Sungguh luar biasa sosok yang satu ini, rela berkorban dengan nyawanya demi buah hatinya tapi tak pernah berharap balas...
Itulah ibu, kasihnya tak pernah lekang oleh waktu, tak pudar oleh ajal.
3. Para Pemberani Yang Menantang Maut Penjinak Ranjau Fire Fighter Lineman Pencakar Langit
4. Tahukah AndaDarimana Para Pemberani Tersebut Dilahirkan ? Mereka Dilahirkan Dari Rahim Seorang IbuYang Telah Menantang Maut Menahan Sakit Luar BiasaSaat Melahirkannya ke Dunia...
9. terkadang kita baru menyadari besarnya kasih sayang ibu terhadap kita akan terasa di saat ibu sudah tiada...
10. dalam setiap tragedi bencana yang merenggut nyawa dan di antara banyaknya korban yang bergelimpangan mata kita akan terpana dengan sebuah pemandangan yang luar biasa...
11. cinta kasih ibu tak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...
12. cinta kasih ibu tak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...
13. cinta kasih ibu tak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...
14. cinta kasih ibu tak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...
15. cinta kasih ibu tak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...
16. cinta kasih ibu tak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...
17. Ketika itu... Dalam pekatnya malam... Peluh membasahi keningmu Tersengal-sengal nafasmu Serasa tiada daya yang tersisa dalam tubuhmu Menetes air matamu menahan nyeri Tapi tekadmu mengalahkan segalanyaDemi menghadirkan diriku ke muka bumi ini
18. Darah pun tertumpah Mengiringi derita yang mengancam jiwamu Namun... Dari penderitaanmu terpancar rona kebahagiaan Saat tangisku memecah keheningan malam Dan dalam kehangatan dekapanmu Engkau pun tersenyum penuh makna... “Anakku... Anakku sayang..." “Ini aku... Ibumu nak..."
19. Beranjak balita... Belumlah berakhir beratnya pengabdianmu Kau bunuh kantuk dalam lelahmu Kau abaikan tubuhmu yang memucat Kau ganti popokku yang basah Kau gendong aku dengan penuh kasih sayang Dalam kelembutan asuhanmu Lelahmu tergantikan rasa haru Saat kaki mungilku belajar untuk melangkah Tetapi aku terlupakan untuk mengingatnya...
20. Beranjak aku tumbuh menjadi remaja Nasihatmu kuanggap angin lalu Tak jarang kutimpali dengan kata-kata kasar Tak ada kesan di hatiku begitu berharganya dirimu Namun emosiku kau pahami dengan bijak Tak pernah jemu engkau membimbingku
21. Dalam setiap keheningan malam Engkau terbangun dan bersujud kepada-Nya Tak lelah-lelahnya engkau mendo’akan aku Berharap yang terbaik untukku Hingga aku tersadarkan akan sesuatu Kapankah aku mendo’akanmu...
22. Kulihat engkau begitu bahagia Melihat kubersanding dengan teman hidupku Walaupun sebenarnya engkau tahu Esok ataupun lusa... Aku akan meninggalkanmu Mengarungi samudera dunia Mengayuh biduk rumah tangga
23. Saat aku melebur dalam hiruk-pikuk dunia Dalam kehangatan keluargaku yang sempurna Kubiarkan dirimu merajut sepi di tepi senja Kini usiamu sudah semakin renta Dan sakitmu tidak kunjung reda Inginku berbakti padamu Membalas jasa-jasamu dulu sewaktu aku kecil Sekalipun engkau tak pernah berharap balas
24. Tapi semuanya sudah terlambat... Keinginanku untuk membahagiakanmu Mendampingimu di saat akhir waktumu Kini hanyalah angan-angan belaka Karena engkau telah berpulang ke hadirat-Nya Tanpa kehadiranku di nafas terakhirmu...