SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
Nama      : FajarMihartiNpm 	       : 100521372Smstr/prodi  : II D/B.Inggris
PemerintahdanSolusiPermasalahanPendidikan Mengenaimasalahpedidikan, perhatianpemerintahkitamasihterasasangat minim. Gambaraninitercermindariberagamnyamasalahpendidikan yang makinrumit. Kualitassiswamasihrendah, pengajarkurangprofesional, biayapendidikan yang mahal, bahkanaturan UU Pendidikankacau. Dampakdaripendidikan yang burukitu, negerikitakedepannyamakinterpuruk. Keterpurukaninidapatjugaakibatdarikecilnya rata-rata alokasianggaranpendidikanbaikditingkatnasional, propinsi, maupunkotadankabupaten. Penyelesaianmasalahpendidikantidaksemestinyadilakukansecaraterpisah-pisah, tetapiharusditempuhlangkahatautindakan yang sifatnyamenyeluruh. Artinya, kitatidakhanyamemperhatikankepadakenaikkananggaransaja. Sebabpercumasaja, jikakualitasSumberDayaManusiadanmutupendidikandi Indonesia masihrendah. MasalahpenyelenggaraanWajibBelajar Sembilan tahunsejatinyamasihmenjadi PR besarbagikita. Kenyataan yang dapatkitalihatbahwabanyakdidaerah-daerahpinggiran yang tidakmemilikisaranapendidikan yang memadai. Denganterbengkalainya program wajibbelajarsembilantahunmengakibatkananak-anak Indonesia masihbanyak yang putussekolahsebelummerekamenyelesaikanwajibbelajarsembilantahun. Dengankondisitersebut, bilatidakadaperubahankebijakan yang signifikan, sulitbagibangsainikeluardarimasalah-masalahpendidikan yang ada, apalagibertahanpadakompetisidi era global.
Kondisi ideal dalambidangpendidikandi Indonesia adalahtiapanakbisasekolah minimal hinggatingkat SMA tanpamembedakan status karenaitulahhakmereka. Namunhaltersebutsangatsulituntukdirealisasikanpadasaatini. Olehkarenaitu, setidaknyasetiaporangmemilikikesempatan yang samauntukmengenyamduniapendidikan. Jikamencermatipermasalahandiatas, terjadisebuahketidakadilanantarasikayadansimiskin. Seolahsekolahhanyamilikorangkayasajasehinggaorang yang kekuranganmerasa minder untukbersekolahdanbergauldenganmereka. Ditambahlagipublikasidarisekolahmengenaibeasiswasangatlah minim.Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnyamemilikifasilitas yang memadai, stafpengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, danmemilikisistemadministrasidanbirokrasi yang baikdantidakberbelit-belit. Akantetapi, padakenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalahsekolah yang terdapatdidaerahterpencil yang kumuhdansegalasesuatunyatidakdapatmenunjangbangkupersekolahansehinggatimbulpertanyaan ,”Benarkahsekolahtersebut gratis? Kalaupuniya, yawajarkarenasangatmemprihatinkan.”
PenyelenggaraanPendidikan yang Berkualitas ”Pendidikanbermutuitumahal”. Kalimatiniseringmunculuntukmenjustifikasimahalnyabiaya yang harusdikeluarkanmasyarakatuntukmengenyambangkupendidikan. Mahalnyabiayapendidikandari Taman Kanak-Kanak (TK) hinggaPerguruanTinggi (PT) membuatmasyarakatmiskintidakmemilikipilihan lain kecualitidakbersekolah. Orangmiskintidakbolehsekolah.Untukmasuk TK dan SDN sajasaatinidibutuhkanbiayaRp 500.000, — sampaiRp 1.000.000. Bahkanada yang memungutdiatasRp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisamencapaiRp 1 jutasampaiRp 5 juta.Makin mahalnyabiayapendidikansekaranginitidaklepasdarikebijakanpemerintah yang menerapkanManajemenBerbasisSekolah (MBS). MBS di Indonesia padarealitanyalebihdimaknaisebagaiupayauntukmelakukanmobilisasidana. Karenaitu, KomiteSekolah/DewanPendidikan yang merupakan organ MBS selaludisyaratkanadanyaunsurpengusaha. Asumsinya, pengusahamemilikiaksesatas modal yang lebihluas. Hasilnya, setelahKomiteSekolahterbentuk, segalapungutanuangkadangberkedok, “sesuaikeputusanKomiteSekolah”.
Namun, padatingkatimplementasinya, iatidaktransparan, karena yang dipilihmenjadipengurusdananggotaKomiteSekolahadalahorang-orangdekatdenganKepalaSekolah. Akibatnya, KomiteSekolahhanyamenjadilegitimatorkebijakanKepalaSekolah, dan MBS pun hanyamenjadilegitimasidaripelepasantanggungjawabnegaraterhadappermasalahanpendidikanrakyatnya.Kondisiiniakanlebihburukdenganadanya RUU tentangBadanHukumPendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikandarimilikpublikkebentukBadanHukumjelasmemilikikonsekuensiekonomisdanpolitisamatbesar. Denganperubahan status itupemerintahsecaramudahdapatmelemparkantanggungjawabnyaataspendidikanwarganyakepadapemilikbadanhukum yang sosoknyatidakjelas. PerguruanTinggiNegeri pun berubahmenjadiBadanHukumMilik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalahbeberapacontohkebijakanpendidikan yang kontroversial. BHMN sendiriberdampakpadamelambungnyabiayapendidikandibeberapaPerguruanTinggifavorit.
PrivatisasidanSwastanisasiSektorPendidikan Privatisasiatausemakinmelemahnyaperannegaradalamsektorpelayananpubliktaklepasdaritekananutangdankebijakanuntukmemastikanpembayaranutang. Utangluarnegeri Indonesia sebesar 35-40 persendari APBN setiaptahunnyamerupakanfaktorpendorongprivatisasipendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerappendanaanbesarsepertipendidikanmenjadikorban. Dana pendidikanterpotonghinggatinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).Dalam APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikanuntukpendidikan. Bandingkandengandanauntukmembayarhutang yang menguras 25% belanjadalam APBN (www.kau.or.id). RencanaPemerintahmemprivatisasipendidikandilegitimasimelaluisejumlahperaturan, sepertiUndang-UndangSistemPendidikanNasional, RUU BadanHukumPendidikan, RancanganPeraturanPemerintah (RPP) tentangPendidikanDasardanMenengah, dan RPP tentangWajibBelajar. Penguatanpadaprivatisasipendidikanitu, misalnya, terlihatdalamPasal 53 (1) UU No 20/2003 tentangSistemPendidikanNasional (Sisdiknas). Dalampasalitudisebutkan, penyelenggaradan/atausatuanpendidikan formal yang didirikanolehPemerintahataumasyarakatberbentukbadanhukumpendidikan.
Sepertihalnyaperusahaan, sekolahdibebaskanmencari modal untukdiinvestasikandalamoperasionalpendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), YantiMukhtar (Republika, 10/5/2005) menilaibahwadenganprivatisasipendidikanberartiPemerintahtelahmelegitimasikomersialisasipendidikandenganmenyerahkantanggungjawabpenyelenggaraanpendidikankepasar. Denganbegitu, nantinyasekolahmemilikiotonomiuntukmenentukansendiribiayapenyelenggaraanpendidikan. Sekolahtentusajaakanmematokbiayasetinggi-tingginyauntukmeningkatkandanmempertahankanmutu. Akibatnya, aksesrakyat yang kurangmampuuntukmenikmatipendidikanberkualitasakanterbatasidanmasyarakatsemakinterkotak-kotakberdasarkan status sosial, antara yang kayadanmiskin.Hal senadadituturkanpengamatekonomiRevrisondBawsir. Menurutdia, privatisasipendidikanmerupakan agenda kapitalisme global yang telahdirancangsejak lama olehnegara-negara donor lewat Bank Dunia. MelaluiRancanganUndang-UndangBadanHukumPendidikan (RUU BHP), pemerintahberencanamemprivatisasipendidikan. Semuasatuanpendidikankelakakanmenjadibadanhukumpendidikan (BHP) yang wajibmencarisumberdananyasendiri. Hal iniberlakuuntukseluruhsekolahnegeri, dari SD hinggaperguruantinggi.
Bagimasyarakattertentu, beberapa PTN yang sekarangberubah status menjadiBadanHukumMilik Negara (BHMN) itumenjadimomok. Jikaalasannyabahwapendidikanbermutuituharusmahal, makaargumeninihanyaberlakudi Indonesia. Di Jerman, Perancis, Belanda, dandibeberapanegaraberkembanglainnya, banyakperguruantinggi yang bermutunamunbiayapendidikannyarendah. Bahkanbeberapanegaraada yang menggratiskanbiayapendidikan.Pendidikanberkualitasmemangtidakmungkinmurah, atautepatnya, tidakharusmurahatau gratis. Tetapipersoalannyasiapa yang seharusnyamembayarnya? Pemerintahlahsebenarnya yang berkewajibanuntukmenjaminsetiapwarganyamemperolehpendidikandanmenjaminaksesmasyarakatbawahuntukmendapatkanpendidikanbermutu. Akantetapi, kenyataannyaPemerintahjustruinginberkilahdaritanggungjawab. PadahalketerbatasandanatidakdapatdijadikanalasanbagiPemerintahuntukcucitangan.***

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pendidikan gratis
Pendidikan gratisPendidikan gratis
Pendidikan gratisArpasalasti
 
Berjuang di Pendidikan 2.0
Berjuang di Pendidikan 2.0Berjuang di Pendidikan 2.0
Berjuang di Pendidikan 2.0Iwan Pranoto
 
Sistem pendidikan yang efektif dan efesien dengan
Sistem pendidikan yang efektif dan efesien denganSistem pendidikan yang efektif dan efesien dengan
Sistem pendidikan yang efektif dan efesien denganatefxxx
 
Paparan Sekolah Gratis
Paparan Sekolah GratisPaparan Sekolah Gratis
Paparan Sekolah GratisNana Storada
 
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045Thufailah Mujahidah
 
Power point sekolah gratis dewi
Power point sekolah gratis dewiPower point sekolah gratis dewi
Power point sekolah gratis dewidewilya
 
Dasar Dasar MIPA
Dasar Dasar MIPADasar Dasar MIPA
Dasar Dasar MIPAenifolia
 
Catatan akhir tahun 2013 gema pembebasan
Catatan akhir tahun 2013 gema pembebasanCatatan akhir tahun 2013 gema pembebasan
Catatan akhir tahun 2013 gema pembebasanRizky Faisal
 
Politik pendidikan
Politik pendidikanPolitik pendidikan
Politik pendidikanAntho jie
 
Artikel keputusan mk tentang rsbi
Artikel keputusan mk tentang rsbiArtikel keputusan mk tentang rsbi
Artikel keputusan mk tentang rsbiPenny Parwoto
 
Catatan akhir tahun 2013 “kapitalisme liberalisme pembunuh rakyat, sekularism...
Catatan akhir tahun 2013 “kapitalisme liberalisme pembunuh rakyat, sekularism...Catatan akhir tahun 2013 “kapitalisme liberalisme pembunuh rakyat, sekularism...
Catatan akhir tahun 2013 “kapitalisme liberalisme pembunuh rakyat, sekularism...Rizky Faisal
 
Publik Menggugat Transparansi Dana Pendidikan
Publik Menggugat Transparansi Dana PendidikanPublik Menggugat Transparansi Dana Pendidikan
Publik Menggugat Transparansi Dana Pendidikanmadekhan
 
Perkembangan it di indonesia (1)
Perkembangan it di indonesia (1)Perkembangan it di indonesia (1)
Perkembangan it di indonesia (1)Maya Dwi Sari
 
Power point landasan sekolah gratis
Power point landasan sekolah gratisPower point landasan sekolah gratis
Power point landasan sekolah gratisdewilya
 
Kajian ruu pt sospol bemits
Kajian ruu pt sospol bemitsKajian ruu pt sospol bemits
Kajian ruu pt sospol bemitsaghe69
 

Mais procurados (17)

Pendidikan gratis
Pendidikan gratisPendidikan gratis
Pendidikan gratis
 
Berjuang di Pendidikan 2.0
Berjuang di Pendidikan 2.0Berjuang di Pendidikan 2.0
Berjuang di Pendidikan 2.0
 
Sistem pendidikan yang efektif dan efesien dengan
Sistem pendidikan yang efektif dan efesien denganSistem pendidikan yang efektif dan efesien dengan
Sistem pendidikan yang efektif dan efesien dengan
 
Paparan Sekolah Gratis
Paparan Sekolah GratisPaparan Sekolah Gratis
Paparan Sekolah Gratis
 
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
Bakti Generasi Millenial Melalui Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
 
Power point sekolah gratis dewi
Power point sekolah gratis dewiPower point sekolah gratis dewi
Power point sekolah gratis dewi
 
Dasar Dasar MIPA
Dasar Dasar MIPADasar Dasar MIPA
Dasar Dasar MIPA
 
Catatan akhir tahun 2013 gema pembebasan
Catatan akhir tahun 2013 gema pembebasanCatatan akhir tahun 2013 gema pembebasan
Catatan akhir tahun 2013 gema pembebasan
 
Politik pendidikan
Politik pendidikanPolitik pendidikan
Politik pendidikan
 
Artikel keputusan mk tentang rsbi
Artikel keputusan mk tentang rsbiArtikel keputusan mk tentang rsbi
Artikel keputusan mk tentang rsbi
 
Catatan akhir tahun 2013 “kapitalisme liberalisme pembunuh rakyat, sekularism...
Catatan akhir tahun 2013 “kapitalisme liberalisme pembunuh rakyat, sekularism...Catatan akhir tahun 2013 “kapitalisme liberalisme pembunuh rakyat, sekularism...
Catatan akhir tahun 2013 “kapitalisme liberalisme pembunuh rakyat, sekularism...
 
Publik Menggugat Transparansi Dana Pendidikan
Publik Menggugat Transparansi Dana PendidikanPublik Menggugat Transparansi Dana Pendidikan
Publik Menggugat Transparansi Dana Pendidikan
 
Perkembangan it di indonesia (1)
Perkembangan it di indonesia (1)Perkembangan it di indonesia (1)
Perkembangan it di indonesia (1)
 
Makalah anggaran pendidikan
Makalah anggaran pendidikanMakalah anggaran pendidikan
Makalah anggaran pendidikan
 
Power point landasan sekolah gratis
Power point landasan sekolah gratisPower point landasan sekolah gratis
Power point landasan sekolah gratis
 
Kajian ruu pt sospol bemits
Kajian ruu pt sospol bemitsKajian ruu pt sospol bemits
Kajian ruu pt sospol bemits
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 

Semelhante a Artikel pendidikan

Poppy amelia
Poppy ameliaPoppy amelia
Poppy ameliaSiiPoppy
 
Masalah pendidikan di indonesia
Masalah pendidikan di indonesiaMasalah pendidikan di indonesia
Masalah pendidikan di indonesianovri suryadi
 
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docxpendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docxFisyaAlisyah
 
Kebijakan madrasah
Kebijakan madrasahKebijakan madrasah
Kebijakan madrasahMas Yudi
 
Kebijakan madrasah tugas sumardi KEBIJAKAN
Kebijakan madrasah tugas sumardi KEBIJAKANKebijakan madrasah tugas sumardi KEBIJAKAN
Kebijakan madrasah tugas sumardi KEBIJAKANMas Yudi
 
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
 
Isu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikanIsu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikanAndy Wrx
 
Hardiknas dan pendidikan di ntt
Hardiknas dan pendidikan di nttHardiknas dan pendidikan di ntt
Hardiknas dan pendidikan di nttEly Goro Leba
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Joko Prasetiyo
 
Landasan yuridis pendidikan oleh andreas yoga arditama
Landasan yuridis pendidikan oleh andreas yoga arditamaLandasan yuridis pendidikan oleh andreas yoga arditama
Landasan yuridis pendidikan oleh andreas yoga arditamayusuf azharri
 
Pendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralPendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralDevi Aprilia
 
Pengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanalPengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanalSuyanto Suyanto
 
Makalah pip ekonomi dan pendidikan
Makalah pip   ekonomi dan pendidikanMakalah pip   ekonomi dan pendidikan
Makalah pip ekonomi dan pendidikanrizka fanikmah
 
Asement edu
Asement eduAsement edu
Asement edusihah
 
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Indra Lasmana
 

Semelhante a Artikel pendidikan (19)

Poppy amelia
Poppy ameliaPoppy amelia
Poppy amelia
 
Masalah pendidikan di indonesia
Masalah pendidikan di indonesiaMasalah pendidikan di indonesia
Masalah pendidikan di indonesia
 
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docxpendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
 
Tentang Pendidikan Nasional
Tentang Pendidikan NasionalTentang Pendidikan Nasional
Tentang Pendidikan Nasional
 
Kebijakan madrasah
Kebijakan madrasahKebijakan madrasah
Kebijakan madrasah
 
Kebijakan madrasah tugas sumardi KEBIJAKAN
Kebijakan madrasah tugas sumardi KEBIJAKANKebijakan madrasah tugas sumardi KEBIJAKAN
Kebijakan madrasah tugas sumardi KEBIJAKAN
 
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
 
Isu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikanIsu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikan
 
Hardiknas dan pendidikan di ntt
Hardiknas dan pendidikan di nttHardiknas dan pendidikan di ntt
Hardiknas dan pendidikan di ntt
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
 
Landasan yuridis pendidikan oleh andreas yoga arditama
Landasan yuridis pendidikan oleh andreas yoga arditamaLandasan yuridis pendidikan oleh andreas yoga arditama
Landasan yuridis pendidikan oleh andreas yoga arditama
 
Pendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralPendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoral
 
Pengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanalPengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanal
 
Makalah pip ekonomi dan pendidikan
Makalah pip   ekonomi dan pendidikanMakalah pip   ekonomi dan pendidikan
Makalah pip ekonomi dan pendidikan
 
Pptx kebijakan copy
Pptx kebijakan   copyPptx kebijakan   copy
Pptx kebijakan copy
 
Asement edu
Asement eduAsement edu
Asement edu
 
Makalah anggaran pendidikan
Makalah anggaran pendidikanMakalah anggaran pendidikan
Makalah anggaran pendidikan
 
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
 
Pornografi pelajar
Pornografi pelajarPornografi pelajar
Pornografi pelajar
 

Artikel pendidikan

  • 1. Nama : FajarMihartiNpm : 100521372Smstr/prodi : II D/B.Inggris
  • 2. PemerintahdanSolusiPermasalahanPendidikan Mengenaimasalahpedidikan, perhatianpemerintahkitamasihterasasangat minim. Gambaraninitercermindariberagamnyamasalahpendidikan yang makinrumit. Kualitassiswamasihrendah, pengajarkurangprofesional, biayapendidikan yang mahal, bahkanaturan UU Pendidikankacau. Dampakdaripendidikan yang burukitu, negerikitakedepannyamakinterpuruk. Keterpurukaninidapatjugaakibatdarikecilnya rata-rata alokasianggaranpendidikanbaikditingkatnasional, propinsi, maupunkotadankabupaten. Penyelesaianmasalahpendidikantidaksemestinyadilakukansecaraterpisah-pisah, tetapiharusditempuhlangkahatautindakan yang sifatnyamenyeluruh. Artinya, kitatidakhanyamemperhatikankepadakenaikkananggaransaja. Sebabpercumasaja, jikakualitasSumberDayaManusiadanmutupendidikandi Indonesia masihrendah. MasalahpenyelenggaraanWajibBelajar Sembilan tahunsejatinyamasihmenjadi PR besarbagikita. Kenyataan yang dapatkitalihatbahwabanyakdidaerah-daerahpinggiran yang tidakmemilikisaranapendidikan yang memadai. Denganterbengkalainya program wajibbelajarsembilantahunmengakibatkananak-anak Indonesia masihbanyak yang putussekolahsebelummerekamenyelesaikanwajibbelajarsembilantahun. Dengankondisitersebut, bilatidakadaperubahankebijakan yang signifikan, sulitbagibangsainikeluardarimasalah-masalahpendidikan yang ada, apalagibertahanpadakompetisidi era global.
  • 3. Kondisi ideal dalambidangpendidikandi Indonesia adalahtiapanakbisasekolah minimal hinggatingkat SMA tanpamembedakan status karenaitulahhakmereka. Namunhaltersebutsangatsulituntukdirealisasikanpadasaatini. Olehkarenaitu, setidaknyasetiaporangmemilikikesempatan yang samauntukmengenyamduniapendidikan. Jikamencermatipermasalahandiatas, terjadisebuahketidakadilanantarasikayadansimiskin. Seolahsekolahhanyamilikorangkayasajasehinggaorang yang kekuranganmerasa minder untukbersekolahdanbergauldenganmereka. Ditambahlagipublikasidarisekolahmengenaibeasiswasangatlah minim.Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnyamemilikifasilitas yang memadai, stafpengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, danmemilikisistemadministrasidanbirokrasi yang baikdantidakberbelit-belit. Akantetapi, padakenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalahsekolah yang terdapatdidaerahterpencil yang kumuhdansegalasesuatunyatidakdapatmenunjangbangkupersekolahansehinggatimbulpertanyaan ,”Benarkahsekolahtersebut gratis? Kalaupuniya, yawajarkarenasangatmemprihatinkan.”
  • 4. PenyelenggaraanPendidikan yang Berkualitas ”Pendidikanbermutuitumahal”. Kalimatiniseringmunculuntukmenjustifikasimahalnyabiaya yang harusdikeluarkanmasyarakatuntukmengenyambangkupendidikan. Mahalnyabiayapendidikandari Taman Kanak-Kanak (TK) hinggaPerguruanTinggi (PT) membuatmasyarakatmiskintidakmemilikipilihan lain kecualitidakbersekolah. Orangmiskintidakbolehsekolah.Untukmasuk TK dan SDN sajasaatinidibutuhkanbiayaRp 500.000, — sampaiRp 1.000.000. Bahkanada yang memungutdiatasRp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisamencapaiRp 1 jutasampaiRp 5 juta.Makin mahalnyabiayapendidikansekaranginitidaklepasdarikebijakanpemerintah yang menerapkanManajemenBerbasisSekolah (MBS). MBS di Indonesia padarealitanyalebihdimaknaisebagaiupayauntukmelakukanmobilisasidana. Karenaitu, KomiteSekolah/DewanPendidikan yang merupakan organ MBS selaludisyaratkanadanyaunsurpengusaha. Asumsinya, pengusahamemilikiaksesatas modal yang lebihluas. Hasilnya, setelahKomiteSekolahterbentuk, segalapungutanuangkadangberkedok, “sesuaikeputusanKomiteSekolah”.
  • 5. Namun, padatingkatimplementasinya, iatidaktransparan, karena yang dipilihmenjadipengurusdananggotaKomiteSekolahadalahorang-orangdekatdenganKepalaSekolah. Akibatnya, KomiteSekolahhanyamenjadilegitimatorkebijakanKepalaSekolah, dan MBS pun hanyamenjadilegitimasidaripelepasantanggungjawabnegaraterhadappermasalahanpendidikanrakyatnya.Kondisiiniakanlebihburukdenganadanya RUU tentangBadanHukumPendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikandarimilikpublikkebentukBadanHukumjelasmemilikikonsekuensiekonomisdanpolitisamatbesar. Denganperubahan status itupemerintahsecaramudahdapatmelemparkantanggungjawabnyaataspendidikanwarganyakepadapemilikbadanhukum yang sosoknyatidakjelas. PerguruanTinggiNegeri pun berubahmenjadiBadanHukumMilik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalahbeberapacontohkebijakanpendidikan yang kontroversial. BHMN sendiriberdampakpadamelambungnyabiayapendidikandibeberapaPerguruanTinggifavorit.
  • 6. PrivatisasidanSwastanisasiSektorPendidikan Privatisasiatausemakinmelemahnyaperannegaradalamsektorpelayananpubliktaklepasdaritekananutangdankebijakanuntukmemastikanpembayaranutang. Utangluarnegeri Indonesia sebesar 35-40 persendari APBN setiaptahunnyamerupakanfaktorpendorongprivatisasipendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerappendanaanbesarsepertipendidikanmenjadikorban. Dana pendidikanterpotonghinggatinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).Dalam APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikanuntukpendidikan. Bandingkandengandanauntukmembayarhutang yang menguras 25% belanjadalam APBN (www.kau.or.id). RencanaPemerintahmemprivatisasipendidikandilegitimasimelaluisejumlahperaturan, sepertiUndang-UndangSistemPendidikanNasional, RUU BadanHukumPendidikan, RancanganPeraturanPemerintah (RPP) tentangPendidikanDasardanMenengah, dan RPP tentangWajibBelajar. Penguatanpadaprivatisasipendidikanitu, misalnya, terlihatdalamPasal 53 (1) UU No 20/2003 tentangSistemPendidikanNasional (Sisdiknas). Dalampasalitudisebutkan, penyelenggaradan/atausatuanpendidikan formal yang didirikanolehPemerintahataumasyarakatberbentukbadanhukumpendidikan.
  • 7. Sepertihalnyaperusahaan, sekolahdibebaskanmencari modal untukdiinvestasikandalamoperasionalpendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), YantiMukhtar (Republika, 10/5/2005) menilaibahwadenganprivatisasipendidikanberartiPemerintahtelahmelegitimasikomersialisasipendidikandenganmenyerahkantanggungjawabpenyelenggaraanpendidikankepasar. Denganbegitu, nantinyasekolahmemilikiotonomiuntukmenentukansendiribiayapenyelenggaraanpendidikan. Sekolahtentusajaakanmematokbiayasetinggi-tingginyauntukmeningkatkandanmempertahankanmutu. Akibatnya, aksesrakyat yang kurangmampuuntukmenikmatipendidikanberkualitasakanterbatasidanmasyarakatsemakinterkotak-kotakberdasarkan status sosial, antara yang kayadanmiskin.Hal senadadituturkanpengamatekonomiRevrisondBawsir. Menurutdia, privatisasipendidikanmerupakan agenda kapitalisme global yang telahdirancangsejak lama olehnegara-negara donor lewat Bank Dunia. MelaluiRancanganUndang-UndangBadanHukumPendidikan (RUU BHP), pemerintahberencanamemprivatisasipendidikan. Semuasatuanpendidikankelakakanmenjadibadanhukumpendidikan (BHP) yang wajibmencarisumberdananyasendiri. Hal iniberlakuuntukseluruhsekolahnegeri, dari SD hinggaperguruantinggi.
  • 8. Bagimasyarakattertentu, beberapa PTN yang sekarangberubah status menjadiBadanHukumMilik Negara (BHMN) itumenjadimomok. Jikaalasannyabahwapendidikanbermutuituharusmahal, makaargumeninihanyaberlakudi Indonesia. Di Jerman, Perancis, Belanda, dandibeberapanegaraberkembanglainnya, banyakperguruantinggi yang bermutunamunbiayapendidikannyarendah. Bahkanbeberapanegaraada yang menggratiskanbiayapendidikan.Pendidikanberkualitasmemangtidakmungkinmurah, atautepatnya, tidakharusmurahatau gratis. Tetapipersoalannyasiapa yang seharusnyamembayarnya? Pemerintahlahsebenarnya yang berkewajibanuntukmenjaminsetiapwarganyamemperolehpendidikandanmenjaminaksesmasyarakatbawahuntukmendapatkanpendidikanbermutu. Akantetapi, kenyataannyaPemerintahjustruinginberkilahdaritanggungjawab. PadahalketerbatasandanatidakdapatdijadikanalasanbagiPemerintahuntukcucitangan.***