SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 31
CREATED BY:
DEWI ASTIKA
RAHMADHANI
TRANSFUSI DARAH
TRANSFUSI DARAH
 Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponen
darah dari donor ke resipien.
 Tujuan transfusi darah :
a. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah
pembedahan, trauma).
b. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada pasien anemia.
c. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi
(misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol
perdarahan pada pasien hemofilia).
d. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
e. Memperbaiki fungsi Hemostatis.
MEMPERKIRAKAN
KEHILANGAN DARAH
DURANTE OP
 Kassa Kecil Ukuran 4 x 4  10 mL Darah
 Kassa Besar  100-150 mL Darah
 Mengukur Volume Darah Pada Suction
 Menimbang Kassa
PERDARAHAN
Tranfusi darah masif
• Adalah transfusi darah sebanyak lebih dari 1-2
kali volume darah dalam waktu > 24 jam, atau
> besar dari 50% volum darah dalam waktu
singkat.
• Tranfusi darah masif pada pediatri adalah
transfusi komponen darah setara dengan 1
atau lebih volume darah dalam waktu 24 jam
atau ½ volume darah dalam 12 jam.
Indikasi transfusi darah
 Perdarahan akut hingga Hb
<8 g/dL atau Ht < 30% (pd
orang tua dengan kelainan
jantung atau paru batasan Hb
< 10g/dL)
 Bedah mayor dengan
kehilangan darah > 20%
volume total
 Pasien sehat dengan Ht <
30% membutuhkan tranfusi
darah perioperatif
 Pasien anemia akut dengan
Ht < 21% membutuhkan
tranfusi darah segera
 Anemia kronis yang tidak
dapat menoleransi kadar Hb
< 7 g/dL
 Hb < 6 g/dL dan hampir tidak
pernah diindikasikan pada Hb >
10 g/dL
 Nilai Hb 6-10, tergantung
dengan resiko komplikasi
 Pemberian tranfusi
mempertimbangkan fisiologi
tubuh
 Jika memungkinkan sebaiknya
dilakukan tranfusi autolog
 Indikasi tranfusi sel darah merah
autolog lebih banyak karena
resiko lebih rendah
Menurut American
Society of
Anesthesiologist,
Kontraindikasi transfusi
darah
 Acute pulmonary edema
 Congestive heart failure
 Pulmonary embolism
 Hipertensi maligna
 Hipercythemia
 Gagal ginjal kronis
 Alergi dan anafilaktik terhadap transfusi
Reaksi transfusi akut
 Hemolitik akut
 Infeksi bakteri kontaminan dari alat yang
terkontaminasi
 TRALI
 TACO
 Reaksi alergi
 Anafilaksis
Reaksi hemolitik akut
 Inkompatibilitas sel darah merah donor dengan antibodi anti-A
atau Anti-B dan timbul gejala klinis berat ( perdarahan,
takikardi, hipotensi atau hipertensi )
 Dapat terjadi setelah transfusi komponen kaya plasma (
platelet atau FFP ), mengandung antibodi anti-sel darah
merah tinggi Anti A atau B
 Terapi :
 Stop transfusi
 Pertahankan akses vena
 Resusitasi dengan cairan kritaloid
 Bila hoptensi menetap pertimbangkan pemberian inotropik
 Rujuk bila ke ICU bila di perlukan
Infeksi bakteri kontaminan
 Terapi :
 Seperti pada hemolitik akut
 Antibiotik kombinasi sesuai bakteri yang diketahui sesuai pola
kuman lokal atau kombinasi antibiotik untuk kuman gram positif-
negatif
Trali ( transfusion acute-lung
injury )
 Gejala :
 6 jam transfusi timbul sesak nafas dan batuk non
produktif
 Hipotensi dan hilangnya volume sirkulasi dapat timbul
demam atau tidak atau di sertai menggigil
 Monositopenia atau neutropenia
 Infiltrat nodular bilateral ( batwing ) sesua gambaran
ARDS pada RO thoraks
Terapi
 Rawat ICU
 Terapi sama seperti ARDS dengan berbagai penyebab
 Hindari deuretik
 Steroid masih digunakan penggunaannya
 Melaporkan TRALI di bank darah
TACO ( tranfusion associated
circulatory overload )
 Fluid overload
 Transfusi terlalu cepat  gagal ventrikel kiri akut ( acute left
ventricular failure, LVF )  dipsneu,takipneu,JVP,Crakles pada
paru basal,hipertensi,takikardi
 Terapi
 Stop transfusi
 Terapi medis standar ( oksigen, diuretik )
 Setiap transfusi satu kantong darah dapat diberikan diuretik (
misalnya furosemide 20-40 mg ) pada kondisi anemia (
normovolemik atau hipervolemik kadang dengan gejala
gangguan jantung )
 Pembatasan transfusi satu kantong darah dalam 12 jam untuk
mengurangi LVF
Reaksi alergi
 Anafilaksis
 Disebabkan pemberian plasma terlalu cepat
 Gejala :
 Sesak
 Nyeri dada
 Nyeri abdomen
 Dan mual
 Dapat terjadi hipotensi
 Bronkospasme
 Edema preorbital dan laryngeal, eritema,urtukaria dan
konjungtivitis
FNTHR ( febrile non
hemolytic transfusion
reactions )
 Demam dapat disertai menggigil atau tidak enak
seluruh badan yang terjadi pada saat transfusi
KOMPONEN
DARAH
Whole Blood (WB)
Packed Red Cell (PRC)
Washed Red Cell (WRC)
Thrombocyte
Concentrate (TC)
Fresh Frozen Plasma
(FFP)
Cryoprecipitate
DARAH UTUH (WHOLE BLOOD)
Deskripsi :
Mengandung komponen eritrosit, leukosit,
trombosit dan plasma, mengandung:
– 350 mL darah donor
– 63 mL antikoagulan
Hb ± 12 g/dl; Hct 35-45%
– Tidak terdapat faktor koagulasi labil (F V dan
VIII)
Indikasi:
• Kasus yang membutuhkan tranfusi sel
darah merah dan plasma secara
bersamaan
• Perdarahan akut dengan hipovolemik
• Transfusi tukar
• Pasien yang membutuhkan transfusi
PRC, tapi di tempat tersebut tidak ada
PRC
Kontraindikasi:
• Anemia kronis normovolemik
• Pasien yang hanya membutuhkan sel
darah merah
• Resiko overload cairan  gagal jantung
*WHO, The Clinical Use of Blood, Handbook, Gen
*satu unit
WB dapat
menaikkan
Hb 1 g/dL
atau Ht 3-
4%
PACKED RED CELL (PRC)
Mengandung eritrosit, trombosit, leukosit, dan
sedikit plasma.
Satu kantong PRC (150-250 mL) terdiri dari
- 100-200 mL eritrosit
- Nilai hematokrit 60-70%
- Hb ± 20 g/100 dL ( ≥ 45 g/unit)
Perhatian :
- Resiko infeksi dan cara penyimpanan sama dengan WB
- Pemberian sama dengan WB
- Penambahan infus cairan NS 50-100 ml dengan infus set  memperbaiki
aliran transfusi
- Waktu transfusi maksimal 4 jam kecuali pasien dengan Congestive Heart
Failure, AKI,CKD
 Indikasi :
- Pengganti sel darah merah pada anemia
- Transfusi sel darah merah hampir selalu diindikasikan pada kadar Hemoglobin
(Hb) <7 g/dL terutama pada anemia akut. Transfusi dapat ditunda jika pasien
asimptomatik dan/atau penyakitnya memiliki terapi spesifik lain, maka batas
kadar Hb yang lebih rendah dapat diterima.
- Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dL apabila
ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang bermakna secara klinis dan
laboratorium
- Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb ≥10 g/dl, kecuali bila ada indikasi
tertentu, misalnya penyakit yang membutuhkan
- Transfusi pada neonatus dengan gejala hipoksia dilakukan pada kadar Hb ≤11
g/dL; bila tidak ada gejala batas ini dapat diturunkan hingga 7 g/dL (seperti pada
anemia bayi prematur). Jika terdapat penyakit jantung atau paru atau yang
sedang membutuhkan suplementasi oksigen, batas untuk memberi transfusi
adalah Hb ≤13 g/dL.
Darah Merah Cuci (Washed Erythrocyte/
Washed Red Cell)
 PRC khusus yang sudah “dicuci”dengan normal saline  membuang 98%
plasma, menurunkan konsentrasi leukosit, trombosit dan debris.
 Nilai hematokrit 70-80% dengan volume 180 mL
Indikasi :
• Sama dengan PRC
• Pada pasien yang mengalami
alergi atau demam pada
transfusi sebelumnya
• Pasien dengan hiperkalemi
Kontraindikasi :
• Defisiensi IgA yang belum
pernah mendapat transfusi
komponen darah (eritrosit,
plasma, trombosit)
• Defisiensi IgA yang tidak pernah
mengalami reaksi alergi terhadap
komponen darah sebelumnya
• Belum diketahui mempunyai
antibodi anti-IgA
TC (Trombocyte
 Mengandung trombosit, dengan sedikit leukosit, eritrosit
dan plasma
 Setiap 50-60 ml plasma yang dipisahkan dari WB
mengandung:
 Trombosit minimal 55 x 109
 Eritrosit < 1,2 x 109
 Leukosit < 0,12 x 109
Kontraindikasi :
• ITP tanpa perdarahan
• TTP tanpa perdarahan
• DIC yang tidak diterapi
• Trombositopenia terkait sepsis,
hingga terapi definitif dimulai
atau pada hipersplenisme
Indikasi :
• Perdarahan akibat trombositopenia
atau gangguan fungsi trombosit
• Pencegahan perdarahan karena
trombositopenia (gangguan
sumsum tulang) < 10.000 /mm3
• Profilaksis perdarahan pada pre
operatif dengan trombosit ≤ 50.000
/mm3, kecuali operasi trepanasi dan
cardiovaskuler ≤ 100.000/ mm3
Indikasi
• Transfusi trombosit dapat
diindikasikan meskipun jumlah
trombosit tampaknya cukup,
disfungsi trombosit (mis., adanya
agen antiplatelet yang kuat,
kardiopulmoner Bypass, disfungsi
trombosit bawaan dan perdarahan)
• ketika jumlah kurang dari 50.000
TC (Trombocyte
Concentrates)
TC (Trombocyte
Concentrates)
 Pasien trombositopenia cukup 1 kantong atau sesuai target kadar
platelet biasanya 40.000-50.000/mm3
 1 kantong  meningkatkan platelet 50.000-100.000/mm3
Dosis : 1 unit TC/ 10 kgBB
• Pada dewasa 60-70 kg, 1 unit platelet (dari 4-6
donor) mengandung 240 x 109 trombosit 
meningkatkan trombosit 20- 40 x 109/L
• Peningkatan trombosit kurang efektif bila
terdapat kondisi-kondisi seperti splenomegali,
DIC dan sepsis
FRESH FROZEN
PLASMA
 Plasma dipisahkan dari satu kantong WB (6-8 jam)
dibekukan pada -25°C atau lebih (*literatur lain -18oC)
 Terdiri dari faktor pembekuan stabil, albumin dan
imunoglobulin; F VIII minimal 70% dari kadar plasma segar
normal
 1 kantong 250 mL
Dosis : awal 10 -15
ml/kgBB
FRESH FROZEN PLASMA
Indikasi :
• Defisiensi faktor koagulasi (penyakit hati, overdosis antikoagulan-
warfarin, kehilangan faktor koagulasi pada penerima transfusi dalam
jumlah besar)
• Netralisasi hemostasis setelah terapi heparin bila terdapat perdarahan
yang mengancam nyawa.
• Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah
transfusi masif atau operasi pintas jantung paru atau pada pasien dengan
penyakit hatiAdanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang
abnormal setelah transfusi masif atau operasi pintas jantung paru atau
pada pasien dengan penyakit hati
• Penurunan faktor pembekuan karena pemberian transfusi dalam volume
besar
Indikasi :
• Untuk koreksi kekurangan faktor koagulasi
• Untuk koreksi perdarahan mikrovaskuler yang berlebihan (mis., Koagulopati)
CRYOPRECIPITATE
 Presepitasi dari FFP saat thawing 4°C (*literatur lain 1-6oC) dan dicampur 10-20
ml plasma
 Mengandung 250 mg fibrinogen, 80 IU factor VIII dan factor Von Willebrand,
faktor XIII, fibronectin, dan 5-30 ml plasma
Indikasi :
• Profilaksis pada pasien dengan
defisiensi fibrinogen yang akan
menjalani prosedur invasif dan terapi
pada pasien yang mengalami
perdarahan.
• Pasien dengan Hemofilia A dan
penyakit Von Willebrand yang
mengalami perdarahan atau yang
tidak responsif terhadap pemberian
desmopresin asetat atau akan
menjalani operasi
• Defisiensi faktor XIII
Perhatian :
Berikan segera setelah
thawing, dengan set transfusi
darah standar, maksimal
30 menit setelah thawing
(pencairan)
INDIKASI :
• Defisensi fibrinogen
kongenital
• Ketika konsentrasi
fibrinogen kurang dari 80-
100 mg/dl (N: 150-400
mg/dl)
CRYOPRECIPITATE
 Dosis dan Pemberian
 Kebutuhan fibrinogen  250/
fibrinogen/kantong
 1 kantong per 7-10 kgBB 
meningkatkan fibrinogen 60-
100 mg/dl
 1 kantong  meningkatkan F
VIII 35%
GRANULOSI
T
• Mengandung granulosit, limfosit dan sedikit
plasma.
• Setiap unit mengandung 1.0 x 1010 granulosit
dengan volume 100-300 ml
Diskripsi
• Pada psien sepsis dengan neutropenia
dengan infeksi bakteri yang tidak respon
dengan antibiotik
• Granulositopenia (<500/mm3)
Indikasi
• Belum ada kesepakatan mengenai dosis dan
lamanya transfusi ini, namun paling sedikit 4
hr pemberian baru menmberikan hasil
Dosis dan Penggunaan
RUMUS TRANFUSI
Rumus tranfusi PRC
Rumus untuk koreksi Hb dengan PRC
adalah :
A – B x BB x 3
Keterangan :
A : Hb target / Hb yang diharapkan atau
Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : Berat badan pasien
3 : Jenis darah PRC
Rumus tranfusi WB
Rumus untuk koreksi Hb dengan WB
adalah :
A – B x BB x 6
Keterangan :
A : Hb target / Hb yang diharapkan
atau Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : Berat badan pasien
6 : Jenis darah WB
Rumus tranfusi TC dan Cryo
Rumus untuk koreksi TC dan Cryo
adalah :
A – B x BB x 0,5
Keterangan :
A : Hb target / Hb yang diharapkan atau
Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : Berat badan pasien
0,5 : Jenis darah TC / Cryo
Rumus tranfusi FFP
Rumus untuk koreksi FFP adalah :
A – B x BB x 10
Keterangan :
A : Hb target / Hb yang diharapkan
atau Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : Berat badan pasien
10 : Jenis darah FFP
ESTIMATED BLOOD
VOLUME
Contoh
EBV = KgBB x EBV
 Pasien T, usia 45 th, BB 70 kg  70 x 70 = 4900 ml
 Perdarahan 10 % = 490 cc
 Perdarahan 20 % = 980 cc
 Perdarahan 30 % = 1470 cc
 Perdarahan 40 % = 1960
PEMBERIAN PRODUK DARAH BILA 20% EBV
TE
RI
M
AK
AS
IH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1
 
Pendekatan Stewart Asam Basa
Pendekatan Stewart Asam BasaPendekatan Stewart Asam Basa
Pendekatan Stewart Asam Basa
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 

Semelhante a TRANSFUSI DARAH .pptx

Refarat - Transfusi Rasional.pptx
Refarat - Transfusi Rasional.pptxRefarat - Transfusi Rasional.pptx
Refarat - Transfusi Rasional.pptxkanh27
 
transfusi darah.ppt
transfusi darah.ppttransfusi darah.ppt
transfusi darah.pptssusere849b2
 
Sosialisasi Produk PMI (Dwi Septa).pdf
Sosialisasi Produk PMI  (Dwi Septa).pdfSosialisasi Produk PMI  (Dwi Septa).pdf
Sosialisasi Produk PMI (Dwi Septa).pdfLABKECE
 
Dengue Haemorragic Fever.pptx
Dengue Haemorragic Fever.pptxDengue Haemorragic Fever.pptx
Dengue Haemorragic Fever.pptxMethaKemala
 
RESPONSI SIGIT ANEMIA.pptx
RESPONSI SIGIT ANEMIA.pptxRESPONSI SIGIT ANEMIA.pptx
RESPONSI SIGIT ANEMIA.pptxssuser49ba86
 
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptxREAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptxbdrsudcileungsi
 
INTERPRETASI DATA LAB.pdf
INTERPRETASI DATA LAB.pdfINTERPRETASI DATA LAB.pdf
INTERPRETASI DATA LAB.pdfDebiAriSakhi
 
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokPendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokEvan Permana
 
Hematemesis Melena
Hematemesis MelenaHematemesis Melena
Hematemesis MelenaSelfiAsmr
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxSarahShadiqa
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
 

Semelhante a TRANSFUSI DARAH .pptx (20)

Duddu
DudduDuddu
Duddu
 
Tranfusi kebidanan
Tranfusi kebidananTranfusi kebidanan
Tranfusi kebidanan
 
Refarat - Transfusi Rasional.pptx
Refarat - Transfusi Rasional.pptxRefarat - Transfusi Rasional.pptx
Refarat - Transfusi Rasional.pptx
 
transfusi darah.ppt
transfusi darah.ppttransfusi darah.ppt
transfusi darah.ppt
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Tranfusi darah
Tranfusi darahTranfusi darah
Tranfusi darah
 
Sosialisasi Produk PMI (Dwi Septa).pdf
Sosialisasi Produk PMI  (Dwi Septa).pdfSosialisasi Produk PMI  (Dwi Septa).pdf
Sosialisasi Produk PMI (Dwi Septa).pdf
 
blood transfusion
blood transfusionblood transfusion
blood transfusion
 
REAKSI TRANSFUSI.pptx
REAKSI  TRANSFUSI.pptxREAKSI  TRANSFUSI.pptx
REAKSI TRANSFUSI.pptx
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Dengue Haemorragic Fever.pptx
Dengue Haemorragic Fever.pptxDengue Haemorragic Fever.pptx
Dengue Haemorragic Fever.pptx
 
Sistem Golongan Darah dan Transfusi Darah
Sistem Golongan Darah dan Transfusi DarahSistem Golongan Darah dan Transfusi Darah
Sistem Golongan Darah dan Transfusi Darah
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
RESPONSI SIGIT ANEMIA.pptx
RESPONSI SIGIT ANEMIA.pptxRESPONSI SIGIT ANEMIA.pptx
RESPONSI SIGIT ANEMIA.pptx
 
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptxREAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
 
INTERPRETASI DATA LAB.pdf
INTERPRETASI DATA LAB.pdfINTERPRETASI DATA LAB.pdf
INTERPRETASI DATA LAB.pdf
 
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokPendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis Syok
 
Hematemesis Melena
Hematemesis MelenaHematemesis Melena
Hematemesis Melena
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 

Último

Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 

Último (20)

Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 

TRANSFUSI DARAH .pptx

  • 2. TRANSFUSI DARAH  Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponen darah dari donor ke resipien.  Tujuan transfusi darah : a. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma). b. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada pasien anemia. c. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia). d. Meningkatkan oksigenasi jaringan. e. Memperbaiki fungsi Hemostatis.
  • 3. MEMPERKIRAKAN KEHILANGAN DARAH DURANTE OP  Kassa Kecil Ukuran 4 x 4  10 mL Darah  Kassa Besar  100-150 mL Darah  Mengukur Volume Darah Pada Suction  Menimbang Kassa PERDARAHAN
  • 4. Tranfusi darah masif • Adalah transfusi darah sebanyak lebih dari 1-2 kali volume darah dalam waktu > 24 jam, atau > besar dari 50% volum darah dalam waktu singkat. • Tranfusi darah masif pada pediatri adalah transfusi komponen darah setara dengan 1 atau lebih volume darah dalam waktu 24 jam atau ½ volume darah dalam 12 jam.
  • 5. Indikasi transfusi darah  Perdarahan akut hingga Hb <8 g/dL atau Ht < 30% (pd orang tua dengan kelainan jantung atau paru batasan Hb < 10g/dL)  Bedah mayor dengan kehilangan darah > 20% volume total  Pasien sehat dengan Ht < 30% membutuhkan tranfusi darah perioperatif  Pasien anemia akut dengan Ht < 21% membutuhkan tranfusi darah segera  Anemia kronis yang tidak dapat menoleransi kadar Hb < 7 g/dL  Hb < 6 g/dL dan hampir tidak pernah diindikasikan pada Hb > 10 g/dL  Nilai Hb 6-10, tergantung dengan resiko komplikasi  Pemberian tranfusi mempertimbangkan fisiologi tubuh  Jika memungkinkan sebaiknya dilakukan tranfusi autolog  Indikasi tranfusi sel darah merah autolog lebih banyak karena resiko lebih rendah Menurut American Society of Anesthesiologist,
  • 6. Kontraindikasi transfusi darah  Acute pulmonary edema  Congestive heart failure  Pulmonary embolism  Hipertensi maligna  Hipercythemia  Gagal ginjal kronis  Alergi dan anafilaktik terhadap transfusi
  • 7. Reaksi transfusi akut  Hemolitik akut  Infeksi bakteri kontaminan dari alat yang terkontaminasi  TRALI  TACO  Reaksi alergi  Anafilaksis
  • 8. Reaksi hemolitik akut  Inkompatibilitas sel darah merah donor dengan antibodi anti-A atau Anti-B dan timbul gejala klinis berat ( perdarahan, takikardi, hipotensi atau hipertensi )  Dapat terjadi setelah transfusi komponen kaya plasma ( platelet atau FFP ), mengandung antibodi anti-sel darah merah tinggi Anti A atau B  Terapi :  Stop transfusi  Pertahankan akses vena  Resusitasi dengan cairan kritaloid  Bila hoptensi menetap pertimbangkan pemberian inotropik  Rujuk bila ke ICU bila di perlukan
  • 9. Infeksi bakteri kontaminan  Terapi :  Seperti pada hemolitik akut  Antibiotik kombinasi sesuai bakteri yang diketahui sesuai pola kuman lokal atau kombinasi antibiotik untuk kuman gram positif- negatif
  • 10. Trali ( transfusion acute-lung injury )  Gejala :  6 jam transfusi timbul sesak nafas dan batuk non produktif  Hipotensi dan hilangnya volume sirkulasi dapat timbul demam atau tidak atau di sertai menggigil  Monositopenia atau neutropenia  Infiltrat nodular bilateral ( batwing ) sesua gambaran ARDS pada RO thoraks
  • 11. Terapi  Rawat ICU  Terapi sama seperti ARDS dengan berbagai penyebab  Hindari deuretik  Steroid masih digunakan penggunaannya  Melaporkan TRALI di bank darah
  • 12. TACO ( tranfusion associated circulatory overload )  Fluid overload  Transfusi terlalu cepat  gagal ventrikel kiri akut ( acute left ventricular failure, LVF )  dipsneu,takipneu,JVP,Crakles pada paru basal,hipertensi,takikardi  Terapi  Stop transfusi  Terapi medis standar ( oksigen, diuretik )  Setiap transfusi satu kantong darah dapat diberikan diuretik ( misalnya furosemide 20-40 mg ) pada kondisi anemia ( normovolemik atau hipervolemik kadang dengan gejala gangguan jantung )  Pembatasan transfusi satu kantong darah dalam 12 jam untuk mengurangi LVF
  • 13. Reaksi alergi  Anafilaksis  Disebabkan pemberian plasma terlalu cepat  Gejala :  Sesak  Nyeri dada  Nyeri abdomen  Dan mual  Dapat terjadi hipotensi  Bronkospasme  Edema preorbital dan laryngeal, eritema,urtukaria dan konjungtivitis
  • 14. FNTHR ( febrile non hemolytic transfusion reactions )  Demam dapat disertai menggigil atau tidak enak seluruh badan yang terjadi pada saat transfusi
  • 15. KOMPONEN DARAH Whole Blood (WB) Packed Red Cell (PRC) Washed Red Cell (WRC) Thrombocyte Concentrate (TC) Fresh Frozen Plasma (FFP) Cryoprecipitate
  • 16. DARAH UTUH (WHOLE BLOOD) Deskripsi : Mengandung komponen eritrosit, leukosit, trombosit dan plasma, mengandung: – 350 mL darah donor – 63 mL antikoagulan Hb ± 12 g/dl; Hct 35-45% – Tidak terdapat faktor koagulasi labil (F V dan VIII) Indikasi: • Kasus yang membutuhkan tranfusi sel darah merah dan plasma secara bersamaan • Perdarahan akut dengan hipovolemik • Transfusi tukar • Pasien yang membutuhkan transfusi PRC, tapi di tempat tersebut tidak ada PRC Kontraindikasi: • Anemia kronis normovolemik • Pasien yang hanya membutuhkan sel darah merah • Resiko overload cairan  gagal jantung *WHO, The Clinical Use of Blood, Handbook, Gen *satu unit WB dapat menaikkan Hb 1 g/dL atau Ht 3- 4%
  • 17. PACKED RED CELL (PRC) Mengandung eritrosit, trombosit, leukosit, dan sedikit plasma. Satu kantong PRC (150-250 mL) terdiri dari - 100-200 mL eritrosit - Nilai hematokrit 60-70% - Hb ± 20 g/100 dL ( ≥ 45 g/unit) Perhatian : - Resiko infeksi dan cara penyimpanan sama dengan WB - Pemberian sama dengan WB - Penambahan infus cairan NS 50-100 ml dengan infus set  memperbaiki aliran transfusi - Waktu transfusi maksimal 4 jam kecuali pasien dengan Congestive Heart Failure, AKI,CKD
  • 18.  Indikasi : - Pengganti sel darah merah pada anemia - Transfusi sel darah merah hampir selalu diindikasikan pada kadar Hemoglobin (Hb) <7 g/dL terutama pada anemia akut. Transfusi dapat ditunda jika pasien asimptomatik dan/atau penyakitnya memiliki terapi spesifik lain, maka batas kadar Hb yang lebih rendah dapat diterima. - Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dL apabila ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang bermakna secara klinis dan laboratorium - Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb ≥10 g/dl, kecuali bila ada indikasi tertentu, misalnya penyakit yang membutuhkan - Transfusi pada neonatus dengan gejala hipoksia dilakukan pada kadar Hb ≤11 g/dL; bila tidak ada gejala batas ini dapat diturunkan hingga 7 g/dL (seperti pada anemia bayi prematur). Jika terdapat penyakit jantung atau paru atau yang sedang membutuhkan suplementasi oksigen, batas untuk memberi transfusi adalah Hb ≤13 g/dL.
  • 19. Darah Merah Cuci (Washed Erythrocyte/ Washed Red Cell)  PRC khusus yang sudah “dicuci”dengan normal saline  membuang 98% plasma, menurunkan konsentrasi leukosit, trombosit dan debris.  Nilai hematokrit 70-80% dengan volume 180 mL Indikasi : • Sama dengan PRC • Pada pasien yang mengalami alergi atau demam pada transfusi sebelumnya • Pasien dengan hiperkalemi Kontraindikasi : • Defisiensi IgA yang belum pernah mendapat transfusi komponen darah (eritrosit, plasma, trombosit) • Defisiensi IgA yang tidak pernah mengalami reaksi alergi terhadap komponen darah sebelumnya • Belum diketahui mempunyai antibodi anti-IgA
  • 20. TC (Trombocyte  Mengandung trombosit, dengan sedikit leukosit, eritrosit dan plasma  Setiap 50-60 ml plasma yang dipisahkan dari WB mengandung:  Trombosit minimal 55 x 109  Eritrosit < 1,2 x 109  Leukosit < 0,12 x 109 Kontraindikasi : • ITP tanpa perdarahan • TTP tanpa perdarahan • DIC yang tidak diterapi • Trombositopenia terkait sepsis, hingga terapi definitif dimulai atau pada hipersplenisme
  • 21. Indikasi : • Perdarahan akibat trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit • Pencegahan perdarahan karena trombositopenia (gangguan sumsum tulang) < 10.000 /mm3 • Profilaksis perdarahan pada pre operatif dengan trombosit ≤ 50.000 /mm3, kecuali operasi trepanasi dan cardiovaskuler ≤ 100.000/ mm3 Indikasi • Transfusi trombosit dapat diindikasikan meskipun jumlah trombosit tampaknya cukup, disfungsi trombosit (mis., adanya agen antiplatelet yang kuat, kardiopulmoner Bypass, disfungsi trombosit bawaan dan perdarahan) • ketika jumlah kurang dari 50.000 TC (Trombocyte Concentrates)
  • 22. TC (Trombocyte Concentrates)  Pasien trombositopenia cukup 1 kantong atau sesuai target kadar platelet biasanya 40.000-50.000/mm3  1 kantong  meningkatkan platelet 50.000-100.000/mm3 Dosis : 1 unit TC/ 10 kgBB • Pada dewasa 60-70 kg, 1 unit platelet (dari 4-6 donor) mengandung 240 x 109 trombosit  meningkatkan trombosit 20- 40 x 109/L • Peningkatan trombosit kurang efektif bila terdapat kondisi-kondisi seperti splenomegali, DIC dan sepsis
  • 23. FRESH FROZEN PLASMA  Plasma dipisahkan dari satu kantong WB (6-8 jam) dibekukan pada -25°C atau lebih (*literatur lain -18oC)  Terdiri dari faktor pembekuan stabil, albumin dan imunoglobulin; F VIII minimal 70% dari kadar plasma segar normal  1 kantong 250 mL Dosis : awal 10 -15 ml/kgBB
  • 24. FRESH FROZEN PLASMA Indikasi : • Defisiensi faktor koagulasi (penyakit hati, overdosis antikoagulan- warfarin, kehilangan faktor koagulasi pada penerima transfusi dalam jumlah besar) • Netralisasi hemostasis setelah terapi heparin bila terdapat perdarahan yang mengancam nyawa. • Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi masif atau operasi pintas jantung paru atau pada pasien dengan penyakit hatiAdanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi masif atau operasi pintas jantung paru atau pada pasien dengan penyakit hati • Penurunan faktor pembekuan karena pemberian transfusi dalam volume besar Indikasi : • Untuk koreksi kekurangan faktor koagulasi • Untuk koreksi perdarahan mikrovaskuler yang berlebihan (mis., Koagulopati)
  • 25. CRYOPRECIPITATE  Presepitasi dari FFP saat thawing 4°C (*literatur lain 1-6oC) dan dicampur 10-20 ml plasma  Mengandung 250 mg fibrinogen, 80 IU factor VIII dan factor Von Willebrand, faktor XIII, fibronectin, dan 5-30 ml plasma Indikasi : • Profilaksis pada pasien dengan defisiensi fibrinogen yang akan menjalani prosedur invasif dan terapi pada pasien yang mengalami perdarahan. • Pasien dengan Hemofilia A dan penyakit Von Willebrand yang mengalami perdarahan atau yang tidak responsif terhadap pemberian desmopresin asetat atau akan menjalani operasi • Defisiensi faktor XIII Perhatian : Berikan segera setelah thawing, dengan set transfusi darah standar, maksimal 30 menit setelah thawing (pencairan) INDIKASI : • Defisensi fibrinogen kongenital • Ketika konsentrasi fibrinogen kurang dari 80- 100 mg/dl (N: 150-400 mg/dl)
  • 26. CRYOPRECIPITATE  Dosis dan Pemberian  Kebutuhan fibrinogen  250/ fibrinogen/kantong  1 kantong per 7-10 kgBB  meningkatkan fibrinogen 60- 100 mg/dl  1 kantong  meningkatkan F VIII 35%
  • 27. GRANULOSI T • Mengandung granulosit, limfosit dan sedikit plasma. • Setiap unit mengandung 1.0 x 1010 granulosit dengan volume 100-300 ml Diskripsi • Pada psien sepsis dengan neutropenia dengan infeksi bakteri yang tidak respon dengan antibiotik • Granulositopenia (<500/mm3) Indikasi • Belum ada kesepakatan mengenai dosis dan lamanya transfusi ini, namun paling sedikit 4 hr pemberian baru menmberikan hasil Dosis dan Penggunaan
  • 28. RUMUS TRANFUSI Rumus tranfusi PRC Rumus untuk koreksi Hb dengan PRC adalah : A – B x BB x 3 Keterangan : A : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal B : Hb pasien saat ini BB : Berat badan pasien 3 : Jenis darah PRC Rumus tranfusi WB Rumus untuk koreksi Hb dengan WB adalah : A – B x BB x 6 Keterangan : A : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal B : Hb pasien saat ini BB : Berat badan pasien 6 : Jenis darah WB Rumus tranfusi TC dan Cryo Rumus untuk koreksi TC dan Cryo adalah : A – B x BB x 0,5 Keterangan : A : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal B : Hb pasien saat ini BB : Berat badan pasien 0,5 : Jenis darah TC / Cryo Rumus tranfusi FFP Rumus untuk koreksi FFP adalah : A – B x BB x 10 Keterangan : A : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal B : Hb pasien saat ini BB : Berat badan pasien 10 : Jenis darah FFP
  • 30. Contoh EBV = KgBB x EBV  Pasien T, usia 45 th, BB 70 kg  70 x 70 = 4900 ml  Perdarahan 10 % = 490 cc  Perdarahan 20 % = 980 cc  Perdarahan 30 % = 1470 cc  Perdarahan 40 % = 1960 PEMBERIAN PRODUK DARAH BILA 20% EBV