SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 98
Baixar para ler offline
dari redaksi

                     Evaluasi untuk Lebih Baik
Sidang pembaca yang budiman,             acara ini juga dihadiri para pengelola  Humas dan HAL, karena merupakan
     Saat usia bertambah, selain ber­    kehumasan dan pengelola website BPKP    salah satu anggota Forum Website
syukur kepadaTuhanYang Maha Kuasa,       Pusat. Tujuannya agar ajang evaluasi    BPKP sejak tahun 2008
kita wajib mengevaluasi apa yang         ini sekaligus dimanfaatkan untuk            Dengan kepengurusan baru
telah diperbuat untuk lingkungan.        meningkatkan wawasan kon­ ributor t     dan sidang redaksi yang dihadiri
Evaluasi sangat lah penting agar kita    unit kerja BPKP Pusat.                  seluruh pengurus Warta Pengawasan
dapat melangkah lebih baik lagi. Saat         Selain melakukan evaluasi, kami    yang dipimpin Kepala BPKP selaku
ini, tepat tanggal 30 Mei 2012, BPKP     juga menata kepengurusan Warta          Pelindung, kami berupaya untuk me­
telah berusia 29 tahun. Artinya, sudah   Pengawasan dengan melibatkan se­­       lu­
                                                                                 ningkatkan kualitas penyajian dan
29 tahun BPKP menjadi bagian dari        ruh deputi, kepala pusat, dan kepala    layanan kepada pembaca. Partisipasi
sistem manajemen pemerintahan di         biro, serta inspektur. Tujuannya, agar  aktif segenap pengurus memotivasi
                                         setiap unit kerja aktif berkontribusi pada
                                                                                 kami untuk berupaya tampil menarik
                                         setiap edisi di samping memudahkan      dan bermanfaat.
                                         koordinasi. Penataan ini dilakukan          Edisi kali ini, meskipun dengan
                                         se­ ring dengan adanya mutasi di
                                            i                                    sangat tertatih-tatih, kami berupaya
                                         Bagian Humas dan Hubungan Antar         mempercepat penerbitan Warta Pe­
                                         Lembaga, BPKP. Pemimpin Umum Warta      ngawasan. Ha­ a­ annya, majalah ini
                                                                                                 r p
                                         Pengawasan, Ratna Tianti hijrah ke      dapat diterima para pembaca tepat
                                         Bagian Pengang­ atan dan Kepangkatan
                                                           k                     di hari jadi BPKP. Pada edisi khusus
                                         Pegawai, Biro Kepegawaian mulai 2 April HUT ke-29 BPKP ini kami mencoba
                                                                                              menyajikan informasi
                                                                                              terkait kiprah BPKP yang
                                                                                              dikemas dalam tema La­
                                                                                              poran Utama “Mengawal
                                                                                                                            3
                                                                                              Sejak Awal”.
Managing Editor Majalah SWA, Teguh
                                                                                                  Walau masih jauh dari
Poeradisastra saat memberi masukan pada                                                       sempurna, kami berharap
Diskusi Evaluasi dan Pengembangan Warta                                                       pem­ aca dapat me­ etik
                                                                                                    b              m
Pengawasan, 17 April 2012
                                                                                              manfaat kehadiran edisi
Indonesia. Melalui edisi khusus HUT                                                           khusus ini. Se­ oga ting­
                                                                                                             m
ke-29 BPKP ini, kami menyajikan                                                               kat kepercayaan stake­
kiprah BPKP sebagai aparat pe­ Rapat penentuan topik Warta Pengawasan edisi khusus HUT ke 29 holders terhadap BPKP
ngawasan intern pemerintah yang BPKP, 23 April 2012                                           dan kiprahnya semakin
berguna sebagai sarana evaluasi.                                                              baik. Akhir kata, segenap
     Evaluasi atas apa yang telah 2012. Demikian pula dengan Pemimpin pengurus Warta Pengawasan me­
ki­ a perbuat sangat menentukan Administrasi, Suhadril yang sejak 4 ngucapkan Dirgahayu BPKP. Semoga
  t
keberhasilan kita di masa mendatang. Mei 2012 bertugas sebagai Kasubag BPKP dapat menjadi institusi
Warta Pengawasan yang telah mene­ Kepegawaian di Pusdiklatwas. Peng­ pengawasan yang terpercaya.
mani pembaca sejak Desember gantinya, Nuri Sujarwati yang sempat 8                                                Redaksi
1991 juga senantiasa melakukan tahun bertugas Kementerian PAN dan
evaluasi agar kehadirannya selalu RB bukan wajah
bermanfaat bagi pembaca. Untuk baru lagi, karena
itu, kami mengundang Managing bersama RatnaTianti
E d i t o r M a j a l a h S WA , Te g u h dan Diana Chandra
Poeradisastra, yang juga salah satu mem­­      bidani ke­ a­
                                                        l
juri pada Anugerah Media Humas hiran majalah ini
yang diselenggarakan Bakohumas 20 tahun silam.
sebagai narasumber pada Forum D e m i k i a n p u l a ,
Diskusi Evaluasi dan Pengembangan dengan Harry Bowo
Warta Pengawasan pada tanggal yang tidak asing lagi
17 April 2012 di Aula Gandhi, BPKP. di keluarga besar Rapat pembahasan draft WP edisi khusus HUT ke-29 BPKP, tanggal 21
                                                             Mei 2012
Selain pengelola Warta Pengawasan,


                                     warta pengawasan Edisi Khusus HUT Ke 29 BPKP
daFtar isi
                  Pelindung :
                  Kepala BPKP
                                                       7
                   Pembina :
                Sekretaris Utama

                  Penasihat :
            Para Deputi Kepala BPKP

           Penanggung Jawab:
         Momock Bambang Sumiarso

               Kontributor ahli:
    Binsar H. Simanjuntak, Achmad Sanusi,
     Iman Bastari, Ardan Adiperdana, Eddy
    Mulyadi Soepardi, Meidyah Indreswari,
    A.Animaharsi, Sidik Wiyoto, Elly Fariani,
    Hari Setiadi, Justan Siahaan, Priti Pratiwi     “Khitah pengawas intern adalah mendukung pencapaian ki-
      Bakti, Dadang Kurnia, Priyatno, Bam­          nerja satuan kerja. Pengawasan Intern harus dilakukan sejak
    bang Utoyo, Amdi Very Dharma, Ratna
       Tianti Ernawati, Rudy M. Harahap.
                                                    dari tahap perencanaan hingga pelaporan….. “
                                                    (Wakil Presiden RI, Boediono pada acara Lokakarya Forbes
               Pemimpin umum:                       APIP tahun 2012)
                 Nuri Sujarwati
                                                   1 Dari Redaksi
              Pemimpin redaksi:                    2 Daftar Isi
                 Tri Wibowo                        3 Editorial
                                                   Round Up
           Pemimpin administrasi:                  5 Mengawasi Sejak Awal
4               Harry Bowo                         Warta Utama
                                                   8 Jejak Langkah Peran Pengawasan Intern Mewujudkan Good
             redaktur Pelaksana:                      Governance
                Nani Ulina K. N


                                                      8
                 redaktur
        Hananto Widyatmoko, Sudarsari
           Sjamsoe, Diana Chandra

                   reporter
        Harry Jumpono, R.r. Sri Hartanti,
                 Erwin Tarzani

                  Keuangan
         Ajat Sudrajat, Isnawati Ekarini

                 desain Grafis
          Hilwiya Agustine, Idiya Zikra

                 administrasi
         Dian Setyawati, Ika Nur Asizah

                   Fotografer                        13 Perlu Diperkuat Aturan Main yang Jelas
            Yustinus Santo Nugroho,
                                                     14 dari WIlayah Tertib Administrasi menuju Good Governance
           Rosita Susilowati, Putriane
                                                     16 Probity Audit
                   Sirkulasi                         18 Praktik Konsultatif dan Assurance BPKP Mengawal Manajemen
          Edi Purwanto, Adi Sasongko                 20 Bimbingan Teknis Penyusunan RPJMD dan APBN
                                                     22 Pembinaan Sistem Pengendalian Intern
                                                     23 Pengawasan Cost Recover
                                                     24 Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan


                                           WARTA PENGAWASAN VOL. XVI/NO. 4/DESEMBERBPKP
                                           WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 2009
daFtar isi
  18                                                                    39 Musrenbangnas Tahun 2012: Solusi Mengatasi
                                                                           Ketidakpastian Perekonomian Global
                                                                        43 Zona Integritas Menuju WBK
                                                                        46 Peringatan Hari Otda ke­16, tanggal 25 April 2012:
                                                                           Perbaikan Pengelolaan Keuangan untuk Peningkatan
                                                                           Kinerja Daerah

                                                                        Warta Pusat
                                                                        50 Seminar Nasional Internal Auditor Tahun 2012: Fungsi
                                                                           Pengawasan Internal Membangun Nilai Tambah
                                                                           Organisasi
                                                                        52 Bincang Sesaat Bersama Empat Pakar Internal Control
                                                                        Kolom
26 Optimalisasi Penerimaan Negara                                       54 Penerapan CBHRM di BPKP
27 Monitoring Dana Alokasi Khusus                                       57 Capacity Building dan Employee Engagement di Sektor
30 Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan, Eddy                        Pemerintahan
   Soeseno, SH: WTA Ala Kementerian Perdagangan                         60 Kapusdiklatwas BPKP, Meidyah Indreswari: Make It
                                                                           Simple. Kerja Baik, Tidur Nyenyak, dan Tidak Stres

 30                                                                     62 Kinerja versus Harapan

                                                                        Warta Daerah
                                                                        65 Geliat Forbes APIP di Daerah

                                                                        Luar Negeri
                                                                        66 Australia: From Capability reviews to Public Satisfaction

                                                                        GCG
                                                                        70 Grow as A Country                                                   5
                                                                        SPIP
                                                                        72 Sekilas Revisi: COSO Internal Control Integrates
33 Gubernur Sulawesi Utara: DR. Sinyo Harry Sarundajang:                   Framework 2012
   Perkuat Pengawasan untuk Efektivitas Pembangunan                     HUKUM
                                                                        76 Memosisikan Hukum sebagai Agent of Changes
                                                                        Apa Siapa
                                                         33             78 Jangan Menunggu di Muara, Jangan Marah di Muara,
                                                                           Lakukan dari Awal
                                                                        79 Menciptakan Ruang Publik untuk Perbaikan Kinerja
                                                                        BPKP dalam Berita
                                                                        80 WTA Dulu, Baru WBK...
                                                                        81Changes from the Top
                                                                        82 Sinergi Membangun Pengawasan Sektor Transportasi
                                                                        84 Rakernis Dittipidkor Bareskrim Polri
                                                                        85 Perbuatan baik Meski Kecil akan Menuai Manfaat
                                                                        86 BPKP Harus Menjadi Contoh Implementasi SPIP
                                                                        88 Menapak Langkah Tertib Administrasi Menuju WBK
                                                                        90 Amanah untuk Lahirkan PNS Berkualitas
36 Bupati Tanah Datar: M. Shadiq Pasadigoe: APIP sebagai                91 Perlu Kesatuan Langkah untuk Berantas Korupsi
   Early Warning Systems                                                92 To be A Good Follower
37 Tertib Administrasi                                                  93 Membangun Informasi Current Issue dengan
                                                                           Sistem Dashboard
Nasional                                                                94 Kado Ultah ke­29 BPKP
Alamat Redaksi/Tata Usaha: Gedung BPKP Pusat Lantai 1 Jl. Pramuka No. 33 Jakarta Timur 13120 Tel/Fax. 62­021­85910031, pes 0102 dan 0103,
Diterbitkan Oleh: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Berdasarkan: Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep­54/K/SU/2012
Tanggal 28 Januari 2011 STT Nomor: 958/SK/Ditjen PPG/STT/1982 Tanggal 20 April 1982 ISSN 0854­0519 Home-page: http://www.bpkp.go.id. e-Mail:
warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi.


                                               WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 BPKP
Editorial
                 Pengawas intern Modern


    M
                  anusia modern sering diartikan sebagai          semakin terbatasnya sumber daya alam, hingga
                  manusia yang mampu memecahkan                   semakin tinggi tuntutan akan terwujudnya sebuah
                  masalah­masalah yang dihadapi dalam             Kepemerintahan yang Baik dan Bersih.
                  menjalani kehidupannya, tidak lagi                  Lalu bagaimana dengan Pengawas Intern?
    tergantung pada alam. Manusia modern diartikan                Sebagaimana makna manusia modern, Pengawas
    juga secara fisik yaitu dimana manusia sudah                  intern modern diartikan sebagai seorang pengawas
    mampu menghasilkan secara                                                      intern yang mampu menghadapi
    masal produk­produk untuk                                                      tantangan dan memecahkan
    memenuhi kebutuhan­                                                            masalah yang muncul dalam
    kebutuhannya, tidak hanya                                                      menjalankan peran dan fungsinya.
    mengambil hasil dari alam.                                                     Untuk itu pengawas intern harus
    Pengertian yang paling                                                         memiliki semangat, cara merasa,
    jelas diungkapkan oleh Alex                                                    cara berpikir, dan cara bertindak
    Inkeles, seorang Guru Besar                                                    yang modern. Sikap siap menerima
    dari Harvard University.                                                       pembaharuan dan perubahan,
    Ia menyebutkan, sebagai                                                        berorientasi waktu kekinian dan masa
    manusia modern, seseorang                                                      depan, dan keyakinan harus belajar
    harus memenuhi ciri­ciri yang                                                  untuk menguasai kompetensinya
6   berkaitan dengan semangat,                                                                                              6
                                                                                   merupakan karakteristik yang harus
    cara merasa, cara berpikir, dan                                                melekat pada diri pengawas intern.
    cara bertindak yang modern.                                                        Perkembangan jaman saat ini
    Beberapa ciri­ciri tersebut                                                    telah menuntut adanya perubahan
    adalah memiliki kesediaan                                                      peran dan fungsi pengawas intern
    untuk menerima pengalaman            Alex Inkeles                              menjadi consultant dan assurance.
    baru dan terbuka bagi                                                          Hal ini mengandung arti, pengawas
    pembaharuan dan perubahan; memiliki kesanggupan               intern memiliki pengaruh yang semakin besar dalam
    untuk membentuk atau mempunyai pendapat                       menjaga kelangsungan hidup organisasi. Pada
    mengenai sejumlah persoalan dan hal­hal yang                  sektor pemerintahan, peran pengawas intern dalam
    timbul di sekitarnya (demokratis dan tidak menerima           mewujudkan Good Governance dan excellent services
    opini secara otokratis dan hirarki); berorientasi waktu       juga semakin besar. Sejalan dengan itu, pengawas
    kekinian dan masa depan, bukannya masa lampau;                intern harus mampu menguasai pengetahuan dan
    yakin bahwa orang dapat belajar untuk menguasai               praktik manajemen terbaik dan terkini. Tidaklah
    alam dalam batas tertentu, bukan dikuasai seluruhnya          mengherankan jika saat ini tuntutan terhadap
    oleh alam; dan sadar akan harga diri orang lain dan           kompetensi pengawas intern semakin tinggi,
    bersedia menghargainya.                                       seperti penguasaan terhadap sistem pengendalian,
        Pengertian di atas memberi kejelasan bahwa                pengelolaan risiko, Teknologi Informasi, manajemen
    hakikat manusia modern adalah seseorang                       mutu (ISO), ataupun core bussiness organisasi. Lebih
    yang memiliki kemampuan untuk memecahkan                      dari pada itu, bukan hanya sekedar kompetensi,
    permasalahan yang dihadapi dalam menjaga                      namun semangat kerja, cara pandang, cara merasa
    kelangsungan hidupnya. Ciri­ciri yang diungkapkan             dan cara bertindak Pengawas Intern harus dibangun
    oleh Alex Inkeles adalah perwujudan manusia                   secara baik agar mampu menghadapi tantangan dan
    tersebut di tengah perkembangan dunia saat ini yang           hambatan yang dihadapi organisasi dalam menjalani
    sarat dengan conflict of interest, perubahan teknologi        dinamika perubahan jaman n
    yang cepat, demokratisasi, hak asasi manusia, dan                                                            (triwib)



                                     Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP29 BPKP2012
                                           WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE Tahun
round up




                                                                                                           7




  Bagaimana potret efektivitas pengelolaan keuangan negara kita saat ini? Mungkin kita
bisa melihat beberapa indikator berikut ini. Pada tahun 2011, Indeks Persepsi Korupsi Indo-
 nesia mendapat skor 3,0 pada skala 0 hingga 10. Indonesia berada pada posisi ke 100 dari
 153 negara yang disurvei. Hal ini menunjukkan persepsi pelaku bisnis terhadap pelayanan
                    publik di Indonesia masih diwarnai perilaku korup.



                             H
                                          asil lebih memprihatinkan ditunjukkan oleh hasil survei PERC,
                                          dimana Indonesia menjadi negara paling korup di antara 16
                                          negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi. Pada survei
                                          ini Indonesia mendapat skor 9,27 pada skala 0 – 10. Sementara
                             itu, hasil survei Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang integritas
                             penyelenggara pemerintahan menunjukkan skor rata-rata 6,31 pada skala



                              warta pengawasan Edisi Khusus HUT Ke 29 BPKP
round up



    0 – 10. Walaupun nilai ini merupakan peningkatan          kinerja (performance audit) atau jenis audit lainnya.
    dari tahun sebelumnya (5,42), namun merupakan             Hal ini tentunya mengurangi ruang lingkup
    penurunan jika dibandingkan tahun 2009 (6,50)             peranan APIP dalam memberikan sumbangan
    dan 2008 (6,85).                                          pada proses penyelenggaraan pemerintahan dan
        Pengukuran efektivitas pengelolaan keuangan           pembangunan. Selain itu, sifat auditnya masih
    negara Indonesia juga tercermin dari penilaian            dengan pendekatan post audit, yaitu dilakukan
    PBB tentang Indeks Pembangunan Manusia atau               setelah kegiatan atau program selesai dilakukan,
    Human Development Index, dimana Indonesia                 walaupun sudah ada yang melakukan pre-audit.
    mendapat skor 0,617 pada skala 0 – 1,0. Hal                    Sejalan dengan perkembangan paradigma
    ini merupakan peningkatan dari tahun-tahun                fungsi dan peran pengawas intern saat ini
    sebelumnya yaitu 2008 (0,588), 2009 (0,593) dan           sebagai konsultan dan quality assurer, kondisi
    2010 (0,600). Dari penilaian terhadap kemudahan           tersebut tentunya perlu dicermati secara seksama.
    berusaha (doing bussiness), Indonesia menempati           Perubahan paradigma dan tuntutan stakeholders
    peringkat ke-122 dari 183 negara yang disurvei.           menuntut APIP untuk melakukan berbagai
        Beberapa hasil survei di atas menunjukkan             perubahan, termasuk perubahan metodologi dan
    bahwa efektivitas pengelolaan keuangan negara             teknik pengawasannya. Saat ini muncul beberapa
    masih mengandung kelemahan. Persepsi para                 metodologi dan teknik audit mengiringi perubahan
    pelaku bisnis terhadap pelayanan publik di                yang terjadi seperti policy evaluation, social audit,
    Indonesia masih buruk dan dipenuhi perilaku               hingga probity audit.
    korup. Demikian juga dengan persepsi terhadap                  Dengan mempertimbangkan masih lemahnya
    tingkat integritas para aparat masih lemah. Lebih         efektivitas pengelolaan keuangan negara saat
8   jauh lagi, hasil survei menunjukkan pembangunan           ini, salah satu hal yang dapat dikembangkan
    manusia dan kemudahan berusaha di Indonesia               adalah pengawasan secara menyeluruh sejak
    masih di bawah rata-rata negara lain di dunia.            proses perencanaan dan penganggaran hingga
    Kondisi ini dapat menunjukkan bahwa Good                  pertanggungjawaban dan evaluasi. Dengan
    Governance dan Clean Government di Indonesia              pengawalan yang lebih intensif, seluruh risiko
    tampaknya masih jauh dari jangkauan.                      yang muncul sejak awal hingga akhir akan dapat
        Bagi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah            diantisipasi secara lebih tepat. Pengawas intern
    (APIP) kondisi ini tentunya menjadi sebuah                diharapkan dapat memberikan jaminan yang
    perhatian yang tidak dapat disepelekan. Masih             lebih baik dalam mencapai tujuan organisasi.
    lemahnya efektivitas pengelolaan keuangan negara          Lebih jauh lagi, APIP diharapkan lebih berperan
    menjadi parameter juga bahwa peran dan fungsi             dalam mewujudkan Good Governance dan Clean
    APIP dalam mengawal jalannya pembangunan                  Government di bumi Nusantara ini.
    belum berjalan secara optimal. Pengawas                        Pada penerbitan kali ini akan dibahas lebih
    internal, yang memiliki kewajiban memberikan              dalam bagaimana gambaran umum tentang
    jaminan memadai tercapainya tujuan melalui                pengawasan intern secara menyeluruh sejak
    efektivitas tata kelola, pengelolaan risiko, dan          perencanaan hingga akhir proses manajemen.
    sistem pengendalian, tentunya harus melakukan             Hal ini dikaitkan dengan wacana perwujudan
    instropeksi dan evaluasi diri tentang peran dan           Wilayah Tertib Administrasi sebagai prasyarat
    layanannya selama ini.                                    Wilayah Bebas dari Korupsi di Indonesia. Liputan
        Salah satu yang perlu menjadi perhatian               Utama akan menyajikan juga berbagai bentuk
    adalah efektivitas metodologi dan teknik                  pengawasan intern yang telah dilakukan sejak
    pengawasan yang dijalankan selama ini. Pada               proses perencanaan hingga akhir. Tidak ketinggalan
    saat ini, sebagian besar APIP di Indonesia masih          akan disajikan artikel tentang Probity Audit, yaitu
    menggunakan audit kepatuhan (compliance                   sebuah bentuk pengawasan menyeluruh pada
    audit) dalam menjalankan perannya, dan baru               proses pengadaan barang dan jasan
    sedikit yang sudah mengembangkan audit                                                                  (triwib)



                                Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
“Khitah pengawas intern adalah mendukung pencapaian kinerja satuan kerja. Pengawasan
        Intern harus dilakukan sejak dari tahap perencanaan hingga pelaporan….. “
         (Wakil Presiden RI, Boediono pada acara Lokakarya Forbes APIP tahun 2012)                                          9




U
           ngkapan tersebut menunjukkan besarnya                   Di hadapan sekitar 500 peserta, Wapres menyampaikan
           harapan Wakil Presiden RI terhadap peran            pesan agar para Pengawas jangan hanya terpaku pada
           pengawasan intern dalam mengawal ke­ancaran
                                                  l            ‘ekspose’ hasil pengawasan, karena ‘khitah’ pengawas
           jalannya penyelenggaraan Pemerintahan               intern adalah mendukung pencapaian kinerja satuan
dan Pembangunan di negara ini. Pada saat acara Forum           kerja. Pengawasan harus dilakukan sejak dari tahap
Bersama APIP tahun 2012 di Jakarta pada tanggal 22             perencanaan hingga tahap pelaporan, bahkan monitoring
Februari 2012 yang lalu, ia mengungkapkan beberapa             dan evaluasi. Sebagai contoh, penyusunan perencanaan
hal penting terkait peran pengawasan intern dalam              kegiatan harus benar-benar dilaksanakan dengan baik.
mewujudkan Good Governance di Indonesia. Dalam                 Jika tidak, maka tinggal menunggu waktu munculnya
pandangannya, pengawasan intern perlu dioptimalkan             kelemahan-kelemahan dari satuan kerja. Pengawas intern
perannya sejak awal hingga akhir proses manajemen agar         harus pro aktif dan jangan menunggu sampai kegiatan
kinerja satuan kerja tetap terjaga.                            selesai, apalagi hanya menunggu laporan yang masuk.
     Tuntutan terhadap peran yang lebih optimal dari           Pengawas intern harus mampu melihat juga ‘critical point’
pengawasan intern memang menjadi sebuah keniscayaan.           dari setiap kegiatan satuan kerja.
Pengawasan intern merupakan salah satu proses mana­                Pada kesempatan itu Wapres juga me­ yam­ aikan
                                                                                                           n    p
jemen yang diharapkan menjadi pengawal paling depan            pesan agar APIP mampu menyusun sebuah manual kerja
untuk menjaga satuan kerja agar tidak melakukan kelalaian      yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh APIP dalam
atau penyimpangan dalam upaya mencapai tujuan                  bekerja. Saat ini Ia melihat kualitas APIP masih sangat
organisasi. Pengawasan intern harus memantau semua             bervariasi. Ada yang sudah menerapkan manajemen
risiko yang ada dan memberi jaminan bahwa semua dapat          pengawasan yang modern, namun masih banyak juga
diantisipasi secara tepat hingga semua target kinerja dapat    yang kualitasnya masih memprihatinkan. Dengan
tercapai. Tidak berlebihan jika Wapres mengharapkan            penerbitan manual tersebut, diharapkan ada standarisasi
peran yang lebih besar dalam setiap tahapan proses             terhadap kualitas kerjanya dan memotivasi APIP untuk
manajemen sejak perencanaan hingga pelaporan.                  meningkatkan kapabilitasnya.
                                                                                                                 (triwib)


                                    Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Warta utama




10
 10


      Peran dan fungsi pengawasan intern selalu mengalami perubahan dari waktu
      ke waktu. Perubahan peraturan, teknologi, sosial, ekonomi, serta tuntutan
      pemangku kepentingan, menuntut unit pengawasan intern selalu melakukan
      evaluasi dan reposisi sesuai kebutuhan organisasi.
                             dinamika Peran Pengawas intern
                                 Pada awal kelahirannya, pengawasan intern hadir untuk membantu pimpinan
                             organisasi menilai apakah aturan yang berlaku atau kebijakan yang ditetapkan
                             telah dijalankan dengan baik oleh pegawai atau belum. Pimpinan membutuhkan
                             masukan tentang kepatuhan pegawai terhadap aturan yang berlaku.
                                 Perkembangan berikutnya, peran pengawasan intern meningkat dari
                             sekedar penguji ketaatan, menjadi ‘mata telinga’ pimpinan dalam pengambilan
                             keputusan. Pengawasan intern hadir sebagai ‘katalis’ yang diharapkan dapat
                             meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional dalam mencapai tujuan
                             organisasi. Orientasinya tidak sekedar menilai apa yang terjadi pada masa lampau,
                             namun dapat menilai apa yang sedang terjadi saat ini dan memberi pandangan
                             atau solusi atas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi saat ini.
                                 Sejalan dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi pada dunia usaha, tuntutan
                             terhadap peran pengawas intern semakin besar. Pada saat ini, pengawas intern
                             diharapkan mampu menjadi agen perubahan dan mendorong peningkatan nilai
                             tambah dan efisiensi operasional organisasi. Hal ini dilakukan melalui pemberian
                             jaminan yang memadai bahwa tata kelola (governance), pengelolaan risiko, dan sistem
                             pengendalian telah berjalan secara efektif. Pengawas Intern tidak sekedar sebagai


                               Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP29 BPKP2012
                                     WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE Tahun
Jejak Langkah Peran Pengawasan Intern Mewujudkan Good Governance   Warta utama
mata telinga dan katalis, namun berkembang sebagai              dan performance audit, kegiatan baru seperti
consultant dan quality assurer bagi manajemen. Dengan           policy evaluation dan probity audit mulai dilakukan.
paradigma baru, pengawas intern turut bertanggung               Pengawasan intern dituntut juga untuk secara
jawab untuk mewujudkan tata kelola yang baik serta              proaktif memantau efektivitas sistem pengendalian
sistem pe ngen dalian dan pengelolaan risiko yang               dan pengelolaan risiko organisasi. Dengan penerapan
efektif. Salah satu isu yang berkembang adalah peran            berbagai standar mutu internasional seperti ISO,
pengawasan intern dalam mencegah dan mendeteksi                 terkadang pengawas intern melakukan audit ketaatan
fraud hingga terjaminnya pengelolaan keuangan yang              terhadap pelaksanaan standar mutu tersebut.
bersih dan bebas dari korupsi.                                  Salah satu issue yang mengemuka tentang peran
    Perubahan peran Pengawas Intern tersebut diikuti            quality assurer pengawasan internal saat ini adalah
dengan pengembangan metodologi atau kegiatan                    pencegahan terhadap fraud.
pengawasan yang digunakan. Jika pada awalnya                         Perubahan peran dan metode kerja pengawasan
pengawasan intern menjalankan perannya melalui                  internal tersebut tercermin dari perubahan proporsi
kegiatan reviu, monitoring, atau audit ketaatan,                jenis kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja
maka perkembangan berikutnya muncul berbagai                    Pengawasan Intern. Sebagai contoh, unit pengawasan
jenis kegiatan pengawasan yang lebih canggih.                   intern United Nation (Perserikatan Bangsa­bangsa)
Jenis kegiatan audit baru berkembang seperti                    mengalami perubahan proporsi jenis kegiatan yang
operational audit, management audit, program audit,             signifikan antara kegiatan sebelum tahun 2010
hingga performance audit. Hal tersebut berkembang               dengan tahun 2011 dan tiga tahun berikutnya.
mengikuti kebutuhan pengawasan intern dalam                     Menurut pimpinannya, Carman Louise Lapointe,
menjalankan peranannya sebagai ‘mata telinga’                   empat besar jenis kegiatan unit pengawasan
pimpinan dalam mengendalikan jalannya organisasi.               intern PBB tahun 2010 berupa operational audit,
Jika sebelumnya pimpinan hanya mendapat                         regularity compliance, financial review, dan fraud and
masukan mengenai ketaatan pegawai terhadap                      irregularities. Sedangkan tahun 2011 dan rencana
peraturan dan kebijakan, dengan kegiatan tersebut               kerja tiga tahun berikutnya didominasi dengan
pimpinan mendapat masukan dalam mengendalikan                   kegiatan corporate governance, ERM process, strategy      11
pengelolaan keuangan dan kinerja organisasi.                    vs performance, dan ethic review. Hal yang sama terjadi
    Sejalan dengan perubahan paradigma peran                    pada berbagai unit pengawasan internal, termasuk
pengawasan internal sebagai konsultan dan                       pada sektor korporasi.                                    11
quality assurer, jenis kegiatan yang dilakukan oleh
pengawasan internal mengalami perkembangan                      Peran Pengawasan intern pada Sektor
juga. Jika sebelumnya kegiatan yang dilakukan                   Pemerintahan di indonesia
lebih dominan pada kegiatan yang bersifat post­                     Sejak awal Kemerdekaan Republik Indonesia tahun
audit, yaitu dilakukan setelah kegiatan yang diawasi            1945, pengelolaan keuangan negara mengacu pada
selesai dilaksanakan, maka dengan peran baru ini                ketentuan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda
porsi pre­audit semakin besar. Sebagai konsultan,               yaitu ICW. Peran pengawasan intern dijalankan
Pengawasan Intern kadang kala diminta oleh unit                 oleh unit kerja peninggalan Belanda yaitu Djawatan
kerja untuk membantu memberikan pemahaman                       Akuntan Negara (Regering Accountantsdienst) yang
yang lebih utuh mengenai sebuah peraturan atau                  bertugas melakukan penelitian terhadap pembukuan
kebijakan sebelum sebuah kegiatan dilaksanakan.                 berbagai perusahaan negara dan jawatan. Selain
Jenis kegiatan pengawasan intern sebagai konsultan              itu pada Departemen Keuangan terdapat unit kerja
antara lain sosialisasi dan bimbingan teknis atau               Thesauri Jenderal yang mengawasi pengelolaan
pengembangan sistem pengendalian yang mampu                     keuangan negara. Pada kondisi tertentu, Pemerintah
mencegah penyimpangan. Terkadang pengawasan                     menerbitkan penugasan khusus sebagaimana saat
intern melakukan information system audit untuk                 diindikasikan marak terjadi kasus korupsi pada
menilai kualitas sistem pengendalian pada sistem                pertengahan tahun 1950an.
berbasis komputer.                                                  Pengawasan intern pemerintah mengalami
    Sebagai quality assurer, jenis kegiatan pengawasan          kemajuan berarti pada era orde baru (1966 – 1998).
intern juga mengalami perkembangan. Selain                      Dengan Keputusan Presiden Nomor 239 Tahun 1966,
menjalankan kegiatan yang selama ini sudah                      dibentuk Direktorat Djendral Pengawasan Keuangan
berjalan seperti reviu, monitoring, audit ketaatan,             Negara (DDPKN) pada Departemen Keuangan. Tugas



                                      WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 BPKP
                                  Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP Tahun 2012
Warta utama utama
        Warta
       DDPKN (dikenal kemudian sebagai DJPKN) meliputi              reviu, verifikasi, serta audit ketaatan, termasuk
       pengawasan anggaran dan pengawasan badan usaha/              ketaatan terhadap aturan pengelolaan keuangan
       jawatan, yang semula menjadi tugas DAN dan Thesauri          negara. Unit tersebut lebih menekankan pada
       Jenderal. DJPKN mempunyai tugas melaksanakan                 fungsinya untuk memberi keyakinan bahwa seluruh
       pengawasan seluruh pelaksanaan anggaran negara,              pengelolaan keuangan negara telah dilaksanakan
       anggaran daerah, dan badan usaha milik negara/               sesuai dengan aturan yang berlaku.
       daerah. Selain itu dibentuk juga Inspektorat Jenderal           Sejalan dengan berdirinya BPKP, jenis kegiatan
       pada setiap Departemen.                                      pengawas intern yang dilakukan lebih berkembang.
           Pada tahun 1983, DJPKN ditingkatkan menjadi              Pengawas intern Pemerintah tidak sekedar menilai
       Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan                    ketaatan dan kepatuhan, namun sudah melakukan
       (BPKP) yang bertanggung jawab langsung kepada                Operational audit yaitu menilai efisiensi dan
       Presiden RI. Pada setiap Kementerian/Lembaga/                efektivitas kegiatan. Pada era ini, BPKP bahkan
       Pemerintah Daerah tetap diperkuat dengan unit                melakukan audit keuangan yang bertujuan
       kerja Inspektorat, Sedangkan pada Badan Usaha                memberikan opini terhadap Badan Usaha Milik
       Milik Negara (BUMN) terdapat Satuan Pengawasan               Negara/Daerah. Terhadap kejadian yang berindikasi
       Intern (SPI). Walaupun mengalami beberapa kali               tindak pidana korupsi, BPKP melakukan ‘audit khusus’.
       penyesuaian, namun secara umum struktur ini masih            Pada awal tahun 1990an, BPKP mengembangkan
       berlangsung terus hingga saat ini.                           Audit terhadap Tujuh Aspek Strategis Nasional
           Sejalan dengan perkembangan peran dan fungsi             (ASTRA) sebagai bentuk pengawas intern terhadap
       pengawas intern pada dunia bisnis, Walaupun                  program nasional yang bersifat strategis. Pada era
       agak lamban, peranan yang dilakukan oleh Unit                1980 – 1990 an ini, bentuk kegiatan Inspektorat K/L
       Pengawasan Intern Pemerintahan dan BUMN di                   dan Daerah masih didominasi dengan penugasan
       Indonesia juga mengalami perubahan sebagaimana               audit ketaatan.
       terjadi pada dunia bisnis. Konsep manajemen                     Memasuki era otonomi daerah, dimana kewe­
       pengawasan intern maupun metode dan teknik                   nangan Inspektorat K/L/Daerah dalam pengawasan
  12   pengawasan modern diimplementasikan mengikuti                semakin luas, bentuk kegiatan yang dilakukan
       kebutuhan manajemen Pemerintah saat itu. Pada                juga semakin beragam. Salah satu kegiatan yang
       awalnya, jenis kegiatan yang dilakukan oleh Djawatan         baru adalah reviu terhadap penyusunan Laporan
       Akuntan Negara dan DDPKN/DJPKN adalah kegiatan               Keuangan Pemerintah. Selain tetap melakukan audit




                                      Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Jejak Langkah Peran Pengawasan Intern Mewujudkan Good Governance   Warta utama




                                                                                                             konsultatif
                                                                                                            yang
                                                                                              diterima BPKP, seperti
                                                                                           sosialisasi peraturan baru,
                                                                                         bimbingan teknis penyusunan
                                                                                       strategic planning (Renstra
                                                                                      atau RPJMD), penganggaran
                                                                                                                           13
                                                                                    (APBD), Laporan Keuangan
ketaatan, Inspektorat Kementerian/Lembaga mulai                                   Pemerintah, ataupun Laporan
juga melakukan audit kinerja dan evaluasi program              Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah . BPKP
atau kebijakan tertentu. Hal yang serupa terjadi juga          sering juga menerima permintaan untuk membantu
pada Inspektorat pada Pemerintah Daerah. Sesuai                penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun                     (SPIP), Manajemen Risiko, serta Good Corporate
2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor                  Governance, baik pada sektor pemerintahan atau
23 tahun 2007, Inspektorat Daerah melakukan pe­                korporasi. Pada penanganan korupsi, BPKP diminta
ngawasan dengan kegiatan pemeriksaan, monitoring               untuk membangun sistem yang dapat mencegah atau
dan evaluasi. Ruang lingkup Inspektorat meliputi               mendeteksi sedini mungkin terjadinya korupsi, atau
pengawasan administrasi umum dan urusan pe­ e­  m              yang disebut Fraud Control Plan.
rintahan. Administrasi umum meliputi kebijakan                     Terkait fungsinya sebagai quality assurer,
daerah, kelembagaan, pegawai daerah, keuangan                  BPKP sering kali diminta Kementerian/Lembaga/
daerah dan barang daerah. Sedangkan urusan                     Pemerintah Daerah untuk melakukan joint audit atau
pemerintahan meliputi urusan wajib, urusan pilihan,            audit bersama, baik yang bersifat audit ketaatan
dana dekonsentrasi, tugas pembantuan dan kebijakan             ataupun audit kinerja. Salah satu bentuk konkritnya
PHLN.                                                          adalah pengawasan Cost Recovery dan Optimalisasi
    Pasca reformasi, BPKP juga mengalami perubahan             Penerimaan Negara. Dalam penanganan korupsi,
signifikat terkait peran dan fungsinya sebagai                 BPKP diminta bantuannya untuk melakukan
Pengawas Intern. Walaupun kewenangan untuk                     perhitungan kerugian negara. BPKP kadang kala
melakukan audit berkurang, namun fungsi BPKP                   diminta bantuannya untuk memecahkan masalah
sebagai consultant dan quality assurer justru semakin          debottlenecking pembangunan, juga melakukan
kuat dan nyata. Peran BPKP sebagai konsultan tampak            pengawasan Hambatan Kelancaran Pembangunan
dari banyaknya bentuk permintaan penugasan                     (HKP).
                                                                   	



                                 Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Warta utama
     aPiP menghadapi tantangan dalam Mewujudkan               bertanggung jawab dapat meminta keterlibatan unit
     Good Governance                                          pengawas internal untuk mengawalnya tentang hal
         Sesuai TAP MPR RI Nomor XI tahun 1998 telah          yang sama.
     diamanahkan bagi jajaran Pemerintahan untuk                   Pendekatan pengawasan ini bertujuan untuk
     mewujudkan Kepemerintahan yang Bersih dan                melakukan pencegahan penyimpangan secara lebih
     Bebas dari Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN).           dini. Pengawasan internal dapat membantu memberi
     Sesuai dengan fungsinya, Pengawas Intern memiliki        solusi untuk menurunkan tingkat risiko­risiko yang
     peran yang penting dalam mewujudkan Tata Kelola          muncul sejak tahap perencanaan dan penganggaran
     Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)               hingga proses akhir manajemen yaitu monitoring
     menuju Kepemerintahan yang Bersih dan Bebas              dan evaluasi. Pengawas intern dapat lebih
     KKN (Clean Government). Hal ini menjadi menjadi          menjalankan fungsinya sebagai unit kerja yang harus
     tantangan juga bagi Aparat Pengawas Intern               menjaga efektivitas tata kelola, pengelolaan risiko,
     Pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk            dan sistem pengendalian. Melalui pengawasan sejak
     memberi keyakinan bahwa governance organisasi            dini, unit pengawasan internal dapat mengetahui
     berjalan efektif.                                        lebih dini kelemahan sistem dan prosedur atau
         Memberi keyakinan bahwa tata kelola organisasi       aktivitas penendalian yang berjalan sehingga dapat
     pada sektor pemerintahan telah berjalan secara           memberi solusi perbaikannya.
     efektif bukan hal mudah. Selain volume organisasi             Pada sektor Pemerintahan di Indonesia saat
     yang besar, jenis kegiatan pada sektor publik            ini, pengawasan seperti di atas sudah mulai
     memiliki kompleksitas yang tinggi. Hal ini semakin       diterapkan. Pada akhir­akhir ini, BPKP sering
     rumit karena citra negatif yang masih melekat erat       kali diminta Kementerian/Lembaga/Pemerintah
     pada kalangan aparatur pegawai negeri, yaitu masih       Daerah untuk mengawal pengelolaan anggaran
     kurang kapabel dan minta dilayani. Dengan kondisi        sejak tahap perencanaan. BPKP seringkali diminta
     tersebut, mewujudkan Good Governance manjadi             bimbingan teknis dalam penyusunan Rencana
     tantangan besar bagi seluruh komponen bangsa,            Strategis Kementerian/Lembaga atau RPJMD.
14   termasuk APIP.                                           Demikian juga dalam proses penyusunan APBD,
         Langkah penting yang perlu diambil oleh              Pemerintah Daerah seringkali meminta bantuan
     APIP adalah dengan mengoptimalkan peran dan              BPKP untuk mengawalnya. Dalam memperbaiki
     fungsinya sebagai quality assurer dan consultant.        tata kelola, BPKP seringkali diminta bantuannya
     Metodologi dan teknik pengawasan yang digunakan          untuk memperbaiki sistem seperti penerapan
     perlu dikembangkan lebih lanjut agar Pengawas            sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Pada
     Intern di Indonesia dapat mendukung terwujudnya          tahap pelaksanaan anggaran, BPKP kadang diminta
     Good Governance menuju Clean Government.                 bantuannya untukmelakukan kegiatan yang sifatnya
         Salah satu hal yang tengah berkembang saat ini       seperti reviu atau verifikasi seperti pengawasan Cost
     adalah melakukan pengawasan intern secara lebih          Recovery pada pengelolaan Minyak dan Gas Bumi,
     dini pada proses manajemen. Pengawas intern akan         atau Optimalisasi Penerimaan Negara. Demikian
     dilakukan lebih awal sejak proses perencanaan            juga pada tahap akhir manajemen, BPKP pernah
     dan penganggaran hingga pertanggungjawaban               diminta bantuannya oleh Kementerian Keuangan
     dan monitoring dan evaluasi pada setiap tingkatan        untuk melakukan monitoring terhadap realisasi Dana
     kegiatan. Pengawasan yang semula lebih didominasi        Alokasi Khusus.
     pengawasan post audit, dubah dengan lebih                     Untuk meningkatkan peran dan fungsi APIP
     menekankan pada pengawasan pre­audit.                    dalam mewujudkan Good Governance menuju
         Pengawasan ini merupakan peningkatan                 Clean Government, saat ini berkembang beberapa
     keterlibatan pengawas intern dalam proses                bentuk kegiatan pengawasan. Salah satunya adalah
     manajemen. Pada proses perencanaan, unit kerja           Probity Audit. Bentuk pengawasan ini merupakan
     bidang perencanaan dapat meminta keterlibatan            pengawasan atas barang dan jasa yang dilakukan
     unit pengawas internal untuk mengawalnya,                secara menyeluruh sejak awal hingga akhir proses
     khususnya melalui peran konsultansi, tentang             manajemen yaitu dari perencanaan hingga
     ketentuan yang berlaku dan best practice                 monitoring dan evaluasi. Pengertian lebih lanjut dari
     perencanaan. Demikian juga pada proses                   Probity Audit akan diuraikan pada artikel berikutnyan
     penganggaran dan pelaksanaan anggaran, unit yang                                                       (triwib)




                                       WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 BPKP
Warta utama




                  P
                            engawasan Intern yang lebih intensif sejak awal
                            hingga akhir proses manajemen merupakan ide
                            yang menarik. Namun demikian agar penerapannya
                            efektif, perlu dilengkapi dengan berbagai perangkat
                  manajemen pengawasan. Tanpa perangkat yang memadai,
                  pengawasan intern dapat menghambat kelancaran proses
                  manajemen. Hal ini diungkapkan oleh Carman Louise
                  Lapointe (Under Secretary General for Audit and Oversight,
                  United Nations) pada saat Seminar Nasional Internal Auditor
                  tahun 2012, dan oleh Djadja Sukirman, Deputi Administrasi
                  Umum Sekretariat Wakil Presiden RI di ruang kerjanya.
                      Carman Loiuse Lapointe mengungkapkan bahwa
                  peningkatan peran pengawasan internal sejak proses
                  perencanaan hingga monitoring dan evaluasi merupakan
                  ide yang menarik. Keterlibatan Pengawas Intern sejak awal
                                                                                         15
                  akan meningkatkan efektivitas pengawasan intern dalam
                  mencegah terjadinya penyimpangan. Namun demikian,
                  peran ini dapat menimbulkan risiko baru yaitu munculnya
                  conflict of interest antara manajemen dengan pe­ gawas
                                                                   n
                  intern. Intervensi pengawas intern yang terlalu dalam akan
                  mengurangi inpendensi manajemen dalam mengambil
                  keputusan.
                      Untuk mengantisipasi risiko tersebut, beberapa hal
                  yang perlu dilakukan adalah perlu adanya aturan yang
                  jelas tentang batasan apa yang menjadi kewenangan dari
                  pengawas intern ketika membantu manajemen. Pengaturan
                  ini harus jelas agar independensi mana­ emen dalam
                                                           j
                  mengambil keputusan tetap terjaga dan pengawas internal
                  tidak menghambat proses pengambilan keputusan.
                      Hal senada diungkapkan oleh Djadja Sukirman yang
                  mengatakan bahwa yang terpenting ada meka­ isme yang
                                                                  n
                  jelas dalam melakukan pengawasan tersebut. Pengawas
                  Intern harus memiliki Standard Operating Procedure (SOP)
                  dalam melaksanakan tu­ as pendampingan penyusunan
                                              g
                  perencanaan dan penganggaran. “Bagaimanapun yang
                  melakukan perencanaan itu manajemen. Jadi Pengawas
                  Internal tidak perlu ikut-ikutan merencanakan. Tugas
                  utama dari Pengawas Intern itu memberi feed back pada
                  manajemen agar pengelolaan organisasi, termasuk
                  perencanaan berjalan baik”, ungkapnya.
                                                           (triwib)/nuri/nani/edy/yus)



Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
16




                                         S
                                                  eluruh risiko yang muncul sejak awal hingga akhir proses
             Pengawasan sejak awal
                                                  manajemen, diantisipasi melalui pengawasan intern yang
        (perencanaan) hingga akhir                bersifat pre emptive dan preventif. Dengan pendekatan ini,
      proses manajemen yaitu saat                 pengawasan intern tidak lagi didominasi dengan kegiatan
        pelaporan serta monitoring       yang bersifat post audit, namun lebih banyak yang bersifat pre audit.
                                         Hal ini telah menjadi kecenderungan baru di dunia pengawasan intern
     dan evaluasi, pada hakikatnya       sebagaimana terjadi pada unit pengawasan intern United Nation.
                adalah memberikan            Sebagai salah satu indikator awal keberhasilan proses pengawasan
              pengawalan yang lebih      intern yang efektif adalah terwujudnya ketertiban administrasi
                                         organisasi. Dengan pengawasan intern yang lebih intensif sejak awal,
           intensif agar pengelolaan     seluruh sistem dan prosedur akan berjalan secara tertib dan berkualitas.
      risiko organisasi lebih efektif.   Perencanaan organisasi akan tertib sesuai ketentuan yang berlaku
                                         hingga dapat berjalan secara efektif memberi arah jalannya organisasi.
                                         Proses penganggaran akan tertib keselarasannya dengan perencanaan
                                         organisasi dan sesuai standar biaya yang berlaku. Pengelolaan sumber
                                         daya manusia dan aset organisasi berjalan tertib hingga dapat
                                         dimanfaatkan secara efisien dan efektif dalam menjalankan tugas dan
                                         fungsi organisasi. Kondisi-kondisi ini merupakan pondasi dasar dalam
                                         menuju terlaksananya peran dan fungsi organisasi yang optimal.
                                         Instansi pemerintah atau satuan kerja yang telah tertib administrasinya



                                 Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
dari Wilayah Tertib Administrasi menuju Good Governance
                                                                                                 Warta utama
dapat disebut telah mewujudkan ‘Wilayah Tertib                     tercapainya Wilayah Bebas dari Korupsi. Kondisi inilah
Administrasi’ atau WTA pada organisasinya.                         sebagai perwujudan dari sebuah kepemerintahan
    Wilayah Tertib Administrasi merupakan suatu                    yang Baik (Good Governance) untuk selanjutnya
capaian instansi yang menggambarkan tercapainya                    menuju Kepemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN
rencana kerja secara tepat waktu dan secara efisien,               (Clean Government).
tertib penataan BMN/BMD, tertib administrasi                           Sebuah instansi atau satuan kerja dapat dikatakan
belanja perjalanan dinas, terselenggaranya penilaian               menjadi Wilayah Bebas dari Korupsi jika memenuhi
risiko secara rutin, tersusunnya Fraud Control Plan,               beberapa indikator meliputi indikator mutlak,
tercapainya level kompetensi APIP yang memadai,                    indikator operasional, dan indikator indikator
telah ditindaklanjutinya rekomendasi dari BPK dan                  penunjang. Indikator mutlak yang digunakan
APIP, penyerapan anggaran yang optimal dalam                       meliputi nilai indeks integritas berdasarkan penilaian
rangka mendukung kinerja dan kepatuhan kepada                      KPK, nilai indeks kepuasan masyarakat, jumlah
peraturan, serta pemerintahan yang bersih dan bebas                kerugian negara yang diselesaikan , jumlah temuan
dari korupsi pada instansi tersebut. Pencapaian                    inefektif dan in efisien dari APIP, jumlah pegawai
Wilayah Tertib Administrasi merupakan modal awal                   yang dijatuhi hukuman disiplin dan kasus korupsi,
bagi instansi pemerintah atau satuan kerja dalam                   dan jumlah pengaduan masyarakat yang tidak
mewujudkan Kepemerintahan yang Baik (Good                          terselesaikan. Indikator Operasional yang digunakan
Governance). Indikator sebuah instansi mencapai                    meliputi penandatangan dokumen pakta integritas,
Wilayah Tertib Administrasi terbagi atas tiga kelompok             LHKPN, Akuntabilitas kinerja, Laporan Keuangan, Kode
tertib yaitu tertib pengelolaan keuangan dan BMN/                  etik, whistleblower system, program pengendalian
BMD, tertib pengawasan, dan tertib SPIP.                           gratifikasi, kebijakan penanganan conflict of interest,
     Terwujudnya WTA merupakan pondasi awal                        program inisiatif anti korupsi, kebijakan pembinaan
sebelum mencapai kondisi lain yang lebih besar.                    purna tugas, dan pelaporan transaksi tidak wajar
Dengan mencapai WTA, maka instansi atau                            PPATK. Sedangkan indikator penunjang meliputi
satuan kerja akan memperoleh opini Wajar Tanpa                     promosi jabatan secara terbuka, rekruitmen secara
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangannya.                       terbuka, mekanisme pengaduan masyarakat,                   17
                                                                                                                               17
Tanpa adanya administrasi yang tertib, penyajian                   e-procurement, pengukuran kinerja individu, dan
informasi keuangan organisasi akan bias dari kondisi               keterbukaan informasi publik.
sebenarnya, dan mustahil satuan kerja tersebut akan                    Wilayah Tertib Administrasi, Wajar Tanpa
mendapat opini WTP dari BPK RI.                                    Pengecualian, dan Wilayah Bebas dari Korupsi
    Kondisi selanjutnya, jika satuan kerja telah                   merupakan tonggak-tonggak yang harus dicapai oleh
mewujudkan WTA dan memperoleh opini WTP dari                       setiap instansi pemerintan atau satuan kerja dalam
BPK RI, maka hal ini menjadi jembatan menuju kondisi               membangun Good Governance dan Clean Government,
                                                                                              sebagai perwujudan amanah
                                                                                              rakyat sebagaimana tertuang
                                                                                              pada TAP MPR RI nomor
                                                                                              XI tahun 1998. Langkah di
                                                                                              atas dapat terwujud secara
                                                                                              optimal jika didukung
                                                                                              peran Aparat Pengawasan
                                                                                              Intern Pemerintah (APIP)
                                                                                              yang efektif . Dengan
                                                                                              bentuk pengawasan yang
                                                                                              lebih intensif sejak tahap
                                                                                              perencanaan hingga
                                                                                              akhir proses manajemen,
                                                                                              diharapkan hal tersebut di
                                                                                              atas akan semakin mudah
                                                                                              untuk diwujudkan.
                                                                                                                   (triwib)

Sumber: Paparan Kepala BPKP




                                       Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Warta utama




18




      Istilah Probity Audit mungkin masih belum terlalu familiar di telinga kita. Jenis audit ini
     baru muncul akhir-akhir ini dipicu oleh semakin banyaknya kasus korupsi dan pelanggaran
     etika perilaku yang terjadi pada penyelenggara pemerintahan. Walaupun di manca negara
       jenis audit ini sudah berkembang sejak tahun 1990an, namun di Indonesia baru muncul
                                 pada dua atau tiga tahun terakhir ini.



     P
             robity memiliki arti sebagai integritas,              pada suatu kegiatan. Lebih daripada itu, audit ini
             kejelasan, dan kejujuran. Istilah ini digunakan       dilakukan untuk menilai seluruh proses yang terjadi
             mengacu pada sifat dari audit itu sendiri yang        sejak awal perencanaan hingga akhir yaitu monitoring
             bertujuan untuk menilai integritas, kejelasan,        dan evaluasi hasilnya. Pada pengadaan barang dan
     dan kejujuran dari sebuah kegiatan atau entitas.              jasa, audit dilakukan mulai dari proses identifikasi
     Pada umumnya, probity audit digunakan pada proses             kebutuhan sampai dengan barang/jasa dimanfaatkan
     pengadaan barang dan jasa dengan kondisi tertentu.            atau hanya beberapa tahapan terpilih dari proses
        Probity audit dilaksanakan tidak sekedar untuk             pengadaan barang/jasa. Walaupun demikian,
     mencegah terjadinya korupsi atau ketidak jujuran              manajemen probity yang efektif lebih menekankan



                                      Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP29 BPKP2012
                                            WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE Tahun
Probity Audit       Warta utama
pada prosedur, proses, dan sistem yang digunakan                  Daerah dalam satu tahun anggaran atau lebih.
daripada pencapaian hasil.                                        Sasaran probity audit adalah :
    Probity Audit bukanlah jenis audit yang bersifat         •	   Meyakinkan	bahwa	pengadaan	barang/jasa	dilaku-
rutin. Menurut New South Wales – Independent                      kan secara benar sesuai dengan kebutuhan yang
Commision Against Corruption (NSW ICAC), terdapat                 benar, baik dari segi jumlah, kualitas, waktu dan nilai
beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan ketika               pengadaan yang menguntungkan negara.
akan menggunakan Probity Audit, meliputi :                   •	   Meyakinkan	 bahwa	 prosedur	 pengadaan	 barang/
•	 Integritas	pelaksanaan	proyek	atau	kegiatan	                   jasa yang digariskan dalam Pedoman Pelaksanaan
    dipertanyakan atau diragukan.                                 Pengadaan Barang/Jasa telah diikuti dengan benar
•	 Ada	pengalaman	terjadi	kontroversi	atau	litigasi	              sesuai ketentuan perundang­undangan yang ber­
    pada pelaksanaan kegiatan atau proyek serupa                  laku.
•	 Kegiatan	atau	proyek	memiliki	‘politically sensitive’     •	   Meyakinkan	bahwa	kuantitas,	kualitas	dan	harga	ba-
    dan potensi terjadi kontroversi                               rang/jasa yang diperoleh melalui proses pengadaan
•	 Untuk	mengantisipasi	timbulnya	persepsi	                       telah sesuai dengan ketentuan dalam kontrak serta
    telah terjadi bias atau ‘favoritism’ pada proses              diserahterimakan tepat waktu.
    pelelangan.                                              •	   Meyakinkan	 bahwa	 barang	 yang	 diperoleh	 te-
•	 Kegiatan	atau	proyek	inovatif	dimana	perlu	adanya	             lah ditempatkan di lokasi yang tepat, dipertang­
    perlindungan terhadap ‘intelectual property’.                 gungjawabkan dengan benar, dan dimanfaatkan
•	 Kegiatan	atau	proyek	sangat	rumit	atau	complex,	               sesuai tujuan penggunaannya.
    seperti kegiatan Built, Operate, Transfer (BOT).         •	   Mencegah	penyimpangan	dalam	kegiatan	pengadaan	
                                                                  barang/jasa.
                                                             •	   Mengidentifi 	kasikan	kelemahan	sistem	pengendalian	
   Pelaksanaan Probity Audit didasari oleh prinsip­
                                                                  intern atas pengadaan barang/jasa guna penyem­
prinsip :
                                                                  purnaan sistem tersebut.
•	 Best value for Public Money
   Setiap pengeluaran keuangan negara harus
                                                                 Teknik yang digunakan dalam melakukan Probity
   memberikan value for money yang terbaik. Hal ini
   bukan berarti pengadaan barang dan jasa dengan            Audit antara lain melalui desk audit, field audit,             19
                                                                                                                             19
   menetapkan harga yang termurah, namun harus               benchmarking atau penggunaan tenaga ahli dari luar.
   memberi keyakinan bahwa penetapan akan                    Desk audit dilakukan dengan penelaahan terhadap
   memberikan hasil (outcome) yang terbaik.                  peraturan perundang­undangan yang berlaku
•	 Impartiality and Fairness                                 dan mengidentifikasikan kelemahan dalam sistem
   Audit diarahkan untuk menjaga kenetralan dan              dan prosedur pengadaan barang/jasa. Field audit
   keadilan tetap berjalan pada setiap tahapan proses        dilakukan dengan pemeriksaan lapangan terkait
   kegiatan.                                                 kebenaran jumlah, mutu dan penempatan, ketepatan
•	 Deal with Conflict of Interest                            waktu penyerahan dan pemanfaatan barang/jasa.
   Dari berbagai kasus yang dilaporkan, sebagian             Benchmarking yaitu melakukan perbandingan harga,
   besar terkait dengan adanya conflict of interest          dan penggunaan tenaga ahli pada umumnya untuk
   antara tugas pemerintahan dengan kepentingan              menilai kewajaran kualitas barang/jasa.
   publik. Audit harus mampu mengungkapkan                       Penerbitan pedoman probity audit memang
   adanya conflict of interest yang ada dan memberi          menjadi sebuah langkah maju dalam pengembangan
   keyakinan hal tersebut telah dikelola secara tepat.       jenis kegiatan pengawasan intern di Indonesia. Hal
•	 Accountability                                            ini diharapkan dapat meningkatkan peran pengawas
   Kegiatan atau proyek harus dilaksanakan secara            intern dalam mengawal jalannya roda organisasi. Yang
   akuntabel dan transparan. Hal ini akan memberi
                                                             menjadi tantangan berikutnya adalah membuktikan
   kepercayaan pada masyarakat bahwa sumber daya
                                                             bahwa metodologi ini mampu meningkatkan
   telah dikelola dengan baik.
                                                             efektivitas peran pengawasan intern dalam
` Pada tahun 2012 BPKP telah menerbitkan
   pedoman probity audit pengadaan barang dan                penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
   jasa. Pedoman tersebut menyebutkan bahwa jenis            Indonesian
   audit ini adalah audit dengan tujuan tertentu                                                                 (triwib)
   dengan ruang lingkup audit adalah setiap kegiatan
   pengadaan barang dan jasa di lingkungan
   Kementerian/Lembaga/Institusi dan Pemerintah



                                      WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 BPKP
                                  Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP Tahun 2012
Warta utama




20




                   Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Warta utama
     Entah disadari atau tidak, pengawalan aparat pengawasan intern sejak awal proses
   manajemen ternyata telah dilakukan secara terbatas. Perubahan paradigma pengawas
intern sebagai konsultan dan assurer telah mendorong satuan kerja atau unsur manajemen
    lain untuk berinisiatif meminta bantuan konsultansi dari pengawas intern. Semakin
 tingginya risiko-risiko yang dihadapi, telah mendesak pengawas intern untuk tidak hanya
  berperan pada tahap controlling atau akhir proses manajemen, tetapi masuk juga dalam
                           tahap planning organizing, dan actuating.




U
            ntuk dapat melaksanakan peran tersebut,         Intern Pemerintah yang merupakan amanah PP
            tentu saja banyak hal yang harus dipenuhi,      Nomor 60 Tahun 2008 dan pembangunan Sistem
            diantaranya profesionalisme, integritas,        Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).
            independensi, dan kompetensi yang tidak             Pada fase pelaksanaan, BPKP yang dilengkapi
biasa. Internal auditor tidak cukup memiliki latar          tenaga-tenaga auditor membantu pemerintah daerah
belakang ilmu auditing dan akuntansi saja tetapi juga       untuk tertib administrassi dengan sebuah tujuan yaitu
ilmu manajemen dan pemahaman atas bisnis proses             tercapainya opini wajar tanpa pengecualian (WTP).
organisasi. Namun, tentu saja pola pengawasannya            Sementara itu pada tahap controlling, BPKP juga
bukan dalam bentuk intervensi pada ranah                    mendorong penguatan internal auditor pemerintah
manajemen tetapi lebih pada konsultasi dini untuk           daerah agar dapat memberi nilai bagi organisasinya,
meminimalisir penyimpangan.                                 diantaranya dengan keberadaan Pusbin JFA BPKP
    Praktik pengawasan intern seperti itu, sebenarnya       dan Pusdiklatwas BPKP. Tidak jarang juga pemerintah
sudah berjalan baik pada beberapa perusahaan                daerah meminta BPKP untuk bekerja sama dengan
sektor privat maupun sektor pemerintah. Kondisi ini         inspektorat daerah untuk melakukan joint audit.         21
tentu saja untuk menjawab tuntutan stakeholders                 Untuk lingkup K/L, banyak juga peran BPKP dalam
terhadap pengawas intern yang melakukan peran               mengawal jalannya proses manajemen pemerintahan
pengawasan intern. Hal itu tercermin pada saat              seperti optimalisasi penerimaan negara melalui Tim
acara Seminar Nasional Internal Auditor tahun 2011          Optimalisasi Penerimaan Negara (TOPN). Di samping
di Kota Batam, beberapa pimpinan BUMN besar di              itu, penghematan belanja negara melalui pengawasan
Indonesia menyampaikan ekspektasinya terhadap               cost recovery, hambatan kelancaran pembangunan,
peran pengawas intern, yaitu pimpinan dari PT Telkom        eskalasi, dan klaim sebagai bagian dari proses
Indonesia, PT Pertamina (Persero), dan PT Kereta Api        actuating, dan monitoring DAK sebagai bagian dari
Indonesia. Pda kesempatan itu mereka mengatakan             proses controlling. Seperti apa pola kerja pengawasan
agar internal auditor harus lebih menekankan peran          dari awal yang telah dilakukan BPKP? Berikut WP
sebagai konsultan dan quality assurance daripada            mencoba menyajikan beberapa praktik pengawasan
mencari-cari kesalahan.                                     dari awal hingga akhir:
    Beberapa praktik pengawasan sejak awal telah                Penerimaan Negara (TOPN). Sejak berdirinya tahun
dijalani oleh salah satu Aparat Pengawasan Intern           1998 sampai dengan tahun 2011, TOPN telah meng­
Pemerintah yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan              hasilkan temuan audit dengan realisasi penyetoran
Pembangunan atau BPKP. Dalam rangka membantu                ke kas negara sebesar Rp32,93 triliun dan sejumlah
instansi pemerintah Pusat dan Daerah, BPKP seringkali       kajian. Di samping itu, penghematan belanja negara
diminta bantuannya untuk melakukan pengawalan               melalui pengawasan cost recovery, hambatan kelan­
sejak awal proses manajemen, seperti konsultasi dan         caran pembangunan, eskalasi, dan klaim sebagai
pendampingan penyusunan Rencana Pembangunan                 bagian dari proses actuating, dan monitoring DAK
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan penyusunan              sebagai bagian dari proses controlling. Seperti apa
Rencana Kerja tahunan (RKT) yang merupakan bagian           pola kerja pengawasan dari awal yang telah dilakukan
dari proses planning. Dalam proses organizing, BPKP         BPKP? Berikut WP mencoba menyajikan beberapa
juga secara terus menerus mendorong pemerintah              praktik pengawasan dari awal hingga akhir:
daerah untuk menerapkan Sistem Pengendalian



                                 Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Warta utama




     R
               eformasi manajemen keuangan di Indonesia                Menghadapi kesulitan tersebut di atas,
               memberi harapan terwujudnya pengelolaan             Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah seringkali
               keuangan negara yang lebih efisien, efektif         meminta bantuan BPKP untuk mendampingi proses
               dan akuntabel. Perubahan signifikan yang            penyusunan perencanaan pembangunan dan
     ditandai dengan terbitnya Paket Undang-undang                 penganggaran. Pada umumnya mereka tidak segan
     Keuangan Negara tahun 2003 – 2004 tersebut                    untuk mengirimkan surat permintaan bantuan tenaga
     menuntut setiap instansi pemerintah pusat dan                 teknis untuk melakukan bimbingan teknis sesuai
     daerah untuk merubah sistem dan prosedur serta                yang dibutuhkan oleh instansinya. Sebagian besar
     mekanisme pengelolaan keuangan negaranya.                     dari mereka telah didukung oleh penandatangan
     Implementasi peraturan baru ini rupanya tidak                 Memorandum of Understanding (MoU) dengan BPKP
     semudah yang dibayangkan. Banyak kendala yang                 dalam rangka kerja sama bantuan teknis dalam
22   dihadapi oleh instansi pemerintah pusat dan daerah.           mewujudkan Kepemerintahan yang Baik (Good
     Hal ini mengakibatkan proses pengelolaan keuangan             Governance).
     negara masih belum sesuai ketentuan yang berlaku.                 Lalu, bagaimana peran BPKP dalam proses
     Salah satunya adalah dalam proses penyusunan                  perencanaan? Peran yang dilakukan oleh BPKP
     perencanaan pembangunan dan penganggaran.                     diantaranya menjaga kebenaran format sesuai
          Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi (anev)            ketentuan yang berlaku, menjaga keselarasan antara
     yang dilakukan BPKP pada tahun 2011, masih banyak             RPJMD yang tengah disusun dengan Perencanaan
     Pemerintah Daerah yang belum menyusun dokumen                 Pembangunan Nasional dan Rencana Kerja
     perencanaan secara lengkap dan utuh (74,4%),                  Pembangunan Tahunan; meningkatkan kapasitas,
     mulai dari belum adanya keselarasan antar dokumen             kapabilitas, dan kompetensi sumber daya manusia
     Perencanaan Pembangunan Daerah, serta rumusan                 Pemerintah Daerah melalui pelatihan dan bimbingan
     sasaran dan Program yang belum dilengkapi dengan              yang terencana dan terarah; serta reviu dan
     target dan indikator kinerja. Dapat dibayangkan,              penyesuaian dokumen Perencanaan Pembangunan
     bagaimana hasil pelaksanaan kegiatan yang menyerap            Daerah agar selaras dengan target dan sasaran
     triliunan rupiah dengan perencanaan yang tidak                Pembangunan Nasional. Hal ini dilakukan dengan
     terintegrasi dan terukur secara nasional? Hasil analisis      tetap mengacu pada Visi dan Misi Pimpinan instansi
     dan evaluasi tersebut menyebutkan dua penyebab                atau Kepala Daerah.
     mendasar yaitu keterbatasan SDM perencanaan dan                   Untuk menjamin kualitas hasil kerja dan adanya
     lemahnya koordinasi antar instansi daerah. Padahal,           keseragaman dalam proses pendampingan, BPKP
     dalam menyusun dokumen perencanaan, hal yang                  telah memiliki pedoman Asistensi RPJP dan RPJMD.
     paling penting adalah sinkronisasi antara tujuan              Melalui pendampingan yang dilakukan BPKP,
     dengan kegiatan, alokasi dana yang dibutuhkan,                diharapkan dokumen perencanaan yang dihasilkan
     serta mekanisme pelaksanaan. Tanpa memperhatikan              pemerintah daerah dapat secara nyata digunakan
     hal-hal tersebut, perencanaan hanya akan tinggal              sebagai acuan kerja dalam proses penganggaran, dan
     perencanaan tanpa menghasilkan outcome yang                   menghasilkan kinerja yang terukur, serta mendukung
     mengarah pada sebuah tujuan yang terukur.                     pencapaian program nasional.



                                      Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Bimbingan Teknis Penyusunan RPJM dan APBN              Warta utama
    Dalam pelaksanaan pendampingan, langkah                 Melalui pendampingan dalam proses perencanaan,
awal yang dilakukan oleh BPKP adalah dengan                 sebenarnya, proses pengawalan yang dilakukan
melaksanakan pembicaraan kepada pejabat yang                oleh pengawas intern akan sangat bermanfaat
terkait mengenai ruang lingkup penugasan dan                sehingga dokumen perencanaan akan menjadi lebih
batasan kewenangan yang dimiliki tim bimbingan              efektif dan tentu saja akan memudahkan dalam
teknis. Selanjutnya, BPKP dapat dilibatkan pada             pelaksanaan dan pengawasannya.
setiap tahap penyusunan dokumen perencanaan                     Hal yang hampir sama saat BPKP mendampingi
pembangunan, mulai dari persiapan, rancangan awal,          instansi pemerintah pada proses penyusunan
pelaksanaan musrenbang, rancangan akhir, sampai             anggaran. BPKP melakukan bimbingan teknis
saat penetapan sesuai dengan kewenangan yang                terhadap penyusunan APBD dalam rangka mengawal
dimiliki. Hal ini menjadi sangat penting mengingat          ketaatan penyusunan APBD sesuai dengan peraturan
proses perencanaan di samping memerlukan teknis             yang berlaku. Beberapa hal yang sering menjadi
perencanaan juga harus memperhatikan aspek politis          kendala seperti ketidakpahaman petugas penyusun
dan partisipasi masyarakat. Beberapa poin yang              anggaran dalam menyusun format anggaran,
menjadi perhatian BPKP, diantaranya:                        merumuskan indikator kinerja, akurasi perhitungan,
1)	 Keselarasan antara program nasional dengan              dan penerapan akuntansi pemerintahan menjadi
    daerah serta antara program dengan kegiatan,            salah satu konsentrasi BPKP dalam mengawal
    serta isu-isu strategis yang ada di daerah              penyusunan APBD tersebut.
2)	 Ketajaman penetapan indikator kinerja sehingga              Pada saat melaksanakan bimbingan teknis
    setiap pelaksanaan program atau kegiatan dapat          penyusunan anggaran, BPKP tidak terlibat dalam
    diukur tingkat keberhasilannya pada satu tujuan         proses penetapan nilai anggaran yang menjadi
    nasional                                                domain eksekutif dan legislatif terkait. Dalam
    Dalam pelaksanaannya, kegiatan asistensi oleh           melakukan layanan tersebut, BPKP terbatas
BPKP dapat hanya berupa konsultasi maupun                   mengawal kesesuaian format dan penerapan
pendampingan secara langsung dalam setiap                   akuntansi pemerintahan berdasarkan ketentuan
tahapan tergantung kebutuhan pemerintah daerah.             yang berlaku.                                                  23
                                                                                          (Tanti/Nani/Triwib/Sari/Diana)




                                Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Warta utama




     K
              elemahan sistem pengendalian intern akan             banyak K/L dan Pemerintah Daerah yang merespon
              memicu penyimpangan dalam pelaksanaan                penerapan SPIP melalui penerbitan Peraturan Menteri/
              proses bisnis organisasi. Untuk itu, upaya yang      Kepala Lembaga/Kepala Daerah (Permen/Perka/Perkada).
              paling efektif adalah melalui pembenahan             Dari 33 dan 47 Kementerian dan lembaga, yang telah
     sistem pengendalian intern dilingkungan birokrasi.            memiliki Peraturan SPIP sebanyak 24 dan 22. Sedangkan
     Melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 60              untuk tingkat pemerintah daerah, seluruh Pemerintah
     Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 tentang Sistem             Provinsi telah memiliki peraturan mengenai SPIP. Untuk
     Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP telah memiliki           pemerintah kabupaten dan kota, dari 398 dan 93 yang
     peran yang sangat strategis untuk mendorong K/L/P             telah memiliki peraturan mengenai SPIP sebanyak 325
     untuk penerapannya, mulai dari identifikasi kelemahan         dan 84.
     atau diagnostic assessment, penyusunan rencana aksi               Untuk implementasi SPIP, beberapa kegiatan telah
     pembenahan dan membangun inftrastruktur, serta eva­           dilakukan BPKP, di antaranya melalui bimbingan dan
     luasi penerapannya.                                           konsultasi (Bimkon), Pemetaan/Diagnostic Assessment
         Hingga akhir tahun 2011, BPKP telah melaksanakan          SPIP terhadap 12 K/L dan 124 Pemerintah Daerah,
     banyak hal untuk menjalankan amanah PP tersebut,              monitoring perbaikan SPI terhadap 72 pemerintah daerah.
24   diantaranya melalui penerbitan pedoman/petunjuk               Bimbingan dan konsultasi lainnya dilakukan terhadap
     teknis penyelenggaraan SPIP; Sosialisasi kepada kepada        16 kementerian/lembaga dan 54 pemerintah daerah.
     seluruh K/L/Pemda; diklat SPIP; Bimbingan dan konsultasi;     Bimkon lainnya ini berupa bimbingan teknis SPIP selain
     Pembinaan APIP; dan kegiatan lain yang dibiayai IDF           tentang DA dan Monitoring Perbaikan SPIP. Sementara
     Grant World Bank.                                             untuk peningkatan kapabilitas APIP, BPKP juga melakukan
         Terkait pedoman, selama tahun 2011, Satgas PP SPIP        kegiatan pembinaan APIP oleh Pusat Pembinaan JFA, yaitu
     telah mengeluarkan tujuh Pedoman/petunjuk teknis              Workshop Manajemen Pengawasan bagi Pimpinan APIP;
     penyelenggaraan SPIP yang merupakan pelengkap dari            Workshop Pedoman Peningkatan Kapabilitas APIP dan
     26 Pedoman teknis penyelenggaraan SPIP yang te­ ah    l       Pedoman Bimbingan Teknis Peningkatan Kapabilitas APIP;
     terbit pada tahun 2010. Ketujuh pedoman ter­­­­
                                                  sebut adalah     Piloting Peningkatan Kapabilitas APIP pada Inspektorat
     Pedoman Monitoring Perbaikan SPIP di Lingkungan               Kabupaten Lombok Barat dan Inspektorat Provinsi
     Instansi Pemerintah TA 2011; Petunjuk Teknis Pemetaan         Kalimantan Tengah serta FGD Pembentukan Organisasi
     dan Perbaikan SPIP Instansi Pemerintah TA 2011; Pedoman       Profesi Auditor.
     Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP; pedoman                   Untuk lebih mengoptimalkan peran BPKP sebagai
     pelaksanaan Pernilaian Risiko di Lingkungan Instansi          Pembina SPIP, saat ini Bank Dunia juga ikut berkontribusi
     Pemerintah; Pedoman pelaksanaan Penyelenggaraan               melalui pemberian grant. Sebagai tahap awal, kegiatan
     Kegiatan Pengendalian di Lingkungan Instansi Pemerintah;      yang telah dilaksanakan melalui pendanaan Bank Dunia,
     Pedoman pemantauan pengembangan penyelenggaraan               yaitu penunjukkan konsultan Internasional, Round table
     SPIP; dan Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas              discussion (Workshop II-WB-US$) dan Training CEE (1) dan
     APIP.                                                         CSA (2).
         Di samping itu, BPKP telah melakukan sosialisasi SPIP         Berbagai upaya yang telah dilakukan BPKP diharapkan
     terhadap 119 instansi dengan rincian 3.742 Kementerian/       dapat menjadi faktor pemicu efektifitas penerapan SPIP
     Lembaga dan 8.374 Pemerintah Daerah. Untuk proses             sektor pemerintahan di Indonesia. Dengan demikian apa
     internalisasi SPIP, BPKP juga melaksanakan kegiatan diklat    yang menjadi tujuan SPIP berupa keandalan informasi
     SPIP kepada 2.706 K/L dan 1.729 Pemerintah Daerah, serta      keuangan dan kinerja, efisiensi dan efektifitas operasional,
     workshop/rapat terkait SPIP.                                  ditaatinya kebijakan, dan pengamanan aset negara dapat
         Hal yang menggembirakan adalah sudah cukup                diwujudkan.
                                                                                                   (Diana/Nani/triwib/sari/tanti)



                                       Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Warta utama




P
          emberitaan terkait cost recovery sering menjadi     kontraktor dan telah disetujui oleh BPMIGAS. BPMIGAS
          perbincangan hangat oleh berbagai media             memiliki kewenangan untuk melakukan pengendalian
          massa. Beberapa media justru menyebutkan,           atas pelaksanaan WP&B termasuk pengendalian atas
          cost recovery menjadi beban bagi APBN.              biaya operasi KKKS yang akan mendapat penggantian
Bahkan, sebagian pengamat meminta Pemerintah                  dari Pemerintah.
untuk memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan                 Untuk menjaga kepentingan pemerintah, baik
Kontrak Production Sharing (KPS) minyak dan gas bumi.         ter­ adap kewajaran cost recovery maupun bagian
                                                                  h
Hal itu juga ditegaskan kembali oleh Kepala BPMIGAS,          pemerintah atas hasil produksi minyak dan gas bumi,
R Priyono sebagaimana dilansir media online KOMPAS.           Pemerintah menugaskan BPKP sebagai pengawas
com dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR (13/3),           intern pemerintah untuk melakukan compliance audit,
bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan biaya              atas KKKS migas dalam upaya memberikan keyakinan
operasi migas, sehingga cost recovery diharapkan bisa         bahwa bagian pemerintah dari hasil production sharing
ditekan. Lalu, apa yang dimaksud dengan cost recovery         sudah tepat sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak.
atau recovery of operating cost, urgensi dilakukannya             Di lingkungan KKKS, mekanisme pengawasan
pengawasan, dan siapa yang harus melakukan                    intern juga telah dilaksanakan. Dalam hal akuntabilitas,
pengawasan terhadap kewajaran cost recovery?                  penggantian biaya operasi diatur dalam PSC dan                      25
    Cost recovery pada kontrak bagi hasil merupakan           ketentuan lain yang dikeluarkan Pemerintah dan
penggantian biaya-biaya operasi oleh Pemerintah               memenuhi General Accepted and Recognized Accounting
yang diambil dari produksi minyak dan gas bumi yang           System (GARAS) yang lazim digunakan dalam bisnis
dihasilkan oleh Kontraktor Kontrak kerja Sama (KKKS)          migas internasional. Secara garis besar, sistem
migas. Pada dasarnya, biaya-biaya operasi tersebut            pengendalian biaya operasi minyak dan gas bumi yang
merupakan biaya yang dikeluarkan terlebih dahulu              selama ini diterapkan sesungguhnya dapat dikatakan
oleh kontraktor dalam melakukan kegiatan operasi              sudah cukup tertata (well-established).
eksplorasi dan eksploitasi sebagaimana diatur dalam               Peran BPKP sebagai pengawas intern Pemerintah
Exhibit C Production Sharing Contract (PSC). Hal tersebut     antara lain menilai keakuratan dan kebenaran
terdiri dari biaya operasi tahun berjalan dan biaya           perhitungan bagian Pemerintah dari kontrak bagi
operasi periode sebelumnya yang belum mendapat                hasil migas yang di dalamnya terdapat mekanisme
penggantian (prior years unrecovered costs). Biaya            penggantian biaya operasi– merupakan peran yang
operasi pada dasarnya meliputi biaya eksplorasi dan           strategis dan dapat juga dikatakan merupakan suatu
pengembangan, biaya operasi produksi, dan biaya               kenyataan yang tak dapat dihindari. Kontrak Bagi Hasil
umum dan administrasi.                                        ini memiliki risiko yang tinggi karena memiliki nilai
    Pasca-berlakunya Undang-Undang Minyak dan                 yang sangat besar dan dapat mempengaruhi hajat
Gas Nomor 22 Tahun 2001, Lembaga/Badan yang                   hidup masyarakat umum. Adanya penyimpangan
ditugaskan Pemerintah dalam rangka pengendalian               pada pengelolaannya akan menimbulkan akibat yang
kegiatan hulu migas termasuk penggantian biaya                signifikan. Untuk itu peran pengawas intern Pemerintah
operasi migas adalah Badan Pelaksana Kegiatan Usaha           sangat dibutuhkan untuk mengawal pengelolaannya.
Hulu Migas (BPMIGAS). Instrumen yang digunakan                Hal ini merupakan salah satu bentuk pengawalan
BPMIGAS sebagai dasar dalam penggantian biaya                 pengawas intern dalam pelaksanaan pengelolaan
operasi tersebut adalah WP&B (Work Program and                Minyak dan Gas Bumi.
Budget) yang sebelumnya telah diajukan oleh                                                  (nani/triwib/ita/Diana/Sari/Tanti)




                                   Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Warta utama




     D
                 i dalam suatu kesempatan, Presiden Susilo         mediasi bagi para pengambil keputusan dan atau
                 Bambang Yudhoyono mengungkapkan tiga              pihak-pihak terkait.
                 faktor penghambat pembangunan. Faktor                 Secara teknis, peran tersebut dilakukan oleh
                 yang dimaksud adalah birokrasi, korupsi,          Direktorat Investigasi Hambatan Kelancaran
     dan infrastruktur. Khusus infrastruktur, kita menyadari       Pembangunan (HKP). Melalui peran ini, diharapkan
     bahwa peranannya sangat penting dalam mendorong               BPKP dapat membantu memperlancar pelaksanaan
     pertumbuhan ekonomi baik regional maupun                      proyek-proyek pemerintah untuk meminimalisir risiko
     nasional. Terbatasnya ketersediaan dan kondisi                sosial dan ekonomi yang mungkin terjadi.
     infrastruktur dapat mempengaruhi laju perekonomian                Salah satu contoh proyek yang dikawal oleh BPKP
     nasional.                                                     adalah pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei,
          Kita mungkin masih ingat bahwa Global Compe­             Sumatera Utara, yang termasuk dalam program
     titiveness Report 2011 versi World Economic Forum             MP3EI. Proyek ini juga diusulkan sebagai Kawasan
26
     (WEF), menyebutkan bahwa untuk daya saing,                    Ekonomi Khusus (KEK).
     Indonesia masih berada pada peringkat 46 dari 142                 Peran debottleceking yang dilakukan BPKP tentu
     negara yang disurvei WEF untuk periode 2011-2012.             saja bukan sebuah pekerjaan yang mudah mengingat
          Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya            dibutuhkannya kompetensi yang tidak hanya
     daya saing pemerintah Indonesia jika dibandingkan             sebagai seorang auditor tetapi mediator agar apa
     dengan negara lain, diantaranya infrastruktur                 yang menjadi tujuan pembangunan nasional dapat
     pendukung yang masih belum memadai di samping                 terwujud.
     faktor lain seperti regulasi lintas instansi yang                 Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan
     terkadang saling bertabrakan atau disharmoni. Di              audit Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP)
     samping itu, dalam pelaksanaan pembangunan                    dan apa lingkup tugas HKP tersebut? Untuk itu,
     infrastruktur, juga sering ditemukan permasalahan             Direktur Bidang Pengawasan Hambatan Kelancaran
     yang justru menghambat terlaksanakan kegiatan                 Pembangunan (HKP) memberi gambaran secara rinci
     pembangunan tersebut. Sebagai contoh, terkait kasus           tentang BPKP dalam menangani kasus HKP yang
     pembangunan Bandara Kuala Namu di Sumatera                    dihadapi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
     Utara yang disebabkan karena masalah lahan yang               Daerah.
     sebelumnya dikuasai oleh beberapa instansi dan juga               Kegiatan evaluasi Hambatan Kelancaran Pemba­
     melibatkan masyarakat yang mendiami lahan tersebut            ngunan pada dasarnya merupakan proses mediasi
     dalam jangka waktu yang cukup lama.                           dalam rangka menyelesaikan masalah/kendala antar
          Memang, persoalan tersebut terkesan sepele,              instansi pemerintah yang menghambat kelancaran
     tetapi dampaknya sangat luas baik dampak sosial               pembangunan. Sifat penugasannya tentu saja bukan
     maupun ekonomis. Untuk mengatasi permasalahan                 sebagai solusi akhir tetapi lebih kepada memberikan
     tersebut, terdapat beberapa K/L/Pemda meminta                 alternatif penyelesain terbaik bagi pihak terkait
     bantuan kepada BPKP untuk memfasilitasi                       sehingga program pembangunan yang macet dapat
     penyelesaian permasalahan atau debottlenecking yang           berjalan kembali sesuai tujuan.
     terjadi. Peran BPKP tentu saja bukan sebagai auditor              Namun, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi
     tetapi lebih kepada pemberian second opinion atau


                                      Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (12)

Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)
 
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaring
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaringKelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaring
Kelompok 7 tugas 2 lk-6a.strukturpembelajaranmoduldaring
 
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
 
Pengukuran dan perpetaan digital
Pengukuran dan perpetaan digitalPengukuran dan perpetaan digital
Pengukuran dan perpetaan digital
 
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)
 
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan 100 bk-ta-2013(2)
 
Proker
Proker Proker
Proker
 
LAPORAN KUNJUNGAN KANTOR ARSIP DAERAH SUMATERA UTARA
LAPORAN KUNJUNGAN KANTOR ARSIP  DAERAH SUMATERA UTARALAPORAN KUNJUNGAN KANTOR ARSIP  DAERAH SUMATERA UTARA
LAPORAN KUNJUNGAN KANTOR ARSIP DAERAH SUMATERA UTARA
 
Skripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber dayaSkripsi manajemen sumber daya
Skripsi manajemen sumber daya
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Banten - UNTIRTA
Laporan Akhir EKPD 2009 Banten - UNTIRTALaporan Akhir EKPD 2009 Banten - UNTIRTA
Laporan Akhir EKPD 2009 Banten - UNTIRTA
 
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kkn
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kknKata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kkn
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kkn
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis
 

Destaque (6)

Spi
SpiSpi
Spi
 
Contoh Surat tugas
Contoh Surat tugasContoh Surat tugas
Contoh Surat tugas
 
Contoh Surat tugas
Contoh Surat tugasContoh Surat tugas
Contoh Surat tugas
 
Surat tugas luar - fispra 2014
Surat  tugas luar  - fispra 2014Surat  tugas luar  - fispra 2014
Surat tugas luar - fispra 2014
 
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolLaporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
 
What's Next in Growth? 2016
What's Next in Growth? 2016What's Next in Growth? 2016
What's Next in Growth? 2016
 

Semelhante a Wp mei(ultah)2012

LAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docx
LAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docxLAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docx
LAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docx
EduardusRudySebatu
 
Laporan penuh ceramah rpi 2013 edit
Laporan penuh ceramah rpi 2013 editLaporan penuh ceramah rpi 2013 edit
Laporan penuh ceramah rpi 2013 edit
Mummy Rayyan
 
C. kata pengantar, daftar isi
C. kata pengantar, daftar isiC. kata pengantar, daftar isi
C. kata pengantar, daftar isi
Ghian Velina
 
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdfBUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
Irman Ramly
 

Semelhante a Wp mei(ultah)2012 (18)

Pembelajaran IPS Ayatullah Muhammadin Al Fath Lili Kasmini, M.Si Zainal Abid...
Pembelajaran  IPS Ayatullah Muhammadin Al Fath Lili Kasmini, M.Si Zainal Abid...Pembelajaran  IPS Ayatullah Muhammadin Al Fath Lili Kasmini, M.Si Zainal Abid...
Pembelajaran IPS Ayatullah Muhammadin Al Fath Lili Kasmini, M.Si Zainal Abid...
 
Laporan pkb
Laporan pkbLaporan pkb
Laporan pkb
 
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
 
LAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docx
LAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docxLAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docx
LAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docx
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
83cbb895307a059a8fe221a39355537d
83cbb895307a059a8fe221a39355537d83cbb895307a059a8fe221a39355537d
83cbb895307a059a8fe221a39355537d
 
2. Sistem Manajemen Kinerja ASN (2021).pdf
2. Sistem Manajemen Kinerja ASN (2021).pdf2. Sistem Manajemen Kinerja ASN (2021).pdf
2. Sistem Manajemen Kinerja ASN (2021).pdf
 
Laporan penuh ceramah rpi 2013 edit
Laporan penuh ceramah rpi 2013 editLaporan penuh ceramah rpi 2013 edit
Laporan penuh ceramah rpi 2013 edit
 
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohLaporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
 
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKA
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKALAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKA
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKA
 
PPT IPNU Musyker NU.pptx
PPT  IPNU Musyker NU.pptxPPT  IPNU Musyker NU.pptx
PPT IPNU Musyker NU.pptx
 
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
 
C. kata pengantar, daftar isi
C. kata pengantar, daftar isiC. kata pengantar, daftar isi
C. kata pengantar, daftar isi
 
C. kata pengantar, daftar isi
C. kata pengantar, daftar isiC. kata pengantar, daftar isi
C. kata pengantar, daftar isi
 
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...
 
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdfBUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
 
Pc
PcPc
Pc
 
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronik
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronikTugas makalah penerbitan grafis dan elektronik
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronik
 

Último (7)

Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 

Wp mei(ultah)2012

  • 1.
  • 2.
  • 3. dari redaksi Evaluasi untuk Lebih Baik Sidang pembaca yang budiman, acara ini juga dihadiri para pengelola Humas dan HAL, karena merupakan Saat usia bertambah, selain ber­ kehumasan dan pengelola website BPKP salah satu anggota Forum Website syukur kepadaTuhanYang Maha Kuasa, Pusat. Tujuannya agar ajang evaluasi BPKP sejak tahun 2008 kita wajib mengevaluasi apa yang ini sekaligus dimanfaatkan untuk Dengan kepengurusan baru telah diperbuat untuk lingkungan. meningkatkan wawasan kon­ ributor t dan sidang redaksi yang dihadiri Evaluasi sangat lah penting agar kita unit kerja BPKP Pusat. seluruh pengurus Warta Pengawasan dapat melangkah lebih baik lagi. Saat Selain melakukan evaluasi, kami yang dipimpin Kepala BPKP selaku ini, tepat tanggal 30 Mei 2012, BPKP juga menata kepengurusan Warta Pelindung, kami berupaya untuk me­ telah berusia 29 tahun. Artinya, sudah Pengawasan dengan melibatkan se­­ lu­ ningkatkan kualitas penyajian dan 29 tahun BPKP menjadi bagian dari ruh deputi, kepala pusat, dan kepala layanan kepada pembaca. Partisipasi sistem manajemen pemerintahan di biro, serta inspektur. Tujuannya, agar aktif segenap pengurus memotivasi setiap unit kerja aktif berkontribusi pada kami untuk berupaya tampil menarik setiap edisi di samping memudahkan dan bermanfaat. koordinasi. Penataan ini dilakukan Edisi kali ini, meskipun dengan se­ ring dengan adanya mutasi di i sangat tertatih-tatih, kami berupaya Bagian Humas dan Hubungan Antar mempercepat penerbitan Warta Pe­ Lembaga, BPKP. Pemimpin Umum Warta ngawasan. Ha­ a­ annya, majalah ini r p Pengawasan, Ratna Tianti hijrah ke dapat diterima para pembaca tepat Bagian Pengang­ atan dan Kepangkatan k di hari jadi BPKP. Pada edisi khusus Pegawai, Biro Kepegawaian mulai 2 April HUT ke-29 BPKP ini kami mencoba menyajikan informasi terkait kiprah BPKP yang dikemas dalam tema La­ poran Utama “Mengawal 3 Sejak Awal”. Managing Editor Majalah SWA, Teguh Walau masih jauh dari Poeradisastra saat memberi masukan pada sempurna, kami berharap Diskusi Evaluasi dan Pengembangan Warta pem­ aca dapat me­ etik b m Pengawasan, 17 April 2012 manfaat kehadiran edisi Indonesia. Melalui edisi khusus HUT khusus ini. Se­ oga ting­ m ke-29 BPKP ini, kami menyajikan kat kepercayaan stake­ kiprah BPKP sebagai aparat pe­ Rapat penentuan topik Warta Pengawasan edisi khusus HUT ke 29 holders terhadap BPKP ngawasan intern pemerintah yang BPKP, 23 April 2012 dan kiprahnya semakin berguna sebagai sarana evaluasi. baik. Akhir kata, segenap Evaluasi atas apa yang telah 2012. Demikian pula dengan Pemimpin pengurus Warta Pengawasan me­ ki­ a perbuat sangat menentukan Administrasi, Suhadril yang sejak 4 ngucapkan Dirgahayu BPKP. Semoga t keberhasilan kita di masa mendatang. Mei 2012 bertugas sebagai Kasubag BPKP dapat menjadi institusi Warta Pengawasan yang telah mene­ Kepegawaian di Pusdiklatwas. Peng­ pengawasan yang terpercaya. mani pembaca sejak Desember gantinya, Nuri Sujarwati yang sempat 8 Redaksi 1991 juga senantiasa melakukan tahun bertugas Kementerian PAN dan evaluasi agar kehadirannya selalu RB bukan wajah bermanfaat bagi pembaca. Untuk baru lagi, karena itu, kami mengundang Managing bersama RatnaTianti E d i t o r M a j a l a h S WA , Te g u h dan Diana Chandra Poeradisastra, yang juga salah satu mem­­ bidani ke­ a­ l juri pada Anugerah Media Humas hiran majalah ini yang diselenggarakan Bakohumas 20 tahun silam. sebagai narasumber pada Forum D e m i k i a n p u l a , Diskusi Evaluasi dan Pengembangan dengan Harry Bowo Warta Pengawasan pada tanggal yang tidak asing lagi 17 April 2012 di Aula Gandhi, BPKP. di keluarga besar Rapat pembahasan draft WP edisi khusus HUT ke-29 BPKP, tanggal 21 Mei 2012 Selain pengelola Warta Pengawasan, warta pengawasan Edisi Khusus HUT Ke 29 BPKP
  • 4. daFtar isi Pelindung : Kepala BPKP 7 Pembina : Sekretaris Utama Penasihat : Para Deputi Kepala BPKP Penanggung Jawab: Momock Bambang Sumiarso Kontributor ahli: Binsar H. Simanjuntak, Achmad Sanusi, Iman Bastari, Ardan Adiperdana, Eddy Mulyadi Soepardi, Meidyah Indreswari, A.Animaharsi, Sidik Wiyoto, Elly Fariani, Hari Setiadi, Justan Siahaan, Priti Pratiwi “Khitah pengawas intern adalah mendukung pencapaian ki- Bakti, Dadang Kurnia, Priyatno, Bam­ nerja satuan kerja. Pengawasan Intern harus dilakukan sejak bang Utoyo, Amdi Very Dharma, Ratna Tianti Ernawati, Rudy M. Harahap. dari tahap perencanaan hingga pelaporan….. “ (Wakil Presiden RI, Boediono pada acara Lokakarya Forbes Pemimpin umum: APIP tahun 2012) Nuri Sujarwati 1 Dari Redaksi Pemimpin redaksi: 2 Daftar Isi Tri Wibowo 3 Editorial Round Up Pemimpin administrasi: 5 Mengawasi Sejak Awal 4 Harry Bowo Warta Utama 8 Jejak Langkah Peran Pengawasan Intern Mewujudkan Good redaktur Pelaksana: Governance Nani Ulina K. N 8 redaktur Hananto Widyatmoko, Sudarsari Sjamsoe, Diana Chandra reporter Harry Jumpono, R.r. Sri Hartanti, Erwin Tarzani Keuangan Ajat Sudrajat, Isnawati Ekarini desain Grafis Hilwiya Agustine, Idiya Zikra administrasi Dian Setyawati, Ika Nur Asizah Fotografer 13 Perlu Diperkuat Aturan Main yang Jelas Yustinus Santo Nugroho, 14 dari WIlayah Tertib Administrasi menuju Good Governance Rosita Susilowati, Putriane 16 Probity Audit Sirkulasi 18 Praktik Konsultatif dan Assurance BPKP Mengawal Manajemen Edi Purwanto, Adi Sasongko 20 Bimbingan Teknis Penyusunan RPJMD dan APBN 22 Pembinaan Sistem Pengendalian Intern 23 Pengawasan Cost Recover 24 Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan WARTA PENGAWASAN VOL. XVI/NO. 4/DESEMBERBPKP WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 2009
  • 5. daFtar isi 18 39 Musrenbangnas Tahun 2012: Solusi Mengatasi Ketidakpastian Perekonomian Global 43 Zona Integritas Menuju WBK 46 Peringatan Hari Otda ke­16, tanggal 25 April 2012: Perbaikan Pengelolaan Keuangan untuk Peningkatan Kinerja Daerah Warta Pusat 50 Seminar Nasional Internal Auditor Tahun 2012: Fungsi Pengawasan Internal Membangun Nilai Tambah Organisasi 52 Bincang Sesaat Bersama Empat Pakar Internal Control Kolom 26 Optimalisasi Penerimaan Negara 54 Penerapan CBHRM di BPKP 27 Monitoring Dana Alokasi Khusus 57 Capacity Building dan Employee Engagement di Sektor 30 Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan, Eddy Pemerintahan Soeseno, SH: WTA Ala Kementerian Perdagangan 60 Kapusdiklatwas BPKP, Meidyah Indreswari: Make It Simple. Kerja Baik, Tidur Nyenyak, dan Tidak Stres 30 62 Kinerja versus Harapan Warta Daerah 65 Geliat Forbes APIP di Daerah Luar Negeri 66 Australia: From Capability reviews to Public Satisfaction GCG 70 Grow as A Country 5 SPIP 72 Sekilas Revisi: COSO Internal Control Integrates 33 Gubernur Sulawesi Utara: DR. Sinyo Harry Sarundajang: Framework 2012 Perkuat Pengawasan untuk Efektivitas Pembangunan HUKUM 76 Memosisikan Hukum sebagai Agent of Changes Apa Siapa 33 78 Jangan Menunggu di Muara, Jangan Marah di Muara, Lakukan dari Awal 79 Menciptakan Ruang Publik untuk Perbaikan Kinerja BPKP dalam Berita 80 WTA Dulu, Baru WBK... 81Changes from the Top 82 Sinergi Membangun Pengawasan Sektor Transportasi 84 Rakernis Dittipidkor Bareskrim Polri 85 Perbuatan baik Meski Kecil akan Menuai Manfaat 86 BPKP Harus Menjadi Contoh Implementasi SPIP 88 Menapak Langkah Tertib Administrasi Menuju WBK 90 Amanah untuk Lahirkan PNS Berkualitas 36 Bupati Tanah Datar: M. Shadiq Pasadigoe: APIP sebagai 91 Perlu Kesatuan Langkah untuk Berantas Korupsi Early Warning Systems 92 To be A Good Follower 37 Tertib Administrasi 93 Membangun Informasi Current Issue dengan Sistem Dashboard Nasional 94 Kado Ultah ke­29 BPKP Alamat Redaksi/Tata Usaha: Gedung BPKP Pusat Lantai 1 Jl. Pramuka No. 33 Jakarta Timur 13120 Tel/Fax. 62­021­85910031, pes 0102 dan 0103, Diterbitkan Oleh: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Berdasarkan: Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep­54/K/SU/2012 Tanggal 28 Januari 2011 STT Nomor: 958/SK/Ditjen PPG/STT/1982 Tanggal 20 April 1982 ISSN 0854­0519 Home-page: http://www.bpkp.go.id. e-Mail: warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi. WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 BPKP
  • 6. Editorial Pengawas intern Modern M anusia modern sering diartikan sebagai semakin terbatasnya sumber daya alam, hingga manusia yang mampu memecahkan semakin tinggi tuntutan akan terwujudnya sebuah masalah­masalah yang dihadapi dalam Kepemerintahan yang Baik dan Bersih. menjalani kehidupannya, tidak lagi Lalu bagaimana dengan Pengawas Intern? tergantung pada alam. Manusia modern diartikan Sebagaimana makna manusia modern, Pengawas juga secara fisik yaitu dimana manusia sudah intern modern diartikan sebagai seorang pengawas mampu menghasilkan secara intern yang mampu menghadapi masal produk­produk untuk tantangan dan memecahkan memenuhi kebutuhan­ masalah yang muncul dalam kebutuhannya, tidak hanya menjalankan peran dan fungsinya. mengambil hasil dari alam. Untuk itu pengawas intern harus Pengertian yang paling memiliki semangat, cara merasa, jelas diungkapkan oleh Alex cara berpikir, dan cara bertindak Inkeles, seorang Guru Besar yang modern. Sikap siap menerima dari Harvard University. pembaharuan dan perubahan, Ia menyebutkan, sebagai berorientasi waktu kekinian dan masa manusia modern, seseorang depan, dan keyakinan harus belajar harus memenuhi ciri­ciri yang untuk menguasai kompetensinya 6 berkaitan dengan semangat, 6 merupakan karakteristik yang harus cara merasa, cara berpikir, dan melekat pada diri pengawas intern. cara bertindak yang modern. Perkembangan jaman saat ini Beberapa ciri­ciri tersebut telah menuntut adanya perubahan adalah memiliki kesediaan peran dan fungsi pengawas intern untuk menerima pengalaman Alex Inkeles menjadi consultant dan assurance. baru dan terbuka bagi Hal ini mengandung arti, pengawas pembaharuan dan perubahan; memiliki kesanggupan intern memiliki pengaruh yang semakin besar dalam untuk membentuk atau mempunyai pendapat menjaga kelangsungan hidup organisasi. Pada mengenai sejumlah persoalan dan hal­hal yang sektor pemerintahan, peran pengawas intern dalam timbul di sekitarnya (demokratis dan tidak menerima mewujudkan Good Governance dan excellent services opini secara otokratis dan hirarki); berorientasi waktu juga semakin besar. Sejalan dengan itu, pengawas kekinian dan masa depan, bukannya masa lampau; intern harus mampu menguasai pengetahuan dan yakin bahwa orang dapat belajar untuk menguasai praktik manajemen terbaik dan terkini. Tidaklah alam dalam batas tertentu, bukan dikuasai seluruhnya mengherankan jika saat ini tuntutan terhadap oleh alam; dan sadar akan harga diri orang lain dan kompetensi pengawas intern semakin tinggi, bersedia menghargainya. seperti penguasaan terhadap sistem pengendalian, Pengertian di atas memberi kejelasan bahwa pengelolaan risiko, Teknologi Informasi, manajemen hakikat manusia modern adalah seseorang mutu (ISO), ataupun core bussiness organisasi. Lebih yang memiliki kemampuan untuk memecahkan dari pada itu, bukan hanya sekedar kompetensi, permasalahan yang dihadapi dalam menjaga namun semangat kerja, cara pandang, cara merasa kelangsungan hidupnya. Ciri­ciri yang diungkapkan dan cara bertindak Pengawas Intern harus dibangun oleh Alex Inkeles adalah perwujudan manusia secara baik agar mampu menghadapi tantangan dan tersebut di tengah perkembangan dunia saat ini yang hambatan yang dihadapi organisasi dalam menjalani sarat dengan conflict of interest, perubahan teknologi dinamika perubahan jaman n yang cepat, demokratisasi, hak asasi manusia, dan (triwib) Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP29 BPKP2012 WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE Tahun
  • 7. round up 7 Bagaimana potret efektivitas pengelolaan keuangan negara kita saat ini? Mungkin kita bisa melihat beberapa indikator berikut ini. Pada tahun 2011, Indeks Persepsi Korupsi Indo- nesia mendapat skor 3,0 pada skala 0 hingga 10. Indonesia berada pada posisi ke 100 dari 153 negara yang disurvei. Hal ini menunjukkan persepsi pelaku bisnis terhadap pelayanan publik di Indonesia masih diwarnai perilaku korup. H asil lebih memprihatinkan ditunjukkan oleh hasil survei PERC, dimana Indonesia menjadi negara paling korup di antara 16 negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi. Pada survei ini Indonesia mendapat skor 9,27 pada skala 0 – 10. Sementara itu, hasil survei Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang integritas penyelenggara pemerintahan menunjukkan skor rata-rata 6,31 pada skala warta pengawasan Edisi Khusus HUT Ke 29 BPKP
  • 8. round up 0 – 10. Walaupun nilai ini merupakan peningkatan kinerja (performance audit) atau jenis audit lainnya. dari tahun sebelumnya (5,42), namun merupakan Hal ini tentunya mengurangi ruang lingkup penurunan jika dibandingkan tahun 2009 (6,50) peranan APIP dalam memberikan sumbangan dan 2008 (6,85). pada proses penyelenggaraan pemerintahan dan Pengukuran efektivitas pengelolaan keuangan pembangunan. Selain itu, sifat auditnya masih negara Indonesia juga tercermin dari penilaian dengan pendekatan post audit, yaitu dilakukan PBB tentang Indeks Pembangunan Manusia atau setelah kegiatan atau program selesai dilakukan, Human Development Index, dimana Indonesia walaupun sudah ada yang melakukan pre-audit. mendapat skor 0,617 pada skala 0 – 1,0. Hal Sejalan dengan perkembangan paradigma ini merupakan peningkatan dari tahun-tahun fungsi dan peran pengawas intern saat ini sebelumnya yaitu 2008 (0,588), 2009 (0,593) dan sebagai konsultan dan quality assurer, kondisi 2010 (0,600). Dari penilaian terhadap kemudahan tersebut tentunya perlu dicermati secara seksama. berusaha (doing bussiness), Indonesia menempati Perubahan paradigma dan tuntutan stakeholders peringkat ke-122 dari 183 negara yang disurvei. menuntut APIP untuk melakukan berbagai Beberapa hasil survei di atas menunjukkan perubahan, termasuk perubahan metodologi dan bahwa efektivitas pengelolaan keuangan negara teknik pengawasannya. Saat ini muncul beberapa masih mengandung kelemahan. Persepsi para metodologi dan teknik audit mengiringi perubahan pelaku bisnis terhadap pelayanan publik di yang terjadi seperti policy evaluation, social audit, Indonesia masih buruk dan dipenuhi perilaku hingga probity audit. korup. Demikian juga dengan persepsi terhadap Dengan mempertimbangkan masih lemahnya tingkat integritas para aparat masih lemah. Lebih efektivitas pengelolaan keuangan negara saat 8 jauh lagi, hasil survei menunjukkan pembangunan ini, salah satu hal yang dapat dikembangkan manusia dan kemudahan berusaha di Indonesia adalah pengawasan secara menyeluruh sejak masih di bawah rata-rata negara lain di dunia. proses perencanaan dan penganggaran hingga Kondisi ini dapat menunjukkan bahwa Good pertanggungjawaban dan evaluasi. Dengan Governance dan Clean Government di Indonesia pengawalan yang lebih intensif, seluruh risiko tampaknya masih jauh dari jangkauan. yang muncul sejak awal hingga akhir akan dapat Bagi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah diantisipasi secara lebih tepat. Pengawas intern (APIP) kondisi ini tentunya menjadi sebuah diharapkan dapat memberikan jaminan yang perhatian yang tidak dapat disepelekan. Masih lebih baik dalam mencapai tujuan organisasi. lemahnya efektivitas pengelolaan keuangan negara Lebih jauh lagi, APIP diharapkan lebih berperan menjadi parameter juga bahwa peran dan fungsi dalam mewujudkan Good Governance dan Clean APIP dalam mengawal jalannya pembangunan Government di bumi Nusantara ini. belum berjalan secara optimal. Pengawas Pada penerbitan kali ini akan dibahas lebih internal, yang memiliki kewajiban memberikan dalam bagaimana gambaran umum tentang jaminan memadai tercapainya tujuan melalui pengawasan intern secara menyeluruh sejak efektivitas tata kelola, pengelolaan risiko, dan perencanaan hingga akhir proses manajemen. sistem pengendalian, tentunya harus melakukan Hal ini dikaitkan dengan wacana perwujudan instropeksi dan evaluasi diri tentang peran dan Wilayah Tertib Administrasi sebagai prasyarat layanannya selama ini. Wilayah Bebas dari Korupsi di Indonesia. Liputan Salah satu yang perlu menjadi perhatian Utama akan menyajikan juga berbagai bentuk adalah efektivitas metodologi dan teknik pengawasan intern yang telah dilakukan sejak pengawasan yang dijalankan selama ini. Pada proses perencanaan hingga akhir. Tidak ketinggalan saat ini, sebagian besar APIP di Indonesia masih akan disajikan artikel tentang Probity Audit, yaitu menggunakan audit kepatuhan (compliance sebuah bentuk pengawasan menyeluruh pada audit) dalam menjalankan perannya, dan baru proses pengadaan barang dan jasan sedikit yang sudah mengembangkan audit (triwib) Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 9. “Khitah pengawas intern adalah mendukung pencapaian kinerja satuan kerja. Pengawasan Intern harus dilakukan sejak dari tahap perencanaan hingga pelaporan….. “ (Wakil Presiden RI, Boediono pada acara Lokakarya Forbes APIP tahun 2012) 9 U ngkapan tersebut menunjukkan besarnya Di hadapan sekitar 500 peserta, Wapres menyampaikan harapan Wakil Presiden RI terhadap peran pesan agar para Pengawas jangan hanya terpaku pada pengawasan intern dalam mengawal ke­ancaran l ‘ekspose’ hasil pengawasan, karena ‘khitah’ pengawas jalannya penyelenggaraan Pemerintahan intern adalah mendukung pencapaian kinerja satuan dan Pembangunan di negara ini. Pada saat acara Forum kerja. Pengawasan harus dilakukan sejak dari tahap Bersama APIP tahun 2012 di Jakarta pada tanggal 22 perencanaan hingga tahap pelaporan, bahkan monitoring Februari 2012 yang lalu, ia mengungkapkan beberapa dan evaluasi. Sebagai contoh, penyusunan perencanaan hal penting terkait peran pengawasan intern dalam kegiatan harus benar-benar dilaksanakan dengan baik. mewujudkan Good Governance di Indonesia. Dalam Jika tidak, maka tinggal menunggu waktu munculnya pandangannya, pengawasan intern perlu dioptimalkan kelemahan-kelemahan dari satuan kerja. Pengawas intern perannya sejak awal hingga akhir proses manajemen agar harus pro aktif dan jangan menunggu sampai kegiatan kinerja satuan kerja tetap terjaga. selesai, apalagi hanya menunggu laporan yang masuk. Tuntutan terhadap peran yang lebih optimal dari Pengawas intern harus mampu melihat juga ‘critical point’ pengawasan intern memang menjadi sebuah keniscayaan. dari setiap kegiatan satuan kerja. Pengawasan intern merupakan salah satu proses mana­ Pada kesempatan itu Wapres juga me­ yam­ aikan n p jemen yang diharapkan menjadi pengawal paling depan pesan agar APIP mampu menyusun sebuah manual kerja untuk menjaga satuan kerja agar tidak melakukan kelalaian yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh APIP dalam atau penyimpangan dalam upaya mencapai tujuan bekerja. Saat ini Ia melihat kualitas APIP masih sangat organisasi. Pengawasan intern harus memantau semua bervariasi. Ada yang sudah menerapkan manajemen risiko yang ada dan memberi jaminan bahwa semua dapat pengawasan yang modern, namun masih banyak juga diantisipasi secara tepat hingga semua target kinerja dapat yang kualitasnya masih memprihatinkan. Dengan tercapai. Tidak berlebihan jika Wapres mengharapkan penerbitan manual tersebut, diharapkan ada standarisasi peran yang lebih besar dalam setiap tahapan proses terhadap kualitas kerjanya dan memotivasi APIP untuk manajemen sejak perencanaan hingga pelaporan. meningkatkan kapabilitasnya. (triwib) Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 10. Warta utama 10 10 Peran dan fungsi pengawasan intern selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan peraturan, teknologi, sosial, ekonomi, serta tuntutan pemangku kepentingan, menuntut unit pengawasan intern selalu melakukan evaluasi dan reposisi sesuai kebutuhan organisasi. dinamika Peran Pengawas intern Pada awal kelahirannya, pengawasan intern hadir untuk membantu pimpinan organisasi menilai apakah aturan yang berlaku atau kebijakan yang ditetapkan telah dijalankan dengan baik oleh pegawai atau belum. Pimpinan membutuhkan masukan tentang kepatuhan pegawai terhadap aturan yang berlaku. Perkembangan berikutnya, peran pengawasan intern meningkat dari sekedar penguji ketaatan, menjadi ‘mata telinga’ pimpinan dalam pengambilan keputusan. Pengawasan intern hadir sebagai ‘katalis’ yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional dalam mencapai tujuan organisasi. Orientasinya tidak sekedar menilai apa yang terjadi pada masa lampau, namun dapat menilai apa yang sedang terjadi saat ini dan memberi pandangan atau solusi atas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi saat ini. Sejalan dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi pada dunia usaha, tuntutan terhadap peran pengawas intern semakin besar. Pada saat ini, pengawas intern diharapkan mampu menjadi agen perubahan dan mendorong peningkatan nilai tambah dan efisiensi operasional organisasi. Hal ini dilakukan melalui pemberian jaminan yang memadai bahwa tata kelola (governance), pengelolaan risiko, dan sistem pengendalian telah berjalan secara efektif. Pengawas Intern tidak sekedar sebagai Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP29 BPKP2012 WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE Tahun
  • 11. Jejak Langkah Peran Pengawasan Intern Mewujudkan Good Governance Warta utama mata telinga dan katalis, namun berkembang sebagai dan performance audit, kegiatan baru seperti consultant dan quality assurer bagi manajemen. Dengan policy evaluation dan probity audit mulai dilakukan. paradigma baru, pengawas intern turut bertanggung Pengawasan intern dituntut juga untuk secara jawab untuk mewujudkan tata kelola yang baik serta proaktif memantau efektivitas sistem pengendalian sistem pe ngen dalian dan pengelolaan risiko yang dan pengelolaan risiko organisasi. Dengan penerapan efektif. Salah satu isu yang berkembang adalah peran berbagai standar mutu internasional seperti ISO, pengawasan intern dalam mencegah dan mendeteksi terkadang pengawas intern melakukan audit ketaatan fraud hingga terjaminnya pengelolaan keuangan yang terhadap pelaksanaan standar mutu tersebut. bersih dan bebas dari korupsi. Salah satu issue yang mengemuka tentang peran Perubahan peran Pengawas Intern tersebut diikuti quality assurer pengawasan internal saat ini adalah dengan pengembangan metodologi atau kegiatan pencegahan terhadap fraud. pengawasan yang digunakan. Jika pada awalnya Perubahan peran dan metode kerja pengawasan pengawasan intern menjalankan perannya melalui internal tersebut tercermin dari perubahan proporsi kegiatan reviu, monitoring, atau audit ketaatan, jenis kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja maka perkembangan berikutnya muncul berbagai Pengawasan Intern. Sebagai contoh, unit pengawasan jenis kegiatan pengawasan yang lebih canggih. intern United Nation (Perserikatan Bangsa­bangsa) Jenis kegiatan audit baru berkembang seperti mengalami perubahan proporsi jenis kegiatan yang operational audit, management audit, program audit, signifikan antara kegiatan sebelum tahun 2010 hingga performance audit. Hal tersebut berkembang dengan tahun 2011 dan tiga tahun berikutnya. mengikuti kebutuhan pengawasan intern dalam Menurut pimpinannya, Carman Louise Lapointe, menjalankan peranannya sebagai ‘mata telinga’ empat besar jenis kegiatan unit pengawasan pimpinan dalam mengendalikan jalannya organisasi. intern PBB tahun 2010 berupa operational audit, Jika sebelumnya pimpinan hanya mendapat regularity compliance, financial review, dan fraud and masukan mengenai ketaatan pegawai terhadap irregularities. Sedangkan tahun 2011 dan rencana peraturan dan kebijakan, dengan kegiatan tersebut kerja tiga tahun berikutnya didominasi dengan pimpinan mendapat masukan dalam mengendalikan kegiatan corporate governance, ERM process, strategy 11 pengelolaan keuangan dan kinerja organisasi. vs performance, dan ethic review. Hal yang sama terjadi Sejalan dengan perubahan paradigma peran pada berbagai unit pengawasan internal, termasuk pengawasan internal sebagai konsultan dan pada sektor korporasi. 11 quality assurer, jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengawasan internal mengalami perkembangan Peran Pengawasan intern pada Sektor juga. Jika sebelumnya kegiatan yang dilakukan Pemerintahan di indonesia lebih dominan pada kegiatan yang bersifat post­ Sejak awal Kemerdekaan Republik Indonesia tahun audit, yaitu dilakukan setelah kegiatan yang diawasi 1945, pengelolaan keuangan negara mengacu pada selesai dilaksanakan, maka dengan peran baru ini ketentuan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda porsi pre­audit semakin besar. Sebagai konsultan, yaitu ICW. Peran pengawasan intern dijalankan Pengawasan Intern kadang kala diminta oleh unit oleh unit kerja peninggalan Belanda yaitu Djawatan kerja untuk membantu memberikan pemahaman Akuntan Negara (Regering Accountantsdienst) yang yang lebih utuh mengenai sebuah peraturan atau bertugas melakukan penelitian terhadap pembukuan kebijakan sebelum sebuah kegiatan dilaksanakan. berbagai perusahaan negara dan jawatan. Selain Jenis kegiatan pengawasan intern sebagai konsultan itu pada Departemen Keuangan terdapat unit kerja antara lain sosialisasi dan bimbingan teknis atau Thesauri Jenderal yang mengawasi pengelolaan pengembangan sistem pengendalian yang mampu keuangan negara. Pada kondisi tertentu, Pemerintah mencegah penyimpangan. Terkadang pengawasan menerbitkan penugasan khusus sebagaimana saat intern melakukan information system audit untuk diindikasikan marak terjadi kasus korupsi pada menilai kualitas sistem pengendalian pada sistem pertengahan tahun 1950an. berbasis komputer. Pengawasan intern pemerintah mengalami Sebagai quality assurer, jenis kegiatan pengawasan kemajuan berarti pada era orde baru (1966 – 1998). intern juga mengalami perkembangan. Selain Dengan Keputusan Presiden Nomor 239 Tahun 1966, menjalankan kegiatan yang selama ini sudah dibentuk Direktorat Djendral Pengawasan Keuangan berjalan seperti reviu, monitoring, audit ketaatan, Negara (DDPKN) pada Departemen Keuangan. Tugas WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 BPKP Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP Tahun 2012
  • 12. Warta utama utama Warta DDPKN (dikenal kemudian sebagai DJPKN) meliputi reviu, verifikasi, serta audit ketaatan, termasuk pengawasan anggaran dan pengawasan badan usaha/ ketaatan terhadap aturan pengelolaan keuangan jawatan, yang semula menjadi tugas DAN dan Thesauri negara. Unit tersebut lebih menekankan pada Jenderal. DJPKN mempunyai tugas melaksanakan fungsinya untuk memberi keyakinan bahwa seluruh pengawasan seluruh pelaksanaan anggaran negara, pengelolaan keuangan negara telah dilaksanakan anggaran daerah, dan badan usaha milik negara/ sesuai dengan aturan yang berlaku. daerah. Selain itu dibentuk juga Inspektorat Jenderal Sejalan dengan berdirinya BPKP, jenis kegiatan pada setiap Departemen. pengawas intern yang dilakukan lebih berkembang. Pada tahun 1983, DJPKN ditingkatkan menjadi Pengawas intern Pemerintah tidak sekedar menilai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ketaatan dan kepatuhan, namun sudah melakukan (BPKP) yang bertanggung jawab langsung kepada Operational audit yaitu menilai efisiensi dan Presiden RI. Pada setiap Kementerian/Lembaga/ efektivitas kegiatan. Pada era ini, BPKP bahkan Pemerintah Daerah tetap diperkuat dengan unit melakukan audit keuangan yang bertujuan kerja Inspektorat, Sedangkan pada Badan Usaha memberikan opini terhadap Badan Usaha Milik Milik Negara (BUMN) terdapat Satuan Pengawasan Negara/Daerah. Terhadap kejadian yang berindikasi Intern (SPI). Walaupun mengalami beberapa kali tindak pidana korupsi, BPKP melakukan ‘audit khusus’. penyesuaian, namun secara umum struktur ini masih Pada awal tahun 1990an, BPKP mengembangkan berlangsung terus hingga saat ini. Audit terhadap Tujuh Aspek Strategis Nasional Sejalan dengan perkembangan peran dan fungsi (ASTRA) sebagai bentuk pengawas intern terhadap pengawas intern pada dunia bisnis, Walaupun program nasional yang bersifat strategis. Pada era agak lamban, peranan yang dilakukan oleh Unit 1980 – 1990 an ini, bentuk kegiatan Inspektorat K/L Pengawasan Intern Pemerintahan dan BUMN di dan Daerah masih didominasi dengan penugasan Indonesia juga mengalami perubahan sebagaimana audit ketaatan. terjadi pada dunia bisnis. Konsep manajemen Memasuki era otonomi daerah, dimana kewe­ pengawasan intern maupun metode dan teknik nangan Inspektorat K/L/Daerah dalam pengawasan 12 pengawasan modern diimplementasikan mengikuti semakin luas, bentuk kegiatan yang dilakukan kebutuhan manajemen Pemerintah saat itu. Pada juga semakin beragam. Salah satu kegiatan yang awalnya, jenis kegiatan yang dilakukan oleh Djawatan baru adalah reviu terhadap penyusunan Laporan Akuntan Negara dan DDPKN/DJPKN adalah kegiatan Keuangan Pemerintah. Selain tetap melakukan audit Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 13. Jejak Langkah Peran Pengawasan Intern Mewujudkan Good Governance Warta utama konsultatif yang diterima BPKP, seperti sosialisasi peraturan baru, bimbingan teknis penyusunan strategic planning (Renstra atau RPJMD), penganggaran 13 (APBD), Laporan Keuangan ketaatan, Inspektorat Kementerian/Lembaga mulai Pemerintah, ataupun Laporan juga melakukan audit kinerja dan evaluasi program Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah . BPKP atau kebijakan tertentu. Hal yang serupa terjadi juga sering juga menerima permintaan untuk membantu pada Inspektorat pada Pemerintah Daerah. Sesuai penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun (SPIP), Manajemen Risiko, serta Good Corporate 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Governance, baik pada sektor pemerintahan atau 23 tahun 2007, Inspektorat Daerah melakukan pe­ korporasi. Pada penanganan korupsi, BPKP diminta ngawasan dengan kegiatan pemeriksaan, monitoring untuk membangun sistem yang dapat mencegah atau dan evaluasi. Ruang lingkup Inspektorat meliputi mendeteksi sedini mungkin terjadinya korupsi, atau pengawasan administrasi umum dan urusan pe­ e­ m yang disebut Fraud Control Plan. rintahan. Administrasi umum meliputi kebijakan Terkait fungsinya sebagai quality assurer, daerah, kelembagaan, pegawai daerah, keuangan BPKP sering kali diminta Kementerian/Lembaga/ daerah dan barang daerah. Sedangkan urusan Pemerintah Daerah untuk melakukan joint audit atau pemerintahan meliputi urusan wajib, urusan pilihan, audit bersama, baik yang bersifat audit ketaatan dana dekonsentrasi, tugas pembantuan dan kebijakan ataupun audit kinerja. Salah satu bentuk konkritnya PHLN. adalah pengawasan Cost Recovery dan Optimalisasi Pasca reformasi, BPKP juga mengalami perubahan Penerimaan Negara. Dalam penanganan korupsi, signifikat terkait peran dan fungsinya sebagai BPKP diminta bantuannya untuk melakukan Pengawas Intern. Walaupun kewenangan untuk perhitungan kerugian negara. BPKP kadang kala melakukan audit berkurang, namun fungsi BPKP diminta bantuannya untuk memecahkan masalah sebagai consultant dan quality assurer justru semakin debottlenecking pembangunan, juga melakukan kuat dan nyata. Peran BPKP sebagai konsultan tampak pengawasan Hambatan Kelancaran Pembangunan dari banyaknya bentuk permintaan penugasan (HKP). Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 14. Warta utama aPiP menghadapi tantangan dalam Mewujudkan bertanggung jawab dapat meminta keterlibatan unit Good Governance pengawas internal untuk mengawalnya tentang hal Sesuai TAP MPR RI Nomor XI tahun 1998 telah yang sama. diamanahkan bagi jajaran Pemerintahan untuk Pendekatan pengawasan ini bertujuan untuk mewujudkan Kepemerintahan yang Bersih dan melakukan pencegahan penyimpangan secara lebih Bebas dari Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN). dini. Pengawasan internal dapat membantu memberi Sesuai dengan fungsinya, Pengawas Intern memiliki solusi untuk menurunkan tingkat risiko­risiko yang peran yang penting dalam mewujudkan Tata Kelola muncul sejak tahap perencanaan dan penganggaran Kepemerintahan yang Baik (Good Governance) hingga proses akhir manajemen yaitu monitoring menuju Kepemerintahan yang Bersih dan Bebas dan evaluasi. Pengawas intern dapat lebih KKN (Clean Government). Hal ini menjadi menjadi menjalankan fungsinya sebagai unit kerja yang harus tantangan juga bagi Aparat Pengawas Intern menjaga efektivitas tata kelola, pengelolaan risiko, Pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk dan sistem pengendalian. Melalui pengawasan sejak memberi keyakinan bahwa governance organisasi dini, unit pengawasan internal dapat mengetahui berjalan efektif. lebih dini kelemahan sistem dan prosedur atau Memberi keyakinan bahwa tata kelola organisasi aktivitas penendalian yang berjalan sehingga dapat pada sektor pemerintahan telah berjalan secara memberi solusi perbaikannya. efektif bukan hal mudah. Selain volume organisasi Pada sektor Pemerintahan di Indonesia saat yang besar, jenis kegiatan pada sektor publik ini, pengawasan seperti di atas sudah mulai memiliki kompleksitas yang tinggi. Hal ini semakin diterapkan. Pada akhir­akhir ini, BPKP sering rumit karena citra negatif yang masih melekat erat kali diminta Kementerian/Lembaga/Pemerintah pada kalangan aparatur pegawai negeri, yaitu masih Daerah untuk mengawal pengelolaan anggaran kurang kapabel dan minta dilayani. Dengan kondisi sejak tahap perencanaan. BPKP seringkali diminta tersebut, mewujudkan Good Governance manjadi bimbingan teknis dalam penyusunan Rencana tantangan besar bagi seluruh komponen bangsa, Strategis Kementerian/Lembaga atau RPJMD. 14 termasuk APIP. Demikian juga dalam proses penyusunan APBD, Langkah penting yang perlu diambil oleh Pemerintah Daerah seringkali meminta bantuan APIP adalah dengan mengoptimalkan peran dan BPKP untuk mengawalnya. Dalam memperbaiki fungsinya sebagai quality assurer dan consultant. tata kelola, BPKP seringkali diminta bantuannya Metodologi dan teknik pengawasan yang digunakan untuk memperbaiki sistem seperti penerapan perlu dikembangkan lebih lanjut agar Pengawas sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Pada Intern di Indonesia dapat mendukung terwujudnya tahap pelaksanaan anggaran, BPKP kadang diminta Good Governance menuju Clean Government. bantuannya untukmelakukan kegiatan yang sifatnya Salah satu hal yang tengah berkembang saat ini seperti reviu atau verifikasi seperti pengawasan Cost adalah melakukan pengawasan intern secara lebih Recovery pada pengelolaan Minyak dan Gas Bumi, dini pada proses manajemen. Pengawas intern akan atau Optimalisasi Penerimaan Negara. Demikian dilakukan lebih awal sejak proses perencanaan juga pada tahap akhir manajemen, BPKP pernah dan penganggaran hingga pertanggungjawaban diminta bantuannya oleh Kementerian Keuangan dan monitoring dan evaluasi pada setiap tingkatan untuk melakukan monitoring terhadap realisasi Dana kegiatan. Pengawasan yang semula lebih didominasi Alokasi Khusus. pengawasan post audit, dubah dengan lebih Untuk meningkatkan peran dan fungsi APIP menekankan pada pengawasan pre­audit. dalam mewujudkan Good Governance menuju Pengawasan ini merupakan peningkatan Clean Government, saat ini berkembang beberapa keterlibatan pengawas intern dalam proses bentuk kegiatan pengawasan. Salah satunya adalah manajemen. Pada proses perencanaan, unit kerja Probity Audit. Bentuk pengawasan ini merupakan bidang perencanaan dapat meminta keterlibatan pengawasan atas barang dan jasa yang dilakukan unit pengawas internal untuk mengawalnya, secara menyeluruh sejak awal hingga akhir proses khususnya melalui peran konsultansi, tentang manajemen yaitu dari perencanaan hingga ketentuan yang berlaku dan best practice monitoring dan evaluasi. Pengertian lebih lanjut dari perencanaan. Demikian juga pada proses Probity Audit akan diuraikan pada artikel berikutnyan penganggaran dan pelaksanaan anggaran, unit yang (triwib) WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 BPKP
  • 15. Warta utama P engawasan Intern yang lebih intensif sejak awal hingga akhir proses manajemen merupakan ide yang menarik. Namun demikian agar penerapannya efektif, perlu dilengkapi dengan berbagai perangkat manajemen pengawasan. Tanpa perangkat yang memadai, pengawasan intern dapat menghambat kelancaran proses manajemen. Hal ini diungkapkan oleh Carman Louise Lapointe (Under Secretary General for Audit and Oversight, United Nations) pada saat Seminar Nasional Internal Auditor tahun 2012, dan oleh Djadja Sukirman, Deputi Administrasi Umum Sekretariat Wakil Presiden RI di ruang kerjanya. Carman Loiuse Lapointe mengungkapkan bahwa peningkatan peran pengawasan internal sejak proses perencanaan hingga monitoring dan evaluasi merupakan ide yang menarik. Keterlibatan Pengawas Intern sejak awal 15 akan meningkatkan efektivitas pengawasan intern dalam mencegah terjadinya penyimpangan. Namun demikian, peran ini dapat menimbulkan risiko baru yaitu munculnya conflict of interest antara manajemen dengan pe­ gawas n intern. Intervensi pengawas intern yang terlalu dalam akan mengurangi inpendensi manajemen dalam mengambil keputusan. Untuk mengantisipasi risiko tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah perlu adanya aturan yang jelas tentang batasan apa yang menjadi kewenangan dari pengawas intern ketika membantu manajemen. Pengaturan ini harus jelas agar independensi mana­ emen dalam j mengambil keputusan tetap terjaga dan pengawas internal tidak menghambat proses pengambilan keputusan. Hal senada diungkapkan oleh Djadja Sukirman yang mengatakan bahwa yang terpenting ada meka­ isme yang n jelas dalam melakukan pengawasan tersebut. Pengawas Intern harus memiliki Standard Operating Procedure (SOP) dalam melaksanakan tu­ as pendampingan penyusunan g perencanaan dan penganggaran. “Bagaimanapun yang melakukan perencanaan itu manajemen. Jadi Pengawas Internal tidak perlu ikut-ikutan merencanakan. Tugas utama dari Pengawas Intern itu memberi feed back pada manajemen agar pengelolaan organisasi, termasuk perencanaan berjalan baik”, ungkapnya. (triwib)/nuri/nani/edy/yus) Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 16. 16 S eluruh risiko yang muncul sejak awal hingga akhir proses Pengawasan sejak awal manajemen, diantisipasi melalui pengawasan intern yang (perencanaan) hingga akhir bersifat pre emptive dan preventif. Dengan pendekatan ini, proses manajemen yaitu saat pengawasan intern tidak lagi didominasi dengan kegiatan pelaporan serta monitoring yang bersifat post audit, namun lebih banyak yang bersifat pre audit. Hal ini telah menjadi kecenderungan baru di dunia pengawasan intern dan evaluasi, pada hakikatnya sebagaimana terjadi pada unit pengawasan intern United Nation. adalah memberikan Sebagai salah satu indikator awal keberhasilan proses pengawasan pengawalan yang lebih intern yang efektif adalah terwujudnya ketertiban administrasi organisasi. Dengan pengawasan intern yang lebih intensif sejak awal, intensif agar pengelolaan seluruh sistem dan prosedur akan berjalan secara tertib dan berkualitas. risiko organisasi lebih efektif. Perencanaan organisasi akan tertib sesuai ketentuan yang berlaku hingga dapat berjalan secara efektif memberi arah jalannya organisasi. Proses penganggaran akan tertib keselarasannya dengan perencanaan organisasi dan sesuai standar biaya yang berlaku. Pengelolaan sumber daya manusia dan aset organisasi berjalan tertib hingga dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi. Kondisi-kondisi ini merupakan pondasi dasar dalam menuju terlaksananya peran dan fungsi organisasi yang optimal. Instansi pemerintah atau satuan kerja yang telah tertib administrasinya Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 17. dari Wilayah Tertib Administrasi menuju Good Governance Warta utama dapat disebut telah mewujudkan ‘Wilayah Tertib tercapainya Wilayah Bebas dari Korupsi. Kondisi inilah Administrasi’ atau WTA pada organisasinya. sebagai perwujudan dari sebuah kepemerintahan Wilayah Tertib Administrasi merupakan suatu yang Baik (Good Governance) untuk selanjutnya capaian instansi yang menggambarkan tercapainya menuju Kepemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN rencana kerja secara tepat waktu dan secara efisien, (Clean Government). tertib penataan BMN/BMD, tertib administrasi Sebuah instansi atau satuan kerja dapat dikatakan belanja perjalanan dinas, terselenggaranya penilaian menjadi Wilayah Bebas dari Korupsi jika memenuhi risiko secara rutin, tersusunnya Fraud Control Plan, beberapa indikator meliputi indikator mutlak, tercapainya level kompetensi APIP yang memadai, indikator operasional, dan indikator indikator telah ditindaklanjutinya rekomendasi dari BPK dan penunjang. Indikator mutlak yang digunakan APIP, penyerapan anggaran yang optimal dalam meliputi nilai indeks integritas berdasarkan penilaian rangka mendukung kinerja dan kepatuhan kepada KPK, nilai indeks kepuasan masyarakat, jumlah peraturan, serta pemerintahan yang bersih dan bebas kerugian negara yang diselesaikan , jumlah temuan dari korupsi pada instansi tersebut. Pencapaian inefektif dan in efisien dari APIP, jumlah pegawai Wilayah Tertib Administrasi merupakan modal awal yang dijatuhi hukuman disiplin dan kasus korupsi, bagi instansi pemerintah atau satuan kerja dalam dan jumlah pengaduan masyarakat yang tidak mewujudkan Kepemerintahan yang Baik (Good terselesaikan. Indikator Operasional yang digunakan Governance). Indikator sebuah instansi mencapai meliputi penandatangan dokumen pakta integritas, Wilayah Tertib Administrasi terbagi atas tiga kelompok LHKPN, Akuntabilitas kinerja, Laporan Keuangan, Kode tertib yaitu tertib pengelolaan keuangan dan BMN/ etik, whistleblower system, program pengendalian BMD, tertib pengawasan, dan tertib SPIP. gratifikasi, kebijakan penanganan conflict of interest, Terwujudnya WTA merupakan pondasi awal program inisiatif anti korupsi, kebijakan pembinaan sebelum mencapai kondisi lain yang lebih besar. purna tugas, dan pelaporan transaksi tidak wajar Dengan mencapai WTA, maka instansi atau PPATK. Sedangkan indikator penunjang meliputi satuan kerja akan memperoleh opini Wajar Tanpa promosi jabatan secara terbuka, rekruitmen secara Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangannya. terbuka, mekanisme pengaduan masyarakat, 17 17 Tanpa adanya administrasi yang tertib, penyajian e-procurement, pengukuran kinerja individu, dan informasi keuangan organisasi akan bias dari kondisi keterbukaan informasi publik. sebenarnya, dan mustahil satuan kerja tersebut akan Wilayah Tertib Administrasi, Wajar Tanpa mendapat opini WTP dari BPK RI. Pengecualian, dan Wilayah Bebas dari Korupsi Kondisi selanjutnya, jika satuan kerja telah merupakan tonggak-tonggak yang harus dicapai oleh mewujudkan WTA dan memperoleh opini WTP dari setiap instansi pemerintan atau satuan kerja dalam BPK RI, maka hal ini menjadi jembatan menuju kondisi membangun Good Governance dan Clean Government, sebagai perwujudan amanah rakyat sebagaimana tertuang pada TAP MPR RI nomor XI tahun 1998. Langkah di atas dapat terwujud secara optimal jika didukung peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif . Dengan bentuk pengawasan yang lebih intensif sejak tahap perencanaan hingga akhir proses manajemen, diharapkan hal tersebut di atas akan semakin mudah untuk diwujudkan. (triwib) Sumber: Paparan Kepala BPKP Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 18. Warta utama 18 Istilah Probity Audit mungkin masih belum terlalu familiar di telinga kita. Jenis audit ini baru muncul akhir-akhir ini dipicu oleh semakin banyaknya kasus korupsi dan pelanggaran etika perilaku yang terjadi pada penyelenggara pemerintahan. Walaupun di manca negara jenis audit ini sudah berkembang sejak tahun 1990an, namun di Indonesia baru muncul pada dua atau tiga tahun terakhir ini. P robity memiliki arti sebagai integritas, pada suatu kegiatan. Lebih daripada itu, audit ini kejelasan, dan kejujuran. Istilah ini digunakan dilakukan untuk menilai seluruh proses yang terjadi mengacu pada sifat dari audit itu sendiri yang sejak awal perencanaan hingga akhir yaitu monitoring bertujuan untuk menilai integritas, kejelasan, dan evaluasi hasilnya. Pada pengadaan barang dan dan kejujuran dari sebuah kegiatan atau entitas. jasa, audit dilakukan mulai dari proses identifikasi Pada umumnya, probity audit digunakan pada proses kebutuhan sampai dengan barang/jasa dimanfaatkan pengadaan barang dan jasa dengan kondisi tertentu. atau hanya beberapa tahapan terpilih dari proses Probity audit dilaksanakan tidak sekedar untuk pengadaan barang/jasa. Walaupun demikian, mencegah terjadinya korupsi atau ketidak jujuran manajemen probity yang efektif lebih menekankan Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP29 BPKP2012 WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE Tahun
  • 19. Probity Audit Warta utama pada prosedur, proses, dan sistem yang digunakan Daerah dalam satu tahun anggaran atau lebih. daripada pencapaian hasil. Sasaran probity audit adalah : Probity Audit bukanlah jenis audit yang bersifat • Meyakinkan bahwa pengadaan barang/jasa dilaku- rutin. Menurut New South Wales – Independent kan secara benar sesuai dengan kebutuhan yang Commision Against Corruption (NSW ICAC), terdapat benar, baik dari segi jumlah, kualitas, waktu dan nilai beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan ketika pengadaan yang menguntungkan negara. akan menggunakan Probity Audit, meliputi : • Meyakinkan bahwa prosedur pengadaan barang/ • Integritas pelaksanaan proyek atau kegiatan jasa yang digariskan dalam Pedoman Pelaksanaan dipertanyakan atau diragukan. Pengadaan Barang/Jasa telah diikuti dengan benar • Ada pengalaman terjadi kontroversi atau litigasi sesuai ketentuan perundang­undangan yang ber­ pada pelaksanaan kegiatan atau proyek serupa laku. • Kegiatan atau proyek memiliki ‘politically sensitive’ • Meyakinkan bahwa kuantitas, kualitas dan harga ba- dan potensi terjadi kontroversi rang/jasa yang diperoleh melalui proses pengadaan • Untuk mengantisipasi timbulnya persepsi telah sesuai dengan ketentuan dalam kontrak serta telah terjadi bias atau ‘favoritism’ pada proses diserahterimakan tepat waktu. pelelangan. • Meyakinkan bahwa barang yang diperoleh te- • Kegiatan atau proyek inovatif dimana perlu adanya lah ditempatkan di lokasi yang tepat, dipertang­ perlindungan terhadap ‘intelectual property’. gungjawabkan dengan benar, dan dimanfaatkan • Kegiatan atau proyek sangat rumit atau complex, sesuai tujuan penggunaannya. seperti kegiatan Built, Operate, Transfer (BOT). • Mencegah penyimpangan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa. • Mengidentifi kasikan kelemahan sistem pengendalian Pelaksanaan Probity Audit didasari oleh prinsip­ intern atas pengadaan barang/jasa guna penyem­ prinsip : purnaan sistem tersebut. • Best value for Public Money Setiap pengeluaran keuangan negara harus Teknik yang digunakan dalam melakukan Probity memberikan value for money yang terbaik. Hal ini bukan berarti pengadaan barang dan jasa dengan Audit antara lain melalui desk audit, field audit, 19 19 menetapkan harga yang termurah, namun harus benchmarking atau penggunaan tenaga ahli dari luar. memberi keyakinan bahwa penetapan akan Desk audit dilakukan dengan penelaahan terhadap memberikan hasil (outcome) yang terbaik. peraturan perundang­undangan yang berlaku • Impartiality and Fairness dan mengidentifikasikan kelemahan dalam sistem Audit diarahkan untuk menjaga kenetralan dan dan prosedur pengadaan barang/jasa. Field audit keadilan tetap berjalan pada setiap tahapan proses dilakukan dengan pemeriksaan lapangan terkait kegiatan. kebenaran jumlah, mutu dan penempatan, ketepatan • Deal with Conflict of Interest waktu penyerahan dan pemanfaatan barang/jasa. Dari berbagai kasus yang dilaporkan, sebagian Benchmarking yaitu melakukan perbandingan harga, besar terkait dengan adanya conflict of interest dan penggunaan tenaga ahli pada umumnya untuk antara tugas pemerintahan dengan kepentingan menilai kewajaran kualitas barang/jasa. publik. Audit harus mampu mengungkapkan Penerbitan pedoman probity audit memang adanya conflict of interest yang ada dan memberi menjadi sebuah langkah maju dalam pengembangan keyakinan hal tersebut telah dikelola secara tepat. jenis kegiatan pengawasan intern di Indonesia. Hal • Accountability ini diharapkan dapat meningkatkan peran pengawas Kegiatan atau proyek harus dilaksanakan secara intern dalam mengawal jalannya roda organisasi. Yang akuntabel dan transparan. Hal ini akan memberi menjadi tantangan berikutnya adalah membuktikan kepercayaan pada masyarakat bahwa sumber daya bahwa metodologi ini mampu meningkatkan telah dikelola dengan baik. efektivitas peran pengawasan intern dalam ` Pada tahun 2012 BPKP telah menerbitkan pedoman probity audit pengadaan barang dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di jasa. Pedoman tersebut menyebutkan bahwa jenis Indonesian audit ini adalah audit dengan tujuan tertentu (triwib) dengan ruang lingkup audit adalah setiap kegiatan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian/Lembaga/Institusi dan Pemerintah WARTA PENGAWASAN EDISI KHUSUS HUT KE 29 BPKP Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke­29 BPKP Tahun 2012
  • 20. Warta utama 20 Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 21. Warta utama Entah disadari atau tidak, pengawalan aparat pengawasan intern sejak awal proses manajemen ternyata telah dilakukan secara terbatas. Perubahan paradigma pengawas intern sebagai konsultan dan assurer telah mendorong satuan kerja atau unsur manajemen lain untuk berinisiatif meminta bantuan konsultansi dari pengawas intern. Semakin tingginya risiko-risiko yang dihadapi, telah mendesak pengawas intern untuk tidak hanya berperan pada tahap controlling atau akhir proses manajemen, tetapi masuk juga dalam tahap planning organizing, dan actuating. U ntuk dapat melaksanakan peran tersebut, Intern Pemerintah yang merupakan amanah PP tentu saja banyak hal yang harus dipenuhi, Nomor 60 Tahun 2008 dan pembangunan Sistem diantaranya profesionalisme, integritas, Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). independensi, dan kompetensi yang tidak Pada fase pelaksanaan, BPKP yang dilengkapi biasa. Internal auditor tidak cukup memiliki latar tenaga-tenaga auditor membantu pemerintah daerah belakang ilmu auditing dan akuntansi saja tetapi juga untuk tertib administrassi dengan sebuah tujuan yaitu ilmu manajemen dan pemahaman atas bisnis proses tercapainya opini wajar tanpa pengecualian (WTP). organisasi. Namun, tentu saja pola pengawasannya Sementara itu pada tahap controlling, BPKP juga bukan dalam bentuk intervensi pada ranah mendorong penguatan internal auditor pemerintah manajemen tetapi lebih pada konsultasi dini untuk daerah agar dapat memberi nilai bagi organisasinya, meminimalisir penyimpangan. diantaranya dengan keberadaan Pusbin JFA BPKP Praktik pengawasan intern seperti itu, sebenarnya dan Pusdiklatwas BPKP. Tidak jarang juga pemerintah sudah berjalan baik pada beberapa perusahaan daerah meminta BPKP untuk bekerja sama dengan sektor privat maupun sektor pemerintah. Kondisi ini inspektorat daerah untuk melakukan joint audit. 21 tentu saja untuk menjawab tuntutan stakeholders Untuk lingkup K/L, banyak juga peran BPKP dalam terhadap pengawas intern yang melakukan peran mengawal jalannya proses manajemen pemerintahan pengawasan intern. Hal itu tercermin pada saat seperti optimalisasi penerimaan negara melalui Tim acara Seminar Nasional Internal Auditor tahun 2011 Optimalisasi Penerimaan Negara (TOPN). Di samping di Kota Batam, beberapa pimpinan BUMN besar di itu, penghematan belanja negara melalui pengawasan Indonesia menyampaikan ekspektasinya terhadap cost recovery, hambatan kelancaran pembangunan, peran pengawas intern, yaitu pimpinan dari PT Telkom eskalasi, dan klaim sebagai bagian dari proses Indonesia, PT Pertamina (Persero), dan PT Kereta Api actuating, dan monitoring DAK sebagai bagian dari Indonesia. Pda kesempatan itu mereka mengatakan proses controlling. Seperti apa pola kerja pengawasan agar internal auditor harus lebih menekankan peran dari awal yang telah dilakukan BPKP? Berikut WP sebagai konsultan dan quality assurance daripada mencoba menyajikan beberapa praktik pengawasan mencari-cari kesalahan. dari awal hingga akhir: Beberapa praktik pengawasan sejak awal telah Penerimaan Negara (TOPN). Sejak berdirinya tahun dijalani oleh salah satu Aparat Pengawasan Intern 1998 sampai dengan tahun 2011, TOPN telah meng­ Pemerintah yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan hasilkan temuan audit dengan realisasi penyetoran Pembangunan atau BPKP. Dalam rangka membantu ke kas negara sebesar Rp32,93 triliun dan sejumlah instansi pemerintah Pusat dan Daerah, BPKP seringkali kajian. Di samping itu, penghematan belanja negara diminta bantuannya untuk melakukan pengawalan melalui pengawasan cost recovery, hambatan kelan­ sejak awal proses manajemen, seperti konsultasi dan caran pembangunan, eskalasi, dan klaim sebagai pendampingan penyusunan Rencana Pembangunan bagian dari proses actuating, dan monitoring DAK Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan penyusunan sebagai bagian dari proses controlling. Seperti apa Rencana Kerja tahunan (RKT) yang merupakan bagian pola kerja pengawasan dari awal yang telah dilakukan dari proses planning. Dalam proses organizing, BPKP BPKP? Berikut WP mencoba menyajikan beberapa juga secara terus menerus mendorong pemerintah praktik pengawasan dari awal hingga akhir: daerah untuk menerapkan Sistem Pengendalian Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 22. Warta utama R eformasi manajemen keuangan di Indonesia Menghadapi kesulitan tersebut di atas, memberi harapan terwujudnya pengelolaan Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah seringkali keuangan negara yang lebih efisien, efektif meminta bantuan BPKP untuk mendampingi proses dan akuntabel. Perubahan signifikan yang penyusunan perencanaan pembangunan dan ditandai dengan terbitnya Paket Undang-undang penganggaran. Pada umumnya mereka tidak segan Keuangan Negara tahun 2003 – 2004 tersebut untuk mengirimkan surat permintaan bantuan tenaga menuntut setiap instansi pemerintah pusat dan teknis untuk melakukan bimbingan teknis sesuai daerah untuk merubah sistem dan prosedur serta yang dibutuhkan oleh instansinya. Sebagian besar mekanisme pengelolaan keuangan negaranya. dari mereka telah didukung oleh penandatangan Implementasi peraturan baru ini rupanya tidak Memorandum of Understanding (MoU) dengan BPKP semudah yang dibayangkan. Banyak kendala yang dalam rangka kerja sama bantuan teknis dalam 22 dihadapi oleh instansi pemerintah pusat dan daerah. mewujudkan Kepemerintahan yang Baik (Good Hal ini mengakibatkan proses pengelolaan keuangan Governance). negara masih belum sesuai ketentuan yang berlaku. Lalu, bagaimana peran BPKP dalam proses Salah satunya adalah dalam proses penyusunan perencanaan? Peran yang dilakukan oleh BPKP perencanaan pembangunan dan penganggaran. diantaranya menjaga kebenaran format sesuai Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi (anev) ketentuan yang berlaku, menjaga keselarasan antara yang dilakukan BPKP pada tahun 2011, masih banyak RPJMD yang tengah disusun dengan Perencanaan Pemerintah Daerah yang belum menyusun dokumen Pembangunan Nasional dan Rencana Kerja perencanaan secara lengkap dan utuh (74,4%), Pembangunan Tahunan; meningkatkan kapasitas, mulai dari belum adanya keselarasan antar dokumen kapabilitas, dan kompetensi sumber daya manusia Perencanaan Pembangunan Daerah, serta rumusan Pemerintah Daerah melalui pelatihan dan bimbingan sasaran dan Program yang belum dilengkapi dengan yang terencana dan terarah; serta reviu dan target dan indikator kinerja. Dapat dibayangkan, penyesuaian dokumen Perencanaan Pembangunan bagaimana hasil pelaksanaan kegiatan yang menyerap Daerah agar selaras dengan target dan sasaran triliunan rupiah dengan perencanaan yang tidak Pembangunan Nasional. Hal ini dilakukan dengan terintegrasi dan terukur secara nasional? Hasil analisis tetap mengacu pada Visi dan Misi Pimpinan instansi dan evaluasi tersebut menyebutkan dua penyebab atau Kepala Daerah. mendasar yaitu keterbatasan SDM perencanaan dan Untuk menjamin kualitas hasil kerja dan adanya lemahnya koordinasi antar instansi daerah. Padahal, keseragaman dalam proses pendampingan, BPKP dalam menyusun dokumen perencanaan, hal yang telah memiliki pedoman Asistensi RPJP dan RPJMD. paling penting adalah sinkronisasi antara tujuan Melalui pendampingan yang dilakukan BPKP, dengan kegiatan, alokasi dana yang dibutuhkan, diharapkan dokumen perencanaan yang dihasilkan serta mekanisme pelaksanaan. Tanpa memperhatikan pemerintah daerah dapat secara nyata digunakan hal-hal tersebut, perencanaan hanya akan tinggal sebagai acuan kerja dalam proses penganggaran, dan perencanaan tanpa menghasilkan outcome yang menghasilkan kinerja yang terukur, serta mendukung mengarah pada sebuah tujuan yang terukur. pencapaian program nasional. Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 23. Bimbingan Teknis Penyusunan RPJM dan APBN Warta utama Dalam pelaksanaan pendampingan, langkah Melalui pendampingan dalam proses perencanaan, awal yang dilakukan oleh BPKP adalah dengan sebenarnya, proses pengawalan yang dilakukan melaksanakan pembicaraan kepada pejabat yang oleh pengawas intern akan sangat bermanfaat terkait mengenai ruang lingkup penugasan dan sehingga dokumen perencanaan akan menjadi lebih batasan kewenangan yang dimiliki tim bimbingan efektif dan tentu saja akan memudahkan dalam teknis. Selanjutnya, BPKP dapat dilibatkan pada pelaksanaan dan pengawasannya. setiap tahap penyusunan dokumen perencanaan Hal yang hampir sama saat BPKP mendampingi pembangunan, mulai dari persiapan, rancangan awal, instansi pemerintah pada proses penyusunan pelaksanaan musrenbang, rancangan akhir, sampai anggaran. BPKP melakukan bimbingan teknis saat penetapan sesuai dengan kewenangan yang terhadap penyusunan APBD dalam rangka mengawal dimiliki. Hal ini menjadi sangat penting mengingat ketaatan penyusunan APBD sesuai dengan peraturan proses perencanaan di samping memerlukan teknis yang berlaku. Beberapa hal yang sering menjadi perencanaan juga harus memperhatikan aspek politis kendala seperti ketidakpahaman petugas penyusun dan partisipasi masyarakat. Beberapa poin yang anggaran dalam menyusun format anggaran, menjadi perhatian BPKP, diantaranya: merumuskan indikator kinerja, akurasi perhitungan, 1) Keselarasan antara program nasional dengan dan penerapan akuntansi pemerintahan menjadi daerah serta antara program dengan kegiatan, salah satu konsentrasi BPKP dalam mengawal serta isu-isu strategis yang ada di daerah penyusunan APBD tersebut. 2) Ketajaman penetapan indikator kinerja sehingga Pada saat melaksanakan bimbingan teknis setiap pelaksanaan program atau kegiatan dapat penyusunan anggaran, BPKP tidak terlibat dalam diukur tingkat keberhasilannya pada satu tujuan proses penetapan nilai anggaran yang menjadi nasional domain eksekutif dan legislatif terkait. Dalam Dalam pelaksanaannya, kegiatan asistensi oleh melakukan layanan tersebut, BPKP terbatas BPKP dapat hanya berupa konsultasi maupun mengawal kesesuaian format dan penerapan pendampingan secara langsung dalam setiap akuntansi pemerintahan berdasarkan ketentuan tahapan tergantung kebutuhan pemerintah daerah. yang berlaku. 23 (Tanti/Nani/Triwib/Sari/Diana) Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 24. Warta utama K elemahan sistem pengendalian intern akan banyak K/L dan Pemerintah Daerah yang merespon memicu penyimpangan dalam pelaksanaan penerapan SPIP melalui penerbitan Peraturan Menteri/ proses bisnis organisasi. Untuk itu, upaya yang Kepala Lembaga/Kepala Daerah (Permen/Perka/Perkada). paling efektif adalah melalui pembenahan Dari 33 dan 47 Kementerian dan lembaga, yang telah sistem pengendalian intern dilingkungan birokrasi. memiliki Peraturan SPIP sebanyak 24 dan 22. Sedangkan Melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 60 untuk tingkat pemerintah daerah, seluruh Pemerintah Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 tentang Sistem Provinsi telah memiliki peraturan mengenai SPIP. Untuk Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP telah memiliki pemerintah kabupaten dan kota, dari 398 dan 93 yang peran yang sangat strategis untuk mendorong K/L/P telah memiliki peraturan mengenai SPIP sebanyak 325 untuk penerapannya, mulai dari identifikasi kelemahan dan 84. atau diagnostic assessment, penyusunan rencana aksi Untuk implementasi SPIP, beberapa kegiatan telah pembenahan dan membangun inftrastruktur, serta eva­ dilakukan BPKP, di antaranya melalui bimbingan dan luasi penerapannya. konsultasi (Bimkon), Pemetaan/Diagnostic Assessment Hingga akhir tahun 2011, BPKP telah melaksanakan SPIP terhadap 12 K/L dan 124 Pemerintah Daerah, banyak hal untuk menjalankan amanah PP tersebut, monitoring perbaikan SPI terhadap 72 pemerintah daerah. 24 diantaranya melalui penerbitan pedoman/petunjuk Bimbingan dan konsultasi lainnya dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan SPIP; Sosialisasi kepada kepada 16 kementerian/lembaga dan 54 pemerintah daerah. seluruh K/L/Pemda; diklat SPIP; Bimbingan dan konsultasi; Bimkon lainnya ini berupa bimbingan teknis SPIP selain Pembinaan APIP; dan kegiatan lain yang dibiayai IDF tentang DA dan Monitoring Perbaikan SPIP. Sementara Grant World Bank. untuk peningkatan kapabilitas APIP, BPKP juga melakukan Terkait pedoman, selama tahun 2011, Satgas PP SPIP kegiatan pembinaan APIP oleh Pusat Pembinaan JFA, yaitu telah mengeluarkan tujuh Pedoman/petunjuk teknis Workshop Manajemen Pengawasan bagi Pimpinan APIP; penyelenggaraan SPIP yang merupakan pelengkap dari Workshop Pedoman Peningkatan Kapabilitas APIP dan 26 Pedoman teknis penyelenggaraan SPIP yang te­ ah l Pedoman Bimbingan Teknis Peningkatan Kapabilitas APIP; terbit pada tahun 2010. Ketujuh pedoman ter­­­­ sebut adalah Piloting Peningkatan Kapabilitas APIP pada Inspektorat Pedoman Monitoring Perbaikan SPIP di Lingkungan Kabupaten Lombok Barat dan Inspektorat Provinsi Instansi Pemerintah TA 2011; Petunjuk Teknis Pemetaan Kalimantan Tengah serta FGD Pembentukan Organisasi dan Perbaikan SPIP Instansi Pemerintah TA 2011; Pedoman Profesi Auditor. Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP; pedoman Untuk lebih mengoptimalkan peran BPKP sebagai pelaksanaan Pernilaian Risiko di Lingkungan Instansi Pembina SPIP, saat ini Bank Dunia juga ikut berkontribusi Pemerintah; Pedoman pelaksanaan Penyelenggaraan melalui pemberian grant. Sebagai tahap awal, kegiatan Kegiatan Pengendalian di Lingkungan Instansi Pemerintah; yang telah dilaksanakan melalui pendanaan Bank Dunia, Pedoman pemantauan pengembangan penyelenggaraan yaitu penunjukkan konsultan Internasional, Round table SPIP; dan Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas discussion (Workshop II-WB-US$) dan Training CEE (1) dan APIP. CSA (2). Di samping itu, BPKP telah melakukan sosialisasi SPIP Berbagai upaya yang telah dilakukan BPKP diharapkan terhadap 119 instansi dengan rincian 3.742 Kementerian/ dapat menjadi faktor pemicu efektifitas penerapan SPIP Lembaga dan 8.374 Pemerintah Daerah. Untuk proses sektor pemerintahan di Indonesia. Dengan demikian apa internalisasi SPIP, BPKP juga melaksanakan kegiatan diklat yang menjadi tujuan SPIP berupa keandalan informasi SPIP kepada 2.706 K/L dan 1.729 Pemerintah Daerah, serta keuangan dan kinerja, efisiensi dan efektifitas operasional, workshop/rapat terkait SPIP. ditaatinya kebijakan, dan pengamanan aset negara dapat Hal yang menggembirakan adalah sudah cukup diwujudkan. (Diana/Nani/triwib/sari/tanti) Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 25. Warta utama P emberitaan terkait cost recovery sering menjadi kontraktor dan telah disetujui oleh BPMIGAS. BPMIGAS perbincangan hangat oleh berbagai media memiliki kewenangan untuk melakukan pengendalian massa. Beberapa media justru menyebutkan, atas pelaksanaan WP&B termasuk pengendalian atas cost recovery menjadi beban bagi APBN. biaya operasi KKKS yang akan mendapat penggantian Bahkan, sebagian pengamat meminta Pemerintah dari Pemerintah. untuk memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan Untuk menjaga kepentingan pemerintah, baik Kontrak Production Sharing (KPS) minyak dan gas bumi. ter­ adap kewajaran cost recovery maupun bagian h Hal itu juga ditegaskan kembali oleh Kepala BPMIGAS, pemerintah atas hasil produksi minyak dan gas bumi, R Priyono sebagaimana dilansir media online KOMPAS. Pemerintah menugaskan BPKP sebagai pengawas com dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR (13/3), intern pemerintah untuk melakukan compliance audit, bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan biaya atas KKKS migas dalam upaya memberikan keyakinan operasi migas, sehingga cost recovery diharapkan bisa bahwa bagian pemerintah dari hasil production sharing ditekan. Lalu, apa yang dimaksud dengan cost recovery sudah tepat sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak. atau recovery of operating cost, urgensi dilakukannya Di lingkungan KKKS, mekanisme pengawasan pengawasan, dan siapa yang harus melakukan intern juga telah dilaksanakan. Dalam hal akuntabilitas, pengawasan terhadap kewajaran cost recovery? penggantian biaya operasi diatur dalam PSC dan 25 Cost recovery pada kontrak bagi hasil merupakan ketentuan lain yang dikeluarkan Pemerintah dan penggantian biaya-biaya operasi oleh Pemerintah memenuhi General Accepted and Recognized Accounting yang diambil dari produksi minyak dan gas bumi yang System (GARAS) yang lazim digunakan dalam bisnis dihasilkan oleh Kontraktor Kontrak kerja Sama (KKKS) migas internasional. Secara garis besar, sistem migas. Pada dasarnya, biaya-biaya operasi tersebut pengendalian biaya operasi minyak dan gas bumi yang merupakan biaya yang dikeluarkan terlebih dahulu selama ini diterapkan sesungguhnya dapat dikatakan oleh kontraktor dalam melakukan kegiatan operasi sudah cukup tertata (well-established). eksplorasi dan eksploitasi sebagaimana diatur dalam Peran BPKP sebagai pengawas intern Pemerintah Exhibit C Production Sharing Contract (PSC). Hal tersebut antara lain menilai keakuratan dan kebenaran terdiri dari biaya operasi tahun berjalan dan biaya perhitungan bagian Pemerintah dari kontrak bagi operasi periode sebelumnya yang belum mendapat hasil migas yang di dalamnya terdapat mekanisme penggantian (prior years unrecovered costs). Biaya penggantian biaya operasi– merupakan peran yang operasi pada dasarnya meliputi biaya eksplorasi dan strategis dan dapat juga dikatakan merupakan suatu pengembangan, biaya operasi produksi, dan biaya kenyataan yang tak dapat dihindari. Kontrak Bagi Hasil umum dan administrasi. ini memiliki risiko yang tinggi karena memiliki nilai Pasca-berlakunya Undang-Undang Minyak dan yang sangat besar dan dapat mempengaruhi hajat Gas Nomor 22 Tahun 2001, Lembaga/Badan yang hidup masyarakat umum. Adanya penyimpangan ditugaskan Pemerintah dalam rangka pengendalian pada pengelolaannya akan menimbulkan akibat yang kegiatan hulu migas termasuk penggantian biaya signifikan. Untuk itu peran pengawas intern Pemerintah operasi migas adalah Badan Pelaksana Kegiatan Usaha sangat dibutuhkan untuk mengawal pengelolaannya. Hulu Migas (BPMIGAS). Instrumen yang digunakan Hal ini merupakan salah satu bentuk pengawalan BPMIGAS sebagai dasar dalam penggantian biaya pengawas intern dalam pelaksanaan pengelolaan operasi tersebut adalah WP&B (Work Program and Minyak dan Gas Bumi. Budget) yang sebelumnya telah diajukan oleh (nani/triwib/ita/Diana/Sari/Tanti) Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012
  • 26. Warta utama D i dalam suatu kesempatan, Presiden Susilo mediasi bagi para pengambil keputusan dan atau Bambang Yudhoyono mengungkapkan tiga pihak-pihak terkait. faktor penghambat pembangunan. Faktor Secara teknis, peran tersebut dilakukan oleh yang dimaksud adalah birokrasi, korupsi, Direktorat Investigasi Hambatan Kelancaran dan infrastruktur. Khusus infrastruktur, kita menyadari Pembangunan (HKP). Melalui peran ini, diharapkan bahwa peranannya sangat penting dalam mendorong BPKP dapat membantu memperlancar pelaksanaan pertumbuhan ekonomi baik regional maupun proyek-proyek pemerintah untuk meminimalisir risiko nasional. Terbatasnya ketersediaan dan kondisi sosial dan ekonomi yang mungkin terjadi. infrastruktur dapat mempengaruhi laju perekonomian Salah satu contoh proyek yang dikawal oleh BPKP nasional. adalah pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei, Kita mungkin masih ingat bahwa Global Compe­ Sumatera Utara, yang termasuk dalam program titiveness Report 2011 versi World Economic Forum MP3EI. Proyek ini juga diusulkan sebagai Kawasan 26 (WEF), menyebutkan bahwa untuk daya saing, Ekonomi Khusus (KEK). Indonesia masih berada pada peringkat 46 dari 142 Peran debottleceking yang dilakukan BPKP tentu negara yang disurvei WEF untuk periode 2011-2012. saja bukan sebuah pekerjaan yang mudah mengingat Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya dibutuhkannya kompetensi yang tidak hanya daya saing pemerintah Indonesia jika dibandingkan sebagai seorang auditor tetapi mediator agar apa dengan negara lain, diantaranya infrastruktur yang menjadi tujuan pembangunan nasional dapat pendukung yang masih belum memadai di samping terwujud. faktor lain seperti regulasi lintas instansi yang Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan terkadang saling bertabrakan atau disharmoni. Di audit Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP) samping itu, dalam pelaksanaan pembangunan dan apa lingkup tugas HKP tersebut? Untuk itu, infrastruktur, juga sering ditemukan permasalahan Direktur Bidang Pengawasan Hambatan Kelancaran yang justru menghambat terlaksanakan kegiatan Pembangunan (HKP) memberi gambaran secara rinci pembangunan tersebut. Sebagai contoh, terkait kasus tentang BPKP dalam menangani kasus HKP yang pembangunan Bandara Kuala Namu di Sumatera dihadapi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Utara yang disebabkan karena masalah lahan yang Daerah. sebelumnya dikuasai oleh beberapa instansi dan juga Kegiatan evaluasi Hambatan Kelancaran Pemba­ melibatkan masyarakat yang mendiami lahan tersebut ngunan pada dasarnya merupakan proses mediasi dalam jangka waktu yang cukup lama. dalam rangka menyelesaikan masalah/kendala antar Memang, persoalan tersebut terkesan sepele, instansi pemerintah yang menghambat kelancaran tetapi dampaknya sangat luas baik dampak sosial pembangunan. Sifat penugasannya tentu saja bukan maupun ekonomis. Untuk mengatasi permasalahan sebagai solusi akhir tetapi lebih kepada memberikan tersebut, terdapat beberapa K/L/Pemda meminta alternatif penyelesain terbaik bagi pihak terkait bantuan kepada BPKP untuk memfasilitasi sehingga program pembangunan yang macet dapat penyelesaian permasalahan atau debottlenecking yang berjalan kembali sesuai tujuan. terjadi. Peran BPKP tentu saja bukan sebagai auditor Namun, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi tetapi lebih kepada pemberian second opinion atau Warta Pengawasan Edisi Khusus HUT ke-29 BPKP Tahun 2012