1. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2. Yusuf (2009 : 38-39) Walgito (2010 : 7)
menyatakan bahwa bimbingan mengemukakan bahwa bimbingan
dapat diartikan sebagai proses adalah bantuan atau pertolongan
yang diberikan kepada individu
pemberian bantuan (process of
atau sekumpulan individu untuk
helping) konselor kepada
menghindari atau mengatasi
individu (konseli) secara kesulitan-kesulitan didalam
berkesinambungan agar mampu kehidupannya sehingga individu
memahami potensi diri dan atau sekumpulan individu itu
lingkungannya, menerima diri, dapat mencapai kesejahteraan
mengembangkan dirinya secara hidupnya.
optimal, dan menyesuaikan diri
secara positif dan konstruktif Sukardi (2008 : 38) menyatakan
terhadap tuntutan norma bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan kepada
kehidupan (agama dan budaya)
seseorang atau sekelompok orang
sehingga mencapai kehidupan yang secara terus menerus dan
yang bermakna (berbahagia), sistematis oleh guru pembimbing
baik secara personal maupun agar individu atau sekelompok
social individu menjadi pribadi yang
mandiri.
3. Secara Etimologi berasal dari Rumusan (Pepinsky &
bahasa Latin “consilium “artinya Pepinsky,dalam Shertzer &
“dengan” atau bersama” yang Stone,1974)
dirangkai dengan “menerima atau 1. Konseling adalah suatu proses
“memahami” . Sedangkan dalam interaksi antara dua orang
Bahasa Anglo Saxon istilah individu,masing-masing disebut
konseling berasal dari “sellan” konselor dan klien.
yang berarti”menyerahkan” atau 2. Dilakukan dalam suasana yang
“menyampaikan” profesional Bertujuan dan
Konseling meliputi pemahaman berfungsi sebagai alat (wadah)
dan hubungan individu untuk untuk memudahkan perubahan
mengungkapkan kebutuhan- tingkah laku klien.
kebutuhan,motivasi,dan potensi-
potensi yang yang unik dari Rumusan (Division of Conseling
Psychologi)
individu dan membantu individu
1. Konseling merupakan proses
yang bersangkutan untuk pemberian bantuan
mengapresiasikan ketige hal 2. Bantuan diberikan kepada individu-
tersebut. (Berdnard & Fullmer individu yang sedang mengalami
,1969) hambatan atau gangguan dalam
proses perkembangan.
4. Rumusan (Mc. Daniel,1956) Menurut British Association of
1. Konseling merupakan rangkaian Counselling (1984)
pertemuan antara konselor dengan Konseling merupakan suatu proses
klien.
bekerja dengan orang banyak, dalam
2. Dalam pertemuan itu konselor
membantu klien mengatasi kesulitan- suatu hubungan yang bersifat
kesulitanyang dihadapi. pengembangan diri, dukungan
3. Tujuan pemberian bantuan itu terhadap
adalah agar klien dapat krisis, psikoterapis, bimbingan atau
menyesuaiaknnya dirinya,baik dengan pemecahan masalah.
diri maupun dengan lingkungan.
Menurut Burk dan Stefflre (1979)
Konseling mengindikasikan hubungan
Menurut Pietrofesa, Leonard dan profesional antara konselor terlatih dengan
Hoose (1978) klien, hubungan yang terbentuk biasanya
Konseling merupakan suatu proses bersifat individu ke individu, kadang juga
dengan adanya seseorang yang melibatkan lebih dari satu orang suatu misal
dipersiapkan secara profesional untuk keluarga klien. Konseling didesain untuk
membantu orang lain dalam pemahaman menolong klien dalam memahami dan
diri pembuatan keputusan dan menjelaskan pandangan mereka terhadap
pemecahan masalah dari hati kehati suatu masalah yang sedang mereka hadapi
antar manusia dan hasilnya tergantung melalui pemecahan masalah dan pemahaman
pada kualitas hubungan. karakter dan perilaku klien.
5. Tujuan bimbingan dan konseling Menurut Sukardi (2008 : 44)
secara umum menurut Yusuf menyatakan bahwa tujuan umum dari
(2009 : 49) adalah: layanan bimbingan dan konseling adalah
a. Merencanakan kegiatan membantu siswa mengenal
penyelesaian studi, perkembangan bakat, minat, dan kemampuannya, serta
karir, serta kehidupannya pada memilih, dan menyesuaikan diri dengan
masa yang akan datang. kesempatan pendidikan untuk
b. Mengembangkan seluruh potensi merencanakan karier yang sesuai
kekuatan yang dimilikinya dengan tuntutan dunia kerja.
seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan Tujuan umum bimbingan dan konseling secara
lingkungan pendidikan, umum berkaitan dengan tujuan pendidikan,
masyarakat, serta lingkungan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-
kerjanya. Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
SPN) Tahun 2003 (UU No. 20 Tahun 2003
d. Mengatasi hambatan serta
pasal 3), yaitu untuk berkembangnya peserta
kesulitan yang dihadapi dalam didik agar menjadi manusia yang beriman dan
studi, penyesuaian dalam bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa,
lingkungan pendidikan, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,
masyarakat, ataupun lingkungan kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
kerja. yang demokratis serta bertanggung jawab.
6. Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus menurut Yusuf (2009 : 49)
dan Sukardi (2008 : 44) yaitu untuk membantu siswa atau peserta didik agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-
sosial, belajar (akademik), dan karir.
7. Tujuan konseling berdasarkan penanganan oleh konselor dikemukakan oleh
Shertzer dan Stone yang dikutip oleh Mc Leod (2004) dapat diperinci sebagai
berikut:
1. Mencapai kesehatan mental yang positif
Apabila kesehatan mental tercapai maka individu memiliki integrasi,
penyesuaian, dan identifikasi positif terhadap orang lain. Individu belajar
menerima tanggung jawab, menjadi mandiri, dan mencapai integrasi tingkah
laku.
2. Keefektifan individu
Seseorang diharapkan mempunyai pribadi yang dapat menyelaraskan diri
dengan cita-cita, memanfaatkan waktu dan tenaga serta bersedia mengambil
tanggung jawab ekonomi, psikologis, dan fisik.
3. Pembuatan keputusan
Konseling membantu individu mengkaji apa yang perlu dipilih, belajar membuat
alternatif-alternatif pilihan, dan selanjutnya menentukan pilihan sehingga
pada masa depan dapat membuat keputusan secara mandiri.
4. Perubahan tingkah laku
8. 1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai
dan berani menghadapi resiko.
3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan
emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi
dengan orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar
dalam kehidupan sosial
7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan
kehidupan yang semakin kompetitif.
9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi
yang mendukung pilihan karir.
10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai
upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.