SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
   ( Kurikulum dan Pembelajaran Matematika)


                   DISUSUN OLEH:


           Nama: DEA NINDRIA IMANSARI
                   NPM: 111 300 32
                 KELAS: III A- MIPA
         PENDIDIKAN MATEMATIKA/MIPA


                DOSEN PENGAMPU :
      Dosen pengampu: Drs. Joko Sutrisno AB, M.Pd




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
     PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
         (STKIP-PGRI) BANDAR LAMPUNG
                         2012
DAFTAR ISI




BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
       …………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah
      …………………………………………………………………
1.3 Tujuan dan Manfaat
       …………………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pembelajaran Efektif
       …………………………………………………
2.3 Kondisi Pembelajaran Efektif
       …………………………………………………
2.4 Langkah-Langkah dalam Menciptakan Pembelajaran Efektif
       …………………
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
       …………………………………………………………………
B. Daftar Putaka
      …………………………………………………………………




                                                             2
KATA PENGANTAR


       Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmatNya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Tujuan saya membuat makalah ini adalah
sebagai pelengkap tugas matakuliah Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Sesuai
dengan judulnya yaitu Pembelajaran yang Efektif makalah ini diharapkan dapat membatu
para pembacanya dalam mengambil strategi pembelajaran yang tepat serta menjadikan
makalah ini sebagai referensi pengajaran. karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh
penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan.


       Tidak lupa ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kepada bapak Drs. Joko
Sutrisno AB, M.pd sebagai dosen pembimbing serta semua pihak yang telah turut
membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin




                                                 Bandar lampung, 17 November 2012
                                                                    Penulis




                                                                                   3
BAB 1
                                      PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
     Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan     ilmu   dan    pengetahuan,     penguasaan       kemahiran   dan   tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.Proses pembelajaran
dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan
kapanpun.Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang
profesi,mempunyai peranan sangat vital dalam proses belajar mengajar untuk membawa
anak didiknya kepada kedewasaan dalam arti luas.Bahkan boleh dikatakan bahwa
keberhasilan belajar mengajar ini 60% terletak ditangan guru.


         Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu
aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat
dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar
mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa
sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu



                                                                                       4
mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk
memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus
(rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif
peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka
miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan
menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi
maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.


      Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran
yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan
tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat
perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat
pembelajaran yang tepat.


        Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas,
penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam
mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan
siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar,
pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.


      Makalah ini membahas bagaimana menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau
dari hakikat sebenarnya, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran
yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.




                                                                                    5
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud pembelajaran efektif ?
2. Ciri-ciri pembelajaran efektif?
3. Bagaimna menciptakan kondisi belajar yang efektif ?
4. Apakah langkah-langkah yang digunkan dalam menciptakan pembelajaran efektif ?
5. Apa saja suasana pembelajaran yang efektif?
6. Apa saja upaya memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif
7. Apa saja metode pembelajaran efektif?
8. Apa saja strategi pembelajaran yang efektif?
9. Bagaimana cara mengajar yang efektif?


1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Agar pembaca dapat mengerti dan mengetahui apa sebenarnya pembelajaran yang efektif
itu dengan cirri-ciri,cara menciptakan kondisi belajar ,langkah-langkah,suasana,upaya
metode,strategi serta bagaimana cara mengajarkan pembelajran efektif itu sehingga
pembelajaran efektif itu dapat terlaksana dengan baik sehingga baik proses maupun hasil
yang dicapai peserta didik dapat maksimal.




                                                                                        6
BAB 2
                                 PEMBAHASAN


2.1 DEFINISI PEMBELAJARAN EFEKTIF
   Definisi pembelajaran
  1. Menurut Sadiman, 1998.
         Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata bahasa inggrisnya
     instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada
     pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks pembelajar-belajar di kelas
     (ruang) formal maka pembelajaran atau instruction mencakup pula kegiatan
     belajar mengajar yang tak dihadiri pembelajar secara fisik. Oleh karena dalam
     instruction yang ditekankan adalah belajar, maka usaha-usaha yang terencana
     dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri
     pembelajar, kita sebut pembelajaran.
  2. Menurut AECT, 1986.
     Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja
     dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar pada diri pembelajar.
     Pembelajaran merupakan set khusus pendidikan.
  3. Menurut Degeng dan Miarso, 1993.
     Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksananakan secara sistematik dimana
     setiap komponen saling berpengaruh. Dalam proses secara implicit terdapat
     kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai
     hasil pembelajaran yang diinginkan.
  4. Menurut Gagne, 1988.
     Pembelajaran adalah usaha pembelajar yang bertujuan untuk menolong
     pembelajar. Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi
     terjadinya proses belajar pebelajar. Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi




                                                                                      7
terjadinya belajar pebelajar, tidak selamanya berada di luar pebelajar, tetapi juga
       berada di dalam diri pebelajar.
   5. Menurut Winataputra, 2001.
       Pembelajaran adalah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
       pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.


   Definisi efektif
       Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan sifatnya              yang menekankan pada
pemberdayaan siswa secara aktif. Pembelajaran menekankan pada penguasaan
pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi,
tentang apa yang dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan
hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran efektif merupakan sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah laku
dari hasil pembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman dirinya dan dari
lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.
Efektif itu artinya mencapai target yang ditetapkan dalam rencana. Oleh karena itu
perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan kiteria target dan guru
melakukan pengukuran pencapaian. Jadi, mengajar yang efektif itu jika pelaksanaannya
terdapat instrumen untuk mengukur keberhasilan dan melaksanakan pengukuran. Pada
hakikatnya pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja
terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran
yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan,
kesempatan    dan     mutu    serta      dapat   memberikan    perubahan     prilaku    dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.


   Definisi pembelajaran yang efektif menurut beberapa pakar yaitu:
   1. Miarso (dalam Bambang Warsita, 2008: 287), “Pembelajaran yang efektif adalah
       belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian
       prosedur yang tepat”. Pengertian ini mengandung dua indikator, yaitu terjadinya
       belajar pada siswa dan apa yang dilakukan guru.



                                                                                             8
2. Dick dan Reiser (dalam Bambang Warsita, 2008: 288), “pembelajaran efektif
       adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar
       keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat peserta
       didik senang”. Jadi ketika siswa senang dalam belajar, mereka akan mudah
       menerima ilmu yang diberikan oleh guru.


   3. Dick&Carey menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set
       materi
       dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
       menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang
       perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran.


       Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi
siswa. Lebih dari itu pembelajaran efektif menekankan bagaimana agar siswa mampu
belajar dengan cara belajarnya sendiri. Melalui kreativitas guru, pembelajaran di kelas
menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Perwujudan pembelajaran efektif dan
meberikan kecakapan hidup kepada siswa.


2.2 CIRI-CIRI PEMBELAJARAN EFEKTIF
   Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan
sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil
yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting untuk mengetahui cirri-
cirinya. Adapun Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri[15]:
   1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan
       dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis.
       Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain-
       lain.
   2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
       menjadi hidup.



                                                                                     9
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang
       guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
   4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang
       saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi
       kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
   5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
   6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari
       sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada
       pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada
       diri orang lain.
   7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari
       faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika
       diperlukan

Selain itu Ciri pengajaran Efektif juga dapat diketahui dengan berpusat pada siswa:
   1. Interaksi eduktaif, Guru-Siswa
   2. Suasana demokratis
   3. Metode yang bervariasi
   4. Bahan belajar bermanfaat
   5. Lingkungan kondusif
   6. Suasana belajar menunjang


Selain mengetahui karakteristik belajar yang efektif perlu diketahui juga bagaimana
Karakteristik Guru Efektif, hal ini berguna untuk mengetahui keahlian dan
keprofesionalan seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif.
Adapun karakteristknya yaitu:


   1. Memiliki minat terhadap mata pelajaran
   2. Memiliki kecakapan untuk menafsirkan suasana/iklim psikologis siswa
   3. Menumbuhkan semangat belajar
   4. Memiliki imajinasi dalam menjelaskan



                                                                                      10
5. Menguasai metode/strategi pembelajaran
   6. Memiliki sikap terbuka terhadap siswa


Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Bambang Triwarsita, 2008: 289) menyebutkan ciri
pembelajaran yang efektif sebagai berikut:
   1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
       mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan
       perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep generalisasi berdasarkan
       kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
   2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam
       pelajaran.
   3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.
   4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta
       didik dalam menganalisis informasi.
   5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan
       berpikir.
   6. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan
       gaya pembelajaran guru.

       Dengan memperhatikan ciri dari pembelajaran yang efektif, maka guru harus
membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman
dalam belajar.


2.3 KONDISI PEMBELAJARAN EFEKTIF
    Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi yang strategi
yang dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran
tersebut. Dalam menciptakan kondisi yang baik, hendaknya guru memperhatikan dua hal:
pertama, kondisi internal merupakan kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri,
misalnya kesehatan, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Kedua, kondisi
eksternal yaitu kondisi yang ada di luar pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah,
penerangan serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif



                                                                                      11
diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya ruang belajar harus bersih,
tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup terang,
tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana yang diperlukan dalam belajar yang
cukup atau lengkap. Keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas memang tidak
semata tergantung guru, tetapi melibatkan banyak faktor, diantaranya keaktifan siswa,
tersedianya fasilitas belajar, kenyamanan dan keamanan ruangan kelas dan beberapa
faktor lainnya, kendati memang keberadaan guru merupakan faktor penentu dalam
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif.


Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam
belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini
besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat,
bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan
kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.




2.4     LANGKAH-LANGKAH                DALAM        MENCIPTAKAN      PEMBELAJARAN
EFEKTIF


Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu dilakukan langkah-
langkah berikut ini:


1.     Melibatkan Siswa Secara Efektif
           Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar.
Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain :


      a. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen dsb.
      b. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb.



                                                                                     12
c. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan
pengarahan guru dsb.
     d. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
     e. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis dsb.


Setiap jenis aktivitas memiliki kadar atau bobot yang berbeda, tergantung pada segi
tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Yang jelas, aktivitas
kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau
lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa :
     1. Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara
        menggunakan berbagai teknik mengajar.
     2. Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan
        pembelajaran.
     3. Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus
        mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran.




2.   Menarik Minat dan Perhatian Siswa
       Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam
belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini
besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat,
bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan
kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.




                                                                                        13
3.       Membangkitakan motivasi Siswa


            Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat
mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi
siswa sehingga ia mau belajar[18]. Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan
motivasi siswa :
     •     Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan
           prestasi belajarnya;
     •     Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan
           kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut,
           sehingga siswa terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut.
     •     Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan
           pembelajaran.
     •     Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih
           sukses dengan usahanya sendiri;
     •     Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.
     •     Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin.




4.   Memberikan pelayanan individu Siswa


            Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran adalah kurangnya
pemahaman guru tentang perbedaan individu antar siswa. Guru sering kurang menyadari
bahwa tidak semua siswa dalam suatu kelas dapat menyerap pelajaran dengan baik.
Kemampuan indiviadual mereka dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Disinilah
sebenarnya perlunya keterampilan guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar
dapat diserap oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah


                                                                                          14
perlu adanya pelayanan individu siswa sehingga semua siswa dapat memahami materi
yang disampaikan secara maksiamal.


5. Menyiapkan dan menggunakan berbagai media dalam pembelajaran


         Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika
mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa
dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Sebab, pembelajaran yang
mengggunakan banyak verbalisme tentu akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran
akan lebih menarik, bila siswa merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran
dari gurunya.


Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman
kongkret yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai
dan manfaat alat peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di
kelas. Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
   •   Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa
       terhadap materi pelajaran yang diasjikan.
   •   Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman
       siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
   •   Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.

2.5 SUASANA PEMBELAJARAN EFEKTIF
        Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan pengajaran sangat
tergantung pada kemampuan mengatur kelas yang dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan anak didik dapat belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan
pengajaran. Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan
dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Dalam kaitan dengan proses belajar
mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam




                                                                                   15
kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan
siswa maupun siswa dengan siswa.
          Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati, bahwa terjadinya
proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu :
1. siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk
melaksanakan tugas ajar.
2. terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.


          Untuk mewujudkan suasana kelas yang mendukung proses belajar mengajar yang
dapat membantu efektivitas proses belajar mengajar yaitu :
1. Memanggil setiap murid dengan namanya
2.    Selalu bersikap sopan kepada murid,
3.    Memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid
tertentu.
4. Merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap pelajaran
5.    Mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin anda capai dalam
pelajaran ini.
6. Dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran.
7. Memberikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara.
8. Bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid.


          Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar,
meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan
bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, maka diperlukan pengorganisasian
kelas yang memadai. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam
pelaksanaan proses pembelajaran:
     a.   suasana belajar yang menyenangkan
     b. Suasana bebas
     c.     Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai




                                                                                       16
2.6 Upaya Memelihara Kondisi dan Suasana Belajar yang Efektif
      Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru juga hendaknya mampu mengelola
kelas dengan baik, karena kelas merupakan lingkungan belajar yang paling utama dan
merupakan aspek lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan dengan baik.
Lingkungan kelas hendaknya diatur dan diawasi sedemikian rupa agar kegiatan belajar
lebih terarah dan dapat merangsang siswa untuk giat belajar serta aktif mengikuti
pelajaran.
Strategi pengelolaan kelas adalah pola/siasat, yang menggambarkan langkah-langkah
yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap
kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Upaya-upaya yang dilakukan ini merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus
memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi
dapat dicapai dengan maksimal.


1.   Tanggung jawab Pendidik
      Dalam memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka guru sebagai
pembimbing mempunyai tanggung jawab yang besar dalam melaksanakannya. Adapun
yang harus dilakukan seorang guru adalah:
     a.   Guru sebagai perancang pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk
          merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif, yang berarti harus
          memiliki pengetahuan dan keahlian yang profesional serta kesiapan pada proses
          belajar mengajar.
     b. Guru sebagai pengelolah pengajaran, dituntut untuk memiliki kemampuan
          mengelolah seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan
          suasana belajar yang menguntungkan bagi siswa sehingga siswa benar-benar
          belajar secara efektif




                                                                                      17
c. Guru sebagai evaluator of learning, dituntut untuk secara terus menerus
           mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.
           Informasi ini merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar
           sehingga memperoleh hasil yang optimal.
     d. Guru sebagai pembimbing, dituntut untuk mengadakan pendekatan secara
           instruksional yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar
           berlangsung.
     e. Guru harus menjadi pembimbing dan penyuluh yang tegas yang memelihara dan
           mengarahkan perkembangan pribadi dan keseimbanggan mental murid-muridnya.
           Guru juga menjadi orang tua murid didalam mempelajari dan membangun system
           nilai yang dibutuhkan dalam masyarakat dalam dewasa ini.


2.   Penataan Lingkungan Belajar
      Dalam memelihara kondisi dan suasana yang efektif perlu adanya penataan
lingkungan belajar. Aktivitas guru dalam menata lingkungan belajar lebih terkonsentrasi
pada pengelolaan lingkungan belajar di dalam kelas.
3.   Cara pengajaran Pendidik
     Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka guru harus
mampu memilih cara yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar
adalah hal yang kompleks dan melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka seorang
Pendidik harus mampu dan menguasai beragam strategi dan perspektif serta dapat
mengaplikasikannya secara fleksibel.
      Dalam hal ini guru harus mempunyai pengetahuan dan keahlian yang profesional
dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu menguasai materi
pelajaran, strategi pengajaran, mempunyai keahlian manajemen kelas, keahlian
motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja secara efektif dengan murid dari
latar belakang kultural yang beragam. Dalam hal ini Pentingnya Guru Memotivasi Siswa
merupakan salah satu yang urgen dalam meningkatkan minat belajar siswa. Untuk itu
guru harus:
      a.    Siswa senantiasa memerlukan dorongan dari guru
      b. Siswa perlu bekerja dan berusaha sesuai tuntutan belajar



                                                                                           18
c.     Motivasi harus dimilki setiap siswa untuk ketangguhan dalam belajar


     Motivasi merupakan proses yang kompleks, hal ini terlihat bahwa motivasi
merupakan upaya untuk mengubah sesuatu hal yang bersifat positif dalam pembelajaran.
Hal ini karena:
   1) Motif merupakan sebab terjadinya tindakan
   2)      Individu memiliki kebutuhan dan harapan yang senantiasa berubah
   3) Manusia ingin memiliki kepuasan atas tercapainya kebutuhan
   4) Perilaku yang mengarah pada tujuan tidak selalu mencapai kepuasan.


    Guru harus mampu dan tahu bagaimana memotivasi siswa sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Dengan ini ada beberapa prinsip-prinsip dalam mengembangkan
memotivasi siswa yaitu:
    a.      Prinsip Kompetisi
    b.      Prinsip Pemacu
    c.      Prisnip Ganjaran dan Hukuman
    d. Kejelasan dan kedekatan tujuan
    e.     Pemahaman hasil
    f.     Pengembangan minat
    g. Lingkungan yang kondusif
   h.      Keteladanan




2.7 metode pembelajaran efektif
           1.METODE DEBAT
          Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro
dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat
orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya
dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-
masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.



                                                                                       19
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi
kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk
memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas,
misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material
manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.


2.    METODE ROLE PLAYING
     Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda
mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung
kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode ini Melibatkan seluruh siswa dapat
berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam
bekerjasama.
     1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
     2.   Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi
          dan waktu yang berbeda.
     3.   Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu
          melakukan permainan.
     4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.


3.   METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
     Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu
masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri
atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.




                                                                                            20
4. COOPERATIVE SCRIPT
    Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara
lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
5. PICTURE AND PICTURE
         Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis


6   numbered heads together
    Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi
nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor
dari siswa.


7. METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)

            Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang
          palingkompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran
          kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
          menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
          Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
          berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process
          skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya
          membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa
          dengan karakteristik yang heterogen. Adapun deskripsi mengenai langkah-
          langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:

    a.    Seleksi topik
    b. Merencanakan kerjasama
    c.    Implementasi.
    d. Analisis dan sintesis
    e.    Penyajian hasil akhir
    f.    Evaluasi




                                                                                   21
8. METODE JIGSAW
          Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar
menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam
kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru
dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab
terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari
dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar
dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan
subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut
kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan
mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam
subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk
menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan
demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.


9.        METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
               Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
     1.    Penyajian kelas
     2.    Kelompok (team)
     3.    Game
     4. Turnamen
     5.   T eam Recognize (penghargaan)



                                                                                    22
10. MODEL STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD).
    Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan
anggota lain sampai mengerti


11.MODEL EXAMPLES NON EKSAMPLES
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.
Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Kebaikan:
    1. menganalisa gambar. Siswa lebih kritis dalam
    2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
    3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
   1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
   2. Memakan waktu yang lama.


2.8 STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF
   Cara belajar yang efektif dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan
yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.Untuk
meningkatkan cara belajar yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar pembelajaran
dapat berjalan dengan optimal dan seefektif mungkin. Dalam melaksanakan strategi
tersebut, diperlukan beberapa hal yaitu:
1. Prinsip-prinsip belajar
    Prinsip belajar merupakan cara untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Dengan
adanya prinsip belajar ini, akan terjadi sebuah perubahan bagi peserta didik yang
signifikan diantaranya:
    a. Perubahan yang disadari
    b. Perubahan yang berkesinambungan
    c. Perubahan fungsional


                                                                                    23
d. Perubahan bersifat positif aktif
     e. Perubahan secara permanen
     f. Perubuhan yang terarah


2.    Esensi Belajar
     a.    Perubahan seluruh aspek pribadi
     b. Proses yang disengaja dan disadari
     c.    Terjadi karena ada dorongan/kebutuhan yang ingin dicapai
     d. Bentuk pengalaman yang sistematis, dan terarah


3.   Rangkaian aktivitas belajar
     a . Adanya kebutuhan dan tujuan : merasakan adanya kekurangan
     b. Kesiapan untuk memenuhi kebutuhan
     c.    Pemahaman situasi : melihat aspek yang terkait dengan belajar
     d.    Menafsirkan situasi : hubungan berbagai aspek
     e.    Respons : aktivitas belajar


4.    Hasil Pembelajaran
     a.     Informasi verbal
     b.    Kecakapan intelektual : diskriminasi, konsep konkret, aturan
     c.    Strategi kognitif
     d.    Sikap
     e.    Kecakapan motorik




5.   Kualitas Belajar
      a.   Belajar untuk menjadi diri sendiri
      b. Belajar untuk belajar
      c.   Belajar untuk berbuat
      d. Belajar untuk hidup bersama secara damai




                                                                           24
2.9 MENGAJAR YANG EFEKTIF
     Mengajar adalah membimbing siswa agar mereka mengalami proses belajar. Dalam
belajar para siswa menghendaki hasil belajar yang efektif: Demi tuntutan tersebut guru
harus membantu dengan cara mengajar yang efektif pula. Mengajar efektif adalah
mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif
guru harus mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang dimaksudkan hanya dapat tejadi
apabila guru mengajar menggunakan prinsip-prinsip mengajar.
      Mursel dalam hal ini mengemukakan enam prinsip mengajar, yang apabila ke-enam
prinsip mengajar itu digunakan/ditempatkan dengan sebaik-baiknya maka'-iklim belajar
yang menunjang terciptanya kondisi bagi terjadinya proses belajar akan dicapai. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
     1. Konteks
           Belajar, sebagian besar tergantung pada konteks be1ajar itu sendiri. Situasi
problematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam kerangka
konteks yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi
peserta yang aktif, justru karena tujuan itu sendiri.
Ciri-ciri konteks yang baik adalah:
      a . Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat
      b.Terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret pengalaman konkret yang
          dinamis merupakan alat untilk menyusun pengertian, bersifat sederhana dan
          pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi.




     2.    Fokus
       Proses pembelajaran perlu diorganisasikan dengan bahan be1ajar. Di samping itu
pembelajaran yang penuh makna dan dektit harus diorganisasikan di sekitar suatu fokus.
Pengajaran akan berhasil dengan menggunakan fokalisasi, sehingga mutu pembelajaran
lebih meningkat. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, harus dipilih fokus yang
memiliki ciri-ciri yang baik, seperti uraian berikut ini:
    a. Memobilisasi tujuan



                                                                                      25
b.Belajar yang efektif mempunyai ciri antara lain uniformitas (keseragaman).
    c. Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan .


     3. Sosialisasi
         Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sarna dalarn kerja kelornpok, diskusi
dan sebagainya. Mereka bertanggung jawab bersama dalam proses pepemecahan
masalah. Timbulnya pertanyaan, saran, dan komentar mendorong siswa untuk berpikir
lebih lanjut dan berusaha memperbaiki kekurangannya. Mutu makna dan efektivitas
belajar sebagian besar tergantung pada kerangka sosial tempat belajar itu sangatlah
berlaku. Di sini berlaku prinsip pengajaran sosialisasi. Kondisi sosial pada suatu kelas
banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar yang sedang berlangsung di kelas itu


     4     Individualisasi
         Dalam mengorganisasi belajar mengajar guru memperhatikan taraf kesanggupan
siswa dan merangsangnya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat
dilakukan sebaik-baiknya. BeIajar dengan penuh makna harus dilaksanakan sesuai
dengan bakat dan kesanggupan serta dengan tujuan siswa sendiri, dan dengan prosedur
eksperimental yang berlaku. lndividu yang satu bebeda dengan individu yang lain.
Belajar memang harus merupakan persoalan individual, tetapi sejauh mana percobaan
cara belajar itu dari yang dilakukan oleh individu lain, hal ini perlu diketahui.


     5     Urutan
          Belajar sebagai gejala tersendiri dan pada mengorganisasikannya dengan tetap
berdasarkan prinsip konteks, fokalisasi, sosialisasi, dan individualisasi. Namun demikian,
guru juga harus mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun
secara tepat menurut waktu atau urutannya. Untuk mencari garis yang memisahkan
belajar yang tersendiri dari rangkaian proses belajar adalah merupakan suatu abstraksi.


     6     Evaluasi
             Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak



                                                                                          26
mungkin dipisahkan dari belajar maka evaluasi harus diberikan secara wajar agar tidak
merugikan. Usaha belajar yang efektif dan suses ditambah oleh evaluasi yang bermutu
dan diskriminatif akan mengenai pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian
mutlak dari pengajaran sebagai unsur intergral di dalam organisasi belajar yang wajar.




                                                                                         27
BAB 3
                                      PENUTUP




A. KESIMPULAN
    Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran.Mengajar yang efektif berarti mencapai tujuan, siswa belajar meraih target
sesuai dengan kriteria target pada perencanaan. Mengajar yang efektif j ika siswa dapat
menyerap materi pelajaran dan mempraktekannya sehingga memperoleh keterampilan
terbaiknya.
    Mengajar yang efektif berarti guru dapat menggunakan waktu yang sesingkat-
singkatnya dengan hasil setinggi-tingginya. Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar
yang efisien.
    Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang
bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses
pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
   Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari kondisi dan suasana serta
upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan
proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan
kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu
seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang
memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.Dan suasana belajar
yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan
secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.




                                                                                      28
DAFTAR PUSTAKA
  •   http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/02/hakikat-pembelajaran-efektif.html
  •   https://www.google.co.id/
  •   http://www.scribd.com/doc/52999722/Pembelajaran-Efektif




                                                                                 29

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
suryo1
 
8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar
Jeny Hardiah
 
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaMakalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
iskawia
 
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 Makalah Ketrampilan dasar mengajar Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Suci Lintiasri
 
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
Potpotya Fitri
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Atika Aziz
 

Mais procurados (20)

RESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELASRESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELAS
 
Kompetensi mengajar
Kompetensi mengajarKompetensi mengajar
Kompetensi mengajar
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar
 
Tugas etika aulia ismi akhyas reza
Tugas etika aulia ismi akhyas rezaTugas etika aulia ismi akhyas reza
Tugas etika aulia ismi akhyas reza
 
Kesiapan guru mengajar
Kesiapan guru mengajarKesiapan guru mengajar
Kesiapan guru mengajar
 
Keterampilan Mengajar
Keterampilan MengajarKeterampilan Mengajar
Keterampilan Mengajar
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaMakalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
 
Keterampilan dasar mengajar 2 ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
Keterampilan dasar mengajar 2  ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...Keterampilan dasar mengajar 2  ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
Keterampilan dasar mengajar 2 ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
 
Pedagogik
Pedagogik Pedagogik
Pedagogik
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
makalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajarmakalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajar
 
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 Makalah Ketrampilan dasar mengajar Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
 
Merencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranMerencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode Pembelajaran
 
Managemen kelas
Managemen kelasManagemen kelas
Managemen kelas
 
Memahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi MengajarMemahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
 

Semelhante a Punya aku (20)

Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar MengajarMakalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
 
2.docx
2.docx2.docx
2.docx
 
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum PembelajarannnnnnTuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
 
Imam Royani
Imam RoyaniImam Royani
Imam Royani
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah lakuAsimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
 
Peranan pendidik-di-dalam-kelas
Peranan pendidik-di-dalam-kelasPeranan pendidik-di-dalam-kelas
Peranan pendidik-di-dalam-kelas
 
Materi paikem gembrot
Materi paikem gembrotMateri paikem gembrot
Materi paikem gembrot
 
Materi paikem gembrot
Materi paikem gembrotMateri paikem gembrot
Materi paikem gembrot
 
Power Ai
Power AiPower Ai
Power Ai
 
P O W E R A I
P O W E R  A IP O W E R  A I
P O W E R A I
 
Hakikat pembelajaran pada peserta didik disekolah
Hakikat pembelajaran pada peserta didik disekolahHakikat pembelajaran pada peserta didik disekolah
Hakikat pembelajaran pada peserta didik disekolah
 
Prinsip prinsip belajar
Prinsip prinsip belajarPrinsip prinsip belajar
Prinsip prinsip belajar
 
Muaamalah
MuaamalahMuaamalah
Muaamalah
 
Butet Kurikulum
Butet KurikulumButet Kurikulum
Butet Kurikulum
 
Butet Kurikulum
Butet KurikulumButet Kurikulum
Butet Kurikulum
 
Butet Kurikulum
Butet KurikulumButet Kurikulum
Butet Kurikulum
 
Butet Kurikulum
Butet KurikulumButet Kurikulum
Butet Kurikulum
 
Butet Kurikulum
Butet KurikulumButet Kurikulum
Butet Kurikulum
 
Belajar Resume Buku
Belajar Resume BukuBelajar Resume Buku
Belajar Resume Buku
 

Punya aku

  • 1. PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF ( Kurikulum dan Pembelajaran Matematika) DISUSUN OLEH: Nama: DEA NINDRIA IMANSARI NPM: 111 300 32 KELAS: III A- MIPA PENDIDIKAN MATEMATIKA/MIPA DOSEN PENGAMPU : Dosen pengampu: Drs. Joko Sutrisno AB, M.Pd SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) BANDAR LAMPUNG 2012
  • 2. DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………… BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Pembelajaran Efektif ………………………………………………… 2.3 Kondisi Pembelajaran Efektif ………………………………………………… 2.4 Langkah-Langkah dalam Menciptakan Pembelajaran Efektif ………………… BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………………… B. Daftar Putaka ………………………………………………………………… 2
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Tujuan saya membuat makalah ini adalah sebagai pelengkap tugas matakuliah Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Sesuai dengan judulnya yaitu Pembelajaran yang Efektif makalah ini diharapkan dapat membatu para pembacanya dalam mengambil strategi pembelajaran yang tepat serta menjadikan makalah ini sebagai referensi pengajaran. karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Tidak lupa ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kepada bapak Drs. Joko Sutrisno AB, M.pd sebagai dosen pembimbing serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin Bandar lampung, 17 November 2012 Penulis 3
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi,mempunyai peranan sangat vital dalam proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada kedewasaan dalam arti luas.Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan belajar mengajar ini 60% terletak ditangan guru. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu 4
  • 5. mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran. Makalah ini membahas bagaimana menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai. 5
  • 6. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud pembelajaran efektif ? 2. Ciri-ciri pembelajaran efektif? 3. Bagaimna menciptakan kondisi belajar yang efektif ? 4. Apakah langkah-langkah yang digunkan dalam menciptakan pembelajaran efektif ? 5. Apa saja suasana pembelajaran yang efektif? 6. Apa saja upaya memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif 7. Apa saja metode pembelajaran efektif? 8. Apa saja strategi pembelajaran yang efektif? 9. Bagaimana cara mengajar yang efektif? 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT Agar pembaca dapat mengerti dan mengetahui apa sebenarnya pembelajaran yang efektif itu dengan cirri-ciri,cara menciptakan kondisi belajar ,langkah-langkah,suasana,upaya metode,strategi serta bagaimana cara mengajarkan pembelajran efektif itu sehingga pembelajaran efektif itu dapat terlaksana dengan baik sehingga baik proses maupun hasil yang dicapai peserta didik dapat maksimal. 6
  • 7. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI PEMBELAJARAN EFEKTIF Definisi pembelajaran 1. Menurut Sadiman, 1998. Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata bahasa inggrisnya instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks pembelajar-belajar di kelas (ruang) formal maka pembelajaran atau instruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri pembelajar secara fisik. Oleh karena dalam instruction yang ditekankan adalah belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri pembelajar, kita sebut pembelajaran. 2. Menurut AECT, 1986. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar pada diri pembelajar. Pembelajaran merupakan set khusus pendidikan. 3. Menurut Degeng dan Miarso, 1993. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksananakan secara sistematik dimana setiap komponen saling berpengaruh. Dalam proses secara implicit terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. 4. Menurut Gagne, 1988. Pembelajaran adalah usaha pembelajar yang bertujuan untuk menolong pembelajar. Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya proses belajar pebelajar. Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi 7
  • 8. terjadinya belajar pebelajar, tidak selamanya berada di luar pebelajar, tetapi juga berada di dalam diri pebelajar. 5. Menurut Winataputra, 2001. Pembelajaran adalah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Definisi efektif Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Pembelajaran menekankan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi, tentang apa yang dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif merupakan sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah laku dari hasil pembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman dirinya dan dari lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Efektif itu artinya mencapai target yang ditetapkan dalam rencana. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan kiteria target dan guru melakukan pengukuran pencapaian. Jadi, mengajar yang efektif itu jika pelaksanaannya terdapat instrumen untuk mengukur keberhasilan dan melaksanakan pengukuran. Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Definisi pembelajaran yang efektif menurut beberapa pakar yaitu: 1. Miarso (dalam Bambang Warsita, 2008: 287), “Pembelajaran yang efektif adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat”. Pengertian ini mengandung dua indikator, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan guru. 8
  • 9. 2. Dick dan Reiser (dalam Bambang Warsita, 2008: 288), “pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat peserta didik senang”. Jadi ketika siswa senang dalam belajar, mereka akan mudah menerima ilmu yang diberikan oleh guru. 3. Dick&Carey menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa. Lebih dari itu pembelajaran efektif menekankan bagaimana agar siswa mampu belajar dengan cara belajarnya sendiri. Melalui kreativitas guru, pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Perwujudan pembelajaran efektif dan meberikan kecakapan hidup kepada siswa. 2.2 CIRI-CIRI PEMBELAJARAN EFEKTIF Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting untuk mengetahui cirri- cirinya. Adapun Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri[15]: 1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain- lain. 2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas menjadi hidup. 9
  • 10. 3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar. 4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain. 5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata. 6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain. 7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika diperlukan Selain itu Ciri pengajaran Efektif juga dapat diketahui dengan berpusat pada siswa: 1. Interaksi eduktaif, Guru-Siswa 2. Suasana demokratis 3. Metode yang bervariasi 4. Bahan belajar bermanfaat 5. Lingkungan kondusif 6. Suasana belajar menunjang Selain mengetahui karakteristik belajar yang efektif perlu diketahui juga bagaimana Karakteristik Guru Efektif, hal ini berguna untuk mengetahui keahlian dan keprofesionalan seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif. Adapun karakteristknya yaitu: 1. Memiliki minat terhadap mata pelajaran 2. Memiliki kecakapan untuk menafsirkan suasana/iklim psikologis siswa 3. Menumbuhkan semangat belajar 4. Memiliki imajinasi dalam menjelaskan 10
  • 11. 5. Menguasai metode/strategi pembelajaran 6. Memiliki sikap terbuka terhadap siswa Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Bambang Triwarsita, 2008: 289) menyebutkan ciri pembelajaran yang efektif sebagai berikut: 1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan. 2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran. 3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik dalam menganalisis informasi. 5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir. 6. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru. Dengan memperhatikan ciri dari pembelajaran yang efektif, maka guru harus membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman dalam belajar. 2.3 KONDISI PEMBELAJARAN EFEKTIF Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi yang strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam menciptakan kondisi yang baik, hendaknya guru memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif 11
  • 12. diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana yang diperlukan dalam belajar yang cukup atau lengkap. Keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas memang tidak semata tergantung guru, tetapi melibatkan banyak faktor, diantaranya keaktifan siswa, tersedianya fasilitas belajar, kenyamanan dan keamanan ruangan kelas dan beberapa faktor lainnya, kendati memang keberadaan guru merupakan faktor penentu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif. Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati. 2.4 LANGKAH-LANGKAH DALAM MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu dilakukan langkah- langkah berikut ini: 1. Melibatkan Siswa Secara Efektif Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain : a. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen dsb. b. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb. 12
  • 13. c. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan guru dsb. d. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek. e. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis dsb. Setiap jenis aktivitas memiliki kadar atau bobot yang berbeda, tergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Yang jelas, aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa : 1. Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar. 2. Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3. Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran. 2. Menarik Minat dan Perhatian Siswa Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati. 13
  • 14. 3. Membangkitakan motivasi Siswa Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar[18]. Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa : • Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya; • Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut. • Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. • Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri; • Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa. • Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin. 4. Memberikan pelayanan individu Siswa Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran adalah kurangnya pemahaman guru tentang perbedaan individu antar siswa. Guru sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa dalam suatu kelas dapat menyerap pelajaran dengan baik. Kemampuan indiviadual mereka dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Disinilah sebenarnya perlunya keterampilan guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah 14
  • 15. perlu adanya pelayanan individu siswa sehingga semua siswa dapat memahami materi yang disampaikan secara maksiamal. 5. Menyiapkan dan menggunakan berbagai media dalam pembelajaran Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme tentu akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila siswa merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya. Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut : • Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasjikan. • Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok. • Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan. 2.5 SUASANA PEMBELAJARAN EFEKTIF Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengatur kelas yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik dapat belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam 15
  • 16. kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : 1. siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar. 2. terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan. Untuk mewujudkan suasana kelas yang mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses belajar mengajar yaitu : 1. Memanggil setiap murid dengan namanya 2. Selalu bersikap sopan kepada murid, 3. Memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid tertentu. 4. Merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap pelajaran 5. Mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini. 6. Dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran. 7. Memberikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara. 8. Bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran: a. suasana belajar yang menyenangkan b. Suasana bebas c. Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai 16
  • 17. 2.6 Upaya Memelihara Kondisi dan Suasana Belajar yang Efektif Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru juga hendaknya mampu mengelola kelas dengan baik, karena kelas merupakan lingkungan belajar yang paling utama dan merupakan aspek lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan dengan baik. Lingkungan kelas hendaknya diatur dan diawasi sedemikian rupa agar kegiatan belajar lebih terarah dan dapat merangsang siswa untuk giat belajar serta aktif mengikuti pelajaran. Strategi pengelolaan kelas adalah pola/siasat, yang menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Upaya-upaya yang dilakukan ini merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal. 1. Tanggung jawab Pendidik Dalam memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka guru sebagai pembimbing mempunyai tanggung jawab yang besar dalam melaksanakannya. Adapun yang harus dilakukan seorang guru adalah: a. Guru sebagai perancang pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif, yang berarti harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang profesional serta kesiapan pada proses belajar mengajar. b. Guru sebagai pengelolah pengajaran, dituntut untuk memiliki kemampuan mengelolah seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang menguntungkan bagi siswa sehingga siswa benar-benar belajar secara efektif 17
  • 18. c. Guru sebagai evaluator of learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi ini merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang optimal. d. Guru sebagai pembimbing, dituntut untuk mengadakan pendekatan secara instruksional yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. e. Guru harus menjadi pembimbing dan penyuluh yang tegas yang memelihara dan mengarahkan perkembangan pribadi dan keseimbanggan mental murid-muridnya. Guru juga menjadi orang tua murid didalam mempelajari dan membangun system nilai yang dibutuhkan dalam masyarakat dalam dewasa ini. 2. Penataan Lingkungan Belajar Dalam memelihara kondisi dan suasana yang efektif perlu adanya penataan lingkungan belajar. Aktivitas guru dalam menata lingkungan belajar lebih terkonsentrasi pada pengelolaan lingkungan belajar di dalam kelas. 3. Cara pengajaran Pendidik Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka guru harus mampu memilih cara yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka seorang Pendidik harus mampu dan menguasai beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara fleksibel. Dalam hal ini guru harus mempunyai pengetahuan dan keahlian yang profesional dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran, strategi pengajaran, mempunyai keahlian manajemen kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang beragam. Dalam hal ini Pentingnya Guru Memotivasi Siswa merupakan salah satu yang urgen dalam meningkatkan minat belajar siswa. Untuk itu guru harus: a. Siswa senantiasa memerlukan dorongan dari guru b. Siswa perlu bekerja dan berusaha sesuai tuntutan belajar 18
  • 19. c. Motivasi harus dimilki setiap siswa untuk ketangguhan dalam belajar Motivasi merupakan proses yang kompleks, hal ini terlihat bahwa motivasi merupakan upaya untuk mengubah sesuatu hal yang bersifat positif dalam pembelajaran. Hal ini karena: 1) Motif merupakan sebab terjadinya tindakan 2) Individu memiliki kebutuhan dan harapan yang senantiasa berubah 3) Manusia ingin memiliki kepuasan atas tercapainya kebutuhan 4) Perilaku yang mengarah pada tujuan tidak selalu mencapai kepuasan. Guru harus mampu dan tahu bagaimana memotivasi siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dengan ini ada beberapa prinsip-prinsip dalam mengembangkan memotivasi siswa yaitu: a. Prinsip Kompetisi b. Prinsip Pemacu c. Prisnip Ganjaran dan Hukuman d. Kejelasan dan kedekatan tujuan e. Pemahaman hasil f. Pengembangan minat g. Lingkungan yang kondusif h. Keteladanan 2.7 metode pembelajaran efektif 1.METODE DEBAT Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing- masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. 19
  • 20. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar. 2. METODE ROLE PLAYING Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode ini Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. 1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. 2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. 3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. 4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. 3. METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. 20
  • 21. 4. COOPERATIVE SCRIPT Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. 5. PICTURE AND PICTURE Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis 6 numbered heads together Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. 7. METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang palingkompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Adapun deskripsi mengenai langkah- langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Seleksi topik b. Merencanakan kerjasama c. Implementasi. d. Analisis dan sintesis e. Penyajian hasil akhir f. Evaluasi 21
  • 22. 8. METODE JIGSAW Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan. 9. METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu: 1. Penyajian kelas 2. Kelompok (team) 3. Game 4. Turnamen 5. T eam Recognize (penghargaan) 22
  • 23. 10. MODEL STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD). Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti 11.MODEL EXAMPLES NON EKSAMPLES Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Kebaikan: 1. menganalisa gambar. Siswa lebih kritis dalam 2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar. 3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Kekurangan: 1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. 2. Memakan waktu yang lama. 2.8 STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF Cara belajar yang efektif dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan seefektif mungkin. Dalam melaksanakan strategi tersebut, diperlukan beberapa hal yaitu: 1. Prinsip-prinsip belajar Prinsip belajar merupakan cara untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Dengan adanya prinsip belajar ini, akan terjadi sebuah perubahan bagi peserta didik yang signifikan diantaranya: a. Perubahan yang disadari b. Perubahan yang berkesinambungan c. Perubahan fungsional 23
  • 24. d. Perubahan bersifat positif aktif e. Perubahan secara permanen f. Perubuhan yang terarah 2. Esensi Belajar a. Perubahan seluruh aspek pribadi b. Proses yang disengaja dan disadari c. Terjadi karena ada dorongan/kebutuhan yang ingin dicapai d. Bentuk pengalaman yang sistematis, dan terarah 3. Rangkaian aktivitas belajar a . Adanya kebutuhan dan tujuan : merasakan adanya kekurangan b. Kesiapan untuk memenuhi kebutuhan c. Pemahaman situasi : melihat aspek yang terkait dengan belajar d. Menafsirkan situasi : hubungan berbagai aspek e. Respons : aktivitas belajar 4. Hasil Pembelajaran a. Informasi verbal b. Kecakapan intelektual : diskriminasi, konsep konkret, aturan c. Strategi kognitif d. Sikap e. Kecakapan motorik 5. Kualitas Belajar a. Belajar untuk menjadi diri sendiri b. Belajar untuk belajar c. Belajar untuk berbuat d. Belajar untuk hidup bersama secara damai 24
  • 25. 2.9 MENGAJAR YANG EFEKTIF Mengajar adalah membimbing siswa agar mereka mengalami proses belajar. Dalam belajar para siswa menghendaki hasil belajar yang efektif: Demi tuntutan tersebut guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif pula. Mengajar efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang dimaksudkan hanya dapat tejadi apabila guru mengajar menggunakan prinsip-prinsip mengajar. Mursel dalam hal ini mengemukakan enam prinsip mengajar, yang apabila ke-enam prinsip mengajar itu digunakan/ditempatkan dengan sebaik-baiknya maka'-iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi bagi terjadinya proses belajar akan dicapai. Prinsip- prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Konteks Belajar, sebagian besar tergantung pada konteks be1ajar itu sendiri. Situasi problematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam kerangka konteks yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi peserta yang aktif, justru karena tujuan itu sendiri. Ciri-ciri konteks yang baik adalah: a . Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat b.Terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret pengalaman konkret yang dinamis merupakan alat untilk menyusun pengertian, bersifat sederhana dan pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi. 2. Fokus Proses pembelajaran perlu diorganisasikan dengan bahan be1ajar. Di samping itu pembelajaran yang penuh makna dan dektit harus diorganisasikan di sekitar suatu fokus. Pengajaran akan berhasil dengan menggunakan fokalisasi, sehingga mutu pembelajaran lebih meningkat. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri yang baik, seperti uraian berikut ini: a. Memobilisasi tujuan 25
  • 26. b.Belajar yang efektif mempunyai ciri antara lain uniformitas (keseragaman). c. Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan . 3. Sosialisasi Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sarna dalarn kerja kelornpok, diskusi dan sebagainya. Mereka bertanggung jawab bersama dalam proses pepemecahan masalah. Timbulnya pertanyaan, saran, dan komentar mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut dan berusaha memperbaiki kekurangannya. Mutu makna dan efektivitas belajar sebagian besar tergantung pada kerangka sosial tempat belajar itu sangatlah berlaku. Di sini berlaku prinsip pengajaran sosialisasi. Kondisi sosial pada suatu kelas banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar yang sedang berlangsung di kelas itu 4 Individualisasi Dalam mengorganisasi belajar mengajar guru memperhatikan taraf kesanggupan siswa dan merangsangnya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-baiknya. BeIajar dengan penuh makna harus dilaksanakan sesuai dengan bakat dan kesanggupan serta dengan tujuan siswa sendiri, dan dengan prosedur eksperimental yang berlaku. lndividu yang satu bebeda dengan individu yang lain. Belajar memang harus merupakan persoalan individual, tetapi sejauh mana percobaan cara belajar itu dari yang dilakukan oleh individu lain, hal ini perlu diketahui. 5 Urutan Belajar sebagai gejala tersendiri dan pada mengorganisasikannya dengan tetap berdasarkan prinsip konteks, fokalisasi, sosialisasi, dan individualisasi. Namun demikian, guru juga harus mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara tepat menurut waktu atau urutannya. Untuk mencari garis yang memisahkan belajar yang tersendiri dari rangkaian proses belajar adalah merupakan suatu abstraksi. 6 Evaluasi Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak 26
  • 27. mungkin dipisahkan dari belajar maka evaluasi harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Usaha belajar yang efektif dan suses ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif akan mengenai pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian mutlak dari pengajaran sebagai unsur intergral di dalam organisasi belajar yang wajar. 27
  • 28. BAB 3 PENUTUP A. KESIMPULAN Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.Mengajar yang efektif berarti mencapai tujuan, siswa belajar meraih target sesuai dengan kriteria target pada perencanaan. Mengajar yang efektif j ika siswa dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktekannya sehingga memperoleh keterampilan terbaiknya. Mengajar yang efektif berarti guru dapat menggunakan waktu yang sesingkat- singkatnya dengan hasil setinggi-tingginya. Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar yang efisien. Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.Dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal. 28
  • 29. DAFTAR PUSTAKA • http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/02/hakikat-pembelajaran-efektif.html • https://www.google.co.id/ • http://www.scribd.com/doc/52999722/Pembelajaran-Efektif 29