SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 32
Baixar para ler offline
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA




                    PERCOBAAN III
                       PROTEIN


         NAMA                : MARDIANA
         NIM                 : K21110253
         KELOMPOK            :3
         TANGGAL PRAKTIKUM : 16 APRIL 2011
         ASISTEN             : MUTIA RESKI AMALIA




     LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT
           FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
               UNIVERSITAS HASANUDDIN
                      MAKASSAR
                         2011
BAB I

                             PENDAHULUAN



I. 1 LATAR BELAKANG
      Benda hidup mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari
   benda mati. Satu daintaranya adalah susunannya yang sangat kompleks dan
   terorganisir dengan teratur. Makhluk hidup mempunyai struktur internal yang
   sangat rumit dan mengandung molekul kompleks. Makhluk hidup sederhana
   bersel tunggal seperti Escherchia coli mengandung skitar 5000 jenis senyawa
   organik, termasuk sejimlah 3000 jenis protein dan 1000 jenis asam nukleat
   yang berbeda. Manusia mengandung sekitar 50.000 jenis protein (Purba,
   2007).
       Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
   terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,
   separuhnya ada didalam otot, seperwan, sepersepullima didalam tulang dan
   tulang ruh di dalam kulit, dan jaringan dan terdapat pada cairan tubuh. Semua
   enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks
   intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di sampinng itu asam amino yang
   membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar kenzim,
   hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
   Protein memunyai fungsi-fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat
   gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh
   (Almatsier, 2010).
       Ditinjau dari komposisi kimianya, protein merupakan polimer dari
   sekitar 20 jenis asam amino α-amino. Unsur utama penyusun protein adalah
   karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Banyak juga yang megandung
   belerang dan dalam jumlah yang lebih sedikit, fosfor. Beberapa protein
   mengandung besi, mangan tembaga dan iodin (Purba, 2007).
       Protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh,
   berperan dalam pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh. Hormon-hormon
   seperti tiroid, insulin, dan epinefrin adalh protein demikian pula dengan
enzim. Protein berperan pula dalam mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
  Protein tubuh bertindak sebagai buffer yang bereaksi dengan asam dan basa
  untuk menjaga pH pada taraf konstan, keran itu protein juga berperan
  memelihara netralisasi tubuh. Protein juga berperan dalam pembentukan
  antibodi, mengangkut zat-zat gizi, dan sebagai sumber energi. Sebagai
  sumber energi, protein akivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4
  kkal/g protein (Almatsier, 2010).
      Seperti halnya energi, pertumbuhan pada awal kehidupan membutuhkan
  protein dengan proporsi yang tepat. Pada periode pesat tumbuh ini, kebutuhan
  akan protein lebih diperhitungkan pada tiap unit masukan energi daripada unit
  pertumbuhan pertambahan berat badan. Pada resio spesifik dari protein energi
  dalam diet, besarnya konsumsi energi dan protein energi dalam diet, besarnya
  konsumsi energi dan protein yang sesuai akan menjamin pertumbuhan bayi
  pada masa pesat tumbuh (Irianto, 2004)


I.2 TUJUAN PERCOBAAN
      Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu:
  1. Uji Susunan Elementer Protein
    Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein.
  2. Uji Kelarutan Protein
    Mengetahui adanya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu.
  3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
    Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalen konsentrasi
    tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
  4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik
    Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat
    kelarutan protein
  5. Uji Biuret
    Membuktikan adanya molekul-molekul peptida pada protein
  6. Uji Ninhidrin
    Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein
7. Uji Xantroprotein
     Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin yang
     terdapat dalam protein
   8. Uji Penentuan Titik Isoelektrik
     Mengetahui titik isoelektrik (ph isoelektrik) dari protein secara kualitatif

I. 3 PRINSIP PERCOBAAN
   1. Uji susunan elemeter protein
         Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen
     (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Ada pula protein yang mengandung
     sedikit belerang (S) dan fosfor (P). Dengan metode pembakaran atau
     pengabuan, akan diperoleh unsur-unsur penyusun protein, yaitu C, H, O,
     dan N.
   2. Uji Kelarutan Protein
         Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam
     maupun basa. Daya l arut protein berbeda didalam air, asam, dan basa.
     Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun,
     semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform.
     Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute, maka protein
     akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik
     mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
   3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
         Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-
     beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam
     larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin
     efektif garam dalam mengandapkan protein. Proses pemisahan atau
     pengendapan protein oleh garam berkonsentrasi tinggi disebut salting out.
   4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam dan Asam Organik
         Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam
     organik seperti asam pikrat, asam trikloroasetat dan asam sulfosalisilat.
     Penambahan asam-asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang
     tidak larut. Kemudian, protein dapat pula mengalami denaturasi
irreversible dengan adanya logam-logam berat seperti Cu2+ , Hg2+ , atau
  Pb2+ sehingga mudah mengendap.
5. Uji Biuret
       Ion Cu2+ dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi
  dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein
  membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Reaksi biuret positif
  terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam
  amino bebas if terhadap senyawa-senyawa yangatau dipeptida. Reaksi pun
  posit mengandung dua gugus -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan –
  CONH2.
       Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
  pemanasan dua molekul urea.
6. Uji Ninhidrin
      Semua asam amino-α bebas akan bereaksi dengan ninhidrin
  (triketohidrinden hidrat) membentuk aldehid dengan satu atom C lebih
  rendah dan melepaskan NH3 dan CO2. Di samping itu terbentuk senyawa
  kompleks berwarna biru, namun prolin dan hidroksiprolin menghasilkan
  senyawa berwarna kuning yang diduga disebabkan oleh 2 molekul
  ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut
  dioksidasi.
7. Uji Xantroprotein
      Reaksi pada uji Xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzena yang
  terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin
  benzena (tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat
  pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi
  kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana
  basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.
8. Uji Penentuan Tititk Isoelektrik
       Seperti pada asam-asam amino bebas, protein pun memiliki titik
  isoelektrik yang berbeda-beda. Titik isoelektrik adalah daerah pH tertentu
  dimana protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan
positif dan negatifnya sam, sehingga tidak bergerak bila diletakkan dalam
     medan listrik. Pada pH isoelektrik, daya kelarutan protein minimal,
     sehingga menyebabkan protein mengendap.


I.4 MANFAAT PERCOBAAN
     Adapun manfaat percobaan ini, yaitu :
  1. Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein.
  2. Mengetahui adanya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu.
  3. Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalen konsentrasi
     tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
  4. Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat
     kelarutan protein
  5. Membuktikan adanya molekul-molekul peptida pada protein
  6. Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein
  7. Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin yang
     terdapat dalam protein
  8. Mengetahui titik isoelektrik (ph isoelektrik) dari protein secara kualitatif
BAB II

                            TINJAUAN PUSTAKA


    Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda,
Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat
yang paling penting dalam setiap organisme (Almatsier, 2010)
    Ditinjau dari komposisi kimianya, protein merupakan polimer dari sekitar 20
jenis asam α-amino. Masa molekul realtifnya berkisar dari sekitar 6000 hingga
beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah karbon, hidrogen, oksigen,
dan nitrogen. Banyak juga protein yang mengandung belerang dan dalam jumlah
sedikit fosforus. Beberapa protein mengandung besi, mangan, tembaga, dan iodin
(Purba, 2007).
    Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas
asam-asam amino sebagai monomernya. Protein adalah suatu polipeptida yang
memiliki lebih dari 100 residu asam amino. Protein alamiah memiliki 20 jenis
asam amino. Untuk setiap protein tertentu, urutan dan jenis-jenis asam amino
yang menyusun sangat spesifik. Suatu protein yang hanya tersusun atas asam
amino dan tidak mengandung gugus kimia lain disebut protein sederhana.
Contohnya enzim ribonuklease dan khimotripsinogen. Namun, banyak protein
yang mengandung bahan lain selain asam amino seperti derivat vitamin, lipid,
atau karbohidrat, protein ini disebut protein konjugasi. Bagian yang bukan asam
amino dari jenis protein disebut gugus prostetik. Contohnya lipoprotein
mengandung lipid dan glikolipid mengandung gula (Sirajuddin dan Najamuddin,
2010).
    Asam amino merupakan senyawa organik monomer (satuan pembentuk)
protein. Asam amino adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi
yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Walaupun terdapat lebih dari 200 macam
asam amino dialam hanya sekitar 10% dari jumlah ini yang terdapat dalam
protein. Protein pada semua bentuk kehidupan hanya mengandung 20 asam amino
yang sama. Glisin merupakan asam amino yang paling sederhana dan pertama
diisolasi dari hidrolisis protein (Tim dosen kimia, 2009).
    Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dapat dibedakan atas 7 golongan,
yaitu (Purba, 2007):
1. Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Hampir semua reaksi
   senyawa organik dalam sel dikatalis enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim telah
   ditemukan didalam berbagai bentuk kehidupan.
2. Protein transpor, yaitu protein yang megikat dan memindahkan molekul atau
   ion spesifik. Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru-
   paru, dan membawanya ke jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma darah
   membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein transpor lain terdapat dalam
   dinding sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa
   glukosa, asam amino, dan nutrien lain melalui membran ke dalam sel.
3. Protein nutrien dan penyimpanan, ialah protein yang berfungsi sebagai
   cadangan makanan. Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-bijian
   seperti gandum, beras dan jagung. Ovalbumin pada telur dan kasein pada susu
   juga merupakan protein nutrien.
4. Protein kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan
   organisme untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan
   miosin, yaitu protein yang berperandalam sistem kontraksi otot kerangka.
5. Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyangga untuk
   memberikan struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah
   kolagen, yaitu komponen utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain
   adalah keratin yang terdapat pada rambut kuku, dan bulu ayam/burung ;
   fibroin, yaitu komponen utama dalam serat sutera dan jaringan laba-laba.
6. Protein pertahanan (antibodi) yaitu protein yang melindungi organisme
   terhadap serangan organisme lain (penyakit).contohnya adalah imunoglobin
   atau antibodi yang terdapat dalam vertebrata. Protein ini dapat mengenali dan
   menetralkan bakteri, virus, atau zat asing. Fibrinogen dan trombin merupakan
   protein penggumpal darah jika sistem pembuluh terluka.
7. Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau
   fisiologi. Contohnya ialah hormon, seperti insulin yang mengatur metabolisme
   gula darah. Contoh lain yaitu hormon pertumbuhan dan hormon seks.
    Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi dua golongan
utama, yaitu (Sirajuddin, 2010):
1. Protein globuler, yaitu protein berbentuk bulat atau elips dengan rantai
   polipeptida yang berlipat. Umumnya, protein globular larut dalam air, asam,
   basa, atau etanol. Contohnya globulin, albumin, protamin, semua jenis enzim
   dan antibodi.
2. protein fiber yaitu protein berbentuk serat atau serabut dengan rantai
   polipeptida memanjang pada stu sumbu. Hampirsemua protein fiber
   membrikan peran struktural atau tula pelindung. Protein fiber pada, kolagen
   pada rawan dan fibroin pada sutera.
    Contoh protein fiber yaitu kolagen, elastin, keratin dan miosin. Kolagen
merupakan protein utama jaringan ikat. Kolagen tidak larut air, mudah berubah
menjadi gelatin bila direbus dalam air, asam asetat, asam encer atau alkali.
Kolagen tidak mengandun triptofan tapi banyak mengandung hidroksiprolin dan
hidroksilisin. Sebanyak 30% protein total manusia adalah kolagen. Elastin
terdapat larut dalam urat, otot, arteri dan jaringan elastin lain. Elastin tidak dapat
diubah menjadi gelatin. Keratin adalah protein rambut dan kuku. Protein ini
mengandung banyak sulfurdalam bentuk sistein. Rambut manusia mengandung
14% sistein. Miosin merupakan protein utama penyusun serat otot (Almatsier,
2010).
    Contoh protein globular, yaitu albumin, globulin, histon dan protamin.
Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Albuminlarut dalam
air dan mengalami koagulasi bila dipanaskan. Globulin terdapat dalam otot,
serum, kuning telur dan bijitumbuh-tumbuhan. Globulin tidak dapat larut dalam
air tapi dapat larut dalam garam encer dan garam dapur dan mengendap dalam
garam konsentrasi tinggi. Globulin mengalami koagulasi bila dipanaskan. Histoin
terdapat dalam jaringan kelenjar tertentu seperti timus dan pankreas. Histon
didalam sel terikat dengan asam nukleat. Protamin dihubungkan dengan asam
nukleat (Almatsier, 2010).
    Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino.
Asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali 8 asam amino. Asam
amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino esensial. Asam
amino haruslah terdapat dalam makanan. Kekurangan satu saja asam amino
qmenganggu sintesis protein. Asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh
disebut protein non esensial. Contoh asam amino esensial yaitu valin, leusin, dan
isoleusin (Purba, 2007).
    Hampir semua asam amino mempunyai fungsi khusus. Triptofan adalah
prekursor vitamin niasin dan pengantar saraf serotonin. Metionin memberikan
gugus metil guna sintesis kolin dan kreatin. Disamping itu metionin merupakan
prekursor sintein dan ikatan mengandung sulfur lain. Fenilalanin adalah prekursor
tirosin dan bersama membentuk hormon-hormon tiroksin dan epinefrin. Tirosin
merupakan prekursor bahan yang membentuk pigmen kulit dan rambut. Arginin
dan sentrulinterlibat dalam sintesis ureum dalam hati (Almatsier, 2010).
    Glisin mengikat bahan-bahan toksik dan mengubahnya menjadi bahan tidak
berbahaya. Glisin juga digunakan dalam sintesis porfirin nukleus hemoglobin dan
merupakan bagian dari asam empedu. Histidin diperlukan untuk sintesis histamin.
Kreatinin yang disintesis dari arginin, glisin, dan metionin bersama fosfat
membentuk kreatinin fosfat, suatu penyimpanan pentingfosfat berenergi tinggi di
dalam sel. Glutamin yang dibentuk dari asam glutamat dan asparagin dari asam
aspartat merupakan simpanan asam amino di dalam tubuh. Di samping itu asam
glutamat adalah prekursor pengantar saraf gamma amino asam butirat (Almatsier,
2010).
    Pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh fisik maupun kimia,
sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi pada
struktur molekul protein disebut denaturasi. Hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya denaturasi adalah pemanasan, pH, tekanan, aliran listrik dan adanya
bahan kimia seperti urea, alkohol atau sabun. Proses denaturasi kadang
berlangsung reversible, tetapi ada juga yang irreversible, tergantung dari
penyebabnya. Protein yang mengalasi akan mi denaturmenurunkan aktivitas
biologiks dan berkurang kekuatannya, sehingga mudah menguap (Sirajuddin dan
Najamuddin 2010).
     Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika dipanaskan
dengan asam klorida pekat, sekitar 6M. Dalam hal ini ikatan peptida diputuskan
sehingga dihasilkan asam-asam amino bebas. Hidrolisis dipeptida Gly-Ser
(glisirserin) berlangsung dalam tubuh manusia atau hewan, hidrolisis peptida atau
protein terjadi karena pengaruh enzim (Purba, 2007).
     Molekul protein mempunyai gugus amino dan gugus karboksilat pada ujung-
ujung rantainya. Hal ini menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan
bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dangan aam basa. Dengan larutan asam atau
pH rendah, gugus amino pada protein akan bereaksi dengan ion H+ , sehingga
protein bermuatan positif. Sebaliknya, dalam larutan gugus karbboksilat bereaksi
dengan ion OH, sehingga protein bermuatan negatif. Adanya muatan pada
molekul protein menyebabkan protein bergerak dibawah pengaruh medan listrik
(Sirajuddin dan Najamuddin, 2010).
     Adapun reaksi uji terhadap asam amino dan peptida antara lain :
1.    Reaksi millon, reaksi ini menggunakan larutan merkuri dan ion merkuri
     dalam asam asetat dan asam nitrit yang memberikan warna merah. Warna
     merah yang terbentuk kemungkinan dari garam merkuri dan tirosin yang
     bernitrasi (Tim dosen kimia, 2011).
2.    Reaksi ninhidrin, ninhidrin adalah oksidator kuat yang dapat menyebabkan
     terjadiny dekarboksilat oksidatif asam amino untuk menghasilakn CO2 , NH3
     dan suatu aldehid dengan suatu atom karbon kurang dari pada asam amino
     induknya.ninhidrin yang tereduksi, kemudian bereaksi dengan amino yang
     lepas, membentuk kompleks biru-ungu yang maksimal menyerap cahaya
     dengan panjang gelombang 570 nm. Intensitas warn biru-ungu yang
     dihasilkan dalam keadaan baku juga merupakan dasar bagi test kuantitatif
     yang sangat berguna untuk asam amino, dan amina-amina yang bukan asam
     amino. NH3 dan petida pun dapat bereaksi, walaupun lebih lambat daripada
asam amino. Prolin dan 4-hidroksi prolin menghasilkan warna kuning dan
     bukan warna biru ungu ninhidrin (Tim dosen kimia, 2009).
3.    reaksi xantropoteat dalah reaksi terhadap perotein yang mengandung gugus
     fenil (cicin benzana). Apabila protein mengandung cincin benzena
     dipanaskan dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk warna kuning yang
     kemudian menjadi jingga bila dibuat alkalis dengan larutan NaOH (Purba,
     2007).
4.   reaksi biuret merupakan salah satu cara mengidentifikasi protein. Dalam
     larutan basa, biuret memberikan warna lembayung dengan tembaga sulfat
     karena terbentuk kompleks tembaga dengan gugus –C-O dan –NH- dari rantai
     peptida dalam suasan basa. Asam amino dan peptida tidak memberikan test
     positif bila protein dalam suasana basa kuat ditambahkan larutan tembaga
     sulfat akan timbul warna ungu (Tim dosen kimia, 2011).
     Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang
dikandungnya. Protein komplet atau protein dengan nilai biologi tinggi atau
bermutu tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino esensial
dalam proporsi yang sesuai untuk keperlaun pertumbuhan. Semua protein hewani
kecuali gelatin merupakan protein komplit. Gelatin kurang dalam asam amino
triptofan (Almatsier, 2010).
     Jumlah dan jenis asam amino dalam makanan yang mengandung protein
bervariasi dan berbeda, terutama pada protein nabati, misalnya beras mengandung
rendah lisin, olek karena itu protein beras disebut protein kualitas rendah. Namun
upaya mwnusia agar kualitasa protein terpenuhi dilakukan dengan cara
mencampur beberapa jenis protein nabati agar asam amino esensial saling
melengkapi yang disebut protein komplementer. Protein hewani disebut protein
lengkap karena jumlah dan jenis asam amino esensial yang terkandung
didalamnya lengkap dan cukup. Untuk anak pada masa pertumbuhan disarankan
mengkonsumsi protein hewan seperti susu, telur daging, ikan atau daging unggas
agar asam amino esensial yang terkandung dapat menunjang tumbuh kembang
dengan baik (Irianto, 2004).
BAB III

                       METODOLOGI PERCOBAAN



III.1 Alat dan Bahan
   1. Uji Susunan Elementer Protein
         Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi,
      alat pemanas, cawan porselin, dan gelas obyek. Bahan yang digunakan
      yaitu albumin telur, gelatin, larutan NaOH 10%, larutan Pb-asetat 5%,
      larutan HCl pekat, dan kertas lakmus.
   2. Uji Kelarutan Protein
         Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi
      dan pipet ukur. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur, gelatin, air
      suling, larutan HCl 10%, larutan NaOH 40%, alkohol 96%, dan kloroform.
   3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
        Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi,
      pipet tetes dan pipet ukur. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur,
      larutan (NH4)2SO4 jenuh, larutan NaCl 5%, larutan BaCl2 5%, larutan
      CaCl2 5%, dan larutan MgSO4 5%.
   4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik
         Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi
      dan pipet ukur/pipet tetes. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur,
      asam trikloroasetat (TCA) 10%, asam sulfosalisilat 5%, larutan HgCl2 5%,
      larutan Pb-asetat 5%, dan larutan CuSO4 5%.
   5. Uji Biuret
         Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi,
      pipet ukur, dan pipet tetes. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur 2%,
      gelatin 2%, glisin 2%, larutan NaOH 10%, dan larutan CuSO4 0,2% dan
      CuSO4 5%.
   6. Uji Ninhidrin
         Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi,
pipet ukur atau pipet tetes, alat pemanas, dan pengatur waktu. Bahan yang
      digunakan yaitu albumin telur 2%, gelatin 2%, pepton 0,5%, dan pereaksi
      Ninhidrin 0,1%.
   7. Uji Xantoprotein
         Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi,
      pipet ukur atau pipet tetes, dan alat pemanas. Bahan yang digunakan yaitu
      albumin telur 2%, gelatin 2%, larutan NaOH 10%, dan larutan HNO3
      pekat.
   8. Uji Penentuan Titik Isoelektrik
          Adapun alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, pipet ukur, dan
      pengatur waktu. Bahan yang digunakan yaitu larutan kasein netral dan
      buffer asetat pH= 3,8 ; 4,7 ; 5,0; 5,3; dan 5,9.


III.2 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Uji Susunan Elemeter Protein
BAB IV

                                  PEMBAHASAN


IV. 1 HASIL
IV.1.1 TABEL
  1. Uji Susunan Elemeter Protein
  1.1. Uji Adanya Unsur C,H & O
                                               Hasil Pengamatan
   No          Zat Uji         Pengarangan       Bau Rambut
                                                                Pengembunan
                                    C           Terbakar (H)
   1    Albumin                     +                  +             +
   2    gelatin                     +                  +             +
  1.2. Uji adanya Atom N
                                                         Hasil Pengamatan
                                                         Bau        Kertas
   No                     Perlakuan
                                                        Amonia      Lakmus
                                                          (N)      Merah (N)
    1    Albumin 1 ml + NaOH 10% + dipanaskan              +          biru
    2     Gelatin 1 ml + NaOH 1-% + dipanaskan             +          biru

  1.3. Uji Adanya Atom S
                                                         Hasil Pengamatan
   No                     Perlakuan
                                                          PBS           S
    1    Albumin 1 ml + NaOH 10% + dipanaskan              +            +
    2     Gelatin 1 ml + NaOH 1-% + dipanaskan             +            +
  2. Uji Kelarutan Protein

   Bahan Tb 1 Tb 2 Tb 3            Tb 4 Tb 5 Tb 6 Tb 7 Tb 8 Tb 9 Tb 10
   Albumin
           2 ml 2 ml 2 ml          2 ml   2 ml
     telur
   Gelatin 1 ml                                  2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
  air suling       1 ml                          1 ml
     HCL
                           1 ml                         1 ml
     10%
    NaOH
                                   1 ml                        1 ml
      40%
    alkohol
                                          1 ml                        1 ml
      96%
Kloroform                                                                          1 ml
            larut larut larut larut            Tdk larut larut larut larut Tdk
  Hasil
                                               larut                       larut
3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam

      Bahan           Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3               Tabung 4 Tabung 5
 Albumin Telur          2 ml         2 ml           2 ml        2 ml          2 ml
      NaCl 5%          Berlebih        -             -            -                -
      BaCl 5%             -        Berlebiih         -            -                -
      CaCl 5%             -            -          Berlebih        -                -
  MgSO4 5%                -            -             -         Berlebih            -
  (NH4)2SO4
                          -            -             -            -         Berlebih
    jenuh
    Hasil                 +         ++++            +++          ++          +++++
4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam dan Asam Organik
                                                                             Tabung
       Bahan           Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
                                                                                5
 Albumin Telur            2ml          2ml            2 ml        2 ml        2 ml
   TCA 10%              10 tetes           -             -            -                -
     Asam
  Sulfosalisilat              -      10 tetes            -            -                -
       5%
   CuSO4 5%                   -            -        10 tetes          -                -
     HgCl2 5%                 -            -             -       10 tetes              -
  Pb-asatat 5%                -            -             -            -      10 tetes
       Hasil             +++          ++++          +++++          ++              +
5. Uji Biuret
                                                                          Polipeptida
 No        Zat Uji                    Hasil Uji Biuret
                                                                             (+/-)
 1      Albumin 2%                         Warna Violet                        +
 2        Gelatin 2%                       Warna Violet                       +
 3      Kasein 0,5%                        Warna Violet                       +
 4        Glisin 2%                   Berwarna bening                          -
6. Uji Ninhidrin
                                                                Asam Amino
 No         Zat Uji             Hasil Uji Ninhidrin
                                                                Bebas (+/-)
 1        Albumin 2%       2 lapisan, atas ungu bawah bening        +
 2         Gelatin 2%                 bening                          -
 3        Kasein 0,5%       Bening     keruh    endapan               -
 4        Pepton 0,5 %                 bening                         -

7. Uji Xantoprotein
                                                          Tirosin/ Triptofan/
 No         Zat Uji       Hasil Uji Xantroprotein
                                                           Fenilalanin (+/-)
 1        Albumin 2%           Tidak ada lapisan                   -
 2        Gelatin 2%           lapisan Kuning                     +
 3                             lapisan Kuning                     +
          Kasein 2%

8. Uji Penentuan Titik Isoelektrik
   No           Ph                    Pengamatan endapan
 tabung
                         0 : endapan keruh
      1         3,8      10 : banyak endapan
                         30: banyak endapan dan jernih
                         Dipanaskan : banyak endapan
                         0 : tidak ada endapan, keruh
      2         4,7      10: keruh tanpa endapan
                         30 : keruh tanpa endapan
                         Dipanaskan : tidak bereaksi
                         0 : tidak ada endapan
      3         5,0      10 : adaendapan, keruh
                         30 : endapan banyak
                         Dipanaskan : keruh, sedikit endapan
                         0 : keruh tanpa endapan
      4         5,3      10: keruh tanpa endapan
                         30: keruh ada endapan
                         Dipanaskan : keruh ada endapan putih
                         0: berbusa tanpa endapan, keruh
      5         5,9      10 : berbusa tanpa endapan
                         30: berbusa tanpa endapan
                         Dipanaskan : jernih
IV.1.3 REAKSI
     1. Uji Elemeter Susunan Protein
     Pb2+ + S2- → PbS        PbS + 4 O2 → SO2 + PbO2

     2. Uji Kelarutan Protein
     Reaksi albumin + air
     H2N – CH – C – [NH- CH –C]n – NH – CH – C - OH + H2O

            R    O          R    O           R   O

     H2N – CH – C – [NH- CH – C]n – NH – CH – C - + H3O

            R     O         R    O           R   O
   3. Uji Ninhidrin
                                       O

                                       C
                                                 OH
    CH3C    CH        COOH + 2               C
                                        C        OH


                                        O
                                     Ninhydrin
   4. Uji Xantoprotein




       STRUKTUR GELATIN
IV.2 PEMBAHASAN
   1. Uji Susunan Elemeter Protein
         Pada percobaan ini albumin dan gelatin yang dipanaskan membentuk
     embun pada gelas obyek, ini menunjukkan bahwa albumin dan gelatin
     mengandungan hidrogen dan oksigen. Selain itu tecium pula bau rambut
     terbakar, berarti albumin dan gelatin mengandung nitrogen. Setelah
     dipanaskan, terjadi pengarangan berwarna hitam pada albumin dan
     gelatin, ini membuktikan adanya atom karbon.
         Albumin dan gelatin yang ditambahkan NaOH dan aquades setelah
     dipanaskan, uap yang dihasilkan mengubah warna kertas lakmus merah
     menjadi biru dan tercimnya bau amonia, ini membuktikan bahwa
     albumin dan gelatin mengandung atom nitrogen. Pada albumin dan
     gelatin yang dipanaskan dengan NaOH, dan penambahan larutan Pb-
     asetat dan HCl pekat mengubah larutan menjadi berwarna hitam dan
     tercium bau belerang, karena terbentuknya PbS dan teroksidasinya
     belerang, hal ini membuktikan bahwa albumin dan gelatin mengandung
     belerang.
   2. Uji Kelarutan Protein
         Pada percobaan ini albumin dan gelatin yang ditambahkan dengan
     air suling dan alkohol membentuk 1 fase yang berarti larut. Begitu pula
     dengan penambahan HCl yang bersifat asam larut dan NaOH yang
     bersifat basa dapat larut dengan albumin dan gelatin. Hal ini
     membuktikan bahwa protein bersifat amfoter, dapat larut dengan air,
     larutan asam maupun basa. Daya larut protein berbeda didalam air,
     larutan asam dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada yang
     sukar larut. Namun, pada kloroform, albumin dan gelatin tidak larut, ini
     membuktikan bahwa protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti
     kloroform.
   3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
         Pada percobaan ini digunakan albumi telur dan empat jenis garam
     yang memilki muatan ion yang berbeda-beda. Albumin telur yang
ditambahkan NaCl membentuk sedikit endapan. Albumin yang
  ditambahkan BaCl membentuk banyak endapan. Albumin yang
  ditambahkan CaCl membentuk endapan yang lebih sedikt dibandingkan
  dengan BaCl. Albumin yang ditambahkan MgSO4 membentuk endapan
  yang lebih sedikt dibandingkan dengan CaCl. Endapan paling banyak
  terbentuk pada albumin yang ditambahkan dengan (NH4)2SO4.
       Hal      tersebut membuktikan bahwa Pengaruh penambahan garam
  terhadap protein berbeda-beda tergantung kepada konsentrasi dan jumlah
  muatan ion dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan
  ion larutan/garam maka semakin efektif garam dalam mengendapkan
  protein. Peristiwa pemisahan atau pengendapan pretein oleh garam
  konsentrasi tinggi ini disebut salting out.
4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam dan Asam Organik
       percobaan ini dilakukan untuk mengetahui penambahan lgam berat
  dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein. Dengan menggunakan
  albumin telur yang ditambahkan dengan asam trikloroasetat dan asam
  sulfosalisilat membentuk endapan. Endapan dihasilkan kerena protein
  mengalami denaturai oleh asam organik tersebut, penambahan asam
  asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut.
  Denaturasi yang dialami protein akibat asam-asam organik bersifat
  reversible, sebab protein dapat kembali kewaujud semula setelah
  dipanaskan.
       Albumin telur yang ditambahkan dengan CuSO4, HgCl2, dan Pb-
  asetat juga membentuk endapan. Endapan terjadi karena protein
  mengalami denaturasi, berbeda dengan denaturasi yang diakibatkan oleh
  asam organik, denaturasi oleh logam bersifat irreversible yang berarti
  protein tidak dapat kembali kewujud semula. Protein mengalami
  denaturasi irreversible karena adanya logam-logam berat pada larutan
  yaitu Cu2+ , Hg2+ , dan Pb2+ sehingga mudah mengendap.
5. Uji Biuret
     Pada percobaan ini diperoleh albumin, gelatin,dan kesein membentuk
senyawa kompleks berwarna violet setelah ditambahkan dengan NaOH
  dan CuSO4, penambahan NaOH dilakukan agar larutan dalam suasana
  basa, sebab pereaksi biuret hanya bekerja pada suasana basa. Senyawa
  kompleks berwarna violet terjadi karena ion Cu2+ yang dari larutan
  CuSO4 dalam suasan basa bereaksi dengan polipeptida atau ikatan
  peptida yang menyusun protein tersebut. Biuret merupakan senyawa
  dengan dua ikatan peptida yang terikat pada pemanasan dua molekul
  urea.
      Sedangkan glisin yang ditambahkan NaOH dan CuSO4 tetap bening
  tidak membentuk warna violet, hal ini terjadi karena pada glisin tidak
  terdapat polipeptida sehingga ion Cu2+ dari larutan CuSO4 tidak dapat
  bereaksi menghasilkan senyawa kompleks berwarna violet. Glisin hanya
  mengandung dua ikatan peptida atau dipeptida, berbeda dengan albumin,
  gelatin, dan kasein yang memiliki polipeptida.
6. Uji Ninhidrin
BAB V

                                  PENUTUP

V.1 KESIMPULAN
       Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini, yaitu:
   1. Albumin dan gelatin tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan
      natrium, serta mengandung sedikit belerang.
   2. Albumin dan gelatin bersifat amfoter, dapat larut dengan air, larutan asam
      maupun basa tetapi tidak larut dalam pelarut lemak seperti kloroform.
   3. Pengendapan albumin dapat terjadi dengan penambahan garam alkali dan
      garam divalen. Urutan keefektifan garam dalam mengendapkan protein
      yaitu (NH4)2SO4> BaCl2 > CaCl2 > MgSO4 > NaCl. Semakin tinggi biloks
      dan jumlah ion muatan garam maka makin banyak endapan yang dibentuk.
   4. Albumin dapat mengalami denaturasi irreversible oleh logam berat seperti
      Cu2+ , Hg2+ , dan Pb2+ , dan mengalami denaturasi reversible oleh asam
      organik seperti asam trikloroasetat dan asam sulfosalisilat.
   5. Albumin, Geltin, dan kesein mengandung ikatan polipeptida sehingga
      membentuk senyawa ungu dengan Biuret, sedangkan Glisin tidak
      membentuk senyawa ungu karena tidak mengandung polipeptida hanya
      dipeptida.
   6. Albumin mengandung asam amino bebas karena membentuk 2 lapisan
      dengan ninhidrin yaitu lapisan ungu dan bening, sedangkan gelatin, kasein
      dan pepton tidak mengandung asam amino bebas.
   7. Albumin, gelatin, dan kasein mengandung tirosin/triptofan/fenilalanin
      sebab menghasilkan lapisan berwarna kuning dan endapan putih.
   8. Titik isoelektrik kasein yang diperoleh adalah 3,8.


V. 2 SARAN
        Adapun saran untuk laboratorium, agar melengkapi dan memperbaharui
    bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum agar hasil praktikum
    yang diperoleh maksimal.
DAFTAR PUSTAKA


Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
    Utama.

Irianto, Kus. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
      Yrama Widya: Bandung.

Purba, Michael. 2007. Kimia jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Sirajuddin, Saifuddin dan Ulfa Najamuddin. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia.
      Makassar.

Tim Dosen Kimia. 2009. Kimia Dasar 2. UPT MKU Universitas Hasanuddin:
    Makassar.

Tim Dosen Kimia. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik Dasar. UPT MKU
     Universitas Hasanuddin: Makassar.
LAMPIRAN



Soal-soal Uji Protein
1. Uji Susunan Elementer Protein
   1. Pada percobaan, unsur apakah yang membedakan albumin dan gelatin?
       Jawab: Unsur yang membedakan albumin dan gelatin adalah unsur
                 Belerang.

   2. Sebutkan jenis asam amino yang mengandung unsur tersebut serta tuliskan
       struktur kimianya!

       Jawab:       Sistein (Sis)               Metionin (Met)
                         H O                                  O
                          |   ||                              ||
                HS-CH2–C–C–OH                 CH3-S-CH2-CH-C-OH
                          |                              |
                         NH2                            NH2


   3. Tuliskan reaksi terbentuknya bau khas belerang pada uji adanya atom S!
       Jawab:           2H2S (g) + SO2 (aq)         3S (s) + 2H2O (l)
2. Uji Kelarutan Protein
   1. Meskipun protein termasuk senyawa organik, tetapi tidak larut dalam
       pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Mengapa?
       Jawab: Hal ini dipengaruhi oleh titik leburnya, asam amino mempunyai
                titk lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam karboksilat
                atau amina yang dapat larut pada pelarut organik tetapi tidak dapat
                larut dalam air. Asam amino cenderung mempunyai struktur yang
                bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi. Selain itu asam amino
                juga bersifat sebagai elektrolit. Sehingga dikatakan sebagai amfoter
                karena gugus aldehid dan amina yang dimilikinya.
3. Uji Pengendapan Protein dengan Garam
   1. Jelaskan mengapa dengan penambahan garam berkonsentrasi tinggi
      kelarutan protein menjadi berkurang, sehingga dapat mengendap!

      Jawab: Penambahan garam berkonsentrasi tinggi menyebabkan presipitasi
             protein, di mana konsentrasi tinggi menyebabkan terganggunya
             kestabilan koloid protein yang disebabkan menurunnya muatan
             elektrostatik molekul protein sehingga gaya grafitasi akan lebih
             dominan dibanding gaya tolak menolak molekul oleh karena itu
             protein dapat mengendap.

   2. Pada percobaan, manakah garam yang lebih efektif untuk mengendapkan
      protein? Mengapa?
      Jawab: Garam (NH4)2SO4 jenuh yang lebih banyak mengendapkan
             protein. Karena (NH4)2SO4 jenuh memiliki jumlah muatan yang
             cukup banyak dan konsentrasi yang cukup tinggi.

   3. Apa nama protein serum yang dapat diendapkan dengan penambahan
      ammonium sulfat jenuh?
      Jawab: Albumin serum dan Globulin serum.

   4. Apa fungsi protein tersebut dalam darah dan di mana disintesis?
      Jawab: Fungsi protein tersebut adalah menentukan besarnya tekanan
               osmosis dalam darah. Protein tersebut disintesis di dalam plasma
               darah dan sumsum tulang.

4. Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik
   1. Apa yang dimaksud denaturasi irreversible protein? Jelaskan!

      Jawab: Denaturasi irreversible adalah peristiwa rusaknya struktur protein
             di mana protein menggumpal yang tidak dapat lagi kembali ke
             struktur semula, struktur yang rusak yakni struktur kuartener,
             tersier, dan sekunder sedangkan struktur primernya tetap utuh.
2. Jelaskan mengapa susu atau putih telur dapat digunakan sebagai antidotum
       pada keracunan logam-logam berat seperti Pb2+ atau Hg2+ ?

       Jawab: Susu atau telur memiliki pH isoelektrik yang sangat baik dan
                banyak mengandung mineral-mineral yang mampu bereaksi
                dengan ion-ion positif yang mampu mengendapkan protein. Protein
                yang larut dalam air dapat bermuatan positif dan negatif, dalam
                suasana asam membentuk ion positif dan dalam suasana basa
                membentuk ion negatif. Pada titik isoelektrik muatannya sama
                sehingga jika pH di atas titik isoelektrik bermuatan positif, di mana
                ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein yaitu Pb2+ dan
                Hg2+. Oleh karena itu susu dan telur digunakan sebagai antidotum.

   3. Tuliskan struktur kimia Asam Sulfosalisilat dan TAC?

       Jawab:
  sulfosalisilat                 O
                             H   S    O
                                 O           COOH




                        Cl
      TCA          Cl   C    CO2H
                        Cl
5. Uji Biuret
   1. Sebutkan perbedaan antara polipeptida dan protein!

       Jawab: Polipeptida terdiri dari banyak molekul asam amino sedangkan
                   protein terdiri dari polipeptida yang terdiri atas lebih dari seratur
                   asam amino.

   2. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil negatif pada uji biuret?
       Mengapa?
Jawab: Pada uji biuret yang memberikan hasil negative yaitu glisin yang
                sewaktu ditambah dengan 2 ml NaOH 10% dan 6 tetes larutan
                CuSO4 0,2 % menunjukkan perubahan warna yaitu berubah
                menjadi warna biru muda. Karena glisin merupakan asam amino
                bebas yang sederhana, dimana bentuknya sama dengan alfa
                amino asetat.
6. Uji Ninhidrin
   1. Apakah reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino
      secara kuantitaif? Jelaskan!
      Jawab: Reaksi ninhidrin dapat pula digunakan untuk menentukan asam
               amino secara kuantitatif. Ninhidrin yang tereduksi, kemudian
               bereaksi dengan amino yang lepas membentuk kompleks berwarna
               biru-ungu yang maksimal menyerap cahaya dengan panjang
               gelombang 570 nm. Intensitas warna biru-ungu yang dihasilkan
               dalam keadaan baku juga dapat merupakan dasar bagi test
               kuantitatif bagi asam amino dan amina-amina yang bukan asam α-
               amino.
   2. Tuliskan struktur kimia asam amino prolin dan hidroksiprolin!
      Jawab:         O
                     ||
                     C–OH
                NH
                   Prolin
7. Uji Xantroprotein
   1. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil positif terhadap uji
      Xantroprotein? Mengapa?
      Jawab: Albumin, karena terbentuknya cincin jingga di daerah perbatasan
               antara protein dengan NaOH.
2. Tuliskan struktur kimia asam amino Fenilalanin dan triptofan!
   Jawab:           H O
                    | ||
             –CH2–C–C–OH
                    |
                    NH2


             Fenilalann




                           H O
                           | ||
                   –CH2–C–C–OH
              NH2             |
                           NH
                           Triptofan
LAMPIRAN


1. Uji Elementer Protein
  1. Uji Adanya Unsur C, H, dan O




         Albumin telur              Setelah dipanaskan
                                         terbentuk
                                       pengarangan


  2. Uji Adanya Atom N




         Albumin telur                Albumin            Hasil akhir
                                    telur+NaOH

  3. Uji Adanya Atom S




         Albumin telur                Albumin            Hasil akhir
                                    telur+NaOH
2. Uji Kelarutan Protein




    Air suling, HCl,        Ditambahkan           Hasil Akhir
    NaOH, alkohol           Albumin telur
    dan Kloroform


3. Uji Pengendapan Protein dengan Garam




     Ditambahkan            Ditambahkan            Hasil akhir
     Albumin telur          larutan garam
                                secara
                              berlebihan


4. Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik




     Ditambahkan             Ditambahkan               Hasil Akhir
     Albumin telur             larutan As.
                           Trikloroasetat, As.
                             Sulfosalisilat,
                           CuSO4, HgCl2, Pb-
                                  Asetat
5. Uji Biuret




     Ditambahkan      Hasil akhir
      NaOH dan
        CuSO4

6. Uji Ninhidrin




    Larutan albumin   Ditambahkan     Larutan
                        pereaksi    dipanaskan
                       ninhidrin




      Hasil akhir
7. Uji Xantoprotein




    Albumin+HNO3                Larutan gelatin dan
                                kasein membentuk
                                      lapisan

8. Uji Penentuan Titik Isoelektrik




    Kasein netral              Ditambahkan            Menit ke 0
                                  buffer




     Menit ke 30                Dipanaskan            Hasil akhir

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaRia Rohmawati
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin cAnnisa Nurul Chaerani
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 

Mais procurados (20)

Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Karbohidrat II
Karbohidrat IIKarbohidrat II
Karbohidrat II
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 

Semelhante a Protein

Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxSerlindaArjuni
 
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdfkimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdfejja3
 
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.docMAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.docLatifahhusni
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)DaveWattimena
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis proteinOvi Ardiana
 
Praktikum bio protein
Praktikum bio proteinPraktikum bio protein
Praktikum bio proteinganidonk
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis proteinMifta Rahmat
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2Fransiska Puteri
 

Semelhante a Protein (20)

5 protein
5 protein5 protein
5 protein
 
Ulasan biokimia
Ulasan biokimiaUlasan biokimia
Ulasan biokimia
 
Pengertian protein
Pengertian proteinPengertian protein
Pengertian protein
 
Pengertian protein
Pengertian proteinPengertian protein
Pengertian protein
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
 
Power Point Protein
Power Point ProteinPower Point Protein
Power Point Protein
 
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdfkimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
 
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.docMAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
6. protein
6. protein6. protein
6. protein
 
Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)
 
PROTEIN
PROTEIN PROTEIN
PROTEIN
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
 
Praktikum bio protein
Praktikum bio proteinPraktikum bio protein
Praktikum bio protein
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
 

Mais de Mardiana

MINERAL, makro dan mikro- Pengantar Ilmu Gizi Dasar
MINERAL, makro dan mikro- Pengantar Ilmu Gizi DasarMINERAL, makro dan mikro- Pengantar Ilmu Gizi Dasar
MINERAL, makro dan mikro- Pengantar Ilmu Gizi DasarMardiana
 
9. gangguan keseimbangan air, diare, dan dehidrasi
9. gangguan keseimbangan air, diare, dan dehidrasi9. gangguan keseimbangan air, diare, dan dehidrasi
9. gangguan keseimbangan air, diare, dan dehidrasiMardiana
 
Gliserida-Lipid
Gliserida-LipidGliserida-Lipid
Gliserida-LipidMardiana
 

Mais de Mardiana (7)

MINERAL, makro dan mikro- Pengantar Ilmu Gizi Dasar
MINERAL, makro dan mikro- Pengantar Ilmu Gizi DasarMINERAL, makro dan mikro- Pengantar Ilmu Gizi Dasar
MINERAL, makro dan mikro- Pengantar Ilmu Gizi Dasar
 
KEP
KEPKEP
KEP
 
9. gangguan keseimbangan air, diare, dan dehidrasi
9. gangguan keseimbangan air, diare, dan dehidrasi9. gangguan keseimbangan air, diare, dan dehidrasi
9. gangguan keseimbangan air, diare, dan dehidrasi
 
Flavonoid
FlavonoidFlavonoid
Flavonoid
 
Gliserida-Lipid
Gliserida-LipidGliserida-Lipid
Gliserida-Lipid
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 

Último

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Último (20)

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

Protein

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN III PROTEIN NAMA : MARDIANA NIM : K21110253 KELOMPOK :3 TANGGAL PRAKTIKUM : 16 APRIL 2011 ASISTEN : MUTIA RESKI AMALIA LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Benda hidup mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari benda mati. Satu daintaranya adalah susunannya yang sangat kompleks dan terorganisir dengan teratur. Makhluk hidup mempunyai struktur internal yang sangat rumit dan mengandung molekul kompleks. Makhluk hidup sederhana bersel tunggal seperti Escherchia coli mengandung skitar 5000 jenis senyawa organik, termasuk sejimlah 3000 jenis protein dan 1000 jenis asam nukleat yang berbeda. Manusia mengandung sekitar 50.000 jenis protein (Purba, 2007). Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperwan, sepersepullima didalam tulang dan tulang ruh di dalam kulit, dan jaringan dan terdapat pada cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di sampinng itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar kenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan. Protein memunyai fungsi-fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh (Almatsier, 2010). Ditinjau dari komposisi kimianya, protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam amino α-amino. Unsur utama penyusun protein adalah karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Banyak juga yang megandung belerang dan dalam jumlah yang lebih sedikit, fosfor. Beberapa protein mengandung besi, mangan tembaga dan iodin (Purba, 2007). Protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, berperan dalam pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh. Hormon-hormon seperti tiroid, insulin, dan epinefrin adalh protein demikian pula dengan
  • 3. enzim. Protein berperan pula dalam mengatur keseimbangan air dalam tubuh. Protein tubuh bertindak sebagai buffer yang bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga pH pada taraf konstan, keran itu protein juga berperan memelihara netralisasi tubuh. Protein juga berperan dalam pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi, dan sebagai sumber energi. Sebagai sumber energi, protein akivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4 kkal/g protein (Almatsier, 2010). Seperti halnya energi, pertumbuhan pada awal kehidupan membutuhkan protein dengan proporsi yang tepat. Pada periode pesat tumbuh ini, kebutuhan akan protein lebih diperhitungkan pada tiap unit masukan energi daripada unit pertumbuhan pertambahan berat badan. Pada resio spesifik dari protein energi dalam diet, besarnya konsumsi energi dan protein energi dalam diet, besarnya konsumsi energi dan protein yang sesuai akan menjamin pertumbuhan bayi pada masa pesat tumbuh (Irianto, 2004) I.2 TUJUAN PERCOBAAN Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu: 1. Uji Susunan Elementer Protein Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein. 2. Uji Kelarutan Protein Mengetahui adanya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu. 3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalen konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein. 4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein 5. Uji Biuret Membuktikan adanya molekul-molekul peptida pada protein 6. Uji Ninhidrin Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein
  • 4. 7. Uji Xantroprotein Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin yang terdapat dalam protein 8. Uji Penentuan Titik Isoelektrik Mengetahui titik isoelektrik (ph isoelektrik) dari protein secara kualitatif I. 3 PRINSIP PERCOBAAN 1. Uji susunan elemeter protein Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Ada pula protein yang mengandung sedikit belerang (S) dan fosfor (P). Dengan metode pembakaran atau pengabuan, akan diperoleh unsur-unsur penyusun protein, yaitu C, H, O, dan N. 2. Uji Kelarutan Protein Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Daya l arut protein berbeda didalam air, asam, dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein. 3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda- beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengandapkan protein. Proses pemisahan atau pengendapan protein oleh garam berkonsentrasi tinggi disebut salting out. 4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam dan Asam Organik Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam organik seperti asam pikrat, asam trikloroasetat dan asam sulfosalisilat. Penambahan asam-asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut. Kemudian, protein dapat pula mengalami denaturasi
  • 5. irreversible dengan adanya logam-logam berat seperti Cu2+ , Hg2+ , atau Pb2+ sehingga mudah mengendap. 5. Uji Biuret Ion Cu2+ dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas if terhadap senyawa-senyawa yangatau dipeptida. Reaksi pun posit mengandung dua gugus -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan – CONH2. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. 6. Uji Ninhidrin Semua asam amino-α bebas akan bereaksi dengan ninhidrin (triketohidrinden hidrat) membentuk aldehid dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan NH3 dan CO2. Di samping itu terbentuk senyawa kompleks berwarna biru, namun prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning yang diduga disebabkan oleh 2 molekul ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi. 7. Uji Xantroprotein Reaksi pada uji Xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin benzena (tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga. 8. Uji Penentuan Tititk Isoelektrik Seperti pada asam-asam amino bebas, protein pun memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda. Titik isoelektrik adalah daerah pH tertentu dimana protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan
  • 6. positif dan negatifnya sam, sehingga tidak bergerak bila diletakkan dalam medan listrik. Pada pH isoelektrik, daya kelarutan protein minimal, sehingga menyebabkan protein mengendap. I.4 MANFAAT PERCOBAAN Adapun manfaat percobaan ini, yaitu : 1. Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein. 2. Mengetahui adanya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu. 3. Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalen konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein. 4. Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein 5. Membuktikan adanya molekul-molekul peptida pada protein 6. Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein 7. Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin yang terdapat dalam protein 8. Mengetahui titik isoelektrik (ph isoelektrik) dari protein secara kualitatif
  • 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme (Almatsier, 2010) Ditinjau dari komposisi kimianya, protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam α-amino. Masa molekul realtifnya berkisar dari sekitar 6000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Banyak juga protein yang mengandung belerang dan dalam jumlah sedikit fosforus. Beberapa protein mengandung besi, mangan, tembaga, dan iodin (Purba, 2007). Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas asam-asam amino sebagai monomernya. Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki lebih dari 100 residu asam amino. Protein alamiah memiliki 20 jenis asam amino. Untuk setiap protein tertentu, urutan dan jenis-jenis asam amino yang menyusun sangat spesifik. Suatu protein yang hanya tersusun atas asam amino dan tidak mengandung gugus kimia lain disebut protein sederhana. Contohnya enzim ribonuklease dan khimotripsinogen. Namun, banyak protein yang mengandung bahan lain selain asam amino seperti derivat vitamin, lipid, atau karbohidrat, protein ini disebut protein konjugasi. Bagian yang bukan asam amino dari jenis protein disebut gugus prostetik. Contohnya lipoprotein mengandung lipid dan glikolipid mengandung gula (Sirajuddin dan Najamuddin, 2010). Asam amino merupakan senyawa organik monomer (satuan pembentuk) protein. Asam amino adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Walaupun terdapat lebih dari 200 macam asam amino dialam hanya sekitar 10% dari jumlah ini yang terdapat dalam protein. Protein pada semua bentuk kehidupan hanya mengandung 20 asam amino
  • 8. yang sama. Glisin merupakan asam amino yang paling sederhana dan pertama diisolasi dari hidrolisis protein (Tim dosen kimia, 2009). Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dapat dibedakan atas 7 golongan, yaitu (Purba, 2007): 1. Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Hampir semua reaksi senyawa organik dalam sel dikatalis enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim telah ditemukan didalam berbagai bentuk kehidupan. 2. Protein transpor, yaitu protein yang megikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik. Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru- paru, dan membawanya ke jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma darah membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein transpor lain terdapat dalam dinding sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrien lain melalui membran ke dalam sel. 3. Protein nutrien dan penyimpanan, ialah protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-bijian seperti gandum, beras dan jagung. Ovalbumin pada telur dan kasein pada susu juga merupakan protein nutrien. 4. Protein kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan miosin, yaitu protein yang berperandalam sistem kontraksi otot kerangka. 5. Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyangga untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah kolagen, yaitu komponen utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain adalah keratin yang terdapat pada rambut kuku, dan bulu ayam/burung ; fibroin, yaitu komponen utama dalam serat sutera dan jaringan laba-laba. 6. Protein pertahanan (antibodi) yaitu protein yang melindungi organisme terhadap serangan organisme lain (penyakit).contohnya adalah imunoglobin atau antibodi yang terdapat dalam vertebrata. Protein ini dapat mengenali dan menetralkan bakteri, virus, atau zat asing. Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah jika sistem pembuluh terluka.
  • 9. 7. Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau fisiologi. Contohnya ialah hormon, seperti insulin yang mengatur metabolisme gula darah. Contoh lain yaitu hormon pertumbuhan dan hormon seks. Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu (Sirajuddin, 2010): 1. Protein globuler, yaitu protein berbentuk bulat atau elips dengan rantai polipeptida yang berlipat. Umumnya, protein globular larut dalam air, asam, basa, atau etanol. Contohnya globulin, albumin, protamin, semua jenis enzim dan antibodi. 2. protein fiber yaitu protein berbentuk serat atau serabut dengan rantai polipeptida memanjang pada stu sumbu. Hampirsemua protein fiber membrikan peran struktural atau tula pelindung. Protein fiber pada, kolagen pada rawan dan fibroin pada sutera. Contoh protein fiber yaitu kolagen, elastin, keratin dan miosin. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Kolagen tidak larut air, mudah berubah menjadi gelatin bila direbus dalam air, asam asetat, asam encer atau alkali. Kolagen tidak mengandun triptofan tapi banyak mengandung hidroksiprolin dan hidroksilisin. Sebanyak 30% protein total manusia adalah kolagen. Elastin terdapat larut dalam urat, otot, arteri dan jaringan elastin lain. Elastin tidak dapat diubah menjadi gelatin. Keratin adalah protein rambut dan kuku. Protein ini mengandung banyak sulfurdalam bentuk sistein. Rambut manusia mengandung 14% sistein. Miosin merupakan protein utama penyusun serat otot (Almatsier, 2010). Contoh protein globular, yaitu albumin, globulin, histon dan protamin. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Albuminlarut dalam air dan mengalami koagulasi bila dipanaskan. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur dan bijitumbuh-tumbuhan. Globulin tidak dapat larut dalam air tapi dapat larut dalam garam encer dan garam dapur dan mengendap dalam garam konsentrasi tinggi. Globulin mengalami koagulasi bila dipanaskan. Histoin terdapat dalam jaringan kelenjar tertentu seperti timus dan pankreas. Histon
  • 10. didalam sel terikat dengan asam nukleat. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat (Almatsier, 2010). Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino. Asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali 8 asam amino. Asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino esensial. Asam amino haruslah terdapat dalam makanan. Kekurangan satu saja asam amino qmenganggu sintesis protein. Asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh disebut protein non esensial. Contoh asam amino esensial yaitu valin, leusin, dan isoleusin (Purba, 2007). Hampir semua asam amino mempunyai fungsi khusus. Triptofan adalah prekursor vitamin niasin dan pengantar saraf serotonin. Metionin memberikan gugus metil guna sintesis kolin dan kreatin. Disamping itu metionin merupakan prekursor sintein dan ikatan mengandung sulfur lain. Fenilalanin adalah prekursor tirosin dan bersama membentuk hormon-hormon tiroksin dan epinefrin. Tirosin merupakan prekursor bahan yang membentuk pigmen kulit dan rambut. Arginin dan sentrulinterlibat dalam sintesis ureum dalam hati (Almatsier, 2010). Glisin mengikat bahan-bahan toksik dan mengubahnya menjadi bahan tidak berbahaya. Glisin juga digunakan dalam sintesis porfirin nukleus hemoglobin dan merupakan bagian dari asam empedu. Histidin diperlukan untuk sintesis histamin. Kreatinin yang disintesis dari arginin, glisin, dan metionin bersama fosfat membentuk kreatinin fosfat, suatu penyimpanan pentingfosfat berenergi tinggi di dalam sel. Glutamin yang dibentuk dari asam glutamat dan asparagin dari asam aspartat merupakan simpanan asam amino di dalam tubuh. Di samping itu asam glutamat adalah prekursor pengantar saraf gamma amino asam butirat (Almatsier, 2010). Pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh fisik maupun kimia, sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi pada struktur molekul protein disebut denaturasi. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya denaturasi adalah pemanasan, pH, tekanan, aliran listrik dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol atau sabun. Proses denaturasi kadang berlangsung reversible, tetapi ada juga yang irreversible, tergantung dari
  • 11. penyebabnya. Protein yang mengalasi akan mi denaturmenurunkan aktivitas biologiks dan berkurang kekuatannya, sehingga mudah menguap (Sirajuddin dan Najamuddin 2010). Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika dipanaskan dengan asam klorida pekat, sekitar 6M. Dalam hal ini ikatan peptida diputuskan sehingga dihasilkan asam-asam amino bebas. Hidrolisis dipeptida Gly-Ser (glisirserin) berlangsung dalam tubuh manusia atau hewan, hidrolisis peptida atau protein terjadi karena pengaruh enzim (Purba, 2007). Molekul protein mempunyai gugus amino dan gugus karboksilat pada ujung- ujung rantainya. Hal ini menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dangan aam basa. Dengan larutan asam atau pH rendah, gugus amino pada protein akan bereaksi dengan ion H+ , sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya, dalam larutan gugus karbboksilat bereaksi dengan ion OH, sehingga protein bermuatan negatif. Adanya muatan pada molekul protein menyebabkan protein bergerak dibawah pengaruh medan listrik (Sirajuddin dan Najamuddin, 2010). Adapun reaksi uji terhadap asam amino dan peptida antara lain : 1. Reaksi millon, reaksi ini menggunakan larutan merkuri dan ion merkuri dalam asam asetat dan asam nitrit yang memberikan warna merah. Warna merah yang terbentuk kemungkinan dari garam merkuri dan tirosin yang bernitrasi (Tim dosen kimia, 2011). 2. Reaksi ninhidrin, ninhidrin adalah oksidator kuat yang dapat menyebabkan terjadiny dekarboksilat oksidatif asam amino untuk menghasilakn CO2 , NH3 dan suatu aldehid dengan suatu atom karbon kurang dari pada asam amino induknya.ninhidrin yang tereduksi, kemudian bereaksi dengan amino yang lepas, membentuk kompleks biru-ungu yang maksimal menyerap cahaya dengan panjang gelombang 570 nm. Intensitas warn biru-ungu yang dihasilkan dalam keadaan baku juga merupakan dasar bagi test kuantitatif yang sangat berguna untuk asam amino, dan amina-amina yang bukan asam amino. NH3 dan petida pun dapat bereaksi, walaupun lebih lambat daripada
  • 12. asam amino. Prolin dan 4-hidroksi prolin menghasilkan warna kuning dan bukan warna biru ungu ninhidrin (Tim dosen kimia, 2009). 3. reaksi xantropoteat dalah reaksi terhadap perotein yang mengandung gugus fenil (cicin benzana). Apabila protein mengandung cincin benzena dipanaskan dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga bila dibuat alkalis dengan larutan NaOH (Purba, 2007). 4. reaksi biuret merupakan salah satu cara mengidentifikasi protein. Dalam larutan basa, biuret memberikan warna lembayung dengan tembaga sulfat karena terbentuk kompleks tembaga dengan gugus –C-O dan –NH- dari rantai peptida dalam suasan basa. Asam amino dan peptida tidak memberikan test positif bila protein dalam suasana basa kuat ditambahkan larutan tembaga sulfat akan timbul warna ungu (Tim dosen kimia, 2011). Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang dikandungnya. Protein komplet atau protein dengan nilai biologi tinggi atau bermutu tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino esensial dalam proporsi yang sesuai untuk keperlaun pertumbuhan. Semua protein hewani kecuali gelatin merupakan protein komplit. Gelatin kurang dalam asam amino triptofan (Almatsier, 2010). Jumlah dan jenis asam amino dalam makanan yang mengandung protein bervariasi dan berbeda, terutama pada protein nabati, misalnya beras mengandung rendah lisin, olek karena itu protein beras disebut protein kualitas rendah. Namun upaya mwnusia agar kualitasa protein terpenuhi dilakukan dengan cara mencampur beberapa jenis protein nabati agar asam amino esensial saling melengkapi yang disebut protein komplementer. Protein hewani disebut protein lengkap karena jumlah dan jenis asam amino esensial yang terkandung didalamnya lengkap dan cukup. Untuk anak pada masa pertumbuhan disarankan mengkonsumsi protein hewan seperti susu, telur daging, ikan atau daging unggas agar asam amino esensial yang terkandung dapat menunjang tumbuh kembang dengan baik (Irianto, 2004).
  • 13. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Alat dan Bahan 1. Uji Susunan Elementer Protein Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi, alat pemanas, cawan porselin, dan gelas obyek. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur, gelatin, larutan NaOH 10%, larutan Pb-asetat 5%, larutan HCl pekat, dan kertas lakmus. 2. Uji Kelarutan Protein Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi dan pipet ukur. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur, gelatin, air suling, larutan HCl 10%, larutan NaOH 40%, alkohol 96%, dan kloroform. 3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes dan pipet ukur. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur, larutan (NH4)2SO4 jenuh, larutan NaCl 5%, larutan BaCl2 5%, larutan CaCl2 5%, dan larutan MgSO4 5%. 4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi dan pipet ukur/pipet tetes. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur, asam trikloroasetat (TCA) 10%, asam sulfosalisilat 5%, larutan HgCl2 5%, larutan Pb-asetat 5%, dan larutan CuSO4 5%. 5. Uji Biuret Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi, pipet ukur, dan pipet tetes. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur 2%, gelatin 2%, glisin 2%, larutan NaOH 10%, dan larutan CuSO4 0,2% dan CuSO4 5%. 6. Uji Ninhidrin Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi,
  • 14. pipet ukur atau pipet tetes, alat pemanas, dan pengatur waktu. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur 2%, gelatin 2%, pepton 0,5%, dan pereaksi Ninhidrin 0,1%. 7. Uji Xantoprotein Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes, dan alat pemanas. Bahan yang digunakan yaitu albumin telur 2%, gelatin 2%, larutan NaOH 10%, dan larutan HNO3 pekat. 8. Uji Penentuan Titik Isoelektrik Adapun alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, pipet ukur, dan pengatur waktu. Bahan yang digunakan yaitu larutan kasein netral dan buffer asetat pH= 3,8 ; 4,7 ; 5,0; 5,3; dan 5,9. III.2 PROSEDUR PERCOBAAN 1. Uji Susunan Elemeter Protein
  • 15. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 HASIL IV.1.1 TABEL 1. Uji Susunan Elemeter Protein 1.1. Uji Adanya Unsur C,H & O Hasil Pengamatan No Zat Uji Pengarangan Bau Rambut Pengembunan C Terbakar (H) 1 Albumin + + + 2 gelatin + + + 1.2. Uji adanya Atom N Hasil Pengamatan Bau Kertas No Perlakuan Amonia Lakmus (N) Merah (N) 1 Albumin 1 ml + NaOH 10% + dipanaskan + biru 2 Gelatin 1 ml + NaOH 1-% + dipanaskan + biru 1.3. Uji Adanya Atom S Hasil Pengamatan No Perlakuan PBS S 1 Albumin 1 ml + NaOH 10% + dipanaskan + + 2 Gelatin 1 ml + NaOH 1-% + dipanaskan + + 2. Uji Kelarutan Protein Bahan Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4 Tb 5 Tb 6 Tb 7 Tb 8 Tb 9 Tb 10 Albumin 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml telur Gelatin 1 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml air suling 1 ml 1 ml HCL 1 ml 1 ml 10% NaOH 1 ml 1 ml 40% alkohol 1 ml 1 ml 96%
  • 16. Kloroform 1 ml larut larut larut larut Tdk larut larut larut larut Tdk Hasil larut larut 3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Albumin Telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml NaCl 5% Berlebih - - - - BaCl 5% - Berlebiih - - - CaCl 5% - - Berlebih - - MgSO4 5% - - - Berlebih - (NH4)2SO4 - - - - Berlebih jenuh Hasil + ++++ +++ ++ +++++ 4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam dan Asam Organik Tabung Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 5 Albumin Telur 2ml 2ml 2 ml 2 ml 2 ml TCA 10% 10 tetes - - - - Asam Sulfosalisilat - 10 tetes - - - 5% CuSO4 5% - - 10 tetes - - HgCl2 5% - - - 10 tetes - Pb-asatat 5% - - - - 10 tetes Hasil +++ ++++ +++++ ++ + 5. Uji Biuret Polipeptida No Zat Uji Hasil Uji Biuret (+/-) 1 Albumin 2% Warna Violet + 2 Gelatin 2% Warna Violet + 3 Kasein 0,5% Warna Violet + 4 Glisin 2% Berwarna bening -
  • 17. 6. Uji Ninhidrin Asam Amino No Zat Uji Hasil Uji Ninhidrin Bebas (+/-) 1 Albumin 2% 2 lapisan, atas ungu bawah bening + 2 Gelatin 2% bening - 3 Kasein 0,5% Bening keruh endapan - 4 Pepton 0,5 % bening - 7. Uji Xantoprotein Tirosin/ Triptofan/ No Zat Uji Hasil Uji Xantroprotein Fenilalanin (+/-) 1 Albumin 2% Tidak ada lapisan - 2 Gelatin 2% lapisan Kuning + 3 lapisan Kuning + Kasein 2% 8. Uji Penentuan Titik Isoelektrik No Ph Pengamatan endapan tabung 0 : endapan keruh 1 3,8 10 : banyak endapan 30: banyak endapan dan jernih Dipanaskan : banyak endapan 0 : tidak ada endapan, keruh 2 4,7 10: keruh tanpa endapan 30 : keruh tanpa endapan Dipanaskan : tidak bereaksi 0 : tidak ada endapan 3 5,0 10 : adaendapan, keruh 30 : endapan banyak Dipanaskan : keruh, sedikit endapan 0 : keruh tanpa endapan 4 5,3 10: keruh tanpa endapan 30: keruh ada endapan Dipanaskan : keruh ada endapan putih 0: berbusa tanpa endapan, keruh 5 5,9 10 : berbusa tanpa endapan 30: berbusa tanpa endapan Dipanaskan : jernih
  • 18. IV.1.3 REAKSI 1. Uji Elemeter Susunan Protein Pb2+ + S2- → PbS PbS + 4 O2 → SO2 + PbO2 2. Uji Kelarutan Protein Reaksi albumin + air H2N – CH – C – [NH- CH –C]n – NH – CH – C - OH + H2O R O R O R O H2N – CH – C – [NH- CH – C]n – NH – CH – C - + H3O R O R O R O 3. Uji Ninhidrin O C OH CH3C CH COOH + 2 C C OH O Ninhydrin 4. Uji Xantoprotein STRUKTUR GELATIN
  • 19. IV.2 PEMBAHASAN 1. Uji Susunan Elemeter Protein Pada percobaan ini albumin dan gelatin yang dipanaskan membentuk embun pada gelas obyek, ini menunjukkan bahwa albumin dan gelatin mengandungan hidrogen dan oksigen. Selain itu tecium pula bau rambut terbakar, berarti albumin dan gelatin mengandung nitrogen. Setelah dipanaskan, terjadi pengarangan berwarna hitam pada albumin dan gelatin, ini membuktikan adanya atom karbon. Albumin dan gelatin yang ditambahkan NaOH dan aquades setelah dipanaskan, uap yang dihasilkan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru dan tercimnya bau amonia, ini membuktikan bahwa albumin dan gelatin mengandung atom nitrogen. Pada albumin dan gelatin yang dipanaskan dengan NaOH, dan penambahan larutan Pb- asetat dan HCl pekat mengubah larutan menjadi berwarna hitam dan tercium bau belerang, karena terbentuknya PbS dan teroksidasinya belerang, hal ini membuktikan bahwa albumin dan gelatin mengandung belerang. 2. Uji Kelarutan Protein Pada percobaan ini albumin dan gelatin yang ditambahkan dengan air suling dan alkohol membentuk 1 fase yang berarti larut. Begitu pula dengan penambahan HCl yang bersifat asam larut dan NaOH yang bersifat basa dapat larut dengan albumin dan gelatin. Hal ini membuktikan bahwa protein bersifat amfoter, dapat larut dengan air, larutan asam maupun basa. Daya larut protein berbeda didalam air, larutan asam dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, pada kloroform, albumin dan gelatin tidak larut, ini membuktikan bahwa protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti kloroform. 3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam Pada percobaan ini digunakan albumi telur dan empat jenis garam yang memilki muatan ion yang berbeda-beda. Albumin telur yang
  • 20. ditambahkan NaCl membentuk sedikit endapan. Albumin yang ditambahkan BaCl membentuk banyak endapan. Albumin yang ditambahkan CaCl membentuk endapan yang lebih sedikt dibandingkan dengan BaCl. Albumin yang ditambahkan MgSO4 membentuk endapan yang lebih sedikt dibandingkan dengan CaCl. Endapan paling banyak terbentuk pada albumin yang ditambahkan dengan (NH4)2SO4. Hal tersebut membuktikan bahwa Pengaruh penambahan garam terhadap protein berbeda-beda tergantung kepada konsentrasi dan jumlah muatan ion dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ion larutan/garam maka semakin efektif garam dalam mengendapkan protein. Peristiwa pemisahan atau pengendapan pretein oleh garam konsentrasi tinggi ini disebut salting out. 4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam dan Asam Organik percobaan ini dilakukan untuk mengetahui penambahan lgam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein. Dengan menggunakan albumin telur yang ditambahkan dengan asam trikloroasetat dan asam sulfosalisilat membentuk endapan. Endapan dihasilkan kerena protein mengalami denaturai oleh asam organik tersebut, penambahan asam asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut. Denaturasi yang dialami protein akibat asam-asam organik bersifat reversible, sebab protein dapat kembali kewaujud semula setelah dipanaskan. Albumin telur yang ditambahkan dengan CuSO4, HgCl2, dan Pb- asetat juga membentuk endapan. Endapan terjadi karena protein mengalami denaturasi, berbeda dengan denaturasi yang diakibatkan oleh asam organik, denaturasi oleh logam bersifat irreversible yang berarti protein tidak dapat kembali kewujud semula. Protein mengalami denaturasi irreversible karena adanya logam-logam berat pada larutan yaitu Cu2+ , Hg2+ , dan Pb2+ sehingga mudah mengendap. 5. Uji Biuret Pada percobaan ini diperoleh albumin, gelatin,dan kesein membentuk
  • 21. senyawa kompleks berwarna violet setelah ditambahkan dengan NaOH dan CuSO4, penambahan NaOH dilakukan agar larutan dalam suasana basa, sebab pereaksi biuret hanya bekerja pada suasana basa. Senyawa kompleks berwarna violet terjadi karena ion Cu2+ yang dari larutan CuSO4 dalam suasan basa bereaksi dengan polipeptida atau ikatan peptida yang menyusun protein tersebut. Biuret merupakan senyawa dengan dua ikatan peptida yang terikat pada pemanasan dua molekul urea. Sedangkan glisin yang ditambahkan NaOH dan CuSO4 tetap bening tidak membentuk warna violet, hal ini terjadi karena pada glisin tidak terdapat polipeptida sehingga ion Cu2+ dari larutan CuSO4 tidak dapat bereaksi menghasilkan senyawa kompleks berwarna violet. Glisin hanya mengandung dua ikatan peptida atau dipeptida, berbeda dengan albumin, gelatin, dan kasein yang memiliki polipeptida. 6. Uji Ninhidrin
  • 22. BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini, yaitu: 1. Albumin dan gelatin tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan natrium, serta mengandung sedikit belerang. 2. Albumin dan gelatin bersifat amfoter, dapat larut dengan air, larutan asam maupun basa tetapi tidak larut dalam pelarut lemak seperti kloroform. 3. Pengendapan albumin dapat terjadi dengan penambahan garam alkali dan garam divalen. Urutan keefektifan garam dalam mengendapkan protein yaitu (NH4)2SO4> BaCl2 > CaCl2 > MgSO4 > NaCl. Semakin tinggi biloks dan jumlah ion muatan garam maka makin banyak endapan yang dibentuk. 4. Albumin dapat mengalami denaturasi irreversible oleh logam berat seperti Cu2+ , Hg2+ , dan Pb2+ , dan mengalami denaturasi reversible oleh asam organik seperti asam trikloroasetat dan asam sulfosalisilat. 5. Albumin, Geltin, dan kesein mengandung ikatan polipeptida sehingga membentuk senyawa ungu dengan Biuret, sedangkan Glisin tidak membentuk senyawa ungu karena tidak mengandung polipeptida hanya dipeptida. 6. Albumin mengandung asam amino bebas karena membentuk 2 lapisan dengan ninhidrin yaitu lapisan ungu dan bening, sedangkan gelatin, kasein dan pepton tidak mengandung asam amino bebas. 7. Albumin, gelatin, dan kasein mengandung tirosin/triptofan/fenilalanin sebab menghasilkan lapisan berwarna kuning dan endapan putih. 8. Titik isoelektrik kasein yang diperoleh adalah 3,8. V. 2 SARAN Adapun saran untuk laboratorium, agar melengkapi dan memperbaharui bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum agar hasil praktikum yang diperoleh maksimal.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Irianto, Kus. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Yrama Widya: Bandung. Purba, Michael. 2007. Kimia jilid 3. Erlangga: Jakarta. Sirajuddin, Saifuddin dan Ulfa Najamuddin. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar. Tim Dosen Kimia. 2009. Kimia Dasar 2. UPT MKU Universitas Hasanuddin: Makassar. Tim Dosen Kimia. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik Dasar. UPT MKU Universitas Hasanuddin: Makassar.
  • 24. LAMPIRAN Soal-soal Uji Protein 1. Uji Susunan Elementer Protein 1. Pada percobaan, unsur apakah yang membedakan albumin dan gelatin? Jawab: Unsur yang membedakan albumin dan gelatin adalah unsur Belerang. 2. Sebutkan jenis asam amino yang mengandung unsur tersebut serta tuliskan struktur kimianya! Jawab: Sistein (Sis) Metionin (Met) H O O | || || HS-CH2–C–C–OH CH3-S-CH2-CH-C-OH | | NH2 NH2 3. Tuliskan reaksi terbentuknya bau khas belerang pada uji adanya atom S! Jawab: 2H2S (g) + SO2 (aq) 3S (s) + 2H2O (l) 2. Uji Kelarutan Protein 1. Meskipun protein termasuk senyawa organik, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Mengapa? Jawab: Hal ini dipengaruhi oleh titik leburnya, asam amino mempunyai titk lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina yang dapat larut pada pelarut organik tetapi tidak dapat larut dalam air. Asam amino cenderung mempunyai struktur yang bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi. Selain itu asam amino juga bersifat sebagai elektrolit. Sehingga dikatakan sebagai amfoter karena gugus aldehid dan amina yang dimilikinya.
  • 25. 3. Uji Pengendapan Protein dengan Garam 1. Jelaskan mengapa dengan penambahan garam berkonsentrasi tinggi kelarutan protein menjadi berkurang, sehingga dapat mengendap! Jawab: Penambahan garam berkonsentrasi tinggi menyebabkan presipitasi protein, di mana konsentrasi tinggi menyebabkan terganggunya kestabilan koloid protein yang disebabkan menurunnya muatan elektrostatik molekul protein sehingga gaya grafitasi akan lebih dominan dibanding gaya tolak menolak molekul oleh karena itu protein dapat mengendap. 2. Pada percobaan, manakah garam yang lebih efektif untuk mengendapkan protein? Mengapa? Jawab: Garam (NH4)2SO4 jenuh yang lebih banyak mengendapkan protein. Karena (NH4)2SO4 jenuh memiliki jumlah muatan yang cukup banyak dan konsentrasi yang cukup tinggi. 3. Apa nama protein serum yang dapat diendapkan dengan penambahan ammonium sulfat jenuh? Jawab: Albumin serum dan Globulin serum. 4. Apa fungsi protein tersebut dalam darah dan di mana disintesis? Jawab: Fungsi protein tersebut adalah menentukan besarnya tekanan osmosis dalam darah. Protein tersebut disintesis di dalam plasma darah dan sumsum tulang. 4. Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik 1. Apa yang dimaksud denaturasi irreversible protein? Jelaskan! Jawab: Denaturasi irreversible adalah peristiwa rusaknya struktur protein di mana protein menggumpal yang tidak dapat lagi kembali ke struktur semula, struktur yang rusak yakni struktur kuartener, tersier, dan sekunder sedangkan struktur primernya tetap utuh.
  • 26. 2. Jelaskan mengapa susu atau putih telur dapat digunakan sebagai antidotum pada keracunan logam-logam berat seperti Pb2+ atau Hg2+ ? Jawab: Susu atau telur memiliki pH isoelektrik yang sangat baik dan banyak mengandung mineral-mineral yang mampu bereaksi dengan ion-ion positif yang mampu mengendapkan protein. Protein yang larut dalam air dapat bermuatan positif dan negatif, dalam suasana asam membentuk ion positif dan dalam suasana basa membentuk ion negatif. Pada titik isoelektrik muatannya sama sehingga jika pH di atas titik isoelektrik bermuatan positif, di mana ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein yaitu Pb2+ dan Hg2+. Oleh karena itu susu dan telur digunakan sebagai antidotum. 3. Tuliskan struktur kimia Asam Sulfosalisilat dan TAC? Jawab: sulfosalisilat O H S O O COOH Cl TCA Cl C CO2H Cl 5. Uji Biuret 1. Sebutkan perbedaan antara polipeptida dan protein! Jawab: Polipeptida terdiri dari banyak molekul asam amino sedangkan protein terdiri dari polipeptida yang terdiri atas lebih dari seratur asam amino. 2. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil negatif pada uji biuret? Mengapa?
  • 27. Jawab: Pada uji biuret yang memberikan hasil negative yaitu glisin yang sewaktu ditambah dengan 2 ml NaOH 10% dan 6 tetes larutan CuSO4 0,2 % menunjukkan perubahan warna yaitu berubah menjadi warna biru muda. Karena glisin merupakan asam amino bebas yang sederhana, dimana bentuknya sama dengan alfa amino asetat. 6. Uji Ninhidrin 1. Apakah reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino secara kuantitaif? Jelaskan! Jawab: Reaksi ninhidrin dapat pula digunakan untuk menentukan asam amino secara kuantitatif. Ninhidrin yang tereduksi, kemudian bereaksi dengan amino yang lepas membentuk kompleks berwarna biru-ungu yang maksimal menyerap cahaya dengan panjang gelombang 570 nm. Intensitas warna biru-ungu yang dihasilkan dalam keadaan baku juga dapat merupakan dasar bagi test kuantitatif bagi asam amino dan amina-amina yang bukan asam α- amino. 2. Tuliskan struktur kimia asam amino prolin dan hidroksiprolin! Jawab: O || C–OH NH Prolin 7. Uji Xantroprotein 1. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil positif terhadap uji Xantroprotein? Mengapa? Jawab: Albumin, karena terbentuknya cincin jingga di daerah perbatasan antara protein dengan NaOH.
  • 28. 2. Tuliskan struktur kimia asam amino Fenilalanin dan triptofan! Jawab: H O | || –CH2–C–C–OH | NH2 Fenilalann H O | || –CH2–C–C–OH NH2 | NH Triptofan
  • 29. LAMPIRAN 1. Uji Elementer Protein 1. Uji Adanya Unsur C, H, dan O Albumin telur Setelah dipanaskan terbentuk pengarangan 2. Uji Adanya Atom N Albumin telur Albumin Hasil akhir telur+NaOH 3. Uji Adanya Atom S Albumin telur Albumin Hasil akhir telur+NaOH
  • 30. 2. Uji Kelarutan Protein Air suling, HCl, Ditambahkan Hasil Akhir NaOH, alkohol Albumin telur dan Kloroform 3. Uji Pengendapan Protein dengan Garam Ditambahkan Ditambahkan Hasil akhir Albumin telur larutan garam secara berlebihan 4. Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik Ditambahkan Ditambahkan Hasil Akhir Albumin telur larutan As. Trikloroasetat, As. Sulfosalisilat, CuSO4, HgCl2, Pb- Asetat
  • 31. 5. Uji Biuret Ditambahkan Hasil akhir NaOH dan CuSO4 6. Uji Ninhidrin Larutan albumin Ditambahkan Larutan pereaksi dipanaskan ninhidrin Hasil akhir
  • 32. 7. Uji Xantoprotein Albumin+HNO3 Larutan gelatin dan kasein membentuk lapisan 8. Uji Penentuan Titik Isoelektrik Kasein netral Ditambahkan Menit ke 0 buffer Menit ke 30 Dipanaskan Hasil akhir