SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 38
Outline
 Pendahuluan
 Kerangka Tektonik Cekungan Minyak Indonesia
 Sedimentasi, Stratigrafi, dan Terdapatnya Minyak Bumi
 Daerah Cekungan Minyak
 Terdapatnya Minyak Bumi
 Kerangka Tektonik
Pendahuluan
Bagaimana awal mula terbentuk minyak bumi?
Tiga faktor utama dalam pembentukan minyak atau gas bumi, yaitu:
1. Ada batuan asal (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya
pembentukan minyak dan gas bumi.
2. Adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari batuan asal menuju kebatuan
reservoir (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yangberpori-pori
(porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
3. Adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak
teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi
dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat
menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon.
Jika jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi
akan diam di tempat dan tidak dapat bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi,
merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon.
Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65oC dan
umumnya terurai pada suhu di atas 260oC. Hidrokarbon kebanyakan
ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177oC.
Komponen-komponen pembentuk minyak bumi merupakan campuran
rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas
85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan
organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau
nitrogen (N).
Ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu:
• young-shallow,
• old-shallow,
• young-deep dan
• old-deep.
Minyak bumi youngshallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak
bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi.
Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai
parafin yang lebih pendek.
Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya
paling rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat
teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah
yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena
dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.
Kerangka Tektonik Cekungan Minyak Indonesia
Indonesia merupakan suatu negara yang termasuk produsen minyak bumi
yang cukup penting. Hal ini bukan merupakan akibat dari segi besarnya produksi,
tetapi lebih karena posisi geografinya. Sampai kini, indonesia merupakan produsen
paling besar di Asia, kecuali Timur Tengah.
Arti penting ini terutama disebabkan karena letaknya di antara negara
konsumen, antara lain Jepang yang sangat kekurangan bahan bakar. Produksi
Indonesia dewasa ini telah mencapai 800.000 barrel perhari, Namun dibandingkan
dengan produksi harian dunia, yaitu 40 juta barrel perhari, sangatlah kecil (2,5%).
Produsen terbesar adalah Amerika serikat (kira-kira 12 juta barrel/hari) setelah itu Uni
Soviet (Rusia). Berbagai negara seperti Arab saudi, Abu Dhabi, dan sebagainya, telah
melampaui 2 juta barrel/hari. Salah satu keuntungan minyak bumi Indonesia adalah
kadar belerangnya yang rendah(< 1%) di bandingkan dengan Timur tengah (2%).
SEDIMENTASI, STRATIGRAFI DAN TERDAPATNYA MINYAK BUMI
Sekitar 30 juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir zaman
dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui
terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil
yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian,
diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.
Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama
jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang
hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar
lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik
yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang
terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun
berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup
mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit.
Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen
dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan batuan di
atasnya kemudian mendestilasi sisa-sisa bahan organik, lalu secara perlahan
mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Batuan yang mengandung minyak
bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur
sekitar 1-juta tahun. Secara umum batuan dimana diketemukan minyak berumur
antara 10-juta dan 270-juta tahun.
Sedimentasi dimulai pada permulaan Tersier, biasanya Oligosen, tetapi pada
beberapa tempat (Kalimatan) dimulai pada Eosen. Pada Akhir Mesozoikum, seluruh
daerah cekungan telah dilipat, diintrusi, diangkat dan didenudasi, sehingga seluruh
batuan yang berumur pra-tersier dianggap sebagai batuan dasar (Basement).
Walaupun tidak seluruhnya terdiri dari batuan beku atau dimetamorfasekan, akan
tetapi batuan tersebut telah tertektonisasi, sehingga kecil kemungkinan untuk
terdapatnya minyakbumi.
Pematahan bongkah terjadi
pada permulaan tersier, sehingga
terjadi relief lagi dan sedimentasi
dimulai biasanya bersifat non-marin,
kadang-kadang dimulai dengan
aktifitas volkanik (Jawa Barat).
Permulaan sedimentasi ini biasanya
terjadi pada Oligosen, tetapi pada
beberapa tempat misalnya Kalimantan
dimulai pada Eosen.
Untuk itu adanya daur (cyclus)
terestris yang mendahului daur marin,
yang merupakan pula lapisan penghasil
paparan sunda. Biasanya daur
sedimentasi ini terbatas pada basinal
deeps (grabens), tidak merata, dan
terisolir di sana sini. Minyak yang
terdapat di sini bersifat parafin berat.
Gambar 9.2 Pengolahan Minyak Bumi
Di atas daur ini terdapat suatu transgresi marin dengan sedimentasi lebih luas
kecuali beberapa peninggian batuan dasar. Biasanya terdapat suatu pasir dasar, yang
berasal dari paparan sunda, akan tetapi peninggian batuan dasar merupakan sumber
yang baik dari sedimen detritus. Lapisan reservoir ini biasanya menumpang (on-
Lapping) terhadap peninggian batuan dasar terhadap paparan sunda.
Permulaan miosen yaitu pembentukan lapisan gamping yang sangat luas,
terutama di laut jawa. Periode ini rupanya merupakan tergenangnya seluruh daerah
cekungan, dari sabang sampai ke tarakan. Tidak banyak lagi peninggian batuan dasar
yang masih menonjol di permukaan laut (kekecualian antara lain terdapat di daerah
tinggi Lampung, lengkung Karimun Jawa). Perkembangan terumbu (reef
development) terjadi pada bagian yang tinggi, seperti daerah Baturaja, paparan
seribu dan lain-lain. Nama formasi gamping ini adalah formasi Baturaja, formasi
kujung, dan formasi Berai.
Gambar 9.3
Stratigrafi
Regional
Cekungan
Sumatra
Selatan (De
Coaster, 1974)
Di Sumatra gamping ini tidak begitu terkembang secara luas, hanya terisolir di
beragam tempat seperti misalnya: Baturaja di Cekungan Palembang, Gamping kubu
di Sumatra tengah, formasi telaga. Di Kalimantan Timur, perkembangan gamping itu
tidak diketahui terbatas pada jazirah mangkalihat. Gamping ini terbukti pula
produktif seperti misalnya: Lapangan Kitty (cekungan sunda), Lapangan raja (Gas
sumatra selatan). Minyak yang dihasilkan bersifat aspal.
Transgresi maksimal terjadi di miosen tengah, dimana pada umumnya serpih
marin agak dalam diendapkan dan pada umumnya sering dianggap batuan induk
minyakbumi antara lain formasi Gumai, Sumatera Selatan. Ketidakselarasan intra-
Miosen pada umumnya tidak didapatkan. Sedimentasi berlangsung terus sewaktu
bukit barisan dan pegunungan Jawa selatan mulai diangkat dan tererosi. Pada akhir
miosen terjadi suatu regresi yang berlangsung terus selama pliosen. Regresi ini
menghasilkan lapisan reservoir penting, yang bersifat paralis/ litoral, seperti formasi
keutapang (di Sumatra Utara), formasi air benakat (Sumatra Selatan), formasi
ngrayong (Jawa Timur) dan formasi Balikpapan/ palubalang di Kalimantan Timur.
Minyakbumi yang dihasilkan dari formasi regresi ini
bersifat parafin ringan (400 -600 API Gravity) atau aspal
(Mangunjaya, Sumatra Selatan, Tarakan/Bunyu,
Kalimantan). Regresi ini berlangsung dengan sedimentasi
non-marin dan diikuti dengan perlipatan pada zaman Plio-
Pleistosen. Di laut Jawa (Bagian barat) regresi ini tidak
mencapai sedimentasi non marin dan suatu lapisan
gamping diendapkan yaitu formasi parigi. Sering pula
pengendapan ini dikatakan sebagai daur sedimentasi kedua
(Transgresi kedua).
Waktu perlipatan utama dari lapisan tersier adalah
zaman Plio-Pleistosen. Akan tetapi pematahan-tumbuh
pada batuan dasar juga mempengaruhi pelipatan pada
Oligosen dan Miosen bawah, sehingga sering struktur pada
lapisan atas tidak sesuai dengan lipatan pada lapisan
sebelah bawah. Adanya ketidakselarasan dalam Oligosen
(antara daur non-marin dan marin) diperkirakan terdapat di
Sumatera tengah dan di Laut Jawa sebelah barat. Sampai
kini lipatan dengan patahan yang mengikutinya merupakan
perangkap utama minyakbumi. Perangkap stratigrafi mulai
ditemukan di Sumatra Selatan. Sejumlah lipatan biasanya
mengelompok dalam antiklinorium, yang sering pula
merupakan peninggian batuan dasar atau pengangkatan.
Gambar 9.4 Antiklinorium
DAERAH CEKUNGAN MINYAK
Potensi sektor energi terutama minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia saat
ini 70 persen diantaranya terdapat di cekungan-cekungan Tersier lepas pantai dan
lebih dari separuhnya terletak di laut dalam (Badan Penelitian dan Pengembangan
(Litbang) Energi Sumber Daya Mineral).
Saat ini terindikasi sedikitnya 66 cekungan migas di seluruh Indonesia,
sebagian besar berada di darat dan laut dangkal perairan territorial dan hanya
beberapa cekungan yang berada pada landas kontinen (cekungan busur muka), 16
cekungan sudah berproduksi, 8 cekungan berpotensi, dan 42 cekungan belum
dieksplorasi.
Beberapa daerah di Indonesia memiliki cekungan-cekungan dan berpotensi sebagai
penghasil minyak seperti tang terlihat pada gambar berikut:
Gambar 9.5 Penyebaran daerah cekungan Minyak Di Indonesia
Dari beberapa daerah cekungan minyak yang terdapat di Indonesia, beberapa
diantaranya diuraikan sebagai berikut :
• Daerah cekungan Sumatra Utara
Daerah ini meliputi suatu jalur sempit yang terbentang dari Medan sampai ke
Banda Aceh. Di sebelah barat jalur ini jelas dibatasi oleh singkapan-singkapan pra-
tersier. Dikatakan bahwa yang dikenal sebagai lempung hitam (black clay) dan
batupasir bermika (micaceous sandstone), mungkin merupakan pengendapan non-
marin. Trangresi baru dimulai dengan batu pasir peunulin atau batupasir Belumai,
yang tertindih oleh formasi telaga yang merupakan lapisan reservoir utama. Daerah
cekungan ini terdiri dari cekungan yang dikendalikan oleh patahan batuan dasar.
Semua cekungan tersebut adalah pendalaman paseh ( paseh deep). Di sini juga letak
daerah terangkat blok Arun, yang dibatasi oleh patahan yang menjurus ke utara
selatan. Cekungan paseh membuka ke arah utar lepaspantai, ke sebelah selatan
terdapat depresi tamiang dan depresi medan. Di antara kedua depresi tersebut
terdapat daerah tinggi, dan disana formasi peunulin/telaga/ Belumai langsung
menutupi batuan dasar. Minyak ditemukan dalam formasi Diski Batumandi, lebih ke
selatan lagi terdapat depresi siantar dan kemudian daerah cekungan dibatasi oleh
lengkung asahan (sebagai bagian paparan sunda yang menjorok) dari daerah
cekungan sumatra tengah.
Struktur daerah cekungan sumatra utara diwakili oleh berbagai lipatan yang relatif ketat yang
membujur barat-laut-tenggara yang dibarengi oleh sesar naik. Di sini diketahui bagian barat relatif
naik terhadap bagian timur. Perlipatan terjadi di plio-plistosen.
Semua unsur struktur yang lebih tua direfleksikan pada paleotopografi batuan dasar, Seperti
misalnya blok arun yang menjurus utara-selatan. Di daerah tersebut terdapat beberapa lapangan
minyak, rantau ditemukan pada tahun 1929 dengan kedalaman reservoir antara 300 sampai 1500
meter dalam formasi keutapang. Mimyak yang dihasilkan bersifat parafin ringan (API 48.50 ).
Lapangan ini memperlihatkan waterdrive yang sangat kuat. Produksi kumulatif sampai tahun 1970
telah melampui 100 juta barrel. Diski dan Batumandi minyak ditemukan di sumur explorasi diski dan
batumandi sebelah barat medan dalam formasi peunulin (Telaga limestone). Namun sampai kini
belum dapat diproduksikan, karena sifat reservoirnya yang kurang baik. Lapangan gas arun yang
terletak di propinsi Aceh 225 kilometer sebelah baratlaut medan ditemukan oleh mobil oil pada tahun
1971. Lapangan ini terletak di antara pegunungan barisan dan selat malaka. Gas dan kondensat
terdapat dalam terumbu dan batuan karbonat yang bersekutu, tebalnya melebihi 300 meter dan
berumur miosen bawah dan tengah. Formasi ini sesuai dengan anggota telaga. Atap reservoir
terdapat pada kedalaman kira-kira 3000 meter. Terumbu karbonat ini terdapat pada peninggian
paleotopografi yang membujur utara selatan dan membawahi sutu lapisan batupasir (Belumai),
perangkap akumulasi ini merupakan perangkap stratigrafi murni dengan gasnya yang terjebak dalam
fasies terumbu yang berpori-pori dan tertutup serpih dari formasi Baong. Potensi laoangan ini
ditujukkan oleh produktifitas sumur yang melebihi setengah milyar kaki per kubik. Cadangan terbukti
17 trillion gas mengandung 15 persen CO2 dan sedikit nitrogen. Luas reservoir 42000 acres. Lapangan
gas lainnya lho sukon sebelah timur lapangan arun.
• Cekungan Sumatera Selatan
Cekungan Sumatera Selatan terletak
memanjang berarah Barat laut - Tenggara di bagian
Selatan Pulau Sumatera. Luas cekungan ini sekitar
85.670 km2 dan terdiri atas dua sub cekungan yaitu:
sub cekungan Jambi dan sub cekungan Palembang. Sub
cekungan Jambi berarah Timur laut - Barat daya
sedangkan Sub cekungan Palembang berarah Utara -
Barat Laut - Selatan - Tenggara dan diantara keduanya
dipisahkan oleh sesar normal Timur laut - Barat daya.
Stratigrafi daerah cekungan ini pada umumnya
dapat dikenal satu daur besar yang terdiri dari suatu
transgresi yang diikuti regresi. Formasi yang terbentuk
dalam fase transgresi dikelompokan menjadi kelompok
Telisa (Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja dan
Formasi Gumai). Sedangkan yang terbentuk dalam fase
regresi dikelompokan menjadi kelompok Palembang
(Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan
Formasi Kasai).
Gambar 9.6 Peta lokasi cekungan
Sumatera Selatan (Hadipandoyo,
2007)
Formasi Talang Akar merupakan transgresi marin yang sebenarnya dan
dipisahkan dari Formasi Lahat oleh suatu ketidakselarasan yang memiliki
pengangkatan regional dalam oligosen Tua Atas dan Oligosen Tengah. Sebagian dari
formasi Talang Akar adalah fluviatil sampai delta dan marine dangkal. Di beberapa
tempat, batupasir terlokalisasi pada daerah tinggi atau dekat paparan sunda. Formasi
ini merupakan lapisan reservoir yang utama di Sumatera Selatan.
Formasi Baturaja terdiri dari batugamping yang merupakan terumbu yang
tersebar di berbagai daerah. Formasi ini tidak terbentuk dalam Cekungan Jambi,
begitu pula dalam bagian tertentu dari Cekungan Palembang. Terumbu Formasi
Baturaja langsung diendapkan diatas batuan dasar Pra-Tersier.
Formasi Gumai yang terdapat diatasnya mempunyai penyebaran yang luas,
pada umumnya terdiri dari serpih dalam. Formasi Gumai sebagai batuan induk untuk
semua minyak di Sumatera Selatan. Hal ini berdasarkan extraksi hidrokarbon dari
serpih formasi tersebut. Minyak bumi terbentuk setelah pengendapan maka akan
bermigrasi secara lateral ke Formasi Talang Akar, sehingga minyak bumi dalam
formasi ini bersifat parafin berat. Pelipatan Pliopleistosen menyebabkan minyak bumi
tersebut diubah menjadi parafin ringan dan migrasi vertikal ke dalam Formasi Air
Benakat dan Formasi Muara Enim.
Formasi Lahat terdapat sebelum regresi utama dan pada umumnya
merupakan sedimentasi non-marin. Formasi ini diendapkan dalam bongkahbongkah
yang terpatahkan ke bawah. Sedimen terdiri dari kipas aluvial, fluvial dan sebagian
terbentuk di delta. Pada bagian atasnya adalah lempung tufaan dan batupasir tufaan
yang berasal dari transgresi marine.
Formasi Air Benakat merupakan permulaan endapan regresi dan terdiri dari
lapisan pasir pantai. Penyebarannya jauh lebih luas dari formasi sebelumnya. Lapisan
batupasir disini juga merupakan lapisan reservoir yang penting.
Formasi Muara Enim lebih merupakan endapan rawa sebagai fasa akhir
regresi dan pada formasi ini terdapat batubara yang penting, seperti yang ditemukan
di Bukit Asam (Koesoemadinata, 1980).
Gambar 9.7 Stratigrafi umum
cekungan Sumatera Selatan
Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang produktif. Hal ini disebabkan
terdapat beberapa formasi yang dapat bertindak sebagai batuan induk yang baik, batuan
reservoir yang memadai dan batuan penutup. Jalur migrasinya diperkirakan sesar-sesar yang
terjadi di cekungan itu.
Batuan induk yang potensial berasal dari batulempung Formasi Lahat, batulempung
Formasi Talang Akar dan batulempung Formasi Gumai. Formasi yang paling banyak
menghasilkan minyak hingga saat ini adalah Formasi Talang Akar, dengan kandungan material
organik yang tinggi berkisar antara 0,5-1,5%. Lapisan batupasir yang terdapat dalam Fomasi
Lahat, Talang Akar, Gumai, Air Benakat, dan Muara Enim dapat merupakan batuan reservoir.
Selain itu batubatugamping Formasi Baturaja juga berlaku sebagai batuan reservoir.
Batuan tudung pada umumnya merupakan lapisan batulempung yang tebal dari
Formasi Gumai, Air Benakat, Muara Enim. Disamping itu, terjadinya perubahan facies kearah
lateral dari Formasi Talang Akar dan Baturaja.
Pada umumnya perangkap hidrokarbon di Cekungan Sumatera Selatan merupakan
perangkap struktur antiklin. Struktur sesar, baik normal maupun geser dapat bertindak
sebagai perangkap minyak. Perangkap stratigrafi terjadi pada batugamping terumbu
berbentuk membaji, bentuk kipas dan lensa dari batupasir karena perubahan facies. Migrasi
pada umumnya terjadi kearah up-dip serta melalui sesar-sesar yang ada (Hadipandoyo,
2007)
• Daerah Cekungan Jawa Barat Utara
Daerah cekungan jawa barat utara meliputi daerah dataran rendah Jawa Barat
utara (dataran rendah jakarta) dan laut Jawa Barat utara daerah dapat dikenal
beberapa unsur tektonik sebagai berikut
a. Daerah angkatan Lampung yang memisahkan daerah cekungan palembang
dengan daerah jawa barat Utara.
b. Paparan sunda di utara.
c. Jalur peerlipatan bogor di selatan.
d. Daerah pengangkatan Karimun jawa di sebelah timur.
e. Paparan pulau seribu. Unsur yang disebut terakhir ini membagi daerah cekungan
daerah jawa barat menjadi :
 Cekungan Sunda
Di cekungan ini batu pasir talang akar dalam bagian-bagian danau yang
dinamai Banuwati shale. Formasi talang akar yang menutupinya sangat tebal dalam
bagian-bagian yang dalam akan tetapai menipis ataupun menghilang kearah paparan
Sunda ataupun kedaerah tinggi seperti paparan pulau seribu. Beberapa lapangan
minyak bumi didapatkan dalam formasi talang akar yang bersifat transgresif dan
formasi baturaja. Sifat minyak dari kedua formasi ini berbeda formasi baturaja
bersifat aspal tetapi berkadar belerang rendah. Cekungan jawa barat utara dibagi
dalam beberapa cekungan kecil atau depresi yaitu depresi Jatibarang, depresi pasir
putih, depresi arjuna, depresi ciputat. Depresi ciputat dibatasi sebelah timur pulau
seribu paling bawah ditemukan formasi jatibarang yang terdiri bahan-bahan vulkanik
seperti lava, basalt, tufa dan breksi yang kemudian tertutup oleh lapisan trangresif
dari formasi Cibulakan. Formasi batugamping baturaja tidak terkembangkan dengan
baik dan di wakili sebagi suatu anggota gamping. Kelihatannya transgresi di sini tidak
pernah mencapai laut dalam, dan ekuivalen formasi gumai di sini diwakili cibulakan
bagian atas yang bersifat pasiran. Transgresi formasi parigi yang terdiri dari
batugamping yang bersifat terumbu. Regresi terakhir diwakili oleh formasi Cisubu
yang umumnya bersifat marin. Minyak terdapat dalam formasi jati barang dan
formasi cibulakan dan juga dalam formasi ekuivalen baturaja.
 Lapangan jatibarang
a. Lapangan randengan : lapangan ini mewmproduksi dari lapidsan Cibulakan dari
perangkap suatu kubah kecil lapangan-lapangan lain yang ditemukan pada tahun
1978-1979 adalah lapangan Camara, kandanghaur dan tugu (dari formasi parigi).
b. Lapangan kompleks arjuna (lepas pantai) : kompleks ini merupakn kumpulan
lapangan minyak yang mulai dengan diketemuannya struktur e pada tahun 1969
dan disusul oleh struktur b dan k. minyak ditemukan terutama dalam lapisan
pasir Cibulakan atas dengan beberapa interval.
c. Lapangan arimbi terletak di utara Cirebon dan menghasilkan dari terubu gamping
formasi batu raja.
Struktur Jumlah Lapisan Pasir Kedalaman (kaki)
e 4 2300-3200
b 7 2900-3800
k 3 2700-3800
 Daerah Cekungan Jawa Timur
Derah cekungan ini meliputi pulau jawa dan palung jawa timur utara Madura. Daerah
cekungan yang pertama lebih merupakan epikontinental dan beberapa unsur tektonik.
 Pencekungan laut Jawa timur
a. Daerah pengangkatan Karimun Jawa disebelah jawa barat
b. Monoklin selatan kelanjutan selatan karimun jawa
c. Palung pati, yang berkelanjutan ke pertelukan florence barat dan berorentasi timur
laut barat daya.
d. Lengkung (kubat) bawean merupakan daerah positif
e. Cekungan florens timur sebelah tenggara lengkung bawean dan mencekubg
florence cekung sendiri merupakan setengah grabean.
f. Arah positif merupakan cekungan florence timur dan batasnya bersifatpatahan
g. Depresi masalombo suatu cekungan terdpatdisebelah timurarah positif JSI trend.
Depresi membuka ke depresi Madura utara.
h. daerah tinggi masalembo merupakan elemen tektonik paling timur daerah
cekungan daerah Jawa timur dan membatasi dari dalam laut flores.
i. Pertelukan JS 20 merupakan suatu depresi yang penting yang membuka ke barat ke
graben tuban utara ke cekungan Madura.
 Cekungan Jawa Timur Madura
Daerah cekungan ini lebih merupakan geosinklin, dengan ketebalan sedimen
tersier mungkin melebihi 6000 meter. Suatu hal khas dari cekungan ini adalah Timur-
Barat, dan kelihatannya merupakan gejala tektonik tersier muda. Di sebelah selatan,
cekungan yang memanjang timur-barat ini dibatasi oleh pegunungan kendeng, yang
menerus ke pantai Selatan Madura, dengan sedimen Tersier terlipat sangat ketat,
yang dibarengi sesar-sesar naik.
Pada umumnya di sini dapat dibedakan dua jalur sedimentasi di sini :
a. Jalur Rembang-madura.
Di sini fasa regresi didapatkan dalam sedimen klastik yang merupakan
reservoir minyak.
b. Jalur randublatung-selat madura, yang pada umumnya terdiri dari sedimen halus
seperti serpih napal, dengan tekanan lebih (over pressure), sehingga
mengakibatkan diapair serpih. Dalam arah utaraselatan terjadi perubahan fasies
dari sedimen cekungan epikontinen ke geosinklin. Dalam hal ini terutama formasi
Kujung menjadi gamping cekungan. Dasar cekungan ini belum pernah ditembus
oleh pemboran, demikian pula lapisan dasarnya. Lapisan tertua adalah formasi
Kujung yang terdapat dalam fasies cekunganyang berumur Te. Di atasnya
terdapat formasi tuban (Tf1-2) yang pada bagian atasnya terdapat dalam fasa
regresif dan terkembangkan dalam fasies pasir (anggota Ngarong), yang
merupakan reservoir minyakpenting. Formasi ini dibatasi dari formasi yang ada di
atasnya, yaitu formasi kawengan, oleh suatu ketidakselasan yang menghilang
berwujud sedimentasi menerus dalam jalur randublatung selat Madura
c. Formasi Kawengan yang terdiri dari anggota Wonocolo, anggota ledok dan
anggota mundu merupakan lapisan reservoir penting, dan berumur Miosen atas
Pliosen. Formasi paling atas adalah formasi Lidah, yang berumur Pliosen sampai
pleistosen. Formasi Lidah dan formasi Kewengan berubah fasies menjadi gamping
terumbu formasi madura.
TERDAPATNYA MINYAK BUMI
Di cekungan Jawa Timur Utara ini minyak terutama ditemukan dalam fasa
regresif anggota ngarayong dan formasi kawengan yang transgresif di atasnya,
terutama dalam anggota wonocolo. Di formasi fasa transgresif sampai kini belum
ditemukan. lapangan minyak di Jawa timur dapat dikelompokkan ke dalam 2 daerah
minyak yaitu daerah cepu, dan daerah Kruka-surabaya.
 Daerah Cepu
Lapisan reservoir terutama didapatkan dalam batupasir anggota ngrayom.
Tujuhpuluh tiga persen produksi daerah ini didapatkan dari interval ini. Porositas
rata-rata adalah 18 % dan berkurang ke arah ESE. Ketebalan bersih lapisan minyak
Lapangan semanggi 35-45 meter, Nglob : 100-110 meter dan Kawengan : 40 meter.
Lapisan minyak lain adalah anggota wonocolo yang terdiri dari sisipan
gamping pasiran, dan batupasir gamping halus di bagian bawahnya. Secara total
telah ditemukan 11 lapis minyak. Juga anggota ledok yang terdiri dari kalkrenit
pasiran yang ditandai glaukonit dan perlapisan silang siur kadang-kadang merupakan
reservoir.
Perangkap di daerah ini teutama merupakan struktur lipatan yamg menjurus
baratlaut-tenggara yang disebabkan pelipatan akhir pliosen dan barattimur yang
disebabkan gerakan pleistosen sampai resen. Struktur antiklin pada umumnya
disertai sesar naik yang miring ke arah utara, malahan pada kedua belah sayatnya
(lapangan kawengan) minyak yang didapatkan pada umumnya bersifat parafin,
terutama kawengan yang bersifat parafin berat. Lapangan minyak yang penting ialah
keawean. Lapangan ini merupakan kulminasi antiklin kidangan, wonocolo, kawengan.
Lapangan ini ditemukan pada tahun 1984 dan dewasa ini masih diproduksikan.
Minyak ditemukan dalam lapisan pasir anggota ngrayong dan womocolo dan
terdapat dalam antiklin asimetri dengan sesar naik pada sayap selatannya. Yang
termasuk kawengan yaitu: Kidangan,Dandangil, Wonocolo.
 Daerah minyak surabaya
Pada daerah ini minyak didapatkan dalam anggota wonocolo. Sangat khas
adalah anggota mundu yang berkembang sebagai lapisan pasir yang terdiri dari
cangkang giobigerina.
 Daerah cekungan kalimantan timur
Daerah cekungan tersier kalimantan timur dibatasi di sebelah barat oleh
paparan stabil sunda dari kalimantan barat yang merupakan suatu kompleks batuan
dasar pra-tersier, batuan beku dan metamorf yang telah stabil, di bagian barat laut
oleh daerah tinggi kucing yang juga terdiri dari batuan pra-tersier yang terlipat ketat.
Dibagian selatan daerah cekungan ini bersambungan dengan cekungan epikontinen
laut jawa timur. Unsur tektonik berikut membagi daerah kalimantan beserta leoas
pantai lepasnya menjadi beberapa cekungan Yaitu:
a. Daerah tinggi meratus
b. Paparan paternoster
c. Punggung Mangkalihat.
Ketiga unsur ini membagi cekungan sebagai berikut:
a. Cekungan barito sebelah barat punggung Meratus
b. Cekungan kutai di sebelah utara punggungan meratus
c. Cekungan pasir antara punggung meratus dan paparan paternoster
d. Cekungan tarakan dipisahkan di sebelah selatan oleh punggung mangkalihat.
 Daerah cekungan laut cina selatan
Daerah cekungan Laut Cina selatan merupakan suatu propinsi minyak dan
gasbumi yang baru. Explorasi di daerah ini mulai tahun 1970, pada tahun 1979
lapangan minyak pertama di wilayah Indonesia diresmikan. Beberapa lapangan gas
dan minyakbumi sebelumnya telah diketemukan di wilayah Malaysia.
KERANGKA TEKTONIK
Daerah ini terdapat dua unsur tektonik utama, yaitu daerah paparan sunda
dan cekungan (geosyncline) Borneo Barat Laut. Cekungan borneo Barat laut ini, yang
juga disebut cekungan natuna Timur, merupakan suatu cekungan busurmuka (fore-
arc basin) di tepi timurlaut Paparan Sunda yang stabil semenjak Tersier. Cekungan
yang besar ini membujur dari lepas pantai Vietnam melalui Utara kepulauan natuna
ke Serawak-brunei, dan ke arah timurlaut membuka ke dasar laut berkedalaman
abisal dan bergerak samudra tapi cekungan terhadap paparan adalah sangat terjal.
Cekungan ini bersifat suatu palung jalur penekukan kerak samudra ke bawah Paparan
Sunda pada jaman Kapur-Eosen (eugeosyncline) dan pada zaman Oligo-miosen lebih
bersifat miogeosyncline atau mungkin dapat diklasifikasikan sebagi tepi benua yang
tertarik-pisah. Batas paparan cekungan ini adalah merupakan terusan garis sesar
Lupar yang berarahkan barat-laut sampai perbatasan Indonesia-malaysia di
kalimantan. Struktur pada cekungan ini terdiri dari diapair lempung dan tingian
batuan dasar. Kapur-eosen diwakili oleh filit dan turbidit yang diperkirakan sebagai
melange, disusul oleh pengendapan marin dangkal dan laut dalam pada zaman
Miosen dan Pliosen.
Cekungan natuna barat merupakan suatu depresi yang disebabkan penipisan
kerak kontinen pada penarik-pisahan yang disebabkan penipisan kerak kontinen pada
penarik pisahan yang terjadi setelah jaman oligosen. Cekungan ini berarahkan
baratlaut-tenggara, sedangkan Cekungan natuna barat berarahkan timurlaut-
baratdaya, cekungan thailand ini dipisahkan dari cekungan natuna timur (Geosinklin
serawak) oleh tinggian khorat-Natuna Swell) yang merupakan suatu busur bathlit
Mesozikum atas, cekungan ini disebut juga sebagai “inter bathlik basin” oleh white
dan wing Mesozoikum. Tinggian khorat-natuna merupakan suatu ambang yang
memisahakan Cekungan natuna barat dari laut terbuka, sehingga sedimentasi di
cekungan ini dari Oligosen sampai Miosen tengah bersifat nonmarin sampai paralis.
Daerah ini mengalami pematahan pada orogonesis Miosen bawah/Pliosen dan
sementara ini terdapat transgresi marin sampai dengan pliosen dimana terjadi
pengendapan lumpur di laut terbuka. Struktur di cekungan natuna Barat
menunjukkan aspek tarik-pisahan (pull-apart) dan”transcurrent” (wrench) yang
bersifat sinistral, yang menyebabkan gerakan-gerakan vertikal yang membentuk
tutupan berarahkan timurlaut-baratdaya.
Gambar 9.8 Cekungan Natuna Barat
Gambar 9.9 Tektonostratigrafi dari Cekungan Natuna Barat
TERIMAKASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraSyahwil Ackbar
 
Kondisi geologi regional daerah salem
Kondisi geologi regional daerah salemKondisi geologi regional daerah salem
Kondisi geologi regional daerah salemHiskia Annisa
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiIndahPasaribu1
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Armstrong Sompotan
 
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN  pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN Hardika Abrianto
 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaAlbert Tiar
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 
Petrologi pendahuluan
Petrologi pendahuluanPetrologi pendahuluan
Petrologi pendahuluanMahdi Salam
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Bayu Laoli
 
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemGeoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemUDIN MUHRUDIN
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasioilandgas24
 

Mais procurados (20)

Kuliah genesa bahan galian
Kuliah genesa bahan galianKuliah genesa bahan galian
Kuliah genesa bahan galian
 
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubara
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Hotspot dan Mantle Plume
Hotspot dan Mantle PlumeHotspot dan Mantle Plume
Hotspot dan Mantle Plume
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
Kondisi geologi regional daerah salem
Kondisi geologi regional daerah salemKondisi geologi regional daerah salem
Kondisi geologi regional daerah salem
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologi
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
 
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN  pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
Petrologi pendahuluan
Petrologi pendahuluanPetrologi pendahuluan
Petrologi pendahuluan
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Genesa batubara
Genesa batubaraGenesa batubara
Genesa batubara
 
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemGeoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasi
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 

Semelhante a Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Bab 9 - RR. Koesoemadinata

PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANPERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANNaila N. K
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimenWahidin Zuhri
 
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4Docslide.net nota geografi-tingkatan-4
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4Lakshant Thamil Selvan
 
BATUBARA.pptx, kelas x kurikulum merdeka
BATUBARA.pptx, kelas x kurikulum merdekaBATUBARA.pptx, kelas x kurikulum merdeka
BATUBARA.pptx, kelas x kurikulum merdekaalfabagus47
 
GEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBARA.pdf
GEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBARA.pdfGEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBARA.pdf
GEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBARA.pdfseptianraha1
 
Pertemuan 12 dinamika litosfer
Pertemuan 12 dinamika litosferPertemuan 12 dinamika litosfer
Pertemuan 12 dinamika litosferDanuArt
 
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Putri Nadhilah
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Verani Nurizki
 
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad FauzanTugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzanopelnufail
 
dari mana datangnya migas
dari mana datangnya migasdari mana datangnya migas
dari mana datangnya migasMustajab Manar
 

Semelhante a Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Bab 9 - RR. Koesoemadinata (20)

PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANPERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
 
Petroleum System
Petroleum SystemPetroleum System
Petroleum System
 
Makalah-batuan-beku
Makalah-batuan-bekuMakalah-batuan-beku
Makalah-batuan-beku
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4Docslide.net nota geografi-tingkatan-4
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4
 
BATUBARA.pptx, kelas x kurikulum merdeka
BATUBARA.pptx, kelas x kurikulum merdekaBATUBARA.pptx, kelas x kurikulum merdeka
BATUBARA.pptx, kelas x kurikulum merdeka
 
GEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBARA.pdf
GEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBARA.pdfGEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBARA.pdf
GEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBARA.pdf
 
Pertemuan 12 dinamika litosfer
Pertemuan 12 dinamika litosferPertemuan 12 dinamika litosfer
Pertemuan 12 dinamika litosfer
 
Struktur Permukaan Bumi (Kelas IX)
Struktur Permukaan Bumi (Kelas IX)Struktur Permukaan Bumi (Kelas IX)
Struktur Permukaan Bumi (Kelas IX)
 
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
 
Kelompok 9.pptx
Kelompok 9.pptxKelompok 9.pptx
Kelompok 9.pptx
 
Tugas Geo 2
Tugas Geo 2Tugas Geo 2
Tugas Geo 2
 
Dari mana datangnya minyak bumi
Dari mana datangnya minyak bumiDari mana datangnya minyak bumi
Dari mana datangnya minyak bumi
 
Lapisan Litosfer
Lapisan LitosferLapisan Litosfer
Lapisan Litosfer
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
 
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad FauzanTugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
 
geologi umum
geologi umum geologi umum
geologi umum
 
dari mana datangnya migas
dari mana datangnya migasdari mana datangnya migas
dari mana datangnya migas
 

Último

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Último (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Bab 9 - RR. Koesoemadinata

  • 1.
  • 2. Outline  Pendahuluan  Kerangka Tektonik Cekungan Minyak Indonesia  Sedimentasi, Stratigrafi, dan Terdapatnya Minyak Bumi  Daerah Cekungan Minyak  Terdapatnya Minyak Bumi  Kerangka Tektonik
  • 3. Pendahuluan Bagaimana awal mula terbentuk minyak bumi? Tiga faktor utama dalam pembentukan minyak atau gas bumi, yaitu: 1. Ada batuan asal (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi. 2. Adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari batuan asal menuju kebatuan reservoir (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yangberpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut. 3. Adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Jika jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak dapat bergerak kemana-mana lagi.
  • 4. Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177oC. Komponen-komponen pembentuk minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).
  • 5. Ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu: • young-shallow, • old-shallow, • young-deep dan • old-deep. Minyak bumi youngshallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai parafin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.
  • 6. Kerangka Tektonik Cekungan Minyak Indonesia
  • 7. Indonesia merupakan suatu negara yang termasuk produsen minyak bumi yang cukup penting. Hal ini bukan merupakan akibat dari segi besarnya produksi, tetapi lebih karena posisi geografinya. Sampai kini, indonesia merupakan produsen paling besar di Asia, kecuali Timur Tengah. Arti penting ini terutama disebabkan karena letaknya di antara negara konsumen, antara lain Jepang yang sangat kekurangan bahan bakar. Produksi Indonesia dewasa ini telah mencapai 800.000 barrel perhari, Namun dibandingkan dengan produksi harian dunia, yaitu 40 juta barrel perhari, sangatlah kecil (2,5%). Produsen terbesar adalah Amerika serikat (kira-kira 12 juta barrel/hari) setelah itu Uni Soviet (Rusia). Berbagai negara seperti Arab saudi, Abu Dhabi, dan sebagainya, telah melampaui 2 juta barrel/hari. Salah satu keuntungan minyak bumi Indonesia adalah kadar belerangnya yang rendah(< 1%) di bandingkan dengan Timur tengah (2%).
  • 8. SEDIMENTASI, STRATIGRAFI DAN TERDAPATNYA MINYAK BUMI Sekitar 30 juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir zaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu. Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.
  • 9. Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan batuan di atasnya kemudian mendestilasi sisa-sisa bahan organik, lalu secara perlahan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Batuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum batuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun. Sedimentasi dimulai pada permulaan Tersier, biasanya Oligosen, tetapi pada beberapa tempat (Kalimatan) dimulai pada Eosen. Pada Akhir Mesozoikum, seluruh daerah cekungan telah dilipat, diintrusi, diangkat dan didenudasi, sehingga seluruh batuan yang berumur pra-tersier dianggap sebagai batuan dasar (Basement). Walaupun tidak seluruhnya terdiri dari batuan beku atau dimetamorfasekan, akan tetapi batuan tersebut telah tertektonisasi, sehingga kecil kemungkinan untuk terdapatnya minyakbumi.
  • 10. Pematahan bongkah terjadi pada permulaan tersier, sehingga terjadi relief lagi dan sedimentasi dimulai biasanya bersifat non-marin, kadang-kadang dimulai dengan aktifitas volkanik (Jawa Barat). Permulaan sedimentasi ini biasanya terjadi pada Oligosen, tetapi pada beberapa tempat misalnya Kalimantan dimulai pada Eosen. Untuk itu adanya daur (cyclus) terestris yang mendahului daur marin, yang merupakan pula lapisan penghasil paparan sunda. Biasanya daur sedimentasi ini terbatas pada basinal deeps (grabens), tidak merata, dan terisolir di sana sini. Minyak yang terdapat di sini bersifat parafin berat. Gambar 9.2 Pengolahan Minyak Bumi
  • 11. Di atas daur ini terdapat suatu transgresi marin dengan sedimentasi lebih luas kecuali beberapa peninggian batuan dasar. Biasanya terdapat suatu pasir dasar, yang berasal dari paparan sunda, akan tetapi peninggian batuan dasar merupakan sumber yang baik dari sedimen detritus. Lapisan reservoir ini biasanya menumpang (on- Lapping) terhadap peninggian batuan dasar terhadap paparan sunda. Permulaan miosen yaitu pembentukan lapisan gamping yang sangat luas, terutama di laut jawa. Periode ini rupanya merupakan tergenangnya seluruh daerah cekungan, dari sabang sampai ke tarakan. Tidak banyak lagi peninggian batuan dasar yang masih menonjol di permukaan laut (kekecualian antara lain terdapat di daerah tinggi Lampung, lengkung Karimun Jawa). Perkembangan terumbu (reef development) terjadi pada bagian yang tinggi, seperti daerah Baturaja, paparan seribu dan lain-lain. Nama formasi gamping ini adalah formasi Baturaja, formasi kujung, dan formasi Berai.
  • 13. Di Sumatra gamping ini tidak begitu terkembang secara luas, hanya terisolir di beragam tempat seperti misalnya: Baturaja di Cekungan Palembang, Gamping kubu di Sumatra tengah, formasi telaga. Di Kalimantan Timur, perkembangan gamping itu tidak diketahui terbatas pada jazirah mangkalihat. Gamping ini terbukti pula produktif seperti misalnya: Lapangan Kitty (cekungan sunda), Lapangan raja (Gas sumatra selatan). Minyak yang dihasilkan bersifat aspal. Transgresi maksimal terjadi di miosen tengah, dimana pada umumnya serpih marin agak dalam diendapkan dan pada umumnya sering dianggap batuan induk minyakbumi antara lain formasi Gumai, Sumatera Selatan. Ketidakselarasan intra- Miosen pada umumnya tidak didapatkan. Sedimentasi berlangsung terus sewaktu bukit barisan dan pegunungan Jawa selatan mulai diangkat dan tererosi. Pada akhir miosen terjadi suatu regresi yang berlangsung terus selama pliosen. Regresi ini menghasilkan lapisan reservoir penting, yang bersifat paralis/ litoral, seperti formasi keutapang (di Sumatra Utara), formasi air benakat (Sumatra Selatan), formasi ngrayong (Jawa Timur) dan formasi Balikpapan/ palubalang di Kalimantan Timur.
  • 14. Minyakbumi yang dihasilkan dari formasi regresi ini bersifat parafin ringan (400 -600 API Gravity) atau aspal (Mangunjaya, Sumatra Selatan, Tarakan/Bunyu, Kalimantan). Regresi ini berlangsung dengan sedimentasi non-marin dan diikuti dengan perlipatan pada zaman Plio- Pleistosen. Di laut Jawa (Bagian barat) regresi ini tidak mencapai sedimentasi non marin dan suatu lapisan gamping diendapkan yaitu formasi parigi. Sering pula pengendapan ini dikatakan sebagai daur sedimentasi kedua (Transgresi kedua). Waktu perlipatan utama dari lapisan tersier adalah zaman Plio-Pleistosen. Akan tetapi pematahan-tumbuh pada batuan dasar juga mempengaruhi pelipatan pada Oligosen dan Miosen bawah, sehingga sering struktur pada lapisan atas tidak sesuai dengan lipatan pada lapisan sebelah bawah. Adanya ketidakselarasan dalam Oligosen (antara daur non-marin dan marin) diperkirakan terdapat di Sumatera tengah dan di Laut Jawa sebelah barat. Sampai kini lipatan dengan patahan yang mengikutinya merupakan perangkap utama minyakbumi. Perangkap stratigrafi mulai ditemukan di Sumatra Selatan. Sejumlah lipatan biasanya mengelompok dalam antiklinorium, yang sering pula merupakan peninggian batuan dasar atau pengangkatan. Gambar 9.4 Antiklinorium
  • 15. DAERAH CEKUNGAN MINYAK Potensi sektor energi terutama minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia saat ini 70 persen diantaranya terdapat di cekungan-cekungan Tersier lepas pantai dan lebih dari separuhnya terletak di laut dalam (Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Energi Sumber Daya Mineral). Saat ini terindikasi sedikitnya 66 cekungan migas di seluruh Indonesia, sebagian besar berada di darat dan laut dangkal perairan territorial dan hanya beberapa cekungan yang berada pada landas kontinen (cekungan busur muka), 16 cekungan sudah berproduksi, 8 cekungan berpotensi, dan 42 cekungan belum dieksplorasi.
  • 16. Beberapa daerah di Indonesia memiliki cekungan-cekungan dan berpotensi sebagai penghasil minyak seperti tang terlihat pada gambar berikut: Gambar 9.5 Penyebaran daerah cekungan Minyak Di Indonesia
  • 17. Dari beberapa daerah cekungan minyak yang terdapat di Indonesia, beberapa diantaranya diuraikan sebagai berikut : • Daerah cekungan Sumatra Utara Daerah ini meliputi suatu jalur sempit yang terbentang dari Medan sampai ke Banda Aceh. Di sebelah barat jalur ini jelas dibatasi oleh singkapan-singkapan pra- tersier. Dikatakan bahwa yang dikenal sebagai lempung hitam (black clay) dan batupasir bermika (micaceous sandstone), mungkin merupakan pengendapan non- marin. Trangresi baru dimulai dengan batu pasir peunulin atau batupasir Belumai, yang tertindih oleh formasi telaga yang merupakan lapisan reservoir utama. Daerah cekungan ini terdiri dari cekungan yang dikendalikan oleh patahan batuan dasar. Semua cekungan tersebut adalah pendalaman paseh ( paseh deep). Di sini juga letak daerah terangkat blok Arun, yang dibatasi oleh patahan yang menjurus ke utara selatan. Cekungan paseh membuka ke arah utar lepaspantai, ke sebelah selatan terdapat depresi tamiang dan depresi medan. Di antara kedua depresi tersebut terdapat daerah tinggi, dan disana formasi peunulin/telaga/ Belumai langsung menutupi batuan dasar. Minyak ditemukan dalam formasi Diski Batumandi, lebih ke selatan lagi terdapat depresi siantar dan kemudian daerah cekungan dibatasi oleh lengkung asahan (sebagai bagian paparan sunda yang menjorok) dari daerah cekungan sumatra tengah.
  • 18. Struktur daerah cekungan sumatra utara diwakili oleh berbagai lipatan yang relatif ketat yang membujur barat-laut-tenggara yang dibarengi oleh sesar naik. Di sini diketahui bagian barat relatif naik terhadap bagian timur. Perlipatan terjadi di plio-plistosen. Semua unsur struktur yang lebih tua direfleksikan pada paleotopografi batuan dasar, Seperti misalnya blok arun yang menjurus utara-selatan. Di daerah tersebut terdapat beberapa lapangan minyak, rantau ditemukan pada tahun 1929 dengan kedalaman reservoir antara 300 sampai 1500 meter dalam formasi keutapang. Mimyak yang dihasilkan bersifat parafin ringan (API 48.50 ). Lapangan ini memperlihatkan waterdrive yang sangat kuat. Produksi kumulatif sampai tahun 1970 telah melampui 100 juta barrel. Diski dan Batumandi minyak ditemukan di sumur explorasi diski dan batumandi sebelah barat medan dalam formasi peunulin (Telaga limestone). Namun sampai kini belum dapat diproduksikan, karena sifat reservoirnya yang kurang baik. Lapangan gas arun yang terletak di propinsi Aceh 225 kilometer sebelah baratlaut medan ditemukan oleh mobil oil pada tahun 1971. Lapangan ini terletak di antara pegunungan barisan dan selat malaka. Gas dan kondensat terdapat dalam terumbu dan batuan karbonat yang bersekutu, tebalnya melebihi 300 meter dan berumur miosen bawah dan tengah. Formasi ini sesuai dengan anggota telaga. Atap reservoir terdapat pada kedalaman kira-kira 3000 meter. Terumbu karbonat ini terdapat pada peninggian paleotopografi yang membujur utara selatan dan membawahi sutu lapisan batupasir (Belumai), perangkap akumulasi ini merupakan perangkap stratigrafi murni dengan gasnya yang terjebak dalam fasies terumbu yang berpori-pori dan tertutup serpih dari formasi Baong. Potensi laoangan ini ditujukkan oleh produktifitas sumur yang melebihi setengah milyar kaki per kubik. Cadangan terbukti 17 trillion gas mengandung 15 persen CO2 dan sedikit nitrogen. Luas reservoir 42000 acres. Lapangan gas lainnya lho sukon sebelah timur lapangan arun.
  • 19. • Cekungan Sumatera Selatan Cekungan Sumatera Selatan terletak memanjang berarah Barat laut - Tenggara di bagian Selatan Pulau Sumatera. Luas cekungan ini sekitar 85.670 km2 dan terdiri atas dua sub cekungan yaitu: sub cekungan Jambi dan sub cekungan Palembang. Sub cekungan Jambi berarah Timur laut - Barat daya sedangkan Sub cekungan Palembang berarah Utara - Barat Laut - Selatan - Tenggara dan diantara keduanya dipisahkan oleh sesar normal Timur laut - Barat daya. Stratigrafi daerah cekungan ini pada umumnya dapat dikenal satu daur besar yang terdiri dari suatu transgresi yang diikuti regresi. Formasi yang terbentuk dalam fase transgresi dikelompokan menjadi kelompok Telisa (Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja dan Formasi Gumai). Sedangkan yang terbentuk dalam fase regresi dikelompokan menjadi kelompok Palembang (Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai). Gambar 9.6 Peta lokasi cekungan Sumatera Selatan (Hadipandoyo, 2007)
  • 20. Formasi Talang Akar merupakan transgresi marin yang sebenarnya dan dipisahkan dari Formasi Lahat oleh suatu ketidakselarasan yang memiliki pengangkatan regional dalam oligosen Tua Atas dan Oligosen Tengah. Sebagian dari formasi Talang Akar adalah fluviatil sampai delta dan marine dangkal. Di beberapa tempat, batupasir terlokalisasi pada daerah tinggi atau dekat paparan sunda. Formasi ini merupakan lapisan reservoir yang utama di Sumatera Selatan. Formasi Baturaja terdiri dari batugamping yang merupakan terumbu yang tersebar di berbagai daerah. Formasi ini tidak terbentuk dalam Cekungan Jambi, begitu pula dalam bagian tertentu dari Cekungan Palembang. Terumbu Formasi Baturaja langsung diendapkan diatas batuan dasar Pra-Tersier. Formasi Gumai yang terdapat diatasnya mempunyai penyebaran yang luas, pada umumnya terdiri dari serpih dalam. Formasi Gumai sebagai batuan induk untuk semua minyak di Sumatera Selatan. Hal ini berdasarkan extraksi hidrokarbon dari serpih formasi tersebut. Minyak bumi terbentuk setelah pengendapan maka akan bermigrasi secara lateral ke Formasi Talang Akar, sehingga minyak bumi dalam formasi ini bersifat parafin berat. Pelipatan Pliopleistosen menyebabkan minyak bumi tersebut diubah menjadi parafin ringan dan migrasi vertikal ke dalam Formasi Air Benakat dan Formasi Muara Enim.
  • 21. Formasi Lahat terdapat sebelum regresi utama dan pada umumnya merupakan sedimentasi non-marin. Formasi ini diendapkan dalam bongkahbongkah yang terpatahkan ke bawah. Sedimen terdiri dari kipas aluvial, fluvial dan sebagian terbentuk di delta. Pada bagian atasnya adalah lempung tufaan dan batupasir tufaan yang berasal dari transgresi marine. Formasi Air Benakat merupakan permulaan endapan regresi dan terdiri dari lapisan pasir pantai. Penyebarannya jauh lebih luas dari formasi sebelumnya. Lapisan batupasir disini juga merupakan lapisan reservoir yang penting. Formasi Muara Enim lebih merupakan endapan rawa sebagai fasa akhir regresi dan pada formasi ini terdapat batubara yang penting, seperti yang ditemukan di Bukit Asam (Koesoemadinata, 1980).
  • 22. Gambar 9.7 Stratigrafi umum cekungan Sumatera Selatan
  • 23. Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang produktif. Hal ini disebabkan terdapat beberapa formasi yang dapat bertindak sebagai batuan induk yang baik, batuan reservoir yang memadai dan batuan penutup. Jalur migrasinya diperkirakan sesar-sesar yang terjadi di cekungan itu. Batuan induk yang potensial berasal dari batulempung Formasi Lahat, batulempung Formasi Talang Akar dan batulempung Formasi Gumai. Formasi yang paling banyak menghasilkan minyak hingga saat ini adalah Formasi Talang Akar, dengan kandungan material organik yang tinggi berkisar antara 0,5-1,5%. Lapisan batupasir yang terdapat dalam Fomasi Lahat, Talang Akar, Gumai, Air Benakat, dan Muara Enim dapat merupakan batuan reservoir. Selain itu batubatugamping Formasi Baturaja juga berlaku sebagai batuan reservoir. Batuan tudung pada umumnya merupakan lapisan batulempung yang tebal dari Formasi Gumai, Air Benakat, Muara Enim. Disamping itu, terjadinya perubahan facies kearah lateral dari Formasi Talang Akar dan Baturaja. Pada umumnya perangkap hidrokarbon di Cekungan Sumatera Selatan merupakan perangkap struktur antiklin. Struktur sesar, baik normal maupun geser dapat bertindak sebagai perangkap minyak. Perangkap stratigrafi terjadi pada batugamping terumbu berbentuk membaji, bentuk kipas dan lensa dari batupasir karena perubahan facies. Migrasi pada umumnya terjadi kearah up-dip serta melalui sesar-sesar yang ada (Hadipandoyo, 2007)
  • 24. • Daerah Cekungan Jawa Barat Utara Daerah cekungan jawa barat utara meliputi daerah dataran rendah Jawa Barat utara (dataran rendah jakarta) dan laut Jawa Barat utara daerah dapat dikenal beberapa unsur tektonik sebagai berikut a. Daerah angkatan Lampung yang memisahkan daerah cekungan palembang dengan daerah jawa barat Utara. b. Paparan sunda di utara. c. Jalur peerlipatan bogor di selatan. d. Daerah pengangkatan Karimun jawa di sebelah timur. e. Paparan pulau seribu. Unsur yang disebut terakhir ini membagi daerah cekungan daerah jawa barat menjadi :
  • 25.  Cekungan Sunda Di cekungan ini batu pasir talang akar dalam bagian-bagian danau yang dinamai Banuwati shale. Formasi talang akar yang menutupinya sangat tebal dalam bagian-bagian yang dalam akan tetapai menipis ataupun menghilang kearah paparan Sunda ataupun kedaerah tinggi seperti paparan pulau seribu. Beberapa lapangan minyak bumi didapatkan dalam formasi talang akar yang bersifat transgresif dan formasi baturaja. Sifat minyak dari kedua formasi ini berbeda formasi baturaja bersifat aspal tetapi berkadar belerang rendah. Cekungan jawa barat utara dibagi dalam beberapa cekungan kecil atau depresi yaitu depresi Jatibarang, depresi pasir putih, depresi arjuna, depresi ciputat. Depresi ciputat dibatasi sebelah timur pulau seribu paling bawah ditemukan formasi jatibarang yang terdiri bahan-bahan vulkanik seperti lava, basalt, tufa dan breksi yang kemudian tertutup oleh lapisan trangresif dari formasi Cibulakan. Formasi batugamping baturaja tidak terkembangkan dengan baik dan di wakili sebagi suatu anggota gamping. Kelihatannya transgresi di sini tidak pernah mencapai laut dalam, dan ekuivalen formasi gumai di sini diwakili cibulakan bagian atas yang bersifat pasiran. Transgresi formasi parigi yang terdiri dari batugamping yang bersifat terumbu. Regresi terakhir diwakili oleh formasi Cisubu yang umumnya bersifat marin. Minyak terdapat dalam formasi jati barang dan formasi cibulakan dan juga dalam formasi ekuivalen baturaja.
  • 26.  Lapangan jatibarang a. Lapangan randengan : lapangan ini mewmproduksi dari lapidsan Cibulakan dari perangkap suatu kubah kecil lapangan-lapangan lain yang ditemukan pada tahun 1978-1979 adalah lapangan Camara, kandanghaur dan tugu (dari formasi parigi). b. Lapangan kompleks arjuna (lepas pantai) : kompleks ini merupakn kumpulan lapangan minyak yang mulai dengan diketemuannya struktur e pada tahun 1969 dan disusul oleh struktur b dan k. minyak ditemukan terutama dalam lapisan pasir Cibulakan atas dengan beberapa interval. c. Lapangan arimbi terletak di utara Cirebon dan menghasilkan dari terubu gamping formasi batu raja. Struktur Jumlah Lapisan Pasir Kedalaman (kaki) e 4 2300-3200 b 7 2900-3800 k 3 2700-3800
  • 27.  Daerah Cekungan Jawa Timur Derah cekungan ini meliputi pulau jawa dan palung jawa timur utara Madura. Daerah cekungan yang pertama lebih merupakan epikontinental dan beberapa unsur tektonik.  Pencekungan laut Jawa timur a. Daerah pengangkatan Karimun Jawa disebelah jawa barat b. Monoklin selatan kelanjutan selatan karimun jawa c. Palung pati, yang berkelanjutan ke pertelukan florence barat dan berorentasi timur laut barat daya. d. Lengkung (kubat) bawean merupakan daerah positif e. Cekungan florens timur sebelah tenggara lengkung bawean dan mencekubg florence cekung sendiri merupakan setengah grabean. f. Arah positif merupakan cekungan florence timur dan batasnya bersifatpatahan g. Depresi masalombo suatu cekungan terdpatdisebelah timurarah positif JSI trend. Depresi membuka ke depresi Madura utara. h. daerah tinggi masalembo merupakan elemen tektonik paling timur daerah cekungan daerah Jawa timur dan membatasi dari dalam laut flores. i. Pertelukan JS 20 merupakan suatu depresi yang penting yang membuka ke barat ke graben tuban utara ke cekungan Madura.
  • 28.  Cekungan Jawa Timur Madura Daerah cekungan ini lebih merupakan geosinklin, dengan ketebalan sedimen tersier mungkin melebihi 6000 meter. Suatu hal khas dari cekungan ini adalah Timur- Barat, dan kelihatannya merupakan gejala tektonik tersier muda. Di sebelah selatan, cekungan yang memanjang timur-barat ini dibatasi oleh pegunungan kendeng, yang menerus ke pantai Selatan Madura, dengan sedimen Tersier terlipat sangat ketat, yang dibarengi sesar-sesar naik. Pada umumnya di sini dapat dibedakan dua jalur sedimentasi di sini : a. Jalur Rembang-madura. Di sini fasa regresi didapatkan dalam sedimen klastik yang merupakan reservoir minyak.
  • 29. b. Jalur randublatung-selat madura, yang pada umumnya terdiri dari sedimen halus seperti serpih napal, dengan tekanan lebih (over pressure), sehingga mengakibatkan diapair serpih. Dalam arah utaraselatan terjadi perubahan fasies dari sedimen cekungan epikontinen ke geosinklin. Dalam hal ini terutama formasi Kujung menjadi gamping cekungan. Dasar cekungan ini belum pernah ditembus oleh pemboran, demikian pula lapisan dasarnya. Lapisan tertua adalah formasi Kujung yang terdapat dalam fasies cekunganyang berumur Te. Di atasnya terdapat formasi tuban (Tf1-2) yang pada bagian atasnya terdapat dalam fasa regresif dan terkembangkan dalam fasies pasir (anggota Ngarong), yang merupakan reservoir minyakpenting. Formasi ini dibatasi dari formasi yang ada di atasnya, yaitu formasi kawengan, oleh suatu ketidakselasan yang menghilang berwujud sedimentasi menerus dalam jalur randublatung selat Madura c. Formasi Kawengan yang terdiri dari anggota Wonocolo, anggota ledok dan anggota mundu merupakan lapisan reservoir penting, dan berumur Miosen atas Pliosen. Formasi paling atas adalah formasi Lidah, yang berumur Pliosen sampai pleistosen. Formasi Lidah dan formasi Kewengan berubah fasies menjadi gamping terumbu formasi madura.
  • 30. TERDAPATNYA MINYAK BUMI Di cekungan Jawa Timur Utara ini minyak terutama ditemukan dalam fasa regresif anggota ngarayong dan formasi kawengan yang transgresif di atasnya, terutama dalam anggota wonocolo. Di formasi fasa transgresif sampai kini belum ditemukan. lapangan minyak di Jawa timur dapat dikelompokkan ke dalam 2 daerah minyak yaitu daerah cepu, dan daerah Kruka-surabaya.  Daerah Cepu Lapisan reservoir terutama didapatkan dalam batupasir anggota ngrayom. Tujuhpuluh tiga persen produksi daerah ini didapatkan dari interval ini. Porositas rata-rata adalah 18 % dan berkurang ke arah ESE. Ketebalan bersih lapisan minyak Lapangan semanggi 35-45 meter, Nglob : 100-110 meter dan Kawengan : 40 meter. Lapisan minyak lain adalah anggota wonocolo yang terdiri dari sisipan gamping pasiran, dan batupasir gamping halus di bagian bawahnya. Secara total telah ditemukan 11 lapis minyak. Juga anggota ledok yang terdiri dari kalkrenit pasiran yang ditandai glaukonit dan perlapisan silang siur kadang-kadang merupakan reservoir.
  • 31. Perangkap di daerah ini teutama merupakan struktur lipatan yamg menjurus baratlaut-tenggara yang disebabkan pelipatan akhir pliosen dan barattimur yang disebabkan gerakan pleistosen sampai resen. Struktur antiklin pada umumnya disertai sesar naik yang miring ke arah utara, malahan pada kedua belah sayatnya (lapangan kawengan) minyak yang didapatkan pada umumnya bersifat parafin, terutama kawengan yang bersifat parafin berat. Lapangan minyak yang penting ialah keawean. Lapangan ini merupakan kulminasi antiklin kidangan, wonocolo, kawengan. Lapangan ini ditemukan pada tahun 1984 dan dewasa ini masih diproduksikan. Minyak ditemukan dalam lapisan pasir anggota ngrayong dan womocolo dan terdapat dalam antiklin asimetri dengan sesar naik pada sayap selatannya. Yang termasuk kawengan yaitu: Kidangan,Dandangil, Wonocolo.  Daerah minyak surabaya Pada daerah ini minyak didapatkan dalam anggota wonocolo. Sangat khas adalah anggota mundu yang berkembang sebagai lapisan pasir yang terdiri dari cangkang giobigerina.
  • 32.  Daerah cekungan kalimantan timur Daerah cekungan tersier kalimantan timur dibatasi di sebelah barat oleh paparan stabil sunda dari kalimantan barat yang merupakan suatu kompleks batuan dasar pra-tersier, batuan beku dan metamorf yang telah stabil, di bagian barat laut oleh daerah tinggi kucing yang juga terdiri dari batuan pra-tersier yang terlipat ketat. Dibagian selatan daerah cekungan ini bersambungan dengan cekungan epikontinen laut jawa timur. Unsur tektonik berikut membagi daerah kalimantan beserta leoas pantai lepasnya menjadi beberapa cekungan Yaitu: a. Daerah tinggi meratus b. Paparan paternoster c. Punggung Mangkalihat. Ketiga unsur ini membagi cekungan sebagai berikut: a. Cekungan barito sebelah barat punggung Meratus b. Cekungan kutai di sebelah utara punggungan meratus c. Cekungan pasir antara punggung meratus dan paparan paternoster d. Cekungan tarakan dipisahkan di sebelah selatan oleh punggung mangkalihat.
  • 33.  Daerah cekungan laut cina selatan Daerah cekungan Laut Cina selatan merupakan suatu propinsi minyak dan gasbumi yang baru. Explorasi di daerah ini mulai tahun 1970, pada tahun 1979 lapangan minyak pertama di wilayah Indonesia diresmikan. Beberapa lapangan gas dan minyakbumi sebelumnya telah diketemukan di wilayah Malaysia.
  • 34. KERANGKA TEKTONIK Daerah ini terdapat dua unsur tektonik utama, yaitu daerah paparan sunda dan cekungan (geosyncline) Borneo Barat Laut. Cekungan borneo Barat laut ini, yang juga disebut cekungan natuna Timur, merupakan suatu cekungan busurmuka (fore- arc basin) di tepi timurlaut Paparan Sunda yang stabil semenjak Tersier. Cekungan yang besar ini membujur dari lepas pantai Vietnam melalui Utara kepulauan natuna ke Serawak-brunei, dan ke arah timurlaut membuka ke dasar laut berkedalaman abisal dan bergerak samudra tapi cekungan terhadap paparan adalah sangat terjal. Cekungan ini bersifat suatu palung jalur penekukan kerak samudra ke bawah Paparan Sunda pada jaman Kapur-Eosen (eugeosyncline) dan pada zaman Oligo-miosen lebih bersifat miogeosyncline atau mungkin dapat diklasifikasikan sebagi tepi benua yang tertarik-pisah. Batas paparan cekungan ini adalah merupakan terusan garis sesar Lupar yang berarahkan barat-laut sampai perbatasan Indonesia-malaysia di kalimantan. Struktur pada cekungan ini terdiri dari diapair lempung dan tingian batuan dasar. Kapur-eosen diwakili oleh filit dan turbidit yang diperkirakan sebagai melange, disusul oleh pengendapan marin dangkal dan laut dalam pada zaman Miosen dan Pliosen.
  • 35. Cekungan natuna barat merupakan suatu depresi yang disebabkan penipisan kerak kontinen pada penarik-pisahan yang disebabkan penipisan kerak kontinen pada penarik pisahan yang terjadi setelah jaman oligosen. Cekungan ini berarahkan baratlaut-tenggara, sedangkan Cekungan natuna barat berarahkan timurlaut- baratdaya, cekungan thailand ini dipisahkan dari cekungan natuna timur (Geosinklin serawak) oleh tinggian khorat-Natuna Swell) yang merupakan suatu busur bathlit Mesozikum atas, cekungan ini disebut juga sebagai “inter bathlik basin” oleh white dan wing Mesozoikum. Tinggian khorat-natuna merupakan suatu ambang yang memisahakan Cekungan natuna barat dari laut terbuka, sehingga sedimentasi di cekungan ini dari Oligosen sampai Miosen tengah bersifat nonmarin sampai paralis. Daerah ini mengalami pematahan pada orogonesis Miosen bawah/Pliosen dan sementara ini terdapat transgresi marin sampai dengan pliosen dimana terjadi pengendapan lumpur di laut terbuka. Struktur di cekungan natuna Barat menunjukkan aspek tarik-pisahan (pull-apart) dan”transcurrent” (wrench) yang bersifat sinistral, yang menyebabkan gerakan-gerakan vertikal yang membentuk tutupan berarahkan timurlaut-baratdaya.
  • 36. Gambar 9.8 Cekungan Natuna Barat
  • 37. Gambar 9.9 Tektonostratigrafi dari Cekungan Natuna Barat