SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
“TOTAL QUALITY MANAGEMENT”
MANAJEMEN KUALITAS
Dosen : Prof. Syamsir Abduh, Phd
KELOMPOK I
1. Ina Elisabeth 122161027
2. Inaam Mekhloufi 122161028
3. Defina Sulastiningtiyas 122161016
4. Giarto Cahyadi 122161101
5. Lasmaria Ambarita 122161033
• Menurut Gaspersz (2001:4), “TQM didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi
secara terus-menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau
proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber
daya manusia dan modal yang tersedia.”
• Menurut Purnama (2006:51), “TQM adalah sistem terstruktur dengan serangkaian alat, teknik,
dan filosofi yang didisain untuk menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus terhadap
konsumen, melibatkan partisipasi aktif pekerja, dan perbaikan kualitas terus-menerus dengan
tujuan agar sesuai dengan harapan konsumen.”
DEFINISI TQM
 Jadi, TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungannya.”
 Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni cara terbaik agar dapat
bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang
terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan
berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik
agar dapat memperbaiki kemampuan komponen tersebut secara berkesinambungan adalah
dengan menerapkan TQM.
1. TQM merupakan suatu penerapan metode kuantitatif dan sumber daya
manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun pelayanan
bagi organisasi.
2. TQM lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas
pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya.
3. TQM menghendaki komitmen dari manajemen sebagai pemimpin organisasi
dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan dalam
semua level atau departemen dalam organisasi.
4. TQM bukan merupakan program atau sistem, tapi merupakan budaya yang
harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota
organisasi atau perusahaan bila organisasi atau perusahaan tersebut berorientasi
pada mutu dan menjadikan mutu sebagai way of life.
KONSEP TQM
1. Fokus pada pelanggan
2. Obsesi terhadap kualitas
3. Pendekatan ilmiah
4. Komitmen jangka panjang
5. Kerjasama tim ( Teamwork)
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan (continuous improvement)
7. Pendidikan dan pelatihan
8. Kebebasan yang terkendali
9. Kesatuan tujuan
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
UNSUR-UNSUR TQM
PRINSIP TQM
Pembahasan mengenai metode TQM difokuskan pada tiga pakar utama yang
merupakan pelopor dalam pengembangan TQM.
METODE TQM
• Siklus ini dikembangkan untuk
menghubungkan antara operasi dengan
kebutuhan pelanggan dan memfokuskan
sumber daya semua bagian dalam perusahaan
(riset, desain, operasi, dan pemasaran) secara
terpadu dan sinergi untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan (Ross, 1994: 237).
• Siklus Deming adalah model perbaikan
berkesinambungan yang dikembangkan oleh
W. Edward Deming yang terdiri atas empat
komponen utama secara berurutan yang
dikenal dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-
Act)
1. METODE W. EDWARDS DEMING
Act (4) Plan (1)
Check (3) Do (2)
Metode Juran ini mendefinisikan bahwa Kualitas sebagai kecocokan/kesesuaian
untuk digunakan (fitness for use), yang mengandung pengertian bahwa suatu
barang atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para
pemakainya. Satu kontribusi Juran yang paling terkenal adalah Juran’s Three Basic
Steps to Progress, diantaranya :
•Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan
dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak.
•Mengadakan program pelatihan secara luas.
•Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang
lebih tinggi.
2. METODE JOSEPH M. JURAN
Metode Crosby terkenal dengan anjuran manajemen yaitu zero defect dan
pencegahan. Dalil manajemen kualitas menurut Crosby adalah sebagai
berikut :
•Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan.
•Sistem Kualitas adalah pencegahan
•Kerusakan Nol (zero defect)
3. METODE PHILIP B. CROSBY
ELEMEN KUNCI TQM
1. Foundation:
• ethics
• integrity,
• trust.
2. Building Bricks: 
• training,
• teamwork,
• leadership.
3. Binding Mortar : communication.
4. Roof  : recognition.
7 ALAT PENGENDALIAN TQM
• Alat-alat  bantu  untuk  memetakan  lingkup  persoalan,  menyusun  data  dalam 
diagram-diagram  agar  lebih  mudah  untuk  dipahami,  menelusuri  berbagai 
kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas kenyataan atau fenomena yang 
otentik dalam suatu persoalan. 
alat  yang  sering  untuk  menghitung  seberapa  sering  sesuatu  itu  terjadi  dan  sering 
digunakan  dalam  pengumpulan  dan  pencatatan  data. Check sheet adalah  alat  bantu 
yang digunakan pada saat suatu proses/kegiatan berlangsung. Tujuan pembuatan check
sheet adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh karyawan 
operasional  untuk  diadakan  pengendalian  proses  dan  penyelesaian  masalah.  Data 
dalam check sheet tersebut  nantinya  akan  digunakan  dan  dianalisis  secara  cepat  dan 
mudah. Berikut ini adalah contoh dari check sheet :
 
 
 
 
 
 
 
1. CHECK SHEET
dalam  Manajemen  Mutu  adalah  Pembagian  dan  Pengelompokan  data  ke 
kategori-kategori  yang  lebih  kecil  dan  mempunyai  karakteristik  yang  sama. 
Tujuan  dari  penggunaan  Stratifikasi  ini  adalah  untuk  mengidentifikasikan 
faktor-faktor  penyebab  pada  suatu  permasalahan.Berikut  ini  adalah  contoh 
gambar dari Stratifikasi:
2. STRATIFIIKASI
Alat  seperti  diagram  batang  (bars graph)  yang  digunakan  untuk  menunjukkan  distribusi  frekuensi. 
Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data 
terjadi.  Data  dalam  histogram  dibagi-bagi  ke  dalam  kelas-kelas,  nilai  pengamatan  dari  tiap  kelas 
ditunjukkan pada sumbu X. Teori mengatakan bahwa distribusi yang normal, yaitu yang  kebanyakan 
datanya  mendekati  nilai  rata-rata  akan  ditunjukan  oleh  histrogram  yang  berbentuk  lonceng,  seperti 
contoh gambar di bawah ini. Tapi jika histogram serong ke kiri atau ke kanan berarti kebanyakan data 
berkumpul dekat batas toleransi suatu pengukuran sehingga ada kemungkinan data tidak normal (ada 
masalah ketika pengukuran, atau bahkan ada masalah dalam proses). Untuk memastikan data normal 
atau  tidak  sebaiknya  menggunakan  metode  uji  kenormalan  data,  seperti Kolmogorov-Smirnov  test 
atau Anderson-Darling normality test.
3. HISTAGRAM
adalah  grafik  yang  menampilkan  sepasang  data  numerik  pada  sistem  koordinat  Cartesian, 
dengan  satu  variabel  pada  masing-masing  sumbu,  untuk  melihat  hubungan  dari  kedua 
variabel tersebut. Jika kedua variabel tersebut berkorelasi, titik-titik koordinat akan jatuh di 
sepanjang  garis  atau  kurva.  Semakin  baik  korelasi,  semakin  ketat  titik-titik  tersebut 
mendekati garis. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh scatter diagram yang digunakan 
untuk  melihat  sejauh  mana  temperatur  mempengaruhi defect.  Tampak  bahwa  ada  korelasi 
antara  temperatur  dan defect,  di  mana  semakin  tinggi  temperatur  semakin  rendah 
jumlah defect, ini mungkin karena proses warm-up  mesin yang kurang.
4. SCATTER DIAGRAM
alat  bantu  berupa  grafik  yang  akan  menggambarkan  stabilitas  suatu  proses  kerja.  Untuk  menentukan 
apakah proses kerja dalam keadaan in control atau out of control. Karakteristik pokok dari alat bantu ini 
adalah adanya sepasang batas kendali (upper dan lower control), sehingga dari data yang dikumpulkan 
akan  dapat  terdeteksi  kecenderungan  proses  yang  sesungguhnya.  Pada  dasarnya  alat  bantu  ini  adalah 
rekaman data yang sedang berjalan. Bila data terkumpul sebagian besar berada dalam batas pengendalian 
berarti proses berjalan dalam kondisi stabil. Sebaliknya, sebagian besar data menunjukkan deviasi di luar 
batas  kendali,  maka  dapat  dikatakan  proses  berjalan  tidak  normal.  Sehingga  dapat  berdampak  pada 
penurunan  mutu  produk.  Dapat  diketahui  sumber  variansi  dalam control chart, yaitu common
cause dan special cause. Jika common cause,maka tidak dapat mengadakan perubahan. Tetapi jika special
cause,  dapat  diadakan  perubahan  tanpa  mengubah  proses  secara  keseluruhan.  Dalam  siklus  PDCA, 
control chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check). Berikut ini adalah contoh 
dari control chart :
5. CONTROL CHART
diagram  yang  dikembangkan  oleh  Vildero  Pareto.  Diagram  pareto  ini  adalah  suatu  gambar  yang 
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut ukuran ranking tertinggi hingga terendah. 
Hal  ini  dapat  membantu  permasalahan  yang  paling  penting  untuk  segera  diselesaikan  (rangking 
tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan (rangking terendah). Diagram 
pareto  juga  dapat  mengidentifikasi  masalah  paling  penting  yang  mempengaruhi  usaha  perbaikan 
kualitas  dan  memberikan  petunjuk  dalam  mengalokasikan  sumber  daya  yang  terbatas  untuk 
menyelesaikan  masalah.  Selain  itu,  diagram  pareto  juga  dapat  digunakan  untuk  membandingkan 
kondisi  proses,  misalnya  ketidaksesuaian  proses  sebelum  dan  setelah  diambil  tindakan  perbaikan 
terhadap proses (Mitra,1993). Berikut ini adalah contoh gambar diagram pareto :
6. PARETO
disebut cause and effect diagram  yang  dikembangkan  oleh  Dr.  Kaoru  Ishikawa  sehingga  juga  biasa 
dikenal  dengan  Ishikawa  Diagram,  karena  berbentuk  seperti  tulang  ikan.  Fish  bone  merupakan  alat 
bantu  yang  menggunakan  data  verbal  (nonnumerical)  atau  data kualitataif dalam  penyajiannya.  Alat 
bantu  ini  menggambarkan  garis  dan  simbol-simbol  yang  menunjukkan  hubungan  antara  akibat  dan 
penyebab  suatu  masalah.  Suatu  kondisi  “penyimpangan  mutu”  yang  dipengaruhi  oleh  bermacam-
macam penyebab yang saling berhubungan. Berbeda dengan alat bantu lainnya, karena penggunaannya 
akan lebih efektif bila dilakukan kelompok. Sehingga alat bantu ini identik dengan kegiatan kelompok. 
Disamping itu, manfaat optimum diperoleh jika diagram ini mampu menampilkan akar-akar penyebab 
yang sesungguhnya dari suatu penyimpangan (ketidakbermutuan). Berikut ini adalah contoh gambar 
gambar fishbone :
7. FISH BONE
a. Bagi Pelanggan adalah:
 Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
 Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
 Kepuasan pelanggan terjamin.
b. Bagi Institusi adalah:
 Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
 Staf lebih termotivasi
 Produktifitas meningkat
 Biaya turun
 Produk cacat berkurang
 Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
MANFAAT TQM
c. Bagi Staf Organisasi adalah:
 Pemberdayaan
 Lebih terlatih dan berkemampuan
 Lebih dihargai dan diakui
d. Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di
masa yang akan datang adalah:
 Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar
pengikut (follower)
 Membantu terciptanya tim work
 Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
 Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
 Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah
MANFAAT TQM
1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.
2. Team Mania.
3. Proses penyebarluasan (deployment)
4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis.
5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis.
6. Empowerment yang bersifat prematur.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MENYEBABKAN KEGAGALAN TQM
PT. Mustika Ratu Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi kosmetik dan media
yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975.
Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan kosmetik. PT Mustika Ratu
menerapkan tiga prinsip dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu:
1.Fokus utama ada pelanggan (customer focus)
−PT Mustika Ratu melakuan penelitian-penelitian terhadap keinginan konsumen
dengan cara melalui kuesioner-kuesioner, konsultasi melalui beauty advisor
(mempromosikan dan menjual produk), serta menilai keluhan-keluhan pelanggan
yang masuk.
−Untuk meningkatkan pelayanan kepada para konsumen, maka perusahaan
melaksanakan pelatihan khusus bagi para beauty advisor maupun beauty consultant
yang diselengarakan setiap bulannya, yang berupa:
•Kemampuan berkomunikasi dengan konsumen.
•Cara menata rias dan perawatan wajah serta tubuh.
•Bersikap ramah dan sopan dalam berpakaian dan melaysni pelanggan.
KASUS PT. MUSTIKA RATU
 Jadi PT Mustika Ratu telah melaksanakan program-program yang mendukung
tercapainya kepuasan konsumen dengan tepat dan terus menerus.
2. Proses perbaikan dan peningkatan produksi (process improvement).
− PT Mustika Ratu selalu melakukan perubahan-perubahan maupun modifikasi-
modifikasi yanga dianggap dapat mendukung peningkatan mutu produk.
Manajemen PT Mustika Ratu menetapkan beberapa syarat untuk mendukung hal
tersebut diatas, yaitu:
 Dokumentasikan hasil kegiatan
 Meningkatkan pelatihan dan pendidikan kepada setiap karyawan.
 Menetapkan suatu ukuran kinerja bagi perusahaan yang berfungsi untuk
memonitor kinerja proses dan setiap karyawan harus mengerti hal ini dengan
baik.
− Ada 6 (enam) langkah yang diterapkan oleh PT Mustika Ratu, yaitu:
KASUS PT. MUSTIKA RATU
 Mendefinisikan masalah
Contoh: tingginya tingkat produk cacat dalam produksi.
 Mendefinisikan dan mendokumentasikan proses.
Untuk menentukan penyeab masalah tersebut, departemen produksi PT Mustika
Ratu mengklasifikasikan beberapa faktor penyebabnya, yang dapat diketahui
dari pertemuan antara plant manager dengan kepala departemen, yang saling
memberikan informasi tentang maslah yang terjadi. Setelah dicari solusinya
maka proses produksi dapat berjalan kembali.
 Mengukur hasil kerja.
Hasil outut perusahaan di evaluasi kembali apakah jumlah produk cacat sudah
menurun atau belum. Kalau belum, maka proses awal diulang kembali.
KASUS PT. MUSTIKA RATU
 Memahami latar belakang dari penyimpangan yang ada.
Penyebab masalah yang timbul kemudian dipelajari aga masalah tersebut tidak
terjadi lagi di kemudian hari.
 Membuat ide-ide baru.
Akan lebih baik lagi, dengan berawal dari permasalahan tersebut, dapat
ditemukan inovasi baru yang dapat menurunkan tingginya tingkat produk
cacat.
 Menerapkan dan membuat pemecahan terhadap masalah yang timbul.
Pemecahan masalah harus cepat ditemukan dan segera diterapkan dengan
tujuan agar masalah tidak berlarut-larut dan dapat mengganggu kinerja
perusahaan.
KASUS PT. MUSTIKA RATU
3. Keterlibatan seluruh karyawan dalam usaha untuk meningkatkan mutu
produk (total involvement).
Dalam menerapkan prinsip ini, pihak manajemen perusaaan menerapkan suatu
komitmen bersama agar seluruh kayawan ikut merasa terlibat dalam kegiatann
perusahaan. Para karyawan PT Mustika Ratu diberika kebebasan untuk
mnerima suatu tantangan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik,
memecahkan masalah yang dihadapi, mengajukan usul serta memberikan
saran-saran yang berguna bagi perusahaan. Dengan demikian, para karyawan
mempunyai rasa percaya diri dan saling memiliki. Hal ini dapat dilihat pada
departemen produksi dalam mengatasi masalah ketidaksesuaian mutu produk
dengan melaksanakan Gugus Kendal Mutu (GKM).
KASUS PT. MUSTIKA RATU
PT Mustika Ratu menggunakan pendekatan/ tools Stratifikasi, yaitu dengan
melakukan pembagian dan pengelompokan data ke kategori-kategori yang lebih
kecil dan mempunyai karakteristik yang sama. Untuk menentukan penyebab
masalah tersebut, departemen produksi PT Mustika Ratu mengklasifikasikan
beberapa faktor penyebabnya, misalnya tingkat produksi cacat, penurunan
jumlah produksi, dsb.
KASUS PT. MUSTIKA RATU
Keberhasilan PT Mustika Ratu dalam penerapan TQM yang tidak terlepas dari
ISO 9002 dapat dilihat sebagai berikut:
1.PT Mustika Ratu mengalami peningkatan terutama di dalam hal mutu produk,
hal ini dapat dilihat pada meningkatnya tingkat kenaikan produksi dan
menurunnya persentase produk cacat yang terjadi adanya penurunan tingkat
kecacatan produk yang tajam antara sebelum penerapan TQM dengan sesudah
penerapan TQM. Penurunan tingkat kecacatan produk disebabkan adanya
penerapan elemen-elemen ISO 9002 dengan baik, peningkatan sumber daya
manusia khususnya pada tenaga ahli dalam bidang kosmetik dan jamu tradisonal.
Hal ini akan berdampak pada meningkatnya jumlah produk yang baik, sehingga
volume penjualan akan meningkat dan laba perusahaan juga ikut meningkat.
KASUS PT. MUSTIKA RATU
2. Melalui penerapan TQM, maka mutu produk yang dihasilkan akan selalu
terjaga pada suatu standar tertentu. Hal ini dapat dilihat pada pengawasan
mutu yang baik dalam pengendalian mutu yang dilaksanakan secara berkala.
Dengan adanya dokumentasi di setiap kegiatan perusahaan, maka dapat
dilakukan pengawasan, dan jika terjadi kesalahan akan dengan cepat diatasi
agar tidak menganggu proses produksi.
3. Pihak manajemen melihat bahwa dengan penerapan TQM ini, biaya produksi
dapat ditekan. Hal ini terbukti dengan berkurangnya produk cacat, sehingga
biaya pengerjaan ulang semakin berkurang.
4. Secara tidak langsung, manfaat penerapan TQM ini adalah meningkatnya
motivasi karyawan PT Mustika Ratu. Hal ini disebabkan karena para
karyawan dilibatkan secara langsung dalam pengambilan keputusan untuk
kemajuan perusahaan. Dengan terciptanya suasana kerja yang baik, maka
kinerja peusahaan akan berjalan dengan baik pula.
KASUS PT. MUSTIKA RATU
PT Mustika Ratu menyadari bahwa penerapan TQM dan ISO 9002 bukan
merupakan suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan, hal ini membutuhkan
dukungan dari semua pihak yang terkait agar dapat mengatasi segala hambatan
yang muncul. Beberapa kelemahan atau hambatan yang ada dalam penerapan
TQM, yaitu:
1.Adanya masalah dokumentasi pada setiap pekerjaan cukup membebani para
karyawan, karena adanya jadwal audit internal yang dilaksanakan setiap 2 kali
dalam satu bulan, serta jadwal audit eksternal yang dilaksanakan setiap bulan.
Oleh sebab itu karyawan merasa pekerjaan lainnya terbengkalai. Selain itu juga
muncul masalah dalam ketepatan penyampaian dokumen antara depertemen-
departemen yang terkait agaknya kurang mendapatkan perhatian, sehingga
sering menimbulkan kesalah-pahaman yang tidak perlu.
KASUS PT. MUSTIKA RATU
2. Biaya penerapan TQM yang sangat besar juga dirasakan oleh pihak manajemen.
Adapun biaya yang besar itu disebabkan adanya pelatihan-pelatihan bagi para manajer
dan terutama untuk merubah sistem manajemen PT Mustika Ratu. Di sisi lain biaya
yang besar tadi akan diimbangi oleh peningkatan produktivitas, penurunan produk
cacat, dan berpeluang untuk meraih konsumen yang lebih banyak sehingga dapat
mendukung peningkatan penjualan produk PT Mustika Ratu karena mutunya selalu
terjaga dengan baik.
3. Masalah program-program pelatihan penerapan TQM serta ISO 9002 yang hanya
diberikan kepada para manajer level menengah dan keatas. Dengan pertimbangan atas
mahalnya biaya program-program pelatihan jika seluruh karyawan diikutsertakan.
4. Analisa Tingkat Produktivitas Mutu. Dalam rangka untuk menilai tingkat produktivitas
mutu sebelum dan sesudah penerapan TQM dan ISO 9002, maka dapat dihitung dengan
menggunakan rumus QPR (Quality Product Ratio), terlihat bahwa perusahaan telah
mengalami perbaikan dengan turunnya produk cacat .
KASUS PT. MUSTIKA RATU
→ https://www.academia.edu/5672670/TQM_di_PT._MUSTIKA_RATU
→ http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-total-quality-
management-tqm.html
→ https://eriskusnadi.wordpress.com/2012/09/29/about-7-basic-quality-
tools/
→ https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/10/08/check-sheet-dan-
fungsinya-dalam-pengendalian-kualitas/
REFRENSI
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Total quality management
Total quality management Total quality management
Total quality management aeni_30
 
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantStandar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantI Gede Auditta
 
Total quality management (tqm+kasus)
Total quality management (tqm+kasus)Total quality management (tqm+kasus)
Total quality management (tqm+kasus)kancil3sakti
 
Strategi intervensi pengembangan organisasi
Strategi intervensi pengembangan organisasi Strategi intervensi pengembangan organisasi
Strategi intervensi pengembangan organisasi Frans Dione
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTYesica Adicondro
 
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukMang Engkus
 
Total quality control
Total quality controlTotal quality control
Total quality controlchords
 
TQM (Total Quality Management)
TQM (Total Quality Management)TQM (Total Quality Management)
TQM (Total Quality Management)Aa Renovit
 
9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasiendahmustika
 
TQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality managementTQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality managementArif Setiawan
 
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKANSALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKANSomewhere
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanahmad fauzan
 
Definisi dan sejarah kualitas
Definisi dan sejarah kualitasDefinisi dan sejarah kualitas
Definisi dan sejarah kualitasISTA
 
Manajemen Organisasi Bank Mandiri
Manajemen Organisasi Bank MandiriManajemen Organisasi Bank Mandiri
Manajemen Organisasi Bank MandiriKameliaRahma1
 
Organisasi pertemuan-ke-3-manajemen-publik
Organisasi pertemuan-ke-3-manajemen-publikOrganisasi pertemuan-ke-3-manajemen-publik
Organisasi pertemuan-ke-3-manajemen-publikyusron fuadi
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)Mang Engkus
 
Rencana usaha crispy rolls !!!
Rencana usaha crispy rolls !!!Rencana usaha crispy rolls !!!
Rencana usaha crispy rolls !!!Hikmah Siti Nazwah
 

Mais procurados (20)

Total quality management
Total quality management Total quality management
Total quality management
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantStandar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
 
Total quality management (tqm+kasus)
Total quality management (tqm+kasus)Total quality management (tqm+kasus)
Total quality management (tqm+kasus)
 
Strategi intervensi pengembangan organisasi
Strategi intervensi pengembangan organisasi Strategi intervensi pengembangan organisasi
Strategi intervensi pengembangan organisasi
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPT
 
Perubahan Organisasi
Perubahan OrganisasiPerubahan Organisasi
Perubahan Organisasi
 
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
 
Total quality control
Total quality controlTotal quality control
Total quality control
 
TQM (Total Quality Management)
TQM (Total Quality Management)TQM (Total Quality Management)
TQM (Total Quality Management)
 
9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi
 
Paradigma Sumber Daya Manusia
Paradigma Sumber Daya ManusiaParadigma Sumber Daya Manusia
Paradigma Sumber Daya Manusia
 
TQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality managementTQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality management
 
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKANSALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan
 
Definisi dan sejarah kualitas
Definisi dan sejarah kualitasDefinisi dan sejarah kualitas
Definisi dan sejarah kualitas
 
Manajemen Organisasi Bank Mandiri
Manajemen Organisasi Bank MandiriManajemen Organisasi Bank Mandiri
Manajemen Organisasi Bank Mandiri
 
Organisasi pertemuan-ke-3-manajemen-publik
Organisasi pertemuan-ke-3-manajemen-publikOrganisasi pertemuan-ke-3-manajemen-publik
Organisasi pertemuan-ke-3-manajemen-publik
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
 
Rencana usaha crispy rolls !!!
Rencana usaha crispy rolls !!!Rencana usaha crispy rolls !!!
Rencana usaha crispy rolls !!!
 

Semelhante a Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)

Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality ManagementWindyDwiAstuti
 
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...google
 
GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA
GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJAGUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA
GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJAPerguruan Tinggi Raharja
 
Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )nurulllah
 
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)Defina Sulastiningtiyas
 
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
15 MANAJEMEN KUALITAS.pptdodi983159
 
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi Testing
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi TestingPertemuan 10 Manajemen Fungsi Testing
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi TestingEndang Retnoningsih
 
Tqm presentasi
Tqm presentasiTqm presentasi
Tqm presentasiJan Larosa
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASgiyantilinda
 
Siklus PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Siklus  PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Siklus  PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Siklus PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Kanaidi ken
 
Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)
Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)
Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)Aa Renovit
 
Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality ManagementSukron Munawar
 
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakartawendyanbiya
 

Semelhante a Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir) (20)

Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality Management
 
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
 
1653794497.pdf
1653794497.pdf1653794497.pdf
1653794497.pdf
 
GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA
GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJAGUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA
GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA
 
Template undip presentation
Template undip presentationTemplate undip presentation
Template undip presentation
 
Introduction to tqm
Introduction to tqmIntroduction to tqm
Introduction to tqm
 
Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )
 
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
 
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
 
Pengantar tqm
Pengantar tqmPengantar tqm
Pengantar tqm
 
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi Testing
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi TestingPertemuan 10 Manajemen Fungsi Testing
Pertemuan 10 Manajemen Fungsi Testing
 
Kaizen janu 23 juli 2014
Kaizen janu 23 juli 2014Kaizen janu 23 juli 2014
Kaizen janu 23 juli 2014
 
Tqm present
Tqm presentTqm present
Tqm present
 
Taufiq (framework)
Taufiq (framework)Taufiq (framework)
Taufiq (framework)
 
Tqm presentasi
Tqm presentasiTqm presentasi
Tqm presentasi
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
 
Siklus PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Siklus  PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Siklus  PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Siklus PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
 
Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)
Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)
Basic Mentality Pada Gugus Kendali Mutu (GKM)
 
Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality Management
 
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
 

Mais de Defina Sulastiningtiyas (20)

Employee satisfaction survey
Employee satisfaction surveyEmployee satisfaction survey
Employee satisfaction survey
 
The competency development process
The competency development processThe competency development process
The competency development process
 
Haki (hak atas kekayaan intelektual)
Haki (hak atas kekayaan intelektual)Haki (hak atas kekayaan intelektual)
Haki (hak atas kekayaan intelektual)
 
Pengertian sengketa ekonomi
Pengertian sengketa ekonomiPengertian sengketa ekonomi
Pengertian sengketa ekonomi
 
Soal linear equation
Soal linear equationSoal linear equation
Soal linear equation
 
Pertemuan 13&14 pjk
Pertemuan 13&14 pjkPertemuan 13&14 pjk
Pertemuan 13&14 pjk
 
Pertemuan 12 pjk
Pertemuan 12 pjkPertemuan 12 pjk
Pertemuan 12 pjk
 
Pertemuan 11 pajak
Pertemuan 11 pajakPertemuan 11 pajak
Pertemuan 11 pajak
 
Pertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajakPertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajak
 
Pertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajakPertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajak
 
Epd week 2
Epd week 2Epd week 2
Epd week 2
 
Johariwindowdiagram
JohariwindowdiagramJohariwindowdiagram
Johariwindowdiagram
 
Epd week 12
Epd week 12Epd week 12
Epd week 12
 
Epd week 11
Epd week 11Epd week 11
Epd week 11
 
Epd week 9
Epd week 9Epd week 9
Epd week 9
 
Epd week 6
Epd week 6Epd week 6
Epd week 6
 
Epd week 5
Epd week 5Epd week 5
Epd week 5
 
Epd week 4
Epd week 4Epd week 4
Epd week 4
 
Epd week 3
Epd week 3Epd week 3
Epd week 3
 
Epd week 7
Epd week 7Epd week 7
Epd week 7
 

Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)

  • 1. “TOTAL QUALITY MANAGEMENT” MANAJEMEN KUALITAS Dosen : Prof. Syamsir Abduh, Phd KELOMPOK I 1. Ina Elisabeth 122161027 2. Inaam Mekhloufi 122161028 3. Defina Sulastiningtiyas 122161016 4. Giarto Cahyadi 122161101 5. Lasmaria Ambarita 122161033
  • 2. • Menurut Gaspersz (2001:4), “TQM didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara terus-menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.” • Menurut Purnama (2006:51), “TQM adalah sistem terstruktur dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang didisain untuk menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus terhadap konsumen, melibatkan partisipasi aktif pekerja, dan perbaikan kualitas terus-menerus dengan tujuan agar sesuai dengan harapan konsumen.” DEFINISI TQM  Jadi, TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.”  Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM.
  • 3. 1. TQM merupakan suatu penerapan metode kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun pelayanan bagi organisasi. 2. TQM lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya. 3. TQM menghendaki komitmen dari manajemen sebagai pemimpin organisasi dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan dalam semua level atau departemen dalam organisasi. 4. TQM bukan merupakan program atau sistem, tapi merupakan budaya yang harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi atau perusahaan bila organisasi atau perusahaan tersebut berorientasi pada mutu dan menjadikan mutu sebagai way of life. KONSEP TQM
  • 4. 1. Fokus pada pelanggan 2. Obsesi terhadap kualitas 3. Pendekatan ilmiah 4. Komitmen jangka panjang 5. Kerjasama tim ( Teamwork) 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan (continuous improvement) 7. Pendidikan dan pelatihan 8. Kebebasan yang terkendali 9. Kesatuan tujuan 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan UNSUR-UNSUR TQM
  • 6. Pembahasan mengenai metode TQM difokuskan pada tiga pakar utama yang merupakan pelopor dalam pengembangan TQM. METODE TQM
  • 7. • Siklus ini dikembangkan untuk menghubungkan antara operasi dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua bagian dalam perusahaan (riset, desain, operasi, dan pemasaran) secara terpadu dan sinergi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Ross, 1994: 237). • Siklus Deming adalah model perbaikan berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edward Deming yang terdiri atas empat komponen utama secara berurutan yang dikenal dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check- Act) 1. METODE W. EDWARDS DEMING Act (4) Plan (1) Check (3) Do (2)
  • 8. Metode Juran ini mendefinisikan bahwa Kualitas sebagai kecocokan/kesesuaian untuk digunakan (fitness for use), yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Satu kontribusi Juran yang paling terkenal adalah Juran’s Three Basic Steps to Progress, diantaranya : •Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak. •Mengadakan program pelatihan secara luas. •Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. 2. METODE JOSEPH M. JURAN
  • 9. Metode Crosby terkenal dengan anjuran manajemen yaitu zero defect dan pencegahan. Dalil manajemen kualitas menurut Crosby adalah sebagai berikut : •Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan. •Sistem Kualitas adalah pencegahan •Kerusakan Nol (zero defect) 3. METODE PHILIP B. CROSBY
  • 10. ELEMEN KUNCI TQM 1. Foundation: • ethics • integrity, • trust. 2. Building Bricks:  • training, • teamwork, • leadership. 3. Binding Mortar : communication. 4. Roof  : recognition.
  • 11. 7 ALAT PENGENDALIAN TQM • Alat-alat  bantu  untuk  memetakan  lingkup  persoalan,  menyusun  data  dalam  diagram-diagram  agar  lebih  mudah  untuk  dipahami,  menelusuri  berbagai  kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas kenyataan atau fenomena yang  otentik dalam suatu persoalan. 
  • 12. alat  yang  sering  untuk  menghitung  seberapa  sering  sesuatu  itu  terjadi  dan  sering  digunakan  dalam  pengumpulan  dan  pencatatan  data. Check sheet adalah  alat  bantu  yang digunakan pada saat suatu proses/kegiatan berlangsung. Tujuan pembuatan check sheet adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh karyawan  operasional  untuk  diadakan  pengendalian  proses  dan  penyelesaian  masalah.  Data  dalam check sheet tersebut  nantinya  akan  digunakan  dan  dianalisis  secara  cepat  dan  mudah. Berikut ini adalah contoh dari check sheet :               1. CHECK SHEET
  • 13. dalam  Manajemen  Mutu  adalah  Pembagian  dan  Pengelompokan  data  ke  kategori-kategori  yang  lebih  kecil  dan  mempunyai  karakteristik  yang  sama.  Tujuan  dari  penggunaan  Stratifikasi  ini  adalah  untuk  mengidentifikasikan  faktor-faktor  penyebab  pada  suatu  permasalahan.Berikut  ini  adalah  contoh  gambar dari Stratifikasi: 2. STRATIFIIKASI
  • 14. Alat  seperti  diagram  batang  (bars graph)  yang  digunakan  untuk  menunjukkan  distribusi  frekuensi.  Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data  terjadi.  Data  dalam  histogram  dibagi-bagi  ke  dalam  kelas-kelas,  nilai  pengamatan  dari  tiap  kelas  ditunjukkan pada sumbu X. Teori mengatakan bahwa distribusi yang normal, yaitu yang  kebanyakan  datanya  mendekati  nilai  rata-rata  akan  ditunjukan  oleh  histrogram  yang  berbentuk  lonceng,  seperti  contoh gambar di bawah ini. Tapi jika histogram serong ke kiri atau ke kanan berarti kebanyakan data  berkumpul dekat batas toleransi suatu pengukuran sehingga ada kemungkinan data tidak normal (ada  masalah ketika pengukuran, atau bahkan ada masalah dalam proses). Untuk memastikan data normal  atau  tidak  sebaiknya  menggunakan  metode  uji  kenormalan  data,  seperti Kolmogorov-Smirnov  test  atau Anderson-Darling normality test. 3. HISTAGRAM
  • 15. adalah  grafik  yang  menampilkan  sepasang  data  numerik  pada  sistem  koordinat  Cartesian,  dengan  satu  variabel  pada  masing-masing  sumbu,  untuk  melihat  hubungan  dari  kedua  variabel tersebut. Jika kedua variabel tersebut berkorelasi, titik-titik koordinat akan jatuh di  sepanjang  garis  atau  kurva.  Semakin  baik  korelasi,  semakin  ketat  titik-titik  tersebut  mendekati garis. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh scatter diagram yang digunakan  untuk  melihat  sejauh  mana  temperatur  mempengaruhi defect.  Tampak  bahwa  ada  korelasi  antara  temperatur  dan defect,  di  mana  semakin  tinggi  temperatur  semakin  rendah  jumlah defect, ini mungkin karena proses warm-up  mesin yang kurang. 4. SCATTER DIAGRAM
  • 16. alat  bantu  berupa  grafik  yang  akan  menggambarkan  stabilitas  suatu  proses  kerja.  Untuk  menentukan  apakah proses kerja dalam keadaan in control atau out of control. Karakteristik pokok dari alat bantu ini  adalah adanya sepasang batas kendali (upper dan lower control), sehingga dari data yang dikumpulkan  akan  dapat  terdeteksi  kecenderungan  proses  yang  sesungguhnya.  Pada  dasarnya  alat  bantu  ini  adalah  rekaman data yang sedang berjalan. Bila data terkumpul sebagian besar berada dalam batas pengendalian  berarti proses berjalan dalam kondisi stabil. Sebaliknya, sebagian besar data menunjukkan deviasi di luar  batas  kendali,  maka  dapat  dikatakan  proses  berjalan  tidak  normal.  Sehingga  dapat  berdampak  pada  penurunan  mutu  produk.  Dapat  diketahui  sumber  variansi  dalam control chart, yaitu common cause dan special cause. Jika common cause,maka tidak dapat mengadakan perubahan. Tetapi jika special cause,  dapat  diadakan  perubahan  tanpa  mengubah  proses  secara  keseluruhan.  Dalam  siklus  PDCA,  control chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check). Berikut ini adalah contoh  dari control chart : 5. CONTROL CHART
  • 17. diagram  yang  dikembangkan  oleh  Vildero  Pareto.  Diagram  pareto  ini  adalah  suatu  gambar  yang  mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut ukuran ranking tertinggi hingga terendah.  Hal  ini  dapat  membantu  permasalahan  yang  paling  penting  untuk  segera  diselesaikan  (rangking  tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan (rangking terendah). Diagram  pareto  juga  dapat  mengidentifikasi  masalah  paling  penting  yang  mempengaruhi  usaha  perbaikan  kualitas  dan  memberikan  petunjuk  dalam  mengalokasikan  sumber  daya  yang  terbatas  untuk  menyelesaikan  masalah.  Selain  itu,  diagram  pareto  juga  dapat  digunakan  untuk  membandingkan  kondisi  proses,  misalnya  ketidaksesuaian  proses  sebelum  dan  setelah  diambil  tindakan  perbaikan  terhadap proses (Mitra,1993). Berikut ini adalah contoh gambar diagram pareto : 6. PARETO
  • 18. disebut cause and effect diagram  yang  dikembangkan  oleh  Dr.  Kaoru  Ishikawa  sehingga  juga  biasa  dikenal  dengan  Ishikawa  Diagram,  karena  berbentuk  seperti  tulang  ikan.  Fish  bone  merupakan  alat  bantu  yang  menggunakan  data  verbal  (nonnumerical)  atau  data kualitataif dalam  penyajiannya.  Alat  bantu  ini  menggambarkan  garis  dan  simbol-simbol  yang  menunjukkan  hubungan  antara  akibat  dan  penyebab  suatu  masalah.  Suatu  kondisi  “penyimpangan  mutu”  yang  dipengaruhi  oleh  bermacam- macam penyebab yang saling berhubungan. Berbeda dengan alat bantu lainnya, karena penggunaannya  akan lebih efektif bila dilakukan kelompok. Sehingga alat bantu ini identik dengan kegiatan kelompok.  Disamping itu, manfaat optimum diperoleh jika diagram ini mampu menampilkan akar-akar penyebab  yang sesungguhnya dari suatu penyimpangan (ketidakbermutuan). Berikut ini adalah contoh gambar  gambar fishbone : 7. FISH BONE
  • 19. a. Bagi Pelanggan adalah:  Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.  Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.  Kepuasan pelanggan terjamin. b. Bagi Institusi adalah:  Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan  Staf lebih termotivasi  Produktifitas meningkat  Biaya turun  Produk cacat berkurang  Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat. MANFAAT TQM
  • 20. c. Bagi Staf Organisasi adalah:  Pemberdayaan  Lebih terlatih dan berkemampuan  Lebih dihargai dan diakui d. Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa yang akan datang adalah:  Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)  Membantu terciptanya tim work  Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan  Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan  Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah MANFAAT TQM
  • 21. 1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior. 2. Team Mania. 3. Proses penyebarluasan (deployment) 4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis. 5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis. 6. Empowerment yang bersifat prematur. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN TQM
  • 22. PT. Mustika Ratu Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi kosmetik dan media yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan kosmetik. PT Mustika Ratu menerapkan tiga prinsip dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu: 1.Fokus utama ada pelanggan (customer focus) −PT Mustika Ratu melakuan penelitian-penelitian terhadap keinginan konsumen dengan cara melalui kuesioner-kuesioner, konsultasi melalui beauty advisor (mempromosikan dan menjual produk), serta menilai keluhan-keluhan pelanggan yang masuk. −Untuk meningkatkan pelayanan kepada para konsumen, maka perusahaan melaksanakan pelatihan khusus bagi para beauty advisor maupun beauty consultant yang diselengarakan setiap bulannya, yang berupa: •Kemampuan berkomunikasi dengan konsumen. •Cara menata rias dan perawatan wajah serta tubuh. •Bersikap ramah dan sopan dalam berpakaian dan melaysni pelanggan. KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 23.  Jadi PT Mustika Ratu telah melaksanakan program-program yang mendukung tercapainya kepuasan konsumen dengan tepat dan terus menerus. 2. Proses perbaikan dan peningkatan produksi (process improvement). − PT Mustika Ratu selalu melakukan perubahan-perubahan maupun modifikasi- modifikasi yanga dianggap dapat mendukung peningkatan mutu produk. Manajemen PT Mustika Ratu menetapkan beberapa syarat untuk mendukung hal tersebut diatas, yaitu:  Dokumentasikan hasil kegiatan  Meningkatkan pelatihan dan pendidikan kepada setiap karyawan.  Menetapkan suatu ukuran kinerja bagi perusahaan yang berfungsi untuk memonitor kinerja proses dan setiap karyawan harus mengerti hal ini dengan baik. − Ada 6 (enam) langkah yang diterapkan oleh PT Mustika Ratu, yaitu: KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 24.  Mendefinisikan masalah Contoh: tingginya tingkat produk cacat dalam produksi.  Mendefinisikan dan mendokumentasikan proses. Untuk menentukan penyeab masalah tersebut, departemen produksi PT Mustika Ratu mengklasifikasikan beberapa faktor penyebabnya, yang dapat diketahui dari pertemuan antara plant manager dengan kepala departemen, yang saling memberikan informasi tentang maslah yang terjadi. Setelah dicari solusinya maka proses produksi dapat berjalan kembali.  Mengukur hasil kerja. Hasil outut perusahaan di evaluasi kembali apakah jumlah produk cacat sudah menurun atau belum. Kalau belum, maka proses awal diulang kembali. KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 25.  Memahami latar belakang dari penyimpangan yang ada. Penyebab masalah yang timbul kemudian dipelajari aga masalah tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari.  Membuat ide-ide baru. Akan lebih baik lagi, dengan berawal dari permasalahan tersebut, dapat ditemukan inovasi baru yang dapat menurunkan tingginya tingkat produk cacat.  Menerapkan dan membuat pemecahan terhadap masalah yang timbul. Pemecahan masalah harus cepat ditemukan dan segera diterapkan dengan tujuan agar masalah tidak berlarut-larut dan dapat mengganggu kinerja perusahaan. KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 26. 3. Keterlibatan seluruh karyawan dalam usaha untuk meningkatkan mutu produk (total involvement). Dalam menerapkan prinsip ini, pihak manajemen perusaaan menerapkan suatu komitmen bersama agar seluruh kayawan ikut merasa terlibat dalam kegiatann perusahaan. Para karyawan PT Mustika Ratu diberika kebebasan untuk mnerima suatu tantangan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik, memecahkan masalah yang dihadapi, mengajukan usul serta memberikan saran-saran yang berguna bagi perusahaan. Dengan demikian, para karyawan mempunyai rasa percaya diri dan saling memiliki. Hal ini dapat dilihat pada departemen produksi dalam mengatasi masalah ketidaksesuaian mutu produk dengan melaksanakan Gugus Kendal Mutu (GKM). KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 27. PT Mustika Ratu menggunakan pendekatan/ tools Stratifikasi, yaitu dengan melakukan pembagian dan pengelompokan data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan mempunyai karakteristik yang sama. Untuk menentukan penyebab masalah tersebut, departemen produksi PT Mustika Ratu mengklasifikasikan beberapa faktor penyebabnya, misalnya tingkat produksi cacat, penurunan jumlah produksi, dsb. KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 28. Keberhasilan PT Mustika Ratu dalam penerapan TQM yang tidak terlepas dari ISO 9002 dapat dilihat sebagai berikut: 1.PT Mustika Ratu mengalami peningkatan terutama di dalam hal mutu produk, hal ini dapat dilihat pada meningkatnya tingkat kenaikan produksi dan menurunnya persentase produk cacat yang terjadi adanya penurunan tingkat kecacatan produk yang tajam antara sebelum penerapan TQM dengan sesudah penerapan TQM. Penurunan tingkat kecacatan produk disebabkan adanya penerapan elemen-elemen ISO 9002 dengan baik, peningkatan sumber daya manusia khususnya pada tenaga ahli dalam bidang kosmetik dan jamu tradisonal. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya jumlah produk yang baik, sehingga volume penjualan akan meningkat dan laba perusahaan juga ikut meningkat. KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 29. 2. Melalui penerapan TQM, maka mutu produk yang dihasilkan akan selalu terjaga pada suatu standar tertentu. Hal ini dapat dilihat pada pengawasan mutu yang baik dalam pengendalian mutu yang dilaksanakan secara berkala. Dengan adanya dokumentasi di setiap kegiatan perusahaan, maka dapat dilakukan pengawasan, dan jika terjadi kesalahan akan dengan cepat diatasi agar tidak menganggu proses produksi. 3. Pihak manajemen melihat bahwa dengan penerapan TQM ini, biaya produksi dapat ditekan. Hal ini terbukti dengan berkurangnya produk cacat, sehingga biaya pengerjaan ulang semakin berkurang. 4. Secara tidak langsung, manfaat penerapan TQM ini adalah meningkatnya motivasi karyawan PT Mustika Ratu. Hal ini disebabkan karena para karyawan dilibatkan secara langsung dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan. Dengan terciptanya suasana kerja yang baik, maka kinerja peusahaan akan berjalan dengan baik pula. KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 30. PT Mustika Ratu menyadari bahwa penerapan TQM dan ISO 9002 bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan, hal ini membutuhkan dukungan dari semua pihak yang terkait agar dapat mengatasi segala hambatan yang muncul. Beberapa kelemahan atau hambatan yang ada dalam penerapan TQM, yaitu: 1.Adanya masalah dokumentasi pada setiap pekerjaan cukup membebani para karyawan, karena adanya jadwal audit internal yang dilaksanakan setiap 2 kali dalam satu bulan, serta jadwal audit eksternal yang dilaksanakan setiap bulan. Oleh sebab itu karyawan merasa pekerjaan lainnya terbengkalai. Selain itu juga muncul masalah dalam ketepatan penyampaian dokumen antara depertemen- departemen yang terkait agaknya kurang mendapatkan perhatian, sehingga sering menimbulkan kesalah-pahaman yang tidak perlu. KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 31. 2. Biaya penerapan TQM yang sangat besar juga dirasakan oleh pihak manajemen. Adapun biaya yang besar itu disebabkan adanya pelatihan-pelatihan bagi para manajer dan terutama untuk merubah sistem manajemen PT Mustika Ratu. Di sisi lain biaya yang besar tadi akan diimbangi oleh peningkatan produktivitas, penurunan produk cacat, dan berpeluang untuk meraih konsumen yang lebih banyak sehingga dapat mendukung peningkatan penjualan produk PT Mustika Ratu karena mutunya selalu terjaga dengan baik. 3. Masalah program-program pelatihan penerapan TQM serta ISO 9002 yang hanya diberikan kepada para manajer level menengah dan keatas. Dengan pertimbangan atas mahalnya biaya program-program pelatihan jika seluruh karyawan diikutsertakan. 4. Analisa Tingkat Produktivitas Mutu. Dalam rangka untuk menilai tingkat produktivitas mutu sebelum dan sesudah penerapan TQM dan ISO 9002, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus QPR (Quality Product Ratio), terlihat bahwa perusahaan telah mengalami perbaikan dengan turunnya produk cacat . KASUS PT. MUSTIKA RATU
  • 32. → https://www.academia.edu/5672670/TQM_di_PT._MUSTIKA_RATU → http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-total-quality- management-tqm.html → https://eriskusnadi.wordpress.com/2012/09/29/about-7-basic-quality- tools/ → https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/10/08/check-sheet-dan- fungsinya-dalam-pengendalian-kualitas/ REFRENSI