen

   Garam dan anionik surfaktan      flocculated suspension

    Efisiensi flukulan ammonium klorid > kalium klorid >
    sodium klorid
Inorganic electrolyte

        Murah tetapi kurang efektif,
        Efektifitas dipengaruhi valensi dari elektrolit



             Contoh :
               trisodium phosphate
               aluminum potassium sulfate (alum)
               aluminum chloride
               sodium chloride
Surfaktan
   Ionik dan nonionik surfaktan
   Efek flokulasi oleh surfaktan tergantung dari sifat
   fisikokimia dan konsentrasinya

   Surfaktan teradsopsi pada EDL netralisasi atau
   pembalikan muatan penurunan zeta potential


Polimer
   Polimer bekerja sebagai flocculating agent : sebagian
   rantai polimer (rantai hidrokarbon) teradsopsi pada solid-
   liquid interface, dan bagian yang lain (gugus polar) berada
   dalam medium
   Fenomena adsorpsi polimer dipengaruhi, suhu, solvent
   dan permukaan adsorben
5. PENGENDAPAN (Sedimentation)
  Hukum Stokes :
                         d 2 ( ρ – ρo ) g
                    V = -------------------
                                18η

              V = sedimentation velocity
              d = particle diameter
              ρ = particle density
              ρo = medium density
              g = gravitation constant
              η = viscosity of continuous external phase
Stabilitas fisik suspensi :
    Dapat ditingkatkan    :
    1. Meningkatkan viskositas medium dispersi
    2. Mengecilkan ukuran partikel terdispersi
    3. Mengurangi perbedaan berat jenis partikel dan medium
       dispersi. Dapat dilakukan dengan meningkatkan densitas
       cairan dengan menambahkan poliol a.l. gliserin, sorbitol

6. RHEOLOGY
     Pemilihan tipe aliran sediaan tergantung pada stabilitas
     sistem dan kemudahan penggunaan

     Newtonian atau non-Newtonian (psuedoplastic,
     plastic, thixotropic,dilatan)
Pseudopastic :
   Shear stress meningkat hambatan mengalir berkurang
   sediaan lebih encer ( koloid, larutan polimer)

Plastic :
    Pada shear stress yang rendah tidak mengalir, sampai
    shear stress sama atau lebih besar dari yield value

Thixotropic :
   Rate of shear tergantung shearing stress yang diberikan

Dilatant :
    Hambatan mengalir meningkat dgn meningkatnya shearing
    stress
                                                     Hal 11 bawah
7. SUSPENDING AGENT/ VISCOSITY MODIFIERS

    Hydrocolloids meningkatkan viscositas air, dengan
    mengikat atau dengan menjebak molekul air diantara
    rantai intertwined macromolecular menghambat
    pergerakan air

    Vinkositas miningkat hambatan sedimentasi
    stabilitas fisik suspensi meningkat


   Hydrocolloids ( 4 katagori), penggunaan sbg
   suspending agent tunggal atau kombinasi
Ideal suspending agent :

1. It should produce a structured vehicle
2. It should have high viscosity al low shear
3. Its viscosity should not be altered by temperature or on
   aging
4. It should be able to tolerate electrolytes and should be
   applicable over a wide pH range
5. It should exhibit yield stress
6. It should be compatible with other formula excipients
7. It should be nontoxic
Carboxypolymethylene (Carbopol/carbomer) = Synthetic
Polymer
      Sintetis, co-polimer dari acrylic acid dan allyl sucrose
      Penggunaan sampai 0,5% umumnya untuk topikal
      grade tertentu dapat digunakan untuk peroral
      Dispersi dlm air bersifat asam, viskositas rendah
      Peningkatan pH 6-11 viskositas tinggi


Colloidal silicon dioxide (Aerosil, Cab-O-Sil)
      Dispersi dlm air    agregat dgn jaring2 tiga dimensi
      Penggunaan sampai 4% untuk sediaan topikal,
      dapat sbg thickening agent pada suspensi non aqueous
Polysaccharides and gums :
  • Acacia gum (gum Arabic)
     Bahan alam, kurang bagus sebagai suspening agent
     perlu jumlah besar, juga sebagi protected colloid,
     biasanya dikombinasi dengan tragacanth

  • Tragacanth
      Menghasilkan sifat thixotrophic dan pseudoplastic,
      sebagai thickening agent lebih baik dari acacia, dapat
      digunakan untuk sediaan peroral atau topikal
     Stabil pada pH 4-7.5 perlu beberapa hari hidrasi
     sempurna setelah didispersikan dalam air mencapai
     viskositas maksimum, viskositasnya dipengaruhi suhu
                                                      Hal 19 bawah
• Alginate, (alginic acid)

   Polimer dari d-mannuronic acid, sebagai suspending
   agent mirip tragacanth. Musilago alginat tidak boleh
   dipanaskan diatas 60oC depolimerisasi
   viskositas menurun.
   Sangat viskus segera setelah pembuatan, menurun
   dan konstan setelah 24 jam. Viskositas maksimum
   pada pH 5-9, pada pH asam presipitasi.
   Sodium alginate (Manucol) : anionik       OTT dengan
   kationik dan logam berat
   Penambahan CaCl2          Ca-alginate   viskositas
   meningkat
• Starch/amilum
          Dikombinasi dengan tragacanth atau Na-CMC.
          Sodium starch glycollate (Explotab, Primojel),
          derivat amilum kentang

Water-soluble cellulose ( cellulose derivate) :
    Menghasilkan larutan koloid yang viskus cocok
    sebagai suspending agent

    • Methylcellulose (Celacol)
       Semisintetis polisakarida, lebih mudah larut dalam
       air dingin dari pada air panas. Didisperikan dalam air
       hangat kemudian didinginkan dengan pengadukan
       yang konstan. Non ionik stabil pada pH 3-11.
       Pemanasan pada 50oC gel
• Hydroxyethylcellulose (Natrosol 250)
    Disukai karena melarut pada air panas maupun
    dingin, pemanasan tidak menyebabkan menjadi gel


• Sodium carboxymethylcellulose (Edifas, Cellosize)
      Na-CMC 50 : 1% larutan = 50 cP ( 50 mPa s)
        larutan jernih dalam air panas dan air dingin,
        anionik,
        stabil pada pH 5-10,
        OTT dengan kation polivalen,
        mengendap pada pH rendah.
        pemanasan pada sterilisasi menurunkan viskositas,

      Penggunaan sbg suspending agent sampai 1%
• Microcrystalline cellulose (Avicel)

        Mudah terdispersi dalam air tetapi tidak larut,
        membentuk gel thixothropic, penggunaan 8-11%
        sebagai protective colloid.


Hydrated silicate (clays) :
       Bentonite, veegum, hectorite
       Hydrasi Mudah, dapat menyerap air 12 kali beratnya
       terutama bila suhu dinaikkan.
       Gel yang terbentuk menghasilkan aliran thixotropic
• Bentonite

   Penggunaan untuk sediaan topikal 2-3%      sediaan
   calamine lotion


• Veegum
   Konsentrasi penggunaan ± 5%,
   stabil pada pH 3.5-11
   Menghasilkan aliran thixotropic dan plastic dgn yield
   value yang besar.

• Hectorite
    Mirip bentonite, konsentrasi penggunaan 1-2%,
    untuk topikal dan peroral
8. BUFFERS
   Alasan penggunaan dapar :
       Bahan aktif asam atau basa lemah ; sifat fisikokimia,
       efektifitas dan stabilitas dipengaruhi perubahan pH
       lingkungannya

   Demikian juga :
                     organic excipients,
                     preservatives,
                     suspending agent,
                     chelating agent


    Dapar bentuk garam       flocculating agent
Kriteria pemilihan dapar :

   1. Kapasitas dapar sesuai dengan range p H yg
      diinginkan
   2. harus kompatibel dengan flocculating agent yg
      digunakan
   3. Harus aman secara biologis
   4. Tidak /sedikit efek mengganggu stabilitas atau
      efektifitas sediaan
   5. Tidak mengganggu, flavor, fragrance atau
      warna sediaan
Dapar yang umum digunakan dlm sediaan farmasi
      Dapar                Rentang pH efektif
      1. NH4Cl             8,5 – 10,5
      2. Diethanolamine    8 – 10
      3. Triathanolamine   6 – 8,5
      4. Boric             8,5 – 10,5
      5. Carbonic          5,5 – 7,5 and 9,5 – 11,5
      6. Phosphoric        1 – 3 ; 6 – 8,5 and > 11
      7. Glutamic          2 – 5,5 and 8,5 – 10,5
      8. Succinic          3–7
      9. Malic             2,5 – 6
      10. Tartaric         2–5
      11. Glutaric         3,5 – 6,5
      12. Aconitic         1,8 – 6,3
      13. Citric           2 – 6,5
      14. Acetic           3,8 – 6
      15. Benzoic          3,2 – 5,2
      16. Lactic           3–5
      17. Glyceric         2,5 – 4,5
      18. Gluconic         2,6 – 4,6
9. HUMECTANTS AND CO-SOLVENT

     Untuk mencegah kristalisasi bahan terlarut dalam
     suspensi mencegah “cap locking”


     Co-solvent meningkatkan kelarutan molekul
     elektrolit lemah dan non polar ( pengawet,
     antioksidan, flavor, fragrance)

     Bhn aktif tidak boleh larut dalam co-solvent


     Yang sering digunakan, alkohol, propilenglokol,
     polietilenglikol, 1,3-butilenglikol
10. PRESERVATIVES
 Sediaan oral maupun topikal hrs bebas dari mikroba patogen ;
 E-coli, pseudomonas aeruginosa, staphylococcus aureus,
 candida albicans, aspergillus niger, salmonella species

  Mikroba (bakteri, jamur, yeast/kapang) selain
  merugikan pasien dpt merubah sifat fisika-kimia sediaan


 Perubahan sifat fisika-kimia pada sediaan :
   Fisik : warna, viskositas, reologi, gas dan bau
   Kimia : hydrolisis, pengawet tidak efektif, pH
Pengawetan diperlukan dalam sediaan suspensi karena :
1. Mengandung karbohidrat dan solvent yang polar
2. Ada sumber kontaminasi; perlakuan pada wadah,
   peralatan, komponen bahan pengemas, operator


Selain di tambah pengawet     fabrikasi dan pengemasan harus
                              sesuai GMPs


Faktor yang berkaitan dengan efektifitas pengawet :
1. Kelarutan dalam air
2. Partisi dalam fase polar dan nonpolar
3. Disosiasi pada perubahan pH
4. Interaksi dengan bahan lain dalam formula
Pedoman pengawetan :
    1. Riwayat bahan yang sama atau mirip
    2. Rute penggunaan
    3. Desain kemasan
    4. Frekuensi penggunaan
    5. Proses fabrikasi
    6. Lama penyimpanan

Kombinasi pengawet     ada beberapa mikroba dlm sediaan
Jenis pengawet : • alkohol
                 • asam
                 • ester
                 • ammonium kuarterner
                 • derivat fenol
                 • donor formaldehid
11. SEQUESTRANTS
     Chelating agent     mengikat logam bebas dalam
     sediaan

       Contoh :
              asam dan Na EDTA
              asam sitrat
              asam glutamik

     Logam bebas       katalis reaksi oksidasi
12. ANTIOXIDANT
  Bahan aktif atau bahan tambahan ada yg mudah teroksidasi

 Oksidasi dapat mengakibatkan : penurunan potensi/efek
 terapi, perubahan warna, bau, rasa viskositas sediaan dll
 Beberapa bahan aktif dapat mengalami autooksidasi (reaksi
 radikal bebas yang dipicu oleh radiasi UV dan dgn adanya
 sedikit oksigen).
 Autooksidasi dapat dikatalisa oleh ion2 logam
Penggolongan antioksidan :
1. True antioxidant (mencegah/memutus rantai reaksi radikal
   bebas); BHA, tocopherol, alkyl gallate
2. Reducing agent (memiliki potensial redox lebih rendah);
   Na-bisulfit, asam askorbat
Bahan-bahan antioksidan yg umum digunakan

        Larut air              Larut minyak

Na-bisulfit           Butylated hydroxy anisole (BHA)
Na-metabisulfit       Butylated hydroxy toluene (BHT)
Na-thiosulfat         Propyl gallate
Thioglyserol          Tocopherol
Thiourea              Hydroqunone
Cystein HCl
Asam askorbat
Persyaratan antioksidan yang ideal :
       1. Tidak toksik
       2. Tidak mengiritasi
       3. Tidak menimbulkan sensitisasi
       4. Efektif pada konsentrasi rendah
       5. Tidak berbau
       6. Tidak berasa
       7. Tidak berwarna
       8. Stabil pada rentang pH yang luas
       9. Dapat tercampurkan dengan formula
       10.Hasil urainya tidak toksik dan tidak mengiritasi

Untuk meningkatkan efektifitas kombinasi dengan
                           chelating agent atau asam lemah
13. COLORING AGENT
     Tujuan pemberian warna :
     1. Estetika sesuai keinginan pasar
     2. Identitas produk

 Hal yg perlu diperhatikan :
 1. Dye dan pewarna organik oksidasi, hidrolisa, fotolisis
 2. Kelarutan dan stabilitas kemungkinan dipengaruhi pH
 3. Suspensi peroral hanya boleh menggunakan pewarna
    FD&C atau D&C. Suspensi topikal dapat menggunakan
    D&C external color
 4. Undang-undang dinegara tertentu
14. FRAGRANCE




           Goji - Wolfberry (lycium Barbarum)
Tujuan penggunaan :
1. Aseptabilitas menutupi bau yg tidak enak
2. Estetika
3. Identitas

Sifat kimia bahan aktif dapat mempengaruhi efektifitas
fragrance; aldehidic fragrance >< amine primer drug
               ester-fragrance >< pH tinggi

 Penggunaan fragrance dalam jumlah minimum ~ 0,5 %
 Pemilihan dan jumlah berdasarkan trial and error

 Umumnya bentuk minyak, tidak larut air,
 dilarutkan dengan co-solvent atau solubilizer lain
PREPARATION OF SUSPENTION
 (on laboratory or small pilot batch)

    1. Drug dispersion
    2. Preparation of structure vehicle and addition of drug
    3. Addition of other formula adjuncts
    4. Deaeration, followed by making up to final volume
    5. Homogenization
    6. In-process testing
    7. Transfer and filling
1. Drug dispersion
       Untuk memudahkan dispersi, bahan aktif ditambah
       larutan pekat wetting agent dlm sedikit pembawa
       dilewatkan colloid mill pembasahan optimal

       Alkohol atau gliserin dapat digunakan pada tahap
       awal pendispersian partikel membantu penetrasi
       pembawa kedalam massa serbuk


       Atau bahan aktif didispersikan dgn cara menambahkan
       perlahan-lahan kedalam air atau sistem air-gliserin
       mengandung wetting agent
2. Preparation of structure vehicle and addition
   of drug dispersion
  structure vehicle : aqueous solution of suspending agent ;
  hydrocolloid, polysaccharide, clay atau kombinasinya

  Kunci pembuatan yang cepat dari pembawa         dispersi
  homogen hydrocolloid atau clay dalam air

  Umumnya medium hangat dapat menghydrasi hydrocolloid
  atau clay lebih cepat

  Larutan dari hydrocolloid atau bahan aktif dapat dibuat
  dalam waktu yg singkat bila hydrocolloid kering terdispersi
  sebaik-baiknya
  Proses hydrasi clay    lebih lama
Sesudah structure vehicle terbentuk   bahan aktif ditambahkan

 Metode pendisperdian hydrocolloid atau clay :
 a. High shear mixing :
    Dispersi yg baik dapat diperoleh dgn high shear mixer
    membentuk vortex
    Serbuk hydrocolloid ditaburkan perlahan-lahan pada
    permukaan/dinding vortex tiap granul terbasahi.
    Penambahan serbuk harus sudah seluruhnya sebelum
    kekentalan merusak vortex dan mulai memasukkan udara
    kedalam sistem
    (atau dpt juga digunakan sistem rotor-stator)

 b. Use of an Eductor :
    Dispersi terbaik dari hydrocolloid bisa didapatkan dgn
    menggunakan funnel and mixing eductor.
Air secukupnya dimasukkan kedalam tangki yang dilengkapi
   high-shear mixer. Mixer dihidupkan hydrocolloid
   dituangkan kefunnel yg melekat pada lubang diatas tangki
   sementara air bergerak. Pada proses ini tiap-tiap partikel
   dibungkus oleh air sebelum mencapai bulk air didalam tangki
      mencegah hydrocolloid mengapung

c. Dry mix dispersion ;
   biasanya formula mengandung bahan larut air a.l. asam
   sitrat, dicampurkan terlebih dahulu dgn hydrocolloid untuk
   membantu dispersi tambahkan perlahan-lahan kedlm air
   dengan high-shear mixing dispersi hydrokolloid tercapai
   dlm waktu singkat
3 Addition of other formula adjunct :
    Bahan tambahan lain spt chelating agent, antioxidant,
    humectan, preservative, color, fragrance
        - langsung ditambahkan kedlm pembawa atau
        - dilakukan presolubilized dlm cosolvent yg tepat
    Waktu dan suhu pencampuran tgt sifat fisika-kimia
    Fragrance ditambahkan terakhir dan suhu sudah dingin


4. Deaeration, followed by making up to final volume
    Tiap bacth diproses melewati deaerating equipment sblm
    diadkan.
    Suspensi dgn udara yg terjebak dlm jumlah besar tidak
    aseptabel secara farmasetik mempengaruhi sifat reologi,
    dosis, warna, BJ, volume
5. Homogenization
   Terakhir, suspensi dilewatkan colloid mill atau homogenizer
      mengecilkan ukuran partikel yang beraglomerasi

6. In-process testing
   Sebagian besar tes-tes evaluasi dilakukan terhadap suspensi
     untuk menjamin kualitas dari produk

7. Transfer and filling
   Sediaan dipindahkan ke storage /holding tank untuk
   pengisian sesudah memenuhi in process spesification.
   Sediaan tidak boleh mengalami perubahan kimia,
   fisika dan mikrobiologi setelah proses pemindahan dan
   pengisian
Hal-hal yg hrs diperhatikan pada pembuatan suspensi
     1. Pemanasan terlalu lama    air menguap
     2. Pengadukan dan pemanasan berlebihan
        depolimerisasi hydrocolloid, hydrolisis pengawet
     3. Menaati dengan ketat GMPs


  GMPs validasi proses karakteristik sediaan meliputi :
  penampakan, pH, BJ, viskositas, ukuran partikel, volume
  sedimentasi dan zeta potensial dll


  Validasi proses meliputi : kecepatan dan lama pengadukan,
                            temperatur, dll
HDPE BOTTLES FOR DRY SYRUP/SUSPENSION
PP MEASURING CUPS/SPOONS
Detailed Product Description

Liquid Plant
We offer a complete Turnkey Plant for making Liquid medications.
1. LP-201 Homogenizer
2. LP-202 Filter Press
3. LP-211 Manufacturing Jacketed Vessel with Homogenizer for Liquid
4. LP-213 Sugar Melting Vessel
5. LP-214 Storage Vessel

Features :
1. Sugar syrup and manufacturing vessels provided with limpet coils for heating and cooling
2. Sugar syrup transferred to manufacturing vessel through online sugar syrup pre filter by
   vacuum
3. Entry of all propeller agitators from bottom through specifically designed mechanical seal
   face
4. No vibration of shaft and no coupling in the drive assembly
5. SS 316 and lector polished Pipes, Pipe Fittings and Valves
6. DIN standard unions and Silicon gaskets

The machines we offer for Packing Liquids are as under :
1. LX-06   Automatic Sachet Packing Machine
2. LX-452 Automatic Bottle Filling Line

We offer Liquid Plant with an output capacity of 100- 10000 liters per 8 hour shift
EVALUATION OF A SUSPENTION
         1. Sediment parameter
         2. Ease of redispersibility
         3. Rheological measurement and viscosity
         4. Zeta potential measurement
         5. Particle size measurement
         6. Centrifugation
         7. pH measurement
         8. Density measurement
         9. Dissolution
         10.Preservative efficacy test
         11. Safety test
1. Sediment parameter

  A. Sedimentation volume :

                                Vu
                        F =    ------ X 100
                                 Vo

               F = sedimentation volume
              Vu = volume of sediment
              Vo = volume of suspension before settling
B. Degree of flocculation :

                          F
                β = ---------
                         F∞

          F∞ = sedimentation volume of the
               deflocculated suspension


          Menyatakan peningkatan volume sedimentasi
          akibat flocculasi, β = 5.0 volume sedimentasi
          dlm keadaan flucculasi lima kali dari keadaan
          deflocculasi
2. Ease of redispersibility

• Stanko and Dekay :
             100 ml suspension (wadah silinder)
                  diputar 360o, 20 rpm

Jumlah putaran yg diperlukan    tidak ada endapan


• Dekay and Lesschaft :
               kocok 90o arc
3. Rheological measurement and viscosity
   • Single rate of shear     viscosity
   • More then one rate of shear      rheological behavior


5. Particle size measurement
    • mocroscopic or coulter counter
    • deteksi adanya pertumbuhan agregat/kristal
      perubahan sedimantation rate, ease of redispersibility,
      caking, efficacy
7. pH measurement


     pH meter     adjust bila perlu




8. Density measurement

     Picnometer     suhu tertentu
DRY SYRUP/
RECONSTITUABLE SUSPENTION/
   FOR ORAL SUSPENSION
DRY SYRUP/ RECONSTITUABLE
SUSPENTION/ FOR ORAL SUSPENSION

 Pada penyimpanan bentuk kering (SERBUK/
 GRANUL), dilakukan rekonstitusi dengan air
 ketika akan digunakan

 Bahan aktif tidak tahan lama dalam air (±
 2minggu)


 Lebih menguntungkan dalam hal pengiriman dari pada
 suspensi konvensional lebih tahan perubahan temp.
Karakteristik dry sirup :
1. Campuran serbuk hrs homogen
2. Rekonstitusi    mudah dan cepat terdispersi dlm pembawa
3. Redispersi dan penuangan mudah
4. Aseptabel, bentuk, bau dan rasa
Untuk mendapatkan karakteristik yg diinginkan     dispersing
agent yang cepat terdispersi


A. Bahan aktif : 1. Amixicillin
                    2.   Ampicillin
                    3.   Cephalexin
                    4.   Dicloxacillin
                    5.   Erythromycin
                    6.   Penicillin V potassium
B. Bahan Tambahan :

   Suspending agent      Anticaking agent
   Wetting agent         Flocculating agent
   Sweetener             Solid diluent
   Preservative          Antifoaming
   Flavor                Granule disintegrant
   Buffer, Color         Antioxidant, lubricant


C. Suspending agent :

   Syaratnya mudah terdispersi   dikocok dgn tangan
Suspending agent yg cocok untuk dry syrup :
       Acacia
       CMC-Na
       Iota Carrageenan
       Microcrystalline cellulose with CMC-Na
       Povidone
       Propylenglicol alginate
       Silicon dioxide colloidal
       Sodium starch glycolate
       Tragacanth
       Xanthan gum

Suspending agent yg tidak cocok untuk dry syrup :
      Agar, carbomer, MC, aluminum magnesium silicate
D Sweetener

  Sukrosa    pemanis
             pengisi
             pembawa minyak menguap

            Mannitol, dextrose, sodium saccharin
            Aspartame tidak tahan panas



E Wetting Agent

    Umum : polysorbate 80, sodium lauryl sulfate
F Bahan tambahan lain



       Pengawet : Na-benzoate
       Dapar    : Sodium citrate



        Sukar larut tidak direkomendasikan a.l. :
                asam sorbat, nipagin, nipasol
PEMBUATAN “ DRY MIXTURE “ :

Ada tiga metode :

1. POWDER BLEND : (KOMPONEN FORMULA DICAMPURKAN
    DALAM BENTUK SERBUK)
    BAHAN DENGAN JUMLAH SEDIKIT DILAKUKAN PENCAM-
    PURAN DUA TAHAP, PERTAMA DICAMPUR DENGAN
    SEBAGIAN SUCROSE, SELANJUTNYA DICAMPUR DGN
    BAHAN YANG LAIN SUPAYA DIDAPATKAN HASIL YG
    HOMOGEN.

2. GRANULATED PRODUCT

3. COMBINATION PRODUCT:
    BAHAN YANG TIDAK TAHAN PANAS (FLAVOR), DI TAMBAH
    KAN SETELAH PENGERINGAN GRANUL
GRANULATED PRODUCT
1. REDUKSI UKURAN PARTIKEL :
  - BAHAN BTK SERBUK DI MILLING DGN MESH SIZE
    TERTENTU, DILENGKAPI SCREEN/AYAKAN
  - PERAMETER KRITIS : - KECEPATAN MILLING
                       - UKURAN MESH

2. PENCAMPURAN SUSPENDING AGENT, WETTING
   AGENT DAN ANTI FOAMING AGENT :
- WETTING AGENT + ANTI FOAMING AGENT
- SUSPENDING AGENT DITAMBAHKAN PER-LAHAN2
  PD CAMPURAN WETTING AGENT & ANTI FOAMING
  AGENT
- PARAMETER KRITIS : - KECEPATAN PENGADUKAN
                     - WAKTU PENGADUKAN
3. PENCAMPURAN BAHAN AKTIV :

 - BAHAN YANG SUDAH DIMILLING
   DITAMBAHKAN PADA CAMPURAN LANGKAH NO. 2,
   DIADUK SAMPAI HOMOGEN
 - PARAMETER KRITIS : - KECEPATAN PENGADUKAN
                      - WAKTU PENGADUKAN




4. GRANULASI :
 PADA CAMPURAN NO. 3, DILAKUKAN PEMBENTUKAN
 GRANUL DGN MESH SIZE TERTENTU ( dng cairan
 pembentuk masa granul )
5. PENGERINGAN :
 GRANUL HSL LANGKAH NO. 4 DIKERINGKAN SAMPAI %
 MOISTURE CONTENT TERTENTU (TRAY OVEN ATAU FLUID
 BED DRIER)
 PARAMETER KRITIS : - TEMPERATUR
                    - WAKTU PENGERINGAN


6. MILLING :
  HASIL PENGERINGAN ----> DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL



7. FINAL BLEND : PENCAMPURAN AKHIR
  PARAMETER KRITIS : - WAKTU & KECEPATAN PENGADUKAN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
          PEMBUATAN “DRY MIXTURE”

TYPE          ADVANTEGE                     DISADVANTAGE
POWDER        ECONOMY, LOW INCIDENCE        MIXING & SEGREGATION
BLEND         OF INSTABILITY                PROBLEM, LOSSES OF DRUG


GRANULATED    APPEARANCE, FLOW CHARAC-      COST, EFFECT OF HEAT &
PRODUCT       TERISTIC, LESS SEGREGATION,   GRANULATING FLUIDS ON
              LESS DUST                     DRUG & EXCIPIENTS



COMBINATION   REDUCED COST, USE OF HEAT     NONSEGREGATING MIX OF
POWDER &       SENSITIVE INGREDIENT         GRANULAR & NON
GRANULATION                                 GRANULAR INGREDIENT
GULA
     PENGAWET
     DAPAR
                                           SOLVEN YANG SESUAI
     SUSPENDING AGENT
     PENGENTAL

 DALAM MIXER
                           MASA GRANUL
SCREENING DGN
OSCILATING GRANULATOR
                        MASA GRANUL DASAR
PENGERINGAN: OVEN/FBD
                            GRANULAT I
                                                          BAHAN AKTIF
                                       Q.C. : KADAR AIR
SUPER MIXER, SCREENING ROLL COMPACTOR
                                    GRANULAT II
                + FLAVOR, V MIXER

                                    GRANULAT III KERING
                                    SIAP DIISIKAN DLM WDH PRIMER
               KARANTINA                                           Q.C
                                     SIRUP KERING DLM BOTOL
               KARANTINA                                        Q.C

                               + ETIKET, LABEL, LEAFLET, BROSUR
                               + KEMASAN SEKUNDER
               KARANTINA                                              Q.C
                                DISIMPAN DLM GUDANG OBAT JADI
                                SIAP DIPASARKAN
PERALATAN UTAMA PADA
       PEMBUATAN SIRUP KERING


• MIXER ( V atau DOUBLE CONE )
• MILLING MACHINE
• OVEN ATAU FLUID BED DRIER
• MIXER/BLENDER ---> UNTUK PENCAMPURAN AKHIR
• FILLING MACHINE



    PROSES FILLING :
       METODE GRAVIMETRIC, --> KECEPATAN ALIR
              GOOD FLOW = ≤ 38º
              FAIR FLOW = 38 - 42º
              POOR FLOW = ≥ 42º
Automatic Single Head Dry Syrup Powder Filling Machine
Automatic Double Head Auger Type
Dry Syrup Powder Filling Machine SJAF-D-100
Plugin likuida%20 suspensi

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarNesha Mutiara
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikristyaji
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan SuspensiAkfar ikifa
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 

Mais procurados (20)

Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
 
Gel
GelGel
Gel
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisik
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Difusi dan difusi massa tunak
Difusi dan difusi massa tunakDifusi dan difusi massa tunak
Difusi dan difusi massa tunak
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 

Destaque

(2008 7)eu지역의 요트산업
(2008 7)eu지역의 요트산업(2008 7)eu지역의 요트산업
(2008 7)eu지역의 요트산업seekly
 
How to type_khmer_unicode.ver1.1km
How to type_khmer_unicode.ver1.1kmHow to type_khmer_unicode.ver1.1km
How to type_khmer_unicode.ver1.1kmoul chamroeun
 
Antes de vacunarte, lee esto
Antes de vacunarte, lee estoAntes de vacunarte, lee esto
Antes de vacunarte, lee estoalba lobera
 
Sarıyer su tesisatçısı robotla kanal açma
Sarıyer su tesisatçısı robotla kanal açmaSarıyer su tesisatçısı robotla kanal açma
Sarıyer su tesisatçısı robotla kanal açmasu güven
 
Kevin Ionta Resume 1-2016
Kevin Ionta Resume 1-2016Kevin Ionta Resume 1-2016
Kevin Ionta Resume 1-2016Kevin Ionta
 
Midia kit finalizado.compressed
Midia kit finalizado.compressedMidia kit finalizado.compressed
Midia kit finalizado.compressedKassem Azanki
 
0114 el poder_de_lo_simple_sn
0114 el poder_de_lo_simple_sn0114 el poder_de_lo_simple_sn
0114 el poder_de_lo_simple_snGeneXus
 
«Επιχειρηματικότητα και Πράσινη Στρατηγική» - Κάρολος Παπαδάς
«Επιχειρηματικότητα και Πράσινη Στρατηγική»  - Κάρολος Παπαδάς«Επιχειρηματικότητα και Πράσινη Στρατηγική»  - Κάρολος Παπαδάς
«Επιχειρηματικότητα και Πράσινη Στρατηγική» - Κάρολος ΠαπαδάςStarttech Ventures
 
Consentimiento de setencia
Consentimiento de setenciaConsentimiento de setencia
Consentimiento de setenciadataly pala
 
대신리포트_대신브라우저_140620
대신리포트_대신브라우저_140620대신리포트_대신브라우저_140620
대신리포트_대신브라우저_140620DaishinSecurities
 

Destaque (20)

viskositas
viskositasviskositas
viskositas
 
The circle4
The circle4The circle4
The circle4
 
(2008 7)eu지역의 요트산업
(2008 7)eu지역의 요트산업(2008 7)eu지역의 요트산업
(2008 7)eu지역의 요트산업
 
Q4 Earnings Slides 10 27 15
Q4 Earnings Slides 10 27 15Q4 Earnings Slides 10 27 15
Q4 Earnings Slides 10 27 15
 
Celebrations
CelebrationsCelebrations
Celebrations
 
Son of-fatherland.1839.7
Son of-fatherland.1839.7Son of-fatherland.1839.7
Son of-fatherland.1839.7
 
How to type_khmer_unicode.ver1.1km
How to type_khmer_unicode.ver1.1kmHow to type_khmer_unicode.ver1.1km
How to type_khmer_unicode.ver1.1km
 
Tv
TvTv
Tv
 
Antes de vacunarte, lee esto
Antes de vacunarte, lee estoAntes de vacunarte, lee esto
Antes de vacunarte, lee esto
 
Sarıyer su tesisatçısı robotla kanal açma
Sarıyer su tesisatçısı robotla kanal açmaSarıyer su tesisatçısı robotla kanal açma
Sarıyer su tesisatçısı robotla kanal açma
 
O Mal das Fábricas de Animais
O Mal das Fábricas de AnimaisO Mal das Fábricas de Animais
O Mal das Fábricas de Animais
 
Kevin Ionta Resume 1-2016
Kevin Ionta Resume 1-2016Kevin Ionta Resume 1-2016
Kevin Ionta Resume 1-2016
 
Midia kit finalizado.compressed
Midia kit finalizado.compressedMidia kit finalizado.compressed
Midia kit finalizado.compressed
 
0114 el poder_de_lo_simple_sn
0114 el poder_de_lo_simple_sn0114 el poder_de_lo_simple_sn
0114 el poder_de_lo_simple_sn
 
Adivina
AdivinaAdivina
Adivina
 
«Επιχειρηματικότητα και Πράσινη Στρατηγική» - Κάρολος Παπαδάς
«Επιχειρηματικότητα και Πράσινη Στρατηγική»  - Κάρολος Παπαδάς«Επιχειρηματικότητα και Πράσινη Στρατηγική»  - Κάρολος Παπαδάς
«Επιχειρηματικότητα και Πράσινη Στρατηγική» - Κάρολος Παπαδάς
 
NOCHE DE BRUJAS
NOCHE DE BRUJAS NOCHE DE BRUJAS
NOCHE DE BRUJAS
 
4lifecardio
4lifecardio4lifecardio
4lifecardio
 
Consentimiento de setencia
Consentimiento de setenciaConsentimiento de setencia
Consentimiento de setencia
 
대신리포트_대신브라우저_140620
대신리포트_대신브라우저_140620대신리포트_대신브라우저_140620
대신리포트_대신브라우저_140620
 

Semelhante a Plugin likuida%20 suspensi

KULIAH 14-15 Tentang Kimia Permukaan.pptx
KULIAH 14-15  Tentang Kimia Permukaan.pptxKULIAH 14-15  Tentang Kimia Permukaan.pptx
KULIAH 14-15 Tentang Kimia Permukaan.pptxSaid878643
 
9. teknologi-surfaktan
9. teknologi-surfaktan9. teknologi-surfaktan
9. teknologi-surfaktanAngelia Putri
 
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranRena Choerunisa
 
Fenomena Antar Muka.pptx
Fenomena Antar Muka.pptxFenomena Antar Muka.pptx
Fenomena Antar Muka.pptxAyoeWoelandari
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfDonaPiter
 
524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt
524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt
524752844-6-Suspensi-tekfar.pptRiduanSafeiSiregar
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranRena Choerunisa
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )andi septi
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
contoh LKS ( tegangan permukaan zat cair).doc.
contoh LKS ( tegangan permukaan zat cair).doc.contoh LKS ( tegangan permukaan zat cair).doc.
contoh LKS ( tegangan permukaan zat cair).doc.zaida.masruroh
 
Fenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfFenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfssuser8cafc5
 
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020SofiaNofianti
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
5. kimia permukaan
5. kimia permukaan5. kimia permukaan
5. kimia permukaanbima wandika
 
Kelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatKelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatkhoirilliana12
 

Semelhante a Plugin likuida%20 suspensi (20)

KULIAH 14-15 Tentang Kimia Permukaan.pptx
KULIAH 14-15  Tentang Kimia Permukaan.pptxKULIAH 14-15  Tentang Kimia Permukaan.pptx
KULIAH 14-15 Tentang Kimia Permukaan.pptx
 
9. teknologi-surfaktan
9. teknologi-surfaktan9. teknologi-surfaktan
9. teknologi-surfaktan
 
UJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.pptUJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.ppt
 
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
Surfaktan
SurfaktanSurfaktan
Surfaktan
 
Fenomena Antar Muka.pptx
Fenomena Antar Muka.pptxFenomena Antar Muka.pptx
Fenomena Antar Muka.pptx
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdf
 
524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt
524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt
524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
contoh LKS ( tegangan permukaan zat cair).doc.
contoh LKS ( tegangan permukaan zat cair).doc.contoh LKS ( tegangan permukaan zat cair).doc.
contoh LKS ( tegangan permukaan zat cair).doc.
 
Fenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdfFenomena_Permukaan.pdf
Fenomena_Permukaan.pdf
 
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
5. kimia permukaan
5. kimia permukaan5. kimia permukaan
5. kimia permukaan
 
Kelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatKelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obat
 

Último

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Último (20)

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Plugin likuida%20 suspensi

  • 1. SEDIAAN SUSPENSI Oleh : Tristiana Erawati M. 2007
  • 2. PUSTAKA : 1. Remington,2000, The Science and Practice of Pharmacy, 28th ed, Philadelphia, pp 316 -322, 335 – 355 2. Lieberman H.A., Rieger M.M., Banker G.S., 1989, Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System, Vol. 2, Marcel Dekker Inc., New York, pp 231- 261, 265 – 314 , 317 - 333 3. Lieberman H.A., Rieger M.M., Banker G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System, Vol. 1, Marcel Dekker Inc., New York, pp 17-50, 153-207, 211- 281, 287-312 4. Aulton M.E., 1996, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, Churchill Livingstone, New York. pp 269-281
  • 3. DEFINISI SUSPENSI Sistim dua fase, satu fase terdistribusi/ terdispersi sebagai partikel (padat) didalam fase kedua atau fase kontinyu (cair). Fase terdispersi disebut sebagai fase dalam sedangkan fase kontinyu disebut sebagai fase luar (ukuran partikel fase terdispersi 0,5 μm atau lebih) SEDIAAN SUSPENSI ?
  • 4. Pembagian Sed. Suspensi Berdasarkan cara Penggunaan 1. Oral Aqueous Suspensions 2. Dry Syrup/For Oral Suspensions/Reconstituable Suspensions 3. Topical Suspensions Beberapa alasan bahan aktif diformulasi bentuk Suspensi 1. Beberapa orang sulit menelan obat bentuk tablet atau kapsul 2. Sukar larut dalam air 3. Dalam bentuk terlarut berasa pahit 4. Lebih stabil secara kimia daripada bentuk terlarut 5. Lebih siap secara bioavailabilitas daripada bentuk tablet atau kapsul
  • 5. Karakteristik fisik suspensi yang baik 1. Suspensi harus tetap homogen sampai batas waktu tertentu minimal antara waktu pengocokan dalam wadah sampai dituang untuk sejumlah dosis yang diperlukan 2. Endapan yang terbentuk pada saat penyimpanan harus mudah diredispersi dengan pengocokan yang tidak terlalu kuat 3. Suspensi kemungkinan memerlukan pengental untuk mengurangi kecepatan pengendapan dari partikel. Viskositas tidak boleh terlalu tinggi sehingga sulit dipindahkan dari wadah ke alat penakar (sendok dll) 4. Partikel yang tersuspensi harus kecil dan uniform untuk mendapatkan sediaan yang hasul, aseptabel dan bebas dari gritty texture (berpasir)
  • 6. PREFORMULATION Pada tahap awal formulator harus mengetahui sifat fisikokimia dari bahan aktif Organoleptis, kemurnian, ukuran partikel, bentuk dan surface area, muatan static, kelarutan, kecepatan melarut, koefisien partisi, konstanta ionisasi, sifat kristal dan polimorf, stabilitas kimia dan fisika, stabilitas padat dan dalam air, densitas absolut dan bulk, hygraskopisitas, flow ability, excipient compatibility
  • 7. FORMULASI SUSPENSI A. Kontrol ukuran partikel Ukuran partikel bahan aktif harus halus, bila ukuran partikel > 5μm gritty texture Ukuran partikel suspensi dapat berubah/ bertambah besar dari pada saat produksi/ fabrikasi karena adanya perubahan kelarutan bahan aktif akibat suhu. Parasetamol, makin meningkat suhu maka kelarutan makin tinggi sedangkan pada penurunan suhu terjadi rekristalisasi tumbuh kristal
  • 8. B. Bahan Tambahan Pertimbangan pemilihan bahan tambahan 1. Compatibility with the drug 2. Stability at a specific pH and temperature 3. Compatibility with other adjuvant 4. Cost Jenis bahan tambahan 1. DISPERSING AGENT : wetting agent, deflocculating or true dispersing agent, protective colloid, inorganic electrolyte
  • 9. 1.1. Wetting agent • Solvent : (dapat sbg wetting agent alkohol), gliserin, propilen glikol, polietilen glikol • Surfaktan : Anionik : sodium lauryl sulphate (SLS), dioctyl sodium sulphosuccinate (docusate sodium) Non ionik : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span) Penggunaan surfaktan sbg wetting agent sampai 0,1% oral : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span) topikal : sodium lauryl sulphate, dioctyl sodium sulphosuccinate Kerugian surfaktan : foam, deflocculated system
  • 10. LANDASAN TEORI WETTING: Tahap kritis pembuatan sediaan suspensi adalah pencampuran partikel padat kedalam pembawa yaitu pembasahan partikel padat untuk mendapatkan dispersi yang stabil Pembasahan (wetting) partikel padat adalah pengusiran udara pada permukaan partikel oleh cairan
  • 11. a. Proses pembasahan melibatkan surfaces and interfaces Umumnya serbuk yang sedikit lyophobic/hydrophobic tidak menimbulkan banyak masalah dan mudah dibasahi Sedangkan serbuk yang sangat lyophobic/ hydrophobic dapat mengambang dipermukaan pembawa air karena besarnya energi interfasial antara serbuk dan pembawa
  • 12. Spreading wetting Cairan yang kontak dengan substrat/zat padat menyebar dan menggantikan udara di permukaan substrat/zat padat. Bila cairan menggantikan kedudukan seluruh udara dari permukaan, maka dikatakan cairan membasahi permukaan dengan sempurna Spreading coefficient : SL/S = ‫ץ‬SA - ( ‫ץ‬SL + ‫ץ‬LA ) Cairan menyebar secara spontan bila nilai SL/S positif
  • 13. ‫ץ‬LA Udara (A) Cairan (L) ‫ץ‬SA ‫ץ‬SL B C Substrat (S) Gambar : Spreading wetting (L) cairan, menyebar dari C ke B menutupi area A ‫ץ‬SA : energi bebas interfacial per unit area dari substrat dlm keseimbangan dgn cairan-udara jenuh diatasnya ‫ץ‬LA : energi bebas interfacial per unit area dari cairan dlm keseimbangan dgn cairan-udara jenuh ‫ץ‬SL : energi bebas interfacial per unit area dari interface cairan/substrat
  • 14. Hubungan antara energi bebas permukaan vs energi bebas dari sistem Energi bebas permukaan dari sistem berkurang, sejalan dengan berkurangnya area intarface substrat/udara = A X ‫ץ‬SA Pada saat yang sama energi bebas dari sistem bertambah karena bertambahnya interface cairan/substrat dan cairan/udara = A X ‫ץ‬SL
  • 15. b. Critical Surface Tension : Umumnya surface tension cairan sama atau lebih kecil dari critical surface tension partikel padat spreads readily Dengan diketahuinya critical surface tension dari partikel padat membantu pemilihan wetting agent. Bahan yang memiliki CST dibawah 30 dynes/cm2 memerlukan wetting agent CST beberapa serbuk : Sulfadiasin 33 Aspirin 32 Asam salisilat 31 Sulfur 30 Magnesium stearat 22
  • 16. c. Contact angle Contact angle (sudut kontak), adalah sudut yang terbentuk oleh cairan bila berada pada keseimbangan dengan fase lain. Tetesan cairan pada saat berhenti diatas bahan padat adalah bentuk yang dihasilkan oleh kontrol tiga gaya yaitu, surface tension dari cairan, surface tension dari zat padat dan interfacial tension antara cairan dan zat padat. Nilai sudut kontak digunakan untuk mengevaluasi wetting properties
  • 17. Efek Surfaktan Terhadap Tegangan Permukaan Dan Sudut Kontak Concentration γ SL θ (m X 106) 1.0 60.1 120o 3.0 49.8 113o 5.0 45.1 104o 8.0 40.6 89o 10.0 38.6 80o 12.0 37.9 71 o 15.0 35.0 63o 20.0 32.4 54o 25.0 29.5 50o
  • 18. Rumus Young : ‫ץ‬S = ‫ץ‬L/S + ‫ץ‬L cos θ ‫ץ‬S : surface tension of solid ‫ץ‬L/S : interfacial tension of liquid/solid ‫ץ‬L : surface tension of liquid θ : contact angle ‫ץ‬S - ‫ץ‬L/S Cos θ = ------------- ‫ץ‬L Cos θ = 1 pembasahan sempurna
  • 19. Pada proses pembasahan terjadi : - penurunan tegangan permukaan cairan - penurunan tegangan interfacial cairan/zat padat Modifikasi pembasahan dengan surfaktan Penambahan surfaktan ke dalam air akan menurunkan tegangan permukaan air dan tegangan interfasial air/zat padat sehingga menghasilkan nilai koefisien penyebaran yang positif Bila zat padat porus atau bila surfaktan ter adsorpsi pada interface zat padat/cairan penurunan wetting
  • 20. Untuk mempercepat pemilihan surfaktan (1940) Hydrophile-lipophile-Balance (HLB) system Surfaktan dengan HLB rendah lebih larut dlm minyak Surfaktan dengan HLB tinggi lebih larut dlm air Surfaktan yg menurunkan tengangan permukaan air dibawah 30 dyne/cm2 pembasahan spontan untuk wetting agent surfaktan yang sesuai dengan HLB 7-9
  • 21. Perhatian pada pemilihan surfaktan 1. Compatible 2. Should be used in minimum amount necessary 3. Excessive amount may lead to foaming, solubilization, unpleasant taste and odor • Hydrophilic colloids sebagai pembasah: Acasia, bentonite, tragacanth, alginate, cellulose derivate protective colloids, membungkus partikel padat hydrophobic dengan cara multimolecular layer Kerugian : deflocculated system terutama pada konsentrasi rendah Hal 12 bawah
  • 22. 1.2. Deflocculating or true dispersing agent Polymerized organic salts of sulfonic acid (aryl-alkyl) polyelectrolyte (kurang aman untuk penggunaan internal) Yang banyak digunakan : lecithin 1.3. Protective colloid Increase strength of double layer through hydrogen bounding, reduce molecular interaction aid in dispersion Hal 14 atas
  • 23. 2. ZETA POTENTIAL Electrical charges, terbentuk pada partikel yang tersuspensi oleh karena ionisasi pada permukaan zat padat, adsopsi molekul surfaktan pada permukaan zat padat atau adsorpsi elektrolit yang terlarut oleh permukaan zat padat Muatan partikel akan meningkatkan potensial permukaan, Potensial permukaan akan turun menjadi nol bila ada counter ions dalam fase luar. Lokasi muatan permukaan disebut electrical double layer, dimana lapisan pertama terikat kuat pada permukaan zat padat dan lapisan kedua lebih bebas
  • 24. a b c d + - - - - - - + + - - + - + + + - - - - + - - + - + - - + + a’ b’ c’ d’ Gambar : electrical double layer pada permukaan antara dua fase, memperlihatkan distribusi ion-ion. Sistem keseluruhan adalah electro-neutral. Zeta potential adalah perbedaan potensial antara permukaan lapisan ion-ion yang terikat kuat pada permukaan zat padat dan bagian electroneutral dari larutan
  • 25. Bila zeta potential relative tinggi 25 mV atau lebih, partikel terdispersi deflocculated Sebaliknya bila zeta potential relativ rendah dibawah 25 mV, partikel bergabung flocculated 3. AGGREGATION and CAKING Suspensi adalah sistem yang secara termodinamik tidak stabil, bila tidak dikocok dalam waktu yang lama, partikel-partikel mengalami agregasi, penghendapan kadang-kadang caking
  • 26. Caking merupakan salah satu masalah yang sangat sulit yang harus diatasi pada saat formulasi suspensi Caking tidak dapat diatasi hanya dengan pengecilan ukuran partikel dan peningkatan viskositas medium Caking dapat diatasi dengan flokulasi, yaitu apabila partikel bergabung dengan ikatan yang lemah dan longgar. Partikel yang terflokulasi cepat mengendap, membentuk volume endapan yang besar tetapi mudah diredispersi
  • 27. Teori DLVO (Derjaguin, Landau, Verwey, Overbeek) VT = VR + VA VT : total energy interactions VR : total repulsive force VA : total attractive force Over-flocculation tidak dikehendaki karena, tumbuh partikel yang sangat besar, menggangu uniformity, viskositas dan penampilan sediaan controlled flocculation
  • 28. 4. FLOCCULANT Fungsi flokulan adalah menurunkan electrostatic repulsive force atau menambah interparticle attraction Bahan flukolan : elektrolit, surfaktan atau polymer Elektrolit Efisiensi agregasi meningkat dgn meningkatnya valensi ion, efisiensi agregasi ion trivalen > divalen > monovalen Garam dan anionik surfaktan flocculated suspension Efisiensi flukulan ammonium klorid > kalium klorid > sodium klorid
  • 29. Inorganic electrolyte Murah tetapi kurang efektif, Efektifitas dipengaruhi valensi dari elektrolit Contoh : trisodium phosphate aluminum potassium sulfate (alum) aluminum chloride sodium chloride
  • 30. Surfaktan Ionik dan nonionik surfaktan Efek flokulasi oleh surfaktan tergantung dari sifat fisikokimia dan konsentrasinya Surfaktan teradsopsi pada EDL netralisasi atau pembalikan muatan penurunan zeta potential Polimer Polimer bekerja sebagai flocculating agent : sebagian rantai polimer (rantai hidrokarbon) teradsopsi pada solid- liquid interface, dan bagian yang lain (gugus polar) berada dalam medium Fenomena adsorpsi polimer dipengaruhi, suhu, solvent dan permukaan adsorben
  • 31. 5. PENGENDAPAN (Sedimentation) Hukum Stokes : d 2 ( ρ – ρo ) g V = ------------------- 18η V = sedimentation velocity d = particle diameter ρ = particle density ρo = medium density g = gravitation constant η = viscosity of continuous external phase
  • 32. Stabilitas fisik suspensi : Dapat ditingkatkan : 1. Meningkatkan viskositas medium dispersi 2. Mengecilkan ukuran partikel terdispersi 3. Mengurangi perbedaan berat jenis partikel dan medium dispersi. Dapat dilakukan dengan meningkatkan densitas cairan dengan menambahkan poliol a.l. gliserin, sorbitol 6. RHEOLOGY Pemilihan tipe aliran sediaan tergantung pada stabilitas sistem dan kemudahan penggunaan Newtonian atau non-Newtonian (psuedoplastic, plastic, thixotropic,dilatan)
  • 33. Pseudopastic : Shear stress meningkat hambatan mengalir berkurang sediaan lebih encer ( koloid, larutan polimer) Plastic : Pada shear stress yang rendah tidak mengalir, sampai shear stress sama atau lebih besar dari yield value Thixotropic : Rate of shear tergantung shearing stress yang diberikan Dilatant : Hambatan mengalir meningkat dgn meningkatnya shearing stress Hal 11 bawah
  • 34. 7. SUSPENDING AGENT/ VISCOSITY MODIFIERS Hydrocolloids meningkatkan viscositas air, dengan mengikat atau dengan menjebak molekul air diantara rantai intertwined macromolecular menghambat pergerakan air Vinkositas miningkat hambatan sedimentasi stabilitas fisik suspensi meningkat Hydrocolloids ( 4 katagori), penggunaan sbg suspending agent tunggal atau kombinasi
  • 35. Ideal suspending agent : 1. It should produce a structured vehicle 2. It should have high viscosity al low shear 3. Its viscosity should not be altered by temperature or on aging 4. It should be able to tolerate electrolytes and should be applicable over a wide pH range 5. It should exhibit yield stress 6. It should be compatible with other formula excipients 7. It should be nontoxic
  • 36. Carboxypolymethylene (Carbopol/carbomer) = Synthetic Polymer Sintetis, co-polimer dari acrylic acid dan allyl sucrose Penggunaan sampai 0,5% umumnya untuk topikal grade tertentu dapat digunakan untuk peroral Dispersi dlm air bersifat asam, viskositas rendah Peningkatan pH 6-11 viskositas tinggi Colloidal silicon dioxide (Aerosil, Cab-O-Sil) Dispersi dlm air agregat dgn jaring2 tiga dimensi Penggunaan sampai 4% untuk sediaan topikal, dapat sbg thickening agent pada suspensi non aqueous
  • 37. Polysaccharides and gums : • Acacia gum (gum Arabic) Bahan alam, kurang bagus sebagai suspening agent perlu jumlah besar, juga sebagi protected colloid, biasanya dikombinasi dengan tragacanth • Tragacanth Menghasilkan sifat thixotrophic dan pseudoplastic, sebagai thickening agent lebih baik dari acacia, dapat digunakan untuk sediaan peroral atau topikal Stabil pada pH 4-7.5 perlu beberapa hari hidrasi sempurna setelah didispersikan dalam air mencapai viskositas maksimum, viskositasnya dipengaruhi suhu Hal 19 bawah
  • 38. • Alginate, (alginic acid) Polimer dari d-mannuronic acid, sebagai suspending agent mirip tragacanth. Musilago alginat tidak boleh dipanaskan diatas 60oC depolimerisasi viskositas menurun. Sangat viskus segera setelah pembuatan, menurun dan konstan setelah 24 jam. Viskositas maksimum pada pH 5-9, pada pH asam presipitasi. Sodium alginate (Manucol) : anionik OTT dengan kationik dan logam berat Penambahan CaCl2 Ca-alginate viskositas meningkat
  • 39. • Starch/amilum Dikombinasi dengan tragacanth atau Na-CMC. Sodium starch glycollate (Explotab, Primojel), derivat amilum kentang Water-soluble cellulose ( cellulose derivate) : Menghasilkan larutan koloid yang viskus cocok sebagai suspending agent • Methylcellulose (Celacol) Semisintetis polisakarida, lebih mudah larut dalam air dingin dari pada air panas. Didisperikan dalam air hangat kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan. Non ionik stabil pada pH 3-11. Pemanasan pada 50oC gel
  • 40. • Hydroxyethylcellulose (Natrosol 250) Disukai karena melarut pada air panas maupun dingin, pemanasan tidak menyebabkan menjadi gel • Sodium carboxymethylcellulose (Edifas, Cellosize) Na-CMC 50 : 1% larutan = 50 cP ( 50 mPa s) larutan jernih dalam air panas dan air dingin, anionik, stabil pada pH 5-10, OTT dengan kation polivalen, mengendap pada pH rendah. pemanasan pada sterilisasi menurunkan viskositas, Penggunaan sbg suspending agent sampai 1%
  • 41. • Microcrystalline cellulose (Avicel) Mudah terdispersi dalam air tetapi tidak larut, membentuk gel thixothropic, penggunaan 8-11% sebagai protective colloid. Hydrated silicate (clays) : Bentonite, veegum, hectorite Hydrasi Mudah, dapat menyerap air 12 kali beratnya terutama bila suhu dinaikkan. Gel yang terbentuk menghasilkan aliran thixotropic
  • 42. • Bentonite Penggunaan untuk sediaan topikal 2-3% sediaan calamine lotion • Veegum Konsentrasi penggunaan ± 5%, stabil pada pH 3.5-11 Menghasilkan aliran thixotropic dan plastic dgn yield value yang besar. • Hectorite Mirip bentonite, konsentrasi penggunaan 1-2%, untuk topikal dan peroral
  • 43. 8. BUFFERS Alasan penggunaan dapar : Bahan aktif asam atau basa lemah ; sifat fisikokimia, efektifitas dan stabilitas dipengaruhi perubahan pH lingkungannya Demikian juga : organic excipients, preservatives, suspending agent, chelating agent Dapar bentuk garam flocculating agent
  • 44. Kriteria pemilihan dapar : 1. Kapasitas dapar sesuai dengan range p H yg diinginkan 2. harus kompatibel dengan flocculating agent yg digunakan 3. Harus aman secara biologis 4. Tidak /sedikit efek mengganggu stabilitas atau efektifitas sediaan 5. Tidak mengganggu, flavor, fragrance atau warna sediaan
  • 45. Dapar yang umum digunakan dlm sediaan farmasi Dapar Rentang pH efektif 1. NH4Cl 8,5 – 10,5 2. Diethanolamine 8 – 10 3. Triathanolamine 6 – 8,5 4. Boric 8,5 – 10,5 5. Carbonic 5,5 – 7,5 and 9,5 – 11,5 6. Phosphoric 1 – 3 ; 6 – 8,5 and > 11 7. Glutamic 2 – 5,5 and 8,5 – 10,5 8. Succinic 3–7 9. Malic 2,5 – 6 10. Tartaric 2–5 11. Glutaric 3,5 – 6,5 12. Aconitic 1,8 – 6,3 13. Citric 2 – 6,5 14. Acetic 3,8 – 6 15. Benzoic 3,2 – 5,2 16. Lactic 3–5 17. Glyceric 2,5 – 4,5 18. Gluconic 2,6 – 4,6
  • 46. 9. HUMECTANTS AND CO-SOLVENT Untuk mencegah kristalisasi bahan terlarut dalam suspensi mencegah “cap locking” Co-solvent meningkatkan kelarutan molekul elektrolit lemah dan non polar ( pengawet, antioksidan, flavor, fragrance) Bhn aktif tidak boleh larut dalam co-solvent Yang sering digunakan, alkohol, propilenglokol, polietilenglikol, 1,3-butilenglikol
  • 47. 10. PRESERVATIVES Sediaan oral maupun topikal hrs bebas dari mikroba patogen ; E-coli, pseudomonas aeruginosa, staphylococcus aureus, candida albicans, aspergillus niger, salmonella species Mikroba (bakteri, jamur, yeast/kapang) selain merugikan pasien dpt merubah sifat fisika-kimia sediaan Perubahan sifat fisika-kimia pada sediaan : Fisik : warna, viskositas, reologi, gas dan bau Kimia : hydrolisis, pengawet tidak efektif, pH
  • 48. Pengawetan diperlukan dalam sediaan suspensi karena : 1. Mengandung karbohidrat dan solvent yang polar 2. Ada sumber kontaminasi; perlakuan pada wadah, peralatan, komponen bahan pengemas, operator Selain di tambah pengawet fabrikasi dan pengemasan harus sesuai GMPs Faktor yang berkaitan dengan efektifitas pengawet : 1. Kelarutan dalam air 2. Partisi dalam fase polar dan nonpolar 3. Disosiasi pada perubahan pH 4. Interaksi dengan bahan lain dalam formula
  • 49. Pedoman pengawetan : 1. Riwayat bahan yang sama atau mirip 2. Rute penggunaan 3. Desain kemasan 4. Frekuensi penggunaan 5. Proses fabrikasi 6. Lama penyimpanan Kombinasi pengawet ada beberapa mikroba dlm sediaan Jenis pengawet : • alkohol • asam • ester • ammonium kuarterner • derivat fenol • donor formaldehid
  • 50. 11. SEQUESTRANTS Chelating agent mengikat logam bebas dalam sediaan Contoh : asam dan Na EDTA asam sitrat asam glutamik Logam bebas katalis reaksi oksidasi
  • 51. 12. ANTIOXIDANT Bahan aktif atau bahan tambahan ada yg mudah teroksidasi Oksidasi dapat mengakibatkan : penurunan potensi/efek terapi, perubahan warna, bau, rasa viskositas sediaan dll Beberapa bahan aktif dapat mengalami autooksidasi (reaksi radikal bebas yang dipicu oleh radiasi UV dan dgn adanya sedikit oksigen). Autooksidasi dapat dikatalisa oleh ion2 logam Penggolongan antioksidan : 1. True antioxidant (mencegah/memutus rantai reaksi radikal bebas); BHA, tocopherol, alkyl gallate 2. Reducing agent (memiliki potensial redox lebih rendah); Na-bisulfit, asam askorbat
  • 52. Bahan-bahan antioksidan yg umum digunakan Larut air Larut minyak Na-bisulfit Butylated hydroxy anisole (BHA) Na-metabisulfit Butylated hydroxy toluene (BHT) Na-thiosulfat Propyl gallate Thioglyserol Tocopherol Thiourea Hydroqunone Cystein HCl Asam askorbat
  • 53. Persyaratan antioksidan yang ideal : 1. Tidak toksik 2. Tidak mengiritasi 3. Tidak menimbulkan sensitisasi 4. Efektif pada konsentrasi rendah 5. Tidak berbau 6. Tidak berasa 7. Tidak berwarna 8. Stabil pada rentang pH yang luas 9. Dapat tercampurkan dengan formula 10.Hasil urainya tidak toksik dan tidak mengiritasi Untuk meningkatkan efektifitas kombinasi dengan chelating agent atau asam lemah
  • 54. 13. COLORING AGENT Tujuan pemberian warna : 1. Estetika sesuai keinginan pasar 2. Identitas produk Hal yg perlu diperhatikan : 1. Dye dan pewarna organik oksidasi, hidrolisa, fotolisis 2. Kelarutan dan stabilitas kemungkinan dipengaruhi pH 3. Suspensi peroral hanya boleh menggunakan pewarna FD&C atau D&C. Suspensi topikal dapat menggunakan D&C external color 4. Undang-undang dinegara tertentu
  • 55. 14. FRAGRANCE Goji - Wolfberry (lycium Barbarum)
  • 56. Tujuan penggunaan : 1. Aseptabilitas menutupi bau yg tidak enak 2. Estetika 3. Identitas Sifat kimia bahan aktif dapat mempengaruhi efektifitas fragrance; aldehidic fragrance >< amine primer drug ester-fragrance >< pH tinggi Penggunaan fragrance dalam jumlah minimum ~ 0,5 % Pemilihan dan jumlah berdasarkan trial and error Umumnya bentuk minyak, tidak larut air, dilarutkan dengan co-solvent atau solubilizer lain
  • 57. PREPARATION OF SUSPENTION (on laboratory or small pilot batch) 1. Drug dispersion 2. Preparation of structure vehicle and addition of drug 3. Addition of other formula adjuncts 4. Deaeration, followed by making up to final volume 5. Homogenization 6. In-process testing 7. Transfer and filling
  • 58. 1. Drug dispersion Untuk memudahkan dispersi, bahan aktif ditambah larutan pekat wetting agent dlm sedikit pembawa dilewatkan colloid mill pembasahan optimal Alkohol atau gliserin dapat digunakan pada tahap awal pendispersian partikel membantu penetrasi pembawa kedalam massa serbuk Atau bahan aktif didispersikan dgn cara menambahkan perlahan-lahan kedalam air atau sistem air-gliserin mengandung wetting agent
  • 59. 2. Preparation of structure vehicle and addition of drug dispersion structure vehicle : aqueous solution of suspending agent ; hydrocolloid, polysaccharide, clay atau kombinasinya Kunci pembuatan yang cepat dari pembawa dispersi homogen hydrocolloid atau clay dalam air Umumnya medium hangat dapat menghydrasi hydrocolloid atau clay lebih cepat Larutan dari hydrocolloid atau bahan aktif dapat dibuat dalam waktu yg singkat bila hydrocolloid kering terdispersi sebaik-baiknya Proses hydrasi clay lebih lama
  • 60. Sesudah structure vehicle terbentuk bahan aktif ditambahkan Metode pendisperdian hydrocolloid atau clay : a. High shear mixing : Dispersi yg baik dapat diperoleh dgn high shear mixer membentuk vortex Serbuk hydrocolloid ditaburkan perlahan-lahan pada permukaan/dinding vortex tiap granul terbasahi. Penambahan serbuk harus sudah seluruhnya sebelum kekentalan merusak vortex dan mulai memasukkan udara kedalam sistem (atau dpt juga digunakan sistem rotor-stator) b. Use of an Eductor : Dispersi terbaik dari hydrocolloid bisa didapatkan dgn menggunakan funnel and mixing eductor.
  • 61. Air secukupnya dimasukkan kedalam tangki yang dilengkapi high-shear mixer. Mixer dihidupkan hydrocolloid dituangkan kefunnel yg melekat pada lubang diatas tangki sementara air bergerak. Pada proses ini tiap-tiap partikel dibungkus oleh air sebelum mencapai bulk air didalam tangki mencegah hydrocolloid mengapung c. Dry mix dispersion ; biasanya formula mengandung bahan larut air a.l. asam sitrat, dicampurkan terlebih dahulu dgn hydrocolloid untuk membantu dispersi tambahkan perlahan-lahan kedlm air dengan high-shear mixing dispersi hydrokolloid tercapai dlm waktu singkat
  • 62. 3 Addition of other formula adjunct : Bahan tambahan lain spt chelating agent, antioxidant, humectan, preservative, color, fragrance - langsung ditambahkan kedlm pembawa atau - dilakukan presolubilized dlm cosolvent yg tepat Waktu dan suhu pencampuran tgt sifat fisika-kimia Fragrance ditambahkan terakhir dan suhu sudah dingin 4. Deaeration, followed by making up to final volume Tiap bacth diproses melewati deaerating equipment sblm diadkan. Suspensi dgn udara yg terjebak dlm jumlah besar tidak aseptabel secara farmasetik mempengaruhi sifat reologi, dosis, warna, BJ, volume
  • 63. 5. Homogenization Terakhir, suspensi dilewatkan colloid mill atau homogenizer mengecilkan ukuran partikel yang beraglomerasi 6. In-process testing Sebagian besar tes-tes evaluasi dilakukan terhadap suspensi untuk menjamin kualitas dari produk 7. Transfer and filling Sediaan dipindahkan ke storage /holding tank untuk pengisian sesudah memenuhi in process spesification. Sediaan tidak boleh mengalami perubahan kimia, fisika dan mikrobiologi setelah proses pemindahan dan pengisian
  • 64. Hal-hal yg hrs diperhatikan pada pembuatan suspensi 1. Pemanasan terlalu lama air menguap 2. Pengadukan dan pemanasan berlebihan depolimerisasi hydrocolloid, hydrolisis pengawet 3. Menaati dengan ketat GMPs GMPs validasi proses karakteristik sediaan meliputi : penampakan, pH, BJ, viskositas, ukuran partikel, volume sedimentasi dan zeta potensial dll Validasi proses meliputi : kecepatan dan lama pengadukan, temperatur, dll
  • 65.
  • 66. HDPE BOTTLES FOR DRY SYRUP/SUSPENSION
  • 68.
  • 69. Detailed Product Description Liquid Plant We offer a complete Turnkey Plant for making Liquid medications. 1. LP-201 Homogenizer 2. LP-202 Filter Press 3. LP-211 Manufacturing Jacketed Vessel with Homogenizer for Liquid 4. LP-213 Sugar Melting Vessel 5. LP-214 Storage Vessel Features : 1. Sugar syrup and manufacturing vessels provided with limpet coils for heating and cooling 2. Sugar syrup transferred to manufacturing vessel through online sugar syrup pre filter by vacuum 3. Entry of all propeller agitators from bottom through specifically designed mechanical seal face 4. No vibration of shaft and no coupling in the drive assembly 5. SS 316 and lector polished Pipes, Pipe Fittings and Valves 6. DIN standard unions and Silicon gaskets The machines we offer for Packing Liquids are as under : 1. LX-06 Automatic Sachet Packing Machine 2. LX-452 Automatic Bottle Filling Line We offer Liquid Plant with an output capacity of 100- 10000 liters per 8 hour shift
  • 70. EVALUATION OF A SUSPENTION 1. Sediment parameter 2. Ease of redispersibility 3. Rheological measurement and viscosity 4. Zeta potential measurement 5. Particle size measurement 6. Centrifugation 7. pH measurement 8. Density measurement 9. Dissolution 10.Preservative efficacy test 11. Safety test
  • 71. 1. Sediment parameter A. Sedimentation volume : Vu F = ------ X 100 Vo F = sedimentation volume Vu = volume of sediment Vo = volume of suspension before settling
  • 72. B. Degree of flocculation : F β = --------- F∞ F∞ = sedimentation volume of the deflocculated suspension Menyatakan peningkatan volume sedimentasi akibat flocculasi, β = 5.0 volume sedimentasi dlm keadaan flucculasi lima kali dari keadaan deflocculasi
  • 73. 2. Ease of redispersibility • Stanko and Dekay : 100 ml suspension (wadah silinder) diputar 360o, 20 rpm Jumlah putaran yg diperlukan tidak ada endapan • Dekay and Lesschaft : kocok 90o arc
  • 74. 3. Rheological measurement and viscosity • Single rate of shear viscosity • More then one rate of shear rheological behavior 5. Particle size measurement • mocroscopic or coulter counter • deteksi adanya pertumbuhan agregat/kristal perubahan sedimantation rate, ease of redispersibility, caking, efficacy
  • 75. 7. pH measurement pH meter adjust bila perlu 8. Density measurement Picnometer suhu tertentu
  • 76.
  • 78. DRY SYRUP/ RECONSTITUABLE SUSPENTION/ FOR ORAL SUSPENSION Pada penyimpanan bentuk kering (SERBUK/ GRANUL), dilakukan rekonstitusi dengan air ketika akan digunakan Bahan aktif tidak tahan lama dalam air (± 2minggu) Lebih menguntungkan dalam hal pengiriman dari pada suspensi konvensional lebih tahan perubahan temp.
  • 79. Karakteristik dry sirup : 1. Campuran serbuk hrs homogen 2. Rekonstitusi mudah dan cepat terdispersi dlm pembawa 3. Redispersi dan penuangan mudah 4. Aseptabel, bentuk, bau dan rasa Untuk mendapatkan karakteristik yg diinginkan dispersing agent yang cepat terdispersi A. Bahan aktif : 1. Amixicillin 2. Ampicillin 3. Cephalexin 4. Dicloxacillin 5. Erythromycin 6. Penicillin V potassium
  • 80. B. Bahan Tambahan : Suspending agent Anticaking agent Wetting agent Flocculating agent Sweetener Solid diluent Preservative Antifoaming Flavor Granule disintegrant Buffer, Color Antioxidant, lubricant C. Suspending agent : Syaratnya mudah terdispersi dikocok dgn tangan
  • 81. Suspending agent yg cocok untuk dry syrup : Acacia CMC-Na Iota Carrageenan Microcrystalline cellulose with CMC-Na Povidone Propylenglicol alginate Silicon dioxide colloidal Sodium starch glycolate Tragacanth Xanthan gum Suspending agent yg tidak cocok untuk dry syrup : Agar, carbomer, MC, aluminum magnesium silicate
  • 82. D Sweetener Sukrosa pemanis pengisi pembawa minyak menguap Mannitol, dextrose, sodium saccharin Aspartame tidak tahan panas E Wetting Agent Umum : polysorbate 80, sodium lauryl sulfate
  • 83. F Bahan tambahan lain Pengawet : Na-benzoate Dapar : Sodium citrate Sukar larut tidak direkomendasikan a.l. : asam sorbat, nipagin, nipasol
  • 84. PEMBUATAN “ DRY MIXTURE “ : Ada tiga metode : 1. POWDER BLEND : (KOMPONEN FORMULA DICAMPURKAN DALAM BENTUK SERBUK) BAHAN DENGAN JUMLAH SEDIKIT DILAKUKAN PENCAM- PURAN DUA TAHAP, PERTAMA DICAMPUR DENGAN SEBAGIAN SUCROSE, SELANJUTNYA DICAMPUR DGN BAHAN YANG LAIN SUPAYA DIDAPATKAN HASIL YG HOMOGEN. 2. GRANULATED PRODUCT 3. COMBINATION PRODUCT: BAHAN YANG TIDAK TAHAN PANAS (FLAVOR), DI TAMBAH KAN SETELAH PENGERINGAN GRANUL
  • 85. GRANULATED PRODUCT 1. REDUKSI UKURAN PARTIKEL : - BAHAN BTK SERBUK DI MILLING DGN MESH SIZE TERTENTU, DILENGKAPI SCREEN/AYAKAN - PERAMETER KRITIS : - KECEPATAN MILLING - UKURAN MESH 2. PENCAMPURAN SUSPENDING AGENT, WETTING AGENT DAN ANTI FOAMING AGENT : - WETTING AGENT + ANTI FOAMING AGENT - SUSPENDING AGENT DITAMBAHKAN PER-LAHAN2 PD CAMPURAN WETTING AGENT & ANTI FOAMING AGENT - PARAMETER KRITIS : - KECEPATAN PENGADUKAN - WAKTU PENGADUKAN
  • 86. 3. PENCAMPURAN BAHAN AKTIV : - BAHAN YANG SUDAH DIMILLING DITAMBAHKAN PADA CAMPURAN LANGKAH NO. 2, DIADUK SAMPAI HOMOGEN - PARAMETER KRITIS : - KECEPATAN PENGADUKAN - WAKTU PENGADUKAN 4. GRANULASI : PADA CAMPURAN NO. 3, DILAKUKAN PEMBENTUKAN GRANUL DGN MESH SIZE TERTENTU ( dng cairan pembentuk masa granul )
  • 87. 5. PENGERINGAN : GRANUL HSL LANGKAH NO. 4 DIKERINGKAN SAMPAI % MOISTURE CONTENT TERTENTU (TRAY OVEN ATAU FLUID BED DRIER) PARAMETER KRITIS : - TEMPERATUR - WAKTU PENGERINGAN 6. MILLING : HASIL PENGERINGAN ----> DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL 7. FINAL BLEND : PENCAMPURAN AKHIR PARAMETER KRITIS : - WAKTU & KECEPATAN PENGADUKAN
  • 88. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMBUATAN “DRY MIXTURE” TYPE ADVANTEGE DISADVANTAGE POWDER ECONOMY, LOW INCIDENCE MIXING & SEGREGATION BLEND OF INSTABILITY PROBLEM, LOSSES OF DRUG GRANULATED APPEARANCE, FLOW CHARAC- COST, EFFECT OF HEAT & PRODUCT TERISTIC, LESS SEGREGATION, GRANULATING FLUIDS ON LESS DUST DRUG & EXCIPIENTS COMBINATION REDUCED COST, USE OF HEAT NONSEGREGATING MIX OF POWDER & SENSITIVE INGREDIENT GRANULAR & NON GRANULATION GRANULAR INGREDIENT
  • 89. GULA PENGAWET DAPAR SOLVEN YANG SESUAI SUSPENDING AGENT PENGENTAL DALAM MIXER MASA GRANUL SCREENING DGN OSCILATING GRANULATOR MASA GRANUL DASAR PENGERINGAN: OVEN/FBD GRANULAT I BAHAN AKTIF Q.C. : KADAR AIR SUPER MIXER, SCREENING ROLL COMPACTOR GRANULAT II + FLAVOR, V MIXER GRANULAT III KERING SIAP DIISIKAN DLM WDH PRIMER KARANTINA Q.C SIRUP KERING DLM BOTOL KARANTINA Q.C + ETIKET, LABEL, LEAFLET, BROSUR + KEMASAN SEKUNDER KARANTINA Q.C DISIMPAN DLM GUDANG OBAT JADI SIAP DIPASARKAN
  • 90. PERALATAN UTAMA PADA PEMBUATAN SIRUP KERING • MIXER ( V atau DOUBLE CONE ) • MILLING MACHINE • OVEN ATAU FLUID BED DRIER • MIXER/BLENDER ---> UNTUK PENCAMPURAN AKHIR • FILLING MACHINE PROSES FILLING : METODE GRAVIMETRIC, --> KECEPATAN ALIR GOOD FLOW = ≤ 38º FAIR FLOW = 38 - 42º POOR FLOW = ≥ 42º
  • 91. Automatic Single Head Dry Syrup Powder Filling Machine
  • 92. Automatic Double Head Auger Type Dry Syrup Powder Filling Machine SJAF-D-100