2. Pokok Bahasan
• Pendekatan NI, NOI, Tradisional
• Pendekatan MM tanpa pajak dan ada pajak
• Pecking Order Theory
EK/S/MK-5/2012 2
3. Modal?
Hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan dalam pos modal (modal saham),
keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan
terhadap seluruh utangnya.
EK/S/MK-5/2012 3
4. Struktur Modal?
Proposi dalam menentukan pemenuhan
kebutuhan belanja perusahaan dengan
sumber pendanaan jangka panjang yang
berasal dari dana internal dan dana eksternal.
Struktur keuangan dikurangi utang jangka
pendek.
EK/S/MK-5/2012 4
5. Tujuan Manajemen Struktur Modal?
Menggabungkan sumber – sumber dana yang
digunakan perusahaan untuk membiayai
operasi.
Tujuan ini dapat dilihat sebagai pencarian
gabungan dana yang akan meminimumkan biaya
modal dan dapat memaksimalkan harga saham.
Struktur modal yang optimal
(Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010).
EK/S/MK-5/2012 5
6. Teori Struktur Modal
• Agency Theory
• Pecking Order Theory
• Trade Off Theory
EK/S/MK-5/2012 6
7. Agency Theory
• Adanya pertentangan posisi antara manajemen (sebagai agen) dengan pemegang
saham (sebagai pemilik).
• Pemilik berharap agar agen bertindak atas kepentingan mereka sehingga perusahaan
dapat meningkat nilainya.
• Pengawasan dilakukan dengan cara pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan,
dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen.
• Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya biaya agensi tanggungan pemegang
saham.
EK/S/MK-5/2012 7
8. Pecking Order Theory
a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan, yang berwujud laba ditahan).
b. Apabila dana dari luar (external financing) diperlukan maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman
terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan menerbitkan obligasi,
kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi
(seperti obligasi konversi), baru kemudian apabila masih
belum mencukupi akan menerbitkan saham baru.
EK/S/MK-5/2012 8
9. Pecking Order Theory
Tidak ada suatu target debt to equity ratio, karena ada dua jenis modal
sendiri yaitu internal dan eksternal.
Debt to equity ratio adalah rasio yang menggambarkan perbandingan utang
dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan
modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Internal berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi lebih
disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri
lagi” dari sorotan pemodal luar.
Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu Pecking Order
Theory yaitu internal fund (dana internal), debt (hutang), dan equity (modal
sendiri)
EK/S/MK-5/2012 9
10. Dana Eksternal vs Dana Internal
Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal
sendiri karena dua alasan:
a. Pertimbangan biaya emisi
Biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya saham baru. Hal ini
disebabkan karena peneribitan saham baru akan menurunkan harga
saham lama.
Biaya emisi adalah biaya yang dikenakan atas penerbitan obligasi atau
saham baru.
b. Manajer khawatir jika penerbitan saham baru akan ditafsirkan
sebagai kabar buruk oleh para pemodal dan membuat harga saham
akan turun.
Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya asimetrik
antara pihak manajemen dengan pihak pemodal.
EK/S/MK-5/2012 10
11. Trade Off Theory
Merupakan model struktur modal yang mempunyai asumsi bahwa struktur
modal perusahaan merupakan keseimbangan antara keuntungan
penggunaan hutang dengan biaya financial distress (kesulitan keuangan)
dan agency cost (biaya keagenan).
Model ini dinyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan
pinjaman sama sekali dan perusahaan yang menggunakan pembiayaan
investasinya dengan pinjaman seluruhnya adalah buruk.
Model ini didasarkan pada trade off antara keuntungan dengan kerugian
penggunaan hutang,
Trade off dipengaruhi variabel:
Keuntungan pajak dari penggunaan hutang
Risiko financial distres
Penggunaan biaya agensi
EK/S/MK-5/2012 11
12. Keuntungan pemakaian hutang (Brigham)
a. Biaya bunga yang mempengaruhi penghasilan kena pajak,
sehingga hutang menjadi lebih rendah.
b. Kreditur hanya mendapatkan biaya bunga yang bersifat
relatif tetap, kelebihan keuntungan akan menjadi klaim bagi
pemilik perusahaan.
EK/S/MK-5/2012 12
13. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal (Riyanto, 1995)
Tingkat bunga
Stabilitas earning
Susunan aktiva
Kadar risiko aktiva
Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan
Keadaan pasar modal
Sifat manajemen
Besarnya suatu perusahaan
EK/S/MK-5/2012 13
14. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
(Weston & Brighma, 1994)
Stabilitas penjualan
Struktur aktiva leverage operasi
Tingkat pertumbuhan
Profitabilitas
Pajak
Pengendalian
Sikap manajemen
Ratting agency
Kondisi pasar
Kondisi internal perusahaan
Fleksibilitas keuangan
EK/S/MK-5/2012 14
15. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal (Margaretha, 2005)
Ukuran perusahaan (firm size)
Tipe industri (industry type)
Kontrol kepemilikan (ownership control)
EK/S/MK-5/2012 15
16. Pendekatan Struktur Modal
• Pendekatan NI
• Pendekatan NOI
•
• Pendekatan Tradisional
• Pendekatan MM tanpa pajak dan ada pajak
EK/S/MK-5/2012 16
17. Pendekatan Laba Bersih (Net Income
Approach)
• Mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba
perusahaan dengan tingkat kapitalisasi (Ke) yang konstan dan
perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat
biaya utang (kd) yang konstan pula.
• Karena Ke dan Kd konstan maka semakin besar jumlah utang yang
digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang (Ko)
semakin kecil sebagai akibat penggunaan utang yang semakin
besar, nilai perusahaan akan meningkat apabila digunakan
persamaan
EK/S/MK-5/2012 17
18. Pendekatan Laba Operasi Bersih
(Net Operating Income Approach)
• Dikemukakan oleh David Durand th 1952.
• Pendekatan ini melihat bahwa biaya
modal rata-rata tertimbang bersifat
konstan berapapun tingkat hutang yang
digunakan oleh perusahaan.
EK/S/MK-5/2012 18
19. Asumsi Pendekatan Net Operating
Income1. Biaya hutang konstans.
2. Penggunaan hutang yg semakin besar oleh pemilik
modal sendiri dilihat sbg peningkatan risiko perusahaan.
• Jika perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar,
maka pemilik saham akan memperoleh bagian laba yang
semakin kecil.
• efeknya tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh
pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat
meningkatnya resiko perusahaan.
• Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang akan
berubah.
EK/S/MK-5/2012 19
20. Pendekatan Tradisional
Diasumsikan terjadi perubahan struktur
modal yang optimal dan peningkatan nilai
total perusahan melalui penggunaan
financial leverage (hutang dibagi modal
sendiri atau B/S).
EK/S/MK-5/2012 20
21. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM
Approach)
• Franco Modigliani dan MH. Miller (MM)
menentang pendekatan tradisional dengan
menawarkan pembenaran perilaku tingkat
kapasitas perusahaan yang konstan.
• MM berpendapat bahwa resiko total bagi seluruh
pemegang saham tidak berubah walaupun
struktur modal perusahaan mangalami
perubahan.
EK/S/MK-5/2012 21
22. Asumsi Pendekatan MM
1.Pasar modal adalah sempurna, dan investor
bertindak rasional
2.Nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas
semua investor sama
3.Perusahaan mempunyai risiko usaha ( business risk )
yang sama
4.Tidak ada pajak
EK/S/MK-5/2012 22
23. Dua Proposisi Pendekatan MM
1.Proposisi M&M I
• Kelemahan : asumsi yang menyatakan bahwa tingkat utang
tidak berhubungan dengan aliran kas perusahaan.
1.Proposisi M&M II
• Implikasi – dunia tanpa pajak:
– Biaya ekuitas akan semakin meningkat seiring dengan
penambahan jumlah utang yang digunakan dalam
pembiayaan perusahaan.
– Dalam dunia tanpa pajak, struktur modal perusahaan tidak
akan mempengaruhi nilai perusahaan serta WACC
– Dunia dengan pajak
EK/S/MK-5/2012 23
24. Pendukung Pendekatan MM
Pendapat MM didukung oleh adanya proses
arbitrase, yaitu proses mendapatkan dua aktiva
yang pada dasarnya sama dan membelinya
dengan harga yang termurah serta menjual lagi
dengan harga yang lebih tinggi.
EK/S/MK-5/2012 24
25. Penolakan Pendekatan MM
Tidak relevan dengan realita yang sesungguhnya
terhadap struktur modal karena tidak
menyertakan corporate tax atau personal tax
yang ada dalam perusahaan.
EK/S/MK-5/2012 25