SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
>
        Privacy Policy
        Sitemap
        Disclaimer
        DMCA Policy
        About and Contact




        Home
        Berita Terkini
        Coretan
        Dijual
        Ebook Gratis
        Kata-kata Bijak
        Keindahan
        Makalah
        Materi
        Olahraga
        teknologi
        Tips dan Info


Contoh Proposal Metode Penelitian
February 19th, 2012 by irfan99 | Posted under Makalah.
                                                               Profiling




                                                                Profiles




                                                    Corporate social respons ibility




                     Contoh Proposal Metode Penelitian
Contoh Proposal Metode Penelitian - Dalam postingan saya kali ini, saya akan
menampilkan tentang contoh proposal meteode penelitian atau disebut juga dengan
MetPen. Langsung saja kita menuju ke contoh yang saya berikan sebagai berikut dibawah ini
:

Judul Penelitian :

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan High Profile (Studi Empiris pada Bursa Efek
Indonesia)

    1. 1.      Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam menjaga eksistensinya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai
lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan
masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan
membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan
pembangunan bangsa. Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis
antara keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan
dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi
mendapatkan keuntungan dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi
secara langsung kepada masyarakat. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung
jawab dalam perolehan keuntungan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab
sosial dan lingkungannya.

Jika masyarakat menganggap perusahaan tidak memperhatikan aspek sosial dan
lingkungannya serta tidak merasakan kontribusi secara langsung bahkan merasakan dampak
negatif dari beroperasinya sebuah perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi
masyarakat. Komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan
memperhatikan aspek finansial atau ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line)
itulah yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau
tanggung jawab sosial perusahaan. CSR berhubungan erat dengan “pembangunan
berkelanjutan“, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Perusahaan yang menjalankan aktivitas CSR akan memperhatikan dampak operasional
perusahaan terhadap kondisi sosial dan lingkungan dan berupaya agar dampaknya positif.
Sehingga dengan adanya konsep CSR diharapkan kerusakan lingkungan yang terjadi di
dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim dapat
dikurangi. Berbagai dampak dari keberadaan perusahaan ditengah-tengah masyarakat telah
menyadarkan masyarakat di dunia bahwa sumber daya alam adalah terbatas dan oleh
karenanya pembangunan ekonomi harus dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan
konsekuensi bahwa perusahaan dalam menjalankan usahanya perlu menggunakan sumber
daya dengan efisien dan memastikan bahwa sumber daya tersebut tidak habis, sehingga tetap
dapat dimanfaatkan oleh generasi di masa datang. Dengan konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development), maka kegiatan CSR menjadi lebih terarah, paling
tidak perusahaan perlu berupaya melaksanakan konsep tersebut.

Kesadaran stakeholder akan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh
perusahaan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan praktik- praktik atau kegiatan
CSR yang dilakukan. Owen (2005) dalam Fahrizqi (2010) mengatakan bahwa kasus Enron di
Amerika telah menyebabkan perusahaan- perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar
terhadap pelaporan sustainabilitas dan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Ini
menjelaskan isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan keunggulan
kompetitif juga menjadi kekuatan yang mendorong perusahaan untuk melakukan
pengungkapan CSR.

Indira dan Dini (2005) dalam Fahrizqi (2010) mengatakan semakin kuatnya tekanan
stakeholder dalam hal pengungkapan praktik- praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan
menyebabkan perlunya memasukkan unsur sosial dalam pertanggungjawaban perusahaan ke
dalam akuntansi. Hal ini mendorong lahirnya suatu konsep yang disebut sebagai Social
Accounting, Socio Economic Accounting ataupun Social Responsibility Accounting . Dengan
lahirnya akuntansi sosial, produk akuntansi juga dapat digunakan oleh manajemen sebagai
sarana untuk mempertanggungjawabkan kinerja sosial perusahaan dan memberikan informasi
yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi stakeholders.

Dalam lingkup wilayah Indonesia, standar akuntansi keuangan Indonesia belum mewajibkan
perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial, akibatnya yang terjadi di dalam praktik
perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Secara implisit Ikatan Akutansi
Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi
2004) paragraf 9 menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial
sebagai berikut : “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya
bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi
industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang
peranan penting.”

Lebih jauh lagi, adanya CSR di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 Undang- undang tersebut menyebutkan
bahwa ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b) menyatakan
bahwa ”setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan”.

Adanya tuntutan yang demikian, maka ISO (International Oragnization For Standaritation)
yang merupakan induk dari organisasi standar internasional, mengundang berbagai pihak
yang berkaitan untuk membentuk tim yang membadani lahirnya panduan dan standarisasi
untuk tanggung jawab sosial dengan mengeluarkan ISO 26000: Guidance Standard on Social
Responsibility. ISO 26000 ini akan menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela
mengenai tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik
maupun badan privat. Baik itu di negara yang sedang berkembang ataupun negara maju.
Pedoman ini juga ditujukan pada perusahaan yang memiliki tipe high profile maupun
perusahaan low profile. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan pengungkapan tanggung
jawab sosial mereka sesuai dengan peraturan dan standar yang ada. Yang menjadi masalah
saat ini adalah, bagaimana perusahaan yang ada memahami mengenai tanggung jawab sosial
mereka, bagaimana mereka mengungkapkan tanggung jawab tersebut dan bagaimana tingkat
kepatuhan perusahan-perusahaan tersebut dalam pengungkapannya sesuai dengan ISO 26000
yang telah terbentuk. Didalamnya erdapat tujuh cakupan mengenai tanggung jawab yang
harus dipenuhi perusahaan kepada lingkungan sosial sekitar, yakni: 1) tata kelola organisasi,
2) hak-hak asasi manusia, 3) praktik ketenagakerjaan, 4) lingkungan, 5) praktik operasi yang
adil, 6) isu-isu konsumen, serta 7) pelibatan dan pengembangan masyarakat.

Berdasar pada tujuan utama pembentukan ISO 26000 yakni menjadi standar untuk
pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan, dimana dengan adanya hal ini nantinya
akan membawa pengaruh yang baik bagi perusahaan agar lebih bertanggungjawab dalam
melakukan operasinya. Perusahaan yang memiliki tipe high profile akan sangat berperan
dalam penerapan ISO 26000. Hakston dan Milne (1996) dalam Novitasari (2011) mengatakan
perusahaan umumnya terbagi dalam dua tipe, yakni tipe low profile dan tipe high profile.
Perusahaan yang memiliki tipe low profile adalah perusahaan yang memiliki tingkat resiko
kerja yang lebih kecil, tidak memiliki sisa residu (seperti limbah) dan biasanya perusahaan
dengan tipe low profile ini akan lebih mendapat toleransi dari masyarakat saat terjadi
kegagalan dalam produksi/aktivitas kerja mereka. Tipe yang kedua adalah perusahaan high
profile dimana perusahaan tipe ini biasanya memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap
lingkungan, tingkat risiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat. Selain itu perusahaan
high profile pada umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari
masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan
kepentingan luas. Adapun perusahaan yang tergolong dalam tipe ini adalah yang umumnya
memiliki sifat/ciri umum sebagai berikut: jumlah tenaga kerja yang besar, dalam proses
produksinya mengeluarkan residu seperti limbah cair atau polusi, serta sensitifitas masyarakat
terhadap perusahaan karena perusahaan tipe ini bila mengalami kelalaian perusahaan dalam
pengamanan produksi dan hasil produksi memabawa akibat fatal bagi masyarakat dan
lingkungan. Dalam pengungkapan tanggung jawab sosialnya terdapat hal-hal yang berbeda
antara perusahaan yang memiliki tipe high profile dan low profile. Terdapat berbagai macam
faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan yang masuk dalam kategori high
profile mengungkapkan informasi tanggung jawab sosialnya lebih banyak dibandingkan
dengan kategori low profile.

Pentingnya pengungkapan CSR telah membuat banyak peneliti untuk melakukan penelitian
dan diskusi mengenai praktik dan motivasi perusahaan untuk melakukan CSR. Beberapa
penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak
dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rosmasita (2007) yang meneliti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Diantara faktor-faktor yang menjadi
variabel dalam penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,
kepemilikan manajemen. Sulastini (2007) melakukan penilitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan laporan sosial. Variabelnya antara lain ukuran perusahaan,
profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile perusahaan. Fahrizqi (2010) juga
melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR.
Faktor-faktor yang menjadi variabel dalam penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai faktor- faktor yang
mempengaruhi pengungkapan CSR menunjukkan hasil yang berbeda- beda. Pertentangan
hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan seperti: perbedaan periode
waktu penelitian, interpretasi peneliti terhadap laporan keuangan perusahaan atas variabel
yang digunakan maupun perbedaan metode pengujian yang ditempuh oleh peneliti. Penelitian
ini menarik untuk dilakukan karena untuk memverifikasi ulang hasil penelitian terdahulu
tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan. Penelitian ini akan menguji variabel faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan CSR. Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris terhadap pengaruhnya dalam
pengungkapan CSR pada laporan keuangan tahunan perusahaan High Profile di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

   1.   Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
   2.   Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
   3.   Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
   4.   Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris terhadap hal-hal
tersebut diatas, antara lain :

a. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR.

b. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR.

c. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR.

d. Untuk menguji pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR.

Manfaat Penelitian

Bagi Perkembangan Kajian Akuntansi

a. Memberikan kontribusi pada pengembangan akuntansi keuangan, terutama mengenai
bagaimana kinerja keuangan perusahaan dapat mempengaruhi pengungkapan CSR

b. Memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi manajemen, terutama
mengenai bagaimana pertanggungjawaban sosial yang dilakukan perusahaan yang kemudian
diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan.

c. Memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pada akuntansi keprilakuan, terutama
mengenai faktor apa yang mendorong prilaku perusahaan untuk mengungkapkan CSR dalam
laporan tahunan perusahaan.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi, masukan, dan bahan
pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis, dengan objek,
variabel, ataupun periode yang berbeda.

   1. 2.    Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Terdahulu

Rosmasita (2007) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan sosial (social disclosure) dalam laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur pada bursa efek Jakarta. Metode analisa data menggunakan regresi linier
berganda, Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage, ukuran
perusahaan (Size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan Manufaktur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa secara statistis kepemilikan manajemen
mempengaruhi pengungkapan pertanggungjawaban sosial dalam laporan tahunan perusahaan
Manufaktur. Secara statistik leverage, ukuran perusahaan (Size), profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan
manufaktur.
Sulastini (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Social Disclosure pada Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public pada tahun
2006. Metode analisa data menggunakan analisis regresi linear berganda, menggunakan
program SPSS for window release 11.5. hasil penelitian menunjukkan secara simultan ada
pengaruh yang signifikan faktor-faktor size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris dan profile perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
manufaktur. Secara parsial hanya profitabilitas yang tidak berpengaruh secara signifikan
namun hasil penelitian berhasil menemukan arah hubungan negatif antara profitabilitas dan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Fahrizqi (2010) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang empengaruhi
pengungkapan corporate social responsibility (csr) dalam laporan tahunan perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam bursa efek indonesia selama tahun 2005 – 2008.
Content analysis dilakukan dengan metode check list terhadap item-item pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan perusahaan Dan secara parsial ukuran perusahaan dan
profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dengan arah positif. Secara parsial
leverage dan ukuran komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Junaedi (2011) melakukan penelitian dengan judul pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap nilai perusahaan yang menerapkan ISO 26000 pada perusahaan high profile dan low
profil LQ-45 BEI. Metode analisa data mengunakan analisis regresi berganda menggunakan
SPSS versi 17. Hasil penelitian uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil uji t
menunjukkan bahwa semua variabel independen secara parsial juga tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan nilai perusahaan.



2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Teori Stakeholder

Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik
secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan
terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat
dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti mempunyai kekuasaan,
legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan.

Jika diperhatikan secara seksama dari definisi diatas maka telah terjadi perubahan mengenai
siapa saja yang termasuk dalam pengertian stakeholder perusahaan. Sekarang ini perusahaan
sudah tidak memandang bahwa stakeholder mereka hanya investor dan kreditor saja. Konsep
yang mendasari mengenai siapa saja yang termasuk dalam stakeholder perusahaan sekarang
ini telah berkembang mengikuti perubahan lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas
bisnis perusahaan.

Dengan menggunakan definisi diatas, pemerintah bisa saja dikatakan sebagai stakeholder
bagi perusahaan karena pemerintah mempunyai kepentingan atas aktivitas perusahaan dan
keberadaan perusahaan sebagai salah satu elemen sistem sosial dalam sebuah negara oleh
kerena itu, perusahaan tidak bisa mengabaikan eksistensi pemerintah dalam melakukan
operasinya. Terdapatnya birokrasi yang mengatur jalanya perusahaan dalam sebuah negara
yang harus ditaati oleh perusahaan melaui kepatuhan terhadap peraturan pemerintah
menjadikan terciptanya sebuah hubungan antara perusahaan dengan pemerintah. Hal tersebut
berlaku sama bagi komunitas lokal, karyawan, pemasok, pelanggan, investor dan kreditor
yang masing-masing elemen stakeholder tersebut memiliki kekuasaan, legitimasi, dan
kepentingan sehinga masing-masing elemen tersebut membuat sebuah hubungan fungsional
dengan perusahaan untuk bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Di dalam kehidupan bisnis, kata stakeholder tidak akan bisa dilepaskan karena merupakan
bagian penting yang terdapat di dalamnya. Stakeholder sendiri memiliki bermacam-macam
definisi yang kesemuanya memiliki kesamaan. Hanya saja, fokus dan penekanan yang
berbeda memberikan ruang perdebatan mengenai apa itu stakeholder. Definisi stakeholder
dalam beberapa literatur adalah sebagai berikut,

“Segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat.”

“A person having in his/her possession (holding) money or property in which he/she has no
interest, right or title, awaiting the outcome of a dispute between two or more claimants to
the money or property. The stakeholder has a duty to deliver to the owner or owners the
money or assets once the right to legal possession is established by judgment or agreement.”

“Person, group, or organization that has direct or indirect stake in an organization because
it can affect or be affected by the organization’s actions, objectives, and policies.”

Dari ketiga difinisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa stakeholder sangat terkait
dengan kepentingan. Artinya semua yang melandasi suatu pihak menjadi stakeholder adalah
ada atau tidaknya kepentingan darinya yang terkait. Stakeholder bermacam-macam,
tergantung situasi dan kondisi.

2.2.2     Teori Agensi

Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis
perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori
keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya
hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan
pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama
yang disebut ”nexus of contract”.

Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya
informasi asymmetri (Kesenjangan informasi) antara Pemegang Saham (Stakeholders) dan
organisasi. Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan
direksi adalah benar sesuai teori agensi.

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka
sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan
yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan
menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam
hubungan tersebut.

Dalam hubungan agensi tersebut, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan yaitu biaya pengawasan (monitoring costs), biaya kontrak
(contracting costs), dan visibilitas politis. Perusahaan yang melakukan pengungkapan
informasi tanggung jawab sosial dengan tujuan untuk membangun image pada perusahaan
dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka
untuk memberikan informasi pertanggungjawaban sosial, sehingga laba yang dilaporkan
dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah. Ketika perusahaan menghadapi biaya kontrak dan
biaya pengawasan yang rendah dan visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk
mengungkapkan informasi pertanggungjawaban sosial. Jadi pengungkapan informasi
pertanggungjawaban sosial berhubungan positif dengan kinerja sosial, kinerja ekonomi dan
visibilitas politis dan berhubungan negatif dengan biaya kontrak dan pengawasan (biaya
keagenen) dalam Fahrizqi (2010).

2.2.3    Corporate Social Responsibility (CSR)

Tanggung Jawab Sosial Korporasi (Corporate Social Responsibility) telah menjadi pemikiran
para pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan dalam Kode Hammurabi (1700-an SM) yang
berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga
kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya. Dalam Kode
Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang
menyalahgunakan ijin penjualan minuman, pelayanan yang buruk dan melakukan
pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk
tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada. Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan
lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat
sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan tersebut berada. CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan
fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan
stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability
perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.

Tujuan dan manfaat akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan.

Tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah:

   1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan untuk mempertahankan biasanya secara
      implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.
   2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kotrak sosial
      diantara organnisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut
      dibebaskannya akuntabilitas sosial.
   3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya memberikan
      informasi kepada investor.

2.2.4    Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Dalam Novitasari (2011) ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah
ditetapkan oleh badan yang dimiliki otoritas di pasar modal. Kedua jenis pelaporan tersebut
adalah sebagai berikut:

   1. Ungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)

Dalam laporan ini berisi mengenai informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang
diatur oleh peraturan pasar modal disuatu negara. Dimana laporan ini biasanya berbentuk
laporan keuangan, yang diatur oleh standar yang berlaku, wajib dikeluarkan tiap akhir
periode, serta wajib untuk di audit.

   1. Ungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Laporan ini merupakan laporan yang dilakukan dan dibuat secara sukarela oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan
sifatnya adalah sukarela dan unaudited.

Standar pelaporan pertanggungjawaban sampai saat ini belum memiliki standar yang baku.
Hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang berhubungan dengan biaya dan manfaat
sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri model pelaporan dan pertanggungjawaban
sosialnya.

Rosmasita (2007) menyatakan bahwa dalam penyusunan dan pengungkapan informasi
tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan, mengidentifikasi hal-hal yang
berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut:

   1. Lingkungan, bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan pelestarian
      lingkungan hidup.
   2. Energi, bidang ini meliputi aktivitas dalam penggunaaan energi dalam hubungannya
      dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi terhadap produk perusahaan.
   3. Praktik bisnis yang wajar, meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan,
      dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial.
   4. Sumber Daya Manusia, bidang ini meliputi aktivitas untuk kepentingan karyawan
      sebagai sumber daya manusia bagi perusahaan maupun aktivitas didalam suatu
      komunitas.
   5. Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dan lain-lain.

CSR harus dimaknai bukan lagi hanya sekedar responsibility karena bersifat voluntary,
tetapi harus dilakukan sebagai mandatory dalam makna liability karena disertai dengan
sanksi. Penanam modal baik dalam maupun asing tidak dibenarkan hanya mencapai
keuntungan dengan pengorbankan kepentingan-kepentingan pihak lain yang terkait dan
harus tunduk dan mentaati ketentuan CSR sebagai kewajiban hukum jika ingin menanamkan
modalnya di Indonesia. Komitmen bersama untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan dan menciptakan iklim investasi bagi penanam modal untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dapat tercapai melalui pelaksanaan CSR. CSR dalam konteks
penanaman modal harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi praktek bisnis
yang tidak etis.

2.2.5    Perusahaan High Profile dan Low Profile
Ada dua tipe perusahaan yang berhubungan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Dimana tipe pertama adalah tipe perusahaan High Profile. Wahyuni (2005) perusahaan yang
bertipe high profile adalah perusahaan yang mempunyai sensivitas tinggi terhadap
lingkungan. Perusahaan ini cepat memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas
operasinya memiliki potensi tinggi untuk bersinggungan dengan kepentingan masyarakat
luas. Contoh perusahaan high profile antara lain perusahaan pertambangan, agribisnis,
industri kimia, produk makanan dan minuman, penerbangan dan komunikasi. Sedangkan
perusahaan yang bertipe low profile merupakan perusahaan yang aktivitas produksinya dapat
ditolerir oleh masyarakat. Perusahaan yang termasuk dalam tipe ini antara lain : perusahaan
kontraktor, jasa dan perdagangan, tekstil dan produk tekstil, produk alat rumah tangga, dan
perbankan.

Latifah (2005) perusahaan high profile pada umumnya merupakan perusahaan yang
memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk
bersinggungan dengan kepentingan luas. Masyarakat pada umumnya lebih sensitif terhadap
tipe ini kaena kelalaian perusahaan dalam pengamanan proses produksi dan hasil produksi
dapat membawa akibat fatal bagi masyarakat. Perusahaan high profile lebih sensitif terhadap
konsumen atau pihak lain yang berkepentingan terhadap produknya. Adapun perusahaan
yang tergolong dalam high profile umumnya mempunyai sifat : jumlah tenaga kerja yang
besar, dalam produksinya mengeluarkan residu, seperti limbah cair atau polusi udara. Contoh
perusahaan yang termasuk tipe ini adalah : perusahaan perminyakan dan pertambangan,
kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agribisnis, tembakau, rokok, makanan dan
minuman, media dan komunikasi, energi(listrik), engineering, kesehatan serta tranportasi dan
pariwisata. Sedangkan yang termasuk low profile antara lain : perusahaan bangunan,
keuangan, perbankan, supplier peralatan medis, properti, retailer, tekstil dan produk tekstil,
produk personal dan rumah tangga.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang termasuk dalam
tipe high profile adalah perusahaan yang memiliki tingkat sensitifitas tinggi terhadap
lingkungan, tingkat risiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat. Yang dimaksud
sensitivitas tinggi adalah apabila perusahaan melakukan kelalaian dalam pengamanan hasil
produksi akan membawa akibat fatal bagi lingkungan dan masyarakat, sedangkan tingkat
resiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat adalah keberadaan stakeholders yang dimiliki
perusahaan antara lain konsumen, pesaing dan pihak-pihak lain yang dapat melakukan
tekanan politik menjadi penentu utama kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu
kepentingan dan kemauan kelompok stakeholders perlu didengarkan dan diakomodasikan
dalam suatu bentuk kebijaksanaan perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan. Perusahaan high profile umumnya perusahaan yang memperoleh sorotan dari
masyarakat karena aktivitasnya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan masyarakat
luas. Adapun perusahaan yang tergolong tipe ini umumnya memiliki ciri sebagai berikut :

   1.   Jumlah tenaga kerja yang besar
   2.   Dalam proses produksinya mengeluarakan nilai residu/limbah
   3.   Memiliki resiko kerja yang tinggi
   4.   Cakupan sosial yang luas.

Perusahaan yang termasuk dalam kategori high profile adalah perusahaan yang bergerak
dalam perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agribisnis, tembakau
dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan komunikasi kesehatan serta
transportasi dan pariwisata.
Tipe kedua adalah perusahaan low profile, adalah perusahaan yang tidak terlalu mendapat
sorotan dari masyarakat manakala operasi mereka mengalami kegagalan atau kesalahan pada
aspek tertentu. Perusahaan dengan tipe ini biasanya akan lebih ditoleransi oleh masyarakat.
Yang tergolong perusahaan low profile antara lain : bangunan, keuangan dan perbankan,
suplier peralatan medis, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal dan produk rumah
tangga.

2.2.6     Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

2.2.6.1 Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan mereka. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih
banyak daripada perusahaan kecil. Teori agensi menyatakan bahwa perusahaan besar
memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Marwata, 2001 dalam
Fahrizqi (2010)). Oleh karena itu perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang
lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.

Perusahaan besar juga akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan
kecil, karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding
perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu
tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar
merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan (Hasibuan, 2001 dalam Fahrizqi
(2010)). Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui laporan keuangan,
maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar
akibat dari tuntutan masyarakat.

Penjelasan lain yang juga sering diajukan adalah perusahaan besar memiliki sumber daya
yang besar, sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi
untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan
pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya
yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.

Sebaliknya, perusahaan dengan sumber daya yang relatif kecil mungkin tidak memiliki
informasi siap saji sebagaimana perusahaan besar, sehingga perlu ada tambahan biaya yang
relatif besar untuk dapat melakukan pengungkapan selengkap yang dilakukan perusahaan
besar. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi persaingan yang ketat dengan
perusahaan yang lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak
eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil
cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Singhvi dan
Desai,1971; Buzby,1975 dalam Fahrizqi (2010)).

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

2.2.6.2 Profitabilitas

Hubungan antara pengungkapan CSR dan profitabilitas perusahaan telah dipostulasikan
untuk merefleksikan pandangan bahwa kepekaan sosial membutuhkan gaya managerial yang
sama sebagaimana yang diperlukan untuk dapat membuat perusahaan menguntungkan
(profitable) Bowman dan Haire (1976) dalam Fahrizqi (2010). Pengungkapan CSR
merupakan cerminan suatu pendekatan manajemen dalam menghadapi lingkungan yang
dinamis dan multidimensional serta kemampuan untuk mempertemukan tekanan sosial
dengan reaksi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, ketrampilan manajemen perlu
dipertimbangkan untuk survive dalam lingkungan perusahaan masa kini (Cowen et al., 1987)
dalam Fahrizqi (2010).

Heinze (1976) dalam Fahrizqi (2010) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor
yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan
oleh perusahan.

H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

2.2.6.3 Leverage

Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham.
Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang
dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

Scott (2000) dalam Fahrizqi (2010) menyampaikan pendapat yang mengatakan bahwa
semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran
terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih
tinggi dibandingkan laba dimasa depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan
mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Manajer akan memilih
metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang.

Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Fahrizqi (2010) keputusan untuk
mengungkapkan CSR akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang
menurunkan pendapatan. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mengakibatkan
pengawasan yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan. Sesuai
dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan
mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan
dari para debtholders.

H3 : Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

2.2.6.4 Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu
perusahaan, dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam perusahaan yang berbadan
hukum perseroan terbatas yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah
manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan
menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002). Sebagai wakil dari
prinsipal di perusahaan dewan komisaris dapat mempengaruhi luasnya pengungkapan
tanggung jawab sosial adalah karena dewan komisaris merupakan pelaksana tertinggi dalam
perusahaan.
Dewan komisaris memiliki wewenang untuk mengawasi dan memberikan petunjuk dan
arahan pada pengelola perusahaan. Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat
memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen untuk mengungkapkan
CSR. Dengan mengungkapkan informasi sosial perusahaan, image perusahaan akan semakin
baik (Gray et al., 1988 dalam Fahrizqi (2010)).

H4 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR



2.3     Rerangka Penelitian

                                  Ukuran Perusahaan/SIZE
                                       Profitabilitas




                            Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
                                        Leverage
                                 Ukuran Dewan Komisaris




      1. 3.   Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas / asosiatif. Penelitian kausalitas merupakan
penelitian yang memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel satu dengan
variabel yang lain atau bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi variabel yang lainnya.
Dalam hal ini peneliti ingin menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan tahunan perusahaan high
profile.
3.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggungjawab
sosial dalam laporan tahunan perusahaan high profile yang terdaftar di BEI. Perusahaan yang
termasuk kategori high profile dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam
perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agribisnis, tembakau dan
rokok, produk makanan dan minuman, media dan komunikasi kesehatan serta transportasi
dan pariwisata.

Pengungkapan CSR

Variabel pengungkapan sosial perusahaan diukur dengan metode content analysis. Content
analysis adalah suatu metode pengkodifikasian teks dari ciri-ciri yang sama untuk ditulis
dalam berbagai kelompok (kategori) tergantung pada kriteria yang ditentukan. Agar content
analysis dapat dilaksanakan dengan cara yang replicable maka dapat dilakukan salah satunya
dengan cara checklist.

Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial perusahaan dalam 7 kategori yaitu :
lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat dan umum. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang
laporan tahunan ada 12 item dari 90 item pengungkapan yang tidak sesuai untuk diterapkan
dengan kondisi di Indonesia. Selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan cara menghapuskan
12 item pengungkapan tersebut, sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan. Item
pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan
sosial. Apabila item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan perusahaan maka
diberi skor 1, dan jika item pengungkapan tersebut tidak ada dalam laporan tahunan
perusahaan maka diberi skor 0.

3.2.2 Variabel Independen

3.2.2.1 Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan jumlah karyawan, total nilai aset, volume penjualan,
atau peringkat indeks. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat ukuran perusahaan adalah total aktiva. Dalam peneltian ini variabel ukuran
perusahaan disajikan dalam bentuk logaritma, karena nilai dan sebarannya yang besar
dibandingkan variabel yang lain. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :

Size = Total Aktiva Perusahaan

3.2.2.2 Profitabilitas

Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit
dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Terdapat beberapa ukuran untuk
menentukan profitabilitas perusahaan, yaitu : return of equity, return on assets, earning per
share, net profit margin. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat ukuran perusahaan ini adalah Return on Asset (ROA). Return on asset (ROA)
merupakan ukuran efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :



3.2.2.3 Leverage

Leverage dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam
membiayai kegiatan operasinya, dengan demikian leverage juga mencerminkan tingkat resiko
keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat leverage adalah Debt To Equity Ratio (DER).

Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :



3.2.2.4 Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris (UDK) yang dimaksud di sini adalah banyaknya jumlah anggota
dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini
adalah konsisten dengan Fahrizqi (2010) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan
komisaris perusahaan.

Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :




3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin
peneliti investigasi. Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah perusahaan yang
memiliki tipe high profile dengan ketentuan yaitu perusahaan yang memiliki tenaga kerja
besar, memiliki nilai residu serta memiliki sensitifitas yang tinggi dengan lingkungan sekitar.
Dipilihnya satu tipe perusahaan yaitu perusahaan dengan tipe yakni tipe high profile sebagai
populasi dimaksudkan untuk menghindari bias.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah subkelompok atau bagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota
yang dipilih dari populasi. Metoda pengambilan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode jugdement sampling yang termasuk salah satu bentuk purposive
sampling. Cara ini dilakukan dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan maksud dan tujuan penelitian.
Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian sampel adalah sebagai berikut:

   1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan selama tahun
      2009.
   2. Tergolong dalam LQ-45 (konsisten 2 periode tahun 2009) dan 50 Biggest Market
      Capitalization.
   3. Perusahaan publik dengan skala proritas high profile. Dengan ketentuan yakni
      memiliki jumlah tenaga kerja yang besar, dalam proses produksinya mengeluarakan
      nilai residu/limbah, memiliki risiko kerja yang tinggi, serta cakupan sosial yang luas.
      Perusahaan yang termasuk dalam kategori high profile adalah perusahaan yang
      bergerak dalam bidang perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas,
      otomotif, agro bisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan
      komunikasi, kesehatan serta transportasi dan pariwisata.
   4. Tidak termasuk usaha bank atau lembaga keuangan lainnya.
   5. Perusahaan yang menyerahkan laporan keuangan mereka dan mengeluarkan annual
      report periode tahun 2009.

Perusahaan yang listing di BEI tahun 2009 adalah sebanyak 343 perusahaan.

   1. 4.    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini berupa annual report perusahaan
sampel. Dimana dalam annual report tersebut terdapat informasi kegiatan operasi yang
dilakukan perusahaan, baik itu kegiatan yang sehubungan dengan kinerja keuangan maupun
kinerja sosial mereka. Annual report merupakan laporan yang diterbitkan perusahaan yang
belum tentu semua perusahaan mengungkapkan atau menerbitkan laporan ini.

   1. 5.    Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara mendokumentasi laporan yang diperlukan dari masing-
masing perusahaan. Perusahaan yang diambil datanya dipilih secara acak sesuai dengan
kriteria yang telah disebut diatas. Proses dokumentasi ini bisa dengan cara mendownload
maupun mengutip dokumen yang diperlukan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari :

   1. ICMD (Indonesian Capital Market Directory).
         1. Database pasar modal, pojok BEI fakultas Ekonomi Universitas
            Muhammadiyah Malang, tahun 2009. Untuk mengetahui informasi
            pengungkapan sosial yang diungkapkan.
         2. 6.   Teknik Analisis Data

6.1 Tahapan Analisis Data

   1. Mengklasifikasikan tipe perusahaan high profile. Perusahaan yang termasuk kategori
      high profile dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam perminyakan
      dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agribisnis, tembakau dan rokok,
      produk makanan dan minuman, media dan komunikasi kesehatan serta transportasi
      dan pariwisata.
2. Mengidentifikasi tiap perusahaan sampel apakah perusahaan memenuhi kriteria untuk
      dijadikan sampel penelitian atau tidak serta perusahaan tersebut konsisten atau tidak
      dari indeks LQ 45 dan termasuk 50 Biggest Market Capitalization.
   3. Memberi tanda checklist pada item-item pengungkapan CSR dan memberi skor untuk
      setiap item pengungkapan. Pengukuran dengan menggunakan skala dummy, yaitu
      apabila item tersebut diungkapkan maka diberi skor 1. Namun, apabila item tersebut
      tidak diungkapkan maka diberi skor 0.
   4. Tabulasi data :

- Mentabulasi data yang merupakan hasil perhitungan dari ukuran perusahaan dengan
menggunakan total aktiva perusahaan.

- mentabulasi data berdasarkan hasil perhitungan dari profitabilitas perusaaan dengan
menggunakan ROA yaitu laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva.

- mentabulasi data berdasarkan hasil perhitungan dari leverage perusahaan dengan
menggunakan DER yaitu total kewajiban dibagi ekuitas pemegang saham.

- Mentabulasi berdasarkan hasil perhitungan dari ukuran dewan komisaris dengan
menggunakan jumlah dewan komisaris perusahaan.

   1. Data yang telah dikumpul kemudian diproses dan dianalisis dengan menggunakan alat
      bantu SPSS 17.

6.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah data yang
berdistribusi normal atau mendekati normal. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dulu
dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan dengan uji perbandingan antara
skewness dengan standard eror of skewness atau dapat juga dilakukan dengan cara
membandingkan kurtosis dengan standard eror of kurtosis. Data dikatakan normal jika
tingkat signifikansinya lebih besar dari tingkat alpha yang ditentukan, yaitu 5% atau nilai
rasio datanya terletak antara -2 sampai 2.

6.3 Uji Multikoliniearitas

Menyebutkan uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Untuk menguji adanya multikolinearitas
dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance
serta variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil
dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari
95% . Dan nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa
variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.

6.4 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi dikatakan
baik jika tidak mengandung heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya
heterokedastisitas, bisa dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Ada tidaknya
heteroskedastisitas dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED. Dasar analisis yang digunakan adalah jika terbentuk pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas dan titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

6.5 Uji Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

6.5.1 Uji t (Uji Parsial)

Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini
berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini
berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.

6.5.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan
dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau
penolakan hipotesis adalah sebagi berikut :

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Ini
berarti bahwa secara simultan keempat variabel independen tersebut tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti
secara simultan keempat variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.

6.5.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara 0 dan 1.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-varibel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.

6.5.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris. Sedangkan variabel
independennya adalah indeks pengungkapan CSR. Adapun persamaan untuk menguji
hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :



Keterangan :

Y : Indeks pengungkapan CSR

α0 : Konstant

X1 : Ukuran perusahaan

X2 : Profitabilitas

X3 : Laverage

X4 : Ukuran dewan komisaris

β 1…β4 : Koefisien X1…X4

εt : Error



                                     Daftar Pustaka



Brigham, Eugene, F and Joel, F Houston,. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku 1.
Edisi 10. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto, 2006. Jakarta: Salemba Empat.



Elqorni, Ahmad. 2009. “THE MANAGEMENT LECTURE RESUME” Mengenal teori
keagenan, http://elqorni.wordpress.com/2009/02/26/mengenal-teori-keagenan/ diakses
tanggal 14 Maret 2011.



Fahrizqi, Anggara.. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility (CSR) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi
Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang.



Ghozali, Imam, 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Peneliti
Universitas Diponegoro. Semarang.



Hendi. 2009. “CSR : Sekilas Sejarah dan Konsep” http://ngenyiz.blogspot.com/2009/02/csr-
sekilas-sejarah-dan-konsep.html. diakses tanggal 2 April 2011.



IAI. 2004. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Salemba Empat. Jakarta.



Irawan,Irwan. 2009. Triple Buttom Line, Teori Stakeholder

http://irwanirawan.wordpress.com/2009/06/08/teori-stakeholder/ diakses tanggal 14 Maret
2011.



Jalal. 2011. “Memperkenalkan ISO 26000 Petunjuk Tanggung Jawab Sosial Paling Penting
dalam Dekade 2011-2020”.

http://www.csrindonesia.com/data/articles/20110307132726-a.pdf. diakses tanggal 15 maret
2011.



Jaringan Usaha Kecil Indonesia. “Pengertian / Definisi Csr – Corporate Social Responsibilty”

http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html. diakses tanggal 2 April 2011.



Junaedi. 2011. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Yang
Menerapkan ISO 26000 (Studi Pada Perusahaan High Profile Dan Low Profil LQ-45 BEI)”.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Malang.



Kurniawan, Nova. 2010. Kemungkinan Perubahan Pada Stakeholder Utama
Akuntansi Keuangan http://ib4n3z10nova.wordpress.com/2010/05/24/kemungkinan-
perubahan-pada-stakeholder-utama-akuntansi-keuangan/. diakses tanggal 7 April 2011.
Latifah, Sri Wahyuni. 2005. “Analisis Kinerja Keuangan, Kinerja Sosial dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial (Studi pada Perusahaan yang termasuk dalam Indeks         LQ-45)”.
Penelitian Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Malang.



Mulyadi. 2002. Auditing Jilid 1 Edisi Enam. Salemba Empat. Jakarta.




Novitasari, Linanda. 2011. “Analisis Tingkat Kepatuhan Perusahaan High Profile pada ISO
26000 Dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibility ( Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang Listing di BEI)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas
Muhammadiyah Malang.



Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. C.V Andi Offset.
Yogyakarta.



Rosmasita, Hardhina. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial
(Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Jakarta”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Islam Indonesia.



Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis.
Buku 2 Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta.



Sulastini, Sri. 2007. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure
Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Negeri
Semarang.



Wahyuni, Endang Dwi. 2005. “Perbandingan Produktivitas Perusahaan Yang Bersertifikat
ISO 9000 (Studi pada Perusahaan yang Bertipe High Profile dan Low Profile)”. Penelitian
Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Malang.



Wikipedia. 2010. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan. diakses tanggal 2 April
2011.

Itulah salah satu contoh Proposal Metode penelitian yang bisa saya informasikan kepada
anda semua. Semoga bermanfaat.
Related Posts:

       Prinsip-Prinsip Akuntansi Dasar
       Dalil-Dalil Akuntansi
       Contoh Makalah Teori Akuntansi
       Contoh Makalah Akuntansi
       Cara Memahami Matriks BCG Akuntansi

                                                  Corporate bond fund s




                                                      Do y ou have




                                                 Social networ king s ite




Tags: contoh laporan metode penelitian, contoh proposal, Contoh Proposal Metode
Penelitian, contoh proposan metpen

Tag Cloud

                                           Posted
                                Corporate social responsibility
                                               Profiling
                                               Profiles
                                        Corporate bond funds
                                               Proposal
                                               Amerikas
Do you have any comments on Contoh Proposal Metode Penelitian ?

                  Name (required)


                  Mail (will not be published) (required)
Website


     Centang Dulu Teman!!!
© webinar




            Tombol Suka Facebook

            Recent Posts

               o   Menghilangkan Bau Kaki Dengan Mudah
               o   Manfaat Minyak Zaitun
               o   Cara Menaklukkan Hati Wanita
               o   Khasiat Buah Naga
               o   Khasiat Buah Alpukat
               o   Manfaat Bengkoang untuk Kulit
               o   Manfaat Madu untuk Kesehatan dan Kecantikan
               o   Cara Menjadi Orang Sukses
               o   Cara Menambah Tinggi Badan Secara Cepat dan Alami
               o   Cara Menambah Berat Badan Secara Alami

            Categories

               o   Berita Terkini
               o   Coretan
               o   Dijual
               o   Ebook Gratis
               o   Kata-kata Bijak
               o   Keindahan
               o   Makalah
               o   Materi
               o   Olahraga
               o   teknologi
               o   Tips dan Info

            Blog Sahabat!!!

            Paijah.com

            Thelifestory.info
Kumpulan TnT (Tips & Trick) Teknologi, Kesehatan, Motivasi.

       Endramaulana.com

       DMCA

       PROTECTED



2011 · Masirfa.com · Supported by Linda Agustina ·

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Imam Prastio
 
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSCORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSAsteria Dian Perdanawati
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...PT. PLN (Persero)
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...Gunawan Adam
 
Bab 3 menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab 3   menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawabBab 3   menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab 3 menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawabmsahuleka
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisAsadCungkring97
 
4tanggung jawab-sosial-perusahaan
4tanggung jawab-sosial-perusahaan4tanggung jawab-sosial-perusahaan
4tanggung jawab-sosial-perusahaanRachmat Abubakar
 
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawabBab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawabShelly Intan Permatasari
 
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...Charviano Hardika
 
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Yunita Tri Andra Yani
 
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen StrategisTangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen StrategisDiah Fitri
 
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...Vidya Anggraeni
 
Harits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillHarits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillRietz Wiguna
 
Quiz dan forum be minggu ke 10
Quiz dan forum be minggu ke 10Quiz dan forum be minggu ke 10
Quiz dan forum be minggu ke 10Charviano Hardika
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...Eka Yulianto
 
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan BisnisPPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnisnathayuki1
 
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisTanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisWahono Syahida
 
Slide perkuliahan 3 tanggung jawab sosial perusahaan
Slide perkuliahan 3 tanggung jawab sosial perusahaanSlide perkuliahan 3 tanggung jawab sosial perusahaan
Slide perkuliahan 3 tanggung jawab sosial perusahaanriswan ludfi
 

Mais procurados (20)

mini research
mini researchmini research
mini research
 
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
 
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSCORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
 
Bab 3 menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab 3   menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawabBab 3   menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab 3 menjalankah bisnis secara etis dan bertanggung jawab
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnis
 
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility
 
4tanggung jawab-sosial-perusahaan
4tanggung jawab-sosial-perusahaan4tanggung jawab-sosial-perusahaan
4tanggung jawab-sosial-perusahaan
 
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawabBab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
 
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
 
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
 
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen StrategisTangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
 
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
 
Harits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillHarits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskill
 
Quiz dan forum be minggu ke 10
Quiz dan forum be minggu ke 10Quiz dan forum be minggu ke 10
Quiz dan forum be minggu ke 10
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
 
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan BisnisPPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
PPT Etika dan Tanggung Jawab Sosial - Lingkungan Bisnis
 
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisTanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
 
Slide perkuliahan 3 tanggung jawab sosial perusahaan
Slide perkuliahan 3 tanggung jawab sosial perusahaanSlide perkuliahan 3 tanggung jawab sosial perusahaan
Slide perkuliahan 3 tanggung jawab sosial perusahaan
 

Destaque (20)

Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
 
Cerpen dan penokohan
Cerpen dan penokohanCerpen dan penokohan
Cerpen dan penokohan
 
Bagian inti proposal
Bagian inti proposalBagian inti proposal
Bagian inti proposal
 
Ide pokok
Ide pokokIde pokok
Ide pokok
 
materi proposal b.indonesia
materi proposal b.indonesia materi proposal b.indonesia
materi proposal b.indonesia
 
Memo
MemoMemo
Memo
 
Paragraf generalisasi, analogi, dan kausal
Paragraf generalisasi, analogi, dan kausalParagraf generalisasi, analogi, dan kausal
Paragraf generalisasi, analogi, dan kausal
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)
Unsur intrinsik dan ekstrinsik(1)
 
Memo dan-surat
Memo dan-suratMemo dan-surat
Memo dan-surat
 
Materi Proposal
Materi Proposal Materi Proposal
Materi Proposal
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktifPenalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Menulis( menulis proposal)
Menulis( menulis proposal)Menulis( menulis proposal)
Menulis( menulis proposal)
 
Proposal #3thiloveaceh Partnership
Proposal #3thiloveaceh PartnershipProposal #3thiloveaceh Partnership
Proposal #3thiloveaceh Partnership
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Penjaskes kelas 3 semester 2
Penjaskes kelas 3 semester 2Penjaskes kelas 3 semester 2
Penjaskes kelas 3 semester 2
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Memo dan-surat
Memo dan-suratMemo dan-surat
Memo dan-surat
 
Proposal peringatan hari ulang tahun
Proposal peringatan hari ulang tahunProposal peringatan hari ulang tahun
Proposal peringatan hari ulang tahun
 
Proposal Pernacangan Sistem Informasi Perusahaan
Proposal Pernacangan Sistem Informasi PerusahaanProposal Pernacangan Sistem Informasi Perusahaan
Proposal Pernacangan Sistem Informasi Perusahaan
 
Majas
MajasMajas
Majas
 

Semelhante a Faktor Pengungkapan CSR

BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...Ipung Sutoyo
 
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...PT Kalbe Farma
 
slide coorporate social responbility ( csr )
slide coorporate social responbility ( csr )slide coorporate social responbility ( csr )
slide coorporate social responbility ( csr )satyaindrapermana
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...Muhammad Frayogi
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...Ruslan -
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...Rachmad Hidayat
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Indra Hendiyana
 
Etbis CSR Kelompok 3.pptx
Etbis CSR Kelompok 3.pptxEtbis CSR Kelompok 3.pptx
Etbis CSR Kelompok 3.pptxNadoAng
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Edi Putra, S.Inf., M.M., ASCA
 
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...FatinahGhiyats1
 
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...ApriliaSafitri2
 
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Imroatul Yusuf
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Ryan Tantri Andi
 
10, be & gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
10, be & gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...10, be & gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
10, be & gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...Rame Priyanto
 
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdfCSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdfabib101
 
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Soc...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Soc...BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Soc...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Soc...Cut Amanda Pravitadewi
 
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...Imam Arifin
 
Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Astadi Pangarso
 
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...ciciliaeritawanti
 
Lingkungan Bisnis
Lingkungan BisnisLingkungan Bisnis
Lingkungan BisnisDesyWidiari
 

Semelhante a Faktor Pengungkapan CSR (20)

BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
 
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
 
slide coorporate social responbility ( csr )
slide coorporate social responbility ( csr )slide coorporate social responbility ( csr )
slide coorporate social responbility ( csr )
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu ...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
 
Etbis CSR Kelompok 3.pptx
Etbis CSR Kelompok 3.pptxEtbis CSR Kelompok 3.pptx
Etbis CSR Kelompok 3.pptx
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
 
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
 
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
 
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
 
10, be & gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
10, be & gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...10, be & gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
10, be & gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
 
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdfCSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
 
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Soc...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Soc...BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Soc...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Soc...
 
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
 
Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)
 
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
 
Lingkungan Bisnis
Lingkungan BisnisLingkungan Bisnis
Lingkungan Bisnis
 

Mais de Deep Walker

Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7Deep Walker
 
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13Deep Walker
 
dropbox quick start
dropbox quick startdropbox quick start
dropbox quick startDeep Walker
 
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)Deep Walker
 
Penilaian kurikulum 2013
Penilaian kurikulum 2013Penilaian kurikulum 2013
Penilaian kurikulum 2013Deep Walker
 
Thesis free writing
Thesis free writingThesis free writing
Thesis free writingDeep Walker
 
Memahami kemandirian
Memahami kemandirianMemahami kemandirian
Memahami kemandirianDeep Walker
 
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diriHal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diriDeep Walker
 
Tingkah laku pro social.,
Tingkah laku pro social.,Tingkah laku pro social.,
Tingkah laku pro social.,Deep Walker
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikDeep Walker
 

Mais de Deep Walker (10)

Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
 
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
 
dropbox quick start
dropbox quick startdropbox quick start
dropbox quick start
 
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
 
Penilaian kurikulum 2013
Penilaian kurikulum 2013Penilaian kurikulum 2013
Penilaian kurikulum 2013
 
Thesis free writing
Thesis free writingThesis free writing
Thesis free writing
 
Memahami kemandirian
Memahami kemandirianMemahami kemandirian
Memahami kemandirian
 
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diriHal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diri
 
Tingkah laku pro social.,
Tingkah laku pro social.,Tingkah laku pro social.,
Tingkah laku pro social.,
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 

Último

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 

Último (20)

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 

Faktor Pengungkapan CSR

  • 1. > Privacy Policy Sitemap Disclaimer DMCA Policy About and Contact Home Berita Terkini Coretan Dijual Ebook Gratis Kata-kata Bijak Keindahan Makalah Materi Olahraga teknologi Tips dan Info Contoh Proposal Metode Penelitian February 19th, 2012 by irfan99 | Posted under Makalah. Profiling Profiles Corporate social respons ibility Contoh Proposal Metode Penelitian Contoh Proposal Metode Penelitian - Dalam postingan saya kali ini, saya akan menampilkan tentang contoh proposal meteode penelitian atau disebut juga dengan MetPen. Langsung saja kita menuju ke contoh yang saya berikan sebagai berikut dibawah ini : Judul Penelitian : Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan High Profile (Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia) 1. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
  • 2. Dalam menjaga eksistensinya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa. Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi mendapatkan keuntungan dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab dalam perolehan keuntungan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Jika masyarakat menganggap perusahaan tidak memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya serta tidak merasakan kontribusi secara langsung bahkan merasakan dampak negatif dari beroperasinya sebuah perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi masyarakat. Komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek finansial atau ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) itulah yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan“, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Perusahaan yang menjalankan aktivitas CSR akan memperhatikan dampak operasional perusahaan terhadap kondisi sosial dan lingkungan dan berupaya agar dampaknya positif. Sehingga dengan adanya konsep CSR diharapkan kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim dapat dikurangi. Berbagai dampak dari keberadaan perusahaan ditengah-tengah masyarakat telah menyadarkan masyarakat di dunia bahwa sumber daya alam adalah terbatas dan oleh karenanya pembangunan ekonomi harus dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan konsekuensi bahwa perusahaan dalam menjalankan usahanya perlu menggunakan sumber daya dengan efisien dan memastikan bahwa sumber daya tersebut tidak habis, sehingga tetap dapat dimanfaatkan oleh generasi di masa datang. Dengan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), maka kegiatan CSR menjadi lebih terarah, paling tidak perusahaan perlu berupaya melaksanakan konsep tersebut. Kesadaran stakeholder akan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan praktik- praktik atau kegiatan CSR yang dilakukan. Owen (2005) dalam Fahrizqi (2010) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika telah menyebabkan perusahaan- perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar terhadap pelaporan sustainabilitas dan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Ini menjelaskan isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan keunggulan kompetitif juga menjadi kekuatan yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan CSR. Indira dan Dini (2005) dalam Fahrizqi (2010) mengatakan semakin kuatnya tekanan stakeholder dalam hal pengungkapan praktik- praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan menyebabkan perlunya memasukkan unsur sosial dalam pertanggungjawaban perusahaan ke dalam akuntansi. Hal ini mendorong lahirnya suatu konsep yang disebut sebagai Social
  • 3. Accounting, Socio Economic Accounting ataupun Social Responsibility Accounting . Dengan lahirnya akuntansi sosial, produk akuntansi juga dapat digunakan oleh manajemen sebagai sarana untuk mempertanggungjawabkan kinerja sosial perusahaan dan memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi stakeholders. Dalam lingkup wilayah Indonesia, standar akuntansi keuangan Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Secara implisit Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2004) paragraf 9 menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai berikut : “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.” Lebih jauh lagi, adanya CSR di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 Undang- undang tersebut menyebutkan bahwa ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Adanya tuntutan yang demikian, maka ISO (International Oragnization For Standaritation) yang merupakan induk dari organisasi standar internasional, mengundang berbagai pihak yang berkaitan untuk membentuk tim yang membadani lahirnya panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial dengan mengeluarkan ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. ISO 26000 ini akan menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik maupun badan privat. Baik itu di negara yang sedang berkembang ataupun negara maju. Pedoman ini juga ditujukan pada perusahaan yang memiliki tipe high profile maupun perusahaan low profile. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial mereka sesuai dengan peraturan dan standar yang ada. Yang menjadi masalah saat ini adalah, bagaimana perusahaan yang ada memahami mengenai tanggung jawab sosial mereka, bagaimana mereka mengungkapkan tanggung jawab tersebut dan bagaimana tingkat kepatuhan perusahan-perusahaan tersebut dalam pengungkapannya sesuai dengan ISO 26000 yang telah terbentuk. Didalamnya erdapat tujuh cakupan mengenai tanggung jawab yang harus dipenuhi perusahaan kepada lingkungan sosial sekitar, yakni: 1) tata kelola organisasi, 2) hak-hak asasi manusia, 3) praktik ketenagakerjaan, 4) lingkungan, 5) praktik operasi yang adil, 6) isu-isu konsumen, serta 7) pelibatan dan pengembangan masyarakat. Berdasar pada tujuan utama pembentukan ISO 26000 yakni menjadi standar untuk pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan, dimana dengan adanya hal ini nantinya akan membawa pengaruh yang baik bagi perusahaan agar lebih bertanggungjawab dalam melakukan operasinya. Perusahaan yang memiliki tipe high profile akan sangat berperan dalam penerapan ISO 26000. Hakston dan Milne (1996) dalam Novitasari (2011) mengatakan perusahaan umumnya terbagi dalam dua tipe, yakni tipe low profile dan tipe high profile. Perusahaan yang memiliki tipe low profile adalah perusahaan yang memiliki tingkat resiko kerja yang lebih kecil, tidak memiliki sisa residu (seperti limbah) dan biasanya perusahaan
  • 4. dengan tipe low profile ini akan lebih mendapat toleransi dari masyarakat saat terjadi kegagalan dalam produksi/aktivitas kerja mereka. Tipe yang kedua adalah perusahaan high profile dimana perusahaan tipe ini biasanya memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat. Selain itu perusahaan high profile pada umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan luas. Adapun perusahaan yang tergolong dalam tipe ini adalah yang umumnya memiliki sifat/ciri umum sebagai berikut: jumlah tenaga kerja yang besar, dalam proses produksinya mengeluarkan residu seperti limbah cair atau polusi, serta sensitifitas masyarakat terhadap perusahaan karena perusahaan tipe ini bila mengalami kelalaian perusahaan dalam pengamanan produksi dan hasil produksi memabawa akibat fatal bagi masyarakat dan lingkungan. Dalam pengungkapan tanggung jawab sosialnya terdapat hal-hal yang berbeda antara perusahaan yang memiliki tipe high profile dan low profile. Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan yang masuk dalam kategori high profile mengungkapkan informasi tanggung jawab sosialnya lebih banyak dibandingkan dengan kategori low profile. Pentingnya pengungkapan CSR telah membuat banyak peneliti untuk melakukan penelitian dan diskusi mengenai praktik dan motivasi perusahaan untuk melakukan CSR. Beberapa penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rosmasita (2007) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Diantara faktor-faktor yang menjadi variabel dalam penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kepemilikan manajemen. Sulastini (2007) melakukan penilitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan laporan sosial. Variabelnya antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile perusahaan. Fahrizqi (2010) juga melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Faktor-faktor yang menjadi variabel dalam penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR menunjukkan hasil yang berbeda- beda. Pertentangan hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan seperti: perbedaan periode waktu penelitian, interpretasi peneliti terhadap laporan keuangan perusahaan atas variabel yang digunakan maupun perbedaan metode pengujian yang ditempuh oleh peneliti. Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena untuk memverifikasi ulang hasil penelitian terdahulu tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Penelitian ini akan menguji variabel faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris terhadap pengaruhnya dalam pengungkapan CSR pada laporan keuangan tahunan perusahaan High Profile di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
  • 5. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris terhadap hal-hal tersebut diatas, antara lain : a. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR. b. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. c. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR. d. Untuk menguji pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR. Manfaat Penelitian Bagi Perkembangan Kajian Akuntansi a. Memberikan kontribusi pada pengembangan akuntansi keuangan, terutama mengenai bagaimana kinerja keuangan perusahaan dapat mempengaruhi pengungkapan CSR b. Memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi manajemen, terutama mengenai bagaimana pertanggungjawaban sosial yang dilakukan perusahaan yang kemudian diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. c. Memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pada akuntansi keprilakuan, terutama mengenai faktor apa yang mendorong prilaku perusahaan untuk mengungkapkan CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi, masukan, dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis, dengan objek, variabel, ataupun periode yang berbeda. 1. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Rosmasita (2007) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial (social disclosure) dalam laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur pada bursa efek Jakarta. Metode analisa data menggunakan regresi linier berganda, Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (Size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan Manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa secara statistis kepemilikan manajemen mempengaruhi pengungkapan pertanggungjawaban sosial dalam laporan tahunan perusahaan Manufaktur. Secara statistik leverage, ukuran perusahaan (Size), profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan manufaktur.
  • 6. Sulastini (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure pada Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public pada tahun 2006. Metode analisa data menggunakan analisis regresi linear berganda, menggunakan program SPSS for window release 11.5. hasil penelitian menunjukkan secara simultan ada pengaruh yang signifikan faktor-faktor size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur. Secara parsial hanya profitabilitas yang tidak berpengaruh secara signifikan namun hasil penelitian berhasil menemukan arah hubungan negatif antara profitabilitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Fahrizqi (2010) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang empengaruhi pengungkapan corporate social responsibility (csr) dalam laporan tahunan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam bursa efek indonesia selama tahun 2005 – 2008. Content analysis dilakukan dengan metode check list terhadap item-item pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan Dan secara parsial ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dengan arah positif. Secara parsial leverage dan ukuran komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Junaedi (2011) melakukan penelitian dengan judul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap nilai perusahaan yang menerapkan ISO 26000 pada perusahaan high profile dan low profil LQ-45 BEI. Metode analisa data mengunakan analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 17. Hasil penelitian uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil uji t menunjukkan bahwa semua variabel independen secara parsial juga tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan nilai perusahaan. 2.2 Kajian Pustaka 2.2.1 Teori Stakeholder Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan. Jika diperhatikan secara seksama dari definisi diatas maka telah terjadi perubahan mengenai siapa saja yang termasuk dalam pengertian stakeholder perusahaan. Sekarang ini perusahaan sudah tidak memandang bahwa stakeholder mereka hanya investor dan kreditor saja. Konsep yang mendasari mengenai siapa saja yang termasuk dalam stakeholder perusahaan sekarang ini telah berkembang mengikuti perubahan lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahaan. Dengan menggunakan definisi diatas, pemerintah bisa saja dikatakan sebagai stakeholder bagi perusahaan karena pemerintah mempunyai kepentingan atas aktivitas perusahaan dan keberadaan perusahaan sebagai salah satu elemen sistem sosial dalam sebuah negara oleh kerena itu, perusahaan tidak bisa mengabaikan eksistensi pemerintah dalam melakukan operasinya. Terdapatnya birokrasi yang mengatur jalanya perusahaan dalam sebuah negara
  • 7. yang harus ditaati oleh perusahaan melaui kepatuhan terhadap peraturan pemerintah menjadikan terciptanya sebuah hubungan antara perusahaan dengan pemerintah. Hal tersebut berlaku sama bagi komunitas lokal, karyawan, pemasok, pelanggan, investor dan kreditor yang masing-masing elemen stakeholder tersebut memiliki kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan sehinga masing-masing elemen tersebut membuat sebuah hubungan fungsional dengan perusahaan untuk bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing. Di dalam kehidupan bisnis, kata stakeholder tidak akan bisa dilepaskan karena merupakan bagian penting yang terdapat di dalamnya. Stakeholder sendiri memiliki bermacam-macam definisi yang kesemuanya memiliki kesamaan. Hanya saja, fokus dan penekanan yang berbeda memberikan ruang perdebatan mengenai apa itu stakeholder. Definisi stakeholder dalam beberapa literatur adalah sebagai berikut, “Segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat.” “A person having in his/her possession (holding) money or property in which he/she has no interest, right or title, awaiting the outcome of a dispute between two or more claimants to the money or property. The stakeholder has a duty to deliver to the owner or owners the money or assets once the right to legal possession is established by judgment or agreement.” “Person, group, or organization that has direct or indirect stake in an organization because it can affect or be affected by the organization’s actions, objectives, and policies.” Dari ketiga difinisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa stakeholder sangat terkait dengan kepentingan. Artinya semua yang melandasi suatu pihak menjadi stakeholder adalah ada atau tidaknya kepentingan darinya yang terkait. Stakeholder bermacam-macam, tergantung situasi dan kondisi. 2.2.2 Teori Agensi Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract”. Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi asymmetri (Kesenjangan informasi) antara Pemegang Saham (Stakeholders) dan organisasi. Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai teori agensi. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Dalam hubungan agensi tersebut, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu biaya pengawasan (monitoring costs), biaya kontrak
  • 8. (contracting costs), dan visibilitas politis. Perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial dengan tujuan untuk membangun image pada perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka untuk memberikan informasi pertanggungjawaban sosial, sehingga laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah. Ketika perusahaan menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah dan visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk mengungkapkan informasi pertanggungjawaban sosial. Jadi pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial berhubungan positif dengan kinerja sosial, kinerja ekonomi dan visibilitas politis dan berhubungan negatif dengan biaya kontrak dan pengawasan (biaya keagenen) dalam Fahrizqi (2010). 2.2.3 Corporate Social Responsibility (CSR) Tanggung Jawab Sosial Korporasi (Corporate Social Responsibility) telah menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan dalam Kode Hammurabi (1700-an SM) yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya. Dalam Kode Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang menyalahgunakan ijin penjualan minuman, pelayanan yang buruk dan melakukan pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Tujuan dan manfaat akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan. Tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah: 1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan untuk mempertahankan biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik. 2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kotrak sosial diantara organnisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial. 3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya memberikan informasi kepada investor. 2.2.4 Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan
  • 9. Dalam Novitasari (2011) ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang dimiliki otoritas di pasar modal. Kedua jenis pelaporan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ungkapan Wajib (Mandatory Disclosure) Dalam laporan ini berisi mengenai informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal disuatu negara. Dimana laporan ini biasanya berbentuk laporan keuangan, yang diatur oleh standar yang berlaku, wajib dikeluarkan tiap akhir periode, serta wajib untuk di audit. 1. Ungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) Laporan ini merupakan laporan yang dilakukan dan dibuat secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan sifatnya adalah sukarela dan unaudited. Standar pelaporan pertanggungjawaban sampai saat ini belum memiliki standar yang baku. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri model pelaporan dan pertanggungjawaban sosialnya. Rosmasita (2007) menyatakan bahwa dalam penyusunan dan pengungkapan informasi tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan, mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Lingkungan, bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup. 2. Energi, bidang ini meliputi aktivitas dalam penggunaaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi terhadap produk perusahaan. 3. Praktik bisnis yang wajar, meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial. 4. Sumber Daya Manusia, bidang ini meliputi aktivitas untuk kepentingan karyawan sebagai sumber daya manusia bagi perusahaan maupun aktivitas didalam suatu komunitas. 5. Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dan lain-lain. CSR harus dimaknai bukan lagi hanya sekedar responsibility karena bersifat voluntary, tetapi harus dilakukan sebagai mandatory dalam makna liability karena disertai dengan sanksi. Penanam modal baik dalam maupun asing tidak dibenarkan hanya mencapai keuntungan dengan pengorbankan kepentingan-kepentingan pihak lain yang terkait dan harus tunduk dan mentaati ketentuan CSR sebagai kewajiban hukum jika ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Komitmen bersama untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan iklim investasi bagi penanam modal untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai melalui pelaksanaan CSR. CSR dalam konteks penanaman modal harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi praktek bisnis yang tidak etis. 2.2.5 Perusahaan High Profile dan Low Profile
  • 10. Ada dua tipe perusahaan yang berhubungan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Dimana tipe pertama adalah tipe perusahaan High Profile. Wahyuni (2005) perusahaan yang bertipe high profile adalah perusahaan yang mempunyai sensivitas tinggi terhadap lingkungan. Perusahaan ini cepat memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi tinggi untuk bersinggungan dengan kepentingan masyarakat luas. Contoh perusahaan high profile antara lain perusahaan pertambangan, agribisnis, industri kimia, produk makanan dan minuman, penerbangan dan komunikasi. Sedangkan perusahaan yang bertipe low profile merupakan perusahaan yang aktivitas produksinya dapat ditolerir oleh masyarakat. Perusahaan yang termasuk dalam tipe ini antara lain : perusahaan kontraktor, jasa dan perdagangan, tekstil dan produk tekstil, produk alat rumah tangga, dan perbankan. Latifah (2005) perusahaan high profile pada umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan luas. Masyarakat pada umumnya lebih sensitif terhadap tipe ini kaena kelalaian perusahaan dalam pengamanan proses produksi dan hasil produksi dapat membawa akibat fatal bagi masyarakat. Perusahaan high profile lebih sensitif terhadap konsumen atau pihak lain yang berkepentingan terhadap produknya. Adapun perusahaan yang tergolong dalam high profile umumnya mempunyai sifat : jumlah tenaga kerja yang besar, dalam produksinya mengeluarkan residu, seperti limbah cair atau polusi udara. Contoh perusahaan yang termasuk tipe ini adalah : perusahaan perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agribisnis, tembakau, rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi, energi(listrik), engineering, kesehatan serta tranportasi dan pariwisata. Sedangkan yang termasuk low profile antara lain : perusahaan bangunan, keuangan, perbankan, supplier peralatan medis, properti, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal dan rumah tangga. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang termasuk dalam tipe high profile adalah perusahaan yang memiliki tingkat sensitifitas tinggi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat. Yang dimaksud sensitivitas tinggi adalah apabila perusahaan melakukan kelalaian dalam pengamanan hasil produksi akan membawa akibat fatal bagi lingkungan dan masyarakat, sedangkan tingkat resiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat adalah keberadaan stakeholders yang dimiliki perusahaan antara lain konsumen, pesaing dan pihak-pihak lain yang dapat melakukan tekanan politik menjadi penentu utama kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu kepentingan dan kemauan kelompok stakeholders perlu didengarkan dan diakomodasikan dalam suatu bentuk kebijaksanaan perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan high profile umumnya perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitasnya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan masyarakat luas. Adapun perusahaan yang tergolong tipe ini umumnya memiliki ciri sebagai berikut : 1. Jumlah tenaga kerja yang besar 2. Dalam proses produksinya mengeluarakan nilai residu/limbah 3. Memiliki resiko kerja yang tinggi 4. Cakupan sosial yang luas. Perusahaan yang termasuk dalam kategori high profile adalah perusahaan yang bergerak dalam perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan komunikasi kesehatan serta transportasi dan pariwisata.
  • 11. Tipe kedua adalah perusahaan low profile, adalah perusahaan yang tidak terlalu mendapat sorotan dari masyarakat manakala operasi mereka mengalami kegagalan atau kesalahan pada aspek tertentu. Perusahaan dengan tipe ini biasanya akan lebih ditoleransi oleh masyarakat. Yang tergolong perusahaan low profile antara lain : bangunan, keuangan dan perbankan, suplier peralatan medis, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal dan produk rumah tangga. 2.2.6 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan 2.2.6.1 Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Teori agensi menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Marwata, 2001 dalam Fahrizqi (2010)). Oleh karena itu perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Perusahaan besar juga akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil, karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan (Hasibuan, 2001 dalam Fahrizqi (2010)). Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui laporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Penjelasan lain yang juga sering diajukan adalah perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar, sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Sebaliknya, perusahaan dengan sumber daya yang relatif kecil mungkin tidak memiliki informasi siap saji sebagaimana perusahaan besar, sehingga perlu ada tambahan biaya yang relatif besar untuk dapat melakukan pengungkapan selengkap yang dilakukan perusahaan besar. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi persaingan yang ketat dengan perusahaan yang lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Singhvi dan Desai,1971; Buzby,1975 dalam Fahrizqi (2010)). H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR 2.2.6.2 Profitabilitas Hubungan antara pengungkapan CSR dan profitabilitas perusahaan telah dipostulasikan untuk merefleksikan pandangan bahwa kepekaan sosial membutuhkan gaya managerial yang sama sebagaimana yang diperlukan untuk dapat membuat perusahaan menguntungkan (profitable) Bowman dan Haire (1976) dalam Fahrizqi (2010). Pengungkapan CSR
  • 12. merupakan cerminan suatu pendekatan manajemen dalam menghadapi lingkungan yang dinamis dan multidimensional serta kemampuan untuk mempertemukan tekanan sosial dengan reaksi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, ketrampilan manajemen perlu dipertimbangkan untuk survive dalam lingkungan perusahaan masa kini (Cowen et al., 1987) dalam Fahrizqi (2010). Heinze (1976) dalam Fahrizqi (2010) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahan. H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR 2.2.6.3 Leverage Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Scott (2000) dalam Fahrizqi (2010) menyampaikan pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Manajer akan memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang. Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Fahrizqi (2010) keputusan untuk mengungkapkan CSR akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mengakibatkan pengawasan yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. H3 : Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR 2.2.6.4 Ukuran Dewan Komisaris Dewan komisaris adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan, dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam perusahaan yang berbadan hukum perseroan terbatas yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002). Sebagai wakil dari prinsipal di perusahaan dewan komisaris dapat mempengaruhi luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial adalah karena dewan komisaris merupakan pelaksana tertinggi dalam perusahaan.
  • 13. Dewan komisaris memiliki wewenang untuk mengawasi dan memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen untuk mengungkapkan CSR. Dengan mengungkapkan informasi sosial perusahaan, image perusahaan akan semakin baik (Gray et al., 1988 dalam Fahrizqi (2010)). H4 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR 2.3 Rerangka Penelitian Ukuran Perusahaan/SIZE Profitabilitas Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Leverage Ukuran Dewan Komisaris 1. 3. Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas / asosiatif. Penelitian kausalitas merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain atau bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi variabel yang lainnya. Dalam hal ini peneliti ingin menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan tahunan perusahaan high profile.
  • 14. 3.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1 Variabel Dependen Variabel dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggungjawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan high profile yang terdaftar di BEI. Perusahaan yang termasuk kategori high profile dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan komunikasi kesehatan serta transportasi dan pariwisata. Pengungkapan CSR Variabel pengungkapan sosial perusahaan diukur dengan metode content analysis. Content analysis adalah suatu metode pengkodifikasian teks dari ciri-ciri yang sama untuk ditulis dalam berbagai kelompok (kategori) tergantung pada kriteria yang ditentukan. Agar content analysis dapat dilaksanakan dengan cara yang replicable maka dapat dilakukan salah satunya dengan cara checklist. Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial perusahaan dalam 7 kategori yaitu : lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan ada 12 item dari 90 item pengungkapan yang tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia. Selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan cara menghapuskan 12 item pengungkapan tersebut, sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan. Item pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial. Apabila item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, dan jika item pengungkapan tersebut tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0. 3.2.2 Variabel Independen 3.2.2.1 Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran perusahaan dapat diukur dengan jumlah karyawan, total nilai aset, volume penjualan, atau peringkat indeks. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan adalah total aktiva. Dalam peneltian ini variabel ukuran perusahaan disajikan dalam bentuk logaritma, karena nilai dan sebarannya yang besar dibandingkan variabel yang lain. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus : Size = Total Aktiva Perusahaan 3.2.2.2 Profitabilitas Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Terdapat beberapa ukuran untuk menentukan profitabilitas perusahaan, yaitu : return of equity, return on assets, earning per share, net profit margin. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan ini adalah Return on Asset (ROA). Return on asset (ROA)
  • 15. merupakan ukuran efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus : 3.2.2.3 Leverage Leverage dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya, dengan demikian leverage juga mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage adalah Debt To Equity Ratio (DER). Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus : 3.2.2.4 Ukuran Dewan Komisaris Ukuran dewan komisaris (UDK) yang dimaksud di sini adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini adalah konsisten dengan Fahrizqi (2010) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris perusahaan. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus : 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki tipe high profile dengan ketentuan yaitu perusahaan yang memiliki tenaga kerja besar, memiliki nilai residu serta memiliki sensitifitas yang tinggi dengan lingkungan sekitar. Dipilihnya satu tipe perusahaan yaitu perusahaan dengan tipe yakni tipe high profile sebagai populasi dimaksudkan untuk menghindari bias. 3.3.2 Sampel Sampel adalah subkelompok atau bagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Metoda pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode jugdement sampling yang termasuk salah satu bentuk purposive sampling. Cara ini dilakukan dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian.
  • 16. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan selama tahun 2009. 2. Tergolong dalam LQ-45 (konsisten 2 periode tahun 2009) dan 50 Biggest Market Capitalization. 3. Perusahaan publik dengan skala proritas high profile. Dengan ketentuan yakni memiliki jumlah tenaga kerja yang besar, dalam proses produksinya mengeluarakan nilai residu/limbah, memiliki risiko kerja yang tinggi, serta cakupan sosial yang luas. Perusahaan yang termasuk dalam kategori high profile adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agro bisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan komunikasi, kesehatan serta transportasi dan pariwisata. 4. Tidak termasuk usaha bank atau lembaga keuangan lainnya. 5. Perusahaan yang menyerahkan laporan keuangan mereka dan mengeluarkan annual report periode tahun 2009. Perusahaan yang listing di BEI tahun 2009 adalah sebanyak 343 perusahaan. 1. 4. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini berupa annual report perusahaan sampel. Dimana dalam annual report tersebut terdapat informasi kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan, baik itu kegiatan yang sehubungan dengan kinerja keuangan maupun kinerja sosial mereka. Annual report merupakan laporan yang diterbitkan perusahaan yang belum tentu semua perusahaan mengungkapkan atau menerbitkan laporan ini. 1. 5. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan cara mendokumentasi laporan yang diperlukan dari masing- masing perusahaan. Perusahaan yang diambil datanya dipilih secara acak sesuai dengan kriteria yang telah disebut diatas. Proses dokumentasi ini bisa dengan cara mendownload maupun mengutip dokumen yang diperlukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari : 1. ICMD (Indonesian Capital Market Directory). 1. Database pasar modal, pojok BEI fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, tahun 2009. Untuk mengetahui informasi pengungkapan sosial yang diungkapkan. 2. 6. Teknik Analisis Data 6.1 Tahapan Analisis Data 1. Mengklasifikasikan tipe perusahaan high profile. Perusahaan yang termasuk kategori high profile dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan komunikasi kesehatan serta transportasi dan pariwisata.
  • 17. 2. Mengidentifikasi tiap perusahaan sampel apakah perusahaan memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian atau tidak serta perusahaan tersebut konsisten atau tidak dari indeks LQ 45 dan termasuk 50 Biggest Market Capitalization. 3. Memberi tanda checklist pada item-item pengungkapan CSR dan memberi skor untuk setiap item pengungkapan. Pengukuran dengan menggunakan skala dummy, yaitu apabila item tersebut diungkapkan maka diberi skor 1. Namun, apabila item tersebut tidak diungkapkan maka diberi skor 0. 4. Tabulasi data : - Mentabulasi data yang merupakan hasil perhitungan dari ukuran perusahaan dengan menggunakan total aktiva perusahaan. - mentabulasi data berdasarkan hasil perhitungan dari profitabilitas perusaaan dengan menggunakan ROA yaitu laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva. - mentabulasi data berdasarkan hasil perhitungan dari leverage perusahaan dengan menggunakan DER yaitu total kewajiban dibagi ekuitas pemegang saham. - Mentabulasi berdasarkan hasil perhitungan dari ukuran dewan komisaris dengan menggunakan jumlah dewan komisaris perusahaan. 1. Data yang telah dikumpul kemudian diproses dan dianalisis dengan menggunakan alat bantu SPSS 17. 6.2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan dengan uji perbandingan antara skewness dengan standard eror of skewness atau dapat juga dilakukan dengan cara membandingkan kurtosis dengan standard eror of kurtosis. Data dikatakan normal jika tingkat signifikansinya lebih besar dari tingkat alpha yang ditentukan, yaitu 5% atau nilai rasio datanya terletak antara -2 sampai 2. 6.3 Uji Multikoliniearitas Menyebutkan uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95% . Dan nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif. 6.4 Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi dikatakan baik jika tidak mengandung heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya
  • 18. heterokedastisitas, bisa dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisis yang digunakan adalah jika terbentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 6.5 Uji Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 6.5.1 Uji t (Uji Parsial) Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 6.5.2 Uji F (Uji Simultan) Uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah sebagi berikut : a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan keempat variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara simultan keempat variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 6.5.3 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-varibel
  • 19. independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 6.5.4 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris. Sedangkan variabel independennya adalah indeks pengungkapan CSR. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Keterangan : Y : Indeks pengungkapan CSR α0 : Konstant X1 : Ukuran perusahaan X2 : Profitabilitas X3 : Laverage X4 : Ukuran dewan komisaris β 1…β4 : Koefisien X1…X4 εt : Error Daftar Pustaka Brigham, Eugene, F and Joel, F Houston,. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku 1. Edisi 10. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto, 2006. Jakarta: Salemba Empat. Elqorni, Ahmad. 2009. “THE MANAGEMENT LECTURE RESUME” Mengenal teori keagenan, http://elqorni.wordpress.com/2009/02/26/mengenal-teori-keagenan/ diakses tanggal 14 Maret 2011. Fahrizqi, Anggara.. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris
  • 20. pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang. Ghozali, Imam, 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Peneliti Universitas Diponegoro. Semarang. Hendi. 2009. “CSR : Sekilas Sejarah dan Konsep” http://ngenyiz.blogspot.com/2009/02/csr- sekilas-sejarah-dan-konsep.html. diakses tanggal 2 April 2011. IAI. 2004. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Salemba Empat. Jakarta. Irawan,Irwan. 2009. Triple Buttom Line, Teori Stakeholder http://irwanirawan.wordpress.com/2009/06/08/teori-stakeholder/ diakses tanggal 14 Maret 2011. Jalal. 2011. “Memperkenalkan ISO 26000 Petunjuk Tanggung Jawab Sosial Paling Penting dalam Dekade 2011-2020”. http://www.csrindonesia.com/data/articles/20110307132726-a.pdf. diakses tanggal 15 maret 2011. Jaringan Usaha Kecil Indonesia. “Pengertian / Definisi Csr – Corporate Social Responsibilty” http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html. diakses tanggal 2 April 2011. Junaedi. 2011. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Yang Menerapkan ISO 26000 (Studi Pada Perusahaan High Profile Dan Low Profil LQ-45 BEI)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Malang. Kurniawan, Nova. 2010. Kemungkinan Perubahan Pada Stakeholder Utama Akuntansi Keuangan http://ib4n3z10nova.wordpress.com/2010/05/24/kemungkinan- perubahan-pada-stakeholder-utama-akuntansi-keuangan/. diakses tanggal 7 April 2011.
  • 21. Latifah, Sri Wahyuni. 2005. “Analisis Kinerja Keuangan, Kinerja Sosial dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Studi pada Perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ-45)”. Penelitian Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Malang. Mulyadi. 2002. Auditing Jilid 1 Edisi Enam. Salemba Empat. Jakarta. Novitasari, Linanda. 2011. “Analisis Tingkat Kepatuhan Perusahaan High Profile pada ISO 26000 Dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibility ( Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing di BEI)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Malang. Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. C.V Andi Offset. Yogyakarta. Rosmasita, Hardhina. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Islam Indonesia. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta. Sulastini, Sri. 2007. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang. Wahyuni, Endang Dwi. 2005. “Perbandingan Produktivitas Perusahaan Yang Bersertifikat ISO 9000 (Studi pada Perusahaan yang Bertipe High Profile dan Low Profile)”. Penelitian Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Malang. Wikipedia. 2010. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.
  • 22. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan. diakses tanggal 2 April 2011. Itulah salah satu contoh Proposal Metode penelitian yang bisa saya informasikan kepada anda semua. Semoga bermanfaat.
  • 23. Related Posts: Prinsip-Prinsip Akuntansi Dasar Dalil-Dalil Akuntansi Contoh Makalah Teori Akuntansi Contoh Makalah Akuntansi Cara Memahami Matriks BCG Akuntansi Corporate bond fund s Do y ou have Social networ king s ite Tags: contoh laporan metode penelitian, contoh proposal, Contoh Proposal Metode Penelitian, contoh proposan metpen Tag Cloud Posted Corporate social responsibility Profiling Profiles Corporate bond funds Proposal Amerikas Do you have any comments on Contoh Proposal Metode Penelitian ? Name (required) Mail (will not be published) (required)
  • 24. Website Centang Dulu Teman!!! © webinar Tombol Suka Facebook Recent Posts o Menghilangkan Bau Kaki Dengan Mudah o Manfaat Minyak Zaitun o Cara Menaklukkan Hati Wanita o Khasiat Buah Naga o Khasiat Buah Alpukat o Manfaat Bengkoang untuk Kulit o Manfaat Madu untuk Kesehatan dan Kecantikan o Cara Menjadi Orang Sukses o Cara Menambah Tinggi Badan Secara Cepat dan Alami o Cara Menambah Berat Badan Secara Alami Categories o Berita Terkini o Coretan o Dijual o Ebook Gratis o Kata-kata Bijak o Keindahan o Makalah o Materi o Olahraga o teknologi o Tips dan Info Blog Sahabat!!! Paijah.com Thelifestory.info
  • 25. Kumpulan TnT (Tips & Trick) Teknologi, Kesehatan, Motivasi. Endramaulana.com DMCA PROTECTED 2011 · Masirfa.com · Supported by Linda Agustina ·