Majalah Warta Ditjen P2P edisi VIII ini membahas berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-53 dengan tema "Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku", di antaranya pameran pembangunan kesehatan dan produksi alat kesehatan dalam negeri, serta Car Free Day yang diikuti oleh 10 ribu orang untuk mengajak masyarakat hidup sehat. Majalah ini juga menampilkan berita dan tips seputar
1. WARTA
Ditjen P2P
Edisi VIII
Tahun 2017
ISSN 2356-35156
NATIONAL IHR-PVS BRIDGING WORKSHOP
HARI KESEHATAN NASIONAL KE - 53
Dirjen P2P Buka Diklat Kekarantinaan Kesehatan Bagi
Pejabat Struktural Kantor Kesehatan Pelabuhan
2. SALAM REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB: Sri Handini, SH, MH,M.Kes REDAKTUR: Zamora Bardah, SH, MKM, drg. Yossy Agusti-
na, MH PENYUNTING/EDITOR: Ikron, SKM, MKM, Achmad Ariffurohman, SKM, MH.Kes DESIGN GRAFIS:
Devy Nurdiansyah, AMKL, Sri Sukarsih, Amd, Sri Sulastriningsih, Amd FOTOGRAFER: Bukhari Iskandar, SKM,
Putri Kusumawardhani, ST, Feirus Rizki Andayani, SKM, MH SEKRETARIAT: Juni Purnomowati, SH, MSi, Rr.
Tri Hastati RH, Trisiana Oktavaria, SE, Ria Sartika Dewi, SKM, Puntodewo, SKM, M.Kes, Siti Masfufa, SKM,
Dody Arek Purnomo, SE ALAMAT REDAKSI: Bagian Hukormas Setditjen P2P Kementerian Kesehatan, Jl. Per-
cetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat 10560 TELEPON/FAKSIMILI: 021-4223451 EMAIL: hu-
mas.p2pl@gmail.com WEBSITE: www.p2p.kemkes.go.id.
REDAKSI MENERIMA NASKAH DARI PEMBACA, DAPAT DIKIRIM KE ALAMAT EMAIL: humas.p2pl@gmail.com
SUSUNAN REDAKSI
Warta Ditjen P2P. 1
Hari Kesehatan Nasional Ke-53
“ Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku”
epatnya tanggal 12 November 2017, kita
kembali memperingati Hari Kesehatan Na-
sional (HKN). Pada HKN ke-53 saat ini, te-
ma yang diangkat adalah “Sehat Keluargaku Sehat In-
donesiaku” tema tersebut sejalan dengan Program
Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga dimana
keluarga menjadi awal untuk mendorong masyarakat
yang mandiri untuk hidup sehat.
Kita tahu bahwa komponen terpenting dalam
pencegahan penyakit selain dipengaruhi kualitas ling-
kungan serta sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan adalah PERILAKU keluarga.
Program lain yang didorong adalah Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Dengan GER
MAS, kita mengajak kerjasama lintas sektor dan lintas
program dalam mewujudkan masyarakat untuk ber
perilaku hidup sehat, yang pada khirnya dapat mem
bentuk bangsa Indonesia yang kuat.
Pada Warta Ditjen P2P edisi VIII ini kami menam-
pilkan sosok Direktur Surveilans dan Karantina
Kesehatan, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc
melalui rubrik Potret. Selain itu kami juga me-
nyuguhkan berita-berita menarik lainnya dalam ru-
bric Seputar Kita dan Peristiwa.
Segenap redaksi majalah WARTA Ditjen P2P men-
gucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak berperan dalam penerbitan majalah
WARTA P2P edisi VIII ini. Kami sadar majalah ini
masih jauh dari sempurna, dan kami selalu
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan edisi mendatang. Harapan kami agar
majalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
T
Sri Handini, SH, MH, M.Kes
Kepala Bagian Hukormas
3. epatnya tanggal 12 No-
vember 2017, kita kem-
bali memperingati Hari
Kesehatan Nasional (HKN). Pada
HKN ke-53 saat ini, tema yang di-
angkat adalah “Sehat Keluargaku
Sehat Indonesiaku” tema tersebut
sejalan dengan Program Indonesia
Sehat melalui Pendekatan Keluarga
dimana keluarga menjadi awal un-
tuk mendorong masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat.
Kita tahu bahwa komponen ter-
penting dalam pencegahan penya-
kit selain dipengaruhi kualitas ling-
kungan serta sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan adalah PER-
ILAKU keluarga.
Memiliki dampak yang besar dalam
pemebentukan perilaku individu.
Keluarga merupakan pengalaman
pertama bagi anak-anak, pendidi-
kan di lingkungan keluarga dapat
menjamain kehidupan emaosional
anak untuk tumbuh dan berkem-
bang. Untuk itu kita perlu terus
berupaya untuk membudayakan
perilaku hidup bersih dan sehat
pada masyarakat khususnya di
lingkungan keluarga.
Program lain yang didorong ada-
lah Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS). Dengan GER-
MAS, kita mengajak kerjasama
lintas sektor dan lintas program
dalam mewujudkan masyarakat
untuk berperilaku hidup sehat,
yang pada khirnya dapat mem-
bentuk bangsa Indonesia yang
kuat.
Dengan mendorong Program In-
donesia Sehat Pendekatan Keluar-
ga dan GERMAS, kita berupaya
membangun kemandirian keluar-
ga dan masyarakat dalam hidup
sehat sebagai upaya promotif dan
preventif yang pada akhirnya
dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sehingga ter-
cipta masyarakat yang produktif
yang dapat berperan aktif dalam
pembangunan nasional.
HKN ke-53 ini merupakan mo-
mentum untuk seluruh insan
kesehatan dalam merefleksi kem-
bali sejauh mana keberhasilan
upaya kesehatan yang sudah dil-
aksanakan baik promotif, preven-
tif, kuratif dan rehabilitatif dalam
meningkatan derajat kesehatan
bangsa Indonesia dan dalam
mensuskseskan Program Indone-
sia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga. Indonesia Sehat dapat
diwujudkan melalui keluarga-
keluarga yang sehat, sehingga
membentuk masyarakat sehat.
Mari berperilaku hidup bersih
dan sehat, selalu mengkonsumsi
makanan yang sehat teratur,
sayur dan buah serta senantiasa
berolah raga atau melakukan ak-
tivitas fisik, melakukan pemerik-
saan kesehatan secara rutin, tidak
merokok dan menciptakan ling-
kungan yang bersih dan sehat.
T
Salam Redaksi 1
Warta utama 3-7
Hari Kesehatan Nasional ke-53
Dalam Momen HKN Ke-53, Kemenkes
Gelar Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produksi
Alkes Dalam Negeri Tahun 2017
Kemenkes RI Gelar Car Free Day (CFD),
Meriahkan Puncak HKN Ke-53
Seputar kita 8-17
Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM di
Lingkungan Ditjen P2P Kemenkes Tahun 2017
NATIONAL IHR-PVS BRIDGING WORKSHOP
Siaga Pandemi Influenza H7N9, Kemenkes RI Lakukan
Simulasi
Leptospirosis
Tips 18-19
Dr. Jane Soepardi, MPH, D.Sc
peristiwa 20-29
resensi 34
DAFTAR ISI
POTRET 30-32
Dirjen P2P Buka Diklat Kekarantinaan Kesehatan Bagi
Pejabat Struktural Kantor Kesehatan Pelabuhan
SAYA BERANI, SAYA SEHAT
Hari Kesehatan JIiwa Sedunia 2017
KKP Kelas III Merauke Selenggarakan Simulasi Penanggu-
langan KKM-MD
Ekspedisi Surveilans GERMAS Kalimantan Tahun 2017
Sosialisasi Gangguan Indera dan Fungsional di Pelabuhan
dan Bandara
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Demonstrasi
Pneumokokus Konyugasi (PVC)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam
Kuning
Warta Ditjen P2P. 2 Warta Ditjen P2P. 3
WARTA UTAMA
Sholat Yuk! Agar Ibu Hamil Tetap Sehat dan Bugar
Tetap Sehat dan Bugar di Kantor
4. WARTA UTAMA
Dalam Momen HKN Ke-53, Kemenkes
Gelar Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produksi
Alkes Dalam Negeri Tahun 2017
alam rangka mensosial-
isasikan upaya-
upaya pembangunan di
bidang kesehatan yang telah dil-
akukan oleh Kementerian
Kesehatan serta lintas sektor
terkait, serta mengenalkan dan
meningkatkan penggunaan alat
kesehatan dalam negeri, maka Ke-
menterian Kesehatan RI dalam
momen HKN ke-53 tahun 2017
menyelenggarakan “Pameran
Pembangunan Kesehatan dan
Teknologi Alat Kesehatan Dalam
Negeri” selama 3 hari, dimulai pa-
da tanggal 9 – 11 November 2017
di Hall C1 dan C3 JIEXPO Ke-
mayoran.
Pameran Pembangunan
Kesehatan dan Teknologi Alat
Kesehatan Dalam Negeri meru-
pakan sarana untuk menyam-
paikan informasi, edukasi dan
promosi kesehatan kepada
masyarakat dengan mensosial-
isasikan program dan kebijakan
Kementerian Kesehatan. Melalui
Pameran ini juga akan ditampil-
kan produk-produk hasil inovasi
yang dilakukan oleh peneliti un-
tuk dapat segera dilakukan hilir-
isasi sehingga hasil penelitian
tersebut dapat segera dimanfaat-
kan oleh masyarakat. Hal ini se-
jalan dengan Kebijakan Kemen-
terian Kesehatan untuk men-
dorong upaya promotif dan pre-
ventif dalam meningkatkan dera-
jat kesehatan di masyarakat.
Dengan mengusung tema
”Keluarga Sehat Indonesia Kuat”,
maka diharapkan pembangunan
kesehatan dapat memusatkan
kegiatannya berawal dari keluar-
ga, memanfaatkan teknologi kar-
ya anak bangsa, dan menguuta-
makan penggunaan alat
kesehatan dalam negeri menuju
kemandirian alat kesehatan di
Indonesia.
D
Warta Ditjen P2P. 4
WARTA UTAMA
Warta Ditjen P2P. 5
Menteri Kesehatan RI, Nila
Moeloek mengatakan jumlah alat
kesehatan (Alkes) produksi dalam
negeri meningkat dibandingkan
dua tahun sebelumnya. Alkes terse-
but termasuk sarana produksi
Alkes dan jenis alkes. Sarana
produksi Alkes meningkat
sebanyak 517 sarana, naik lebih
dari dua kali lipat, dan untuk pen-
ingkatan jenis Alkes sebanyak 32
jenis. Sehingga saat ini telah ada
719 sarana produksi yang mampu
memproduksi sebanyak 294 jenis
Alkes.
“Dengan kemampuan tersebut di
atas, Industri Alat Kesehatan Da-
lam Negeri saat ini telah mampu
memenuhi lebih kurang 50%
standar fasilitas alat kesehatan di
Rumah Sakit tipe A, B, C dan D,” ka-
ta Menkes Nila Moeloek pada pem-
bukaan Pameran Pembangunan
Kesehatan dan Teknol-
ogi Alat Kesehatan Dalam Negeri,
Kamis (9/11).
Pemerintah di era Presiden Joko
Widodo mengambil langkah
strategis, bukan hanya mem-
bangun infrastruktur tapi juga
membangun pendidikan dan
kesehatan. Pemerintah mengam-
bil langkah yang sangat strategis
dengan betul-betul mendukung
kelembagaan pembiayaan dan
sarana prasarana kesehatan.
Pameran Pembangunan
Kesehatan dan Teknologi Alat
Kesehatan Dalam Negeri ini dii-
kuti oleh lebih dari 150 peserta
terdiri dari industri alat
kesehatan, PKRT, farmasi, obat
tradisional, kosmetik serta ma-
kanan dan minuman, juga dime-
riahkan oleh berbagai booth dari
Kementerian Kesehatan maupun
Kementerian dan Lembaga lain,
instansi lain seperti Dinas
Kesehatan, Provinsi, Organisasi
Profesi, Rumah Sakit, BUMN, ser-
ta berbagai asosiasi dengan me-
mamerkan produk diantaranya
adalah teknologi dan inovasi di
bidang alat kesehatan dan
ketersediaan farmasi serta
berbagai produk kesehatan. Pada
Pameran ini juga disediakan
berbagai layanan pemeriksaan
kesehatan secara gratis. Se-
dangkan peserta yang hadir
merupakan perwakilan dari
pemerintah pusat dan daerah,
pihak swasta, serta masyarakat
dan pameran ini diresmikan oleh
Menteri Kesehatan RI, Nila
Moeloek dan Menko Perekonomi-
an.
Pada pameran ini juga disediakan
berbagai layanan pemeriksaan
kesehatan secara gratis dan men-
ampilkan inovasi riset di bidang
farmasi dan Alkes.
5. WARTA UTAMA
Kemenkes RI Gelar Car Free Day (CFD),
Meriahkan Puncak HKN Ke-53
Warta Ditjen P2P. 6
alam rangka Peringatan
Hari Kesehatan Nasion-
al Ke-53, Kementerian
Kesehatan RI menyelenggarakan
car free day (CFD) di kawasan
Bundaran Hotel Indonesia Jakarta,
pada Minggu (12/11).
Lebih kurang 10 ribu orang yang
berasal dari jajaran kesehatan, jaja-
ran kementerian/lembaga, BUMN,
institusi pendidikan kesehatan, mi-
tra kesehatan, dan organisasi
masyarakat telah berkumpul di
sekitar Bundaran HI. Dengan
tujuan yang sama, yakni menjadi-
kan Hari Kesehatan Nasional
(HKN) yang diperingati se-tiap bu-
lan November setiap tahunnya,
menjadi momentum untuk meng-
gaungkan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas) bagi semua
komponen bangsa di seluruh Indo-
nesia agar dapat melakukan per-
ilaku hidup sehat untuk mencegah
berbagai ancaman penyakit.
“Kami ingin agar masyarakat
dapat berperilaku hidup sehat
secara terus menerus dalam ke-
hidupan sehari-hari,” tutur Men-
teri Kesehatan RI, Nila Farid
Moeloek, dalam sambutannya pa-
da HKN ke-53 di Bundaran HI,
Jakarta (12/11).
Puncak peringatan HKN ke-53
dihadiri pula oleh Wakil Presiden
RI, H. M. Jusuf Kalla; dan bebera-
pa Menteri kabinet kerja.
Sejumlah kementerian dan lem-
bagan lain juga turut me-
meriahkan acara ini dengan
mengirimkan utusan masing-
masing. Hadir juga perwakilan
dari beberapa negara sahabat,
yaitu Kedubes Afganistan,
Kedubes Laos, Kedubes Malaysia,
Kedubes Venuzuela, dan Kedubes
Ceko.
Dikesempatannya Jusuf Kalla
mengingatkan untuk membiasa-
kan hidup sehat sejak kecil, mulai
dari anak anak. Selain menggam-
bar buah, juga ajarkan kepada
mereka arti pentingnya makan
buah dan sayur bagi kesehatan.
D
WARTA UTAMA
Warta Ditjen P2P. 7
“Jaga terus kesehatan dengan
membiasakan hidup sehat,
istirahat cukup, makan buah
sayur, ikan dan berolah raga.
Jangan sampai masuk rumah sa-
kit, karena masuk rumah sakit
itu upaya terakhir,” jelas Kalla.
Tema HKN ke-53 tahun ini se-
jalan dengan Program Indonesia
Sehat melalui Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) yang
menekankan pada pentingnya
peran keluarga dalam pem-
bangunan kesehatan. Ling-
kungan keluarga memberikan
dasar bagi seseorang untuk
memiliki kebiasaan, perilaku
dan gaya hidup yang sehat. kare-
na itu, upaya untuk membu-
dayakan perilaku hidup bersih
dan sehat pada masyarakat ada-
lah dimulai dari lingkungan
keluarga.
Pada puncak peringatan HKN ke
-53, Wapres RI, Jusuf Kalla did-
ampingi Menkes, Nila Moeloek
meluncurkan maskot Germas
yang bernama Si Gabu. Karak-
ternya terinspirasi dari Burung
Garuda dengan figur yang
menggemaskan namun tetap
menggambarkan semangat un-
tuk sehat. Adanya maskot ini,
diharapkan masyarakat akan
lebih mengenal dan selalu ingat
untuk menerapkan Germas.
Maskot ini merupakan hasil kar-
ya dari anak bangsa, pemenang
Lomba Desain Maskot Germas
yang diselenggarakan oleh Ke-
menkes beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan yang sama,
Nila Moeloek juga menyambut
para peserta gowes yang telah
berhasil menaklukkan tantangan
etape sepeda Tour De Sabang –
Jakarta yang telah menempuh
jarak 3.000 kilometer.
Puncak peringatan HKN ke-53
diawali dengan kegiatan karna-
val sehat Germas. Dilanjutkan
dengan aktivitas fisik yakni se-
nam bersama, dan pemecahan
rekor senam peregangan secara
massal dengan peserta terban-
yak. Selain itu, diselenggarakan
pula bazar buah, sayur dan ikan,
serta terdapat pula 10 tenda
pemeriksaan deteksi dini faktor
risiko penyakit tidak menular
(PTM) melalui pengukuran berat
badan, tinggi badan, lingkar pe-
rut, tekanan darah, pemeriksaan
gula darah dan pemeriksaan ko-
lesterol bagi masyarakat secara
gratis.
Dengan semangat GERMAS,
peringatan HKN ke-53 ini juga
secara serentak dilaksanakan di
seluruh provinsi di Indonesia.
6. Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 8
Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM
di Lingkungan Ditjen P2P Kemenkes Tahun 2017
emerintah telah mener-
bitkan Peraturan Presi-
den Nomor 81 Tahun
2010 tentang Grand Design Refor-
masi Birokrasi yang mengatur ten-
tang pelaksanaan program refor-
masi birokrasi. Peraturan tersebut
menargetkan tercapainya tiga
sasaran hasil utama yaitu pening-
katan kapasitas dan akuntabilitas
organisasi, pemerintah yang ber-
sih dan bebas KKN, serta pening-
katan pelayanan publik.
Dalam rangka mengakselerasi
pencapaian sasaran hasil tersebut,
maka berdasarkan Peraturan Men-
teri PAN dan RB No. 52 Tahun
2014 tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani di Ling-
kungan Instansi Pemerintah, Ke-
menkes senantiasa berupaya da-
lam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang bersih/clean
governance yang harapan besar
terwujudnya good governance di
semua bidang dengan melakukan
pelaksanaan pencegahan dan
pemberantasan korupsi atau
Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK), kegiatan ini diantaranya
melakukan sosialisasi terhadap
semua Satker unit utama maupun
UPT.
Predikat WBK merupakan predi-
kat yang diberkan kepada suatu-
unit kerja yang memenuhi sebagi-
an besar manajemen perubahan,
penataan tatalaksana, penataan
system manajemen SDM, pen-
guatan pengawasan, dan pen-
guatan akuntabilitas kinerja, se-
dangkan Predikat Menuju WBBM
adalah predikat yang diberikan
kepada suatu unit kerja/satuan
kerja yang sebelumnya telah
mendapat predikat Menuju WBK
dan memenuhi sebagian besar
manajemen perubahan, penataan
tatalaksana, penataan sistem
P
Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 9
manajemen SDM, penguatan
pengawasan, penguatan akunta-
bilitas kinerja, dan penguatan
kualitas pelayanan publik.
Proses pemilihan unit kerja/
satuan kerja dilakukan oleh Tim
Kerja Pembangunan Zona Integ-
ritas di lingkungan Selanjutnya
Tim Penilai Internal melakukan
penilaian mandiri terhadap unit
kerja/satuan kerja yang di-
usulkan untuk mendapat predi-
kat Menuju WBK/Menuju
WBBM.
Apabila hasil penilaian mandiri
mendapat predikat menuju
WBK/WBBM, maka unit kerja/
satuan kerja tersebut di-
usulkan ke Kementerian PAN
dan RB untuk dilakukan reviu.
Apabila hasil reviu unit kerja/
satuan kerja tersebut memenuhi
syarat Menuju WBK/Menuju
WBBM, maka Kementerian PAN
dan RB akan memberikan rek-
omendasi kepada Badan POM
agar unit kerja/satuan kerja terse-
but ditetapkan sebagai unit kerja/
satuan kerja berpredikat Menuju
WBK/WBBM.
Apabila hasil reviu menya-
takan bahwa nilai unit kerja/
satuan kerja tidak memen-
uhi nilai minimal WBK/
WBBM, maka Kementeri-
an PAN dan RB merekomendasi-
kan kepada Badan POM agar unit
kerja/satuan kerja tersebut dibina
kembali. Unit kerja/satuan kerja
yang diusulkan memenuhi syarat
oleh Kementerian PAN dan RB,
akan ditetapkan sebagai unit kerja/
satuan kerja berpredikat Menuju
WBK dalam Keputusan Kepala
Badan POM, sedangkan penetapan
unit kerja/satuan kerja berpredikat
Menuju WBBM dituangkan dalam
Keputusan Menteri PAN dan RB.
Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (Ditjen
P2P) telah mengeluarkan Kepdir-
jen P2P Nomor. HK.02.02/I/ 141 /
Tahun 2017 tentang Tim Pen-
guatan Pembangunan Zona Integ-
ritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi atau Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani Pada Satuan
Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Ditjen P2P Tahun
2017. Tim tersebut bertugas untuk
melakukan sosialisasi, penguatan
dan pendampingan terhadap satker
UPT yang diusulkan meraih predi-
kat WBK/WBBM. Proses untuk
mewujudkan WBK dan/atau
WBBM dimulai dari tahap sebagai
berikut:
1. Tahap pencanangan.
Proses ini dimulai dari penan-
datangan fakta integritas dan
pencanangan zona integritas.
Pelaksanaan tahap ini serentak
dilaksanakan di semua satker
pusat maupun UPT.
2. Tahap pembangunan.
Kegiatan ini dimulai dari mem-
berikan fasilitasi dan dukungan
atau penguatan terhadap calon
UPT yang diusulkan untuk
memperoleh predikat WBK
berupa sosialisasi WBK serta
self assessment dengan menitik
beratkan pada komponen
pengungkit.
3. Tahap penilaian
a. Tahap I
Proses penilaian WBBM
dilaksanakan oleh Tim
Penilai Internal (TPI) Ke-
menkes dan Tim Penilai
Nasional (TPN) diwakili
oleh KKP Kelas I Tanjung
Priok. Dari hasil penilaian
tersebut KKP Kelas I
Tanjung Priok mendapat-
kan nilai 83, 30% dari yang
7. Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 10
seharusnya minimal 85%.
Dengan hasil demikian
belum bisa mendapatkan
predikat WBBK dari Ke-
menterian PAN RB.
b. Tahap II
Penilaian WBK untuk predi-
kat dari Kemenkes dil-
aksanakan oleh Tim Penilai
Internal (TPI) Kemenkes di-
wakili oleh 4 Satker UPT sbb:
1. KKP Kelas II Padang
2. KKP Kelas II Probolinggo
3. KKP Kelas III Kupang
4. BTKPPP Kelas I Medan
Berikut adalah progress kegiatan WBK yang dimulai tahun 2015 sbb:
NO USULAN SATKER WBK
2015 2016 2017
Predikat WBK
1 1. Dit. P2B2
2. KKP Semarang
3. KKP Tanjung Pri-
ok
4. BBTKLPP Suraba-
ya
5. BBTKLPP Yogya-
karta
1. KKP Surabaya
2. KKP Makassar
3. KKP Panjang
4. KKP Padang
5. KKP Cilacap
6. KKP Semarang
7. KKP Medan
8. KKP Tarakan
9. KKP Kupang
10. BBTKLPP
Banjarbaru
11. BTKLPP
Palembang
12. BTKLPP Medan
1. KKP Tanjung Priok
2. KKP Soekarno Hatta
3. KKP Batam
4 KKP Tanjung Pinang
5. KKP Padang
6. KKP Cilacap
7. KKP Semarang
8. KKP Balikpapan
9. KKP Pontianak
10. KKP Mataram
11. KKP Banjarmasin
12. KKP Kupang
13. KKP Yogyakarta
14. KKP Probolinggo
15. BBTKLPP Yogyakarta
16. BBTKLPP Surabaya
17. BBTKLPP) Banjarbaru
18. BTKLPP Medan
19. BTKLPP Batam
20. BTKLPP Palembang
21. BTKLPP Manado
1. Tahun 2015
- KKP.Tanjung Priok
(Predikat WBK Ke-
menkes).
2. Tahun 2016
- KKP Tanjung Priok
(Predikat WBK
Menpan RB)
BTKLPP Palembeng
(Predikat WBK Ke-
menkes).
3. Tahun 2017
- KKP Padang
- KKP Probolinggo
- KKP Kupang
- BTKLPP Medan
(Predikat WBK Ke-
menkes).
4. Total 27 UPT Usulan
Kegiatan pembangunan Zona
Integtiras menuju WBK/
WBBM di Lingkungan Ditjen
P2P dari tahun ke tahun terus
bertambah, targetnya sampai
tahun 2019 harus semua Sat-
ker Pusat dan UPT harus su-
dah difasilitasi/diusulkan un-
tuk mendapat predikat WBK.
8. Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 12
ementerian Kesehatan
RI melalui Direktorat
Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit me-
nyelenggarakan “NATIONAL IHR-
PVS BRIDGING WORKSHOP”
yang berguna memperkuat kesiap-
siagaan lintas sektor dalam
menghadapi penyebaran penyakit
zoonosa yang diselenggarakan di
Denpasar, Bali.
Pertemuan ini sangat penting dil-
aksanakan mengingat penyakit zo-
onosa sangat berpotensi men-
imbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB) atau Wabah. Adapun output
dari workshop ini adalah
keterpaduan antara International
Health Regulations (IHR) dan Per-
formance of Veterinary Services
(PVS) dalam rangka meningkatkan
komunikasi, koordinasi, ko-
laborasi, strategi dan kapasitas
lintas sektor dalam pengendalian
zoonosis atau Emerging Infektious
Disease baik itu re-emerging dis-
ease dan new-emerging disease.
Peserta workshop adalah dari usur
Kemenko PMK, Kementerian Kese
hatan, Kementerian Perta
nian, Kementerian KLHK, Ke-
menterian Dalam Negeri, BNPB
serta dari Dinas Kesehatan dan
Dinas yang membidangi fungsi
Peternakan dan Kesehatan He-
wan Provinsi Bali, Kalimantan
Barat, Riau dan Sulawesi Utara
dan dari mitra kerja lainnya
dengan total peserta sebanyak
95 orang. Hadir juga Dirjen Pe-
ternakan dan Kesehatan Hewan,
I Ketut Diarmita yang turut serta
membuka acara workshop dan
Dirjen Pencegahan dan Pengen-
dalian Penyakit Kemenkes RI, dr.
H. Mohamad Subuh, MPPM yang
memberikan arahan pada
kegiatan workshop tersebut.
Pada saat ini sudah berjalan 6
(tahun) tahun dari pelaksanaan
PVS gap analysis di Indonesia,
banyak dari rekomendasi PVS
gap analysis yang sudah kita tin-
daklanjuti dalam rangka perbai-
kan layanan kesehatan hewan di
Indonesia.
“Apabila di sektor kesehatan he-
wan kita memiliki PVS Tools,
maka di sektor kesehatan
masyarakat, setiap negara ang-
gota WHO mengadopsi kerangka
kerja International Health Regu-
lation (IHR) 2005, dalam Public
Health Emergency of Internation-
al Concern (PHEIC). Dengan
adanya peraturan tersebut, maka
para anggota diharuskan untuk
mengembangkan, memperkuat
dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan mendeteksi,
menilai, menginfokan dan
merespon ancaman penyakit”,
ujar Dirjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan, I Ketut Diar-
mita saat membuka NATIONAL
IHR-PVS BRIDGING WORKSHOP
di Bali, (21/8).
Direktur Jenderal P2P, dr. H. Mo-
hamad Subuh, MPPM dalam ara-
hannya di sela-sela pelaksanaan
Workshop, pada (23/8) menga-
takan kita ketahui bersama bah-
wa KLB penyakit zoonosis masih
sering terjadi khususnya didae-
rah yang secara historis
NATIONAL IHR-PVS BRIDGING WORKSHOP
K
Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 13
merupakan daerah endemis. Kita
mencatat kejadian rabies di Bali,
Kalimantan Barat, Sumatera Barat
dan Sulawesi Utara. Kejadian An-
traks di Gorontalo, Jawa Tengah
maupun di Sulawesi Selatan, serta
kejadian penyakit zoonosis lainnya
di berbagai tempat di Indonesia.
Kejadian penyakit-penyakit terse-
but mendorong kita untuk pengen-
dalian dan penanggulangan bersa-
ma dan lebih terkoordinasi.
Workshop ini tentunya menjadi
milestones untuk implementasi
konsep one health. Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat ber-
kontribusi untuk menyempur-
nakan kapasitas Indonesia yang
diukur dalam tehnikal area Global
Health Security Agenda. Seperti
diketahui bahwa Indonesia telah
berkomitmen melaksanakan IHR
Joint External Evaluation (JEE) pa-
da November 2017, dimana salah
satu yang dinilai adalah sistem sur-
veilans untuk penyakit zoonosis
prioritas, ketersediaan tenaga
kesehatan hewan dan mekanisme
respon dalam menangani penyakit
zoonosa serta keterpaduan antara
International Health Regulation
(IHR) dengan Performance of Vet-
erinary Services (PVS).
dr. Subuh juga menekankan bahwa
kegiatan pengendalian zoonosis
bukan hanya melibatkan sektor
kesehatan dan kesehatan hewan
saja tapi melibatkan sektor lainnya
seperti sektor yang menangani sat-
wa liar dibawah Kementerian Ling-
kungan Hidup dan Kehutanan, Ke-
mendagri, Pemerintahan Provinsi
dan Kabupaten/Kota dan masih
banyak lagi upaya ini akan efek-
tif. Namun demikian, banyak tan-
tangan yang harus disikapi, anta-
ra lain : 1) Memastikan jangkau-
an program ke seluruh pelosok
negeri dimana geografi Indonesia
yang berbentuk kepulauan akan
menentukan kecepatan response
dilapangan; 2) Adanya hewan liar
yang menjadi sumber penularan
dan berkeliaran di tempat pem-
ukiman penduduk serta daerah
pemukiman yang tersebar di
wilayah Indonesia; 3) Pasar
tradisional, pasar-pasar hewan
yang tidak resmi yang men-
dorong komersialisasi hewan dan
binatang liar di berbagai wilayah
meningkatkan risiko penularan
penyakit zoonosis.
9. Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 14
Siaga Pandemi Influenza H7N9,
Kemenkes RI Lakukan Simulasi
imulasi Pandemi Influen-
za jenis H7N9 perlu dil-
akukan mengingat Indo-
nesia berisiko menjadi episenter
pandemi influenza, baik flu bu-
rung (H5N1), flu babi (H1N1) atau
virus jenis H7N9 yang dikhawatir-
kan mewabah ke Indonesia. Untuk
itu Kementerian Kesehatan me-
lalui Direktorat Jenderal Pencega-
han dan Pengendalian Penyakit
menyelenggarakan Simulasi Pan-
demi Influenza H7N9 yang dil-
aksanakan selama dua hari mulai
dari tanggal 19-20 September
2017 di Graha Widya Bakti
Puspiptek Serpong, Tangerang
Selatan. Sebelumnya telah dil-
aksanakan pula simulasipada
2008 di Bali dan 2009 di Makas-
sar.
Simulasi akan dilaksanakan di Pe-
rumahan Puspiptek, Pasar Mod-
ern BSD, Puskesmas Setu, Rumah
Sakit Eka, RSUD Kabupaten Tan-
gerang, KKP Soekarno Hatta, Pos
Lapangan/RS Lapangan, Gedung
Widya Bhakti, dan KKP Pelabuhan
Merak (melalui tayangan video).
Sebagai gambaran umum, simu-
lasi pertama, pada Selasa (19/9)
akan dilaksanakan di Puskesmas
Setu dengan pasien 1 kasus sus-
pek flu burung, kemudian
melakukan rujukan ke RSUD Ka-
bupaten Tangerang. Sementara
itu, Tim Gerak Cepat (TGC) Kota
Tangerang Selatan (Tangsel)
mempersiapkan Puskesmas Setu
untuk melakukan penyelidikan
epidemiologi dan komunikasi risi-
ko di lapangan (di sekitar tempat
tinggal Pasien 1, Puskesmas Setu
dan Pasar Modern BSD).
Simulasi di hari kedua, Rabu
(20/9), pelaksanaan karantina
Wilayah berdasarkan pertim-
bangan epidemiologi. Adapun luas
wilayah karantina mencakup se-
bagian wilayah Kelurahan Setu.
Dan Fasyankes berada di luar
wilayah episenter. Atas pertim-
bangan tersebut didirikan pos pe-
layanan kesehatan lapangan.
S
Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 15
“Hari ini kita hadir melakukan sim-
ulasi penanggulangan epicenter
pandemi influenza. Ini adalah satu
kesiapan dalam menghadapi
kedaruratan kesehatan,” kata
Menkes Prof. dr. Nila Moeloek da-
lam sambutannya pada peresmian
Simulasi Pandemi Influenza H7N9
di Gedung Puspiptek, Selasa
(19/9).
Menteri Kesehatan RI, Prof. dr.
Nila Moeloek mengatakan salah
satu tantangan dalam menyikapi
darurat kesehatan masyarakat
adalah kemampuan melakukan
deteksi dini masalah kesehatan.
Jika deteksi dini dapat dilakukan,
respon cepat untuk mencegah
dan menanggulangi penyakit
pun bisa dilakukan. Sehingga,
potensi mewabahnya penyakit
tidak akan meluas.
Menkes berharap penilaian tim
nasional dan tim internasional
terhadap simulasi yang akan dim-
ulai hari ini menunjukkan hasil
yang meyakinkan. Seluruh jajaran
pemerintah di pusat dan daerah,
bersama masyarakat, benar-benar
mampu melaksanakan kesiapsi-
agaan sesuai peraturan-
perundangan yang berlaku dan
pedoman serta Rencana Konti-
jensi yang menjadi acuan.
“Dengan demikian, kita juga
yakin bahwa kita selalu siap da-
lam menanggulangi muncul-
nya masalah kesehatan yang
berpotensi menimbulkan
kedaruratan kesehatan yang
meresahkan dunia,” kata Menkes.
Virus influenza jenis H7N9 sama
bahayanya dengan virus flu bu-
rung (H5N1) ataupun swine in-
fluenza (H1N1). Menanggapi hal
tersebut, simulasi penanggulan
gan virus influenza jenis H7N9
perlu dilakukan sebagai upaya
kesiagaan apabila virus tersebut
mewabah ke Indonesia.
Ditjen Pencegahan dan Pengen-
dalian penyakit, Kemenkes RI dr.
H. Mohamad Subuh mengatakan
simulasi ini merupakan ajang
meningkatkan kesiapsiagaan
pemerintah, masyarakat dan
sektor lain dalam menghadapi
pandemi influenza.
“Meningkatkan kemampuan sege-
nap instansi dan masyarakat da-
lam kesiapsiagaan menghdapi pan-
demi virus influenza,” kata dr.
Subuh.
Simulasi ini melibatkan sekitar
643 orang yang mewakili
pemerintah dan non-pemerintah
dari berbagai lintas sektor, seperti
Kemenko PMK, Kemendagri, Ke-
menkominfo, pemda kab/kota dan
provinsi, TNI dan POLRI. Diharap-
kan pembelajaran dari simulasi ini
dapat menyebarluaskan pembela-
jaran kesiapsiagaan menghadapi
pandemi influenza di Kawasan
lainnya, atau kesiagaan menghada-
pi wabah penyakit lainnya.
10. Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 16
ernahkah anda
mendengar tentang
'leptospirosis?'. penyakit
ini sering terjadi di musim hujan
seperti saat ini. dan ternyata pen-
yakit ini dapat ditularkan kepada
manusia. mengerikan bukan?
Pengertian Leptospirosis :
Leptospirosis adalah penyakit in-
feksi yang disebabkan oleh kuman
Leptospira sp, karena kontak
dengan kencing tikus yang
mengandung bakteri Leptospira
atau air, lumpur yang terkontami-
nasi kuman ini dengan menembus
kulit lecet atau mukosa.
Sumber penularan Leptospiro-
sis : Penyebabnya bakteri ber-
bentuk spiral yaitu bakteri lepto
spira Sp yang bias hidup pada
tikus, anjing, babi, kambing, sapi
dan kucing. Di Indonesia sumber
penular utama adalah tikus yang
terdiri tikus got (Rattus Norvegi-
cus), tikus rumah (Rattus Tane-
zumi) dan tikus sawah (Rattus
Argentiventer). Tikus yang terin-
feksi sepanjang hidupnya akan
membawa kuman Leptospira
yang akan menularkan Leptospi-
rosis melalui air kencingnya.
Berapa lama masa inkubasi Lep-
tospirosis ?
Masa inkubasi Leptospirosis an-
tara 2-30 hari, biasanya rata-rata
7-10 hari.
Gejala Leptospirosis: 1) Lepto-
spirosis ringan(anikterik) kate-
gori suspek menunjukkan gejala
demam akut dengan atau tanpa
sakit kepala disertai nyeri otot,
lemah (malaise) dengan atau
tanpa conjungtival suffusion
(mata merah tanpa eksudat) dan
ada riwayat kontak dengan ling-
kungan yang terkontaminasi
Leptospira; 2) Leptospirosis be-
rat (ikterik) kategori probable/
confirm dengan menunjukkan
gejala nyeri betis Ikterus
(kuning), sedikit air kencing
(oliguria) /tidak keluar air kenc-
ing (anuria), manifestasi
perdarahan, sesak nafas, detak
jantung tidak teratur (aritkia),
batuk dengan atau tanpa keluar
darah (hemoptisis), ruam kulit.
P
Seputar kita
Warta Ditjen P2P. 17
Tindakan Pencegahan Leptospi-
rosis : a) Simpan makanan dan
minuman dengan baik agar
terhindar dari tikus; b) Mencuci
tangan dengan sabun sebelum
makan dan sesudah bekerja di
sawah, kebun, sampah, selokan
dan tempat tercemar lainnya; c)
Menjaga kebersihan lingkungan;
d) Menyediakan dan menutup
rapat tempat sampah; e)
Menghindari adanya tikus di da-
lam rumah atau gedung-
Menghindari pencemaran oleh
tikus dan meningkatkan pe-
nangkapan tikus; f)Tutupilah
luka dan lecet dengan pembalut
kedap air terutama sebelum ber-
sentuhan dengan tanah, lumpur
atau air yang mungkin dicemari
air kencing binatang; g) Pakailah
sepatu bila keluar, terutama jika
tanahnya basah atau berlumpur.
Apa yang harus dilakukan jika
mengalami gejala-gejala terse-
but ?
Jika mengalami gejala tersebut
diatas dan berada di dareah
banjir atau tinggal di ling-
kungan tercemar air kencing
tikus atau binatang lain supaya
segera berobat ke Puskesmas,
Rumah Sakit atau sarana
kesehatan terdekat.
11. TIPS
Warta Ditjen P2P. 18
Kehamilan merupakan suatu anugrah terindah bagi
seorang wanita yang memiliki peran baru sebagai
seorang Ibu. Namun, Ibu Hamil atau yang sekarang
lebih dikenal dengan sebutan “Bumil” ini juga men-
galami beberapa perubahan baik fisik ataupun emo-
sional.
Bagi “Bumil” pada trimester I menjadi salah satu ma-
sa terjadinya banyak perubahan, seperti perubahan
hormon dalam tubuh, Mood yang tidak stabil dan ba-
dan yang mudah lelah saat beraktivitas. Banyak tip-
snya antara lain dengan senam hamil, olahraga rin-
gan dan Salah satunya melakukan gerakan “Shalat”.
Shalat tidak hanya merangsang tumbuh dan rasa
tenang dalam hati. Namun, gerakan Shalat juga mem-
iliki efek terapis yang manfaatnya kembali pada
dirinya sendiri dan sang buah hati dalam kan-
dungannya.
Shalat dapat menambah kekuatan iman, juga mem-
perkokoh ketransparanan, keluhuran dan hasil ini
jauh lebih besar manfaatnya ketimbang yang biasa
seseorang peroleh dengan latihan yoga.
Secara rohani gerakan Takbiratul Ihram merupakan
sikap meditasi yang sempurna karena terjadi pemu-
satan perhatian atau konsentrasi yang hanya di-
tunjukan kepada Allah SWT. Secara jasmani manfaat
yang dapat diperoleh dari takbiratul ihram antara
lain melancarkan peredaran darah di seluruh ang-
gota tubuh serta menstabilkan jatung, paru-paru,
pinggang dan tulang punggung. Wanita yang berada
dalam masa kehamilan dan persalinan, bila ia
melakukan gerakan shalat dengan benar, maka hal
itu dapat membantu sirkulasi darah dalam
tubuhnya. Shalat yang dilakukan secara sempurna
dapat meminimalisir terjadinya pemekaran pembu-
lu darah di daerah betis, yang biasanya terjadi pada
sebagian wanita pasca melahirkan.
Memasuki trimester II sedikitnya ada 2 fase yang
harus dilalui wanita hamil ada trimester ini. Pertama
fase prequekining atau fase saat janin belum menun-
jukan adanya pergerakan. Fase yang kedua adala
fase postquekining atau fase ketika janin mulai
melakukan gerakan sedikit demi sedikit. Adapun
tips yang dapat membantu mengatasi keluhan fisik
pada trimester II yaitu dengan gerakan Ruku’.
menurut para ahli gerakan ruku’ yang dilakukan
secara sempurna dapat memperbaiki system saraf
dalam tubuh, tulang belakang menjadibaik, menjadi
lentur, menghindarkan terjadinya penyempitan dan
pengapuran tulang.
Memasuki trimester III banyak hal kurang nyaman
yang dirasakan oleh “Bumil” karena semakin mem-
besar dan aktifnya sang cabang bayi. Rasa nyeri
dirasakan di bagian perut, selangkangan dan paha.
Tips gerakan sholat yang dianjurkan pada fase ini
adalah sujud dengan sempurna. Manfaatnya antara
lain memperlancar getah bening yang dipompa ke
bagian leher dan ketiak.
Sholat Yuk! Agar Ibu Hamil Tetap Sehat dan Bugar
TIPS
Bekerja setiap hari dengan durasi 8 jam sehari
bahkan lebih tentu membutuhkan stamina yang baik.
Disamping istirahat yang memadai, kita harus
mempunyai kebiasaan yang benar selama dikantor
agar tetap sehat dan bugar selama bekerja. Berikut 8
tips yang akan membuat anda tetap bugar selama di
kantor.
1. Meja kerja yang menginspirasi
Meja dikantor yang rapi dan fungsional membuat kita
semangat mengawali pekerjaan. Pilih barang yang
perlu saja untuk diletakkan diatas meja agar tidak
penuh. Berikan nuansa warna kuning dan biru untuk
menunjang mood selama bekerja. Jangan lupa me-
masang foto keluarga atau pasangan agar memotivasi
kita selama bekerja.
2. Posisi duduk yang ergonomis
Pilihlah kursi yang bisa diatur sesuai kenyamanan.
Posisi duduk tegak ditunjang sandaran kursi yang pas
akan meminimalkan nyeri punggung akibat kerja. Po-
sisi duduk yang salah akan membuat tulang
punggung dan otot fascia thoracolumbar mengalami
ketegangan.
3. Lakukan peregangan
Setelah berjam-jam kerja tentu badan menjadi kaku
sehingga memerlukan peregangan. ikuti petunjuk
peregangan dari Kemenkes setiap pukul 10.00 dan
15.00. Ataupun lakukan sesuai kebutuhan sehingga
badan kita tetap segar.
4. Penuhi kebutuhan cairan
Meskipun kita bekerja dalam ruangan Meskipun kita
bekerja dalam ruangan yang ber–AC akan tetapi
justru kita mudah dehidrasi meski tidak merasakan
haus. Letakkan air putih dalam gelas atau botol di
meja kerja agar mudah dijangkau saat kita butuh.
Hindari minum kopi berlebihan karena akan
merusak selera makan.
5. Relaksasi
Kita bisa berkonsentrasi penuh sekitar 30-45 menit
saja selanjutnya akan menurun. Oleh karena itu di-
anjurkan agar setelah 45 menit melakukan break
diselingi aktifitas lain seperti berdiri atau berjalan
dan sambil duduk tegap di kursi, buat tubuh serileks
mungkin dan tarik nafas secara teratur.
6. Makanan yang seimbang
Saat kita makan siang hendaknya jangan terlalu
banyak karbohidrat agar tidak membuat ngantuk.
Buah dan sayur yang cukup akan menunjang vitali-
tas tubuh sepanjang hari. Buah yang dikenal
meningkatkan konsentrasi antara lain : blueberry,
alpukat, tomat, apel, delima (pomegranate),anggur
dan strawberry.
7. Gunakan tangga
Jika kita hendak keruangan lain jika hanya beda 2
atau 3 lantai hendaknya menggunakan tangga . Hal
tersebut dapat melatih otot kaki dan dapat
digunakan sebagai latihan low intensity cardio se-
hingga peredaran tubuh tetap lancar.
8. Kelola stress
Pekerjaan hendaknya dapat dinikmati dan jangan
dianggap sebagai beban sehingga secara psikologis
kita dapat menjaga tingkat stress agar tidak mening-
kat.
Warta Ditjen P2P. 19
TETAP SEHAT DAN BUGAR DI KANTOR
12.
13. Peristiwa
Dirjen P2P Buka Diklat Kekarantinaan Kesehatan Bagi
Pejabat Struktural Kantor Kesehatan Pelabuhan
antor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) meru-
pakan salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kemen-
terian Kesehatan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab
terhadap Direktur Jenderal P2P,
mempunyai tugas dan fungsi an-
tara lain melaksanakan pencega-
han masuk dan keluarnya penya-
kit, penyakit potensial wabah, ke-
karantinaan, pelayanan kesehatan
serta fasiltasi dan advokasi kesiap-
siagaan dan penanggulangan Ke-
jadian yang berpotensi men-
imbulkan Public Health Emergency
of International Concern (PHEIC)
serta masalah kesehatan lainnya
di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat.
Selain itu, KKP merupakan lini
terdepan dalam memberikan
pelaya
nan di bidang kesehatan di ling
kungan bandara, pelabuhan dan
Pos Lintas Batas Darat Negara
(PLBDN). Mengingat di dalam
IHR 2005 Indonesia sebagai
negara anggota World Health
Organitation (WHO) harus
meningkatkan kapasitas inti di
pintu masuk negara. Kapasitas
inti di pelabuhan/bandara dan
PLBDN baik dalam kondisi rutin
maupun pada saat kejadian
kedaruratan.
Mencermati tugas KKP tersebut
maka posisi para pemimpin
(pejabat struktural) di jajaran
KKP menjadi sangat strategis
dalam mengawal pelaksanaan
Tugas Pokok dan Fungsi KKP
yang telah diamanahkan. Untuk
itu dalam mengawal pelaksa-
naan Tugas Pokok dan
Fungsinya para pemimpin
(pejabat struktural) di KKP san-
gatlah perlu juga mengikuti
Diklat Kekarantinaan (Jiwa Kor-
sa) Kesehatan untuk mendapat-
kan pembekalan tentang bela
negara, bimbingan rohani,
ketangkasan militer, peraturan
militer dasar, kemampuan sur-
vival, maupun kemampuan
komunikasi dan kerjasama da-
lam kelompok yang diseleng-
garakan pada 11 – 23 Novem-
ber 2017 di Ciwidey, Bandung
Jawa Barat dan di BBPK Jakarta.
Kegiatan ini di dukung oleh Ba-
dan PPSDM Kesehatan Kemen-
kes RI serta LAKESPRA Saryan-
to TNI AU.
K
Warta Ditjen P2P. 21
peristiwa
Warta Ditjen P2P. 22
Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, dr. H. Mo-
hamad Subuh, MPPM dalam sam-
butannya saat membuka pem-
bukaan Diklat Kekarantinaan
(Jiwa Korsa) bagi Pejabat
Struktural Eselon III di Ling-
kungan KKP Ditjen P2P Kemenkes
RI, pada (12/11) di Ciwidey ber-
harap agar para peserta Diklat
setelah mengikuti rangkaian
kegiatan diklat jiwa korsa ini,
dapat menjadi insan yang tangguh
dan mampu bertahan dalam sega-
la rintangan, disipilin, tangkas,
terampil, memiliki nasionalisme
yang tinggi, memiliki komunikasi
dan kerjasama yang baik, saling
menghargai, saling menghormati,
dan saling membantu, serta men-
jadi insan yang selalu ingat kepa-
da Sang Pencipta, Tuhan Yang Ma-
ha Esa, Allah SWT.
Selain itu, dr. Subuh juga menga-
takan pada pelaksanaan diklat
teknis kekarantinaan kesehatan,
para peserta akan mendapatkan
pembekalan teknis manajerial
di bidang kekarantinaan
kesehatan, kemampuan koordi-
nasi dan pengawasan, pen-
guatan jejaring, maupun
pembekalan pengetahuan akad-
emis pada permasalahan
kesehatan di pintu masuk nega-
ra. Sehingga beliau berharap,
setelah mengikuti diklat jiwa
teknis para peserta dapat lebih
optimal dalam menjalankan tu-
gas sehari – hari sesuai dengan
tugas pokoknya, memiliki jejar-
ing yang kuat dengan para
stakeholders terkait di pintu
masuk negara dalam upaya
pencegahan dan pengendalian
penyakit, serta memiliki tero-
bosan – terobosan baru dalam
memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Di akhir sambutannya, dr.
Subuh berpesan kepada para
peserta agar mengikuti diklat i
ini dengan sungguh-sungguh
dan berdisiplin, menyerap
dengan baik setiap materi yang
diberikan, dan tidak ragu untuk
bertanya bila ada hal-hal yang
kurang dipahami, dan dapat
melalui diklat ini dengan baik,
membanggakan, dan dapat
menjadi tauladan bagi jajaran
Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Selain itu, beliau juga men-
gucapkan terima kasih kepada
segenap pimpinan dan jajaran
LAKESPRA Saryanto TNI AU
atas kerjasama dan dukungann-
ya kepada Kementerian
Kesehatan, juga kepada seluruh
pihak yang telah berupaya me-
nyelenggarakan kegiatan Diklat
ini dengan sebaik-baiknya
dengan harapan Diklat bagi Pe-
jabat Struktural KKP dapat ber-
lanjut dan berkesinambungan
guna meningkatkan kompeten-
si dan kapasitas jajaran Pimpi-
nan KKP dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
14. etiap tanggal 1 Desember,
Hari AIDS Sedunia (HAS)
diperingati. Tahun ini, te-
ma nasional HAS 2017 adalah
“Saya Berani, Saya Sehat”. Tema
ini sangat relevan dan diperuntuk-
kan bagi seluruh lapisan masyara-
kat untuk menyukseskan pencega-
han penularan human immunodefi-
ciency virus (HIV) penyebab ter-
jadinya kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh yaitu Aqcuuired
Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS).
“Berani untuk apa? Untuk
mengurangi risiko penularan virus
HIV. Selanjutnya, masyarakat juga
mau secara sukarela memerik-
sakan diri untuk mengetahui status
HIV-nya”, tutur Menteri Kesehatan
RI dalam sambutannya yang di-
bacakan oleh Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kementerian Kesehatan
RI, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM,
pada puncak peringatan HAS 2017
di Palembang.
Seperti kita ketahui, tujuan
pencegahan dan pengendalian HIV
-AIDS adalah untuk mewujudkan
target Three Zero pada 2030, yai-
tu: 1) Tidak ada lagi penularan
HIV; 2) Tidak ada lagi kematian
akibat AIDS; dan 3) Tidak ada lagi
stigma dan diskriminasi pada
orang dengan HIV AIDS (ODHA).
Pada puncak peringatan tersebut,
Gubernur Provinsi Sumatera
Selatan didampingi Dirjen P2P
Kemenkes RI dan Deputi III
Kemenko PM mencanangkan Fast
Track 90-90-90 atau strategi
akselerasi Temukan, Obati dan
Pertahankan (TOP) untuk men-
capai target tahun 2030.
Adapun Fast Track 90-90-90 meli-
puti 90% dari orang yang hidup
dengan HIV (ODHA) mengetahui
status HIV mereka melalui tes
atau deteksi dini; 90% dari
ODHA yang mengetahui status
HIV untuk memulai pengobatan
Antiretroviral (ARV); dan 90%
ODHA yang dalam pengobatan
ARV telah berhasil menekan
jumlah virusnya sehingga men-
gurangi kemungkinan penularan
HIV; serta tidak ada lagi stigma
dan diskriminasi ODHA. Terkait
pencegahan dan penanggulangan
HIV-AIDS, ada beberapa hal yang
perlu diingat masyarakat, yaitu:
1)Tidak melakukan perilaku seks
berisiko atau narkoba suntik; 2)
Bila sudah pernah melakukan
perilaku berisiko, lakukan tes
HIV segera!..; 3)Bila tes HIV
negatif, tetap berperilaku aman
dari hal-hal yang berisiko menu-
larkan HIV; 4)Bila tes HIV positif,
selalu gunakan kondom saat
berhubungan seksual, serta
patuhi petunjuk dokter dan mi-
num obat ARV: 5) Jika bertemu
ODHA, bersikap wajar dan jangan
mendiskriminasi atau mem-
berikan cap negatif, dan berikan
dukungan; 6) Jika berinteraksi
dengan ODHA, jangan takut ter-
tular, karena virus HIV tidak
menular baik itu melalui sentu-
han, keringat, maupun berbagi
makanan. HIV hanya menular
melalui cairan kelamin dan
darah.
S
HARI AIDS SEDUNIA (HAS ) 2017
SAYA BERANI, SAYA SEHAT
Peristiwa
Warta Ditjen P2P. 24
peristiwa
ari Kesehatan Jiwa Se-
dunia yang diperingati
setiap tahun di seluruh
dunia tanggal 10 Oktober sejak
tahun 1992 sehingga pada tahun
ini peringatan Hari Kesehatan Ji-
wa Sedunia genap 25 tahun.
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa
Sedunia dimaksudkan untuk
menyampaikan komunikasi, infor-
masi dan edukasi kepada seluruh
lapisan masyarakat melalui upaya
promotif-preventif.
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada
tahun ini mengambil tema Mental
Health in The Work Place
(Kesehatan Jiwa di Tempat Ker-
ja) dengan Sub Tema
“Kesehatan Jiwa yang Prima
Mewujudkan Produktivitas Ker-
ja dan Kesejahteraan Keluarga”.
Tema ini mengarah pada pent-
ingnya promosi kesehatan jiwa
dalam berbagai lingkungan ker-
ja baik di sektor kesehatan dan
sektor non kesehatan seperti: per-
tanian, industri keuangan,
pemerintahan, teknologi dan lain-
lainnya. Selain itu melalui tema ini
diharapkan mendapatkan
menurunkan perilaku negatif, dis-
kriminasi dan
memberdayakan individu untuk
mempromosikan kesehatan jiwa.
Dalam acara Puncak Hari
Kesehatan Jiwa Sedunia tahun ini
dihadiri oleh Ibu Menteri
Kesehatan, dengan beberapa
kegiatan yaitu senam sehat,
pemeriksaan Keswa dan PTM,
launching layanan konseling
keswa, serta pameran alat
kesehatan untuk mengukur
stress.
Tiada kesehatan tanpa kesehatan
jiwa, maka gangguan jiwa muncul
sebagai akibat kegagalan dalam
mengelola stres. Stres dapat ber-
sumber dari permasalahan yang
bersifat personal (non okupasi)
maupun profesional (okupasi).
Kondisi fisik, mental dan pola
hidup tersebut memberikan dam-
pak terhadap kesehatan pekerja
dan tentunya akan
mempengaruhi tingkat produk-
tifitasnya. Berdasarkan data
terkini pula disebutkan bahwa
semakin banyak jumlah pemberi
kerja di luar Indonesia merasa
yakin bahwa kesehatan yang baik
diantara para pekerja merupakan
hal yang baik bagi
organisasi dan memberikan
lebih banyak keuntungan bagi
pemberi tempat kerja.
Masalah kesehatan jiwa yang
timbul pada pekerja tentunya
juga berdampak pada keluarga
sehingga perlu adanya pe-
nanganan masalah kesehatan
jiwa di tempat kerja. Saat ini
orang dengan masalah dan
gangguan jiwa menjadi salah sa-
tu bagian dari Program Indone-
sia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga melalui salah satu indi-
kator status kesehatan keluarga
bahwa orang dengan masalah
dan gangguan jiwa mendapat-
kan layanan kesehatan.
Pada saat membuka Acara Semi-
nar Hari Kesehatan Jiwa Se-
dunia, Pak Dirjen P2P
menghimbau agar semuanya un-
tuk dapat berpartisipasi da-
lam upaya meningkatkan
kepedulian terhadap depresi
di tempat kerja dan dampak-
nya terhadap produktivitas,
mewujudkan lingkungan kerja
yang sehat dan melakukan
promosi deteksi dini gejala
gangguan jiwa.
Warta Ditjen P2P. 25
H
HARI KESEHATAN JIWA SEDUNIA 2017
15. Peristiwa
Warta Ditjen P2P. 26
KKP Kelas III Merauke Selenggarakan
Simulasi Penanggulangan KKM-MD
antor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Kelas
III Merauke yang meru-
pakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) dari Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kementerian Kesehatan
RI bekerjasama dengan Lintas
Sektor terkait dari TNI AU, Basar-
nas, Kepolisian dan Perhubungan,
pada (9/9) menyelenggarakan
Simulasi Penanggulangan
Kedaruratan Kesehatan Masyara-
kat Yang Meresahkan Dunia (KKM-
MD) di Bandara Udara Mopah Me-
rauke.
Simulasi yang diselenggarakan
ini merupakan suatu latihan se-
luruh petugas KKP yang beker-
jasama dengan lintas sektor
terkait lainnya di wilayah banda-
ra dalam mencegah dan me-
nangkal masuknya penyakit di
Pintu Masuk Negara (Bandara,
Pelabuhan, Lintas Batas Darat
Negara) sesuai dengan Interna-
tional Health Regulations (IHR)
2005. Selain itu simulasi ini juga
merupakan kegiatan lanjutan
setelah jajaran kesehatan dan
lintas sektor terkait menyusun
dan menyepakati dokumen
Rencana Kontijensi (Renkon)
Menghadapi KKM-MD.
Direktur Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit, Ke-
menkes RI, dr. H. Mohamad
Subuh, MPPM selaku Inspektur
Upacara pada Apel pelaksanaan
Simulasi menyampaikan dalam
sambutannya bahwa untuk
mewujudkan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan dalam antisipasi
terjadinya kedaruratan
kesehatan masyarakat dan KLB/
Wabah, dapat ditempuh dengan
langkah-langkah, yaitu penyusu-
nan pedoman, penyusunan
rencana kontijensi, pelatihan dan
sosialisasi, table top exercise da-
lam melakukan respon terha
dap terjadinya kedaruratan
kesehatan, dan simulasi untuk
menilai kesiapan dan kemampu-
an di lapangan jika terjadi
kedaruratan.
Tujuan simulasi ini, kata dr.
Subuh adalah Pertama, menguji
apakah Renkon telah dipahami
oleh para pemangku kepentingan
sesuai tugas tanggung-jawab
masing-masing. Kedua, apakah
para pemangku kepentingan
mampu melaksanakan prosedur
yang dituangkan dalam Renkon
tersebut. Ketiga, apakah
prosedur Renkon tersebut layak
dilaksanakan atau feasible/ oper-
able/ implementable dan benar-
benar dapat mencegah atau
sekurang-kurangnya menekan
munculnya risiko yang tidak di-
inginkan, termasuk kerugian mo-
ril dan materiil, harta dan nyawa.
Oleh karena itu, jika telah ada
Pedoman dan Renkon serta bila
simulasi ini kelak menunjukkan
hasil penilaian bahwa setiap
pemangku kepentingan dapat
melaksanakan tugas-
tanggungjawabnya dengan baik,
hal ini merupakan indikator
bahwa semua intansi di Bandara
Mopah mempunyai kapasitas da-
lam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyara-
kat.
K
peristiwa
Untuk itu saya mengingatkan bah-
wa pemenuhan dan penerapan
kapasitas IHR (2005) di Bandara
Udara Mopah Merauke merupa-
kan tanggung jawab bersama se-
luruh lintas sektor terkait terma-
suk kalangan swasta, dunia usaha
dan masyarakat di bandara ini.
Kantor Kesehatan Pelabuhan
merupakan penanggungjawab
teknis di bidang kesehatan, ujar
dr. Subuh
Derasnya arus globalisasi dan pe-
satnya perkembangan IPTEK te-
lah memungkinkan mobilitas
masyarakat dunia semakin cepat.
Perpindahan orang, alat angkut
dan barang secara cepat dari
negara ke negara melalui udara,
laut dan darat berperan dalam
penyebaran penyakit menular.
Dalam beberapa dekade tera-
khir, komunitas global
menghadapi tantangan berbagai
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
Pandemi penyakit menular sep-
erti seperti : Influenza, Middle
Eastern Respiratory Syndrome
Corona Virus (MERS-CoV), Ebola
berpotensi menimbulkan KKM-
MD. Hal ini tidak hanya me-
nyebabkan penderitaan
masyarakat di berbagai negara,
namun juga akan mengurangi
kepercayaan publik terhadap
negara yang bersangkutan,
melemahkan dasar ekonomi,
perubahan tatanan sosial dan
ketidakstabilan regional.
“Saya berharap dengan kegiatan
simulasi ini dapat diidentifikasi
hal-hal yang perlu disempur-
nakan dalam prosedur
menghadapi kedaruratan
kesehatan masyarakat dan
terbangun kerjasama yang erat,
sinergi yang lebih baik, saling
percaya yang lebih besar dan
saling dukung yang lebih kuat
antara satuan kerja/instansi/
lembaga di Bandara ini,” ungkap
dr. Subuh
Warta Ditjen P2P. 27
16. peristiwa
Warta Ditjen P2P. 29
tujuan umum adalah untuk
mengetahui besaran masalah pen-
yakit dan masalah kesehatan
lainnya di pulau Kalimantan dan
untuk tujuan Khusus Ekspedisi ini
yaitu Mengetahui besaran masalah
penyakit dan kecenderungannya
pada wilayah yang dilalui; Menge-
tahui perkembangan/kemajuan
upaya pengendalian penyakit pada
wilayah yang dilalui; Mendapatkan
gambaran penyakit dan masalah
kesehatan yang dilalui; Melakukan
sosialisasi dan advokasi upaya
pengendalian penyakit; dan Mem-
berikan masukan terhadap upaya
pengendalian penyakit diwilayah –
wilayah yang dilalui termasuk per-
batasan.
Berdasarkan kondisi geografis, de-
mografis, dan masalah – masalah
kesehatan yang ada saat ini, upaya
pencegahan yang terintegrasi,
serentak, dan adanya kemiripan
pendekatan diperlukan agar upaya
pengendalian dan penyakit yang
dilakukan suatu wilayah dapat
berdampak signifikan, tidak
menjadi pingpong phenomena
pada wilayah lainnya yang tidak
melakukan upaya pengendalian
serupa, padahal beban penyakit
serupa, utamanya wilayah – wila-
yah perbatasan.
Masalah kesehatan yang menon-
jol antara lain akses air bersih,
kebakaran hutan yang men-
imbulkan kabut asap, rawa-rawa,
sedangkan penyakit yang men-
onjol antara lain Malaria, TB, Fi-
laria dan penyakit kecacingan
(paling khas di Kalimantan Se-
latan khususnya Kabupaten Hulu
Sungai Utara adalah cacing buski
(Fasciolopsis buski)), DBD, Diare,
ISPA, Chikungunya, JE, Lep-
topspirosis, Hepatitis Virus,
Penyakit Saluran Pernafasan
akibat kabut asap, Kusta,
Frambusia, Infeksi Menular
Seksual, Hepatitis virus, HIV
AIDS dimana merupakan wilayah
dengan epidemi terkonsentrasi
pada kelompok populasi rawan
seperti mereka dengan perilaku
seks berisiko tinggi dan
pengguna Napza suntik.
Ekspedisi Surveilans Kalimantan
2017 (ESKAL’17) dilaksanakan
sebagai upaya untuk melihat
kondisi kesehatan terutama
pelaksanaan Program Pencega-
han dan Pengendalian Penyakit
di wilayah Kalimantan, selanjut-
nya hasil pelaksanaan kegiatan
ESKAL’17 akan menjadi bahan
masukan dan evaluasi kepada
stakeholder maupun dalam
pengelolaan program kesehatan.
Kami menyadari dalam pelaksa-
naan ESKAL’17 masih banyak
kekurangan-kekurangan, untuk
itu kami mohon masukan guna
penyempurnaan pelaksanaan
kegiatan ini. Besar harapan kami
semoga kegiatan ini dapat men-
jadi inspirasi bagi daerah lain
untuk melaksanakannya.
emajuan teknologi, trans-
portasi, globalisasi
ekonomi dan modernisasi
gaya hidup masyarakat meningkat
secara pesat sehingga menyebab-
kan peningkatan risiko terjadinya
penyakit menular dan penyakit tid-
ak menular (new emerging infec-
tious diseases, emerging infectious
diseases ataupun re-emerging infec-
tious diseases). Sehingga upaya
pencegahan dan pengendalian pen-
yakit harus dilakukan secara opti-
mal sesuai dengan tugas dan fungsi
masing – masing stakeholder, dis-
esuaikan besaran masalah dan
fokus prioritas menuju reduksi,
eliminasi dan eradikasi penyakit.
Dalam hal tersebut, Direktorat Jen-
deral Pencegahan dan Pengendali
an Penyakit menetapkan Ke-
bijakan, Tujuan, Strategi, Sasaran,
dan Prioritas Upaya Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit, se-
bagai acuan dan arah dalam Upaya
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit di Indonesia, dalam
pelaksanaannya perlu harmo-
nisasi, sinkronisasi dan koordinasi
yang baik, antar berbagai stake
holder yang bergerak dalam bi-
dang kesehatan, untuk-
menghindari tumpang tindih mau-
pun upaya, agar kegiatan dapat
sesuai kebutuhan maka dalam
perencanaan kegiatan harus ber-
basis data yang baik, yang didapat
dari data surveilans penyakit.
Untuk mengetahui besaran masa-
lah penyakit, termasuk faktor risi-
ko dan masalah kesehatan lainnya,
dipandang perlu dilakukan suatu
Ekspedisi Surveilans Kalimantan,
oleh Tim yang berasal dari Kemen-
terian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Propinsi dan Kabupaten/ Kota, di-
sepanjang jalur pulau Kalimantan
dari Kalimantan Utara sampai Kali-
mantan Barat dari tanggal 1
Desember sampai dengan tanggal
6 Desember 2017.
Dalam Ekspedisi Surveilans ini
nanti, diharapkan didapat data,
pandangan mata pelaksanaan
kegiatan, usulan dan masukan dari
para pelaksana kegiatan tingkat
lapangan, sebagai masukan dalam
penyusunan strategi pengendalian
penyakit di pulau Kalimantan.
K
Peristiwa
Warta Ditjen P2P. 28
17. angguan penglihatan dan
kebutaan masih merupa-
kan masalah kesehatan
masyarakat di Negara kita.
Pemerintah bersama masyarakat
sejak beberapa dasa-warsa telah
melakukan berbagai upaya untuk
pencegahan gangguan penglihatan
dan kebutaan. Di masa lalu masalah
gangguan penglihatan dan kebu-
taan banyak terkait dengan penya-
kit infeksi seperti trachoma dan
kekurangan gizi utamanya
defisiensi vitamin A yang telah ber-
hasil dikendalikan.
Demikian disampaikan Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengen
dalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI, dr. H. Mohamad
Subuh, MPPM dalam sambutann-
ya saat membuka Sosialisasi
Gangguan Indera dan Fungsional
di Pelabuhan dan Bandara yang
dilaksanakan, pada (8/9) di Me-
rauke.
Menurut WHO (2010) Penyebab
Gangguan Penglihatan yang dapat
dilakukan upaya deteksi dini
adalah katarak dan gangguan re-
fraksi. Penyebab kebutaan yang
dapat dicegah adalah katarak dan
glaukoma. Oleh karena itu, kata
dr. Subuh penanggulangan
gangguan penglihatan dan kebu-
taan ditekankan pada upaya pro-
motif dan preventif yang di-
perkuat dengan upaya kuratif dan
rehabilitatif. Data hasil Survei
Kebutaan di Indonesia dengan
metode Rapid Assessment of
Avoidable Blindness (RAAB) telah
dilakukan pada tahun 2014. Hasil
survey ini menunjukkan bahwa
pada masyarakat usia > 50 tahun
di 3 Provinsi, yaitu : (1) Jawa Bar-
at angka kebutaan adalah 2,8 %,
(2) NTB 4,5 %, dan (3) Sulawesi
Selatan 2,7 %. Sedangkan pada
tahun 2015 di 4 Provinsi yaitu
(1) DKI Jakarta dengan angka
kebutaan 2,4 %,
G
Peristiwa
Warta Ditjen P2P. 30
Sosialisasi Gangguan Indera
dan Fungsional di Pelabuhan dan Bandara
(2) Jawa Tengah 2,8 %, (3) Jawa-
Timur 4,5 %, dan (4) Bali 2,7 %.
Hasil survey RAAB di Indonesia
tahun 2014 – 2015 di 7 (tujuh)
provinsi tersebut diketahui bah-
wa penyebab utama gangguan
penglihatan dan kebutaan adalah
kelainan refraksi (10-15%) dan
katarak (70-80%).
Hal tersebut yang mendasari
fokus program penanggulangan
gangguan penglihatan dan kebu-
taan di Indonesia pada pe-
nanggulangan katarak dan ke-
lainan refraksi, disamping tetap
melakukan upaya pada penyakit
mata lainnya seperti glaukoma,
ujar dr. Subuh
Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Kesehatan RI berk-
omitmen dalam mewujudkan Vi-
sion 2020: The Right to Sight sua-
tu visi yang mewujudkan kondisi
dimana setiap penduduk Indone-
sia mempunyai hak untuk dapat
melihat secara optimal. Komit-
men ini dituangkan dalam
Rencana Aksi Nasional untuk Pe-
nanggulangan Gangguan
Penglihatan dan Kebutaan 2016
– 2020. Di samping itu, telah
dibentuk Komite Mata Nasional
untuk Penanggulangan Gangguan
Penglihatan dan Kebutaan.
Saat ini, upaya Pemerintah dalam
mengatasi permasalahan
gangguan penglihatan dan kebu-
taan di Indonesia dilakukan
dengan mengutamakan upaya
promotif-preventif melalui pen-
dekatan, yaitu : (1) pengendalian
faktor risiko, (2) kegiatan skrin-
ing atau deteksi dini gangguan
penglihatan dan kebutaan pada
kelompok berisiko, serta (3) pen-
guatan akses masyarakat pada
layanan kesehatan yang kompre-
hensif dan bermutu.
peristiwa
Warta Ditjen P2P. 31
18. POTRET
Warta Ditjen P2P. 32
iapa yang tidak mengenal
sosok Beliau, dr. Jane
merupakan pemain lama
di lingkungan Ditjen P2P. Saat
kami menemuinya di ruang kerja
Beliau menceritakan tentang
perjalanan karirnya selama di
Kemenkes. Ibu yang mempunyai
senyum manis ini mengawali
karir sebagai kepala puskesmas
Kecamatan Insana Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Tepat pada tahun ke-3 Beliau
dipindah ke Subdit Imunisasi
Direktorat Epim Ditjen PPM dan
PL lalu promosi ke berbagai
Direktorat hingga menjadi kepala
di beberapa unit utama kemenkes
dan sampai saat ini Beliau
menjabat sebagai Direktur
Surveilans dan Karantina
Kesehatan, Ditjen P2P
Kemenkes.
21 tahun bekerja di Subdit
Imunisasi membuat ibu satu
anak ini concern akan program
tersebut. Imunisasi merupakan
program yang penting dalam
peningkatan kesehatan di
Indonesia ujarnya. Imunisasi
merupakan program yang
advance di tingkat dunia,
sehingga diperlukan upaya yang
ekstra untuk menjalaninya.
Tingkat awareness dan
kepercayaan sebagian
masyarakat yang masih
meragukan manfaat vaksin
harus ditingkatkan. Isu halal
haram masih menjadi
perdebatan di sebagian
kalangan masyarakat. Sangat
disayangkan bila masih ada
yang meragukan manfaat
pemberian imunisasi kepada
anaknya. Padahal imunisasi
adalah usaha kesehatan
masyarakat yang paling cost
effective. Terbukti dengan
berkat imunisasi dunia bebas
cacar, sejak tahun 1977.
selanjutnya dunia mentargetkan
melalui imunisasi dunia bebas
polio.
Angka kematian bayi di
indonesia berhasil mencapai
target MDGs pada akhir tahun
S
KADERISASI ITU PENTING !
2015 bukan karena makin ban-
yaknya Rumah sakit, maupun ke-
cepatan pengobatan, tetapi ber-
kat imunisasi. Sepuluh tahun
yang lalu kebijakan Indonesia
dihambat untuk tidak me-
masukan vaksin. Sehingga sela-
ma 2 tahun ini Direktorat Survei-
lans dan Karantina Kesehatan
harus kerja keras melaksanakan
introduksi lima (5) vaksin baru
secara bertahap. Ke-5 vaksin ba-
ru tersebut adalah IPV, HPV, MR,
PCV dan JE. Semahal apapun har-
ga vaksin masih lebih cost effec-
tive dari pada membeli obat atau
alat kesehatan. Ujar beliau
Saat ini, Direktorat SKK hanya
memiliki 4 subdit yaitu, Sub
direktorat Surveilans; Sub
direktorat Penyakit Infeksi
Emerging; Sub direktorat Kekar-
antinaan Kesehatan; dan Sub
direktorat Imunisasi. Dimana
keempat subdit tersebut mempu-
nyai tupoksi masing-masing da-
lam melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, dan pem-
berian bimbingan teknis dan su-
pervisi, serta pemantauan, eval
uasi, dan pelaporan di bidang
surveilans dan karantina
kesehatan. Selama ini, kita
mengandalkan surveilans sin-
dromik, dimana cukup mem-
perhatikan beberapa sindrom
kita dapat menentukan suatu
jenis penyakit. Hal tersebut
membuat Beliau sadar bahwa
pentingnya melakukan system
surveillans bukan hanya sin-
dromik tetapi berbasis labora-
torium. Kementerian
Kesehatan khususnya
Direktorat Jenderal Pencega-
han dan Pengendalian Penyakit
membutuhkan Public Health
Laboratory untuk menunjang
surveilans penyakit, melakukan
pengujian diagnostik klinis,
skrining bayi baru lahir, pen-
gujian lingkungan dan radiolo-
gis, dukungan tanggap darurat,
deteksi wabah, keamanan pan-
gan, penelitian terapan, pelati-
han laboratorium dan layanan
penting lainnya kepada
masyarakat.
Saat ini Ditjen P2P khususnya
Direktorat SKK sedang
mengembangkan Laboratorium
Kesmas dalam mendukung Sur-
veilans. Jika terjadi KLB tim ha-
rus gerak cepat selama 24 jam
untuk mengambil specimen
dan itu hanya tim PHL yang
bisa melakukan. Saat ini Ditjen
P2P mempunyai UPT salah
satunya BBTKLPP yang nant-
inya akan menjadi calon Public
Health Laboratory. Adapun
rencana pengembangan
BBTKLPP yang dilakukan ada-
lah Lab Based EID, Lab Based
Tropical Diseases (penyakit po-
tensial KLB termasuk PD3I),
Lab Based Faktor Risiko Ling-
kungan, rujukan konfirmasi
sindrom dalam mendukung
SKD-KLB, dan Balai Pengem-
bangan Surveilans dalam rang-
ka SKD-KLB.
Warta Ditjen P2P. 33
POTRET
19. Direktorat SKK juga sedang
mengembangkan Public Health
Emergency Operation Centre yang
bertujuan untuk menjalankan
Incidence Management System,
verifikasi rumor, support data,
update data laporan PE KLB dan
perkembangan penyakit, sebagai
wadah koordinasi masalah
pencegahan dan pengendalian
penyakit, bank data surveilans
dan info penyakit, serta jejaring
surveilans nasional dan global.
Untuk itu sampai saat ini Ditjen
P2P terus melakukan pelatihan
bagi tenaga-tenaga teknis lainnya
seperti epidemiology dan
vaccinology , Tambah dr. Jane
merupakan negara kepulauan
dimana memiliki banyak pintu
masuk.
Berdasarkan catatan BPS, kebany
akan wisatawan asing yang berku
njung ke Indonesia melewati 19 p
intu utama, yakni 978,7 ribu kunj
ungan. Adapun sisanya,
134,6 juta kunjungan masuk lewa
t jalur di luar 19 pintu utama.
Bukan hanya wisatawan atau
pelaku perjalanan, tetapi juga ba-
rang baik hewan maupun tum-
buhan, serta nuklir, biologi dan
kontaminasi kimia (nubika)
yang berpotensi menimbulkan
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan
dunia atau yang disebut
(public health emergency of
international concern /
PHEIC) harus diawasi untuk
dapat mencegah, mendeteksi
dan segera merespon.
Oleh karena itu, semua pintu
masuk lharus diperkuat seper-
ti 19 pintu utama.
Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) merupakan salah satu
Unit pelaksana teknis
Direktorat Jenderal P2P
yang tugasnya melaksanakan
pencegahan, masuk dan
keluarnya penyakit, penyakit
potensial wabah, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak
kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadap penyakit
baru dan penyakit yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur
biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
Upaya untuk
dapat memperkuat pintu ma-
suk negara baik dari segi sum-
ber daya manusia, dan sarana
prasarana yang telah dil-
akukan oleh Ditjen P2P antara
lain dengan melakukan pen-
ingkatan kapasitas petugas
termasuk pelatihan flight sur-
geon di KKP. Terakhir Beliau
juga menekankan bah-
wa semua itu membutuhkan
koordinasi dari semua pihak
baik itu LP maupun LS sehing-
ga apa yan te-
lah kami kembangkan dan upa
yakan akan mencapai tujuan
dalam peningkatan di bidang
kesehatan selain itu, Kemen-
terian Kesehatan harus men-
cari tenaga muda yang profe-
sional. Dengan adanya kade-
risasi diharapkan akan timbul
individu-individu yang diper-
siapkan dan dilatih untuk
dapat menjadi penerus visi
dan misi organisasi. dr. Jane
sangat memprioritaskan gen-
erasi muda untuk maju. Kalau
tidak memberi kesempatan
kepada mereka kapan kita bisa
maju. Ujar Beliau
POTRET
Warta Ditjen P2P. 34
20. RESENSI
Judul : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Demonstrasi
Pneumokokus Konyugasi (PVC)
Penerbit : Kementerian Kesehatan
Tahun : 2017
Tebal : 86 halaman
Pneumonia merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian
khusus, karena menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Pneumonia
merupakan penyebab kematian nomor 1 di dunia dan berkontribusi
sebanyak 15% terhadap kematian pada anak <5 tahun.
Pneumonia juga sangat endemis di Indonesia. Menurutr hasil
Riskesdas 2013, di Indonesia insiden Pneumonia adalah 1,8% dan
prevalensi Pneumonia adalah 4,5% dengan insidens tertinggi pada
balita adalah pada kelompok usia 12-23 bulan, yaitu 21,7%. Dengan
mempertimbangkan tingginya beban penyakit Pneumonia dan telah
adanya beberapa studi tentang Pneumonia di lombok sebagai baseline
data dan tersedianya vaksin yang aman dan efektif, maka 2 (dua)
kabupaten di provinsi NTB yaitu Kabupaten Lombok Barat dan
Lombok Timur dipilih sebagai lokasi Program Demonstrasi Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi (PVC) yang akan dimulai pada bulan Oktober
2017. Program Demonstrasi ini selanjutnya akan diperluas ke
kabupaten/kota maupun Provinsi lain pada masa yang akan datang.
Tujuan utama terselenggaranya imunisasi PVC pada anak supaya anak-
anak tersebut mendapat perlindungan terhadap Pneumonia. Buku ini
merupakan pedoman teknis untuk penyelenggaraan imunisasi
Pneumokokus Konyugasi (PVC) bagi petugas di lapangan.
Judul : Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Kuning
Penerbit : Kementerian Kesehatan
Tahun : 2017
Tebal : 59 halaman
Penyakit Demam Kuning merupakan salah satu penyakit menular yang
berbahaya. Tingkat kematian penyakit ini berkisar 20-50%, namun pada
kasus berat dapat melebihi 50%. Penyakit demam kuning dapat dicegah
melalui vaksinasi dan pengendalian vektor. Pemberian vaksin (vaksinasi)
dosis tunggal dapat memberikan perluindungan terhadap penyakit
demam kuning seumur hidup.
Pada situasi kejadian luar biasa (KLB), vaksinasi diprioritaskan bagi
masyarakat di wilayah terjangkit KLB yang belum mendapatkan
imunisasi. Sementara itu, pengendalian vektor yang baik dan
berkesinambungan terbukti efektif mencegah penyebaran penyakit ini.
Pada situasi KLB pengendalian vektor merupakan kegiatan pengendalian
utama disamping vaksinasi. Penyakit Demam Kuning paling sering terjadi
di Afrika dan Amerika Selatan. Di Indonesia belum pernah dilaporkan
adanya kasus kasus Demam Kuning, namun demikian kesiapsiagaan dan
kewaspadaan dini terarah sudah dilakukan untuk melindungi masyarakat
Indonesia dari penyebaran penyakit Demam Kuning.
Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Kuning bersumber
dari adaptasi referensi WHO dan berdasarkan Peremenkes Nomor 1501/
Mennkes/PR/X/2010.
Warta Ditjen P2P. 36