1. Jika Allah SWT Telah Mencintai Kita
Artikel Lepas
21/5/2012 | 01 Rajab 1433 H | Hits: 320
Oleh: Shabrina Farha Nisa
Ilustrasi (inet)
dakwatuna.com - Sahabat, mari kita bayangkan, betapa amat sangatnya Allah akan mencintai
kita ketika kita mampu menjadi orang-orang tegar yang menjalani hidup, mampu mengeluarkan
sisi-sisi terbaiknya walau di saat sempit, mampu tetap terbang meninggi melebihi langit di
angkasa meski raga masih tertahan di bumi, mampu untuk tetap berdiri setegar karang
meskipun ia seringkali dihempas ombak. Bayangkan kawan, bayangkan, betapa Allah amat
sangat mencintai diri kita yang seperti itu, yang mempersembahkan seluruh kekuatan ini hanya
untuk-Nya dan menghabiskan seluruh perjalanan hidupnya hanya untuk ketakwaan pada-Nya.
“(Tidak), hanya kepada-Nya kamu minta tolong. Jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa
(bahaya) yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu tinggalkan apa yang kamu
persekutukan (dengan Allah).” (QS. Al-An’am ayat 41)
Dan bukankah seluruh shalat kita, hidup kita, ibadah kita, dan mati kita hanya untuk-Nya?
“Katakanlah (Muhammad), „Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri
(muslim)‟.” (QS. Al-An’am ayat 162-163)
Jika Allah SWT sudah mencintai kita sepenuhnya, lantas apa sih yang akan kita cari lagi?
Dunia… digenggam
Kelapangan… diraih
Keridhaan… dicapai
Kesembuhan dari penyakit… dikabulkan
Banyak teman dan dicintai banyak orang… tidak salah lagi
“Milik-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang yang rugi.” (QS. Az-Zumar ayat 63)
Maka percayalah sahabat, tiada yang lebih mulia daripada membuat Allah mencintai kita
dengan mendatangkan ridha-Nya terus-menerus dalam perilaku diri kita.
2. Dan mari kita terus-menerus bayangkan. Ketika Allah sudah mencintai kita sedalam-dalamnya
yang tiada bisa kita bayangkan, pastinya Allah akan memberi kita surga-Nya, bahkan mungkin
surga Firdaus yang tiada bandingannya. Tempat di mana tak ada keletihan di sana, senda
gurau yang tiada berguna, percakapan yang sia-sia, dan berbagai macam perhiasan dunia
yang telah Allah berikan kepada kita saat ini.
Dan mari kita melangkah lebih jauh lagi, ketika di sana (surga) Allah menyingkap wajah-Nya
yang menampakkan begitu besar keagungan-Nya dan keindahan-Nya (yang tidak mampu
digambarkan bagaimana indahnya dan memang takkan pernah mampu), kita akan menjadi
makhluk-Nya yang amat sangat beruntung. Betapa tidak??? Ya, karena semua yang ada di
dunia ini pada hakikatnya tidak akan bisa mengalahkan keagungan zat-Nya.
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal bumi seluruhnya
dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.
Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar ayat
67)
Dan mari kita bayangkan sekali lagi, sekali lagi, dan berkali lipat lagi, bahwa kekayaan dan
kesenangan di surga (surga dengan tingkatan yang paling rendah sekalipun) takkan sanggup
tersaingi dan disaingi oleh dunia yang amat pendek waktu hidupnya, yang kecil jangkauannya,
dan yang sangat kerdil kenikmatannya ini.
makanan
minuman
pasangan hidup dan orang tua
harta, warisan, dan jabatan
relasi, teman, sahabat
kesehatan
dan segala macam kemakmuran hidup lainnya
Mari kita lihat, sahabat, amatlah tidak bisa disandingkan kenikmatan-kenikmatan yang ada di
dunia tersebut dengan kenikmatan yang ada di surga nanti. Anugerah yang akan
dipersembahkan hanya untuk kita yang bertaqwa di jalan-Nya.
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, „Tuhan kami adalah Allah,‟ kemudian mereka tetap
istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. Mereka
itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf ayat 13-14)
Dan juga untuk orang yang berusaha keras meraihnya
“Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertaqwa, „Apakah yang telah diturunkan oleh
Tuhanmu?‟ Mereka menjawab, „Kebaikan‟. Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat
(balasan) yang baik. Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik
tempat bagi orang yang bertaqwa, (yaitu) surga-surga „Adn yang mereka masuki, mengalir di
bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan.
Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang yang
ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan
(kepada mereka), „Salaamun‟alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu
kerjakan‟.” (QS. An-Nahl ayat 30-32)
3. “Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa
mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas
orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah
menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas
orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, serta
ampunan dan rahmat. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa ayat 95-96)
Maka jika Allah sudah mencintai kita sepenuhnya, apalagi yang kan kita cari? Lagi-lagi, kita
tidak perlu bersusah payah menjemput dunia, tetapi dunialah yang akan menghampiri kita. Ya,
karena amatlah mudah bagi Allah untuk membuat dunia tunduk kepada kita karena dunia selalu
dalam genggaman-Nya dan senantiasa dalam kuasa-Nya. Allah-lah yang Mahakuasa
menciptakan dan menyebabkan segala sesuatunya terjadi.
Oleh karena itu, betapa dahsyatnya kecintaan Allah kepada kita tatkala kita mempersembahkan
diri kita untuk dakwah ini di sepanjang jalan ini, berupaya dengan keras agar seluruh hamba-
Nya bertaqwa kepada-Nya, menjadi perantara atas masuknya hidayah Allah kepada berjuta-
juta orang yang ada di dunia ini, dan menginfakkan seluruh rezeki kita di jalan-Nya, Allahu
akbar!
Ya, karena manusia yang paling mulia di hadapan-Nya adalah orang yang bertaqwa. Lantas,
bagaimanakah orang yang bertaqwa itu? Yaitu orang yang tidak hanya berjuang untuk men-
takwakan dirinya (membuat dirinya bertaqwa), tetapi juga membuat diri semua orang bertaqwa
kepada-Nya, mencintai-Nya, dan orang-orang yang tidak hanya berhenti memikirkan
bagaimana ia dicintai Allah, tetapi juga ia senantiasa berpikir agar bagaimana Allah bisa
meridhai seluruh hamba-Nya yang ada di alam raya ini (membuat semuanya berislam secara
keseluruhan dan akhirnya mencintai Allah sepenuhnya). Ya, memang ini amatlah berat, tetapi
pasti bisa dan pasti, karena kita akan tetap dan terus bergerak, berjalan, dan berlari tiada henti
hanya dengan naungan pertolongan-Nya dan kekuatan dari-Nya.
“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah
membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah
itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (QS. Ali Imran
ayat 160)
“… Padahal kekuatan itu hanyalah dari bagi Allah, Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.” (QS. Al-Munafiqun ayat 8)
Dia-lah yang berkuasa untuk kita semua.
Jika sudah ada Allah, mengapa harus mencari yang lainnya???
—
Untuk seluruh pejuang Islam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/05/20573/jika-allah-swt-telah-mencintai-kita/#ixzz1vZQuAyuT