1. Perubahan adalah suatu fenomena yg normal,
termasuk dlm suatu organisasi. Organisasi adalah
sistem yg terbuka dan akan dipengaruhi oleh kondisi
internal maupun eksternal.
Sehingga, pengambilan keputusan dlm manajemen
terkait dg struktur organisasi, tujuan organisasi,
kebijakan & strategi tdk hrs terkait dg hasil akhir
keberhasilan dan daya juang organisasi, ttp diperlukan
pula manajemen antisipasi perubahan & efektifitas yg
berhubungan dg hal tsb.
2. Kekuatan dari luar (external forces) :
1. Kekuatan Pendidikan & Budaya (Educatinonal & Cultural Forces)
2. Kekuatan Ekonomi (economic Forces)
3. Kekuatan Teknologi (Technological Forces)
4. Kekuatan Politik (Political Forces)
5. Kekuatan Sosial (Social Forces)
Kekuatan dari dalam (internal forces) :
1. Komposisi & Kebijakan puncak manajemen (Composition & policy of top
management;;
2. Perubahan akibat pegawai pensiun, mengundurkan diri, promosi, perpindahan,
dsb.;
3. Perubahan fasilitas fisik, spt bahan baku yg daya tahannya pendek, kerusakan
mesin & peralatan, kebutuhan tempat lebih luas
4. Perubahan perilaku pegawai, keinginan & aspirasi;
5. Perubahan dlm alokasi pekerjaan, jam kerja, komposisi kelompok kerja, dsb.
Mengapa terjadi perubahan dlm organisasi ?
3. Mengapa terjadi resistensi thd
perubahan dlm organisasi ?
1. Kecenderungan menyukai sesuatu yg sudah biasa dilakukan karena lebih
mudah dibandingkan harus melakukan hal yg baru
2. Perubahan umumnya selalu menyebabkan pendistribusian ulang (redistribusi)
kekuatan dan pengaruh, sehingga menyebabkan adanya perlawanan atau
penolakan dr individu atau kelompok yg terdampak “negatif”
3. Perubahan tdk diinginkan oleh individu karena adanya pengalaman kegagalan
saat menjalankan pelatihan atau belajar tentang sistem yg baru
4. Perubahan tdk diinginkan oleh individu yg tingkat pendidikannya rendah atau
terbatas, dimana individu memiliki pengalaman yg lama dan tdk mau
meningkatkan resiko. Sehingga, bagi mereka perubahan akan menyebabkan
kehilangan keuntungan. Juga bg individu yg temperamental perubahan akan
menjadikan kekurangan mereka terekspos/terungkap, maka mereka harus
menolak perubahan.
4. Tipe-tipe Penolakan (Resistensi) Terhadap Perubahan
1. Logical (Logika); muncul krn waktu dan memerlukan usaha untuk
menyesuaikan perubahan. Sehingga ada biaya yg ditanggung untuk
meynyesuaikan perubahan. Maka yg masuk rasionalitas pegawai :
waktu yg dibutuhkan untk penyesuaian thd perubahan, Usaha extra
unt belajar kembali, faktor ekonomi, biaya dan kelayakan studi sistem
baru yg meragukan
2. Psychological (Psikologi); hal ini sesuatu yg “logis” kalau perasaan &
perilaku individu cenderung menolak adanya perubahan, contohnya :
rasa takut thd hal yg belum diketahui, toleransi yg kecil thd perubahan,
tdk suka thd manajemen, perlunya keamanan yg didirikan.
3. Sociological (Sosiologi); hal ini logis dlm hal keinginan (interest) dan
tata nilai (value) dari sekelompok orang. Tata nilai sosial memiliki
kekuatan dlm lingkungan, sehingga mereka harus hati-hati unt
mempertimbangkan keputusan.
5. Cara Mengatasi Resistensi Perubahan Dalam
Organisasi
1. Perubahan hrs dpt dipahami dg benar pd seluruh bagian
organisasi, terutama bagian yg terdampak langsung;
2. Perubahan dilakukan bertahap, perubahan selanjutnya
dilakukan apabila yg tahap sebelumnya telah terasimilasi;
3. Perubahan harus tdk menyebabkan masalah keamanan bg
tenaga kerja
4. Perubahan lebih efektif apabila seluruh bagian ikut peduli
berpartisipasi
5. Perubahan hrs dilakukan dg perencanaan yg tepat
6. Perubahan kalau bisa jangan menyebabkan tambahan
beban individual secara berlebihan
6. Cara Mengatasi Resistensi Perubahan Dalam
Organisasi
7. Menunjukkan skill kepemimpinan yg efektif dan motivasi
yg tepat akan membantu manajemen meminimalisasi
resistensi perubahan
8. Memasukkan unsur perubahan harus melalui
training/pelatihan yg sistematis. Pelatihan ttg kepedulian
juga akan membantu untuk mengatasi penolakan thd
perubahan
9. Staff penasehat khusus akan diperlukan saat perubahan
dijalankan
10. Kemungkinan untuk menggunakan konsultan
manajemen dari luar dapat dipertimbangkan
7. Perubahan Melalui Hirarki Manajemen
1. Lewin’s Three Steps Model; menurut Kurt Lewin kalau berhasil
membuat perubahan dlm organisasi harus mengikuti 3 langkah
(step), yaitu : memecah status quo (kondisi tetap); bergerak
atau merubah ke sesuatu yg baru; & mengkristalkan
/menetapkan kondisi perubahan menjadi suatu yg tetap.
2. Action Research (Riset Tindakan); suatu metode ilmiah yg
diperlukan untuk melakukan pengamatan terhadap suatu
perubahan dlm organisasi. Jadi, berbasis data & analisis ilmiah
untuk menseleksi perubahan berdasarkan hasil penelitian tsb.
8. Concept of Crisis Management
Manajemen Krisis adalah pengelolaan dan koordinasi respon manajamen
thd kejadian/peristiwa yg mengancam organisasi spt. potensi bahaya;
sudah membahayakan; orang-orang dlm organisasi; struktur organisasi;
kemampuan operasional; & nilai-nilai atau reputasi.
Hal ini tidak sekedar diperhitungkan atau direncanakan, tetapi
manajemen juga harus mampu memperkirakan jalan keluar untuk hal-hal
ancaman yg tidak terduga.
Manajemen Krisis VS Manajemen Resiko :
Manajemen Krisis berhubungan dg ancaman yg telah terjadi, dimana
manajemen resiko merupakan salah satu yg terlibat dlm mengakses dan
mencari jalan terbaik untuk mengatasi ancaman. Merupakan disiplin yg
luas cakupan meliputi : perlunya manajemen skill & teknik; asesmen,
pemahaman; mengatasi situasi serius, terutama jika baru terjadi pertama
kali perlu prosedur untuk mulai melakukan penanganan masalah.
9. Tipe-tipe Krisis Manajemen
1. Bencana Alam (Natural Disaster); misal : gempa bumi, banjir, angin topan, gunung
meletus, tanah longsor, badai, tsunami, kekeringan, dsb.
2. Krisis Teknologi (Technological Crisis); krisis akibat aplikasi ilmu & teknologi oleh
manusia. Adanya kecelakaan akibat penggunaan teknologi juga dapat berakibat
secara keseluruhan dalam manajemen. Contoh ledakan reaktor nuklir di Chernobyl
atau kebocoran reaktor nuklir di Jepang akibat tsunami.
3. Krisis Konfrontasi (Confrontation Crises); ketika individu atau kelompok merasa tdk
cocok dg kelompok lain atau dengan pemerintah, dimana mereka berusaha unt
memaksa / memenangkan ide atau kebutuhan mereka. Jenis krisis konfrontasi yg
umum terjadi boikot, aksi duduk/bisu, ultimatum kepada otoritas/pemerintah, aksi
blokade atau pendudukan gedung, penolakan atau tidak patuh kepada polisi.
4. Krisis kejahatan Organisasi (Crises of Organizational Misdeed); terjadi ketika
manajemen mengambil tindakan yg berbahaya bagi organisasi atau menempatkan
stake holder berada pada posisi berbahaya untuk organisasi tanpa penyebab yg
jelas.
5. Kekerasan di Tempat Kerja (Workplace Violence); terjadi ketika pekerja
berkomitmen untuk melakukan kekerasan ke pekerja lainnya secara sembunyi-
sembunyi (under ground).
6. Rumor (Rumours); informasi yg salah tentang organisasi atau produknya shg
menciptakan krisis yg mencederai reputasi perusahaan, misal : berhubungan dg
kelompok radikal atau isu kontaminasi terhadap produk organisasi.
10. TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM)
Manajemen Kualitas Total (TQM) adalah upaya luas
organisasi untuk menginstal dan membuat kondisi yang
permanen dimana sebuah organisasi terus meningkatkan
kemampuannya untuk memberikan produk dan layanan
berkualitas tinggi kepada pelanggan. Meskipun tidak ada
banyak pendekatan yg disepakati, upaya TQM biasanya
menitik beratkan pada alat dan teknik kontrol kualitas
yang dikembangkan sebelumnya. TQM mendapat
perhatian luas selama akhir 1980-an dan awal 1990-an
sebelum dibayangi oleh ISO 9000, Lean manufacturing,
dan Six Sigma.
11. United States Department of Defense (1988);
” Total Quality Management (TQM) in the Department of Defense is a
strategy for continuously improving performance at every level, and in all
areas of responsibility. It combines fundamental management techniques,
existing improvement efforts, and specialized technical tools under a
disciplined structure focused on continuously improving all processes.
Improved performance is directed at satisfying such broad goals as cost,
quality, schedule, and mission need and suitability. Increasing user
satisfaction is the overriding objective. The TQM effort builds on the
pioneering work of Dr. W. E. Deming, Dr. J. H. Juran, and others, and
benefits from both private and public sector experience with continuous
process improvement.”
British Standards Institution; standard BS 7850-1:1992;
"A management philosophy and company practices that aim to harness the
human and material resources of an organization in the most effective way
to achieve the objectives of the organization.
12. International Organization for Standardization; standard ISO 8402:1994
"A management approach of an organisation centred on quality, based on
the participation of all its members and aiming at long term success through
customer satisfaction and benefits to all members of the organisation and
society.”
The American Society for Quality
"A term first used to describe a management approach to quality
improvement. Since then, TQM has taken on many meanings. Simply put, it
is a management approach to long-term success through customer
satisfaction. TQM is based on all members of an organization participating in
improving processes, products, services and the culture in which they work.
The methods for implementing this approach are found in the teachings of
such quality leaders as Philip B. Crosby, W. Edwards Deming, Armand V.
Feigenbaum, Kaoru Ishikawa and Joseph M. Juran.”
13. The Chartered Quality Institute;
"TQM is a philosophy for managing an organisation in a way which enables
it to meet stakeholder needs and expectations efficiently and effectively,
without compromising ethical values.”
Malcolm Baldrige National Quality Award criteria;
In the United States, the Baldridge Award, created by Public Law 100-107,
annually recognizes American businesses, educational institutions, and
healthcare organizations that run high-quality operations. Organizations are
judged on criteria from seven categories:
Leadership
Strategic planning
Customer focus
Measurement, analysis, and knowledge management
Workforce focus
Operations focus
Results
14. Example criteria are :
How do you obtain information on your customers’
satisfaction relative to their satisfaction with your
competitors?
How do you select, collect, align, and integrate data and
information for tracking daily operations?
How do you manage your workforce, its needs, and your
needs to ensure continuity, prevent workforce reductions,
and minimize the impact of workforce reductions, if they do
become necessary?
15. Definisi Kualitas (Quality)
Tergantung bagaimana masayarakat atau pelanggan mendefinisikan, tetapi
sebagian besar konsumen kesulitan mendefinisikan kualitas dengan tepat,
tapi mereka tahu itu saat mereka melihatnya.
Contoh, meskipun Anda mungkin memiliki pendapat untuk produsen sepatu
atletik yang memberikan kualitas tertinggi, tetapi itu mungkin akan sulit bagi
Anda untuk menentukan standar kualitas yang tepat dari Anda. Juga, teman
Anda mungkin memiliki pendapat yang berbeda tentang yang mana sepatu
atletik dengan kualitas tertinggi.
Sampai saat ini memang belum ada definisi universal ttg kulaitas ini. Ada
pendapat bahwa kulitas adalah “ Standart Performans “ (Performs to
standart). Pendapat lain, “Mempertemukan Kebutuhan Konsumen”
(Meeting the customer’s need’s) atau “Kepuasan Konsumen” (Satisfying
Customer).
17. 1. Kesesuaian/ketepatan pada spesifikasi; seberapa baik produk atau
jasa memenuhi target dan toleransi yang telah ditentukan oleh
desainer,
2. Kecocokan (Fitness) untuk digunakan; mengevaluasi seberapa baik
produk dapat menampilkan sesuai tujuan penggunaannya,
3. Nilai untuk harga yang harus dibayar; kegunaan produk atau jasa
untuk harga yang harus dibayar,
4. Dukungan layanan; layanan yang diberikan setelah produk atau
jasa pembelian untuk harga yang harus dibayar
5. Kriteria psikologis; mendefinisikan kualitas yang berfokus pada
evaluasi penilaian apa yang merupakan produk atau layanan yang
prima (excellent).
Definisi Umum Tentang Kualitas Produk
18. Dimensi Kualitas Antara Organisasi Manufaktur dan
Organisasi Jasa/Pelayanan
Organisasi Manufaktur Organisasi Jasa/Pelayanan
* Kesesuaian pd Spesifikasi * Faktor-faktor yg nyata / riil
* Performa / kinerja * Konsistensi
* Kehandalan * Responsif thd kebutuhan pelanggan
* Fitur / penampilan * Kesopanan / keramahan
* Daya tahan * Tiada batas / ketersediaan
* Kemampuan layanan purna jual * Suasana
22. Toyota, Honda, Nissan recall over 3 million vehicles globally due to
air bag problem
An airbag inflator problem has led Toyota, Honda, and Nissan to recall over 3 million vehicles
worldwide. Affected models include the Toyota Corolla and Tundra, Lexus SC, and the Honda
Civic and Odyssey. At least 1.2 million vehicles in the recall are in North America.
THE ASSOCIATED PRESS Thursday, April 11, 2013, 10:21 AM A A A3
30. Studi Kasus Tentang Kualitas
Perusahaan Delta Plastik, Inc. mengkhususkan diri dalam desain dan pembuatan
kemasan plastik, terutama untuk dapur dan keperluan rumah tangga. Produk
mereka dijual melalui pengecer barang dagangan dan diakui berkualitas tinggi.
Delta juga memiliki kelompok R & D aktif yang terus bekerja untuk mengembangkan
bahan plastik baru dan desain produk baru. Delta diakui sebagai pemimpin industri
dan agresif mencari cara untuk meningkatkan pengenalan merek dan pangsa
pasar.
31. Delta Plastic, Inc.
1. Mengidentifikasi biaya yg berbeda kualitas yg dijelaskan dlm kasus ini. Jelaskan
trade-off yg dibuat Delta dlm keputusan mereka unt biaya kualitas. Apakah George
Chadwick benar bahwa tindakan lebih banyak tes itu tidak perlu?
2. Gunakan salah satu alat kualitas yg dijelaskan ttg analisis kecacatan dlm kasus
tsb. Bagaimana perbedaan dimensi kualitas antara kedua bahan? Apakah ada
cacat lebih banyak terkait dgn super plastik versus plastik biasa?
3. Mengingat temuan Anda, apa yg harus Jose lakukan?