SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
UJIAN AKHIR SEMESTER 
Mata Kuliah : Pengambilan Keputusan Dan Kebijakan Pendidikan 
SKS : 3 
Sifat Ujian : Take Home 
Dosen : Dr. Sukarman Purba, ST, M.Pd 
Nama Kelompok : 1. Jusup Debataraja 
NIM : 8146132030 
2. Mangatas Simamora 
NIM : 8146132014 
1. Menurut Sdr mengapa sulit menentukan suatu Keputusan? Berikan contoh dalam hal apa 
anda sulit menentukan keputuan tersebut? Kendala-kendala apa yang sdr hadapi dalam 
menentukan suatu keputusan untuk penyelesaian masalah, Jelaskan? Menurut sdr berapa 
jenis cara menentukan suatu keputusan? 
Jawaban : 
Mengambil keputusan merupakan suatu hal yang mutlak harus dilakukan seorang pemimpin 
serta kelompok dalam mencapai suatu tujuan bersama. Namun, kadangkala dalam mengambil 
keputusan seringkali dihadapkan dengan berbagai kendala-kendala yang menghambat proses 
pengambilan keputusan sehingga pengambilan keputusan memakan waktu yang lama dan 
kurang efektif dan efesien. Hal yang paling sulit dalam mengambil keputusan adalah disaat 
menyamakan pandangan atau persepsi bersama, dimana diharapkan hasil keputusan 
merupakan hasil pemikiran bersama sehingga dapat dijalankan dan dipertanggungjawabkan 
bersama. 
Kendala yang sering dihadapi dalam setiap pengambilan keputusan dalam menyelesaikan 
masalah antara lain : 
a). Waktu dan biaya 
b). Data yang diperlukan kurang lengkap 
c). Kondisi lingkungan yang kurang kondusif 
d). Kurang profesional dalam merumuskan permaslahan secara tepat. 
Jenis-jenis cara dalam menentukan suatu keputusan antara lain : 
1. Berdasarkan program dan regularitas 
a). Pengambilan keputusan terprogram 
Dimana pengambilan keputusannya bersifat rutin dan dilakukan secara berulang-ulang 
sehingga dapat dikembangkan suatu prosedur tertentu. Jenis pengambilan keputusan 
mengandung suatu respon otomatis terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya 
dan biasanya masalah ini bersifat pengulangan dan rutin. 
b) Pengambilan keputusan tidak terprogram
Dimana pengambilan keputusan yang tidak terprogram lebih kepada masalah yang baru 
dan diharapkan lahirnya keputusan baru yang tidak terstruktur dan tidak dapat diperkirakan 
sebelumnya. 
2. Berdasarkan tingkat kepentingannya 
a). Manajemen puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang bersifat strategis 
dan keputusan yang diambil adalah keputusan yang strategis. 
b).Manajemen menengah yaitu menangani permasalahan kontrol/pengawasan yang 
pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi, 
c).Manajemen Operasional yang kaitannya dengan kegiatan dengan oerasional atau harian. 
3.Berdasarkan tipe persoalan 
a). Keputusan internal jangka pendek, yaitu kkeputusan yang kaitannya dengan kegiatan 
operasional. 
b).Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang kaitan dengan 
permasalahan organisasional seperti perombakan struktur organisasi. 
c) keputusan eksternal jangka pendek , yaitu keputusan yang kaitannya dengan 
persoalan yang berdampak dengan linkungan dalam rentan waktu yang relatif pendek, 
seperti mencari subkotrak untuk permintaan khusus. 
d) keputusan eksternal jangka panjang, yaitu keputusan yang kaitannya dengan semua 
persoalan lingkungan waktu yang relatif panjang. 
4. Berdasarkan lingkungan 
a) pengambilan keputusan dalam kondisi pasti 
b). pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko 
c) pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti 
d) pengambilan keputusan dalam kondisi konflik 
2. Menurut sdr hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan untuk 
penyelesaian masalah, dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan 
keputusan. Apa perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan secara ilmiah dengan 
pengambilan keputusan yang tidak ilmiah? 
Jawaban : 
Hal-hal yang diperhatikan dalam pengambilan keputusan antara lain : 
a). Posisi atau kedudukan seseorang 
1. Letak posisi 
2. Tingkatan posisi 
b). Masalah 
Apa yang menjadi penghalang untuk mencapai tujuan yang merupakan penyimpangan 
dari apa yang diharapkan. Masalah dibagi menjadi 2 jenis : 
1. Masalah terstruktur dan 
2. Masalah tidak terstruktur
c). Situasi 
Keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain dan yang 
secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak 
kita perbuat. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadadi : 
1. Faktor-faktor yang konstan 
2. Faktor- faktor yang tidak konstan 
d). Kondisi 
keseluruhan dari faktor yang secar bersama-sama menentukan daya gerak, daya 
berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan 
sumber daya 
e). Tujuan 
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit, tujuan organisasi, 
mamupun tujuan usaha pada umumnya telah tertentu. Tujuan yang telah ditentukan 
dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain : 
1. Keadaan internal organisasi 
a). Dana yang tersedia 
b). Keadaan SDM 
c). Kemampuan karyawan/anggota 
d). Kelengkapan dari peralatan organisasi 
e). Struktur oganisasi 
2. Keadaan eksternal organisasi 
a). Keadaan ekonomi 
b). Keadaan sosial 
c). Keadaan politik 
d). Keadaan hukum 
e). Keadaan budaya 
3. Tersedianya informasi yang diperlukan 
4. Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan, meliputi penilaiannya, 
kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya. 
Perbedaan pengambilan keputusan secara ilmiah dan tidak ilmiah adalah, 
Pengambilan keputusan secara ilmiah mengartikan bahwa keputusan yang diambil dan 
dijadikan sebagai hasil, guna pemecahan masalah telah melalui pemikiran secara rasional 
dimana keputusan yang diambil masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. 
Selain itu pengambilan keputusan secara ilmiah juga menggunakan langkah-langkah tertentu 
yang bersifat logis sehingga keputusan yang dihasilkan dapat menjamin keputusan yang 
layak digunakan untuk pemecahan masalah. 
Sedangkan keputusan tidak dengan ilmiah biasanya keputusan yang dihasilkan hanya 
berdasar pada intuisi atau kejadian dimasa yang lalu yang dijadikan sebagai landasan dalam 
mengambil keputusan sehingga terkadang keputusan yang dihasilkan kurang relevan.
3. Mengapa suatu model sangat penting dalam pengambilan keputusan, jelaskan dan 
Menurut sdr ada beberapa model dalam pengambilan keputusan, jelaskan. 
Jawaban : 
Dalam mengambil sebuah keputusan sangat diperlukan suatu model karena model adalah 
percontohan yang mengambil unsur yang bersifat penyederhanaan yang dapat ditiru, 
sedangkan pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang 
memerlukan penggunaan model secara tepat dan benar. Pentingnya model dalam 
pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut : 
1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu adalah 
relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan 
2. Untuk memperjelas mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu 
3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel 
4. untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan 
Jadi, model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau sistem yang 
kompleks sehingga situasi atau sistem itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal 
yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model 
juga dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan. 
Menurut Quade model kedalam dua tipe yaitu model kuantitatif dan model kualitatif. 
a. Model Kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian asumsi 
yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat 
berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan intruksi bagi computer yang berupa 
program-program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara 
lengkap melalui asumsi-asumsi dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi 
tanpa menggunakan pertimbangan atau instuis mengenai proses dunia nyata (praktik) atau 
permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya. 
b. Model kualitatif berdasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika 
dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari 
deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif 
mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model. 
Menurut Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan 
yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah yang seperti itu ( yang hasilnya 
kurang diketahui dengan pasti ). 
a. Model Probabilitas 
probabillitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the 
chance of particular event occurring). Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic 
atau proporsi statistic dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau 
melalui sample dari populasi tersebut. Sample itu sendiri merupakan bagian yang dianggap 
mewakili keseluruhan populasi.
b. Konsep tentang Nilai-nilai Harapan 
Konsep tentang nilai harapan ini khususnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan 
yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah 
diperhitungakan bagi situasi dan kondisi yang akan datang. 
c. Model matrik 
Model matrik merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang 
digunakan dan hasil yang diharapkan. 
d. Model Pohon Keputusan 
Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang 
timbul dalam proyek yang sedang ditangani. 
e. Model Kurva Indiferen 
Kurva indiferen ( indifference curve ) merupakan kurva ( berbentuk garis ) dimana setiap titik 
yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang 
sama. Misalnya, penggunaan barang A dan B meskipun kombinasi jumlah masing-masing 
berbeda, namun apabila semuanya itu berada pada titik kurva indiferen, kepuasannya sama. 
f. Model Simulasi Komputer 
Menurut model ini, pengambilan keputusan diperlukan rancang bangun ( design ) yang 
biasanya menggunakan computer, yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan oleh 
organisasi. Banyak variabel yang dapat dijadikan model, namun biasanya sulit untuk dapat 
mengukur dengan tepat masing-masing variabel independent, apakah ada hubungan dan 
pengaruh terhadap variabel independent, kalau ada berapa besarnya. 
Menurut Robert D. Spech mengelompokkan model dalam rangka analisis kebijakan 
pengambilan keputusan kedalam 5 kategori yakni sebagai berikut : 
a. Model Matematika 
Model matematika ini menggunakan teknik seperti misalnya, linear programming ( linear and 
dynamic programming ), teori jaringan kerja ( netmork theory ) dan sebagainya. Computer 
dapat digunakan, begitu pula halnya dengan kalkulator dapat juga digunakan tetapi hanya 
sebagai alat Bantu perhitungan saja, bukan sebagai simulator ( tiruan yang memegang 
peranan penting ). Dengan demikian, factor matematika tetap merupakan factor penentu, 
yang memegang peranan utama dalam penyelesaian dalam menetapkan kebijakan dan 
pengambilan keputusan. 
b. Model Simulasi Komputer 
Model ini merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan 
peralatan dan ukuran sama persis dengan yang sesungguhnya, misalnya simulasi cockpit 
pesawat terbang boeing 747, dimana calon pilot melatih diri melalui cockpit tiruan tersebut. 
c. Model Permainan Operasional 
Manusia dapat beperan apa saja dalam suatu model, misalnya dapat berperan sebagai 
perancang 9 designer ) dapat juga berperan sebagai pemakai, pemberi data. Tetapi dalam
model permainan operasional ini, manusia berperan sebagai elemen atau unsure. Disini 
manusia digunakan atau dijadikan objek yang harus mengambil keputusan. Informasi 
diperoleh dari computer atau video games. Jadi computer atau video games menyajikan 
masalah, kemudian manusia itu yang harus mampu menyelesaikan masalahnya. 
d. Model Verbal 
Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi, yang lebih bersifat 
bukan kuantiatatif. 
e. Model Fisik 
Model ini merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan 
pengembangan yang cukup kompleks. Bagian-bagian mana yang dapat dilakukan secara 
serentak, dalam arti tidak uash beruntun, dan bagian-bagian mana yang harus beruntun 
menunggu bagian tertentu harus selesai lebih dulu baru dapat mengerjakan bagian berikutnya. 
Ini lebih merupakan tugas dan pengambilan keputusan seorang insinyur daripada policy 
maker. 
Menurut Robbins 1991 model pengambilan keputusan dibagi menjadi 4 yaitu : 
a. The satisficing model 
Masalah kompleks disederhanakan (hanya mengambil inti masalahnya saja / bounded 
rationality) sampai pada tingkat dimana pengambil keputusan siap menyelesaikannya. 
Logis dan rasional dalam batas yang sempit dikarenakan : 
1. Informasi tak sempurna 
2. Kendala waktu, biaya. 
3. Keterbatasan pemahaman 
Langkah-langkah model pengambilan keputusan : 
1. Penetapan tujuan 
2. Penyederhanaan masalah 
3. Penetapan standar minimum 
4. Identifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi 
5. Menganalisis/membandingkan setiap alternatif 
6. Pemilihan alternatif terbaik (memenuhi standar) 
b. Model Optimasi (Pendekatan Kuantitatif) 
Menyusun alternatif dengan memperhitungkan untung rugi untuk setiap alternatif dengan 
mempertimbangkan/memperhitungkan/memperkirakan kemungkinan timbulnya macam-macam 
kejadian yang akan datang yang merupakan dampak dari kejadian terhadap alternatif 
yang dirumuskan. 
Akan didapat keputusan optimal, karena setidaknya telah memperhitungkan semua fakta 
yang berkaitan dengan keputusan tersebut (memaksimalkan hasil keputusan). 
Langkah-langkahnya : 
1. Tetapkan kebutuhan 
2. Identifikasi kriteria keputusan
3. Alokasikan bobot nilai pada kriteria 
4. Kembangkan aternatif 
5. Evaluasi alternatif tersebut 
6. Pilih alternatif 
Asumsi : 
1. Berorientasi tujuan 
2. Pengambil keputusan mengenal semua kriteria yang relevan 
3. Secara rasional semua kriteria dan alternatif sesuai tujuan 
4. Pengambil keputusan memilih peringkat tertinggi dan manfaat maksimum 
c. The Implisit Favorite Model (subjektifitas cukup tinggi) 
Biasanya untuk keputusan yang kompleks dan tidak rutin. Mirip satisficing model, tetapi 
tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui evaluasi alternatif dan pengambil 
keputusan sudah memiliki preferency (kecenderungan) dari awal. 
Langkah-langaknya : 
1. Penetapan tujuan 
2. Identifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif berdasar 
preferensinya 
3. Identifikasi alternatif lain, kemudian pilih satu alternatif lain sebagai pembanding 
4. Memilih alternatif yang menjadi idaman pengambil keputusan. 
d. The intuitive model 
Model ini didefinisikan sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau 
tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanankan 
tanpa analisis rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. 
Teradapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu : 
1. A Front end aprroach 
Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis. 
Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba 
untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak 
dibangun dari data yang lalu. 
2. A back end Aprroach 
Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pada analisis, rasional, untuk 
mengidentifikasi dan mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan 
mengevaluasi berbagai alternatif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil 
keputusan beristirahat satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan 
pilihan keputusan akhir (final)
4.Kebijakan pada awalnya muncul karena ada isu, kemudian isu itu menjadi agenda 
kebijakan dan seterusnya diformulasikan menjadi kebijakan, tetapi tidak semua isu menjadi 
agenda kebijakan dan ada isu yang cepat ada pula yang lambat menjadi agenda kebijakan. 
Apa tanggapan anda terhadap pernyataan tersebut. 
Jawaban : 
Kebijakan muncul karena adanya isu yang merangsang mekanisme pengambilan keputusan, 
karena isu yang muncul menyebabkan situasi yang harus segera dijadikan pusat masalah 
untuk menghindari masalah-masalah yang memungkinkan akan menghambat suatu tujuan. 
Oleh sebab itu itu isu dijadikan menjadi suatu agenda kebijakan yang perlu dibahas bersama 
dalam suatu organisasi atau kelompok dan seterusnya diformulasikan menjadi kebijakan . 
Setiap negara dan pemerintahannya tidak terlepas dari suatu kebijakan publik. Charles O. 
Jones mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang digunakan dalam praktek 
sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat 
berbeda. Istilah ini sering dipertukarkan dengan tujuan (goals), program, keputusan 
(decisions), standar, proposal, dan grand design. (Charles O. Jones). 
Dalam proses kebijakan publik, pemerintah tidak bisa melepaskan faktor lingkungan publik 
yang merupakan input, proses, dan sekaligus output kebijakan. Dimana proses kebijakannya 
adalah yang pertama isu kebijakan. Isu kebijakan merupakan agenda pemerintah. Isu ini 
adalah respon pemerintah dari input yang diberikan oleh lingkungan publik. Hal ini terkait 
tentang hal-hal apa yang menjadi isu di masyarakat dan direspon oleh pemerintah sebagaib 
sesuatu yang harus diagendakan untuk dijadikan kebijakan publik. Kedua adalah formulasi 
kebijakan, yaitu bagaimana pemerintah memformulasikan berbagai isu tersebut sebelum 
dikeluarkan sebagai sebuah kebijakan publik. Dua tahap proses yang pertama ini adalah 
proses politik. Yang artinya tahap-tahap tersebut tidak terlepas dari kepentingan-kepentingan 
politik. Ketiga adalah implementasi kebijakan, yaitu implementasi kebijakan yang telah 
diformulasikan dan diputusakn oleh pemerintah yang berwenang. Keempat atau yang terakhir 
adalah kinerja kebijakan, merupakan sebuah evaluasi kebijakan yang telah diformulasikan 
dan diterapkan dalam masyarakat. Sehingga memunculkan pertanyaan apakah kebijakan 
tersebut telah berjalan efektif. Evaluasi kebijakan tersebut merupakan sebuah output 
kebijakan yang juga berfungsi sebagai umpan balik terhadap proses input kebijakan 
selanjutnya. Lingkungan kebijakan disini adalah masyarakat yang menerima dan 
melaksanakan kebijakan tersebut. Tahap kedua dan tahap ketiga merupakan sebuah proses 
kebijakan. Yaitu bagaimana kebijakan tersebut dirumuskan oleh pemerintah dari input dan 
kemudian implementasinya. 
Tidak semua isu menjadi agenda kebijakan dan ada isu yang cepat dan ada juga lambat 
menjadi agenda kebijakan. Hal ini disebabkan karena isu kebijakan yang akan masuk agenda 
perumusan kebijakan merupakan kesepakatan dan juga hasil konflik yang terjadi diantara elit 
politik sendiri. Sementara masyrakat tidak memiiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan 
menciptakan opini tentang isu kebijakan yang seharusnya menjadi agenda politik ditingkat 
atas.
5.Telah banyak kebijakan pendidikan dibuat, baik oleh Pemerintah Pusat maupun 
Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/kota sebagai upaya mengatasi masalah pendidikan. 
Akan tetapi, permasalahan dalam mnajemen pendidikan tetap ada dan tidak pernah selesai, 
menurut pendapat sdr :(a) Apakah penyebabnya bila dilihat dari proses kebijakan? (b) Dari 
mana harus dimulai memperbaikinya? (c) Apakah untuk menyelesaikan suatu masalah itu 
harus dibuat kebijakan sebanyak-banyaknya? Berikan alasan! (d) Jika sdr sebagai pembuat 
kebijakan, mana yang penting pengetahuan tentang kebijakan atau pengetahuan mengenai 
kebijakan, jelaskan!, (e).Bila anda berpendapat kebijakan itu dipandang sebagai sebuah 
proses, jelaskan dan berikan contoh? 
Jawaban :
6.Otonomi pendidikan bila dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan konsepnya akan dapat 
meningkatkan kualitas pendidikan. Bagaimana pendapat sdr pelaksanaan otonomi 
pendidikan di Indonesia, jelaskan! Apaka kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan 
otonomi pendidikan? Upaya apa yang harus dilakukan pengambil kebijakan, sekolah dan 
pendidik agar kualitas pendidikan semakin meningkat bila dikaitkan dengan fungsi-fungsi 
Manajemen? 
Jawaban : 
Pelaksanaan otonomi yang telah diterapkan di indonesia sejak tahun 2001 sudah nampak 
beberapa hal positif dalam pelaksanaanya, misalnya banyak daerah terutama daerah yang 
kaya memiliki semangat memajukan pendidikan bagi masyrakatnya dengan meningkatkan 
anggaran pendidikan pada APBD. Langkah yang dilakukan adalah menyederhanakan dan 
mempersingkat biokrasi pendidikan didaerah, meningkat inisiatif dan kreatif daerah dalam 
mengelolah pendidikan yang lebih memungkinkan tercapainya pemerataan pendidikan pada 
daerah-daerah terpencil. 
Adapun kendala-kendala dalam pelaksanaan otonomi pendidikan antara lain: 
1. Masalah kurikulum 
Kondisi masyrakat indonesia adalah heterogen dan masing-masing daerah mempunyai 
kesiapan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam pelaksanaan otonomi pendidikan. 
Permasalahan relevansi pendidikan selam ini diarahkan kurangnya kepercayaan 
pemerintah pada daerah untuk menata sistem pendidikan yang sesuai dengan kondisi 
objektif didaerahnya. Untuk itu kurikulum suatu lembaga pendidikan jangan hanya 
sekedar daftar mata pelajaran saja, tetapi lebih luas lagi yakni berisi kondisi yang 
sesuai dengan karakteristik daerah. 
2. Masalah SDM 
SDM merupakan pilar utama dalam mengimplementasikan otonomi pendidikan 
karena SDM yang kurang profesional akan menghambat pelaksanaanya. Misalkan ada 
beberapa tenaga kependidikan bahkan kepala dinas pendidikan diangkat dari camat. 
3. Masalah Dana, Sarana, dan Prasarana Pendidikan 
Persoalan dana merupakan persoalan yang paling krusial dalam perbaikan dan 
pembangunan sistem pendidikan di Indonesia. Selama ini dikeluhkan mutu 
pendidikan rendah karna dana yang tidak mencukupi atau anggaran untuk pendidikan 
yang masih rendah. Demikian juga sarana dan prasarana kurang memadai untuk 
mendukung terbangunannya sistem pendidikan di Indonesia. 
4. Masalah organisasi kelembagaan 
Dalam hal kelembagaan pendidikan anatar kabupaten/kota dan provinsi tidak sama 
dan terkesan berjalan sendiri-sendiri, baik menyangkut struktur, nama organisasi 
kelembagaan , dll. Menurut UU memang ada kewenangan lintas kabupaten/kota tetapi 
kenyataan itu hanya dalam tataran konsep, praktiknya tidak berjalan.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi 
manajemen antara lain: 
1. Perencanan 
Meningkatkan perencanan dalam pelaksanaan sistem pendidikan mulai dari 
kurikulum, Sumber Daya Manusia dan Dana serta sarana dan prasaran diharapkan 
mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara menyeluruh dan 
mendapat respon positif dari berbagai kalangan masyrakat. 
2. Pengelolaan 
Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas serta prosedur 
yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengelolaan juga mengarah 
ke pembuat kebijakan harus dapat membuat kebijakan yang dapat meningkatkan 
sumber daya tenaga pengajar seperti melakukan program sertifikasi danprogram 
pelatihan guru. 
3. Implimentasi dan Pengarahan 
Proses implimentasi program agar dapat dijalan oleh semua pihak dalam bidang 
pendidikan serta memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan 
tanggunggjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. 
4. Pengawasan dan Pengendalian 
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kebijakan yang telah 
direncanakan, diorganisasikan dan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai 
dengan target yang diharapkan. 
7.Kebijakan pemerintah untuk menerapkan Kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan 
dasar dan menengah sudah merupakan keharusan yang harus ditindaklanjuti dalam rangka 
meningkatkan kualitas pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berkarakter. (a). Menurut 
sdr pemberlakuan kurikulum tersebut merupakan kebijakan yang tepat, berilan argumentasi 
anda? (b). Bagaimana upaya pemerintah, sekolah dan guru untuk dapat melaksanakan 
kurikulum 2013 tersebut dengan baik? (c). Apa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam 
pemberlakuan kurikulum 2013 tersebut? (d). Apa saran sdr terhadap pemberlakuan 
kurikulum 2013 tersebut agar pelaksanaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan yang 
diharapkan? 
Jawaban : 
a). Kebijakan pemerintah untuk menerapkan kurikulum 2013 sudah merupakan kebijakan 
yang tepat untuk meningkatkan mutu dan kualitas sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum 
2013 diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan serta menyempurnkan kurikulum-kurikulum 
pendidikan yang sudah ada sebelumnya. Munculnya kurikulum 2013 ini disertai 
dengan kemajuan di era globalisasi sehingga dapat menghasilkan pendidik dan anak didik
yang mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi, serta peran pemerintah 
memperbaiki moral anak bangsa yang selama telah mengalami degradasi. 
b). Upaya Pemerintah antara lain: 
1. Pemerintah menunjuk atau memilih sekolah-sekolah untuk menjadi proyek percontohan 
pelaksanaan program terbaru pendidikan. 
2.Pemerintah melakukan diklat kurikulum terhadap guru inti, kepala sekolah dan pengawas, 
3. Mendampingi ketiga komponen tersebut dalam pengimplementasian kurikulum 2013 
Upaya sekolah antara lain : 
1.Sekolah melakukan pelatihan-pelatihan berupa MGMP guru mata pelajaran dengan 
mendatangkan tim pelatihan kurikulum 2013 baik dari dinas pendidikan maupun dari utusan 
sekolah yang telah telah di tunjuk setelah mengikuti pelatihan sebelumnya. 
2.Mengatur anggaran dan budget agar sekolah mampu membiayai kreatifitas guru sebagai 
dampak positif dari penerapan kurikulum 2013 
3.Sekolah membuat komite kurikulum yang bertugas mengatur rapat rutin demi menciptakan 
dengan menciptakan kurikulum yang berbasis sekolah. 
Upaya Guru antara lain : 
1. Guru harus mempunyai mental pembelajar dan adaptif terhadap perubahan 
2. Guru harus mempunnyai sikap mendahulukan kepentingan muridnya 
3. Guru harus mempunyai persiapan sebelum mengajar di kelas 
c). Kendala atau hambatan dalam pemberlakuan kurikulum 2013 antara lain : 
1. Buku pelajaran yang masih terbatas 
2.belum siapnya seluruh guru dalam memahami kurikulum 2013 
3.Guru belum sepenuhnya memahami penilaian otentik 
4. Pendampingan oleh pengawas pendidikan masih kurang intensif 
5. guru belum mengenal ragam pembelajaran saintifik 
d). saran kami adalah agar upaya perbaikan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kurikulum 
2013 terus digalakkan. Dan kegiatan pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru 
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 perlu terus dilakukan, baik yang difasilitasi 
sekolah, dinas pendidikan terutama pemerintah pusat. Kemudian suvervisi pembelajaran 
seyogianya menjadi kebutuhan setiap guru dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang 
dilakukannya dan untuk memastikan diri sebagai seorang pembelajar yang terus belajar 
mengasa kemampuan diri.
8.Kemukakan suatu masalah pendidikan di Kabupaten/Kota sdr dan kemudian kebijakan apa 
yang akan dilakukan, beri argumentasinya, apa tujuan yang ingin dicapai dan tetapkan 
indicator pencapaian tujuannya. Analisis berdasarkan SWOT perencanan stategis tempat sdr 
bekerja (sdr tentukan topiknya) dan Idnentifikasi factor internal dan ekstrrnalnya dan 
tentukan strategi pengembangan dalam meningkatkan kinerja tempat sdr bekerja. 
Jawaban : 
( Disamakan tempat bekerja dengan Jusup Debataraja) 
Masalah pendidikan di tempat saya bekerja di Kotamadya Gunungsitoli-Nias adalah 
kurangnya tenaga pendidik ( guru ) disetiap sekolah yang seharusnya dipenuhi. Kekurangan 
ini menyebabkan kurangnya efektif yang mengharuskan guru mengajarkan mata pelajaran 
yang tidak sesuai dengan jurusannya. 
Tujuan yang ingin dicapai adalah agar dipenuhinya tenaga pendidik/guru disetiap sekolah 
agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Indikator pencapaiannya adalah 
pemenuhan tenaga pendidik/guru sesuai dengan jurusannya. 
Analisis SWOT perencanaan strategis: 
1. Kekuatan
5. Telah banyak kebijakan pendidikan dibuat, baik oleh Pemerintah Pusat maupun 
Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/kota sebagai upaya mengatasi masalah pendidikan. 
Akan tetapi, permasalahan dalam mnajemen pendidikan tetap ada dan tidak pernah selesai, 
menurut pendapat sdr :(a) Apakah penyebabnya bila dilihat dari proses kebijakan? (b) Dari 
mana harus dimulai memperbaikinya? (c) Apakah untuk menyelesaikan suatu masalah itu 
harus dibuat kebijakan sebanyak-banyaknya? Berikan alasan! (d) Jika sdr sebagai pembuat 
kebijakan, mana yang penting pengetahuan tentang kebijakan atau pengetahuan mengenai 
kebijakan, jelaskan!, (e).Bila anda berpendapat kebijakan itu dipandang sebagai sebuah 
proses, jelaskan dan berikan contoh?
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"Sintya M
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalMuhammad Rozi
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNDIKNAS PENDIDIKAN
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Kepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasiKepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasiDadan Raharja
 
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Ayah Abeeb
 
Ppt. pendidikan karakter
Ppt. pendidikan karakterPpt. pendidikan karakter
Ppt. pendidikan karakterReni H_dika BK
 
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...RAFITA AL QORNY
 
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikPresentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikharis07_slideshare
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
Teori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanTeori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanFrans Dione
 

Mais procurados (20)

kepemimpinan leadership
kepemimpinan leadershipkepemimpinan leadership
kepemimpinan leadership
 
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Materi Kepemimpinan
Materi KepemimpinanMateri Kepemimpinan
Materi Kepemimpinan
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Kepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasiKepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasi
 
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)
 
Ppt. pendidikan karakter
Ppt. pendidikan karakterPpt. pendidikan karakter
Ppt. pendidikan karakter
 
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
 
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikPresentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
 
Analisis jabatan ppt
Analisis jabatan pptAnalisis jabatan ppt
Analisis jabatan ppt
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Presentasi kepemimpinan
Presentasi kepemimpinanPresentasi kepemimpinan
Presentasi kepemimpinan
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
Teori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanTeori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinan
 

Semelhante a Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan

Model pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusanModel pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusanhasril ariel
 
Tugas sistem informasi management tm 12
Tugas sistem informasi management tm 12Tugas sistem informasi management tm 12
Tugas sistem informasi management tm 12RirihrahmahPutri
 
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...AndreasTanjaya_43218120078
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...SeptianCahyo10
 
Makalah sistem informasi
Makalah sistem informasiMakalah sistem informasi
Makalah sistem informasi110277
 
Tugas administrasi pendidikan kel 6
Tugas administrasi pendidikan kel 6Tugas administrasi pendidikan kel 6
Tugas administrasi pendidikan kel 6Viki Dita
 
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.pptbab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.pptPujieRetnasuminar2
 
Materi Decision support systems (DSS) Pertemuan 1
Materi Decision support systems (DSS) Pertemuan 1Materi Decision support systems (DSS) Pertemuan 1
Materi Decision support systems (DSS) Pertemuan 1enruerisnurkholis
 
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM PENGAMBI...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM PENGAMBI...TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM PENGAMBI...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM PENGAMBI...ArifPrasetyo19
 
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...Alfi Nurfazri
 
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017Namira Jasmine
 
Management dasar
Management dasarManagement dasar
Management dasarTodSavior
 
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018munikaonly
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)RaniaRaniaJuita
 
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusanPertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusansandi217
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan ismailagenk
 

Semelhante a Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan (20)

Model pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusanModel pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusan
 
Tugas sistem informasi management tm 12
Tugas sistem informasi management tm 12Tugas sistem informasi management tm 12
Tugas sistem informasi management tm 12
 
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
 
Muti tqm bab 7
Muti tqm bab 7Muti tqm bab 7
Muti tqm bab 7
 
To+pancen+oye
To+pancen+oyeTo+pancen+oye
To+pancen+oye
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
 
MATERI HUKUM.ppt
MATERI HUKUM.pptMATERI HUKUM.ppt
MATERI HUKUM.ppt
 
Makalah sistem informasi
Makalah sistem informasiMakalah sistem informasi
Makalah sistem informasi
 
Tugas administrasi pendidikan kel 6
Tugas administrasi pendidikan kel 6Tugas administrasi pendidikan kel 6
Tugas administrasi pendidikan kel 6
 
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.pptbab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
 
Materi I dan 2.pdf
Materi I dan 2.pdfMateri I dan 2.pdf
Materi I dan 2.pdf
 
Materi Decision support systems (DSS) Pertemuan 1
Materi Decision support systems (DSS) Pertemuan 1Materi Decision support systems (DSS) Pertemuan 1
Materi Decision support systems (DSS) Pertemuan 1
 
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM PENGAMBI...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM PENGAMBI...TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM PENGAMBI...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM PENGAMBI...
 
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
 
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
 
Management dasar
Management dasarManagement dasar
Management dasar
 
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
 
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusanPertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
 

Mais de Jusup Debataraja

Mais de Jusup Debataraja (9)

Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupDaftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidup
 
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUPDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
 
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
 
BAB V
BAB VBAB V
BAB V
 
BAB IV
BAB IVBAB IV
BAB IV
 
BAB III
BAB IIIBAB III
BAB III
 
BAB II
BAB IIBAB II
BAB II
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
Pengaruh Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Rendahnya Pengguna KB di Po...
Pengaruh Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Rendahnya Pengguna KB di Po...Pengaruh Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Rendahnya Pengguna KB di Po...
Pengaruh Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Rendahnya Pengguna KB di Po...
 

Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan

  • 1. UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah : Pengambilan Keputusan Dan Kebijakan Pendidikan SKS : 3 Sifat Ujian : Take Home Dosen : Dr. Sukarman Purba, ST, M.Pd Nama Kelompok : 1. Jusup Debataraja NIM : 8146132030 2. Mangatas Simamora NIM : 8146132014 1. Menurut Sdr mengapa sulit menentukan suatu Keputusan? Berikan contoh dalam hal apa anda sulit menentukan keputuan tersebut? Kendala-kendala apa yang sdr hadapi dalam menentukan suatu keputusan untuk penyelesaian masalah, Jelaskan? Menurut sdr berapa jenis cara menentukan suatu keputusan? Jawaban : Mengambil keputusan merupakan suatu hal yang mutlak harus dilakukan seorang pemimpin serta kelompok dalam mencapai suatu tujuan bersama. Namun, kadangkala dalam mengambil keputusan seringkali dihadapkan dengan berbagai kendala-kendala yang menghambat proses pengambilan keputusan sehingga pengambilan keputusan memakan waktu yang lama dan kurang efektif dan efesien. Hal yang paling sulit dalam mengambil keputusan adalah disaat menyamakan pandangan atau persepsi bersama, dimana diharapkan hasil keputusan merupakan hasil pemikiran bersama sehingga dapat dijalankan dan dipertanggungjawabkan bersama. Kendala yang sering dihadapi dalam setiap pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah antara lain : a). Waktu dan biaya b). Data yang diperlukan kurang lengkap c). Kondisi lingkungan yang kurang kondusif d). Kurang profesional dalam merumuskan permaslahan secara tepat. Jenis-jenis cara dalam menentukan suatu keputusan antara lain : 1. Berdasarkan program dan regularitas a). Pengambilan keputusan terprogram Dimana pengambilan keputusannya bersifat rutin dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat dikembangkan suatu prosedur tertentu. Jenis pengambilan keputusan mengandung suatu respon otomatis terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya dan biasanya masalah ini bersifat pengulangan dan rutin. b) Pengambilan keputusan tidak terprogram
  • 2. Dimana pengambilan keputusan yang tidak terprogram lebih kepada masalah yang baru dan diharapkan lahirnya keputusan baru yang tidak terstruktur dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. 2. Berdasarkan tingkat kepentingannya a). Manajemen puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang bersifat strategis dan keputusan yang diambil adalah keputusan yang strategis. b).Manajemen menengah yaitu menangani permasalahan kontrol/pengawasan yang pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi, c).Manajemen Operasional yang kaitannya dengan kegiatan dengan oerasional atau harian. 3.Berdasarkan tipe persoalan a). Keputusan internal jangka pendek, yaitu kkeputusan yang kaitannya dengan kegiatan operasional. b).Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang kaitan dengan permasalahan organisasional seperti perombakan struktur organisasi. c) keputusan eksternal jangka pendek , yaitu keputusan yang kaitannya dengan persoalan yang berdampak dengan linkungan dalam rentan waktu yang relatif pendek, seperti mencari subkotrak untuk permintaan khusus. d) keputusan eksternal jangka panjang, yaitu keputusan yang kaitannya dengan semua persoalan lingkungan waktu yang relatif panjang. 4. Berdasarkan lingkungan a) pengambilan keputusan dalam kondisi pasti b). pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko c) pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti d) pengambilan keputusan dalam kondisi konflik 2. Menurut sdr hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah, dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Apa perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan secara ilmiah dengan pengambilan keputusan yang tidak ilmiah? Jawaban : Hal-hal yang diperhatikan dalam pengambilan keputusan antara lain : a). Posisi atau kedudukan seseorang 1. Letak posisi 2. Tingkatan posisi b). Masalah Apa yang menjadi penghalang untuk mencapai tujuan yang merupakan penyimpangan dari apa yang diharapkan. Masalah dibagi menjadi 2 jenis : 1. Masalah terstruktur dan 2. Masalah tidak terstruktur
  • 3. c). Situasi Keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadadi : 1. Faktor-faktor yang konstan 2. Faktor- faktor yang tidak konstan d). Kondisi keseluruhan dari faktor yang secar bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya e). Tujuan Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit, tujuan organisasi, mamupun tujuan usaha pada umumnya telah tertentu. Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain : 1. Keadaan internal organisasi a). Dana yang tersedia b). Keadaan SDM c). Kemampuan karyawan/anggota d). Kelengkapan dari peralatan organisasi e). Struktur oganisasi 2. Keadaan eksternal organisasi a). Keadaan ekonomi b). Keadaan sosial c). Keadaan politik d). Keadaan hukum e). Keadaan budaya 3. Tersedianya informasi yang diperlukan 4. Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan, meliputi penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya. Perbedaan pengambilan keputusan secara ilmiah dan tidak ilmiah adalah, Pengambilan keputusan secara ilmiah mengartikan bahwa keputusan yang diambil dan dijadikan sebagai hasil, guna pemecahan masalah telah melalui pemikiran secara rasional dimana keputusan yang diambil masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Selain itu pengambilan keputusan secara ilmiah juga menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis sehingga keputusan yang dihasilkan dapat menjamin keputusan yang layak digunakan untuk pemecahan masalah. Sedangkan keputusan tidak dengan ilmiah biasanya keputusan yang dihasilkan hanya berdasar pada intuisi atau kejadian dimasa yang lalu yang dijadikan sebagai landasan dalam mengambil keputusan sehingga terkadang keputusan yang dihasilkan kurang relevan.
  • 4. 3. Mengapa suatu model sangat penting dalam pengambilan keputusan, jelaskan dan Menurut sdr ada beberapa model dalam pengambilan keputusan, jelaskan. Jawaban : Dalam mengambil sebuah keputusan sangat diperlukan suatu model karena model adalah percontohan yang mengambil unsur yang bersifat penyederhanaan yang dapat ditiru, sedangkan pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara tepat dan benar. Pentingnya model dalam pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu adalah relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan 2. Untuk memperjelas mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu 3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel 4. untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan Jadi, model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau sistem yang kompleks sehingga situasi atau sistem itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model juga dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan. Menurut Quade model kedalam dua tipe yaitu model kuantitatif dan model kualitatif. a. Model Kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan intruksi bagi computer yang berupa program-program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau instuis mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya. b. Model kualitatif berdasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model. Menurut Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah yang seperti itu ( yang hasilnya kurang diketahui dengan pasti ). a. Model Probabilitas probabillitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event occurring). Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic atau proporsi statistic dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau melalui sample dari populasi tersebut. Sample itu sendiri merupakan bagian yang dianggap mewakili keseluruhan populasi.
  • 5. b. Konsep tentang Nilai-nilai Harapan Konsep tentang nilai harapan ini khususnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungakan bagi situasi dan kondisi yang akan datang. c. Model matrik Model matrik merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan. d. Model Pohon Keputusan Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. e. Model Kurva Indiferen Kurva indiferen ( indifference curve ) merupakan kurva ( berbentuk garis ) dimana setiap titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama. Misalnya, penggunaan barang A dan B meskipun kombinasi jumlah masing-masing berbeda, namun apabila semuanya itu berada pada titik kurva indiferen, kepuasannya sama. f. Model Simulasi Komputer Menurut model ini, pengambilan keputusan diperlukan rancang bangun ( design ) yang biasanya menggunakan computer, yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan oleh organisasi. Banyak variabel yang dapat dijadikan model, namun biasanya sulit untuk dapat mengukur dengan tepat masing-masing variabel independent, apakah ada hubungan dan pengaruh terhadap variabel independent, kalau ada berapa besarnya. Menurut Robert D. Spech mengelompokkan model dalam rangka analisis kebijakan pengambilan keputusan kedalam 5 kategori yakni sebagai berikut : a. Model Matematika Model matematika ini menggunakan teknik seperti misalnya, linear programming ( linear and dynamic programming ), teori jaringan kerja ( netmork theory ) dan sebagainya. Computer dapat digunakan, begitu pula halnya dengan kalkulator dapat juga digunakan tetapi hanya sebagai alat Bantu perhitungan saja, bukan sebagai simulator ( tiruan yang memegang peranan penting ). Dengan demikian, factor matematika tetap merupakan factor penentu, yang memegang peranan utama dalam penyelesaian dalam menetapkan kebijakan dan pengambilan keputusan. b. Model Simulasi Komputer Model ini merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan peralatan dan ukuran sama persis dengan yang sesungguhnya, misalnya simulasi cockpit pesawat terbang boeing 747, dimana calon pilot melatih diri melalui cockpit tiruan tersebut. c. Model Permainan Operasional Manusia dapat beperan apa saja dalam suatu model, misalnya dapat berperan sebagai perancang 9 designer ) dapat juga berperan sebagai pemakai, pemberi data. Tetapi dalam
  • 6. model permainan operasional ini, manusia berperan sebagai elemen atau unsure. Disini manusia digunakan atau dijadikan objek yang harus mengambil keputusan. Informasi diperoleh dari computer atau video games. Jadi computer atau video games menyajikan masalah, kemudian manusia itu yang harus mampu menyelesaikan masalahnya. d. Model Verbal Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi, yang lebih bersifat bukan kuantiatatif. e. Model Fisik Model ini merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Bagian-bagian mana yang dapat dilakukan secara serentak, dalam arti tidak uash beruntun, dan bagian-bagian mana yang harus beruntun menunggu bagian tertentu harus selesai lebih dulu baru dapat mengerjakan bagian berikutnya. Ini lebih merupakan tugas dan pengambilan keputusan seorang insinyur daripada policy maker. Menurut Robbins 1991 model pengambilan keputusan dibagi menjadi 4 yaitu : a. The satisficing model Masalah kompleks disederhanakan (hanya mengambil inti masalahnya saja / bounded rationality) sampai pada tingkat dimana pengambil keputusan siap menyelesaikannya. Logis dan rasional dalam batas yang sempit dikarenakan : 1. Informasi tak sempurna 2. Kendala waktu, biaya. 3. Keterbatasan pemahaman Langkah-langkah model pengambilan keputusan : 1. Penetapan tujuan 2. Penyederhanaan masalah 3. Penetapan standar minimum 4. Identifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi 5. Menganalisis/membandingkan setiap alternatif 6. Pemilihan alternatif terbaik (memenuhi standar) b. Model Optimasi (Pendekatan Kuantitatif) Menyusun alternatif dengan memperhitungkan untung rugi untuk setiap alternatif dengan mempertimbangkan/memperhitungkan/memperkirakan kemungkinan timbulnya macam-macam kejadian yang akan datang yang merupakan dampak dari kejadian terhadap alternatif yang dirumuskan. Akan didapat keputusan optimal, karena setidaknya telah memperhitungkan semua fakta yang berkaitan dengan keputusan tersebut (memaksimalkan hasil keputusan). Langkah-langkahnya : 1. Tetapkan kebutuhan 2. Identifikasi kriteria keputusan
  • 7. 3. Alokasikan bobot nilai pada kriteria 4. Kembangkan aternatif 5. Evaluasi alternatif tersebut 6. Pilih alternatif Asumsi : 1. Berorientasi tujuan 2. Pengambil keputusan mengenal semua kriteria yang relevan 3. Secara rasional semua kriteria dan alternatif sesuai tujuan 4. Pengambil keputusan memilih peringkat tertinggi dan manfaat maksimum c. The Implisit Favorite Model (subjektifitas cukup tinggi) Biasanya untuk keputusan yang kompleks dan tidak rutin. Mirip satisficing model, tetapi tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui evaluasi alternatif dan pengambil keputusan sudah memiliki preferency (kecenderungan) dari awal. Langkah-langaknya : 1. Penetapan tujuan 2. Identifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif berdasar preferensinya 3. Identifikasi alternatif lain, kemudian pilih satu alternatif lain sebagai pembanding 4. Memilih alternatif yang menjadi idaman pengambil keputusan. d. The intuitive model Model ini didefinisikan sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanankan tanpa analisis rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. Teradapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu : 1. A Front end aprroach Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun dari data yang lalu. 2. A back end Aprroach Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pada analisis, rasional, untuk mengidentifikasi dan mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan mengevaluasi berbagai alternatif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan beristirahat satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan pilihan keputusan akhir (final)
  • 8. 4.Kebijakan pada awalnya muncul karena ada isu, kemudian isu itu menjadi agenda kebijakan dan seterusnya diformulasikan menjadi kebijakan, tetapi tidak semua isu menjadi agenda kebijakan dan ada isu yang cepat ada pula yang lambat menjadi agenda kebijakan. Apa tanggapan anda terhadap pernyataan tersebut. Jawaban : Kebijakan muncul karena adanya isu yang merangsang mekanisme pengambilan keputusan, karena isu yang muncul menyebabkan situasi yang harus segera dijadikan pusat masalah untuk menghindari masalah-masalah yang memungkinkan akan menghambat suatu tujuan. Oleh sebab itu itu isu dijadikan menjadi suatu agenda kebijakan yang perlu dibahas bersama dalam suatu organisasi atau kelompok dan seterusnya diformulasikan menjadi kebijakan . Setiap negara dan pemerintahannya tidak terlepas dari suatu kebijakan publik. Charles O. Jones mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang digunakan dalam praktek sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. Istilah ini sering dipertukarkan dengan tujuan (goals), program, keputusan (decisions), standar, proposal, dan grand design. (Charles O. Jones). Dalam proses kebijakan publik, pemerintah tidak bisa melepaskan faktor lingkungan publik yang merupakan input, proses, dan sekaligus output kebijakan. Dimana proses kebijakannya adalah yang pertama isu kebijakan. Isu kebijakan merupakan agenda pemerintah. Isu ini adalah respon pemerintah dari input yang diberikan oleh lingkungan publik. Hal ini terkait tentang hal-hal apa yang menjadi isu di masyarakat dan direspon oleh pemerintah sebagaib sesuatu yang harus diagendakan untuk dijadikan kebijakan publik. Kedua adalah formulasi kebijakan, yaitu bagaimana pemerintah memformulasikan berbagai isu tersebut sebelum dikeluarkan sebagai sebuah kebijakan publik. Dua tahap proses yang pertama ini adalah proses politik. Yang artinya tahap-tahap tersebut tidak terlepas dari kepentingan-kepentingan politik. Ketiga adalah implementasi kebijakan, yaitu implementasi kebijakan yang telah diformulasikan dan diputusakn oleh pemerintah yang berwenang. Keempat atau yang terakhir adalah kinerja kebijakan, merupakan sebuah evaluasi kebijakan yang telah diformulasikan dan diterapkan dalam masyarakat. Sehingga memunculkan pertanyaan apakah kebijakan tersebut telah berjalan efektif. Evaluasi kebijakan tersebut merupakan sebuah output kebijakan yang juga berfungsi sebagai umpan balik terhadap proses input kebijakan selanjutnya. Lingkungan kebijakan disini adalah masyarakat yang menerima dan melaksanakan kebijakan tersebut. Tahap kedua dan tahap ketiga merupakan sebuah proses kebijakan. Yaitu bagaimana kebijakan tersebut dirumuskan oleh pemerintah dari input dan kemudian implementasinya. Tidak semua isu menjadi agenda kebijakan dan ada isu yang cepat dan ada juga lambat menjadi agenda kebijakan. Hal ini disebabkan karena isu kebijakan yang akan masuk agenda perumusan kebijakan merupakan kesepakatan dan juga hasil konflik yang terjadi diantara elit politik sendiri. Sementara masyrakat tidak memiiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini tentang isu kebijakan yang seharusnya menjadi agenda politik ditingkat atas.
  • 9. 5.Telah banyak kebijakan pendidikan dibuat, baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/kota sebagai upaya mengatasi masalah pendidikan. Akan tetapi, permasalahan dalam mnajemen pendidikan tetap ada dan tidak pernah selesai, menurut pendapat sdr :(a) Apakah penyebabnya bila dilihat dari proses kebijakan? (b) Dari mana harus dimulai memperbaikinya? (c) Apakah untuk menyelesaikan suatu masalah itu harus dibuat kebijakan sebanyak-banyaknya? Berikan alasan! (d) Jika sdr sebagai pembuat kebijakan, mana yang penting pengetahuan tentang kebijakan atau pengetahuan mengenai kebijakan, jelaskan!, (e).Bila anda berpendapat kebijakan itu dipandang sebagai sebuah proses, jelaskan dan berikan contoh? Jawaban :
  • 10. 6.Otonomi pendidikan bila dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan konsepnya akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Bagaimana pendapat sdr pelaksanaan otonomi pendidikan di Indonesia, jelaskan! Apaka kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan otonomi pendidikan? Upaya apa yang harus dilakukan pengambil kebijakan, sekolah dan pendidik agar kualitas pendidikan semakin meningkat bila dikaitkan dengan fungsi-fungsi Manajemen? Jawaban : Pelaksanaan otonomi yang telah diterapkan di indonesia sejak tahun 2001 sudah nampak beberapa hal positif dalam pelaksanaanya, misalnya banyak daerah terutama daerah yang kaya memiliki semangat memajukan pendidikan bagi masyrakatnya dengan meningkatkan anggaran pendidikan pada APBD. Langkah yang dilakukan adalah menyederhanakan dan mempersingkat biokrasi pendidikan didaerah, meningkat inisiatif dan kreatif daerah dalam mengelolah pendidikan yang lebih memungkinkan tercapainya pemerataan pendidikan pada daerah-daerah terpencil. Adapun kendala-kendala dalam pelaksanaan otonomi pendidikan antara lain: 1. Masalah kurikulum Kondisi masyrakat indonesia adalah heterogen dan masing-masing daerah mempunyai kesiapan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam pelaksanaan otonomi pendidikan. Permasalahan relevansi pendidikan selam ini diarahkan kurangnya kepercayaan pemerintah pada daerah untuk menata sistem pendidikan yang sesuai dengan kondisi objektif didaerahnya. Untuk itu kurikulum suatu lembaga pendidikan jangan hanya sekedar daftar mata pelajaran saja, tetapi lebih luas lagi yakni berisi kondisi yang sesuai dengan karakteristik daerah. 2. Masalah SDM SDM merupakan pilar utama dalam mengimplementasikan otonomi pendidikan karena SDM yang kurang profesional akan menghambat pelaksanaanya. Misalkan ada beberapa tenaga kependidikan bahkan kepala dinas pendidikan diangkat dari camat. 3. Masalah Dana, Sarana, dan Prasarana Pendidikan Persoalan dana merupakan persoalan yang paling krusial dalam perbaikan dan pembangunan sistem pendidikan di Indonesia. Selama ini dikeluhkan mutu pendidikan rendah karna dana yang tidak mencukupi atau anggaran untuk pendidikan yang masih rendah. Demikian juga sarana dan prasarana kurang memadai untuk mendukung terbangunannya sistem pendidikan di Indonesia. 4. Masalah organisasi kelembagaan Dalam hal kelembagaan pendidikan anatar kabupaten/kota dan provinsi tidak sama dan terkesan berjalan sendiri-sendiri, baik menyangkut struktur, nama organisasi kelembagaan , dll. Menurut UU memang ada kewenangan lintas kabupaten/kota tetapi kenyataan itu hanya dalam tataran konsep, praktiknya tidak berjalan.
  • 11. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen antara lain: 1. Perencanan Meningkatkan perencanan dalam pelaksanaan sistem pendidikan mulai dari kurikulum, Sumber Daya Manusia dan Dana serta sarana dan prasaran diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara menyeluruh dan mendapat respon positif dari berbagai kalangan masyrakat. 2. Pengelolaan Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas serta prosedur yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengelolaan juga mengarah ke pembuat kebijakan harus dapat membuat kebijakan yang dapat meningkatkan sumber daya tenaga pengajar seperti melakukan program sertifikasi danprogram pelatihan guru. 3. Implimentasi dan Pengarahan Proses implimentasi program agar dapat dijalan oleh semua pihak dalam bidang pendidikan serta memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggunggjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. 4. Pengawasan dan Pengendalian Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kebijakan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan. 7.Kebijakan pemerintah untuk menerapkan Kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah merupakan keharusan yang harus ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berkarakter. (a). Menurut sdr pemberlakuan kurikulum tersebut merupakan kebijakan yang tepat, berilan argumentasi anda? (b). Bagaimana upaya pemerintah, sekolah dan guru untuk dapat melaksanakan kurikulum 2013 tersebut dengan baik? (c). Apa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam pemberlakuan kurikulum 2013 tersebut? (d). Apa saran sdr terhadap pemberlakuan kurikulum 2013 tersebut agar pelaksanaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan? Jawaban : a). Kebijakan pemerintah untuk menerapkan kurikulum 2013 sudah merupakan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan mutu dan kualitas sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan serta menyempurnkan kurikulum-kurikulum pendidikan yang sudah ada sebelumnya. Munculnya kurikulum 2013 ini disertai dengan kemajuan di era globalisasi sehingga dapat menghasilkan pendidik dan anak didik
  • 12. yang mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi, serta peran pemerintah memperbaiki moral anak bangsa yang selama telah mengalami degradasi. b). Upaya Pemerintah antara lain: 1. Pemerintah menunjuk atau memilih sekolah-sekolah untuk menjadi proyek percontohan pelaksanaan program terbaru pendidikan. 2.Pemerintah melakukan diklat kurikulum terhadap guru inti, kepala sekolah dan pengawas, 3. Mendampingi ketiga komponen tersebut dalam pengimplementasian kurikulum 2013 Upaya sekolah antara lain : 1.Sekolah melakukan pelatihan-pelatihan berupa MGMP guru mata pelajaran dengan mendatangkan tim pelatihan kurikulum 2013 baik dari dinas pendidikan maupun dari utusan sekolah yang telah telah di tunjuk setelah mengikuti pelatihan sebelumnya. 2.Mengatur anggaran dan budget agar sekolah mampu membiayai kreatifitas guru sebagai dampak positif dari penerapan kurikulum 2013 3.Sekolah membuat komite kurikulum yang bertugas mengatur rapat rutin demi menciptakan dengan menciptakan kurikulum yang berbasis sekolah. Upaya Guru antara lain : 1. Guru harus mempunyai mental pembelajar dan adaptif terhadap perubahan 2. Guru harus mempunnyai sikap mendahulukan kepentingan muridnya 3. Guru harus mempunyai persiapan sebelum mengajar di kelas c). Kendala atau hambatan dalam pemberlakuan kurikulum 2013 antara lain : 1. Buku pelajaran yang masih terbatas 2.belum siapnya seluruh guru dalam memahami kurikulum 2013 3.Guru belum sepenuhnya memahami penilaian otentik 4. Pendampingan oleh pengawas pendidikan masih kurang intensif 5. guru belum mengenal ragam pembelajaran saintifik d). saran kami adalah agar upaya perbaikan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kurikulum 2013 terus digalakkan. Dan kegiatan pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 perlu terus dilakukan, baik yang difasilitasi sekolah, dinas pendidikan terutama pemerintah pusat. Kemudian suvervisi pembelajaran seyogianya menjadi kebutuhan setiap guru dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang dilakukannya dan untuk memastikan diri sebagai seorang pembelajar yang terus belajar mengasa kemampuan diri.
  • 13. 8.Kemukakan suatu masalah pendidikan di Kabupaten/Kota sdr dan kemudian kebijakan apa yang akan dilakukan, beri argumentasinya, apa tujuan yang ingin dicapai dan tetapkan indicator pencapaian tujuannya. Analisis berdasarkan SWOT perencanan stategis tempat sdr bekerja (sdr tentukan topiknya) dan Idnentifikasi factor internal dan ekstrrnalnya dan tentukan strategi pengembangan dalam meningkatkan kinerja tempat sdr bekerja. Jawaban : ( Disamakan tempat bekerja dengan Jusup Debataraja) Masalah pendidikan di tempat saya bekerja di Kotamadya Gunungsitoli-Nias adalah kurangnya tenaga pendidik ( guru ) disetiap sekolah yang seharusnya dipenuhi. Kekurangan ini menyebabkan kurangnya efektif yang mengharuskan guru mengajarkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan jurusannya. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar dipenuhinya tenaga pendidik/guru disetiap sekolah agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Indikator pencapaiannya adalah pemenuhan tenaga pendidik/guru sesuai dengan jurusannya. Analisis SWOT perencanaan strategis: 1. Kekuatan
  • 14. 5. Telah banyak kebijakan pendidikan dibuat, baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/kota sebagai upaya mengatasi masalah pendidikan. Akan tetapi, permasalahan dalam mnajemen pendidikan tetap ada dan tidak pernah selesai, menurut pendapat sdr :(a) Apakah penyebabnya bila dilihat dari proses kebijakan? (b) Dari mana harus dimulai memperbaikinya? (c) Apakah untuk menyelesaikan suatu masalah itu harus dibuat kebijakan sebanyak-banyaknya? Berikan alasan! (d) Jika sdr sebagai pembuat kebijakan, mana yang penting pengetahuan tentang kebijakan atau pengetahuan mengenai kebijakan, jelaskan!, (e).Bila anda berpendapat kebijakan itu dipandang sebagai sebuah proses, jelaskan dan berikan contoh?