SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
Edisi III Tahun 2016
Salam Redaksi
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME dengan terbitnya Newsletter Edisi III Tahun 2016 ini. Edisi kali ini menyajikan berbagai berita terkait
dengan kegiatan Program P2P dengan headline news “Imunisasi Ulang Vaksin Palsu”. Kami selaku redaksi mengucapkan terima kasih atas masukan
dan sumbang pikiran dari semua pihak demi terselesaikannya Newsletter ini. Semoga Newsletter Edisi III ini dapat memberikan motivasi dan
bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan Newsletter ini.
Penasihat: Dirjen P2P Pengarah:
Sekretaris Ditjen P2P Penanggung
Jawab: Sri Handini, SH, MH, M.Kes.
Redaktur: Zamora Bardah, SH,MKM
Editor: drg. Yossy Agustina, MH.Kes.
drg. Resi Arisandi, MM., Devy
Nurdiansyah. Design Grafis: Juni
Purnomowati,SH,M.Si., Putri
Kusumawardani, ST., Bukhari Iskandar,
SKM. Fotografer: Sri Sukarsih, Amd.
Kanina Cakreswara, SH, Sri
Sulastriningsih, Amd. Sekretariat :
Ikron, SKM,MKM., RR. Tri Hastati, Ria
Rostiana, Amd,Kep., Punto Dewo,
SKM,M.Kes., Lia Septiana, SKM, M.Kes.,
Dody Arek Purnomo,SE., I Wayan
Suharjana, SKM. Alamat Redaksi:
Bagian Hukormas Ditjen P2P,
Jl. Percetakan Negara No. 29
Jakarta Pusat 10560
Telepon/Faks: (021) 4223451
email: humas.p2pl@gmail.com
website: www.pppl.depkes.go.id
facebook: Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
Imunisasi Ulang Vaksin Palsu 1
Pencanangan Surveilans Migrasi Malaria 2
di Pelabuhan dan Bandara Kota Sabang
Peringatan Hari Kanker Kepala Leher 2
Tahun 2016
Pencanangan Vaksin Polio Suntik 3
KKP Soekarno Hatta Selenggarakan 3
Simulasi Penanggulangan MERS COV
Asosiasi Pemkab Se-Indonesia 4
Sepakat Cegah dan Kendalikan PTM
Pencanangan Crash Program Campak, 4
Pemberian Kapsul Vitamin A, dan Obat
Cacing
Perkuat Koordinasi Antar Negara 5
Anggota GHSA Dalam 11 Paket Aksi
Menkes Lantik dr. Asjikin Iman, MHA 5
Menjadi Sesditjen P2P
Berita Dalam Gambar 6
DAFTAR ISI
TIM REDAKSI
Imunisasi Ulang Vaksin Palsu
Para orang tua dari anak yang telah
di vaksinasi saat ini resah dengan
beredarnya vaksin palsu. Dalam hal kasus
vaksin palsu ini, ditemukan beberapa
Fasyankes swasta yang membeli dari
sumber tidak resmi. Selain itu, setelah
diteliti secara seksama oleh Satuan Tugas
(Satgas) yang terdiri dari Kementerian
Kesehatan, Badan POM, Bareskrim Polri
dan IDAI, tidak menemukan vaksin palsu
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes) milik pemerintah karena
vaksin yang digunakan disediakan dari
pemerintah.
Penyelenggaraan imunisasi wajib
dilaksanakan di Puskesmas, Posyandu, RS pemerintah dan juga dilaksanakan di rumah sakit/
Fasyankes swasta. Dengan presentase 88,1% dilakukan di Puskesmas, Posyandu dan RS
Pemerintah, serta 11,9% di Fasyankes swasta.
Pada Senin (18/7), untuk menindaklanjuti penanggulangan vaksin palsu, Pemerintah
mulai melakukan imunisasi ulang di Puskesmas Ciracas. Dimana lebih kurang 36 anak dari 197
pasien Klinik Bidan EN yang telah di vaksinasi secara bertahap akan menerima imunisasi ulang
dengan vaksin yang disediakan Pemerintah dan dijamin keasliannya sesuai data hasil
penyidikan Bareskrim POLRI. Pada kesempatan tersebut Menkes bersama Presiden RI, Ir. Joko
Widodo dan ibu negara, Hj. Iriana Joko Widodo turut serta meninjau pelaksanaan vaksinasi
ulang. Selain itu, ada empat lokasi lainnya yang melakukan vaksinasi ulang, yakni Puskesmas
Kelurahan Ciracas dan RSU Kecamatan Ciracas; RS Harapan Bunda Jakarta; dan RS Sayang
Bunda, Bekasi. Pelaksanaan berkoordinasi dengan Dinkes DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Vaksin yang digunakan dalam
kegiatan imunisasi wajib yaitu vaksin DPT
(Difteri Pertusis dan Anti Tetanus), HB
(Hepatitis B) dan HiB (Haemophilus
Influenza type B) atau vaksin pentavalen
yang memberikan kekebalan terhadap 5
jenis penyakit, dan Oral Polio Vaccine (OPV)
yang mampu memberikan kekebalan
terhadap penyakit polio. Semua vaksin ini
masuk ke dalam program nasional
imunisasi dasar lengkap milik pemerintah
yang diproduksi oleh PT. Biofarma.
Berdasarkan data dari Subdit
Imunisasi Direktorat Surveilans dan
Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, adapun jadwal pemberian
imunisasi program ulangan paska vaksin palsu, antara lain : a)pemberian vaksin DPT, Hepatitis
B, Hib (Penta), Polio yang diberikan 3x dengan interval 1 bulan pada anak usia 0 - 11 Bulan; b)
pemberian vaksin DPT, Hepatitis B, Hib (Penta), Polio yang diberikan 3x dengan interval 2 dan
6 bulan pada anak usia 1 - <7 Tahun;
...… bersambung ke hal. 6
Pelaksanaan imunisasi ulang di Rumah Sakit Harapan Bunda Kramat Jati yang
dilakukan oleh Dokter Spesialis Anak kepada seorang bayi yang terkena vaksin
palsu
Peninjauan pelaksanaan imunisasi ulang di Puskesmas Ciracas oleh Presiden RI,
Ir. Joko Widodo bersama Ibu Negara yang didampingi oleh Menkes dan Kadinkes
Provinsi DKI Jakarta
2
Peringatan Hari Kanker Kepala Leher Tahun 2016
Pencanangan Surveilans Migrasi Malaria di Pelabuhan dan Bandara Kota Sabang
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI
bekerjasama dengan Komite Penanggulangan Kanker Nasional, pada (29/7)
menyelenggarakan Seminar Peringatan Hari Kanker Kepala Leher Tahun 2016 di
Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta. Hadir pada seminar tersebut Pejabat
struktural di lingkungan Kemenkes, Lintas Sektor dan Program, Organisasi Profesi,
Akedemisi, serta para narasumber.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM)
Ditjen P2P Kemenkes RI, dr. Lily S. Sulistyowati, MM yang dalam hal ini mewakili
Menteri Kesehatan RI menyampaikan bahwa maksud diselenggarakan seminar ini
adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang berbagai masalah
kesehatan, pencegahan dan penanggulangan serta meningkatkan komitmen
seluruh jajaran Pemerintah dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan salah
satunya Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu Kanker Kepala Leher.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2013
menunjukkan bahwa prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 347.000 orang. Kanker Kepala
Leher termasuk Kanker yang cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan data registrasi Kanker Nasional, di Indonesia Kanker Kepala
Leher menempati urutan keempat terbanyak terjadi pada pria dan wanita. Seperti halnya penyakit tidak menular lainnya, kejadian
penyakit kanker sangat terkait dengan faktor risiko dan pola hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, pembudayaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat atau PHBS sangat penting dan merupakan kunci sukses Pengendalian Kanker dan PTM lainnya, ungkap Menkes.
Selain itu, upaya promotif dan preventif lainnya mencakup pengendalian faktor risiko yang dilaksanakan dengan perilaku
CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola
stress melalui kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM. Selain itu, deteksi dini dan pengobatan segera juga sangat penting
dalam pengendalian kanker agar mortalitas dan disabilitas akibat kanker dapat ditekan serendah mungkin. Pentingnya upaya deteksi
dini agar dapat mencegah terjadinya kanker atau menemukan kanker pada stadium dini dan dilakukan secara berkala. Sementara ini
pasien kanker yang datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan sejumlah 60 – 70% dengan keadaan stadium lanjut, untuk itu
perlu dilakukan pengendalian penyakit kanker yang bertujuan untuk : 1) Meningkatkan deteksi dini, penemuan dan tindak lanjut dini
kanker; 2) Meningkatkan kualitas hidup penderita kanker; dan 3) Menurunkan angka kematian akibat kanker.
Sabang (20/8), Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
dr. H. Mohamad Subuh, MPPM melakukan kunjungan kerja ke Kota Sabang sekaligus
melakukan Pencanangan Surveilans Migrasi Malaria Pelabuhan dan Bandara di Kota
Sabang. Kegiatan yang dipusatkan di Pelabuhan penyeberangan Balohan ditandai
dengan sambutan dan pemukulan Rapa'i oleh Dirjen P2P. Turut serta mendampingi
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas (KKP) III Kota Sabang, Sekretaris Daerah,
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang, serta kader malaria dan stakeholder lainnya.
Sabang sebagai daerah yang telah mendapat sertifikat Eliminasi Malaria dari
Kementerian Kesehatan yang diserahkan pada 26 April 2014 terus mendapat
perhatian dari Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah agar penyakit malaria
tidak mewabah lagi di Kota Sabang, yang merupakan kota destinasi wisata. Sejak
tahun 2007, PBB melalui Unicef GF dan Mentor terus berupaya melakukan langkah-
langkah dan upaya pemberantasan malaria di pulau paling barat Indonesia sehingga
Sabang yang dulu terkenal dengan endemik malaria meraih status bebas malaria.
Dalam laporan, Kepala KKP Sabang, Kuncahyo, SKM,MA mengatakan merujuk pada sejarah diatas maka dalam hal ini Kantor
KKP Sabang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Sabang khususnya Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan serta monitor
terhadap penumpang yang baru tiba di pelabuhan dan bandara. Jika ada penumpang kapal atau pesawat yang merasa tubuhnya
demam atau menggigil agar segera memeriksakan diri di pos kesehatan pelabuhan yang telah disediakan. Hal ini bertujuan untuk
pencegahan penyebaran kembali wabah malaria di Kota Sabang.
Dirjen P2P, dr. Subuh mengatakan, setiap ada kasus malaria petugas kesehatan harus menyelidiki asal muasal penyakit menular
tersebut, pasalnya penyakit malaria diketahui mudah menular akibat gigitan nyamuk. "Malaria biasanya mudah menular akibat
infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dan jika ada kasus malaria di Sabang itu harus diselidiki sampai
ke akarnya dari mana penyebarannya," pintanya.
Menurutnya, meski Sabang sudah bebas dari malaria, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan perlu mengawasi dengan baik
dan tidak boleh lengah. "Masyarakat yang berkunjung ke Sabang baik lokal maupun orang asing butuh pengawasan dengan baik
untuk pencegahan migrasi penyakit malaria itu, dan saya mengapresiasi Pemerintah Kota Sabang atas keberhasilan menuntaskan
penyakit mematikan tersebut," tutur dr. Subuh.
Sebelumnya, Sekda Kota Sabang, Sofyan Adam menyambut positif dan mendukung penuh kegiatan ini serta berpesan agar
keberhasilan yang dicapai dapat dipertahankan oleh masyarakat Sabang dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan sehingga
masyarakat terhindar dari penyakit khususnya malaria.
Pemukulan Rapa’i sebagai tanda dicanangkannya Surveilans Migrasi Malar-
ia di Pelabuhan dan Bandara Kota Sabang oleh Dirjen P2P, Sekda Kota
Sabang, Kadinkes Kota Sabang, Kepala KKP Sabang, dan perwakilan Kader
Malaria serta Stakeholder lainnya
Penampilan seni dari para penderita kanker kepala leher pada acara Seminar
Peringatan Hari Kanker Kepala Leher Tahun 2016 di Jakarta
Jumat (22/7), Menteri Kesehatan Prof. dr. Nila F. Moeloek mencanangkan
penggunaan vaksin polio suntik (Inactivated Polio Vaccine – IPV) sebagai imunisasi
dasar bagi bayi. Pencanangan secara nasional tersebut dimulai di Kabupaten
Gianyar, yang bertempat di Balai Budaya, Gianyar, Bali. Terpilihnya Bali sebagai
Provinsi pertama pencanangan vaksin Polio Suntik/Inactivated Polio Vaccine (IPV)
di Indonesia mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Ketua Tim Pembina PKK
Provinsi Bali Ny. Ayu Pastika.
Menkes mengatakan, program imunisasi merupakan program kesehatan
paling efektif dalam pembangunan bangsa, terutama untuk mencegah kesakitan,
kecacatan, dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi atau PD3I. “Cakupan imunisasi harus tinggi dan merata di seluruh
wilayah” ucapnya.
Secara global, lanjut dia, imunisasi berhasil menurunkan angka kematian bayi
sekitar 2-3 juta per tahun akibat PD31. Khususnya dalam pemberantasan penyakit polio, Indonesia telah memperoleh sertifikasi
bebas polio dari WHO pada bulan April 2014 silam.
Lebih lanjut dikatakan, pencanangan vaksin IPV menandakan dimulainya pemberian vaksin IPV di Provinsi Bali. Untuk itu,
pihaknya berharap dukungan penuh dari Gubernur dan para Bupati beserta jajaran di daerah untuk turut menyukseskan program
tersebut. Dimulai dengan memberi pemahaman yang benar kepada masyarakat, dan menggugah partisipasi untuk mendapatkan
pelayanan imunisasi. ”Terpenting ketersediaan anggaran, sehingga masalah pembiayaan dapat ditanggulangi,” tekan Nila.
Menkes juga berharap penerapan penggunaan IPV ini akan berdampak pada positif bagi penurunan angka kesakitan,
kecacatan dan kematian Balita yang disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) khususnya di Bali bisa
dicegah. “Keberhasilan dalam mencapai Indonesia Bebas Polio adalah langkah besar dalam mencapai Dunia Bebas Polio.
Pemerintah berhasil melaksanakan pekan imunisasi nasional secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, pada awal Maret lalu
dengan sangat baik. Cakupannya sekitar 95,6 persen” katanya.
Bupati Gianyar Anak Agung Bharata, ditemui usai acara mengatakan kesiapan Pemkab Gianyar untuk mengawal penuh
program imunisasi tersebut. Pihaknya juga menyatakan kebanggaan pencanangan nasional IPV digelar di Kabupaten Gianyar. Hal
tersebut merupakan kehormatan besar, dan tanggung jawab yang lebih tinggi untuk mensupport penuh program dari Kemenkes.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta sebagai Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan RI, pada (4/8) melaksanakan Simulasi
Penanggulangan MERS COV bagi Jamaah Haji Indonesia dalam rangka persiapan
Embarkasi/Debarkasi Haji di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Menurut Kepala KKP Soekarno Hatta, dr. H. Susanto, MSA, Sp.KP, simulasi yang
dilaksanakan merupakan suatu rencana kontingensi yang telah disusun sebagai
amanat dari IHR (2005) dan Global Health Security Agenda (GHSA). Dimana KKP
Soekarno Hatta sebagai otoritas kesehatan di pintu masuk negara yang bertugas
mencegah keluar masuknya penyakit menular berpotensi wabah/Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC), maka perlu dilakukan tindakan
pengamanan kesehatan terhadap orang, barang dan alat angkut serta tindakan
pengendalian faktor risiko lingkungan. Disamping itu kemampuan deteksi dan
respon PHEIC juga merupakan kapasitas yang perlu ditingkatkan di pintu masuk Negara sehingga meningkatkan keamanan
kesehatan masyarakat global.
Banyaknya jemaah umroh dan Haji yang berasal dari indonesia ke Arab saudi memungkinkan terjadinya/tertularnya penyakit
Mers CoV pada jamaah haji/umroh tinggi. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan teknis petugas KKP dan sektor
terkait di lingkungan Bandara dalam menghadapi PHEIC yang merupakan tempat Embarkasi/Debarkasi Haji.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan (SKK), dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc mengatakan pelaksanaan simulasi
ini sangat strategis karena pada 8 Agustus 2016 embarkasi Haji dimulai dan 17 September 2016 jemaah haji akan mulai kembali
dari tanah suci. Kementerian Kesehatan telah beberapa kali mengeluarkan himbauan waspada terhadap penularan virus MERS-CoV
(Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus), terutama pada saat ibadah haji karena banyak jemaah dari penjuru dunia
berkumpul.
“Saya menghimbau kepada seluruh embarkasi untuk memperkenalkan kepada jamaah haji dalam melakukan pencegahan
terhadap penyebaran MERS-CoV seperti penggunaan masker, mencuci tangan menggunakan sabun atau sanitizer, menjaga
kebersihan badan, memilih makanan higienis, dan hindari kontak langsung dengan hewan seperti Unta. Hal ini untuk
meminimalkan penularan MERS-CoV melalui hewan”, ujar dr. Jane. Pada simulasi tersebut juga diserahkan dokumen rencana
kontijensi antara Direktur SKK kepada GM Halim Perdana Kusuma. Sedangkan peserta pada simulasi adalah kolaborasi lintas
sektor, lintas program yang ada di Halim Perdana Kusuma serta petugas KKP Soekarno Hatta.
KKP Soekarno Hatta Selenggarakan Simulasi Penanggulangan MERS COV
Pencanangan Vaksin Polio Suntik
3
Simulasi Penanganan Karantina Kesehatan kepada Salah Satu Jemaah Haji
di Tenda Isolasi oleh Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno Hatta
Pada Simulasi Penanggulangan Mers CoV Bagi Jemaah Haji Indonesia
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) meninjau
pelaksanaan vaksinasi polio suntik kepada seorang bayi saat pencanangan
Vaksin Polio Suntik/Inactivated Polio Vaccine (IPV) di Gianyar Bali
Indonesia saat ini tengah menghadapi transisi epidemiologi dalam masalah
kesehatan, dimana Penyakit Menular belum seluruhnya dapat teratasi, sementara
tren Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung terus meningkat. Data WHO Global
Report on Non Communicable Disease (NCD) menyebutkan bahwa persentase
kematian akibat PTM memiliki proporsi sebesar 63% dibandingkan dengan
penyakit menular. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, berdasarkan data WHO
Global Observatory 2011 juga menunjukkan bahwa proporsi kematian kasus
karena PTM sebesar 55 %, lebih besar dibanding penyakit menular. Di Indonesia,
tren kematian akibat PTM meningkat dari 37% di tahun 1990 menjadi 57 % di
tahun 2015.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan isu yang sangat penting. Sehingga,
perlu dukungan kebijakan dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan
komitmennya dalam pencegahan dan pengendalian PTM serta faktor risikonya
dalam upaya mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat yang ditandai dengan penandatanganan nota
kesepahaman tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) yang dilakukan oleh Bupati Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan, Mardani H. Maming, SH, M.Sos selaku Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia
(APKASI) bersama beberapa Bupati lainnya dan disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K),
pada (9/8) di Jakarta. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 45 Bupati dan 62 orang perwakilan Kabupaten.
Berdasarkan Sample Registrasi Sistem (SRS) bahwa dari 10 penyebab kematian utama untuk segala umur, enam (6)
diantaranya adalah PTM, yaitu stroke di urutan pertama, penyakit jantung koroner di nomor kedua, dan diabetes melitus dengan
komplikasi di urutan ketiga. Sementara urutan selanjutnya adalah hipertensi dengan komplikasi urutan kelima, penyakit paru
obstruksi kronis urutan keenam dan kecelakaan lalu lintas urutan kedelapan.
“Tren ini dapat berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup yaitu pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang
aktifitas fisik, merokok dan lain-lain’, ujar Menkes dalam sambutannya.
Guna menyikapi besarnya tantangan dalam pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risiko, pemerintah pusat
merancang Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). Menkes berharap, agar ke depannya inisiasi gerakan ini dapat diselaraskan
sampai ke pelosok daerah melalui kepemimpinan para Bupati.
Asosiasi Pemkab Se-Indonesia Sepakat Cegah dan Kendalikan PTM
Seluruh Kabupaten/Kota yang melaksanakan Crash Program Campak juga
akan melaksanakan pemberian kapsul Vitamin A. Sedangkan di daerah yang tidak
melaksanakan Crash Program Campak, hendaknya dilakukan integrasi antara
pemberian Vitamin A dengan pemberian Obat Cacing.
“Sebanyak 83 Kabupaten/Kota akan melaksanakan pemberian kapsul
vitamin A, obat cacing dan imunisasi campak secara bersamaan”, ujar Menteri
Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) pada acara Pencanangan
Nasional Crash Program Campak Terintegrasi Bulan Pemberian Kapsul Vitamin A
dan Obat Cacing di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (4/8). Kegiatan dihadiri
jajaran Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah termasuk Dinas Kesehatan
baik Provinsi maupun Kota Pontianak, serta para ibu yang membawa anaknya
untuk melaksanakan crash program campak.
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Eliminasi Campak pada
tahun 2020. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan status
kekebalan pada kelompok rentan dan meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan Crash Program Campak di 183
Kabupaten/Kota di 28 provinsi yang merupakan daerah berisiko tinggi campak.
Kegiatan ini merupakan pemberian imunisasi campak tambahan kepada anak usia 9 sampai 59 bulan tanpa memperhatikan
status imunisasi campak sebelumnya. Dengan demikian, kekebalan masyarakat di daerah tersebut akan meningkat sehingga dapat
menurunkan kejadian penyakit campak.
Setiap tahun, bulan Februari dan Agustus disebut sebagai bulan pemberian kapsul vitamin A, karena pada kedua bulan ini
dilakukan pembagian suplementasi vitamin A pada anak dengan kelompok umur 6 sampai 59 bulan di seluruh Indonesia. Upaya ini
dilakukan untuk memenuhi kecukupan asupan vitamin A pada balita. Saat ini, cakupan pemberian vitamin A secara nasional belum
mencapai 80%. Pemberian vitamin A perlu diiringi dengan pemberian obat cacing agar penyerapan zat gizi pada balita sempurna
dan dapat meningkatkan status gizi masyarakat.
Terdapat dua jenis kapsul vitamin A, yakni kapsul biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah
(dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan, sedangkan kapsul merah juga diberikan kepada ibu yang dalam masa nifas.
Pemerintah menyediakan kapsul vitamin A tersebut agar masyarakat dapat memanfaatkannya tanpa dipungut biaya.
Pencanangan Crash Program Campak, Pemberian Kapsul Vitamin A, dan Obat Cacing
4
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) bersama para
Bupati melakukan pendatanganan nota kesepahaman tentang Penyakit Tidak
Menular (PTM) yang dilaksanakan di Jakarta
Penyuntikan vaksin campak kepada seorang anak oleh petugas kesehatan
dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat pada acara Pencanangan
Nasional Crash Program Campak Terintegrasi Bulan Pemberian Kapsul
Vitamin A dan Obat Cacing di Pontianak, Kalimantan Barat
Perkuat Koordinasi Antar Negara Anggota GHSA Dalam Melaksanakan 11 Paket Aksi
Penempatan dan promosi jabatan pimpinan tinggi sesuai amanat Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dilaksanakan secara
terbuka dan kompetitif, dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
rekam jejak jabatan, pendidikan dan pelatihan serta integritas. Proses seleksi
terbuka tersebut diharapkan dapat mengubah budaya PNS dari comfort zone
menjadi competitive zone dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
PNS yang memenuhi persyaratan untuk berkompetisi secara transparan, adil dan
akuntabel.
Demikian sambutan Menteri Kesehatan RI Prof . Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M.
(K) pada acara Pemberhentian dan Pelantikan Pimpinan Tinggi madya dan
pratama di lingkungan Kementerian Kesehatan di Jakarta (9/9). Acara ini dihadiri
oleh perwakilan dari BKKBN, BPOM, KKI, Kemenpan-RB, dan Direktur Utama
BUMN Bidang Kesehatan.
Selain itu, Menkes juga menyampaikan pesan kepada pimpinan tinggi madya
dan pratama di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk dituntut mampu membangun sistem pelayanan kesehatan yang semakin
cepat, mudah, terjangkau dan terukur.
Pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang dilantik adalah: dr. Asjikin Iman
Hidayat Dachlan, MHA sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal menggantikan dr. Desak Made Wismarini, MKM yang dilantik sebagai
Kepala Biro Umum Sekjen Kemenkes RI. Kemudian, pada (13/9) dilakukan Serah Terima Jabatan (Sertijab) dari dr. Desak Made
Wismarini, MKM., kepada dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA yang disaksikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, dr. Mohamad Subuh, MPPM.
dr. Subuh, mengatakan dalam sambutannya hendaknya pejabat yang baru dapat mengakselerasi dan beradaptasi secara cepat
untuk dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas dari pejabat yang lama salah satunya adalah terkait tata organisasi dan sumber
daya manusia di lingkungan Ditjen P2P.
Di akhir sambutannya, dr. Subuh juga berharap upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pejabat yang lama dapat terus
ditingkatkan dan diteruskan oleh pejabat yang baru dilantik untuk menata sistem yang telah dibuat bersama-sama, seperti
penataan sumber daya manusia (SDM), regulasi, pengadaan barang dan kegiatan-kegiatan lainnya yang semuanya dikoordinasikan
oleh Sekretaris Ditjen P2P dalam hal ini sebagai Kepala Kantor.
Menkes Lantik dr. Asjikin Iman, MHA Menjadi Sesditjen P2P
5
Forum Global Health Security Agenda (GHSA) telah menunjukkan
perkembangan yang signifikan sejak diluncurkan pada bulan Februari 2014. Hal
ini ditunjukkan dengan bergabungnya 3 negara baru yaitu Argentina, Cote d’Ivoire
(Pantai Gading) dan Mongolia ke forum GHSA sehingga jumlah Negara yang
menjadi anggota GHSA berjumlah 53 negara. Selain itu dengan kemitraan yang
dilakukan antar negara anggota GHSA juga akan memberikan kontribusi dalam
memajukan dunia yang lebih aman dari ancaman kesehatan di masyarakat.
Demikian Sambutan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,
Sp.M(K), dalam pembukaan GHSA Action Package Coordination Meeting di Jakarta,
Selasa (23/8), yang dihadiri oleh perwakilan Negara anggota GHSA, perwakilan
penasehat GHSA dari WHO, organisasi profesi dan Bank Dunia. Menkes, lebih
lanjut juga mengatakan bagian penting dari kerjasama ini dalam konteks Agenda
Keamanan Kesehatan Global adalah implementasi dari Paket Aksi.
Komunikasi, koordinasi dan kerja sama di antara semua stakeholder dalam kegiatan Paket Aksi sangat penting. Terutama, saat
ini ketika muncul penyakit menular yang berpotensi menyebabkan epidemi atau bahkan pandemi cenderung lebih sering terjadi.
Selama dekade terakhir, setidaknya dua pandemi telah dilaporkan di dunia, yaitu Pandemi SARS tahun 2002 dan Pandemi Influenza
A (H1N1) tahun 2009. Terakhir, dua keadaan Kedarurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) juga telah
dilaporkan, yaitu penyakit Virus Ebola tahun 2014 dan Virus Zika tahun 2016. Pertemuan ini terutama ditujukan untuk
memperkuat koordinasi antara negara-negara GHSA yang berpartisipasi dalam mengimplementasikan 11 Paket Aksi selaras dengan
International Health Regulation (IHR).
Sebelumnya, pada Senin (22/8) dilaksanakan Rapat Koordinasi Paket Aksi Penyakit Zoonosis atau ZDAP yang dibuka oleh
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM di Jakarta. ZDAP
adalah salah satu dari 11 (Sebelas) Paket GHSA Action yang telah disepakati oleh para pemimpin Action Package dan negara-negara
yang berkontribusi yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas negara-negara peserta GHSA untuk mendeteksi, mencegah, dan
menanggapi ancaman kesehatan masyarakat global, terutama penyakit Zoonosis. Berikut adalah 11 Paket Aksi (Action Package)
dibagi kedalam pendekatan Prevent : Anti Microbial Resistance (AMR); Penyakit Zoonosis; Biosafety dan Biosecurity; serta
Imunisasi. Detect : Sistem laboratorium nasional; Real-time Surveillance; Pelaporan; dan workforce development. Respond :
Emergency Operations Centers; Linking Public Health with Law and Multisectoral Rapid Response; dan Medical countermeasures and
personnel deployment.
Serah Terima Jabatan dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA sebagai
Sesditjen P2P baru menggantikan dr. Desak Made Wismarini, MKM yang
dilantik sebagai Kepala Biro Umum Kemenkes di hadapan Dirjen P2P
Kemenkes RI
Menkes RI bersama Dirjen P2P, Perwakilan Menko PMK, WHO dan Negara
Anggota GHSA saat konferensi pers Global Health Securty Agenda (GHSA)
di Jakarta
BERITA DALAM GAMBARBERITA DALAM GAMBAR
6
Sambungan dari hal. 1 ………
dan c) pemberian vaksin Td yang diberikan 3x dengan interval 2 dan 6
bulan pada anak usia 7 - 18 Tahun.
Sedangkan untuk data hasil pemberian Imunisasi ulang, antara
lain : a) Fasyankes di wilayah Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah
terverifikasi Satgas sebanyak 915 pasien dengan hasil tindak lanjut
pasien yang di imunisasi ulang sebanyak 623 dan tidak imunisasi ulang
sebanyak 292; b) Fasyankes di wilayah Kota Bekasi dengan jumlah
terverifikasi Satgas sebanyak 185 pasien dengan hasil tindak lanjut
pasien yang di imunisasi ulang sebanyak 121 dan tidak imunisasi ulang
sebanyak 64; c) Fasyankes di wilayah Kabupaten Bekasi dengan jumlah
terverifikasi Satgas sebanyak 189 pasien dengan hasil tindak lanjut
pasien yang di imunisasi ulang sebanyak 94 dan tidak imunisasi ulang
sebanyak 95; dan d) Fasyankes di wilayah Kota Tangerang dengan
jumlah terverifikasi Satgas sebanyak 211 pasien dengan hasil tindak
lanjut pasien yang di imunisasi ulang sebanyak 127 dan tidak imunisasi
ulang sebanyak 84.
Untuk melaksanakan Imunisasi ulang Pemerintah telah
mendirikan pos pelayanan imunisasi ulang di beberapa Fasyankes, yaitu Provinsi DKI Jakarta (Puskesmas Kecamatan Ciracas, RS.
Pasar Rebo, RSUK Ciracas, RS. Kramat Jati, dan RS. Cijantung), Kota Bekasi (Puskesmas Rawa Lumbu, Puskesmas Mustika Jaya, RS.
Rawa Lumbu, RS. Hosana Medica, RS. Permata, dan RS. Elisabeth), Kabupaten Bekasi (RS. Sayang Bunda, Puskesmas Jati Mulya,
Puskesmas Cikarang, Puskesmas Sukadami, Puskesmas Mekar Mukti, dan Puskesmas Bahagia), dan Kota Tangerang Provinsi
Banten (Puskesmas Ciledug).
Penandatanganan Peresmian Hasil Teknologi Tepat Guna Air Baku
Menjadi Air Minum Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam di Teluk Lengung,
Batam oleh Dirjen P2P Kemenkes RI
Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM di damping oleh
Direktur P2PML, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes mengumumkan
pemenang doorprize pada Peringatan Hari Hepatitis Sedunia
Tahun 2016 di Pontianak
Pembukaan Papan Selubung oleh Dirjen P2P didampingi oleh
Ketua Dharma Wanita Persatuan Ditjen P2P dan Ketua Dharma
Wanita Persatuan Kementerian Kesehatan RI Sebagai Tanda
Diresmikannya Tempat Pengawasan Anak (TPA) Ceria
Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM Menerima Debarkasi
Jemaah Haji Kloter Makassar di Bandara Sultan Hasanudin
Makassar
Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM melakukan Pelatakan
Batu Pertama Secara Simbolis Pembangunan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Bandung
Direktur P2MKJN Kemenkes RI saat Bersama Peserta
Pertemuan Lokakarya Perencanaan Tindak Lanjut Program
Bebas Pasung yang di Selenggarakan di Jakarta
Para orang tua yang anaknya telah di vaksinasi melakukan pelaporan terkait vaksinasi
palsu di pos pelayanan imunisasi ulang yang berada di salah satu Rumah Sakit di wilayah
Provinsi DKI Jakarta

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Juknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCTJuknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCT
Irene Susilo
 

Mais procurados (20)

Newsletter Ditjen P2P Edisi I Tahun 2020
Newsletter Ditjen P2P Edisi I Tahun 2020Newsletter Ditjen P2P Edisi I Tahun 2020
Newsletter Ditjen P2P Edisi I Tahun 2020
 
Makalah kb
Makalah kbMakalah kb
Makalah kb
 
Juknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCTJuknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCT
 
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
 
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
 
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasiJuknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
 
Nl.edisi 3.2013
Nl.edisi 3.2013Nl.edisi 3.2013
Nl.edisi 3.2013
 
Mediakom 44
Mediakom 44Mediakom 44
Mediakom 44
 
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
 
Mediakom 43
Mediakom 43Mediakom 43
Mediakom 43
 
Mediakom 42
Mediakom 42Mediakom 42
Mediakom 42
 
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
 
Mediakom 41
Mediakom 41Mediakom 41
Mediakom 41
 
Pedoman ART 2011
Pedoman ART 2011Pedoman ART 2011
Pedoman ART 2011
 
Pedoman kusta tahun 2012
Pedoman kusta tahun 2012Pedoman kusta tahun 2012
Pedoman kusta tahun 2012
 
ATLAS KUSTA
ATLAS KUSTAATLAS KUSTA
ATLAS KUSTA
 
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh IndonesiaRumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
 
Kinerja kemenkes 2009-2011
Kinerja kemenkes 2009-2011Kinerja kemenkes 2009-2011
Kinerja kemenkes 2009-2011
 
Pedoman ppia email
Pedoman ppia emailPedoman ppia email
Pedoman ppia email
 

Destaque

Destaque (17)

Newsletter Edisi 2 Tahun 2016
Newsletter Edisi 2 Tahun 2016Newsletter Edisi 2 Tahun 2016
Newsletter Edisi 2 Tahun 2016
 
NEWS LETTER DITJEN P2P EDISI I TAHUN 2016
NEWS LETTER DITJEN P2P EDISI I TAHUN 2016NEWS LETTER DITJEN P2P EDISI I TAHUN 2016
NEWS LETTER DITJEN P2P EDISI I TAHUN 2016
 
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
 
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015
 
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015
 
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
 
Nl.edisi 4.2012
Nl.edisi 4.2012Nl.edisi 4.2012
Nl.edisi 4.2012
 
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2015
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2015 News Letter Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2015
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2015
 
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi IV Tahun 2015
News Letter Ditjen PP dan PL  Edisi IV Tahun 2015News Letter Ditjen PP dan PL  Edisi IV Tahun 2015
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi IV Tahun 2015
 
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi III Tahun 2015
News Letter Ditjen PP dan PL  Edisi III Tahun 2015News Letter Ditjen PP dan PL  Edisi III Tahun 2015
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi III Tahun 2015
 
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2015
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2015News Letter Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2015
News Letter Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2015
 
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokal
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokalPerbandingan harga obat arv generik import dan lokal
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokal
 
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIAPETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
 
Daftar Informasi Publik Kemenkes Tahun 2015
Daftar Informasi Publik Kemenkes Tahun 2015 Daftar Informasi Publik Kemenkes Tahun 2015
Daftar Informasi Publik Kemenkes Tahun 2015
 
Renja 2016-ppp
Renja 2016-pppRenja 2016-ppp
Renja 2016-ppp
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
 
Renstra 2015-2019
Renstra 2015-2019Renstra 2015-2019
Renstra 2015-2019
 

Semelhante a Newsletter edisi 3 tahun 2016

Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maret
ppidkemenkes
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
SelfiNice
 
PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA WAMENA TAHUN 2015
PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA WAMENA TAHUN 2015PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA WAMENA TAHUN 2015
PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA WAMENA TAHUN 2015
Yakup, Jecko Tamaka
 
Juknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITCJuknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITC
Irene Susilo
 

Semelhante a Newsletter edisi 3 tahun 2016 (20)

Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maret
 
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxKebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
 
PENYULUHAN_BIAS_2018.pptx
PENYULUHAN_BIAS_2018.pptxPENYULUHAN_BIAS_2018.pptx
PENYULUHAN_BIAS_2018.pptx
 
1 Jakstra Pk
1  Jakstra Pk1  Jakstra Pk
1 Jakstra Pk
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptx
 
PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA WAMENA TAHUN 2015
PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA WAMENA TAHUN 2015PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA WAMENA TAHUN 2015
PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA WAMENA TAHUN 2015
 
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDSFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
 
Kerangka Acuan Kegiatan POSBINDU di Puskesmas.docx
Kerangka Acuan Kegiatan POSBINDU di Puskesmas.docxKerangka Acuan Kegiatan POSBINDU di Puskesmas.docx
Kerangka Acuan Kegiatan POSBINDU di Puskesmas.docx
 
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
 
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox-2.pdf
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox-2.pdfPedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox-2.pdf
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox-2.pdf
 
Tugas epid b.utik
Tugas epid b.utikTugas epid b.utik
Tugas epid b.utik
 
Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfPedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
 
Pedoman penerapan pitc
Pedoman penerapan pitcPedoman penerapan pitc
Pedoman penerapan pitc
 
Juknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITCJuknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITC
 
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptxbaru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
 

Mais de Ditjen P2P Kemenkes

WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
Ditjen P2P Kemenkes
 

Mais de Ditjen P2P Kemenkes (19)

WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
 
Buletin Surveilans & Imunisasi Edisi I Maret 2020
Buletin Surveilans & Imunisasi  Edisi I Maret 2020Buletin Surveilans & Imunisasi  Edisi I Maret 2020
Buletin Surveilans & Imunisasi Edisi I Maret 2020
 
JURNAL KESEHATAN TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN TAHUN 2019JURNAL KESEHATAN TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN TAHUN 2019
 
WARTA DITJEN P2P EDISI XI TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XI TAHUN 2019WARTA DITJEN P2P EDISI XI TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XI TAHUN 2019
 
WARTA DITJEN P2P EDISI VI TAHUN 2016
WARTA DITJEN P2P EDISI VI TAHUN 2016WARTA DITJEN P2P EDISI VI TAHUN 2016
WARTA DITJEN P2P EDISI VI TAHUN 2016
 
WARTA DITJEN P2P EDISI V TAHUN 2016
WARTA DITJEN P2P EDISI V TAHUN 2016WARTA DITJEN P2P EDISI V TAHUN 2016
WARTA DITJEN P2P EDISI V TAHUN 2016
 
Poster Struktur Organisasi Ditjen P2P Nomor 64 Tahun 2015
Poster Struktur Organisasi Ditjen P2P Nomor 64 Tahun 2015Poster Struktur Organisasi Ditjen P2P Nomor 64 Tahun 2015
Poster Struktur Organisasi Ditjen P2P Nomor 64 Tahun 2015
 
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2P
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2PSK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2P
SK Unit Pengendali Gratifikasi Ditjen P2P
 
Kontak pengaduan
Kontak pengaduanKontak pengaduan
Kontak pengaduan
 
Info Disiplin Pegawai dan Cuti Pegawai
Info Disiplin Pegawai dan Cuti PegawaiInfo Disiplin Pegawai dan Cuti Pegawai
Info Disiplin Pegawai dan Cuti Pegawai
 
MOU BBTKL DENGAN DINAS KESEHATAN
MOU BBTKL DENGAN DINAS KESEHATANMOU BBTKL DENGAN DINAS KESEHATAN
MOU BBTKL DENGAN DINAS KESEHATAN
 
Agreement Tuberkulosis
Agreement TuberkulosisAgreement Tuberkulosis
Agreement Tuberkulosis
 
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015
Laporan  Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015Laporan  Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015
 
Barang Milik Negara (BMN)
Barang Milik Negara (BMN)Barang Milik Negara (BMN)
Barang Milik Negara (BMN)
 
SK PPID
SK PPIDSK PPID
SK PPID
 
Tim Penanganan Dumasdu
Tim Penanganan DumasduTim Penanganan Dumasdu
Tim Penanganan Dumasdu
 
Juknis/Pedoman Umum Pelayanan Informasi Publik Penanganan Dumasdu
Juknis/Pedoman Umum Pelayanan Informasi Publik Penanganan DumasduJuknis/Pedoman Umum Pelayanan Informasi Publik Penanganan Dumasdu
Juknis/Pedoman Umum Pelayanan Informasi Publik Penanganan Dumasdu
 
Form Permohonan Informasi Dumas Ditjen P2P
Form Permohonan Informasi Dumas Ditjen P2PForm Permohonan Informasi Dumas Ditjen P2P
Form Permohonan Informasi Dumas Ditjen P2P
 

Último (8)

MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 

Newsletter edisi 3 tahun 2016

  • 1. Edisi III Tahun 2016 Salam Redaksi Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME dengan terbitnya Newsletter Edisi III Tahun 2016 ini. Edisi kali ini menyajikan berbagai berita terkait dengan kegiatan Program P2P dengan headline news “Imunisasi Ulang Vaksin Palsu”. Kami selaku redaksi mengucapkan terima kasih atas masukan dan sumbang pikiran dari semua pihak demi terselesaikannya Newsletter ini. Semoga Newsletter Edisi III ini dapat memberikan motivasi dan bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan Newsletter ini. Penasihat: Dirjen P2P Pengarah: Sekretaris Ditjen P2P Penanggung Jawab: Sri Handini, SH, MH, M.Kes. Redaktur: Zamora Bardah, SH,MKM Editor: drg. Yossy Agustina, MH.Kes. drg. Resi Arisandi, MM., Devy Nurdiansyah. Design Grafis: Juni Purnomowati,SH,M.Si., Putri Kusumawardani, ST., Bukhari Iskandar, SKM. Fotografer: Sri Sukarsih, Amd. Kanina Cakreswara, SH, Sri Sulastriningsih, Amd. Sekretariat : Ikron, SKM,MKM., RR. Tri Hastati, Ria Rostiana, Amd,Kep., Punto Dewo, SKM,M.Kes., Lia Septiana, SKM, M.Kes., Dody Arek Purnomo,SE., I Wayan Suharjana, SKM. Alamat Redaksi: Bagian Hukormas Ditjen P2P, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat 10560 Telepon/Faks: (021) 4223451 email: humas.p2pl@gmail.com website: www.pppl.depkes.go.id facebook: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Imunisasi Ulang Vaksin Palsu 1 Pencanangan Surveilans Migrasi Malaria 2 di Pelabuhan dan Bandara Kota Sabang Peringatan Hari Kanker Kepala Leher 2 Tahun 2016 Pencanangan Vaksin Polio Suntik 3 KKP Soekarno Hatta Selenggarakan 3 Simulasi Penanggulangan MERS COV Asosiasi Pemkab Se-Indonesia 4 Sepakat Cegah dan Kendalikan PTM Pencanangan Crash Program Campak, 4 Pemberian Kapsul Vitamin A, dan Obat Cacing Perkuat Koordinasi Antar Negara 5 Anggota GHSA Dalam 11 Paket Aksi Menkes Lantik dr. Asjikin Iman, MHA 5 Menjadi Sesditjen P2P Berita Dalam Gambar 6 DAFTAR ISI TIM REDAKSI Imunisasi Ulang Vaksin Palsu Para orang tua dari anak yang telah di vaksinasi saat ini resah dengan beredarnya vaksin palsu. Dalam hal kasus vaksin palsu ini, ditemukan beberapa Fasyankes swasta yang membeli dari sumber tidak resmi. Selain itu, setelah diteliti secara seksama oleh Satuan Tugas (Satgas) yang terdiri dari Kementerian Kesehatan, Badan POM, Bareskrim Polri dan IDAI, tidak menemukan vaksin palsu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) milik pemerintah karena vaksin yang digunakan disediakan dari pemerintah. Penyelenggaraan imunisasi wajib dilaksanakan di Puskesmas, Posyandu, RS pemerintah dan juga dilaksanakan di rumah sakit/ Fasyankes swasta. Dengan presentase 88,1% dilakukan di Puskesmas, Posyandu dan RS Pemerintah, serta 11,9% di Fasyankes swasta. Pada Senin (18/7), untuk menindaklanjuti penanggulangan vaksin palsu, Pemerintah mulai melakukan imunisasi ulang di Puskesmas Ciracas. Dimana lebih kurang 36 anak dari 197 pasien Klinik Bidan EN yang telah di vaksinasi secara bertahap akan menerima imunisasi ulang dengan vaksin yang disediakan Pemerintah dan dijamin keasliannya sesuai data hasil penyidikan Bareskrim POLRI. Pada kesempatan tersebut Menkes bersama Presiden RI, Ir. Joko Widodo dan ibu negara, Hj. Iriana Joko Widodo turut serta meninjau pelaksanaan vaksinasi ulang. Selain itu, ada empat lokasi lainnya yang melakukan vaksinasi ulang, yakni Puskesmas Kelurahan Ciracas dan RSU Kecamatan Ciracas; RS Harapan Bunda Jakarta; dan RS Sayang Bunda, Bekasi. Pelaksanaan berkoordinasi dengan Dinkes DKI Jakarta dan Jawa Barat. Vaksin yang digunakan dalam kegiatan imunisasi wajib yaitu vaksin DPT (Difteri Pertusis dan Anti Tetanus), HB (Hepatitis B) dan HiB (Haemophilus Influenza type B) atau vaksin pentavalen yang memberikan kekebalan terhadap 5 jenis penyakit, dan Oral Polio Vaccine (OPV) yang mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Semua vaksin ini masuk ke dalam program nasional imunisasi dasar lengkap milik pemerintah yang diproduksi oleh PT. Biofarma. Berdasarkan data dari Subdit Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, adapun jadwal pemberian imunisasi program ulangan paska vaksin palsu, antara lain : a)pemberian vaksin DPT, Hepatitis B, Hib (Penta), Polio yang diberikan 3x dengan interval 1 bulan pada anak usia 0 - 11 Bulan; b) pemberian vaksin DPT, Hepatitis B, Hib (Penta), Polio yang diberikan 3x dengan interval 2 dan 6 bulan pada anak usia 1 - <7 Tahun; ...… bersambung ke hal. 6 Pelaksanaan imunisasi ulang di Rumah Sakit Harapan Bunda Kramat Jati yang dilakukan oleh Dokter Spesialis Anak kepada seorang bayi yang terkena vaksin palsu Peninjauan pelaksanaan imunisasi ulang di Puskesmas Ciracas oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo bersama Ibu Negara yang didampingi oleh Menkes dan Kadinkes Provinsi DKI Jakarta
  • 2. 2 Peringatan Hari Kanker Kepala Leher Tahun 2016 Pencanangan Surveilans Migrasi Malaria di Pelabuhan dan Bandara Kota Sabang Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan Komite Penanggulangan Kanker Nasional, pada (29/7) menyelenggarakan Seminar Peringatan Hari Kanker Kepala Leher Tahun 2016 di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta. Hadir pada seminar tersebut Pejabat struktural di lingkungan Kemenkes, Lintas Sektor dan Program, Organisasi Profesi, Akedemisi, serta para narasumber. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Ditjen P2P Kemenkes RI, dr. Lily S. Sulistyowati, MM yang dalam hal ini mewakili Menteri Kesehatan RI menyampaikan bahwa maksud diselenggarakan seminar ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang berbagai masalah kesehatan, pencegahan dan penanggulangan serta meningkatkan komitmen seluruh jajaran Pemerintah dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan salah satunya Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu Kanker Kepala Leher. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 347.000 orang. Kanker Kepala Leher termasuk Kanker yang cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan data registrasi Kanker Nasional, di Indonesia Kanker Kepala Leher menempati urutan keempat terbanyak terjadi pada pria dan wanita. Seperti halnya penyakit tidak menular lainnya, kejadian penyakit kanker sangat terkait dengan faktor risiko dan pola hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS sangat penting dan merupakan kunci sukses Pengendalian Kanker dan PTM lainnya, ungkap Menkes. Selain itu, upaya promotif dan preventif lainnya mencakup pengendalian faktor risiko yang dilaksanakan dengan perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress melalui kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM. Selain itu, deteksi dini dan pengobatan segera juga sangat penting dalam pengendalian kanker agar mortalitas dan disabilitas akibat kanker dapat ditekan serendah mungkin. Pentingnya upaya deteksi dini agar dapat mencegah terjadinya kanker atau menemukan kanker pada stadium dini dan dilakukan secara berkala. Sementara ini pasien kanker yang datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan sejumlah 60 – 70% dengan keadaan stadium lanjut, untuk itu perlu dilakukan pengendalian penyakit kanker yang bertujuan untuk : 1) Meningkatkan deteksi dini, penemuan dan tindak lanjut dini kanker; 2) Meningkatkan kualitas hidup penderita kanker; dan 3) Menurunkan angka kematian akibat kanker. Sabang (20/8), Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. H. Mohamad Subuh, MPPM melakukan kunjungan kerja ke Kota Sabang sekaligus melakukan Pencanangan Surveilans Migrasi Malaria Pelabuhan dan Bandara di Kota Sabang. Kegiatan yang dipusatkan di Pelabuhan penyeberangan Balohan ditandai dengan sambutan dan pemukulan Rapa'i oleh Dirjen P2P. Turut serta mendampingi Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas (KKP) III Kota Sabang, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang, serta kader malaria dan stakeholder lainnya. Sabang sebagai daerah yang telah mendapat sertifikat Eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan yang diserahkan pada 26 April 2014 terus mendapat perhatian dari Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah agar penyakit malaria tidak mewabah lagi di Kota Sabang, yang merupakan kota destinasi wisata. Sejak tahun 2007, PBB melalui Unicef GF dan Mentor terus berupaya melakukan langkah- langkah dan upaya pemberantasan malaria di pulau paling barat Indonesia sehingga Sabang yang dulu terkenal dengan endemik malaria meraih status bebas malaria. Dalam laporan, Kepala KKP Sabang, Kuncahyo, SKM,MA mengatakan merujuk pada sejarah diatas maka dalam hal ini Kantor KKP Sabang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Sabang khususnya Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan serta monitor terhadap penumpang yang baru tiba di pelabuhan dan bandara. Jika ada penumpang kapal atau pesawat yang merasa tubuhnya demam atau menggigil agar segera memeriksakan diri di pos kesehatan pelabuhan yang telah disediakan. Hal ini bertujuan untuk pencegahan penyebaran kembali wabah malaria di Kota Sabang. Dirjen P2P, dr. Subuh mengatakan, setiap ada kasus malaria petugas kesehatan harus menyelidiki asal muasal penyakit menular tersebut, pasalnya penyakit malaria diketahui mudah menular akibat gigitan nyamuk. "Malaria biasanya mudah menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dan jika ada kasus malaria di Sabang itu harus diselidiki sampai ke akarnya dari mana penyebarannya," pintanya. Menurutnya, meski Sabang sudah bebas dari malaria, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan perlu mengawasi dengan baik dan tidak boleh lengah. "Masyarakat yang berkunjung ke Sabang baik lokal maupun orang asing butuh pengawasan dengan baik untuk pencegahan migrasi penyakit malaria itu, dan saya mengapresiasi Pemerintah Kota Sabang atas keberhasilan menuntaskan penyakit mematikan tersebut," tutur dr. Subuh. Sebelumnya, Sekda Kota Sabang, Sofyan Adam menyambut positif dan mendukung penuh kegiatan ini serta berpesan agar keberhasilan yang dicapai dapat dipertahankan oleh masyarakat Sabang dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan sehingga masyarakat terhindar dari penyakit khususnya malaria. Pemukulan Rapa’i sebagai tanda dicanangkannya Surveilans Migrasi Malar- ia di Pelabuhan dan Bandara Kota Sabang oleh Dirjen P2P, Sekda Kota Sabang, Kadinkes Kota Sabang, Kepala KKP Sabang, dan perwakilan Kader Malaria serta Stakeholder lainnya Penampilan seni dari para penderita kanker kepala leher pada acara Seminar Peringatan Hari Kanker Kepala Leher Tahun 2016 di Jakarta
  • 3. Jumat (22/7), Menteri Kesehatan Prof. dr. Nila F. Moeloek mencanangkan penggunaan vaksin polio suntik (Inactivated Polio Vaccine – IPV) sebagai imunisasi dasar bagi bayi. Pencanangan secara nasional tersebut dimulai di Kabupaten Gianyar, yang bertempat di Balai Budaya, Gianyar, Bali. Terpilihnya Bali sebagai Provinsi pertama pencanangan vaksin Polio Suntik/Inactivated Polio Vaccine (IPV) di Indonesia mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Ketua Tim Pembina PKK Provinsi Bali Ny. Ayu Pastika. Menkes mengatakan, program imunisasi merupakan program kesehatan paling efektif dalam pembangunan bangsa, terutama untuk mencegah kesakitan, kecacatan, dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I. “Cakupan imunisasi harus tinggi dan merata di seluruh wilayah” ucapnya. Secara global, lanjut dia, imunisasi berhasil menurunkan angka kematian bayi sekitar 2-3 juta per tahun akibat PD31. Khususnya dalam pemberantasan penyakit polio, Indonesia telah memperoleh sertifikasi bebas polio dari WHO pada bulan April 2014 silam. Lebih lanjut dikatakan, pencanangan vaksin IPV menandakan dimulainya pemberian vaksin IPV di Provinsi Bali. Untuk itu, pihaknya berharap dukungan penuh dari Gubernur dan para Bupati beserta jajaran di daerah untuk turut menyukseskan program tersebut. Dimulai dengan memberi pemahaman yang benar kepada masyarakat, dan menggugah partisipasi untuk mendapatkan pelayanan imunisasi. ”Terpenting ketersediaan anggaran, sehingga masalah pembiayaan dapat ditanggulangi,” tekan Nila. Menkes juga berharap penerapan penggunaan IPV ini akan berdampak pada positif bagi penurunan angka kesakitan, kecacatan dan kematian Balita yang disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) khususnya di Bali bisa dicegah. “Keberhasilan dalam mencapai Indonesia Bebas Polio adalah langkah besar dalam mencapai Dunia Bebas Polio. Pemerintah berhasil melaksanakan pekan imunisasi nasional secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, pada awal Maret lalu dengan sangat baik. Cakupannya sekitar 95,6 persen” katanya. Bupati Gianyar Anak Agung Bharata, ditemui usai acara mengatakan kesiapan Pemkab Gianyar untuk mengawal penuh program imunisasi tersebut. Pihaknya juga menyatakan kebanggaan pencanangan nasional IPV digelar di Kabupaten Gianyar. Hal tersebut merupakan kehormatan besar, dan tanggung jawab yang lebih tinggi untuk mensupport penuh program dari Kemenkes. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan RI, pada (4/8) melaksanakan Simulasi Penanggulangan MERS COV bagi Jamaah Haji Indonesia dalam rangka persiapan Embarkasi/Debarkasi Haji di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Menurut Kepala KKP Soekarno Hatta, dr. H. Susanto, MSA, Sp.KP, simulasi yang dilaksanakan merupakan suatu rencana kontingensi yang telah disusun sebagai amanat dari IHR (2005) dan Global Health Security Agenda (GHSA). Dimana KKP Soekarno Hatta sebagai otoritas kesehatan di pintu masuk negara yang bertugas mencegah keluar masuknya penyakit menular berpotensi wabah/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), maka perlu dilakukan tindakan pengamanan kesehatan terhadap orang, barang dan alat angkut serta tindakan pengendalian faktor risiko lingkungan. Disamping itu kemampuan deteksi dan respon PHEIC juga merupakan kapasitas yang perlu ditingkatkan di pintu masuk Negara sehingga meningkatkan keamanan kesehatan masyarakat global. Banyaknya jemaah umroh dan Haji yang berasal dari indonesia ke Arab saudi memungkinkan terjadinya/tertularnya penyakit Mers CoV pada jamaah haji/umroh tinggi. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan teknis petugas KKP dan sektor terkait di lingkungan Bandara dalam menghadapi PHEIC yang merupakan tempat Embarkasi/Debarkasi Haji. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan (SKK), dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc mengatakan pelaksanaan simulasi ini sangat strategis karena pada 8 Agustus 2016 embarkasi Haji dimulai dan 17 September 2016 jemaah haji akan mulai kembali dari tanah suci. Kementerian Kesehatan telah beberapa kali mengeluarkan himbauan waspada terhadap penularan virus MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus), terutama pada saat ibadah haji karena banyak jemaah dari penjuru dunia berkumpul. “Saya menghimbau kepada seluruh embarkasi untuk memperkenalkan kepada jamaah haji dalam melakukan pencegahan terhadap penyebaran MERS-CoV seperti penggunaan masker, mencuci tangan menggunakan sabun atau sanitizer, menjaga kebersihan badan, memilih makanan higienis, dan hindari kontak langsung dengan hewan seperti Unta. Hal ini untuk meminimalkan penularan MERS-CoV melalui hewan”, ujar dr. Jane. Pada simulasi tersebut juga diserahkan dokumen rencana kontijensi antara Direktur SKK kepada GM Halim Perdana Kusuma. Sedangkan peserta pada simulasi adalah kolaborasi lintas sektor, lintas program yang ada di Halim Perdana Kusuma serta petugas KKP Soekarno Hatta. KKP Soekarno Hatta Selenggarakan Simulasi Penanggulangan MERS COV Pencanangan Vaksin Polio Suntik 3 Simulasi Penanganan Karantina Kesehatan kepada Salah Satu Jemaah Haji di Tenda Isolasi oleh Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno Hatta Pada Simulasi Penanggulangan Mers CoV Bagi Jemaah Haji Indonesia Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) meninjau pelaksanaan vaksinasi polio suntik kepada seorang bayi saat pencanangan Vaksin Polio Suntik/Inactivated Polio Vaccine (IPV) di Gianyar Bali
  • 4. Indonesia saat ini tengah menghadapi transisi epidemiologi dalam masalah kesehatan, dimana Penyakit Menular belum seluruhnya dapat teratasi, sementara tren Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung terus meningkat. Data WHO Global Report on Non Communicable Disease (NCD) menyebutkan bahwa persentase kematian akibat PTM memiliki proporsi sebesar 63% dibandingkan dengan penyakit menular. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, berdasarkan data WHO Global Observatory 2011 juga menunjukkan bahwa proporsi kematian kasus karena PTM sebesar 55 %, lebih besar dibanding penyakit menular. Di Indonesia, tren kematian akibat PTM meningkat dari 37% di tahun 1990 menjadi 57 % di tahun 2015. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan isu yang sangat penting. Sehingga, perlu dukungan kebijakan dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmennya dalam pencegahan dan pengendalian PTM serta faktor risikonya dalam upaya mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) yang dilakukan oleh Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Mardani H. Maming, SH, M.Sos selaku Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) bersama beberapa Bupati lainnya dan disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), pada (9/8) di Jakarta. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 45 Bupati dan 62 orang perwakilan Kabupaten. Berdasarkan Sample Registrasi Sistem (SRS) bahwa dari 10 penyebab kematian utama untuk segala umur, enam (6) diantaranya adalah PTM, yaitu stroke di urutan pertama, penyakit jantung koroner di nomor kedua, dan diabetes melitus dengan komplikasi di urutan ketiga. Sementara urutan selanjutnya adalah hipertensi dengan komplikasi urutan kelima, penyakit paru obstruksi kronis urutan keenam dan kecelakaan lalu lintas urutan kedelapan. “Tren ini dapat berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup yaitu pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok dan lain-lain’, ujar Menkes dalam sambutannya. Guna menyikapi besarnya tantangan dalam pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risiko, pemerintah pusat merancang Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). Menkes berharap, agar ke depannya inisiasi gerakan ini dapat diselaraskan sampai ke pelosok daerah melalui kepemimpinan para Bupati. Asosiasi Pemkab Se-Indonesia Sepakat Cegah dan Kendalikan PTM Seluruh Kabupaten/Kota yang melaksanakan Crash Program Campak juga akan melaksanakan pemberian kapsul Vitamin A. Sedangkan di daerah yang tidak melaksanakan Crash Program Campak, hendaknya dilakukan integrasi antara pemberian Vitamin A dengan pemberian Obat Cacing. “Sebanyak 83 Kabupaten/Kota akan melaksanakan pemberian kapsul vitamin A, obat cacing dan imunisasi campak secara bersamaan”, ujar Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) pada acara Pencanangan Nasional Crash Program Campak Terintegrasi Bulan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Obat Cacing di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (4/8). Kegiatan dihadiri jajaran Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah termasuk Dinas Kesehatan baik Provinsi maupun Kota Pontianak, serta para ibu yang membawa anaknya untuk melaksanakan crash program campak. Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Eliminasi Campak pada tahun 2020. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan status kekebalan pada kelompok rentan dan meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan Crash Program Campak di 183 Kabupaten/Kota di 28 provinsi yang merupakan daerah berisiko tinggi campak. Kegiatan ini merupakan pemberian imunisasi campak tambahan kepada anak usia 9 sampai 59 bulan tanpa memperhatikan status imunisasi campak sebelumnya. Dengan demikian, kekebalan masyarakat di daerah tersebut akan meningkat sehingga dapat menurunkan kejadian penyakit campak. Setiap tahun, bulan Februari dan Agustus disebut sebagai bulan pemberian kapsul vitamin A, karena pada kedua bulan ini dilakukan pembagian suplementasi vitamin A pada anak dengan kelompok umur 6 sampai 59 bulan di seluruh Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kecukupan asupan vitamin A pada balita. Saat ini, cakupan pemberian vitamin A secara nasional belum mencapai 80%. Pemberian vitamin A perlu diiringi dengan pemberian obat cacing agar penyerapan zat gizi pada balita sempurna dan dapat meningkatkan status gizi masyarakat. Terdapat dua jenis kapsul vitamin A, yakni kapsul biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan, sedangkan kapsul merah juga diberikan kepada ibu yang dalam masa nifas. Pemerintah menyediakan kapsul vitamin A tersebut agar masyarakat dapat memanfaatkannya tanpa dipungut biaya. Pencanangan Crash Program Campak, Pemberian Kapsul Vitamin A, dan Obat Cacing 4 Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) bersama para Bupati melakukan pendatanganan nota kesepahaman tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dilaksanakan di Jakarta Penyuntikan vaksin campak kepada seorang anak oleh petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat pada acara Pencanangan Nasional Crash Program Campak Terintegrasi Bulan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Obat Cacing di Pontianak, Kalimantan Barat
  • 5. Perkuat Koordinasi Antar Negara Anggota GHSA Dalam Melaksanakan 11 Paket Aksi Penempatan dan promosi jabatan pimpinan tinggi sesuai amanat Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif, dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, rekam jejak jabatan, pendidikan dan pelatihan serta integritas. Proses seleksi terbuka tersebut diharapkan dapat mengubah budaya PNS dari comfort zone menjadi competitive zone dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi PNS yang memenuhi persyaratan untuk berkompetisi secara transparan, adil dan akuntabel. Demikian sambutan Menteri Kesehatan RI Prof . Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M. (K) pada acara Pemberhentian dan Pelantikan Pimpinan Tinggi madya dan pratama di lingkungan Kementerian Kesehatan di Jakarta (9/9). Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari BKKBN, BPOM, KKI, Kemenpan-RB, dan Direktur Utama BUMN Bidang Kesehatan. Selain itu, Menkes juga menyampaikan pesan kepada pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk dituntut mampu membangun sistem pelayanan kesehatan yang semakin cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang dilantik adalah: dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal menggantikan dr. Desak Made Wismarini, MKM yang dilantik sebagai Kepala Biro Umum Sekjen Kemenkes RI. Kemudian, pada (13/9) dilakukan Serah Terima Jabatan (Sertijab) dari dr. Desak Made Wismarini, MKM., kepada dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA yang disaksikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Mohamad Subuh, MPPM. dr. Subuh, mengatakan dalam sambutannya hendaknya pejabat yang baru dapat mengakselerasi dan beradaptasi secara cepat untuk dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas dari pejabat yang lama salah satunya adalah terkait tata organisasi dan sumber daya manusia di lingkungan Ditjen P2P. Di akhir sambutannya, dr. Subuh juga berharap upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pejabat yang lama dapat terus ditingkatkan dan diteruskan oleh pejabat yang baru dilantik untuk menata sistem yang telah dibuat bersama-sama, seperti penataan sumber daya manusia (SDM), regulasi, pengadaan barang dan kegiatan-kegiatan lainnya yang semuanya dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen P2P dalam hal ini sebagai Kepala Kantor. Menkes Lantik dr. Asjikin Iman, MHA Menjadi Sesditjen P2P 5 Forum Global Health Security Agenda (GHSA) telah menunjukkan perkembangan yang signifikan sejak diluncurkan pada bulan Februari 2014. Hal ini ditunjukkan dengan bergabungnya 3 negara baru yaitu Argentina, Cote d’Ivoire (Pantai Gading) dan Mongolia ke forum GHSA sehingga jumlah Negara yang menjadi anggota GHSA berjumlah 53 negara. Selain itu dengan kemitraan yang dilakukan antar negara anggota GHSA juga akan memberikan kontribusi dalam memajukan dunia yang lebih aman dari ancaman kesehatan di masyarakat. Demikian Sambutan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), dalam pembukaan GHSA Action Package Coordination Meeting di Jakarta, Selasa (23/8), yang dihadiri oleh perwakilan Negara anggota GHSA, perwakilan penasehat GHSA dari WHO, organisasi profesi dan Bank Dunia. Menkes, lebih lanjut juga mengatakan bagian penting dari kerjasama ini dalam konteks Agenda Keamanan Kesehatan Global adalah implementasi dari Paket Aksi. Komunikasi, koordinasi dan kerja sama di antara semua stakeholder dalam kegiatan Paket Aksi sangat penting. Terutama, saat ini ketika muncul penyakit menular yang berpotensi menyebabkan epidemi atau bahkan pandemi cenderung lebih sering terjadi. Selama dekade terakhir, setidaknya dua pandemi telah dilaporkan di dunia, yaitu Pandemi SARS tahun 2002 dan Pandemi Influenza A (H1N1) tahun 2009. Terakhir, dua keadaan Kedarurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) juga telah dilaporkan, yaitu penyakit Virus Ebola tahun 2014 dan Virus Zika tahun 2016. Pertemuan ini terutama ditujukan untuk memperkuat koordinasi antara negara-negara GHSA yang berpartisipasi dalam mengimplementasikan 11 Paket Aksi selaras dengan International Health Regulation (IHR). Sebelumnya, pada Senin (22/8) dilaksanakan Rapat Koordinasi Paket Aksi Penyakit Zoonosis atau ZDAP yang dibuka oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM di Jakarta. ZDAP adalah salah satu dari 11 (Sebelas) Paket GHSA Action yang telah disepakati oleh para pemimpin Action Package dan negara-negara yang berkontribusi yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas negara-negara peserta GHSA untuk mendeteksi, mencegah, dan menanggapi ancaman kesehatan masyarakat global, terutama penyakit Zoonosis. Berikut adalah 11 Paket Aksi (Action Package) dibagi kedalam pendekatan Prevent : Anti Microbial Resistance (AMR); Penyakit Zoonosis; Biosafety dan Biosecurity; serta Imunisasi. Detect : Sistem laboratorium nasional; Real-time Surveillance; Pelaporan; dan workforce development. Respond : Emergency Operations Centers; Linking Public Health with Law and Multisectoral Rapid Response; dan Medical countermeasures and personnel deployment. Serah Terima Jabatan dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA sebagai Sesditjen P2P baru menggantikan dr. Desak Made Wismarini, MKM yang dilantik sebagai Kepala Biro Umum Kemenkes di hadapan Dirjen P2P Kemenkes RI Menkes RI bersama Dirjen P2P, Perwakilan Menko PMK, WHO dan Negara Anggota GHSA saat konferensi pers Global Health Securty Agenda (GHSA) di Jakarta
  • 6. BERITA DALAM GAMBARBERITA DALAM GAMBAR 6 Sambungan dari hal. 1 ……… dan c) pemberian vaksin Td yang diberikan 3x dengan interval 2 dan 6 bulan pada anak usia 7 - 18 Tahun. Sedangkan untuk data hasil pemberian Imunisasi ulang, antara lain : a) Fasyankes di wilayah Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah terverifikasi Satgas sebanyak 915 pasien dengan hasil tindak lanjut pasien yang di imunisasi ulang sebanyak 623 dan tidak imunisasi ulang sebanyak 292; b) Fasyankes di wilayah Kota Bekasi dengan jumlah terverifikasi Satgas sebanyak 185 pasien dengan hasil tindak lanjut pasien yang di imunisasi ulang sebanyak 121 dan tidak imunisasi ulang sebanyak 64; c) Fasyankes di wilayah Kabupaten Bekasi dengan jumlah terverifikasi Satgas sebanyak 189 pasien dengan hasil tindak lanjut pasien yang di imunisasi ulang sebanyak 94 dan tidak imunisasi ulang sebanyak 95; dan d) Fasyankes di wilayah Kota Tangerang dengan jumlah terverifikasi Satgas sebanyak 211 pasien dengan hasil tindak lanjut pasien yang di imunisasi ulang sebanyak 127 dan tidak imunisasi ulang sebanyak 84. Untuk melaksanakan Imunisasi ulang Pemerintah telah mendirikan pos pelayanan imunisasi ulang di beberapa Fasyankes, yaitu Provinsi DKI Jakarta (Puskesmas Kecamatan Ciracas, RS. Pasar Rebo, RSUK Ciracas, RS. Kramat Jati, dan RS. Cijantung), Kota Bekasi (Puskesmas Rawa Lumbu, Puskesmas Mustika Jaya, RS. Rawa Lumbu, RS. Hosana Medica, RS. Permata, dan RS. Elisabeth), Kabupaten Bekasi (RS. Sayang Bunda, Puskesmas Jati Mulya, Puskesmas Cikarang, Puskesmas Sukadami, Puskesmas Mekar Mukti, dan Puskesmas Bahagia), dan Kota Tangerang Provinsi Banten (Puskesmas Ciledug). Penandatanganan Peresmian Hasil Teknologi Tepat Guna Air Baku Menjadi Air Minum Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam di Teluk Lengung, Batam oleh Dirjen P2P Kemenkes RI Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM di damping oleh Direktur P2PML, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes mengumumkan pemenang doorprize pada Peringatan Hari Hepatitis Sedunia Tahun 2016 di Pontianak Pembukaan Papan Selubung oleh Dirjen P2P didampingi oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Ditjen P2P dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kesehatan RI Sebagai Tanda Diresmikannya Tempat Pengawasan Anak (TPA) Ceria Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM Menerima Debarkasi Jemaah Haji Kloter Makassar di Bandara Sultan Hasanudin Makassar Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM melakukan Pelatakan Batu Pertama Secara Simbolis Pembangunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung Direktur P2MKJN Kemenkes RI saat Bersama Peserta Pertemuan Lokakarya Perencanaan Tindak Lanjut Program Bebas Pasung yang di Selenggarakan di Jakarta Para orang tua yang anaknya telah di vaksinasi melakukan pelaporan terkait vaksinasi palsu di pos pelayanan imunisasi ulang yang berada di salah satu Rumah Sakit di wilayah Provinsi DKI Jakarta