Dokumen tersebut membahas beberapa topik utama mengenai penciptaan dan evolusi berdasarkan Alkitab, di antaranya: (1) Penciptaan berasal dari Allah dan bukan kebetulan, (2) Hari-hari penciptaan harus dipahami secara literal sebagai periode 24 jam dan bukan periode panjang, (3) Sabat hari ke-7 adalah hari istirahat Allah dan harus dijunjung tinggi.
1. Pelajaran 8 untuk 23 Mei 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-
sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia
pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada
suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu
adalah terang manusia.” (Yohanes 1:1–4).
2. Berasal dari ALLAH atau kebetulan
Hari-hari literal atau periode panjang
Sabat atau Minggu
Pernikahan atau penyatuan lainnya
Dosa dan kematian, atau evolusi dan kelangsungan hidup
Apakah manusia diciptakan oleh tangan
ALLAH atau bagian dari suatu evolusi?
Dapatkah kita menafsirkan Alkitab dengan
cara tertentu sehingga kita dapat
menerima baik penciptaan Ilahi maupun
evolusi tersebut?
Apakah implikasi dari menerima atau
menolak Penciptaan dalam enam hari
dalam Kejadian 1-3 secara literal?
3. BERASAL DARI ALLAH ATAU
KEBETULAN
“Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan
bumi.” (Kejadian 1:1)
Para filsuf telah mencoba menjawab tiga pertanyaan dasar selama berabad-abad
• Dari mana saya berasal?
• Siapakah saya?
• Ke manakah saya akan pergi?
Alkitab menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut pada pasal pertamanya. Kita berada di
bumi ini bukan karena kebetulan, tetapi kita
diciptakan oleh ALLAH dengan suatu tujuan.
Alkitab juga menceritakan tentang
pra-keberadaan ALLAH, dan
pekerjaan-Nya dalam penciptaan
kita. Seluruh oknum Ke-ALLAH-an
menciptakan kita: “Baiklah Kita
menjadikan manusia” (Kejadian
1:26; lihat Kejadian 1:1 dan
Kolose 1:6).
Kita dapat percaya bahwa YESUS — Yang menciptakan Alam Semesta (Ibrani
1:2), akan menyelesaikan apa yang telah dimulai-Nya.
4. HARI- HARI LITERAL
ATAU PERIODE PANJANG
“Dan Allah menamai terang itu
siang, dan gelap itu malam. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari
pertama.” (Kejadian 1:5)
Untuk membuat Alkitab sesuai dengan teori
evolusi, sebagian orang telah menafsirkan
kata “hari” secara metafora sebagai suatu
periode waktu yang panjang.
Fakta bahwa hari-hari itu terbagi dalam
periode petang dan pagi menyoroti gagasan
bahwa hari-hari itu adalah periode 24 jam.
Tidak ada disebutkan pemisah antara hari-
hari tersebut, sehingga hari-hari itu membuat
suatu pekan yang utuh tanpa henti (hari
kedua, hari ketiga ...). Ini adalah dasar dari
Hukum Sabat (Keluaran 20:8-11).
Menolak pekan penciptaan literal
berimplikasi menolak kepercayaan
terhadap seluruh Alkitab.
5. “Enam hari pertama setiap pekan diberikan ALLAH
kepada kita untuk bekerja, karena Ia menggunakan
periode yang sama dari pekan pertama dalam
pekerjaan Penciptaan. Hari ketujuh yang ALLAH
sediakan sebagai hari istirahat, untuk memperingati
perhentian-Nya selama periode yang sama setelah Ia
melakukan pekerjaan Penciptaan selama enam hari.
Tetapi anggapan orang yang tidak percaya, bahwa
peristiwa-peristiwa pada pekan pertama memerlukan
banyak hal, periode waktu yang tidak terbatas untuk
penyelesaiannya, secara langsung menyerang dasar hari
Sabat dari perintah keempat. Hal itu membuat waktu
yang tidak terbatas dan mengaburkan apa yang ALLAH
telah buat dengan sangat jelas.”
E.G.W. (To Be Like Jesus, May 22)
6. SABAT ATAU
MINGGU
“Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia
berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang
telah dibuat-Nya itu.” (Kejadian 2:3)
Konsep pekan dalam Penciptaan di kitab Kejadian mengalami
perubahan dalam budaya kita akhir-akhir ini.
Dalam dunia usaha, beristirahat pada Minggu semakin didukung. Di
sebagian negara, beberapa kamus mendefinisikan Minggu sebagai hari
ke-7 dalam pekan. Beberapa paus telah menerbitkan surat edaran
menentang “Sabat Yahudi” (“Dies Domini”, “Laudato Si”).
Pekabaran terakhir yang akan disampaikan
ke dunia ini termasuk mengumandangkan
tentang Sabat sebagai suatu tanda akan
penciptaan ALLAH (Wahyu 14:7).
Namun, Yesus menyatakan diri-Nya
“Tuhan atas hari Sabat” (Matius 12:
8). Ia beristirahat pada hari Sabat;
Ia juga menguduskannya dan
mengajar kita untuk beristirahat
seperti yang Ia teladankan
(Keluaran 20:8-11).
7. PERNIKAHAN ATAU
PENYATUAN LAINNYA
“TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau
manusia itu seorang diri saja. Aku akan
menjadikan penolong baginya, yang sepadan
dengan dia.’” (Kejadian 2:18)
Pria dan wanita diciptakan berbeda tetapi saling melengkapi.
Mereka membentuk suatu unit keluarga bersama.
ALLAH ingin agar umat manusia hidup secara terus menerus
melalui persatuan yang sangat mendalam antara pria dan wanita.
Anak-anak adalah buah dari hubungan tersebut, dan mereka
diminta untuk menghormati orang tua mereka (Keluaran 20:12).
Dalam perintah itu, baik ayah dan ibu disebutkan gantinya
menggunakan istilah “orang tua,” menjelaskan bahwa itu adalah
suatu penyatuan yang sah.
Dunia yang dipenuhi dengan keluarga yang penuh
kasih, yang sangat menghormati ALLAH dan
menjunjung tinggi karakter-Nya dalam kehidupan
mereka dan memelihara anak-anak mereka dalam
penurutan yang rendah hati adalah tujuan semula
dalam penciptaan ALLAH.
8. DOSA DAN KEMATIAN, ATAU EVOLUSI
DAN KELANGSUNGAN HIDUP
“tetapi pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab
pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:17)Alkitab menjelaskan bahwa
kematian dimulai di dunia ini karena
dosa Adam dan Hawa (Roma 5:12).
Ini juga menjelaskan bahwa satu-
satunya cara untuk mengatasi
kematian dan memiliki kehidupan
yang kekal adalah melalui
penebusan yang disediakan Yesus
melalui kematian dan kebangkitan-
Nya (Yohanes 6:40).
Sebaliknya, teori evolusi menyatakan
bahwa manusia “diciptakan” melalui
banyak siklus perjuangan untuk
bertahan hidup dan mati. Dalam hal
itu, kematian akan melekat pada
kehidupan.
Jika kita menerima teori evolusi, kita
menerima kematian sebagai bagian
dari proses penciptaan. Itu berarti
Penebus tidak lagi diperlukan, karena
kematian tidak akan menjadi suatu
konsekuensi dari dosa.
Alkitab mengungkapkan rencana Keselamatan ALLAH dan
memberi kita janji kehidupan kekal dalam Kristus.